Anda di halaman 1dari 14

MODUL 2

Sistem Perangkat Elektronika dan Dasar Instrumentasi Elektronika pada


Sains Atmosfer dan Keplanetan

2.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini adalah:
a) mahasiswa mampu mengenali komponen-komponen dasar elektronika,
b) mahasiswa mampu memahami kegunaan komponen dasar elektronika
c) dalam sistem elektronika,
d) mahasiswa dapat merangkai komponen dalam rangkaian elektronika,
e) mahasiswa mampu menganalisis cara kerja komponen dalam sebuah
f) rangkaian elektronika.

2.2 Alat yang digunakan


Pada praktikum ini, mahasiswa diminta untuk membuat dua buah rangkaian:
rangkaian rain drop yang merupakan basis pendeteksian hujan sederhana dan
rangkaian flip flop yang merupakan basis sistem clock dan sistem digital. Alat yang
digunakan untuk rangkaian rain drop adalah:
a) catu daya/ power supply/ baterai,
b) bread board,
c) kabel jumper,
d) modul sensor hujan/ rain drop module,
e) resistor,
f) buzzer,
g) transistor.

Alat yang digunakan untuk rangkaian flip flop adalah:


a) catu daya/ power supply / baterai,
b) bread board,
c) kabel jumper,
d) kapasitor,
e) resistor,
f) LED warna-warni,

18
g) transistor.

2.3 Pendahuluan
2.3.1 Pengertian Rangkaian Elektronika

Rangkaian elektronika adalah rangkaian listrik yang didalamnya terdapat


komponen-komponen elektronika yang saling berhubungan tersusun atas
komponen elektronika aktif dan pasif yang membentuk satu kesatuan dan
menghasilkan suatu fungsi. Dalam bahasa Inggris rangkaian elektronika sering kita
kenal dengan nama electronic circuit. Rangkaian-rangkaian elektronik dirancang
manusia untuk memenuhi kebutuhan teknologi umat manusia. Keberadaan
rangkaian elektronik menjadi tolok ukur perkembangan teknologi yang kompleks,
seperti pemanfaatan teknologi nirkabel (wireless) dan pemanfaatan
alat semikonduktor yang mewakili berjuta-juta koneksi rangkaian di dalam sebuah
lempengan chip kecil.

Beberapa contoh rangkaian elektronika misalnya: rangkaian flip flop, rangkaian


pendeteksi hujan, rangkaian pengukur suhu dan kelembaban, perangkat pengeras
suara, termometer digital, ataupun peralatan elektronika kompleks seperti sistem
penyiram tanaman otomatis yang bekerja berdasarkan tingkat kekeringan media
tanamnya, dsb. Rangkaian elektronika bisa saja sangat sederhana, dengan
kombinasi beberapa komponen-komponen elektronik saja (Gambar 1), tetapi dapat
juga sangat rumit.

Gambar 1. Rangkaian Elektronika Sederhana dengan Catu Daya,


Saklar, Resistor, dan LED

19
2.3.2 Arus Listrik

Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan


yang mengalir dalam satuan waktu. Dengan kata lain, arus adalah muatan yang
bergerak. Arus dilambangkan dengan symbol I dengan satuan ampere (A). Dalam
teori rangkaian, arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial pada suatu elemen atau komponen, akan muncul arus. Arah arus positif
mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir
sebaliknya.

Macam-macam arus:
a) Arus searah (Direct Current/ DC)
Arus DC adalah arus yang memiliki nilai tetap atau konstan terhadap suatu
waktu (Gambar 2).

Gambar 2. Arus searah

b) Arus bolak-balik (AlternatingCurrent/AC)


Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan
waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk periode waktu tertentu
(Gambar 3).

Gambar 3. Arus bolak-balik

20
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua (Gambar 4), yaitu rangkaian
listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu
rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian
listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber
tegangan.

Gambar 4. Rangkaian Terbuka (Kiri) dan Rangkaian Tertutup

2.3.3 Tegangan
Tegangan listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit
muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya. Tegangan listrik yang dinyatakan
dengan satuan Volt juga sering disebut dengan beda potensial listrik karena pada
dasarnya tegangan listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Suatu benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi
daripada benda lain karena benda tersebut memiliki jumlah muatan positif yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah muatan positif pada benda lainnya.
Sebuah sumber tegangan listrik yang konstan biasanya disebut dengan tegangan
DC (tegangan searah) sedangkan sumber tegangan listrik yang bervariasi secara
berkala dengan waktu disebut dengan tegangan AC (tegangan bolak
balik).Tegangan listrik diukur dengan satuan Volt yang dilambangkan dengan
simbol huruf “V”.

2.3.4 Hukum-Hukum Dasar

• Hukum Ohm
Jika sebuah pengantar atau resistansi dilewati oleh sebuah arus maka pada
kedua ujung penghantar tersebuat akan muncul beda potensial. Hukum ohm
menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :

21
V = I. R
Keterangan:
V = Tegangan ( Volt),
I = Arus (Ampere),
R= Hambatan ( Ohm).

• Hukum Kirchoff
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau simpul sama dengan arus
yang meninggalkan percabangan atau simpul tersebut. Dengan kata lain,
jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau simpul
sama dengan nol. Secara matematis:
∑ Arus pada satu titik percabangan = 0
∑ Arus yang masuk percabangan = ∑ arus yang keluar percabangan

Gambar 5. Hukum Kirchoff Arus


∑i = 0
𝑖"+𝑖#-𝑖$-𝑖%=0
∑ arus masuk = ∑ arus keluar

2.3.5 Komponen Elektronika


Komponen-komponen yang sering digunakan dalam suatu rangkaian
elektronika sangat bervariasi. Beberapa contoh komponen dasar elektronika yang
sering dijumpai adalah sebagai berikut:
• Sumber Daya/ Sumber Listrik
Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang bisa dimanfaatkan
sebagai sumber energi-energi lainnya.Hal itu karena energi listrik bisa diubah
menjadi bentuk energi yang lain.Energi memiliki sifat kekal dan hanya berubah
bentuk.Benda yang bisa menimbulkan arus listrik disebut sumber listrik.

22
Contoh sumber listrik adalah baterai, aki/ akumulator, generator, dan dinamo.
Baterai dan dinamo merupakan sumber energi yang kecil, sedangkan aki dan
generator punya sumber energi yang besar.
• Resistor dan Potensiometer
Resistor (Gambar 6) berfungsi untuk menghambat arus listrik yang mengalir
disuatu rangkaian, sedangkan potensiometer adalah resistor yang nilai
resistansinya bisa diatur melalui tombol pemutar. Satuan yang digunakan untuk
menyatakan hambatan (resistansi) adalah ohm (Ω). Resistansi atau hambatan
biasa disingkat dengan “R”.

Gambar 6. Komponen dan Simbol Resistor


Potensiometer dapat dianalogikan sebagai keran air, sedangkan aliran air dari
pipa dapat dianalogikan sebagai arus listrik. Posisi tuas keran menentukan
banyaknya air yang mengalir. Besarnya hambatan pada resistor dapat
diketahui dengan melakukan pengukuran menggunakan ohmmeter atau dapat
dihitung secara manual dengan melihat gelang warna yang melingkar pada
badan resistor (Gambar 7). Pembacaan besar resistansi dengan menggunakan
gelang warna pada resistor dapat dilihat pada Tabel 1.

23
Gambar 7. Gelang Warna pada Resistor

Tabel 1. Tabel Warna Gelang Resistor

• Dioda
Komponen dioda (Gambar 8) digunakan sebagai penyearah arus karena
sifatnya yang hanya melewatkan arus searah dan menahan arus dari arah

24
sebaliknya. Struktur utama dioda adalah dua buah kutub elektroda berbahan
konduktor yang masing-masing terhubung dengan semikonduktor silikon
jenis P dan silikon jenis N. Anoda adalah elektroda yang terhubung dengan
silicon jenis P, sedangkan katoda adalah elektroda yang terhubung dengan
silicon jenis N. Dioda memiliki berbagai jenis tergantung berdasarkan
karakteristik dan fungsinya. Di antara jenis-jenis diode adalah PN Diode,
Light Emitting Diode (LED), Photodiode, Zener Diode, dan sebagainya.

Gambar 8. Macam-macam Dioda

• Light Emitting Diode


Light Emitting Diode (Gambar 9) atau sering disingkat dengan LED
merupakan keluarga diode yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-
warna yang dipancarkan oleh LED tergantung pada bahan semikonduktor
yang digunakan. LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju dari anoda menuju ke katoda.

25
Gambar 9. Light Emitting Diode

Polaritas terminal anoda (+) dan Katoda (-) pada LED dapat dilihat secara
fisik. Ciri dari terminal anoda adalah memiliki kaki yang lebih panjang
sedangkan terminal katoda memiliki kaki yang lebih pendek. Jika kedua kaki
telah terpotong dan memiliki panjang yang sama, maka bisa dilihat pada
terminal katoda yang berada pada sisi yang flat atau lebih rata.

• Kapasitor
Kapasitor (Gambar 10) adalah komponen yang berguna untuk menyimpan
muatan listrik. Ukuran muatan listrik yang bisa ditampung dinamakan
dengan kapasitansi dan satuan yang digunakan adalah farad. Satuan farad
adalah satuan yang sangat besar. Pada umumnya, kapasitor yang digunakan
pada rangkaian elektronika menggunakan satuan-satuan yang lebih kecil
seperti 𝜇𝐹(microfarad), nF(nanofarad) dan pF(picofarad).

Gambar 10. Macam-macam kapasitor

26
• Transistor
Transistor merupakan komponen yang memiliki berbagai fungsi. Komponen
ini dapat berfungsi seperti sebuah keran air. Arus yang dialirkan dapat diatur
secara elektronis. Salah satu jenis transistor adalah transistor BJT (Bipolar
junction transistor), transistor yang memiliki tiga buah kaki yang masing-
masing disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor. Berdasarkan kategorinya,
transistor BJT digolongkan menjadi 2: transistor yang tergolong sebagai PNP
dan yang termasuk sebagai NPN (Gambar 11). N dan P menyatakan tipe
semikonduktor yang digunakan. Pada tipe PNP, dua lapis semikonduktor tipe
P mengapit satu lapis semikonduktor tipe N. Pada NPN, dua lapis
semikonduktor semikonduktor tipe N mengapit satu lapis semikonduktor tipe
P. Setiap kaki transistor memiliki fungsi:
a) emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan
negatif,
b) kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar
dari dalam transistor,
c) basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang
keluar dari transistor melalui kolektor.
Fungsi dari transistor BJT pada rangkaian adalah memperkuat arus listrik
yang masuk ke dalam rangkaian. Fungsi ini berkebalikan dengan resistor
yang berperan meredam arus listrik. Transistor BJT juga dapat berfungsi
sebagai saklar dengan mengatur arus yang masuk ke kaki basis. Seperti yang
telah disebutkan, transistor terdiri dari dua jenis yaitu NPN dan PNP. NPN
merupakan singkatan dari Negatif Positif Negatif, sedangkan PNP adalah
kependekan dari Positif Negatif Positif. Transistor NPN akan aktif ketika kaki
basis diberi arus listrik bermuatan negatif. Sebaliknya, transistor PNP akan
aktif apabila kaki basis mendapatkan tegangan listrik positif. Pada transistor
NPN, kaki basis memiliki kutub positif dan bersinggungan langsung dengan
sumber listrik atau baterai. Kaki emitor pada transistor NPN memiliki kutub
negatif karena berhubungan langsung dengan massa. Kutub negatif juga
ditemukan pada kaki kolektor yang menghubungkan massa di rangkaian
listrik.

27
Gambar 11. Macam-macam Transistor BJT

• Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan
besaran fisik seperti tekanan, gaya, cahaya, gerakan, suhu, kelembaban,
kecepatan atau fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah mendeteksi
terjadinya perubahan, masukan (input) yang terdeteksi akan dikonversikan
menjadi keluaran (output) yang dapat dimengerti oleh manusia, baik melalui
perangkat sensor ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan
untuk ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi
penggunanya.

• Bread board
Bread board adalah papan yang telah dilengkapi dengan lubang-lubang yang
dapat digunakan untuk menancapkan kawat, kabel ataupun kaki komponen,
sehingga dapat digunakan untuk melakukan percobaan rangkaian elektronik
tanpa perlu menyolder. Dengan papan ini, komponen-komponen yang
digunakan dapat digunakan kembali secara praktis, sehingga bagus untuk
perencanaan rangkaian atau prototyping. Lubang-lubang yang ada pada
breadboard terhubung secara vertikal dan secara horizontal untuk catu daya
(Gambar 12).

28
Gambar 12. Hubungan internal Lubang-Lubang pada Bread Board

• Kabel Jumper
Kabel jumper adalah kabel elektrik yang memiliki pin konektor di setiap
ujungnya dan memungkinkan untuk menghubungkan dua komponen
elektronika atau bread board tanpa memerlukan solder. Kegunaan
kabel jumper adalah sebagai konduktor listrik untuk menyambungkan
rangkaian listrik. Biasanya kabel jumper digunakan pada breadboard atau
alat prototyping lainnya agar lebih mudah untuk mengutak-atik rangkaian.
Konektor yang ada pada ujung kabel terdiri atas dua jenis yaitu konektor
jantan (male connector) dan konektor betina (female connector).

Gambar 13. Jenis-Jenis Kabel Jumper

2.4 Perangkaian dan Pengambilan Data


Pada modul ini perangkaian pada breadboard dilakukan sesuai dengan
gambar rangkaian pada Gambar 13 dan Gambar 14.

29
Gambar 13. Rangkaian Rain Drop

Gambar 14. Rangkaian Flip – Flop

Setelah selesai melakukan perangkaian, praktikan wajib melakukan pengambilan


data percobaan dan menganalisis kondisi rangkaian. Tabel data pengambilan
percobaan adalah sebagai berikut :
Tabel percobaan Rangkaian Rain Drop
No. Sensor Rain Drop Kondisi Buzzer Kondisi LED
1. Saat tidak terkena air

30
No. Sensor Rain Drop Kondisi Buzzer Kondisi LED
2. Saat terkena air dengan
rentang nilai resistor
10-20 Ω
3 Saat terkena air dengan
rentang nilai resistor
180 Ω-300 Ω
4 Saat terkena air dengan
rentang nilai resistor
9000 Ω-15000 Ω

• Praktikan harus mampu memahami cara kerja rangkaian, terutama cara kerja
sensor rain drop. Apa yang membuat sensor rain drop mampu mendeteksi air
hujan, sehingga LED menyala dan buzzer berbunyi

Tabel Percobaan Rangkaian Flip Flop


No. Nilai Kapasitor Kondisi Lampu / LED
1.
2.
3.

• Praktikan mampu menganalisis percobaan, apabila nilai kapasitor pada


rangkaian di ubah-ubah ukurannya, apa yang akan terjadi pada kondisi lampu
LED saat berkedip? Semakin besar nilai kapasitor maka lampu akan berkedip sangat cepat
• Lampu/LED akan berkedip secara cepat, sedang, ataupun lambat?
• Analisis kenapa hal tersebut bisa terjadi? Adakah efek resistor pada kondisi
kedip lampu LED? Apa hubungan nilai kapasitansi dan resistansi terhadap kedip
lampu LED?
Hubungan antara nilai kapasitansi dan resistansi terhadap kedip lampu LED karena
kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan lsitrik sedangkan resistor berfungsi
untuk menghambat arus listrik. Keduanya memiliki hubungan dalam berkedipnya
LED pada rangkaian, dimana semakin besar nilai kapasitansi maka semakin cepat
lampu LED berkedip begitu juga dengan resistansi. Nilai resistansi ini dapat
ditentukan dengan mengurangi volt power supply dengan volt LED dan dibagi
dengan arus yang mengalir, perhitungan ini dapat digunakan untuk menghindari
adanya kebakaran ataupun rusaknya lampu.

31

Anda mungkin juga menyukai