Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNIK TEGANGAN TINGGI

“PENYEBAB TRANSFORMATOR TERBAKAR”

OLEH :
MUSTAQIM ALBUKHORI (2107110251)
THORIQ SAPTA K. (2107110252)
RIFKY ANANDA (2107110739)
A'ISYAH AZ ZAHRA (2007110741)

DOSEN PENGAMPU:
DR. FRI MURDIYA, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKUKTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah Swt. sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul Studi Kasus : Penyebab Transformator Terbakar. Penulis juga ucapkan salawat
dan salam kepada Rasulullah saw. yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi
tugas dosen pengampu mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi oleh bapak Dr. Fri
Murdiya,ST,MT.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan serta doanya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Namun
demikian, penulis meminta saran dan kritikan dari seluruh pihak. Penulisan makalah ini masih
ada kekurangan di dalamnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Pekanbaru, 4 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................6
1.3 Tujuan......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................7
2.1 Penyebab Transformator terbakar......................................................................................7
2.2 Overheating pada Inti Besi...................................................................................................7
2.3 Kegagalan Isolasi Pada Belitan Trafo...................................................................................8
2.4 Kegagalan relay bucholz......................................................................................................9
2.5 Kegagalan pada Bushing Trafo...........................................................................................10
2.6 Bahan Bakar dan Bahan Mudah Terbakar.........................................................................11

3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kebakaran akibat minyak mineral dari trafo tegangan..........................................................7
Gambar 2 kerusakan Belitan Pada Trafo................................................................................................8
Gambar 3 Relay Bucholz........................................................................................................................9
Gambar 4 Lubang baut lug trafo hancur terbakar................................................................................10
Gambar 5 Senyawa Hidrocarbon..........................................................................................................11
Gambar 6 Senyawa Selulosa................................................................................................................12
Gambar 7 Segitiga Duval dan Kode Zona Gangguan..........................................................................13
Gambar 8 Representasi Metode Duval Pentagon.................................................................................15
Gambar 9 Diagram famabilitas segitiga untuk campuran minyak-uap baru pada 25 °C.....................17
Gambar 10 Diagram famabilitas segitiga untuk campuran minyak-uap bekas pada suhu 25 °C........17
Gambar 11 Diagram famabilitas segitiga dari campuran uap minyak baru pada 70 °C......................18
Gambar 12 Diagram famabilitas segitiga campuran uap minyak bekas pada suhu 115 °C.................18

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Batasan Klasifikasi kondisi operasi transformator...................................................................15

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penyaluran tenaga listrik yang andal maka tidak terlepas dari peranan transformator
daya yang menyalurkan daya dari tegangan tinggi ke tegangan rendah,transformator ini
digunakan untuk menaik dan menurunkan tegangan pada sistem transmisi dan sistem
distribusi.Pada pengoperasiannya masih banyak masalah-masalah yang terjadi yang
diantaranya terjadi kegagalan isolasi yang menyebabkan arus eddy pada transformator daya
tersebut sehingga menyebabkan panas yang berlebihan/overhead, dari kasus tersebut yang
berlangsung secara terus menerus maka terjadilah kasus terbakarnya tranformator.
Transformator daya memainkan peranan penting dalam transmisi dan distribusi energi listrik.
Alat ini akan menua seiring waktu sebagai perangkat yang membawa energi listrik dalam
jumlah besar selama dua puluh empat jam setiap hari dan sepanjang tahun, transformator juga
rentan terbakar, mengakibatkan hilangnya pasokan listrik yang besar bagi konsumen dan
membahayakan peralatan listrik mahal lainnya di gardu induk, stasiun pembangkit dan
bangunan lain serta nyawa manusia. Pemantauan kondisi Kesehatan dari transformator daya
ini merupakan hal yang sangkat terpenting.

Untuk mencapai penyaluran listrik yang andal ini maka diperlukan sistem proteksi harus
dipasang dan dioperasikan secara tepat dan akurat. Salah satu sistem proteksi yang umum
digunakan pada transformator daya adalah sistem proteksi bucholz. Sistem ini terdiri dari
relay bucholz yang terpasang di tangki transformator untuk mendeteksi kebocoran minyak
dan ketidakseimbangan arus yang dapat menunjukkan adanya kegagalan atau kerusakan pada
transformator. Namun, meskipun sistem proteksi bucholz terbukti efektif, Relay bucholz ini
pada penerapanya masih didapatkan terjadi kegagalan yang dapat menyebabkan kerusakan
dan bahkan kebakaran pada transformator daya. Oleh karena itu, analisis kegagalan relay
bucholz diperlukan untuk memahami penyebab kegagalan dan mengambil tindakan yang
diperlukan untuk mencegah kegagalan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kegagalan relay bucholz sebagai sistem proteksi terbakarnya transformator daya
3 fasa.

5
Dalam operasi sistem tenaga listrik, kehandalan dan kestabilan sistem sangat penting agar
dapat memberi kenyamanan dalam pelayanan kepada konsumen. Salah satu upaya untuk
mempertahankan kehandalan dan kestabilan suatu sistem tenaga listrik yaitu dengan
memperhatikan kondisi dari peralatan-peralatan tenaga listrik yang ada. Salah satu peralatan
yang sangat penting dalam suatu sistem tenaga listrik adalah transformator. Transformator
adalah mesin listrik yang dapat mentransformasikan energi listrik dari suatu rangkaian listrik
ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi magnet.
Salah satu bagian paling kritis pada transformator adalah isolasi trafo tersebut dan salah satu
isolasi tersebut adalah minyak transformator.
Kondisi isolasi minyak trafo juga belum tentu baik, karena dalam minyak trafo tersebut
banyak kotoran dan kandungan air yang terlalu banyak. Bila dalam kondisi tersebut minyak
trafo dimasukkan ke dalam trafo dan dioperasikan, maka akan terjadi kegagalan isolasi dan
penuaan isolasi trafo yang disebabkan minyak trafo yang buruk. Bila transformator daya
mengalami kegagalan, maka terjadi dampak buruk dalam pengoperasian jaringan transmisi
dan distribusi yang mengakibatkan peningkatan biaya operasi sistem tenaga dan penurunan
keandalan dalam pengiriman daya listrik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana transformator dapat terbakar?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hingga terjadinya
peristiwa transformator terbakar?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui bagaimana terjadinya peristiwa transformator terbakar.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan transformator terbakar.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Transformator terbakar


Terjadinya kebakaran selalu bermula dari adanya tiga hal yaitu pemantik
(ignition), bahan mudah terbakar dan bahan bakar. Teori ini juga berlaku pada sebuah
transformator yang terbakar. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi dan menginvestigasi
kejadian terbakarnya transformator maka ketiga poin tersebut perlu ditelusuri. Karena
transformator mengandung minyak sebagai pendingin dan isolasi, maka hal ini bisa
dianggap sebagai bahan bakar terjadinya kebakaran, sekaligus sebagai bahan yang
mudah terbakar.
Ada penyebab penting lainnya yang juga perlu diperhatikan, termasuk ausnya
titik kontak tap changer di pembangkit listrik dan trafo gardu induk, serta perawatan
minyak trafo yang buruk. Makalah ini berupaya meninjau beberapa penyebab terkenal
yang menyebabkan kebakaran dan ledakan transformator, dan menyoroti bagian
penting dari transformator daya yang memerlukan pemilihan, pemasangan,
pemeliharaan, dan pemantauan kondisi yang cermat.

Gambar 1 Kebakaran akibat minyak mineral dari trafo tegangan

2.2 Overheating pada Inti Besi


Inti didasarkan pada beberapa titik, menyebabkan inti untuk terlalu panas. Ketika
transformator beroperasi secara normal, Medan listrik yang tidak rata akan dihasilkan
antara masing-masing berliku, memimpin dan tangki bahan bakar. Struktur logam
seperti inti besi dan klem berada di Medan listrik ini. Karena mereka berada dalam
posisi yang berbeda, Semua potensi mengambang juga berbeda. Semburan percikan
terjadi ketika potensi mengambang di antara titik mencapai isolasi selama kerusakan.
7
Pelepasan ini dapat menyebabkan minyak transformator terurai. Seiring waktu, secara
bertahap akan merusak isolasi transformator, menyebabkan kecelakaan.

2.3 Kegagalan Isolasi Pada Belitan Trafo


Kumparan adalah bagian penting dari trafo. Pada trafo distribusi umumnya
menggunakan dua kumparan, yaitu kumparan primer dan sekunder. Tegangan tinggi
dengan arus rendah yang mengalir pada kumparan primer dan melalui induksi
elektromagnetik tegangan diturunkan sedangkan arus dinaikkan pada kumparan
sekunder. Pada proses ini setiap belitan memiliki batas ketahanan dielektrik, panas, dan
mekanik. Kegagalan pada belitan trafo umumnya terjadi karena belitan mengalami
stress pada proses tersebut, yang menyebabkan belitan breakdown atau terbakar.
Kegagalan dielektrik pada belitan terjadi karena breakdown isolasi antara belitan dalam
kumparan. Breakdown isolasi terjadi karena arus dan tegangan tinggi yang mengalir
diatas nilai rating trafonya, seperti terjadinya sambaran petir tanpa lighting arrester
dan fault volteges yang mengakibatkan flashover di belitan dan menyebabkan short
circuit.

Belitan yang biasa digunakan pada trafo adalah tembaga. Sedangkan tembaga
memiliki resistansi yang menyebabkan rugi panas. Rugi panas ini akan menimbulkan
hotspot pada belitan, dan semakin lama kekuatan isolasi belitan pada titik hotspot
akan menurun dan menyebabkan breakdown. Kegagalan mekanik adalah menurunya
kemampuan trafo yang diakibatkan oleh buruknya maintenance, korosi, dan getaran.
Kerusakan belitan trafo dapat dilihat pada Gambar dibawah.

Gambar 2 kerusakan Belitan Pada Trafo

8
2.4 Kegagalan relay bucholz
Kegagalan isolasi ini tidak terlepas dari peran relay bucholz dari mengantisipasi
rusaknya isolasi pada transformator. Merupakan peralatan proteksi yang berfungsi
mendeteksi dan mendeteksi dan mengamank mengamankan terhadap gangguan an
terhadap gangguan pada transformator tegangan tinggi Fungsinya mendeteksi adanya
tekanan gas yg ditimbulkan oleh loncatan bung ditimbulkan oleh loncatan bunga api
dan pemanasan dan pemanasan setempat pada minyak trafo lai Buch relai Bucholz
bekerja atas dasar timbulnya gelembung-gelembung gas dari minyak trafo
Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
 Hubungan singkat antar lilitan pada atau dalam pasa
 Hubungan singkat antar pasa
 Hubungan singkat antar pasa ke tanah
 Busur api listrik antar laminasi
 Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
Relay Bucholz akan mendeteksi gas yang akan dihasilkan dalam transformator
lonjakan surja minyak dari tangki ke konservator hilangnya minyak dari konservator
(level minyak sangat rendah) • Gangguan Gangguan yang terjadi pada traf yang terjadi
pada trafo akan menghasilkan gas sepertikarbon moniksida,hidrogen, dan berbagai
macam gas hidrokarbon. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholz yang
bucholz yang akan meyerap gas produksi.

Gambar 3 Relay Bucholz

9
2.5 Kegagalan pada Bushing Trafo
Pada bushing trafo terjadinya partial discharge. Partial discharge adalah
peristiwa terjadinya pelepasan bunga api listrik pada suatu bagian isolasi sebagai akibat
adanya perbedaan potensial yang sangat tinggi dalam bahan isolasi tersebut. Partial
discharge merupakan sebuah fenomena terjadinya kegagalan yang dapat ditemukan
atau terjadi pada bushing trafo. Hal ini dikarenakan bushing merupakan sebuah
konduktor yang menghubungkan kumparan transformator dengan jaringan luar/bagian
luar transformator.
Kontak mekanis yang buruk pada busing yang menyebabkan percikan api,
pegas yang longgar pada kontak penggantian tap, kontak pit pada tap changer,
kebakaran pada uap yang terakumulasi di atas oli, praktik pemeliharaan dan
pemantauan kondisi yang buruk . Sambungan lug yang tidak benar, dan terminal yang
dikencangkan tanpa mur pengunci, mengakibatkan sambungan menjadi kendor seiring
waktu, dan ketika arus awal yang tinggi, misalnya, motor melewati sambungan yang
kendur, terjadi percikan api yang dapat mengionisasi ruang yang mengakibatkan
ledakan

Gambar 4 Lubang baut lug trafo hancur


terbakar
Partial discharge pada bushing trafo berdasarkan teori townsend yaitu :
 Diawali dengan adanya elektron pada katoda, yang lalu diperkuat oleh
energi kinetik dari medan listrik sehingga merambat menuju anoda
 Jika energi yang dimiliki tersebut tinggi, maka elektron tersebut akan
menumbuk atom lain sehingga elektron pada atom tersebut akan terlepas.
 Elektron yang terlepas ini mengalami mekanisme yang sama dengan
elektron sebelumnya.
 Peristiwa tersebut akan terus terjadi dan menyebabkan banjiran elektron,
jika aliran elektron tersebut sudah menjembatani atau menghubungkan
katoda dan anoda, disitulah terjadinya partial discharge.
10
2.6 Bahan Bakar dan Bahan Mudah Terbakar
Minyak transformator merupakan salah satu bagian dari transformator daya yang
berfungsi antara lain sebagai media pendingin, media isolasi, media/alat untuk
memadamkan busur api serta perlindungan alat terhadap korosi dan oksidasi pada
transformator.Minyak transformator merupakan campuran kompleks dari molekul-
molekul hidrokarbon. Selain senyawa hidrokarbon, minyak trafo juga memiliki
senyawa selulosa. Minyak isolasi mineral dibentuk dari beberapa molekul yang
mengandung gugus kimia CH3, C2H2, dan CH yang dihubungkan oleh ikatan molekul
karbon.
 Senyawa Hidrokarbon ( Isolasi Minyak Jenis Mineral )
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari atom unsur
karbon (C) dan hidrogen (H). Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbon,
senyawa hidrokarbon dapat dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan tak
jenuh. Seluruh ikatan antaratom karbon pada hidrokarbon jenuh merupakan
ikatan kovalen tunggal. Pada hidrokarbon tak jenuh, terdapat satu atau lebih
ikatan rangkap ataupun ikatan rangkap tiga. Berikut ini adalah senyawa
hidrokarbon yang terdapat pada minyak isolasi atau minya trafo.

Gambar 5 Senyawa Hidrocarbon

11
 Senyawa Selulosa (Isolasi Minyak Jenis Nabati)
Minyak isolasi jenis nabati merupakan minyak yang dibuat dari tumbuh-
tumbuhan yang diekstrak kemudian diolah sampai menjadi minyak yang
bias digunakan sebagai isolasi listrik. Beberapa contoh minyak nabati
yang biasa digunakan dalam penelitian minyak transformator adalah
minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak randu, dan minyak jagung.
Berikut senyawa selulosa pada minyak isolasi.

Gambar 6 Senyawa Selulosa

 Mekanisme Pembentukan Gas


a) Partial Discharge. Pada minyak transformator menyebabkan
timbulnya gas hidrogen (H2). Sedangkan pada selulosa menyebabkan
timbulnya gas (H2), (CO), (CO2).
b) Thermal degradation. Pada minyak transformator, pada temperatur
rendah menyebabkan timbulnya gas metana (CH4) dan etana (C2H6),
pada temperatur tinggi menyebabkan timbulnya gas etilen (C2H4),
hidrogen (H2) dan sedikit gas metana (CH4) dan etana (C2H6). Pada
selulosa temperatur rendah menyebabkan timbulnya gas
karbondioksida (CO2) dengan sedikit karbon monoksida (CO),
sedangkan pada temperatur tinggi menyebabkan gas
karbonmonoksida (CO) dengan sedikit karbondioksida (CO2).
c) Arcing Pada minyak transformator menyebabkan timbulnya gas
hidrogen (H2) dan Asetilen (C2H2).

Untuk mencari analisa terkait gangguan akibat gas yang terlarut dalam minyak
trafo, dapat digunakan 2 metode, yaitu metode segitiga duval dan metode duval
pentagon.

12
Metode Segitiga Duval
Segitiga Duval memaparkan analisis tentang konsentrasi gas yang
terkandung dan ditentukan oleh tiga jenis gas yaitu CH4, C2H4, dan C2H2.
Titik area ditentukan dari nilai presentase salah satu gas dibandingkan
dengan jumlah ketiga gas tersebut, kemudian ditarik garis ke satu titik di
tengah area segitiga, sehingga di titik tersebutlah hasil diagnosis kegagalan
dari transformator. Metode Duval diciptakan untuk membantu metode-
metode analisis yang lain. Pada Tabel dibawah menjelaskan jenis
gangguan dari hasil analisa gas dengan metode segitiga duval, dan pada
Gambar di bawahadalah hasil analisa yang dilakukan.

Gambar 7 Segitiga Duval dan Kode Zona Gangguan

Persentase komposisi gas CH4, C2H4 dan C2H2 (dalam persen gas)
diperoleh dari rumus sebagai berikut:

𝐶𝐻4
%𝐶𝐻4 = 𝑋 100%
𝐶𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 2
𝐶2𝐻4
%𝐶2 𝐻 = 𝑋 100%
𝐶𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 2
4
𝐶2𝐻2
%𝐶2 = 𝑋 100%
𝐶𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 2
𝐻
2

Metode Duval Pentagon


Pada Duval Pentagon persentase relatif dari lima gas hidrokarbon utama
(H2, CH4, C2H6, C2H4, C2H2) yang telah dianalisis oleh DGA dihitung.
13
𝐻2 𝐻2
=
𝐻 2+ 𝐶𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 6+ 𝐶 2𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 2
𝐶2𝐻6
𝐶2 𝐻 =
𝐻 2+ 𝐶𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 6+ 𝐶 2𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 2
6

𝐶𝐻4
𝐶𝐻4 =
𝐻 2+ 𝐶𝐻 4 + 𝐶 2𝐻 6+ 𝐶 2𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 2
𝐶2𝐻2
𝐶2 𝐻 =
𝐻 2+ 𝐶𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 6+ 𝐶 2𝐻 4+ 𝐶 2𝐻 2
2
𝐶2𝐻4
𝐶2 =
𝐻 𝐻2 + 𝐶𝐻4 + 𝐶2𝐻6 + 𝐶2𝐻4 + 𝐶2𝐻2
4

Untuk menghitung koordinat centroid, koordinat (xi,yi) untuk masing-


masing kelima titik dihitung.

𝑥𝑖 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝛼


𝑦𝑖 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑥 cos (90 − 𝛼)

Koordinat centroid dari kelima titik kemudian dihitung dengan


menggunakan persamaan

𝑛−1
1
𝐶𝑋 = ∑ (𝑥𝑖 + 𝑥𝑖−1) (𝑥𝑖𝑦𝑖−1 + 𝑥𝑖−1𝑦𝑖 )
6𝐴 𝑖−0
𝑛−1
1
𝐶𝑦 = ∑ (𝑦𝑖 + 𝑦𝑖−1)(𝑥𝑖𝑦𝑖−1 + 𝑥𝑖−1𝑦𝑖)
6𝐴 𝑖−0

Di mana xi dan yi adalah koordinat dari kelima titik, Cx dan Cy (x,y)


koordinat centroid, serta A merupakan permukaan polygon :

1 𝑛− 1
𝐴= ∑ (𝑥𝑖𝑦𝑖−1 + 𝑥𝑖−1𝑦𝑖)
2 𝑖− 0

14
Gambar 8 Representasi Metode Duval Pentagon

Tabel 1 Batasan Klasifikasi kondisi operasi transformator

 Kondisi 1
TDCG menunjukkan transformator masih dapat beroperasi normal dan
lanjutkan pengoperasian.
 Kondisi 2
TDCG menunjukkan gas mudah terbakar dan sudah melebihi batas normal. Bila
salah satu gas nilainya melebihi batas level ini, maka harus segera dilakukan
investigasi.
 Kondisi 3
TDCG menunjukkan terjadinya dekomposisi tingkat tinggi. Bila salah satu gas
nilainya melebihi batas level ini, maka harus segera dilakukan investigasi.
 Kondisi 4

15
TDCG menunjukkan dekomposisi yang berlebihan dan melanjutkan operasi
dapat mengakibatkan kegagalan transformator.

Penyebab dari kegagalan isolasi minyak trafo akibat adanya gas terlarut
berikut akan diuraikan beberapa factor lain yang mempengaruhi mekanisme
kegagalan pada minyak transformator, yaitu:

1. Partikel padat; Partikel debu atau serat selulosa yang ada di sekeliling isolasi
padat (kertas) sering ikut tercampur dalam minyak. Selain itu partikel padat
ini pun bisa terbentuk ketika terjadi pemanasan (thermal strees) dan tegangan
lebih. Pada saat terjadi medan listrik, partikel–partikel ini akan terpolarisasi
dan membentuk jembatan. Arus akan menga-lir melalui jembatan dan
menghasilkan pema-nasan lokal serta menyebabkan terjadinya kegagalan
pada minyak transformator,
2. Uap Air; Air dan uap air terdapat pada minyak, terutama pada minyak yang
telah lama digunakan. Jika terdapat medan listrik, maka molekul uap air
yang terlarut memisah dari minyak dan terpolarisasi. Jika jumlah molekul–
molekul uap air ini banyak, maka akan tersusun semacam jembatan yang
menghubungkan kedua elektroda sehingga terbentuk suatu kanal. Kanal ini
akan merambat dan memanjang sehingga terjadi kegagalan minyak
transformator.
3. Kegagalan gelembung; Merupakan bentuk kegagalan isolasi cair yang
disebabkan oleh gelembung–gelembung gas di dalamnya. Pembentukan gas
karena terjadi dekomposisi pada minyak transforma-tor dapat
mengakibatkan kegagalan. Adanya pengaruh medan yang kuat antara
elektroda, maka gelembung– gelembung gas dalam cair-an tersebut akan
saling sambung menyam-bung dan membentuk jembatan yang menga-wali
terjadinya kegagalan pada minyak transformator.

Sudah banyak penelitian tentang famabilitas pada kasus terbakarnya


transformator ini salah satunya adalah penelitian berjudul Risk Of Fire And
Explosion In Electrical Substations Due To The Formation Of Flammable
Mixtures (El-Harbawi & Al-Mubaddel, 2020) Pada penelitian ini meneliti
tentang resiko kebakaran dan ledakan gardu listrik karna pembentukan

16
campuran. yang mudah terbakar di Riyadh dengan menganilasa tingkat
famabilitas dari minyak trafo bekas dan baru.

Pencapaian dari penelitian ini mendapatkan hasil sebagai berikut

Gambar 9 Diagram famabilitas segitiga untuk campuran minyak-uap baru pada


25 °C.

Gambar 10 Diagram famabilitas segitiga untuk campuran minyak-uap bekas pada


suhu 25 °C

17
Gambar 11 Diagram famabilitas segitiga dari campuran uap minyak baru pada 70
°C.

Gambar 12 Diagram famabilitas segitiga campuran uap minyak bekas pada suhu 115
°C.

masing-masing oli baru dan oli bekas. Nilai campuran , N2, dan O2 dari kedua
campuran uap terletak sedikit di luar zona fammable. Oleh karena itu, campuran uap
disimpulkan tidak mudah terbakar pada suhu 25 °C dan 1 atm. Namun, komposisi dari
campuran ini terletak dekat dengan batas zona yang mudah terbakar, menunjukkan bahwa
campuran tersebut dapat menjadi mudah terbakar jika suhu dinaikkan secara memadai Untuk
mencegah terbentuknya campuran yang mudah terbakar, suhu di mana campuran uap
18
menjadi

19
mudah terbakar diprediksi. Pertama, LFL dan UFL dihitung pada suhu selain 25 °C
menggunakan Persamaan.
Pada penelitian ini di dapatkan kesimpulan bahwa Sekitar 25% senyawa yang terdiri
dari sampel minyak baru adalah alkana, sedangkan lebih dari 33% komponen sampel minyak
bekas adalah alkana. Batas famabilitas bawah dan atas (LFL dan UFL) dari campuran
ditemukan masing-masing 0,88 dan 5,75 vol.% untuk oli baru dan 0,47 dan 3,05 vol.% untuk
oli bekas. Nilai-nilai ini digunakan untuk membuat diagram famabilitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa campuran uap minyak baru dan bekas tidak dapat terbakar pada suhu
25°C dan 1 atm, tetapi akan menjadi mudah terbakar pada suhu 77 dan 115°C.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab dari kebakaran transformator yaitu :
1. Terjadinya kebakaran trafo selalu bermula dari adanya tiga hal yaitu pemantik
(ignition), bahan mudah terbakar dan bahan bakar. Karena transformator mengandung
minyak sebagai pendingin dan isolasi, maka hal ini bisa dianggap sebagai bahan bakar
terjadinya kebakaran, sekaligus sebagai bahan yang mudah terbakar. Dari kondisi
tersebut, maka perhatian akan terfokus kepada masalah ignition.
2. Pemantik merupakan salah satu penyebab terjadinya peristiwa trafo terbakar, dan
beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah overheating pada inti besi,
kegagalan isolasi pada belitan fasa, serta kegagalan pada bushing trafo.
3. Penyebab trafo terbakar, selanjutnya adalah bahan bakar dan bahan mudah terbakar,
faktor yang menyebabkan hal tersebut ialah kegagalan isolasi minyak trafo. Minyak
transformator merupakan salah satu bagian dari transformator daya yang berfungsi
antara lain sebagai media pendingin, media isolasi, media/alat untuk memadamkan
busur api serta perlindungan alat terhadap korosi dan oksidasi pada transformator.
4. Kurangnya perawatan dan monitoring pada trafo yang menyebabkan tidak mampunya
transfrmator meminimalisir terjadinya kebakaran pada tranformator.

11
0
DAFTAR PUSTAKA

El-Harbawi, M., & Al-Mubaddel, F. (2020). Risk of Fire and Explosion in Electrical
Substations Due to the Formation of Flammable Mixtures. Scientific Reports, 10(1), 1–
9. https://doi.org/10.1038/s41598-020-63354-4

Hoole, P. R. P., Anak, S., Izzati, N., & Hafiez, M. (2017). Power Transformer Fire and
Explosion : Causes and Control. International Journal of Control Theory and
Applications, 10(16), 211–220.

Badaruddin, Fery Agung Firdianto. (2016). Analisa Minyak Transformator pada


Transformator Tiga Fasa. Jurnal Teknologi Elektro, 7(2), 75-83.

Gianto, Adhie Satrya, Chairul Gagarin Irianto, Darto Gianto. (2015). Perhitungan Penurunan
Umur Transformator Akibat Pengaruh Suhu Lingkungan. JETRI, 13(10), 15-36.

Kodoati, Krestovel Alvian, Fielman Lisi, Marthinus Pakiding. (2015). Analisa Perkiraan Umur
Transformator. E-journal Teknik Elektro dan Komputer, 35-43.

20

Anda mungkin juga menyukai