FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK MESIN
April 2023
Disusun oleh :
220514609574
E3
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadiran Tuhan YME atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap agar makalah ini bisa di praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
PENDAHUULUAN
Efisiensi transformator yang tinggi sangat penting karena dapat mengurangi biaya
operasional dan meningkatkan kinerja sistem listrik. Transformator yang lebih efisien dapat
mengurangi kerugian daya di jaringan transmisi listrik, sehingga dapat menghemat biaya
operasional dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembangkit listrik.
1.2 Perumusan Masalah
1. Membahas prinsip dasar transformator dan karakteristiknya, seperti daya yang dapat
ditransfer, efisiensi, dan pengaruh frekuensi pada kinerja transformator.
2. Menjelaskan langkah-langkah perencanaan transformator, seperti pemilihan jenis
transformator,
3. Menghitung perhitungan beban dan kapasitas, pemilihan komponen dan perhitungan
rugi rugi tansformator.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandingan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Transformator digunakan
secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.
Transformator satu fasa mempunyai satu sisi masukan dan satu sisi keluaran. Sisi
masukan biasa disebut sis primer dan sisi keluaran disebut sisi sekunder. Sedangkan
transformator tiga fasa mempunyai tiga sisi masukan dan tiga sisi keluaran, Transformator
tiga fasa dapat dibentuk dari tiga transformator satu fasa yang digabungkan menjadi satu.
Transformator dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu, sebagai berikut :
1. Transformator pembangkit
2. Transformator distribusi
3. Transformator induk
Secara umum transformator memiliki dua sisi kumparan, sisi primer (N 1) dan sis
sekunder (N2). Dimana jika Vp(tegangan primer) >Vs (Tegangan sekunder) maka disebut
transformator penurun tegangan sebaliknya bila Vs > Vp maka dinamakan transformator
penaik tegangan.
Dalam hal ini tegangan induksi E 1 mempunyai besaran yang sama tetapi berlawanan arah
dengan tegangan sumber V1.
2.2.2 Transformator Dengan Beban
I2=Io+I2
I2=IM=I2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM saja, berlaku hubungan :
IM=N1I1-N2I2
I1I1=N1(IM+I2)- N2I2
Sehingga : N1L2= N2I2
Karena nilai IM dianggap kecil maka I2=I1, jadi
N1L2= N2I2
2.3 Konstruksi Transformator
Figure 4 Tipe Inti (Core type) dan Tipe cangkang (Shell Type)
Inti besi digunakan sebagai media fluks yang timbul akibat induksi arus bolak-balik
pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali ke
kumparan lainnya. Terbentuk dari lempengan - lempengan lempengan - lempengan besi tipis
berisolasi yang disusun sedemikian rupa untuk mereduksi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
disebabkan oleh Eddy Current.
Figure 5 Inueds.blogspot.com/2013/05/
2.3.2 Kumparan Transformator (Winding)
Figure 6 Inueds.blogspot.com/2013/05/
Sebagian besar kumparan dan inti transformator daya direndam dalam minyak trafo,
terutama trafo daya berkapasitas besar, karena minyak minyak transformator memiliki sifat
sebagai media isolasi dan media pemindah, sehingga minyak transformator berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi. berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Figure 7 SC : PT PLN (PERSERO) Figure 8
webstudi.site/2017/04/
Ketika terjadi peningkatan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi akan
memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya, ketika terjadi penurunan suhu operasi
suhu operasi, minyak akan menyusut dan volume minyak akan berkurang. Konservator
digunakan untuk menampung minyak ketika trafo mengalami kenaikan suhu.
Kestabilan tegangan dalam jaringan adalah salah satu hal yang dinilai sebagai kualitas
tegangan. dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut untuk memiliki kestabilan nilai
keluaran yang stabil sedangkan besarnya tegangan masukan tidak selalu sama. Dengan
Dengan mengubah jumlah belitan pada sisi primer, diharapkan dapat mengubah rasio antara
belitan primer dan sekunder. rasio antara belitan primer dan sekunder. Dengan demikian
sekunder sekunder dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem, terlepas dari tegangan input /
primer. terlepas dari tegangan input/primer. Penyesuaian rasio belitan ini disebut Tap
pengubah.
Proses perubahan perbandingan belitan ini dapat dilakukan pada saat transformator
sedang berbeban (On load tap changer) atau saat transformator tidak berbeban (Off load tap
changer).
Selector Switch
Diverter Switch
Tahanan transisi
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan belitan utama dan
inti besi, maka kompartemen antara belitan utama dengan tap changer dipisah. Selector
switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri dari terminal terminal untuk menentukan
posisi tap atau perbandingan belitan primer. Diverter switchmerupakan rangkaian mekanis
yang dirancang untuk melakukan kontak atau melepaskan kontadengan kecepatan yang
tinggi. Tahanan transisi merupakan tahanan sementara yang akan dilewati arus primer pada
saat perubahan tap.
Figure 10 Diverter Switch dan Selektor Switch
2.4 Pengertian Daya
Daya dalam tegangan AC pad asetiap saat sama seperti perkalian dari harga arus dan
tegangan pada saat itu. Jika arus dan tegangan bolak balik satu fasa, maka daya dalam satu
periode sama seperti perkalinan dari arus dan tegangan efektif. Tapi jika ada reaktansi dalam
rangkaian arus dan tegangan tidak satu fasa sehingga selama siklusnya bisa terjadi arus
negatif dan tegangan positif. Secara teoritis daya terdiri dari tiga yaitu daya efektif, daya
reaktif dan daya semu yang pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Daya efektif (P) adalah daya yang diubah menjadi energi, persatuan waktu atau
dengan kata lain daya aktif adalah daya yang benar-benar dipakai yang dihasilkan
oleh komponen resistif, satuannya adalah watt (w).
2. Daya reaktif (Q) adalah daya yang ditimbulkan oleh komponen daya reaktif yang
ditentukan dari reaktansi yang menimbulkan daya berupa reaktansi induktif (XL) atau
reaktansi kapasitif (XC), satuannya adalah volt ampere reaktif (VAR).
3. Daya semu (S) adalah jumlah secara vektoris daya aktif dan daya reaktif yang
memiliki satuan Volt Ampere (VA).
p= √3. V . I . cosθ
S= √3 . V . I
Q= √ 3 . V . I . sinθ
Dimana :
Rugi-rugi daya transformator berupa rugi-rugi inti atau rugi-rugi besi dan rugi-rugi
tembaga yang terdapat pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Rugi-rugi tembaga
yang terdapat pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Untuk memperkecil rugi-rugi
tembaga, harus diambil kawat tembaga yang penampangnya cukup besar. Untuk
memperkecil rugi-rugi tembaga, harus diambil kawat tembaga yang penampangnya cukup
besar untuk membawa arus listrik yang dibutuhkan. Pada keadaan tanpa beban, besarnya
daya adalah :
P=VIcosφ
S= √3 . V . I
Maka
p (w)
cosφ=
s (VI )
Rugi ini disebabkan oleh beban arus yang mengalir pada kawat temabga, dapat ditulis
sebagai berikut ;
2
Pcu =I R
2
S2
Pt 2 =( ) × P t 1
S1
Keterangan :
1. Rugi Histerisis
Rugi ini akibat dari inti besi menerima fluksi bolak balik, yang dinyatakan,
sebagai berikut :
Ph = Kh . f . B1.6
maks watt
Dimana :
Kh = konstanta histerisis
Rugi Eddy Current disebabkan arus pusar pada inti besi yang dinyatakan,
sebagai berikut :
Pe = Ke.f2 Bwmaks
Dimana :
Pi = Ph + Pe
Dimana :
Pi = Rugi besi
Ph = Rugi histerisis
Efisiensi menunjukkan tingkat efisiensi kerja suatu peralatan, dalam hal ini adalah
trafo. ini adalah transformator yang merupakan perbandingan rating output (keluaran)
terhadap input (masukan) yang dirumuskan, sebagai berikut :
η= ( ) Po ut
P¿
×100 %
P o ut
η= × 100 %
P out + Σ rugi
Dimana :
Jika dimisalkan daya keluaran adalah V 2 I 2 cos θ dan rugi-rugi adalah rugi besi Pi sedangkan
rugi-rugi tembaga PCU dinyatakan dengan I 2 R2 ek , maka efisiensi dapat dinyatakan sebagai
berikut :
V 2 I 2 cos Φ
η=
V 2 cos Φ+ I 2 R2 ek + Pt
d
dl 2 ( Pi
I 2 R 2 ek + =0
I2 )
Jadi
Pi
R2ek = 2
I2
Pi = I 22 R2 ek =PCU
Artinya, untuk beban tertentu, efisiensii maksimum terjadi Ketika rugi tembaga = rugi inti
BAB III
PEMBAHASAN
Diketahui :
Ditanya :
1. Efisiensi transformator?
Dijawab :
η= ( 10.000 VA )
9900 VA
×100 %
η=99 %
4. Rugi-rugi transformator
a) Rugi masukan
P¿ =V ¿ +I ¿ −P
P¿ =220 V × 45 A−9900 VA
P¿ =1800 W −9900 W
P¿ =−8100 W
b) Rugi keluaran
Pout =P−V out × I out
Pout =9900 VA−110 V ×90 A
Pout =9900 W −9900 W
Pout =0 W
Jadi hasil yang diperoleh untuk efisiensi transformator tersebut adalah 99% dan transformato
menghasilkan kelebihan daya sebesar 8100W. rugi mmasukan pada transformator adalah
8100W, sedangkan Rugi keluaran pada transformator adalah 0W.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Efisiensi trafo sangat erat kaitannya dengan rugi-rugi yang terjadi pada trafo, yaitu
rugi tembaga, rugi inti, rugi input, dan rugi output. Semakin besar rugi-rugi tersebut, maka
efisiensi transformator akan semakin rendah. Rugi tembaga terjadi karena adanya hambatan
kawat pada trafo Rugi inti terjadi karena histerisis dan arus pusar dalam inti transformator.
Rugi-rugi input terjadi karena adanya hambatan pada kabel, sakelar, dan transformator itu
sendiri. Sedangkan rugi-rugi output terjadi karena adanya hambatan dalam rangkaian listrik
pada beban atau peralatan yang menggunakan listrik dari trafo. Untuk meningkatkan efisiensi
trafo, perlu dilakukan perencanaan dan perhitungan yang tepat serta pemilihan material yang
baik. Selain itu, pengaturan beban yang tepat dan penggunaan sistem pendingin yang efektif
juga dapat membantu mengurangi rugi-rugi pada trafo dan meningkatkan efisiensi trafo.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilian P. Kawihing, dkk. 2013, Pemerataan Beban Transformator Pada Saluran Distribusi
Sekunder, ejournal.unsrat.ac.id.
Tri Watiningsih, 2012, Pengaruh ketidakseimbangan beban terhadap arus netral dan losses
pada trafo distribusi, ejournal.unwiku.ac.id.