Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MAKNA BUDAYA ISTILAH-ISTILAH DALAM UPACARA PANGGIH


PERNIKAHAN ADAT JAWA: KAJIAN ETNOLINGUISTIK

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Listi Hanifah; 2111416019; 2016


Irma Apriliyani Rahayu; 2111416020; 2016
Septian Rinata; 2601417017; 2017

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2018
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR BAGAN...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................2
1.5 Luaran Penelitian...............................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................2
2.1 Kajian Pustaka...................................................................................3
2.2 Landasan Teori..................................................................................4
2.3 Kerangka Berpikir.............................................................................6
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................7
3.1 Pendekatan Penelitian........................................................................7
3.2 Data dan Sumber Data.......................................................................7
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data.............................................7
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data......................................................7
3.5 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data...............................................8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN.............................................8
4.1 Anggaran Biaya.................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan.................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

iii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka Berpikir.................................................................................. 6
Bagan 2. Komponen Analisis Data.........................................................................8

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Biaya.................................................................................8
Tabel 2. Jadwal Kegiatan....................................................................................9

v
6
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etnolinguistik merupakan bidang kajian bahasa mengenai bahasa dan
budaya. Etnolinguistik merupakan bidang kajian yang bersifat interdisipliner,
yakni mengenai bahasa dan budaya. Istilah etnolinguistik berasal dari kata
“etnologi” dan “linguistik”, yang lahir karena adanya penggabungan antara
pendekatan yang biasa dilakukan oleh para ahli etnologi (kini:
antropologibudaya) dengan pendekatan linguistik (Ahimsa, 1997).
Etnolinguistik dapat disebut juga dengan antropolinguistik atau linguistik
antropologi. Penamaan ini didasarkan pada fokus kajian etnolinguistik yang
berupa bahasa. jika fokus kajiannya adalah budaya, maka dapat disebut
dengan antropologi linguistik.
Pelaksanaan upacara pernikahan adat jawa memiliki beberapa tata cara
atau urutan yang masing-masing memiliki makna budaya tersendiri. Menurut
Hawkins (2012) budaya adalah suatu kompleks yang meliputi pengetahuan,
keyakinan, seni, moral, adat-istiadat serta kemampuan dan kebiasaan lain yang
dimiliki manusia sebagai bagian masyarakat. Ciri khas yang dimiliki oleh
sebuah budaya yang tumbuh berkembang di masyarakat memiliki nilai-nilai
kearifan lokal yang patut dilestarikan. Ketersediaan informasi terkait
pengetahuan aspek nilai budaya dalam upacara adat jawa begitu terbatas. Hal
ini, tidak didukung juga adanya buku bacaan yang dapat digunakan untuk
pembaca umum supaya tetap memahami ajaran dari makna budaya yang ada
di dalamnya.
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui makna budaya istilah-istilah
yang ada dalam upacara Panggih yang berada di Kabupaten Karanganyar.
Lokasi ini dipilih karena jarak yang dekat dari Kota Surakarta yang sudah
banyak menjadi lokasi penelitian sebelumnya. Peneliti ingin mengetahui
makna budaya istilah-istilah dalam upacara panggih pernikahan adat jawa
yang dilakukan di Kabupaten Karanganyar yang kemudian dibuatkan sebuah
ensiklopedia supaya dapat diketahui oleh khalayak.
Makna budaya istilah-istilah yang dimaksud ialah makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam tata cara upacara Panggih. Istilah adalah
perkataan yang khusus mengandung arti yang tertentu di lingkungan sesuatu
ilmu pengetahuan, pekerjaan atau kesenian (Poerwadarminto, 1982: 388).
Istilah (term) menurut Kridalaksana (2001) adalah kata atau gabungan kata
yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
khas dalam bidang tertentu. Menurut Koentjaraningrat, (2002: 26) istilah
diartikan sebagai keseluruhan dari isi serta kemampuan alam pikiran dan alam
jiwa manusia dalam hal menanggapi lingkungannya. Lingkungan yang
dimaksud dalam hal ini adalah lingkungan dimana kita tinggal. Berkaitan
dengan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa istilah adalah penyebutan
atau penamaan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan dengan
2

maksud tertentu. Istilah yang dimaksud adalah istilah-istilah yang ada dalam
upacara Panggih pernikahan adat Jawa.
Beberapa istilah yang ada dalam upacara Panggih menurut Kuncoro
(2014) menjelaskan, antara lain: 1) lempar sirih (balangan gantal), 2)
menginjak telur, 3) pengantin wanita membasuh kaki pengantin pria, 4)
pupuk, 5 menyampirkan kain sindur yang berwarna merah ke pundak kedua
mempelai (mempelai pria di sebelah kanan) oleh bapak dan ibu mempelai
wanita, lalu berjalan perlahan menuju pelaminan diiringi gending, 6) bobot
timbang (kedua mempelai dipangkuan bapak mempelai wanita), 7) ngebakten
atau sungkeman, 8) bubak kawah, tumplak punjen, dan langkahan, 9) kacar-
kucur, 10) dulangan.
1.2 Rumusan Masalah
Upacara Panggih merupakan upacara simbolis bertemunya pengantin laki-
laki dengan pengantin perempuan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk istilah-istilah upacara Panggih?
2. Bagaimanakah makna budaya istilah-istilah dalam upacara Panggih?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian dengan judul upacara Panggih adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk istilah-istilah upacara Panggih.
2. Mendeskripsikan makna budaya istilah-istilah dalam upacara Panggih.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik
secarateoretis maupun secara praktis.
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi
dalam kajian etnolinguistik, terutama mengenai makna istilah-istilah yang
ada dalam Upacara Panggih.
2. Manfat praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu acuan bagi pengetahuan masyarakat mengenai makna dari istilah-
istilah dalam upacara Panggih dalam pernikahan adat jawa.
1.5 Luaran Penelitian
Produk model dalam penelitian ini adalah:
1. Buku ensiklopedia makna budaya istilah-istilah dalam upacara panggih
pernikahan adat jawa.
2. Artikel yang terpublikasi dalam jurnal nasional terakreditasi.
3. Artikel yang diikutsertakan dalam seminar.
4. Publikasi media massa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
3

Penelitian dengan judul “Makna Budaya Istilah-Istilah dalam Upacara


Panggih Pernikahan Adat Jawa: Kajian Etnolinguistik Di Kabupaten
Karanganyar” mengacu pada beberapa penelitian di bawah ini. Penelitian
menganai kajian etnolinguistik pernah dilakukan oleh Pratiknyo ntuk memperoleh
gelar sarjana pada tahun 2009. Judul penelitian ini adalah “Istilah-Istilah Upacara
Perkawinan Adat Jawa Bubak Kawah Dan Tumplak Punjen Di Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik)”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah istilah-istilah yang diguakan dalam Bubak
Kawah dan Tumplak Punjen. Hasil dari penelitian ini berupa 12 istilah
dalambentuk monomorfemis, 13 polimorfemis, 1 kata jadian, dam 4 frasa.
Penelitian selanjutnya, pernah dilakukan oleh Octaviana untuk
memperoleh gelar sarjana psiklogi pada tahun 2014. Naskah publikasi ini
memiliki judul “Implementasi Makna Simbolik Prosesi Pernikahan Adat Jawa
Tengah pada Pasangan Suami Istri”. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah
untuk menggali implementasi makna simbolik prosesi pernikahan adat Jawa
Tengah pada Pasangan suami istri. Subjek yang digunakan adalah laki-laki
ataupun perempuan yang sudah menikah dengan prosesi pernikahan adat Jawa
Tengah dan berjumlah empat orang dan dipilih melalui teknik purposive sampling
yang sudah ditentukan dari tolak ukur pemahaman yang sudah ditentukan. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi,
sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, dalam psikologi proses perilaku
ditunjukan melalui tiga tahapan pemahaman (kognitif), perasaan senang atau tidak
menjalankan prosesi adat (afektif), menerapkan atau tidak menerapkan (konatif).
Penelitian mengenai upacara panggih pernah dilakukan oleh Zaidah dengan judul
penelitian “Performativitas Panggih pada Upacara Perkawinan Adat Jawa Tengah
Prespektif Performance Studies”. Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui performativitas panggih pada perkawinan adat Jawa Tengah. Panggih
pada upacara perkawinan adat Jawa Tengah diteliti dengan menggunakan metode
disiplin performance studies.Performance studies memusatkan perhatian pada
aspek performativitas upacara tanpa meninggalkan aspek ekspresitivitasnya.
Performance studies melihat performance sebagai sebuah konsep
pengorganisasian untuk mempelajari tingkah laku dalam cakupan yang luas serta
mempergunakan pendekatan dari berbagai macam teori. Dengan kajian
performance studies, panggih ini dianalisis dari sudut pandang “is” dan “as”
performance. Penelitian ini menunjukkan bahwa panggih pada upacara
perkawinan adat Jawa Tengah dalam konteks “is” performance dibatasi oleh
kaidah-kaidah yang terkait dengan aspek kesejarahan dan konteks sosial, aturan,
daya guna dan tradisi. Panggih pada upacara perkawinan adat Jawa Tengah dalam
konteks “as” performance dipahami sebagai proses yang terus berjalan dan
berubah serta terjadi karena interaksi dari berbagai pihak yang berada dalam
4

tatanan masyarakat secara keseluruhan. Dengan pemahaman “as” performance,


maka panggih dapat dilihat sebagai sebuah aktivitas yang mencakup beberapa hal
sekaligus secara bersamaan. Berdasar pada batasan-batasan tersebut, maka
panggih pada upacara perkawinan adat Jawa Tengah merupakan sebuah aktivitas
yang memiliki struktur maupun tekstur. Struktur merupakan unsur-unsur sebuah
performance yang terdiri dari tema, alur dan penokohan. Sedangkan tekstur
merupakan komponen yang bersifat dialektis. Tekstur tersebut berupa dialog,
suasana hati, dan spektakel.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Etnolinguistik
Etnolinguistik adalah (1) cabang linguistik yang menyelidiki
hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang
belum mempunyai tulisan, bidang ini juga disebut linguistik antropologi
(2) cabang linguistik antropologi yang menyelidiki hubungan bahasa dan
sikap bahasawan terhadap bahasa, salah satu aspek etnolinguistik yang
sangat menonjol ialah masalah relativitas bahasa (Kridalaksana, 2001: 52).
Relativitas bahasa adalah salah satu pandangan bahwa bahasa seseorang
menentukan pandangan dunianya melalui kategori gramatikal dan
klarisikasi semantik yang ada dalam bahasa itu dan yang dikreasi bersama
kebudayaan (Kridalaksana, 2001: 187).
Sudaryanto (1996: 7) mengemukakan bahwa etnolinguistik adalah
ilmu yang meneliti seluk-beluk hubungan aneka pemakaian bahasa dengan
pola kebudayaan. Menurut Shri Ahimsa (1997: 3) istilah etnolinguistik
berasal dari kata “etnologi” dan “linguistik”, yang lahir karena adanya
penggabungan antara pendekatan yang biasa dilakukan oleh para ahli
etnologi (kini : antropologi budaya) dengan pendekatan linguistik. Salah
satu perintis studi tentang etnolinguistik adalah Edward Sapir. Dia
berpendapat bahwa dalam bahasa tercermin pengetahuan masyarakat yang
memiliki bahasa tersebut mengenai lingkungan. Karena pada dasarnya
lingkungan yang sama tidak dilihat secara sama pula oleh tiap-tiap suku
bangsa atau masyarakat yang memiliki bahasa yang berbeda. Sapir juga
berpendapat mengenai bahasa dan persepsi manusia. Pendapat tersebut
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Benjamin L. Whorf, dia
meneliti tentang berbagai macam gejala atau peristiwa yang dipengaruhi
oleh penggunaan bahasa (Ahimsa, 1997: 3). Dari uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa etnolinguistik adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk-beluk hubungan aneka pemakaian Bahasamelalui
masyarakat dan budaya. Dari sinilah peranan etnolinguistik sangat penting
dalam pengkajian budaya.

2.2.2 Makna Budaya


Poerwadarminta (dalam Dewa dan Rohmadi, 2008) menyatakan
bahwa makna merupakan arti atau maksud (sesuatu kata). Menurut
5

Santoso (2006:10) makna merupakan konsep, gagasan, ide, atau


pengertian yang berada secara padu bersama satuan kebahasaan yang
menjadi penandanya, yaitu kata, frasa, dan kalimat.
Menurut Koentjaraningrat (2000) budaya sebagai “daya budi” yang
berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa, dan rasa itu. Berasal dari Bahasa sansakerta ”buddhayah”, yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal” yang mana
memiliki definisi sama antara kebudayaan dan budaya. Koentjaraningrat
menyimpulkan budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Selain itu menurut Hawkins
(2012) mengatakan bahwa budaya adalah suatu kompleks yang meliputi
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat-istiadat serta kemampuan dan
kebiasaan lain yang dimiliki manusia sebagai bagian masyarakat.
2.2.3 Istilah-istilah dalam Upacara Panggih
Menurut Herskovits dan Malinowski (dalam Sulasman, 2013)
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural Determinism. Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi kepada
generasi alain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Peristiwa
kebudayaan yang identik dengan turun-temurun berlaku juga pada tata
cara pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu peristiwa besar dan
penting dalam sejarah kehidupan sesorang. Peristiwa pernikahan dirayakan
denga serangkaian upacara yang mengandung nilai budaya luhur dan suci
(Murtiadji, 1993:1). Dalam pernikahan adat jawa menurut Prasetyono
(2003) dalam penyelenggaraan upacara perkawinan Gagrag Yogyakarta,
ada beberapa tahap yang harus dilalui, antara lain: (1) Upacara Tarub, (2)
Upacara Nyantri, (3) Upacara Siraman, (4) Upacara Ngerik, (5) Upacara
Midodareni, (6) Upacara Ijab, dan (7) Upacara Panggih. Upacara Panggih
menurut Sumarji (2013) merupakan upacara puncak bagi tradisi
pernikahan adat Jawa yang penuh penghormatan, yaitu acara tempuking
damel “bertemunya acara”. Acara tersebut mempertemukan antara
mempelai pria dan wanita untuk disahkan menjadi suami istri menurut
adat Jawa. Menurut Kuncoro (2014), prosesi upacara pernikahan Gagrag
Surakarta, tata pelaksanaannya adalah sebagai berikut: (1) Panembung
atau lamaran, (2) Paningset atau tanda pengikat, (3) Liru Kalpika atau
tukar cincin, (4) Sowan leluhur, wilujengan, pasang tarub, (5) Tuwuhan,
(6) Siraman, (7) Paes, (8) Sesadeyan Dawet, (9) Sangkeran atau Pingitan,
(10) Midodareni, (11) Nikah atau Ijab, (12) Panggih, dan (13) Sepasaran
lan Wilujengan.
6

Upacara panggih dalam pernikahan adat Jawa merupakan upacara


puncak acara bagi serangkaian tradisi upacara adat yang mendahuluinya.
Rangkaian acara yang mewarnai upacara panggih meliputi: 1) penyerahan
sanggan yang lazim disebut tebusan; 2) keluarnya mempelai dari kamar
pengantin yang didahului kembar mayang; 3) lempar sirih (balangan
gantal); 4) wijikan atau memecah telur; 5) berjalan bergandengan jari
kelingking menuju kepelaminan; 6) kacarkucur atau tampa kaya; 7) dhahar
klimah; 8) penjemputan orang tua mempelai atau besan; 9) sungkeman.
Upacara panggih bertujuan: a) untuk memperoleh pengukuhan secara adat
atas perjodohan dua insan yang sudah terikat tali pernikahan; b) untuk
memperkenalkan kepada khalayak (masyarakat) tentang terjadinya
perkawinan sekaligus mendapatkan doa restu pada sesepuh dan semua
tamu yang hadir (Sumarji, 2013).
2.3 Kerangka Berpikir
Saat ini ketersediaan informasi terkait pengetahuan aspek nilai budaya
dalam upacara adat jawa begitu terbatas. Melalui bentuk bacaan berupa buku
ensiklopedia merupakan langkah untuk memperkenalkan dan menanamkan
nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat. Kabupaten Karanganyar dipilih
sebagai lokasi penelitian karena untuk mengetahui kekhasan yang terjadi
selain Surakarta yang sering dilakukan kajian penelitian sebelumnya.
Pengetahuan Aspek Nilai Budaya dalam Upacara Adat Jawa

Ketersediaan di Lapangan: Buku bacaan Konseptual:


Hasil Penelitian berhalaman Mengetahui
Sebelumnya, tebal dan bahasa bentuk istilah-
pelaksanaan istilah upacara
yang sulit
upacara panggih panggih di
di Surakarta dan dipahami wilayah
Yogyakarta. Karanganyar
Minimnya buku yang merupakan
pengetahuan yang batas daerah
bermuatan surakarta.
kerarifan lokal. Penanaman nilai-
nilai kearifan
Integritas konsep buku bacaan yang lebih menarik dengan
lokal.
penyusunan buku ensiklopedia.

Buku Ensiklopedia MaknaBagan


Budaya1.Istilah-Istilah
Kerangka Berpikir
dalam Upacara Panggih Pernikahan
Adat Jawa
Di Kabupaten Karanganyar
Bagan 1 Kerangka Berpikir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Pendekatan Penelitian
7

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan


metodologis dan pendekatan teoretis. Pendekatan metodologis dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif
digunakan untuk menganalisis data yang berupa leksikon, sehingga
menghasilkan hasil analisis berupa gambaran bentuk leksikon, makna leksikal,
dan makna kultural.
Pendekatan teoretis adalah pendekatan menggunakan teori. Dalam
penelitian ini secara teoretis menggunakan pendekatan etnolinguistik.
Pendekatan etnolinguistik adalah pendekatan yang menggabungkan dua
disiplin ilmu, yaitu ilmu bahasa dan ilmu budaya. Meskipun demikian, fokus
kajian daam etnolinguistik tetaplah dari segi bahasa. Selain pendekatan
etnolinguistik, pendekatan semantik dan struktur bahasa juga digunakan untuk
menganalisis satuan lingual yang berupa kata, frasa dan klausa.
3.2 Data dan Sumber Data
Data adalah istilah-istilah berupa kata, frasa, dan klausa yang diduga
mengandung unsur-unsur yang digunakan dalam upacara adat jawa. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan yang diperoleh dari
dukun pengantin, pranata cara dalam prosesi Upacara Panggih dan orang tua
yang dipercaya untuk menjadi penasihat atau mengarahkan dalam pernikahan.
Selain informan tersebut, peneliti juga menggunakan referensi data berupa
video prosesi Upacara Panggih dalam adat pernikahan Jawa dan referensi
pustaka.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah metode simak. Metode simak adalah
metode yang dilakukan dengan cara menyimak tuturan-tuturan yang diduga
mengandung tuturan yang dibutuhkan. Teknik dasar yang digunakan adalah
teknik sadap. Kemudian, teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak
libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat
(Sudaryanto, 2015).
Selanjutnya, metode cakap digunakan dalam pengumpulan data. Metode
cakap adalah metode yang dilakukan dengan adanya kontak antara peneliti
dan penutur yang menjadi informan. Teknik lanjutan yyang digunakan ialah
teknik rekam dan teknik catat.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini lazimnya dilakukan melalui dua
prosedur, yaitu (1) analisis selama proses pengumpulan data dan (2) analisis
setelah pengumpulan data (Miles dan Huberman 1992:21-25). Prosedur
pertama dilakukan dengan langkah (a) reduksi data (data reduction); (b) sajian
data dengan matrik; dan (c) pengambilan simpulan/verifikasi yang sifatnya
tentatif, baik dengan trianggulasi data maupun dengan trianggulasi teknik
pengambilan data.
Prosedur kedua dilakukan dengan langkah (a) transkripsi fonetis data hasil
rekaman, (b) pengelompokan atau klasifikasi data dari rekaman dan
8

pencatatan berdasarkan tataran kebahasaan dan faktor sosial budaya, (c)


penafsiran pemertahanan bahasa berdasarkan faktor sosial budaya dan
implikasi pada upaya konservasi bahasa, (d) penyimpulan atau perampatan
tentang pemertahanan bahasa. Untuk menjaga kredibilitas data ditempuh
langkah (i) diskusi dengan kolega profesi dan (ii) pengecekan ulang pada
informan.
Berikut bagan komponen analisis data yang dimaksud.

Pengumpulan Data

Penyajian data
Reduksi data
Penarikan simpulan/
verifikasi
Bagan 2 Komponen Analisis Data

3.5 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data


Metode penyajian analisis data menggunakan metode deskriptif formal
dan informal. Metode diskriptif merupakan metode yang semata-mata hanya
berdasarkan pada fakta-fakta yang ada atau fenomena secara empiris hidup
pada penutur-penuturnya (Sudaryanto, 2015). Metode informal yaitu metode
penyajian hasil analisis data yang menggunakan kata-kata yang sederhana agar
mudah dipahami. Analisis informal dalam penelitian ini agar dapat
mempermudah pemahaman terhadap setiap hasil penelitian. Metode formal
yaitu metode penelitian data dengan menggunakan dokumen tentang data yang
dipergunakan sebagai lampiran.

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1 Rekapitulasi Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang Rp5.850.000
2 Bahan Habis Pakai Rp875.000
3 Perjalanan Rp3.850.000
4 Lain-lain Rp1.600.000
Jumlah Rp12.175.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5
1 Persiapan dan penyusunan
instrumen, dan koordinasi tim
serta lokasi penelitian.
9

2 Pengumpulan data.
3 Analisis data yang diperoleh pada
saat pengumpulan data.
4 Pembuatan buku ensiklopedia
terkait makna budaya yang ada
dalam upacara panggih.
5 Pembuatan artikel.
6 Penyusunan dan perbaikan
laporan.
7 Penambahan artikel ke jurnal dan
seminar.
8 Pelaporan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra, H.S. 1997. “Etnolinguistik : Beberapa Bentuk Kajian”. Makalah


Temu Ilmiah Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Penelitian
Bahasa.
Dewa I, P.w & Rohmadi, M. 2008. Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Hawkins, Peter. (2012). Creating a Coaching Culture. New York: Bell and Bain
Ltd.
Irmawati, Waryunah. 2013. Makna Simbolik Upacara Siraman Pengantin Adat
Jawa.Walisongo. no. 2. Vol. 21. Hal 309.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Kuncoro, Setyo Nur, 09210047, 2014. Tradisi Upacara Perkawinan Adat Keraton
Surakarta (Studi Pandangan Ulama Dan Masyarakat Kauman, Pasar
Kliwon. Surakarta. Skripsi. Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas
Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Murtiadji,Sri Supadmi. 1993.Tata Rias Pengantin Gaya Yogyakarta.Yogyakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Octaviana, Frisca. 2014. Implementasi Makna Simbolik Prosesi Pernikahan Adat
Jawa Tengah pada Pasangan Suami Istri. Naskah Publikasi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Poerwadarminta. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2003. Tata Cara Paes lan Pranatacara Gagrag
Ngayogyakarta. Yogyakarta: Absolut.
Pratiknyo, Ananto. 2009. Istilah-Istilah Upacara Perkawinan Adat Jawa Bubak
Kawah Dan Tumplak Punjen Di Kecamatan Bendosari Kabupaten
10

Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik). Surakarta: Universitas Sebelas


Maret.
Santoso, Joko. 2006. Semantik. Yogyakarta: FBS UNY.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Sulasman dan Gumilar. 2013.Teori-Teori Kebudayaan (dari Teori Hingga
Aplikasi). Bandung: CV Pustaka Setia.
Sumarji, Nanang.2013. Panyandra Upacara Panggih Pengantin Adat Jawa di
Kabupaten Kebumen (Tinjauan Semantik Budaya). Skripsi. Jurusan Bahasa
dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Listi Hanifah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Sastra Indonesia
11

4 NIM 2111416019
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sleman, 18 Agustus 1998
6 Alamat E-mail listihan18@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 089671306044
B. Kegiatan Kemahasiswaan yang sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan
Kegiatan Tempat
1 The 3rd English Pemakalah 4 November
Teaching Conference 2017, Universitas
st
“Implanting the 21 Negeri Surabaya
Century Skills through
Language Learning”
2 Conference on Pemakalah 26 Oktober 2017,
Language and Universitas Tidar
Language Teaching
“Innovation in
Language and
Language Teaching in
the 21st century”
3 The 5th Annual Pemakalah 10 – 11 Agustus
International 2017, Universitas
Conference on Pendidikan
Linguistics (SETALI) Indonesia
2017
C. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Finalis LKTIN “Digital Himadita Nursery, 2018
Farming” HN EXPO Fakultas Pertanian,
Universitas
Sumatera Utara
2
3
12
13
14
15
16
17

Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan


1.Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Sewa Laptop 1 buah 3 kali Rp.250.000 Rp.750.000
Printer 1 buah Rp.700.000 Rp.700.000
Sewa Handycam + 2 buah 4 kali Rp.250.000 Rp.1.000.000
Tripod
Sewa Kamera 3 buah 4 kali Rp.200.000 Rp.2.400.000
Buku referensi 6 buah Rp.150.000 Rp.900.000
Flashdisk 16 gb 1 buah Rp.100.000 Rp.100.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.5.850.000
2.Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Kertas HVS paperone 2 rim Rp.35.000 Rp.70.000
80 gr
Refil Tinta Hitam 3 buah Rp.50.000 Rp.150.000
Refil Tinta Berwarna 3 buah Rp.50.000 Rp.225.000
Bolpoin 2 pak Rp.25.000 Rp.50.000
Stopmap 10 buah Rp.10.000 Rp.100.000
Kertas Folio 30 lembar Rp.1.000 dapat 3 Rp.30.000
DVD RW+tempat 5 buah Rp.10.000 Rp.50.000
Buku Catatan 10 buah Rp.20.000 Rp.200.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.875.000
3.Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Keperluan pembelian 3 orang Rp.400.000 Rp.400.000
bahan
Untuk perjalanan luar 3 orang Rp.150.000 Rp.450.000
kota
Biaya rental mobil 1 mobil 4 kali Rp.500.000 Rp.2.000.000
Akomodasi 1 kamar 4 Rp.250.000 Rp.1.000.000
kali
SUB TOTAL (Rp) Rp.3.850.000
4.Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
Cetak foto 25 lembar Rp.8.000 Rp.200.000
Penjilidan produk 1 buah Rp.50.000 Rp.50.000
Biaya percetakan 1 buah Rp.250.000 Rp.250.000
produk
Publikasi jurnal ilmiah 1 buah Rp.1.000.000 Rp.1.000.000
Cetak artikel 1 buah Rp.100.000 Rp.100.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.1.600.000
TOTAL 5.850.000+875.000+3.850.000+1.600.000 Rp.12.175.000
Terbilang dua belas juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
18

(Jam/minggu)
1 Listi Sastra Linguistik 8 jam/  Mengoordinasi
Hanifah/ Indonesia minggu anggota
2111416019  Berhubungan
dengan
pembimbing
dan sasaran
penelitian
(responden)
 Wawancara
terstruktur
 Menyusun
proposal PKM,
laporan dan
artikel
 Mengelola
anggaran
 Dokumentasi
2 Irma Sastra Linguistik 6 jam/  Studi pustaka
Apriliyani Indonesia minggu  Merancang
Rahayu/ anggaran
2111416020  Menyusun
instrumen
penelitian
 Dokumentasi
3 Septian Pendidikan Pendidikan 6 jam/  Studi pustaka
Rinata/ Bahasa minggu  Merancang
2601417017 dan Sastra jadwal
Jawa penelitian
 Pengadaan
peralatan
penunjang dan
dokumentasi

Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti


19

Anda mungkin juga menyukai