Anda di halaman 1dari 23

Kata Pengantar

TUGAS SEJARAH
GUA PAWON

OLEH: ANNISA HAPPYANI AZHARI DIVA AMALIA NADHILAH TRI HALIMAH ARLIN OKTAVIA KELAS X-3

SMA 1NEGERI 6 BANDUNG

Kata Pengantar
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas yang berjudul Gua Pawon. Penulisan tugas adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Sejarah di SMAN 6 Bandung Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas untuk selanjutnya. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Allah SWT. yang telah memberikan rahmatnya untuk menyesaikan tugas ini. 2. Ibu Dra. Ule Supartini, sebagai guru pembimbing. 3. Rekan-rekan kelompok. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar.2 Daftar Isi..3 Bab I Pendahuluan...4 1.1 Latar Belakang...4 1.2 Masalah Penelitian.6 1.3 Tujuan Penelitian...6 1.4 Metode Penelitian..7 Bab II Hasil Penelitian.8 2.1 Gua Secara Umum.8 2.2 Gua Pawon...10 2.3 Lembar kerja Geowisata Gua Pawon...16 2.4 Foto-Foto.18 Bab III Kesimpulan dan Saran...21 3.1 Kesimpulan..21 3.2 Saran21 Kata Penutup..22 Daftar Pustaka23

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang dapat dijadikan pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Bagi orang Cina sejarah merupakan cermin kehidupan. Tradisi penulisan sejarah bagi bangsa Cina sudah sangat tua. Raja atau dinasti yang sedang berkuasa berkewajiban untuk menuliskan sejarah raja atau dinasti yang digantikannya. Frasa semacam itu dalam bangsa Romawi kuno diungkapkannya dalam adagium : Historia Vitae Magistra, yang berarti sejarah adalah guru kehidupan. Agar dapat hidup dengan lebih baik orang harus berguru kepada sejarah. Sejarah adalah akumulasi rekaman pengalaman manusia. Mempelajari sejarah mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah dicapai manusia sepanjang abad. Dari sejarah masa lampau manusia memperoleh bekal dan titik pijak untuk membangun sejarah baru. Kehidupan manusia selalu harus berdialog dengan sejarah masa lalu untuk dapat membangun sejarah di masa sekarang, serta memproyeksikan pandangan ke dalam sejarahnya di masa mendatang. Dimensi kesejarahan menuntut manusia untuk selalu melakukan pembaharuan dan berupaya mencapai kemajuan. Menurut Robert Jones Shafer (1974) manfaat sejarah adalah sebagai berikut: 1. Memperluas pengalaman-pengalaman manusiawi. Belajar sejarah sama artinya berdialog dengan masyarakat dan bangsa manapun dan di saat kapan pun. Dari pengalaman sejarah itu orang dapat menimba pengalaman-pengalaman dalam menghadapi dan memecahkan problem-problem kehidupan dalam segala aspeknya seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pada dasarnya problem-problem kehidupan manusia hampir sama, yang berbeda adalah detail dan intensitasnya. Cara mengatasi dan memberikan tanggapan terhadap masalah, baik secara intelektual maupun secara emosional, juga tidak terlalu berbeda. Dengan belajar sejarah, karenanya, sikap dan kepribadian seseorang akan menjadi lebih matang. 2. Dengan belajar sejarah akan memungkinkan seseorang untuk dapat memandang sesuatu secara keseluruhan (to see things whole). Sejarah menawarkan begitu banyak dan bervariasi (the multiplicity or variety) kondisi dan pengalaman manusia. Tidak ada disiplin ilmu yang mampu menyajikan rekaman pengalaman manusia yang begitu menyeluruh, selain sejarah. Agama, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial lainnya memberikan sumbangan yang sama, namun hanya sebatas dan menurut cara ilmu itu sendiri. Dimensi keseluruhan dalam sejarah diharapkan akan mampu membangun keutuhan kepribadian manusia. 3. Sejarah memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas dan kepribadian bangsa. Suatu masyarakat atau bangsa tak mungkin akan mengenal siapa diri mereka dan bagaimana mereka menjadi seperti sekarang ini tanpa mengenal sejarah. Sejarah dengan identitas bangsa memiliki hubungan timbal-balik. Akar sejarah yang dalam dan panjang akan
4

memperkokoh eksistensi dan identitas serta kepribadi suatu bangsa. Bangsa itu, karenanya, akan bangga dan mencintai sejarah dan kebudayaannya. Nugent dalam bukunya Creative Huistory (1967) menjawab pertanyaan mengapa kita perlu mempelajari sejarah dari dua segi, 1. How can history help us make a living ? (Bagaimana sejarah itu dapat menolong kita untuk hidup). 2. How can history help us become better person ? (Bagaimana sejarah itu dapat menolong kita menjadi pribadi yang lebih baik) Sejarah sebagai pengalaman manusia memberikan berbagai alternatif untuk memilih begitu banyak cara hidup (a multitude of ways). Untuk menjawab pertanyaan tersebut Nugent (1967) mengatakan dengan tegas bahwa Know other peoples, know yourself. Setiap orang adalah produk masyarakat dan masyarakat adalah produk masa lampau, ialah produk sejarah. Dengan mempelajari sejarah kita akan mampu menghindari berbagai kesalahan dan kekurangan masyarakat masa lampau untuk kemudian memperbaiki masa depan. Untuk itu, sebagai awal untuk menjadi orang yang seperti itu kita mempelajari sejarah pada saat zaman purba, dengan begitu kita bisa mengetahui perkembangan yang terjadi terhadap manusia dari masa ke masa.

1.2 Masalah Penelitian Identifikasi Masalah. Sesuai dengan judul tugas ini Gua Pawon, terkait dengan hubungan antara Gua Pawon dengan sejarah masa lampau. Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apa yang ada di dalam gua pawon sehingga bisa berhubungan dengan sejarah manusia? 2. Bagaimana keadaan di dalam gua pawon? Pembatasan Masalah. Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah : a. Peran gua pawon terhadap kegiatan manusia purba b. Cara-cara agar gua pawon menjadi situs yang dapat tetap kita jaga Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi gua pawon ? 2. Bagaimana deskripsi terjadinya gua?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini terbagi menjadi yaitu: 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yang didapat yaitu untuk mengetahui bagaimana dan juga mengetahui lebih jauh mengenai Gua Pawon. Sehingga hasil dari penelitian ini dapat menjadi informasi yang bemanfaat bagi pembaca. 2. Tujuan Untuk Penulis Bagi penulis sendiri tujuan dari melakukan atau melaksanakan penelitian yaitu untuk mengetahui seperti apa itu Gua Pawon. Sehingga dapat menjadi ilmu dan pengetahuan labih dari apa yang sudah didapat.

1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pola penelitian berupa pengumpulan data yang ada di internet dan berupa teori serta hasil observasi dilapangan yang ada tentang peranan Gua Pawon dalam kehidupan manusia purba. 1.4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berada di Pasir Pawon, Kampung Cibukur, Desa Gunung Masigit,Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan waktu penelitian ini dilaksanakan pada 6 Februari. 1.4.3 Analisis Data Dari hasil penelitian yaitu berupa pengumpulan data yang ada baik yang dari internet, data yang dari pengamatan peneliti serta data pendukung lainya maka metode analisis datanya berupa semua hal yang ada berupa analisis berdasarkan kualitatifnya. Selain itu peneliti juga menggunakan analisis deskriptif yang menggambarkan keadaan yang ada.

Bab II Hasil Penelitian


2.1 Gua Secara Umum Gua adalah suatu lubang di tanah, atau di batuan, atau di gunung yang terbentuk secara alamiah. Jadi bentukan-bentukan seperti gua yang dibuat manusia sebenarnya tidak dapat dikelompokan sebagai gua, tapi lebih tepat sebagai suatu terowongan. Gua adalah suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Bisa berbentuk suatu lorong yang panjang, gelap dan berkelok-kelok, tetapi dapat pula sebagai suatu ceruk dalam. Secara umum dikenal terjadi pada dua batuan yang jauh berbeda, yaitu pada batu gamping yang sangat intensif dan luas kejadiannya, dan pada kasus-kasus khusus di aliran lava basalt, tetapi dapat pula terjadi pada semua jenis batuan yang mengalami tingkat abrasi / erosi yang kuat melewati struktur-struktur tertentu. Gua-gua di dalam tanah telah lama dihubungkan orang dengan sejarah umat manusia dengan berbagai macam cara yang menarik sekali. Kita mengetahui bahwa pada bagian terakhir Zaman Batu Tua gua-gua didalam tanah merupakan tempat permukiman manusia pada musim dingin, karena mereka tidak punya tempat lain lagi untuk berlindung. Tetapi jauh sebelum manusia berhenti menggunakan gua-gua itu sebagai permukiman mereka, maka orang-orang pada zaman purba itu telah mempunyai keyakinan yang aneh-aneh tentang gua-gua ini. Orang orang Yunani percaya bahwa gua-gua adalah kuil tempat dewa dewa mereka bersemayam. Seperti halnya dewa Zeus, Pan, Dionysus, dan Pluto. Orang-orang Romawi menganggap bahwa gua-gua adalah tempat kediaman bagi para mambang, peri dan tukang-tukang tenung. Bangsa Persia kuno dan lain-lainnya menghubungkan gua-gua itu dengan kepercayaan dan pemujaan mereka terhadap Mithras, pemimpin dari roh-roh yang menguasai bumi ini. Sekarang ini di seluruh dunia gua-gua menjadi bahan peninjauan yang menarik perhatian sekali bagi para kaum wisatawan. Gua-gua adalah tempat-tempat yang berbentuk lubang yang dalam pada tanah sisi perbukitan atau dinding batu karang. Gua-gua raksasa di dalam tanah disebut orang dengan istilah "caverna". Bagaimana terbentuknya gua-gua ini ada bermacammacam pula. Banyak gua-gua terjadi karena penggalian yang disebabkan oleh kekuatan hempasan ombak terhadap dinding batu karang yang terus menerus. Sebagian lagi dari gua-gua iiu berada di bawah lapisan permukaan bumi. Gua-gua semacam ini biasanya adalah bekas aliran sungai di bawah tanah yang berhasil mengikis hanyut lapisan batu-batuan yang empuk seperti batu kapur. Yang lainnya lagi terbentuk oleh goncangan gempa gunung berapi yang menggeser lapisan permukaan batu-batuan kulit bumi, atau oleh letusan yang disebabkan lahar panas. Jenis gua yang paling lain di Amerika Serikat ialah yang terbentuk dengan cara terkikis hanyutnya lapisan batu kapur yang tebal. Proses pengikisan ini dikerjakan oleh aliran air yang mengandung zat karbon dioksida di Indiana, Kentucky, dan Tennessee, dimana terdapat landasan batu-batu kapur yang luas dengan tebal rata-rata 175 kaki, maka bentuk gua di situ adalah sangat besar dan dalam. Pada sejumlah gua kita temukan lubang atau pintu pada dinding atapnya. Lubang semacam Ini kita sebut dengan isti]ah "lubang seng". Caranya lubang itu berbentuk mula-mula disebabkan oleh karena permukaan tanah itu menampung sejumlah air. Tetapi air itu
8

lama kelamaan meresap ke bawah sehingga membentuk lubang yang dalam. Beberapa gua mempunyai bentuk serambi bertingkat dengan tiang-tiang penunjang atau balok-balok karang dalam keadaan satu menindih yang lainnya. atau balok-balok karang dalam keadaan satu menindih yang lainnya. Tetapi pada banyak gua, setelah gua itu terbentuk, sungai-sungai di bawah tanah itu mengalir terus sampai mendapatkan tingkat lapisan yang lebih rendah, sehingga gua itu ditinggalkan begitu saja oleh aliran sungai itu dalam keadaan kering. Sering kali kejadian bahwa tetesan air yang jatuh dari atas atap gua itu mengandung sedikit zat kapur atau bahan mineral lainnya. Apabila sebagian dari air itu menguap lenyap, maka sebagian dari pada bahan mineral itu akan tertinggal. Lambat laun bahan-bahan yang mengendap ini membentuk "stalagtite", yakni sejenis tiang kapur yang menyerupai batu-batuan es berujung tajam, yang menggelantung dari atas permukaan atap gua itu. Air yang jatuh menetes dari stalagtite itu ke atas dasar gua lalu membentuk tiang-tiang batu yang disebut "STALAGMITE". Salah satu aspek yang harus diketahui penggemar caving adalah pengetahuan dasar geologi. Terutama bagaimana awal gua itu terbentuk, di daerah mana bisa ditemukan, sifat batuannya, jenis gua, dan sebagainya. Dengan dasar pengetahuan ini, caver (penelusur gua) bisa dengan mudah menemukan gua. Sebab, mereka hanya akan mendatangi wilayah yang banyak terdapat batu gamping. Dua unsur penting yang memegang peran terjadinya gua, yaitu rekahan dan cairan. Rekahan atau lebih tepat disebut sebagai zona lemah, merupakan sasaran bagi suatu cairan yang mempunyai potensi bergerak keluar. Cairan ini dapat berupa larutan magma atau air. Larutan magma menerobos ke luar karena kegiatan magmatis dan mengikis sebagian daerah yang dilaluinya. Apabila kegiatan ini berhenti, maka bekas jejaknya (penyusutan magma cair) akan meninggalkan bentuk gua, lorong, celah atau bentuk lain semacamnya. Ini sering disebut gua lava, biasanya di daerah gunung berapi. Daerah karst umumnya dicirikan dengan adanya closed depression, drainase permukaan dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batugamping yang lazim dan relatip mendekati. Tetapi pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kwarsa, dan di basalt dan granit dimana ada bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable). Semua tersebut diatas adalah benar-benar karst. Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses yang lain - cuaca, kegiatan hidrolik, pergerakan tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst / karst palsu (David Gillieson, 1996). Batuan sedimen batugamping disusun dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang menghasilkan kalsium karbonat sebagai bagian dari metabolismenya membentuk bagian utama dari batugamping. Komponen lainnya adalah dari pengendapan secara kimiawi atau oleh proses biokimia. Secara bersama-sama tersedimentasi pada dasar laut; dan hal ini tidak memilki karakter yang seragam diseluruh bagiannya, jadi batugamping bukan merupakan komposisi yang seragam. Hal ini melibatkan perubahan kimia yang komplek seperti halnya adalah sementasi dan rekristalisasi, silikafikasi dan dolomitasi: secara bersama-sama biasa disebut dengan istilah diagenesis. Gua-gua hanya dapat dibentuk dari batuan yang ter-litifikasi, dan jelas bahwa karakter sedimen semula dan sejarah diagenetik adalah faktor-faktor yang mengontrol lokasi

sebuah gua. Proses kelahiran sebuah gua biasa disebut dengan speleogenesis, dan fitur dari geologi sangat besar pengaruhnya. 2.2 Gua Pawon

BANGSA Indonesia kurang menghargai peninggalan masa lalu. Pernyataan tersebut kurang tepat. Yang lebih presisi adalah, jangankan menghargai masa lalu, bahkan masa depan pun dihancurkan. Gambaran tersebut cukup pas melukiskan keadaan Gua Pawon, gua peningggalan zaman prasejarah di Pegunungan Masigit, kurang lebih 25 km dari kota Bandung atau 8 km dari Tol Padalarang ke arah Cianjur. Meskipun berbagai pihak yang berselisih pendapat tentang keberadaan Gua Pawon telah berakhir, kenyataannya gua ini tetap telantar. Mengutip pendapat Ir. H. Sujatmiko, Dipl.Ing., anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), Gua Pawon merupakan situs gua prasejarah pertama yang pernah ditemukan di Jawa Barat. Nilainya sangat penting dalam upaya penelusuran jejak manusia prasejarah di provinsi ini. Menurut Dr. Harry Truman dan Dr. Thor Andy, peneliti Prancis, Gua Pawon kemungkinan besar telah dihuni dan dijadikan bengkel sejak zaman pra-neolitikum kurang lebih 10.000 tahun yang lalu hingga zaman neolitikum. Menurut para arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung, sebagai bukti bahwa Gua Pawon pernah dihuni oleh manusia purba secara terus-menerus, gua ini terdiri dari beberapa ruangan yang kemudian diberi nama-nama khusus seperti ruang utama, ruang makan, ruang dapur, ruang anak, dan lain-lain. Apalagi, di tempat ini kemudian ditemukan peralatan batu berbentuk sederhana sampai pecahan-pecahan gerabah dengan pola hias dalam jumlah yang sangat berlimpah dan bervariasi. Jika kita mengunjungi gua itu sekarang, barang-barang tersebut tidak lagi berada di tempatnya semula, melainkan berada di Balar Bandung. Meski demikian, ruangruang yang dimaksudkan masih dapat kita lihat.

10

Menaiki Gua Pawon tidak terlalu berat. Meski sedikit menanjak dan licin, tidak sulit menjangkaunya. Bahkan, anak-anak usia tiga hingga lima tahun pun mampu menaikinya, tentu mereka memerlukan bimbingan orang tua, supaya tidak jatuh ke jurang. Dapat dikatakan, Gua Pawon sangat cocok pagi para petualang tingkat pemula. Tidak terlalu sulit, tapi juga tidak terlalu mudah menjangkaunya.Kesan pertama memasuki Gua Pawon adalah bau kotoran kelelawar yang menyengat kuat. Karena, gua ini sekarang menjadi sarang kelelawar. Bunyi binatang yang gemar keluar malam hari ini terus bersahutan, sehingga semakin menyempurnakan nuansa seram sebuah gua. Sesekali terdengar bunyi mirip ketawa Nenek Lampir seperti dapat disaksikan di televisi swasta. Mungkin itu bunyi kelelawar yang begitu banyak. Namun terkadang, bunyi-bunyi itu mengesankan seperti banyak anak-anak di dalam gua sedang bermain-main.Selain bunyi kelelawar yang bersahutan di dalam gua, kita juga dapat mendengarkan berbagai macam suara dari puluhan rumah di kampung Gunung Masigit yang jaraknya 500-an meter. Bayi yang sedang menangis, kokok ayam jago dan ibu-ibu yang sedang mencuci pakaian dapat terdengar begitu jelas dari gua yang posisinya di atas perkampungan itu. Gua Pawon mirip gua di Wadi Rum (Rum Desert) di Yordania, kurang lebih 25 km dari Aqaba. Di tengah gurun padang pasir itu terdapat gunung-gunung batu, yang dicelah-celahnya terdapat gua. Di gua inilah terdapat goresan-goresan peninggalan Kerajaan Rum dua ribu tahun silam. Hanya saja, bebatuan di Wadi Rum terlihat lebih tua dan memiliki banyak gunung batu yang sangat indah. Petualang pemula tentu tidak direkomendasikan mengunjungi tempat ini, karena anginnya yang begitu kencang di tengah gurun pasir yang jauh dari perkampungan penduduk.Sementara mengunjungi Gua Pawon tidak sesulit berpetualang di Wadi Rum Yordania yang memerlukan kendaraan beroda besar. Anginnya yang sejuk menambah asri pemandangan eksotis di sekitar Gunung Masigit dan wilayah di sekitar Kecamatan Cipatat. Sepeda motor dapat menjangkau Gua Pawon ini, namun kendaraan roda empat harus diparkir 500-an meter dari gua. Kalau ingin petualangannya lebih mantap, disarankan pengunjung berjalan kaki dari jalan raya Padalarang-Cipatat.Gua Pawon relatif mudah dijangkau. Jika perjalanan ditempuh dari Kota Bandung, setelah melewati Situ Ciburuy, kita akan mulai melewati jalan-jalan di sekitar Pegunungan Masigit yang berdebu dan penuh asap, karena banyak pabrik kapur. Tak lebih dari tiga kilometer dari Situ Ciburuy, kita dapat melihat papan petunjuk arah ke Gua Pawon. Sementara dari arah Cianjur, setelah melewati Kecamatan Cipatat dan tempat pelesiran di Cibogo, dalam dua kilometer berikutnya kita dapat melihat papan petunjuk di sebelah kiri. Melalui jalan aspal seadanya yang menurun dan kemudian naik, kita dapat menjangkau gua ini dari jalan raya. Tidak semua jalan menuju ke Gua Pawon beraspal. Sebagian jalan itu bahkan becek dan sangat licin saat hujan.Jika Pemerintah Kabupaten Bandung atau Kabupaten Bandung Barat tidak akan menghancurkan masa depan Gua Pawon, adalah wajar jika Dinas Pariwisata setempat membangun sebuah posko di sekitar gua. Di posko ini, diharapkan para pengunjung dapat memperoleh berbagai penjelasan mengenai keberadaan masyarakat Bandung purba. Jalan menuju Gua Pawon juga perlu diperbaiki agar bermanfaat bagi pariwisata di KBB. Sebab, dengan menghidupkan pariwisata, dengan sendirinya perekonomian di sekitar Desa Gunung Masigit akan hidup.Sangat sayang jika Gua Pawon dibiarkan telantar, apalagi jika suatu saat gua ini malah hancur akibat penambangan fosfat yang terus menerus dilakukan. Papan pengumuman yang terserak di dalam gua perlu ditegakkan kembali. Bahkan, fasilitas-fasilitas pariwisata sangat memungkinkan dibangun di sekitar Gua Pawon itu, untuk sekadar relaks di akhir pekan. Sangat disayangkan jika pemandanga asri di sekitar Gunung Masigit dibiarkan mubazir.
11

(Wakhudin/PR)*** Gua Pawon merupakan Situs Manusia Purba zaman prasejarah 300 ribu tahun Sebelum Masehi hasil penelitian Arkeolog. Gua Pawon merupakan aset nasional bahkan dunia. Sayang situs ini tidak menjadi perhatian utama oleh Pemerintah Pusat. Sekarang situs ini mulai menjadi pusat perhatian walaupun belum sepenuhnya menjadi perhatian Pemerintah Pusat dan menjadikannya tempat tujuan wisata. Setelah situs ini mulai dikembangkan menjadi tempat tujuan wisata banyak yang menyalahkan penggalian maupun penambangan batu kapur merusak lingkungan sekitarnya. Bahkan pernah ada yang menulis penggalian atau penambangan batu kapur tidak memberikan kontribusi penghasilan berarti bagi masyarakat sekitarnya. Kenyataannya masih digali sampai sekarang. Tanpa kita sadari banyak sekali manfaat dari kawasan ini. Sebagai contoh, Perusahaan Film atau Film untuk Iklan dari Jakarta yang mengambil lokasi pengambilan gambar didaerah Pegunungan Kapur tersebut. Kawasan ini pasti kita lewati dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya [tidak lewat jalan tol]. Dari Jakarta setelah melewati Rajamandala kemudian Cipatat dan sebelum Gua Pawon atau setelah melewati, dipinggir jalan banyak ditemui Pengerajin Marmer dan Onix. Untuk perbandingan situs zaman prasejarah [purbakala] banyak ditemukan di Sulawesi Selatan antara Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. 2 [dua] Kabupaten tersebut masing-masing punya 1 [satu] pabrik semen besar [Bosowa dan Tonasa]. Pabrik Marmer dan Tambang Marmer terbanyak di Indonesia sekarang ada di Kabupaten Pangkep. Penambangan Marmer dan Semen ada didekat-dekat situs purbakala. Karena pengaturan yang baik dari Pemda setempat, tidak ada yang saling menyalahkan. Semua bersinergi dengan baik. Setahu aku Pemda disana dulu sempat studi banding ke Kabupaten Bandung [dulu] khususnya dengan Industri Marmer, karena teman atau saudara kita dari Kabupaten Bandung Barat yang membawa pengetahuan Industri Marmer kesana. Sudah harus diberhentikan budaya kita saling menyalahkan. Tantangannya bagaimana keduanya bisa bersinergi supaya objek wisata Gua Pawon menjadi tujuan wisata utama dan Industri Marmer juga menjadi tujuan wisata industri. Kalau semuanya bisa dikemas dengan baik tentu PAD Kabupaten Bandung Barat bisa meningkat. Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat yang pertama, langsung telah dipilih oleh kita semua, kita tunggu kebijaksanaan mereka. Agar kita semua bisa fokus bekerja dalam bidangnya masing-masing untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung Barat.

Lebih dari seabad silam, para peneliti sudah menduga bahwa Dataran Tinggi Bandung pernah dijadikan hunian manusia sejak zaman prasejarah. Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya berbagai peralatan dari batu seperti anak panah, pisau dan kapak yang terbuat dari batu obsidian dan artefak lainnya yang tersebar di beberapa tempat. Usaha menemukan jejak manusia purba di Dataran Tinggi Bandung akhirnya menjadi kenyataan ketika pertengahan Juli lalu, para arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung yang menindaklanjuti penelitian sekelompok geolog muda yang tergabung dalam Kelompok Riset

12

Cekungan Bandung (KRCB), menemukan fosil manusia purba di daerah yang disebut Goa Pawon. Walaupun usianya lebih muda karena diperkirakan berasal dari masa mesolitik, namun secara arkeologis temuan itu sangat signifikan, terutama dalam hubungannya dengan terbentuknya Danau Bandung Purba, kata Dr Tony Djubiantono, Kepala Balar Bandung. Goa Pawon terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung, atau sekitar 25 km arah barat Kota Bandung. Lokasi penemuan terletak tidak jauh dari sisi jalan raya yang menghubungkan Bandung-Cianjur dan kota-kota lainnya di sebelah barat. Disebut Goa Pawon karena lokasi temuan berada di dalam goa kars yang terletak di sisi tebing bukit kars Gunung Masigit yang oleh penduduk setempat dinamakan Goa Pawon. Dalam bahasa Sunda, pawon artinya sama dengan dapur. Jika diukur dengan permukaan tanah terendah di daerah itu yang diperkirakan merupakan dasar danau, maka letak goa tersebut berada pada ketinggian sekitar 100 meter. Dugaan goa tersebut pernah dihuni manusia prasejarah pertama kali disampaikan KRBC. Ketika itu, sekitar dua tahun lalu, sekelompok geolog muda yang terdiri dari Eko Yulianto, Budi Brahmantyo, Johan Arief, T Bachtiar, dan dibantu oleh Sujatmiko melakukan penelitian endapat danau Bandung Purba. Namun, tatkala meneliti endapatn Sungai Cibukur yang letaknya sekitar 200 meter dari Goa Pawon, mereka menemukan artefak berupa dua buah mata kapak dan satu kapak genggam. Karena merasa menemukan sesuatu yang dianggapnya istimewa, mereka tidak bisa menahan nalurinya sebagai peneliti untuk meneliti lokasi tersebut lebih lanjut. Ternyata dugaannya tidak meleset. Mereka menemukan lebih banyak lagi artefak setelah melakukan penggalian di Goa Pawon yang selama ini dianggap angker oleh masyarakat setempat. Penelitian lebih mendalam terhadap Goa Pawon barulah dilakukan dua tahun kemudian oleh Balar Bandung. Dipimpin arkeolog Drs Lutfi Youndri, penelitian dilakukan sejak 10-19 Juli lalu. Dari penggalian yang dilakukan, selain ditemukan 20.250 serpihan tulang-belulang dan 4.050 serpihan batu, pada kedalaman 80 cm ditemukan fosil tulang tengkorak manusia. Sementara pada kedalaman 120 cm, ditemukan fosil tulang kering dan telapak kaki manusia prasejarah. Baik Lutfi maupun Tony Djubiantono meyakini masih terdapat fosil individu lainnya di tempat tersebut. Melihat temuan yang cukup penting dalam sejarah terbentuknya Danau Bandung Purba tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, H Memet H Hamdan, yang melakukan peninjauan lapangan melihat besarnya potensi sejarah dan budaya situs tersebut. Karena itu, ia segera memerintahkan pemagaran situs tersebut untuk menghindarkan perusakan oleh tangantangan iseng. Saya juga akan meminta bantuan Bupati Bandung mengamankan lokasi ini, katanya bersemangat. Keinginan ini disampaikan karena daerah sekitar situs merupakan lokasi eksploitasi kapur dan marmer terbesar di Kabupaten Bandung.

13

Goa Pawon yang terletak pada kawasan kars Padalarang, menurut geolog Hanang Samodra, merupakan kompleks goa fosil yang bertingkat dengan gejala peruntuhan dan pelarutan yang membentuk beberapa lubang atau sumuran tegak (shaft) sedalam belasan meter. Sedimen di dalam goa yang tebalnya lebih dari tiga meter bercampur dengan endapan fosfat quano. Pada sedimen goa tersebut diakui pernah ditemukan artefak, kepingan tulang vertebrata dan beberapa jenis moluska darat. Menurut dia, penemuan itu mengukuhkan nilai arkeologi goa yang informasinya dapat dipakai untuk menafsirkan keberadaan manusia purba atau prasejarah yang diduga tinggal di sekitar pinggiran Danau Bandung Purba. Ia menduga, goa tersebut hanya merupakan tempat persinggahan dan bukan merupakan tempat tinggal manusia prasejarah. Danau Bandung Purba dengan latar belakang sejarah dan legendanya yang memikat, selama ini belum banyak dijual sebagai obyek wisata khusus, terutama geowisata. Padahal, potensinya sangat besar sehingga akan menambah kuat daya tarik wisatawan mengunjungi Dataran Tinggi Bandung. Dari segi ceritera rakyat Sunda, legenda Sangkuriang yang diciptakan nenek moyang manusia Sunda hingga kini masih tetap memikat untuk diceriterakan kembali. Konon, danau tersebut diciptakan berkat kesaktian Sangkuriang yang berusaha memenuhi permintaan Dayang Sumbi yang akan disuntingnya sebagai isteri. Wanita yang diceriterakan tetap cantik di masa tuanya itu tidak lain dari ibunya sendiri. Rencananya, pasangan anak dan ibu itu akan berbulan madu dengan berlayar mengarungi danau tersebut yang diciptakan dengan membendung Sungai Citarum. Namun, sang ibu rupanya tak kalah akal untuk menggagalkan rencana tersebut. Dengan kesaktiannya, ia berhasil mengelabui anaknya tercinta. Ia menciptakan seolah-olah fajar yang menjadi batas waktu yang dijanjikan, sudah menyingsing. Keadaan itu disusul dengan ramainya kokok ayam jantan. Burung-burung berkicau bersahut-sahutan menyambut pagi. Menyadari usahanya telah gagal, Sangkuriang kemudian menendang perahunya yang belum rampung sehingga terbalik. Dan, setelah sadar bahwa dirinya telah tertipu, ia mengejar-ngejar Dayang Sumbi. Wanita bernasib malang itu menyelamatkan diri dengan melompat ke atas lunas perahu yang terbalik sehingga menciptakan lubang yang besar menembus perut bumi. Kelak dikemudian hari, perahu yang terbalik itu berubah menjadi Gunung Tangkubanperahu. Di bagian tengahnya terdapat kawah Ratu, tempat di mana Dayang Sumbi melompat dan kemudian hilang ditelan bumi. Karena itu, jika swaktu-waktu kita bernasib mujur tatkala berkunjung ke Gunung Tangkubanperahu, sesekali akan terdengar suara yang berasal dari lepasan tufa panas dari kawahnya. Suaranya yang terdengar mendengus-dengus itu diibaratkan sebagai tangis Dayang Sumbi yang harus menanggung derita sampai akhir hayatnya. Danau Bandung Purba sebenarnya bukanlah hanya dongeng semata. Secara geologis, fenomena itu bisa dibuktikan dengan berbagai peristiwa alam yang pernah dilalui dalam perjalanan sejarahnya. Dataran Tinggi Bandung yang kini dihuni lebih dari tujuh juta jiwa manusia, pada awalnya merupakan dasar lautan. Dataran tertinggi hanya ada di daerah Pangalengan.

14

Di sebelah utara, menjulang tinggi gunung api yang dikelilingi laut. Tingginya sekitar 3000 meter. Karena puncaknya selalu diselimuti es, gunung tersebut dinamakan Gunung Sunda, kata yang berasal dari bahasa Sanksakerta. Cuda artinya putih, bersih. Kelak dikemudian hari, sejalan dengan peristiwa geologi yang terjadi, daratan bagian selatan Pulau Jawa makin terdesak ke atas. Sementara pantainya di bagian utama main terdesak sehingga dasar laut di daerah Dataran Tinggi Bandung berubah menjadi daratan. Bukti fenomena alam tersebut hingga kini masih bisa kita saksikan dengan jelas jika memasuki Bandung dari arah barat, baik melalui Cianjur maupun Purwakarta/Cikampek. Seperti kawasan kars lainnnya, kawasan kars Padalarang yang tersebar di daerah Cipatat dan Tagogapu, pada awalnya berasal dari koloni binatang dan tumbuhan yang hidup dan tumbuh di laut dangkal. Namun, dengan terjadinya pergeseran pantai, koloni binatang dan tumbuhan tersebut kemudian mati lalu membentuk batu gamping. Apa yang bisa kita saksikan sekarang ini sebenarnya merupakan hasil proses geologi setelah batuan tersebut kemudian terangkat ke permukaan. Gunung Sunda yang terdapat di Dataran Tinggi Bandung merupakan gunu api yang sangat aktif. Gunung api tersebut diperkirakan mengalami beberapa kali letusan dahsyat. Gunung Tangkubanperahu yang menjadi land mark Dataran Tinggi Bandung dan Gunung Burangrang di sebelahnya yang selalu dikait-kaitkan dengan legenda Sangkuriang, sebenarnya merupakan prasasti Gunung Sunda setelah mengalami beberapa kali letusan dahsyat. Letusan dahsyat itu juga meninggalkan patahan Lembang yang hingga kini bisa kita saksikan jika berkunjung ke daerah bagian utara Bandung. Peristiwa alam tersebut tidak terhenti sampai di situ. Sebagai gunung api yang hingga kini masih aktif, dalam satu letusannya yang paling dahsyat, Gunung Tangkubanperahu memuntahkan abu dan material vulkanik lainnya. Aliran lava dan awan panas mengalir ke segala penjuru sampai akhirnya menyumbat aliran Sungai Citarum dan sejumlah anak sungainya di daerah yang kini bernama Rajamandala. Secara perlahan-lahan, sumbatan lava itu akhirnya menciptakan Danau Bandung yang sangat luas. Di kalangan masyarakat Sunda, danau tersebut sering disebut Situ Hyang. Permukaan air Danau Bandung Purba ketika itu diperkirakan tingginya sekitar 725 meter di atas permukaan laut. Ini berarti, bibir danau tersebut membentang dari Sanghyang Tikoro di Rajamandalam di sebelah barat sampai Cicalengka di sebelah timur, sejauh lebih kurang 50 km.

15

2.3 Lembar Kerja Geowisata Gua Pawon I. Bandung-Cianjur KM 24 1. Mengapa jalan antara Ciburuy hingga KM 24 berkelok kelok? Karena perjalanan dari kota menuju tempat tujuan jalannnya mendaki, tidak mungkin bila perjalanan yang mendaki itu dilalui dengan rute yang lurus menanjak, maka dari itu setiap perjalanan dari kota ke tujuan selalu berkelok kelok. 2. Amati totko yang menjual keramikatau patung. Darimanakah mereka mengambil bahan bakunya? Dari Gunung Masigit II. Gunung Masigit 1. Berhenti sebentar di tempat buangan limbah pabrik pengolahan batu kapur. Apakah pabrik telah menerapkan konsep yang berwawasan lingkungan? Tidak, karena dari pembakarannya saja itu sudah merusak lingkungan, juga dari pembuangannya ke tepi jurang. 2. Berikutnya, amati lereng terjal putih Gunung Masigit. Apakah Faktor keselamatan penambang telah dipraktekkan? Tidak 3. Perhatikan perbukitan sekitarnya yang merupakan perbukitan batu gamping dari Formasi Raja Mandala yang merupakan terumbu karang purba 20-30 juta tahun yang lalu. Bagaimana pendapat kalian dengan lingkungan yang terlihat sekarang? Dahulu daerah tersebut terjadi karena endapan air laut sehingga menjadu batuan, dan batu batuan tersebut runcing karena bercampur dengan air hujan yang mengandung zat asam. III. Stone Garden Puncak Pawon 1. Tebing barat daya Pasir Pawon perhatikan Gunung Masigit. Bagaimana kondisi sekarang? Kondisi Gunung Masigit sekarang masih terlihat bekas ditambang dihampir semua bagian gunung, karena sampai sekitar tahun lalu di gunung tersebut masih digunakan sebagai tempat pertambangan tetapi sekarang sudah ditumbuhi rerumputan. 2. Para penggali batu dengan mempertaruhkan nyawa di lereng-lereng terjal, tapi hanya mendapat Rp. 25.000 Rp.30.000 per hari. Bagaimana menurutmu? Menurut kami munglin pekerjaan seperti itu memang berat, tetapi bagi para pekerjanya, pekerjaan itu sangat penting karena mau bagaimana lagi mereka bekerja,
16

3. 4.

5.

6.

sedangkan mencari pekerjaan untuk sekarang ini sulit, dan mereka hanya bisa terima upah saja yang di dapatkan hasil kerja tersebut. Perhatikan ke arah barat. Jkia cuaca cerah akan terlihat perbukitan berlapis lapis dengan Waduk Cirata. Buatlah komentar tentang ini. Di Puncak Pawon, (stone garden), batu gamping yang diukir olel proses pelaturan/karsitifiaksi alamiah. Jika dihancurkan untuk tambang, bagaimana menurut pendapatmu? Pendapat kami jika dihancurkan untuk tambang, itu akan merusak kelastarian alam karena disitu merupakan situs yang langka dan apabila dihancurkan akan berpengaruh juga pada situs. Di lereng timur, carilah batu yang menunjukkan fosil koral sebagai bukti bahwa perbukitan ini tadinya merupakan terumbu karan purbakala. Buatlah catatan tentang bentuk dan ukuran fosil koral tersebut. Naik ke puncak Pawaon, di kuburan. Catatlah cerita tentang adanya kuburan ini. Kuburan itu disinyalir merupakan kuburan orang yang berjasa. Kuburan itu telah ada sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.

IV. Gua Pawon 1. Di pintu masuk Gua Pawon kita disambut ribuan kelelawar pemakan serangga(lalay). Dalam semalam, seekor lalay sanggup memakan serangga minimal berat tubuhnya sendiri. Apa yang akan terjadi pada lingkungan, jika lalay-lalay ini pindah dari Gua Pawon? Maka populasi serangga di Gua Pawon akan semakin bertambah banyak. 2. Di pelataran pertama gua utama. Pandanglah lembah Cibukur di bawah. Tadinya di zaman purbakala diperkirakan merupakan rawa tempat berkumpulnya binatang. Bayangkan diri kalian sebagai para pemburu purbakala dengan tombak-tombak batu di tangan, siap berburu. 3. Situs Arkeologi Gua Kopi. Boleh naik pagar tapi hati-hati. Akan terlihat replika fosil Manusia Pawon yang dikuur meringkuk. Buatlah pendapat kalian mengenai hal ini. Merupakan suatu hal yang sangat hebat bisa terdapat fosil manusia purba di tempat tersebut. Itu merupakan suatu hal yang sangat penting bagi dunia Arkeologi, selain itu, penemuan ini bisa menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk mengkaji lebih dalam lagi sejauh mana tingkat perkembangan manusia purba khususnya di daerah Jawa Barat. 4. Kamar 7. Hati-hati jurang! Diskusikanlah mengapa di Gua Pawon menjadi tempat hunian purbakala. Sumber daya apa saja yang diperkirakan mendukung kehidupan purbakala di sekitar Gua Pawon? Karena gua bisa dijadikan tempat berling dung dari hujan maupun saat cuaca panas sehingga gua dijadikan tempat hunian purbakala. Selainitu sumber daya alam yang terdapat di sekitar Gua Pawon yaitu tumbuh-tumbuhan.

17

2.4 Foto-foto - Pabrik Pengolahan Kapur

-Batu Gamping

-Stone Garden

18

- Gunung Masigit

19

-Gua Pawon

20

Bab III Kesimpulan & Saran

3.1 Kesimpulan Gua Pawon adalah situs sejarah yang sangat penting untuk kita jaga dan kita pelihara sebagai warisan dunia. Sudah selayaknya kita warga negara yang baik ikut berpatisipasi dalam menjaga dan memelihara situs sejarah tersebut 3.2 Saran Saran dari kami yaitu pemerintah agar memperhatikan situs situs sejar yang ada di Indonesia agar tetap terjaga dan tetap terpelihara sehingga tidak rusak. Untuk itu masyarakat juga membantu dalam pemeliharaan ssitus sejarah yang berharga ini.

21

Kata Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan rahmatnya selama penulis menyusun karya tulis ini. Dengan tersusunnya karya tulis ini berarti telah terpenuhi sebagai tugas penulis dalam rangka menambah nilai tugas di SMAN 6 Bandung. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan-kekuranan. Namun berkat bimbingan dan pengarahan Bapak/Ibu guru serta beberapa pihak maka penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Untuk ini pada kesempatan ini tak lupa penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna. Dan akhirnya penyusunan berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan SMAN 6 Bandung khususnya. Aamiin

22

Daftar Pustaka

-www.google.com

-Pemandu (guide) di Pabrik pengolahan kapur, Stone Garden, Gunung Masigit, dan Gua Pawon

23

Anda mungkin juga menyukai