Anda di halaman 1dari 112

Laporan Kerja Praktek

PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin


Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Kegiatan Kerja Praktek (KP) harus dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai

salah satu mata kuliah pada semester VII program studi Teknik Mesin Universitas Bung

Hatta Padang. Kerja praktek ini dapat meningkatkan keterampilan dan menambah

pengetahuan mahasiswa dengan jalan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh

dibangku perkuliah ke dunia industri.

Didunia industri mahasiswa melakukan latihan-latihan dan bekerja

layaknya karyawan yang ada di suatu perusahaaan serta mendapat perlakuan disiplin

yang sama dengan karyawan. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat melatih

disiplin diri, sehingga tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan saja akan

tetapi ikut merasakan situasi pekerjaan.

Bagi perusahaan yang memberi tempat untuk program kerja praktek

dapat dikaitkan dalam usaha mengisi kebutuhan tenaga kerja baru. Selama kerja praktek

perusahaan dapat mengamati dan mengarahkan para mahasiswa yang melakukan kerja

praktek di perusahaan tersebut, agar mahasiswa dapat mengambil pelajaran dari arahan

yang diberikan.

Keuntungan timbal balik akan didapatkan apabila kerja yang dilakukan

sungguh-sungguh. Bagi mahasiswa selain mendapatkan program studi juga

mendapatkan pengalaman dalam melatih keterampilan, sikap serta pola dalam

bertindak.

Canny s Dayu 1
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Bagi perusahaan dapat menarik keuntungan secara langsung dengan

memberi program dalam pemecahan persoalan khusus yang disadari selama ini

sehingga persoalan tersebut dapat dibawa keperguruan tinggi untuk di jadikan bahan

penelitian dengan demikian hubungan yang lebih harmonis akan terjalin antara

perusahaan dengan perguruan tinggi.

Akhir dari Kerja Praktek (KP) adalah mahasiswa diwajibkan untuk

membuat laporan hasil kerja prakteknya dan mempresentasikan hasil laporan tersebut di

depan dosen penguji yang telah ditentukan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Program kerja praktek bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang

ada di Perguruan Tinggi terutama dibidang keteknikan. Dengan kerja praktek, ilmu

yang di dapat secara teoritis dibangku kuliah dapat dilihat bagaimana aplikasinya di

dunia industri. Dengan membandingkan dunia perguruan tinggi dengan dunia kerja.

Diharapkan mahasiswa dapat memahami:

a. Kesesuaian antara teoritis dan praktek dari suatu keilmuan

b. Berbagai bidang teknologi yang dipergunakan Di PT. PLN (Persero)

Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor Bukittinggi,Pembangkitan PLTA

Batang Agam.

c. Teknologi-teknologi terbaru yang sedang terapkan maupun sedang

dikembangkan.

Canny s Dayu 2
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

d. Gambaran umum tentang pembagian kerja, tata cara kehidupan dan kondisi kerja

di dunia industri, khususnya di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera

Bagian Selatan Sektor Bukittinggi,Pembangkitan PLTA Batang Agam

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan sistam penulisan laporan dari awal

sampai akhir sehingga isinya menghasilkan tulisan dengan urutan yang teratur dan lebih

terarah serta pengelompokan-pengelompokan yang jelas. Adapun sistematika penulisan

Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini pembahasan difokuskan pada latar belakang Kerja Praktek,

tujuan Kerja Praktek, dan sistematika penulisan Kerja Praktek.

BAB II : MANAJEMEN PERUSASHAAN

Pada bab ini dijelaskan tentang sejarah perusahaan, bidang usaha dan

pemasaran produk, struktur organisasi dan manajemen perusahaan, sistem

persedian barang (inventory) perusahaan, sistem dan mekanisme

pengendalian kualitas produk perusahaan.

BAB III : PROSES PRODUKSI

Pada bab ini dijelaskan mengenai proses produksi perusahaan yang memuat

tentang tata letak pabrik dan tata letak fasilitas /mesin , proses produksi ,

sistem dan mekanisme pemeliharaan mesin dan peralatan mekanis.

Canny s Dayu 3
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

BAB IV : TUGAS KHUSUS

Bab ini berisi latar belakang tugas khusus(ANALISA TEGANGAN PADA

SAMBUNGAN BAUT FLYWHEEL TURBIN), batasan masalah , tujuan ,

tinjauan pustaka, perancangan /analisis pembahasan dan kesimpulan .

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dikemukakan berdasarkan hasil

pengamatan penulis selama Kerja Praktek.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Canny s Dayu 4
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

BAB II

MANAJEMEN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PLTA Batang Agam

Gambar 1.1 Bagunan PLTA Batang Agam

Pembangunan PLTA Batang Agam merupakan salah satu pemanfaatan

potensi air Batang Agam. Daerah pengaliran sungai Batang Agam merupakan daerah

yang subur, bergunung – gunung dan di anugerahi curah hujan yang cukup tinggi,

sungai Batang Agam tidak pernah kering sepanjang tahun dan airnya digunakan

penduduk untuk berbagai keperluan seperti untuk pengairan pertanian, pengairan

perikanan dan keperluan rumah tangga dan lain sebagainya.

Pembangunan PLTA Batang Agam yang terletak di perbatasan

Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh kota akhirnya rampung sekaligus dengan

Canny s Dayu 5
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

distribusi jaringannya. Daerah – daerah yang mendapat bagian adalah daerah di sekitar

Payakumbuh, Bukittinggi, Padang Panjang, Batusangkar, dan meliputi daerah

pedesaaan kabupaten Lima Puluh kota, kabupaten Agam, dan kabupaten Tanah Datar.

Proyek ini merupakan proyek besar di Sumatera Barat selama Pelita I dan

Pelita II. Kapasitas tenaga listrik yang dibangkitkan di proyek ini sebesar 10.500 kW.

Pembangunan proyek PLTA Batang Agam sebenarnya sudah lama direncanakan sejak

tahun 1927.

Pemerintah Belanda dalam hal ini Departemen Van Veerkeer en

Waterstaat Agdeling Electricitiet telah melakukan survei, penyelidikan, pengukuran

debit air, curah hujan dan topografi rampung dilakukan hingga tahun 1938, tetapi

karena pecahnya Perang Dunia II, maka rencana proyek tersebut tertunda

pelaksanaannya.

Pemerintah RI dalam hal ini Depatemen PUTL tahun 1957 melakukan

penelitian kembali tentang kemungkinan dibangunnya kembali proyek PLTA Batang

Agam. Direncanakan waktu itu proyek tersebut akan rampung tahun 1966 dengan

kapasitas 10.5 MW, tetapi karena pergolakan daerah, rencana itu kembali mengalami

hambatan., Ir. Januar Muin (Sarjana tamatan ITB) dikirim ke Bukittinggi untuk

mengurus proyek yang belum tentu ujung kepastiannya.

Pada bulan April 1965 ia meninggalkan Jakarta, tidak adanya

perencanaan yang matang proyek ini dari pemerintah pusat, membuat dia kebingungan

tentang apa yang harus dilakukannya, dia hanya dibekali dengan sebuah mobil sedan tua

“consul”. Terus dengan delapan pegawai yang menggunakan belsuit dan 15 orang

pegawai harian. Kerja sehari – hari hanya melihat – lihat tempat yang akan dijadikan

PLTA.

Canny s Dayu 6
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Proyek yang masih dalam bentuk bukit tandus dan padang

pengembalaan, tidak ada tanda – tanda bahwa tempat ini akan menjadi proyek besar

untuk ukuran Sumatera Barat. Namun demikian setiap hari ia mencoba mengumpulkan

data- data tentang kelistrikan di Sumatera Barat akan pentingnya proyek itu, karena

masih sangat minimnya tenaga listrik yang ada di daerah ini.

Setelah pemerintahan orde baru, Ir. Januar Muin bersama dengan

Gubernur Sumbar Drs. Harun Zain pada waktu itu melakukan pendekatan – pendekatan,

baik resmi maupun tidak resmi kepada pejabat pemerintah pusat di Jakarta.

Barulah pada tahun 1959 mulai dikerjakan aktif, karena proyek ini sudah

resmi dimasukkan dalam Pelita I. Namun kelanjutannya diperlukan biaya yang cukup

besar untuk pembelian alat – alat elektromekaniknya.

Pada suatu sidang kabinet, proyek PLTA Batang Agam dibicarakan.

Menurut Menteri Sutami pembicaraan tersebut berlangsung dalam situasi yang tidak

menguntungkan. Proyek ini hampir dihapuskan dari Pelita I. Sidang itu meninjau dua

kemungkinan karena kekurangan keuangan pemerintahan, Menteri Pertambangan

Ir.Sumantri Brojonegoro menyarankan agar tambang Batu bara Ombilin yang harus

diselamatkan terlebih dahulu, karena ditambang tersebut ada pembangkit Listrik Tenaga

Uap (PLTU), lebih baik ini yang diperbaiki, sedangkan PLTA Batang Agam ditunda

dulu. Dalam sidang tersebut, Menteri Sutami meminta kesempatan untuk meninjau

proyek PLTA Batang Agam terlebih dahulu, sebelum diputuskan untuk dihapuskan dari

Pelita I.

Pada bulan April 1970, Menteri Sutami datang ke Sumatera Barat, ia

mengadakan diskusi – diskusi dengan pemerintah daerah, mengumpulkan data – data

serta mendengarkan pendapat banyak pihak tentang PLTA Batang Agam. Selain

kurangnya tenaga listrik di Sumatera Barat padahal potensi tenaga listrik didaerah itu

Canny s Dayu 7
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

cukup besar.

Akhirnya Menteri Sutami berkesimpulan untuk melanjutkan proyek ini,

walaupun harus dikerjakan dengan alat – alat yang tradisional, agar proyek ini terus

berjalan lancar. Melihat adanya tanda – tanda lampu hijau ini, Ir. Januar Muin merasa

harga dirinya pulih. Kini ia akan dapat memimpin sebuah proyek besar dalam ukuran

besar Sumatera Barat waktu itu.

Untuk keperluan itulah pada tahun 1970 sengaja didatangkan tim dari

Lahmeyer International Consultan dari Jerman Barat. Tim tersebut meneliti kembali

studi kemungkinan yang dibuat oleh tenaga – tenaga proyek ini dan Universitas Andalas

Padang.

Dari hasil penelitian, ternyata proyek tersebut secara tertulis dan

ekonomis adalah memungkinkan dan dengan dasar itulah proyek PLTA Batang Agam

diteruskan pelaksanaannya dengan bantuan pinjaman Asian Development Bank (ADB

Manila) sebesar U$ 7,1 Juta.

Pembangunan proyek PLTA Batang Agam diteruskan, walaupun baru

akan dibangkitkan tenaga sebesar 10,5 MW, akan tetapi telah memperlihatkan titik

terang bagi daerah Sumbar secara keseluruhan. Sehingga pada tanggal 28 Februari 1976

proyek tersebut rampung dikerjakan dan mulai dioperasikan pada :

a. Turbin / Generator 1 tanggal 1 Maret 1976

b. Turbin / Generator 2 tanggal 8 Maret 1976

c. Turbin / Generator 3 tanggal 15 September 1981

Setelah proyek selesai, PLTA Batang Agam dibawahi oleh PT.PLN (

Persero) Wilayah III Sumbar – Riau Sektor Bukittinggi, karena PLN mengalami

Canny s Dayu 8
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

perubahan struktur maka sekarang ini PLTA Batang Agam dibawahi oleh PT.PLN (

Persero ) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor Pembangkitan Bukittinggi

sekaligus menangani pengelolaan PLTA Batang Agam baik pengoperasianya maupun

pemeliharaan unit-unit pembangkit serta alat bantu maupun bangunan-bangunan dan

lingkungananya.

2.2 Bidang Usaha Dan Pemasaran Produk

2.2.1 Bidang Usaha

Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia

terlebih pada zaman moderen. Sebab energi listrik dapat digunakan untuk perindustrian,

perkantoran dan semua aktivitas kehidupan manusia dalam keseharianya. Oleh karena

itu perkembangan teknologi manusia dalam keseharianya dan perkembangan teknologi

khususnya tentang tenaga listrik sangat dibutuhkan seiring dengan semakin

meningkatnya permintaan energi listrik itu sendiri.

PT PLN (Persero) pembangkitan Sumatera bagian sektor Bukittinggi

pembangkitan PLTA Batang Agam ini bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik

dengan memanfaatkan energi potensial air sungai Batang Agam sebagai sumber

pembangkitan tenaga listrik tersebut.

Canny s Dayu 9
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

2.2.2 Pemasaran Produk

Tenaga listrik yang di hasilakan oleh PLTA batang agam ini

didistribusikan ke beberapa daerah yang terdiri dari 4 feeder .daerah-daerah yang

mendapatkan penerangan oleh PLTA batang agam ini meliputi :

a. Feeder I Bukittinggi sampai GH Tanjung Alam

b. Feeder II Batusangkar sampai GH Dobok

c. Feeder III Line Payaumbuh I ( Ekpress feeder) interkoneksi system Sumbar Riau

d. Feeder IV Line Payakumbuh II sampai GH Kota.

2.3 Struktur Organisasi dan Manajemen PLTA Batang Agam

Struktur organisasi dan manajemen perusahaan sangat diperlukan oleh

suatu perusahaan karena setiap orang ingin mengetahui dari siapa dia akan menerima

perintah dan kepada siapa dia mempertanggung jawabkan pekerjanya. Organisasi dan

manajemen juga memegang peranan penting sebab majunya suatu perusahaan

tergantung dari bentuk organisasi dan manajemen suatu perusahan itu sendiri, maka

tujuan dan sasaran ditetapkan agar akan lebih berhasil bila ada pengkoordinasi antara

sub – sub dalam organisasi yang terarah.

Struktur organisasi yang digunakan di PLTA Batang Agam adalah

stuktur organisasi fungsional, dimana struktur organisasi ini memanfaatkan tenaga ahli

dibidang khusus semaksimal mungkin. Bagan berikut ini akan memperlihatkan struktur

organisasi PLTA Batang Agam :

Canny s Dayu 10
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

MANAJER
PLTA

ENG/ASST PENGUSAHAAN
PEMBANGKITAN

SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR


SHIFT A SHIFT B SHIFT C SHIFT D PEMELIHARAAN LING,K2 &ADM

AOP CONTROL JOP CONTROL ENG


ROOM JOP CONTROL JOP CONTROL JUNIOR ENG
ROOM MESIN ENG ENG SIPIL
ROOM ROOM LING,K2&ADM
Motor,Relay&
Proteksi
JUNIOR OP Tenaga Ahli
JUNIOR OP TURBIN ASST OP JUNIOR OP Pemeliharaan
TURBIN TURBIN TENAGA BANTU
TURBIN Alat Bantu Tenaga Ahli ASST
LISTRIK OFFISER/JUNIOR
OFFISER
ASST ASST OP/JUNIOR KEAMANAN
OP ALAT BANTU JUNIOR OP
OP/JUNIOR OP TURBIN ASST OP/JUNIOR
ALAT BANTU TENAGA BANTU TENAGA BANTU PENGEMUDI
OP ALAT BANTU
TENAGA BANTU
LING,K2&ADM
TENAGA BANTU TENAGA BANTU
TENAGA BANTU
SHIFT A SHIFT B TENAGA BANTU
SHIFT C
SHIFT D

SECURITY

POS POWER HOUSE


POS KOLAM TANDO

PETUGAS PINTU AIR


POS INTAKE WEIR PETUGAS
POS KOLAM PASIR CLEANING
SERVICE

PETUGAS
CLENING AREA

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi PLTA Batang Agam

Canny s Dayu 11
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

a. Manajer PLTA Batang Agam

PLTA Batang Agam dipimpin oleh seorang manajer yang tugas

pokoknya adalah mengkoordinir jalanya rencana operasi dan pemeliharaan,

menganalisa dan mengatasi atau mencegah terjadinya kerusakan maupun gangguan

yang akan terjadi pada unit pembangkit, membina bawahan dan mengawasi pengelolaan

pengusahaan pembangkit dan sumber daya manusia dalam rangka memproduksi tenaga

listrik yang handal.

b. AEP Pengusahaan

Tugas pokok dari AEP ( Assisten Engenering Pengusahaan ) adalah

membawahi seluruh supervisor di unit PLTA Batang Agam serta mengatur dan

mengkoordinir seluruh pekerjaan yang akan dilakukan oleh masing – masing Seksi.

AEP di dalam pelaksanaan pekerjaann bertanggung jawab langsung kepada Manejer

PLTA.

c. Supervisor Operasi Shift A, B, C dan D

Tugas pokok dari supervisor operasi A, B, C dan D adalah

mengkoordinasikan, memberi petunjuk dan arahan kepada anggota operator yang di

bawahinya untuk pelaksanaan operasi pembangkitan demi menjaga keandalan sistem

pengoperasian pembangkit serta kontinuitas penyaluran tenaga listrik dan keandalan

dari mesin pembangkit itu sendiri. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya supervisor

operasi A, B, C dan D didukung oleh operator pembangkit yang yang bertugas

mengoperasikan mesin pembangkit sesuai jadwal dan Standart Operasional

Canny s Dayu 12
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Prosedure (SOP) untuk memenuhi kebutuhan daya serta mencatat angka-angka usaha

unit mesin secara periodik untuk menjaga keandalan dan kontinuitas pembangkitan

tenaga listrik.

d. Supervisor Pemeliharaan Mesin

Supervisor pemeliharan mesin bertugas melaksanakan kegiatan

pemeliharaan di bidang mesin secara terjadwal maupun tidak terjadwal, melaporkan

hasil kegiatan pemeliharaan mesin pembangkit kepada manajer PLTA.

e. Supervisor Pemeliharaan Listrik

Supervisor pemeliharan listrik bertugas melaksanakan seluruh jadwal

pemeliharaan peralatan system ketenaga listrikan yang telah disusun oleh tim

pemeliharaan listrik.

f. Supervisor Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen

Supervisor pemeliharaan Kontrol dan Instrumen bertugas melaksanakan

seluruh jadwal pemelihraan peralatan sistem control dan instrumen yang telah disusun

sesuai jadwal maupun tidak sesuai jadwal.

g. Supervisor Pemeliharaan Sipil dan Lingkungan Hidup

Supervisor pemeliharan sipil dan lingkungan hidup, bagian ini bertugas

memelihara dan mengamati bangunan sipil, waduk, saluran air kolam, mess, peralatan

pintu air, pemeriksaan mutu air, menata tanaman yang ada dilingkungan PLTA,

perumahan, jalan, dllnya.

Canny s Dayu 13
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

h. Supervisor ADM & KEU

Supervisor ADM & KEU bertugas mengkoordinasikan,memberikan

petunjuk dan mengarahkan petugas dilingkungan seksinya dalam hal pembukuan,

kepegawaian, keuangan, tata usaha gudang, keamanan serta rumah tangga dan

protokoler untuk mendukung pekerjaan operasional dan pemeliharaan unit pembangkit.

i. K2

Tugas dari tim K2 adalah menjaga keadaan keselamatan dan kesehatan

personil yang ada dalam areal PLTA Batang Agam dari kecelakaan kerja, serta

melengkapai semua peralatan penunjang keselamatan dan kesehatan kerja sesuai

standart yang telah ditetapkan oleh SMK3.

Selain pegawai tetap, pada PLTA Batang Agam juga terdapat beberapa

orang pegawai out sourching ( Harian lepas) yang bertugas sebagai sopir, satuan

pengaman, operator, pemeliharaan dan lain lainya. Untuk pengawasan di PLTA Batang

Agam di jaga oleh beberapa orang tenaga security yang menempati posnya masing-

masing.

2.4 Sistem Persediaan Barang (Inventory)

Ketersedian suku cadang dari komponen mesin –mesin yang beroperasi

di PLTA Batang Agam sangat penting, karena hal tersebut sangat menentukan efesiensi

pada saat proses maintenance. suku cadang pada PLTA Batang Agam terdiri dari

Canny s Dayu 14
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

jenis yang di tempatkan di masing-masing gudang I, III dan IV, empat jenis suku

cadang tersebut adalah :

a. Material instalasi mesin

b. Material umum

c. Material consumable

d. Material minyak pelumas

Gudang I merupakan tempat penyimpanan material instalasi mesin dan

material consumable ,gudang III adalah tempat penyimpanan material umum, dan

gudang IV merupakan tempat penyimpanan material minyak pelumas. Berikut adalah

nama-nama dari masing-masing jenis material :

a. Material Instalasi Mesin

Tabel 1. Material Instalasi Mesin

NO NAMA MATERIAL (MATERIAL INSTALASI MESIN) SATUAN

1 Filter Element UK 420 BH


2 Brake Shoes (BTA) BH
3 Filter element (catridge) for transfer pump & flusing oil trafo (BTA) BH
4 Filter element for oil pressure mess 80 (BTA) BH
5 Filter element inlet valve mesh 200 (BTA) BH
6 Karet kopling lubricating oil pump (LOP) (BTA) BH
7 Mekanikal Seal pompa Oil OPP (BTA) SET
8 Searpin Guide Vane (BTA) BH
9 Seatring A Turbin Inlet Valve (BTA) BH
10 Nagano Low Pressure Gauge BH
11 Pressure gauge for grease BH
12 Check valve untuk grease system BH
13 Control switch7-65 meidensha SCMB 1 1A1B BH
14 Control switch7-90 meidensha SCMB 1 1A1B BH
15 Bearing turbin (generator turbine side metal SET
16 Bearing generator (generator exenter side metal SET

Canny s Dayu 15
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

17 Filter elemen seat ring mess 80 BH


18 Filter elemen Shaft seal Mess 200 BH
19 Carbon Brush BH

b. Material Umum

Tabel 2. Material Umum

NO NAMA MATERIAL (MATERIAL UMUM) SATUAN


1 Ball bearing 6201 ZZ (BTA) BH
2 Ball bearing 6201 ZZ (BTA) BH
3 Ball bearing 6201 ZZ (BTA) BH
4 Ball bearing 6201 ZZ (BTA) BH
5 Ball bearing 6201 ZZ (BTA) BH
6 Ball bearing 6201 ZZ (BTA) BH
7 Ball bearing 6306 ZZ (BTA) BH
8 Ball bearing 6308 ZZ (BTA) BH
9 Ball bearing 30203 ZZ (BTA) BH
10 Baut M12 X 50 mm pakai isolasi u/ plange pipa (BTA) BH
11 Baut M12 X 40 mm u/ plant pipa pendingin (BTA) BH
12 Baut HTB ASTM A325 M20 X 55 mm u/ Draft tube , Draft band (BTA) BH
13 Gasket Compound Formatex (BTA) TUB
14 O-ring d = 8 mm Mat NBR (BTA) M
15 O-Ring d= 6 mm Mat NBR (BTA) M
16 O-Ring G 12 mat NBR ukr : D1=18, D2=12, d=3,0 mm (BTA) BH
17 O-Ring G 14 mat NBR ukr : D1=20, D2=14, d=3,0 mm (BTA) BH
18 O-Ring G 30 mat NBR ukr : D1=36, D2=30, d=3,0 mm (BTA) BH
19 O-Ring G 35 mat NBR ukr : D1=41, D2=35, d=3,0 mm (BTA) BH
20 O-Ring G 40 mat NBR ukr : D1=46, D2=40, d=3,0 mm (BTA) BH
21 O-Ring G 55 mat NBR ukr : D1=616, D2=55, d=3,0 mm (BTA) BH
22 O-Ring G 60 mat NBR ukr : D1=61, D2=55, d=3,0 mm (BTA) BH
23 O-Ring G 65 mat NBR ukr : D1=71, D2=65, d=3,0 mm (BTA) BH
24 O-Ring G 70 mat NBR ukr : D1=76, D2=70, d=3,0 mm (BTA) BH
25 O-Ring G 75 mat NBR ukr : D1=81, D2=75, d=3,0 mm (BTA) BH
26 O-Ring G 80 mat NBR ukr : D1=86, D2=80, d=3,0 mm (BTA) BH
27 O-Ring G 90 mat NBR ukr : D1=96, D2=90, d=3,0 mm (BTA) BH
28 O-Ring G 95 mat NBR ukr : D1=101, D2=95, d=3,0 mm (BTA) BH
29 O-Ring G 105 mat NBR ukr : D1=111, D2=105, d=3,0 mm (BTA) BH
30 O-Ring P 11 mat NBR ukr : D1=15, D2=11, d=2,0 mm (BTA) BH
31 O-Ring P 12 mat NBR ukr : D1=17, D2=12, d=2,5 mm (BTA) BH
32 O-Ring P 14 mat NBR ukr : D1=19, D2=14, d=2,5 mm (BTA) BH
33 O-Ring P 18 mat NBR ukr : D1=23, D2=18, d=2,5 mm (BTA) BH
34 O-Ring P 30 mat NBR ukr : D1=35, D2=30, d=2,5 mm (BTA) BH

Canny s Dayu 16
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

35 O-Ring P 32 mat NBR ukr : D1=39, D2=32, d=3,5 mm (BTA) BH


36 O-Ring P 42 mat NBR ukr : D1=49, D2=42, d=3,5 mm (BTA) BH
37 O-Ring P 46 mat NBR ukr : D1=53, D2=46, d=3,5 mm (BTA) BH
38 O-Ring P 50 mat NBR ukr : D1=58, D2=50, d=4,0 mm (BTA) BH
39 Packing klinggerit tebal 1 mm (BTA) LBR
40 Packing klinggerit tebal 1,5 mm (BTA) LBR
41 Plastik bening tebal (BTA) M
42 Packing Ruher NBR tebal 5mm uk. 1000 x 15000 mm (BTA) LBR
43 Silikagel 500 gram uk. 6 mm (BTA) KG
44 Shim tebal 0,05 mm (BTA) HLI
45 Shim tebal 0,10 mm (BTA) HLI
46 Shim tebal 0,15 (BTA) HLI
47 Shim tebal 1 mm (BTA) HLI
48 Shim tebal 1,5 mm (BTA) HLI
49 O.ring p 09 Mat NBR di.D1=3mm BH
50 O.ring p 55 Mat NBR di.D1=3,0mm BH
51 O.ring p 60 Mat NBR di.D1=3,2mm BH
52 Safety belt SET
53 Baut ms M 10 x 30 (drat halus) v cover generator BH
54 Baut HTB ASTM A307 M 16 panjang 55 mm u/flywheel BH
55 Fuse 500/300 volt 60 amp BH
56 Fuse 600 volt 3 amp BH
57 Gasket Off KLG
58 Minyak hydrolic thrust SAE 10 L
59 Oring kit SET
60 O-ring material VITON D= 10 mm M
61 Packing klinggerit Valcua tebal 0,5 mm LBR
62 Packing klinggerit Valcua tebal 2 mm LBR
63 Packing oil for cooling coil, tebal 3 mm LBR
64 Fuse BLA 005 tp,d32-1051 600 volt-5 amp TUB

c. Material Consumable

Tabel 3. Material Consumble

NO NAMA MATERIAL (MATERIAL CONSUMABLE ) SATUAN

1 Baterai senter Bh
2 Brasso isi 100 mm Klg
3 Cat minyak platone No.852 (BTA) Kg
4 Contact cleaner LPS 3 450 gram (BTA) Klg

Canny s Dayu 17
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

5 Glass Cleaner "Clear"410 gram (BTA) Klg


6 Isolasi Unibel (BTA) Rol
7 Isolasi scotch type 33 (BTA) Rol
8 Isolating Vernis Spray Corium 202 Klg
9 Kain lap majun Kg
10 Kain lap biru (BTA) Hl
11 Kain press pan merk scoth lbr 2 cm (BTA) Rol
12 Kertas pasir NO. 360 (BTA) Lbr
13 Kertas pasir NO. 150 (BTA) Lbr
14 Kuas ukuran 1" Eterna (BTA) Bh
15 Kuas ukuran 2" Eterna (BTA) Bh
16 Kuas ukuran 3" Eterna (BTA) Bh
17 Kuas ukuran 4" Eterna (BTA) Bh
18 Lem Loctite 401 (BTA) Bh
19 Lem aica aibon (BTA) Bh
20 Lem Loctite 271 Bh
21 Mata gergaji baja 1 mata (BTA) Bh
22 Mata gergaji baja 2 mata (BTA) Bh
23 Mata gergaji "ULTRA MAYOR 400X40X2,5 mm (BTA) Bh
24 Mata gerindra layang 100x16x2 mm "Robinson" (BTA) Bh
25 Mata gerindra Bh
26 Minyak tanah (BTA) ltr
27 Minyak rem Sheel Donax 0,5 liter (BTA) KLG
28 Premium (BTA) Ltr
29 Sabun Cream OMO 450 gram (BTA) Bks
30 Sarung tangan kerja dari kulit Psg
31 Seal tape (TBA) (BTA) Rol
32 Sendok Dempul ukuran 1,5" (BTA) Bh
33 Sendok Dempul ukuran 3" (BTA) Bh
34 TBA Besar (BTA) Bh
35 Elbow 1 inch Bh
36 Elbow 1,25 inch Bh
37 Elbow 2,5 inch Bh
38 Elbow 3,5 inch Bh
39 Elbow 6,5 inch Bh
40 Grease 808 corterpilar TUB
41 Isolasi scoth type 23 rubber Rol
42 Sarung tangan kain Psg
43 Kertas pasir meteran no 600 Rol
44 Baygon Sprey Klg
45 Cat minyak Platon No 888 Klg
46 Cat minyak RJ kuning (500) @ 1 liter Klg
47 Contact cleaner CRC Klg

Canny s Dayu 18
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

48 Grease Avania PAIL


49 Grase automotiv 200 S PAIL
50 Grease IP 88 TUB
51 Kertas pasir No 240 Lbr
52 Kertas pasir panjang No 1000 WP Rol
53 Kertas pasir panjang No 400 WP Rol
54 Lampu hemat energi 20 watt Bh
55 Lampu hemat energi 45 watt Bh
56 Lampu Indicator 220 Volt Bh
57 Lampu TL 10 watt Bh
58 Lampu TL 40 watt Bh
59 Sabun Attack Bks
60 Starter lampu TL type FG-1E (ulir) Bh
61 Anti size compound "MOLICOTE" (BTA) Klg
62 Gundar kawat baja Bh
63 Gundar botol nylon (BTA) Bh
64 Gundar kawat kuningan (BTA) Bh
65 Gundar Mangkok ( wire brush ) uk 3" merk "FALERY" Buah
66 Kawat las LB52 3,2 mm @5 kg Ktk
67 Kawat las 2,0 mm @2 kg Ktk
68 Kawat las stainlees Kg
69 Masker hidung (BTA) Bh
70 Masker las listrik Bh
71 Metal spray "SIM " (BTA) Set
72 Multi Metal MM-SS baja Pasta Type 201 (BTA) Set
73 Rust penetrant WD 40 Spray 450 gram (BTA) Klg
74 Air battery lunak aquades isi 1 liter Ltr
75 Cable Ties 200 mm Bks
76 Cable Ties 300 mm Bks
77 Ear muff Psg
78 Oli Mrditran SX (oli Diesel) L
79 Drathon 22/220 (WD) Klg
80 Open Gear and Wire Lube Drathon 28/280 Klg
81 Cleaner and Degreaser Drathon 14/140 Klg
82 Elektrik Contack Cleaner Drathon 15/150 PS Klg
83 Karet kopleng motor pompa LOP Bh

d. Material Minyak Pelumas

Tabel 4. Material Minyak Pelumas

Canny s Dayu 19
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

NO NAMA MATERIAL (MINYAK PELUMAS) SATUAN

1 Shell Diala B Ltr


2 Shell Turbo T-68
T Ltr
3 Shell Telus T-68
T Ltr
4 Oli Mrditran SX (oli Diesel) Ltr

Suku cadang ini dilakukan pengontrolan dan pendataannya sekali sebulan

. Suku cadang yang telah didata selanjutnya akan dihitung persentase output nya.

Apabila persedian suku cadang yang tersisa di gudang 20%


20%, maka dibuatlah pelaporan

dan pemesanan kembali. Seperti pada diagram proses berikut :

pengontrolan &
pendataan

penghitungan persentase
output

pelaporan dan pemesanan


ke sektor

Gambar 2.2. Diagram Proses Pengadaan Barang

2.5 Sistem Dan Mekanisme Pengendalian Kualiatas Produk PLTA Batang Agam

2.5.1 Sistim Pengendalian Kualitas Energi Listrik

Besar energi listrik yang di distribusikan PLTA batang agam kepada

konsumen terdiri dari tiga tingkatan dalam 24 jam ,hal ini dikarenakan pasokan air

yang terdapat di kolam penampungan (daily pondage) yang dimanfaatkan untuk

Canny s Dayu 20
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

memutar turbin dan generator listrik tidak sama .Volume air yang terdapat di kolam

penampungan dipengaruhi oleh cuaca di daerah batang agam yang berdampak terhadap

tinggi rendahnya elevasi permukaan air,semakin tinggi elevasi permukaan air maka

energi listrik yang dibangkitkan akan semakin besar dan begtiu juga sebaliknya .

Pemakaian energi listrik oleh konsumen pada pagi, siang ,dan malam

hari tentunya berbeda.tenaga listrik yang di butuhkan pada pagi dan malam hari

tentunya lebih besar dibandingkan dengan siang hari ,dengan adanya perbedaan besar

pemakaian tenaga listrik tersebut, maka pada siang hari dimanfaatkanlah untuk

pengumpulan air yang terdapat pada kolam penampungan dengan tujuan meningkatkan

elevasi permukaan air untuk dapat membangkitkan energi listrik yang maksimal pada

pagi dan malam hari.berikut adalah tingkatan besar pembangkitan energi listrik dalam

range waktu :

a. Jam 18.00 – 20.00 WIB (beban maksimal)

b. Jam 05.00 – 07.00 WIB (beban maksimal)

c. Jam 07.01 – 17.59 WIB (beban normal)

2.5.2 Mekanisme Pengendalian Kualitas Energi Listrik

Aliran sungai batang agam adalah patokan pertama untuk membangkitan

energi listrik ,dengan cara mengendalikan aliran air masuk ke terowongan I melalui

bukaan pintu air masuk serta kondisi elevasi air intake weir , kolam

penampungan(daily pondage) dan airnya.Berikut adalah variasi beban normal dan

maksimum pada PLTA Batang Agam berdasarkan elevasi,debit,tinggi bukaan dan

volume pada intake weir,pintu air masuk ,kolam tando dan power house :

Canny s Dayu 21
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

a. Beban Normal

Tabel 5. Variasi Beban Normal Unit PLTA

INTAKE WEIR PINTU AIR MASUK DAILY PONDAGE POWER HOUSE


No
ELEVASI DEBIT TG.BUKAAN(m) DEBIT VOLUME ELEVASI (m) BEBAN DEBIT
(m) (m3/s) (m3/s) (m3) (MW) (m3/s)

1 685,3 3,2 45 2,92 18.000 677,5 2 2,26

2 685,35 4 50 3,25 21.000 677,75 2,25 3

3 685,4 5 65 4,22 25.000 678 3 4

4 685,45 6 80 5,2 30.000 678,25 3,5 4,65

5 685,5 7 100 6,5 35.000 678,5 4,5 6

6 685,55 8 110 7,15 39.000 678,75 5 6,7

b. beban maksimal

Tabel 6. Variasi Beban Maksimal Unit PLTA

POWER HOUSE
no INTAKE WEIR PINTU AIR MASUK DAILY PONDAGE

ELEVASI DEBIT TG.BUKAAN(m) DEBIT VOLUME (m3) ELEVASI BEBAN DEBIT


(m) (m3/s) (m3/s) (m) (MW) (m3/s)

1 686 13 200 13 87.500 681 9,5 12,65

2 686,05 14 200 13 92.500 681,25 9,5 12,65

3 686,1 14,4 200 13 98.500 681,5 9,5 12,65

4 686,15 14,8 200 13 105.000 681,75 10 13,35

5 686,2 15,2 200 13 112.500 682 10,5 14

Canny s Dayu 22
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

BAB III

PROSES PRODUKSI

3.1 Tata Letak PLTA Batang Agam dan Tata Letak Fasilitas/Mesin

3.1.1 Tata Letak PLTA Batang Agam

Gambar 3.1. Tata Letak PLTA Batang Agam

Keterangan denah gambar :

Dari Payakumbuh ke simpang Batu Hampar berjarak ± 8 km, dari Batu

Hampar ke PLTA Batang Agam berjarak ± 1,5 km, dari Barulak ke PLTA Batang

Agam berjarak ± 1 km, dari simpang Batu Hampar ke PLTA Batang Agam berjarak ± 1

km dan dari Bukittinggi berjarak ± 23 km.

Canny s Dayu 23
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

3.1.2 Tata Letak Fasilitas/Mesin PLTA Batang Agam

Bangunan sentral plta batang agam terdiri dari 4 lantai yang dapat dijelaskan

pada gambar berikut :

 Lantai I

Gambar 3.2. Bangunan Sentral Lantai I PLTA Batang Agam

 Lantai II

Gambar 3.3. Bangunan Sentral Lantai II PLTA Batang Agam

Canny s Dayu 24
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Lantai III

Gambar 3.4. Bangunan Sentral Lantai III PLTA Batang Agam

 Lantai IV

Gambar 3.5. Bangunan Sentral Lantai IV PLTA Batang Agam

Canny s Dayu 25
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

3.2 Proses Produksi

3.2.1 Sistim Pembangkitan Energi Listrik PLTA Batang Agam

Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) Batang Agam turbinnya

beroperasi dengan manfaatkan air yang bersumber dari sungai batang Agam. Air

sungai batang agam dialirkan dari Intake Weir menuju kolam pasir. Dikolam pasir, air

sungai batang agam diendapkan dan setelah itu air akan ditampung atau dikumpulkan

di kolam tando(Daily Pondage), sebelum dialirkan ke Power House guna memenuhi

pasokan air saat unit beroperasi maksimal pada saat beban maksimal. Hal ini, jika

hanya memanfaatkan debit langsung dari sungai batang agam, maka tidak akan cukup

untuk mengoperasikan 3 unit secara maksimal, kecuali pada saat curah hujan tinggi

sehingga debit air pada sungai Batang Agam dan kolam tando sangat banyak.

Air pada kolam tando dialirkan melalui terowongan yang terbuat dari

pipa steel liner yang dilengkapi dengan Surge Tank dan Safety Butterfly Valve.

Kemudian air tersebut diterjunkan melalui pipa pesat ( Penstock ) dengan kemiringan

70° dan memiliki panjang 240 m. Untuk memutar 3 unit turbin, sesampai di Power

House, Penstock tadi dibagi menjadi 3 untuk masing – masing unit yang dilengkapi

dengan katup utama ( Inlet Valve ).

Inlet valve tersebut berfungsi sebagai katub utama membuka dan

menutup arah aliran air menuju Spiral Casing, namun sebelum Inlet Valve itu terlebih

dahulu membuka katup By Pass Valve yang berguna untuk menyamakan tekanan di

daerah Up Stream dengan down Stream supaya dapat mencegah kerusakan pada

Spiral Casing akibat tekanan air jika Inlet Valve di buka secara langsung.

Canny s Dayu 26
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Setelah Inlet Valve terbuka maka air akan mengalir ke Spiral Cassing dan

memutar Runner
langsung masuk kedalam sudu tetap, dimana aliran air masuk untuk memut

diatur oleh sudu atur (Guide Vane), dan memutar Runner sampai mencapai 750 rpm.

Dan air yang memutar Runner langsung keluar menuju Draft Band dan mengalir

menuju Tailrace.Pada
.Pada saat turbin berputar
berputa maka generator akan ikut berputar karena

shaft yang ada pada turbin seporos dengan shaft generator sehingga pada

putaran turbin mencapai 750 rpm, generator akan bereaksi setelah diberikan eksitasi

pada rotor generator sehingga mengeluarkan tegangan 6,3 KV.

Gambar 3.6. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air di PLTA Batang Agam

Canny s Dayu 27
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

3.2.2 Bentuk Konversi Energi Pada Sistem Pembangkit PLTA Batang Agam

Energi yang terkandung dalam suatu fluida ialah energi potensial, dalam

proses aliran di dalam pipa,


pipa energi potensial berangsur-angsur
angsur berubah menjadi energi

kinetik, di dalam turbin energi kinetik air berubah menjadi enrgi mekanik. Dan energi

mekanik dayanya diteruskan lewat poros generator sehingga berubah menjadi

energy listrik.

bentuk peruba
perubahan
han energi pada sistim pembangkit listrik tenaga air di

PLTA Batang Agam adalah :

E. POTENSIAL E.KINETIK E.MEKANIK E LISTRIK

Gambar 3.7. Konversi Energi Sistem PLTA

Canny s Dayu 28
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

3.2.3 Bangunan-Bangunan pada Sistem PLTA Batang Agam

a. Intake Weir (Pintu Air)

Intake weir berfungsi sebagai pengatur pemasukan air dari Sungai Batang

Agam yang berhulu di kaki Gunung Merapi dengan debit air maksimum 14,4 m3/s.

Meskipun debit air sungai melebihi dari debit maksimum yang dibutuhkan, debit air

yang menuju ke Intake Weir tetap dengan debit maksimum 14,4 m3/s .

Spesifikasi Intake Weir :

 Luas penampang : 5,4 m2

b. Tunnel I (Terowongan I)

Tunnel I difungsikan sebagai penyaluran air dari intake weir menuju ke

sandtrap (kolam pasir).

Spesifikasi Tunnel I :

 Panjang : 175,5 m

 Diameter dalam : 2,40 m

 Diameter luar : 2,50 m

 Tebal : 5 cm

 Material : baja cor SC 46

c. Sand Trap (Kolam penampungan pasir)

Sand trap berfungsi sebagai pengedapan pasir yang terbawa oleh air

sungai Batang Agam, karena air yang diperlukan untuk memutar turbin harus bersih,

Canny s Dayu 29
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

bebas dari segala sampah, pasir dan kotoran lainnya agar turbin terhindar dari

kerusakan.

Spesifikasi Sand Trap :

2
 Luas : 7.000 m
3
 Volume : 20.000 m

d. Tunnel II (Terowongan II)

Tunnel II berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam penampungan pasir

menuju Daily Pondage (kolam tando).

Spesifikasi tunnel II. :

 Panjang : 131 m

 Diameter dalam : 2m

 Diameter luar : 2,10 m

 Ketebalan : 5 cm

 Material : baja cor SC46

e. Daily Pondage (Kolam tando)

Daily pondage berfungsi untuk menampung air dari terowongan II yang

kemudian di salurkan ke terowongan III.

Spesifikasi Kolam Tando:

 Luas : 45.000 m2

 Isi Maximum : 113.000 m3 s/d elevasi 682,50 m

Canny s Dayu 30
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Bagian – bagian daily pondage (kolam tando) adalah sebagai berikut:

 Inlet

Inlet berfungsi sebagai pemasukan air dari terowongan II.

 Spillway

Spillway berfungsi sebagai pelimpahan jika air kolam tando telah

maksimum dan sebagai penguras jika sewaktu – waktu kolam

dikuras atau dibersihkan.

 Outlet

Outlet berfungsi sebagai pemasukan air menuju terowongan III.

f. Tunnel III (Terowongan III)

Tunnel III berfungsi untuk menyalurkan air dari outlet kolam tando

menuju surge tank. Terowongan ini menembus bukit dari kolam tando hingga surge

tank.

Spesifikasi tunnel III :

 Panjang : 1.150 m

 Diameter dalam : 2m

 Diameter luar : 2,10 m

 Ketebalan : 5 cm

 Material : Baja cor SC46

Canny s Dayu 31
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

g. Surge Tank (Kolam Peredam)

Surge tank berfungsi untuk meredam pukulan air karena akibat tekanan balik

bila debit air berubah secara mendadak. Surge tank juga berfungsi untuk

menghilangkan gelembung – gelembung udara yang ada pada tekanan sebelum masuk

ke dalam pipa pesat.

Spesifikasi Surge Tank :

 Tinggi : 26 m

 Diameter : 7,6 m

 Elevasi Dasar : 669,60 mdpl

h. Valve Chamber (Bangunan katup utama)

Valve chamber dipasang diujung pipa pesat dengan sisi masuk turbin.

Fungsi valve chamber adalah untuk menutup aliran air yang masuk ke dalam turbin di

saat turbin sedang beroperasi maupun tidak beroperasi, sebagai katup pengaman

apabila terjadi pipa pesat pecah ataupun banjir di power house dan untuk pemeliharaan

di penstock dan inlet valve.

Spesifikasi Valve chamber :

 Elevasi dasar valve chamber : 668,04 mdpl

i. Penstock (Pipa pesat)

Penstock berfungsi untuk mengalirkan air dari saluran penghantar ke

turbin. Posisi kemiringan yang tajam dimaksudkan untuk memperoleh energy

potensial air (tekanan air) memutar turbin air.

Canny s Dayu 32
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Spesifikasi Penstock :

 Elevasi awal : 648,70 mdpl

 Panjang : 240,00 m

 Elevasi akhir : 582,50 mdpl


o
 Kemiringan : 70

 Diameter dalam : 1,88 m

 Diameter luar :2 m

 Tebal : 6 cm

 Material : Baja Cor SC 46

j. Power House (Rumah Pembangkit)

Power house merupakan gedung yang sangat kokoh yang disebut sentral.

Dalam gedung ini ditempatkan 3 unit turbin/generator untuk masing – masing unit

berkapasitas 3,5 MW.

k. Tail Race (Saluran air buang)

Tail race adalah bagian akhir atau yang paling ujung dari system aliran

air suatu PLTA. Air yang di alirkan dari tempat penampungan memasuki sebuah

terowongan terus ke pipa pesat yang memiliki tekanan yang amat besar, sehingga

mampu memutar turbin, maka air yang tidak ada kekuatan itu dibuang melalui draft

band dan seterusnya dialirkan ke saluran pembuangan (tail race) pada PLTA Batang

Canny s Dayu 33
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Agam saluran pembuangan airnya berakhir di sungai Batang Agam. Adapun elevensi

air pada Tail race adalah 581,30 mdpl.

3.2.4 Jenis - jenis PLTA

Potensi tenaga air di dapat pada sungai yang mengalir di daerah

pegunungan yang tinggi. Untuk dapat memamfaatkan potensi tenaga air dari sungai

ini, maka sungai perlu di bendung dan airnya dibelokan ke bangunan air PLTA. Type

dan jenis PLTA berdasarkan sumber air / hidrologi yang diperoleh dapat dibagi

menjadi 3 (tiga ) kategori yaitu :

a. PLTA Aliran Langsung ( Run Off River )

Yaitu jenis PLTA yang proses membangkitkan tenaga listriknya

memamfaatkan aliran sungai secara langsung.

b. PLTA Kolam Pengatur ( Regulating Road )

Yaitu jenis PLTA yang proses membangkitkan tenaga listriknya dengan

menggunakan kolam pengatur atau biasanya disebut kolam tando harian ( PLTA

Lumajan, Cikalong, Bengkok, Ubruk, Kracak, Batang Agam, Timo dan Ketenger ).

c. PLTA waduk ( Reservoir )

Yaitu jenis PLTA yang proses membangkitkan tenaga listriknya dengan

menggunakan bendungan atau danau / kolam sebagai penyimpan airnya. ( PLTA

Saguling, PB Sudirman, Plengan, Wonogiri, Sempor, Garung, Wadaslintang, Batang

Agam ).

Canny s Dayu 34
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

3.2.5 Peralatan Mekanis Dan Listrik PLTA Batang Agam

a. Turbin

Turbin air adalah turbin dengan air sebagai fluida kerjanya setelah

peristiwa perubahan energi potensial menjadi energi kinetik secara berangsur-angsur

melalui pipa pesat atau saluran selanjutnya air memutar sudu-sudu gerak (runner).

Oleh runner energi kinetik dirubah menjadi energi mekanik yang selanjutnya

diteruskan oleh poros turbin.berikut merupakan klasifikasi turbin air :

Ditinjau dari kedudukan porosnya :

 Turbin Horizontal

 Turbin Vertikal

Ditinjau dari fluida kerjanya :

 Turbin Reaksi
 Turbin Francis
 Turbin Kaplan

 Turbin Impuls
 Turbin Turgo
 Turbin cross-flow
 Turbin pelton

Ditinjau dari arah aliran :

 Turbin Radial

Adalah Turbin dimana aliran air yang melewati runner dengan arah

radial : Turbin Pelton.

 Turbin Aksial

Canny s Dayu 35
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Adalah turbin dimana aliran air yang melewati runner dengan arah

axial: turbin Kaplan.

 Turbin Radial – Aksial

Adalah turbin dimana aliran air yang masuk runner dengan arah
radial dan keluar dari runner dengan arah axial : Turbin Francis (
Impeller ).

 Turbin aliran diagonal


Adalah turbin dimana aliran air yang masuk runner dengan arah
diagonal menuju poros : Turbin Francis ( Impeller ).

 Turbin Reaksi

Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh

energi air yang tersedia menjadi energi mekanik. Turbin jenis ini adalah turbin

yang paling banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus

yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu.

Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin

yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini

dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksisepenuhnya tercelup

dalam air dan berada dalam rumah turbin. Contoh turbin reaksi adalah turbin

francis dan turbin kaplan .

Canny s Dayu 36
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Turbin Francis

Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang

diantara sumber air bertekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di

bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah

mengarahkan air masuk secara tangensial.

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada

waktu air masuk ke roda jalan, sebagian dari energi tinggi jatuh telah bekerja di

dalam sudu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh

dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa pesat memungkinkan energi

tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Turbin yang

dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk

kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau melalui

sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan

selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi

pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan

tangan atau dengan pengatur dari oli tekan (governoor tekanan oli), dengan

demikian kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau

diperkecil.

Canny s Dayu 37
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.8. turbin francis

 Turbin Kaplan

Sesuai dengan persamaan euler, maka makin kecil tinggi air jatuh

yang tersedia,makin sedikit belokannya aliran air di dalam sudu jalan. Dengan

bertambahnya kapasitas air yang masuk ke dalam turbin, maka akan bertambah

besar pula luas penampang sal


saluran
uran yang dilalui air, dan selain itu kecepatan

putar yang demikian bisa ditentukan lebih tinggi. Kecepatan spesifik

bertambah,kelengkungan sudu, jumlah sudu, dan belokan aliran air di dalam sudu

berkurang.

Turbin yang bekerja pada kondisi tinggi air jauh yang berubah
berubah-ubah

mempunyai kerugian, karena dalam perencanaan sudu turbin telah disesua


disesuaikan

bahwa perpindahan energi yang baik hanya terjadi pada titik normal yaitu pada

Canny s Dayu 38
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

kondisi perbandingan kecepatan dan tekanan yang tertentu. Bila terjadi

penyimpangan yang besar baik ke atas maupun ke bawah, seperti yang terdapat

pada pusat tenaga listrik sungai, randamen roda baling-balingnya turbin cepat atau

lambat akan turun.

Keuntungan turbin baling-baling dibandingkan dengan turbin francis

adalah kecepatan putarnya bisa dipilih lebih tinggi, dengan demikian roda turbin

bisa dikopel langsung dengan generator dan ukurannyapun lebih

kecil.Konstruksinya bisa dibedakan, sampai dengan alat pengarah pada hakekatnya

sama dengan turbin francis dan pada leher poros terdapat sekitar 4 sampai 8 buah

kipas sudu yang dapat diputar.

Kipas sudu turbin kaplan sama seperti baling-baling atau sayap

pesawat terbang yaitu membawa aliran dengan belokan yang hanya sedikit. Bila

untuk pesawat terbang maksudnya adalah supaya dari gaya dorong yang ada bisa

didapatkan gaya ke atas, dengan tahanan yang sedikit mungkin. Tetapi pada turbin

kaplan maksudnya adalah untuk mendapatkan gaya tangensial yang bisa

menghasilkan torsi pada poros.

Canny s Dayu 39
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.9. Turbin Kaplan

 Turbin Impuls

Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh

energi air yang terdiri dari energi potensial, tekanan dan kecepatan yang tersedia

menjadi energi mekanik. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada

nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin.

Setelah membentur sudu, arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan

momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah

turbin tekanan sama, karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya sama

dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi, tinggi tempat dan tekanan

ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.contoh turbin

impuls adalah,Turbin Turgo, Turbin Cross-flow dan turbin pelton.

Canny s Dayu 40
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Turbin Turgo

Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin

pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda,namun

keuntungan dan kerugian juga sama.

Gambar 3.10 Turbin Turgo

 Turbin Cross-Flow

Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi

(impulse turbine). Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan

dibanding dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro

lainnya. Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya

pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan

yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih

kecil dan lebih kompak dibanding kincir air.

Canny s Dayu 41
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.11. Turbin Cross-Flow

 Turbin Pelton

Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan

sama. Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi

penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah

pancaran atau nozle. Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik.

Pada waktu melewati roda turbin, energi kinetik dikonversikan menjadi kerja poros

dan sebagian kecil energi terlepas dan sebagian lagi digunakan untuk melawan

gesekan dengan permukaan sudu turbin. Turbin pelton biasanya berukuran besar.

Hal ini dapat dimaklumi karena dioperasikan pada tekananyang tinggi

dan perubahan momentum yang diterima sudu-sudu sangat besar, dengan sendiri

struktur turbin harus kuat.

Canny s Dayu 42
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.12. Turbin Pelton

 Daya turbin
Dengan menggunakan rumus – rumus daya yang dibangkitkan

generator yang diputar turbin air adalah :

P = k . ŋ . H . Q (kW)

dimana :

P : Daya ( kW )

H : Tinggi jatuh air ( m )

Q : Debit air ( m3 / detik )

ŋ : Effisiensi turbin

k : Konstanta

Konstanta satuan ( k ) dihitung berdasarkan pengertian bahwa 1 daya

kuda = 75 kg.m/s
m/s dan 1 Daya kuda = 0.736 kW sehingga apabila P ingin

Canny s Dayu 43
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

dinyatakan dalam kW, sedangkan tinggi terjun (H) dinyatakan dalam meter dan

debit air dinyatakan dalam m3/detik, maka :

k = ( 0.736 / 75 )x 1000 = 9.8 kW detik/kgm

factor perkalian 1000 timbul karena 1 m3 air beratnya 1000 kg.

Daya turbin air adalah :

P = ρ.g.Q.H.ŋt.( Watt )

 Kecepatan Spesifik

Kecepatan spesifik yaitu kecepatan turbin dimana di dapat 1 HP =

0.746 KW untuk setiap tinggi air jatuh ( H = 1 ft = 0. 3048 m ), dalam bentuk

persamaan, kecepatan spesifik dinyatakan sebagai berikut :

. per menit

Dimana :

n = Kecepatan turbin pada efisiensi tertentu(rpm)

Q = Debit air (m3/dtk)

H = Tinggi air jatuh (m)

Maka untuk suatu kondisi air tertentu ( Q dan H tertentu ), berdasarkan

kecepatan spesifiknya dapatlah dipilih atau ditentukan jenis turbin yang sebaiknya

dipergunakan agar dapat diperoleh efisiensi maksimum.

Canny s Dayu 44
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Turbin dengan kecepatan spesifik yang lebih tinggi adalah lebih

ekonomis, oleh karena itu kecepatan yang lebih tinggi berarti unit turbinnya lebih

kompak. Tetapi kecepatan roda turbin sangat tergantung pada kontruksi dan

kekuatan material turbin dan generator atau bebannya. Oleh karena itu kecepatan

poros turbin air besarnya berkisar 125 sampai 750 putaran per menit ( rpm ).

Sedangkan kecepatan sumbu dari generator tergantung dari freqwensi dan jumlah

pasang kutubnya.

Dimana :

Ngen = Putaran generator

F = Frekuensi

P = Jumlah pasang kutub

 Efisiensi Turbin

Untuk dapat menyamai kerja turbin air di sekitar daerah efisiensi

maksimumnya serta untuk mencegah terjadinya kavitasi, maka biasanya tinggi air

jatuh yang diperbolehkan harus dibatasi. Misalnya dengan deviasi beberapa persen

dari tinggi air jatuh yang direncanakan, sesuai dengan jenis turbin yang

dipergunakan. Oleh karena itu pulalah hendaknya dapat diketahui terebih dahulu

variasi tinggi air jatuh sepanjang tahun periode operasi turbin. Hal tersebut sangat

erat hubungannya dengan curah hujan selama setahun atau pengaturan tinggi air

jatuh yang dapat dilaksanakan.

Canny s Dayu 45
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Variasi tinggi air jatuh yang diperbolehkan, agar turbin masih dapat

bekerja dalam daerah efisiensi yang tinggi dan untuk mencegah terjadinya kavitasi

yang berlebihan, harus di usahakan agar ada didalam batas – batas H minimum dan

H maksimum.

Perubahan pembebanan turbin dapat mengakibatkan perubahan pada

efisiensi turbin. Turbin berukuran besar dan sedang biasanya dipasang dengan

poros vertical, sedangkan yang berukuran kecil biasanya dipasang dengan poros

horizontal.

 Kavitasi

Kavitasi adalah suatu peristiwa terjadinya gelembung- gelembung uap

didalam cairan ( air ) yang mengalir, apabila terjadi tekanan di tempat tersebut

sama dengan tekanan uapnya, gelembung tersebut akan terbawa arus. Apabila

gelembung tersebut kemudian sampai di suatu tempat atau daerah dimana

tekananya melebihi tekanan uapnya, maka gelembung tersebut akan pecah dengan

tiba – tiba. Pecahnya gelembung – gelembung tersebut bukan saja menimbulkan

bunyi yang berisik dan getaran, tetapi juga dapat menyebabkan lubang – lubang

kikisan pada permukaan dinding saluran atau bagian – bagian turbin misalnya pada

permukaan sudu – sudu, rumah turbin dan dinding atas dari saluran isap. Kavitasi

yang berlebihan dapat pula mengurangi daya dan efisiensi turbin yang

bersangkutan.

Kavitasi dapat dicegah atau dikurangi dengan cara :

 Memasang turbin pada tempat yang sebaik – sebaiknya, yaitu memperkecil

jarak vertical antara roda turbin dengan permukaan air bawah (

Canny s Dayu 46
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

memperkiecil tinggi isap ). Dalam hal tersebut diusahakan tekanan air tidak

lebih rendah dari tekanan uapnya.

 Memperbaiki kontruksi dan mengusahakan agar tidak terdapat belokan –

belokan tajam.

 Beban minimum turbin air adalah ± 25 %.

Kerusakan akibat kavitasi dapat dicegah dengan jalan mempergunakan

material yang kuat, terutama untuk bagian – bagian dimana diperkirakan

dapat menjadi kavitasi.

 Kecepatan Liar ( Run Away Speed )

Pada waktu turbin bekerja ada kemungkinan karena terjadi sesuatu

dan hal lain, bebanya terpaksa dihentikan dengan tiba – tiba dalam hal tersebut ada

gejala bahwa roda turbin akan berputar dengan sangat cepatnya, yaitu apabila

karena suatu hal governor tidak bekerja dengan baik atau dalam keadaan rusak.

Kecepatan ini dinamakan kecepatan liar ( run away speed ). Oleh karena itu

kekuatan turbin arus diperhitungkan terhadap kecepatan liarnya, untuk mencegah

kerusakan turbin atau generatornya.

Pada umumnya kecepatan liar untuk turbin air dapat dilihat pada table

berikut :

Tabel 7 . Kecepatan liar turbin air

Kecepatan Liar % kecepatan


Jenis Turbin
kerja

Turbin Kaplan 250 – 300

Canny s Dayu 47
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Turbin Francis 200

Turbin Pelton ≈200

Kecepatan liar juga dipengaruhi oleh koefisien kavitasi dan jenis

turbinnya. Demikian pula kecepatan liar sangat tergantung pada pembukaan pintu

air atau katup.

Turbin yang digunakan di PLTA Batang Agam adalah turbin francis shaft

horizontal dan memiliki data teknik sebagai berikut:

Merk : EBARA TOKYO JAPAN

Type : HORIZONTAL SHAFT FRANCIS

No. Seri : R. 410028 - 01

Daya : 3.500 kW

Putaran : 750 rpm

Pemakaian Air : 4.49 m3/s

Tinggi Air : 90.8 m

Tahun Pembuatan : 1975

Tahun Operasi : 1976

Canny s Dayu 48
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar.3.13 Turbin Francis Shaft Horizontal

Komponen turbin :

 Rumah Turbin (casing)

 Sudu atur (guide vane)

 Cincin dudukan sudu antar

 Runner (sudu jalan)

 Poros turbin

 Bantalan

 Saluran buang (Draft bend)

 Rumah Turbin

Rumah turbin ini berbentuk rumah keong ,dimana pada sisi awal

masuk air lebih besar dibandingkan dengan sisi akhir air pada rumah keong

Canny s Dayu 49
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

tersebut. Tujuannya agar tekanan air pada setiap permukaan rumah keong menjadi

sama .karena pada sisi masuk air, tekanan yang dialami rumah turbin lebih besar

dibanding sisi akirnya.

Gambar 3.14. Rumah Turbin PLTA Batang Agam

 Sudu Atur (Guade Vane)

Sudu atur ini berfungsi untuk mengatur debit aliran air yang akan

memutar runner, karena debit air tidak akan sama pada setiap saat,tergantung

kepada elevasi permukaan air pada kolam tando. Bukaaan 100% pada sudu atur

akan memberikan daya turbin sebesar 3,5 MW.

Gambar3.15. Guide Vane

Canny s Dayu 50
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Cincin Dudukan Runner

Cincin ini berfungsi untuk menahan gaya tangensial dari runner pada

saat runner menerima energi kinetic dari air,antara runner dengan cincin memiliki

toleransi 0,50 mm.

Gambar 3.16 Cincin Dudukan Runner

 Runner

Runner berfungsi untuk merubah energi kinetik yang ada pada air

menjadi energi mekanik ,sudu runner akan terdorong oleh tekanan yang di berikan

oleh air sehingga mengakibatkan putaran dan memberikan puntiran terhadap poros

turbin.

Gambar3.17. Runner

Canny s Dayu 51
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Poros Turbin

Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga berupa gerak putar

yang dihasilkan oleh runner turbin .

Gambar 3.18. Poros Turbin

 Bantalan Turbin

Bantalan berfungsi untuk menahan gaya radial dan gaya aksial pada

saat poros turbin berputar dan juga sebagai tumpuan dari poros supaya poros tidak

mengalami beban defleksi yang terlalu besar.

Gambar3.19. Bantalan

Canny s Dayu 52
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Draft Band

Draft band berfungsi untuk saluran pembuangan air yang keluar dari

rumah turbin dan runner .

Gambar 3.20 Draft Band

b. Flywheel

Flywheel adalah salah satu komponen dari unit PLTA batang agam yang

berfungsi untuk menyeimbangkan putaran dan untuk menyimpan energi. Bentuk fisik

flywheel yaitu berbentuk silinder pejal degan ketebalan tertentu yang terbuat dari baja

cor. Berikut adalah spesifikasi flywheel unit PLTA Batang Agam :

 Diameter luar : 2.812 mm

 Tebal : 180 mm

 Weight : 9,5 ton

 Material : baja cor SC 46

Canny s Dayu 53
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.21
3.2 flywheel PLTA Batang Agam

c. Governor

Governor adalah suatu alat yang berfungsi mengatur putaran turbin tetap

berbeda-beda. Governor terdiri dari motor pendulum,


konstan walaupun kondisi beban berbeda

servo motor, dll. Governor terbagi menjadi tiga jenis yaitu : Governor digital,

Governor mekanik dan Governor automatic.. Governor yang digunakan di PLTA

Batang Agam adalah governor dengan sistem


stem mekanik, yang pengolahan datanya

masih dilakukan secara manual.

Canny s Dayu 54
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.22. Governor PLTA Batang Agam

d. Pressure Tank

Presure tank merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menyimpan oli

dan udara bertekanan. Oli yang tersimpan pada pressure tank di pergunakan sebagai

fluida kerja hidrolik ,dimana hidrolik ini berfungsi untuk mengerakkan inlet valve dan

juga untuk menggerakkan servo motor pada governoor. Tekanaan yang diperoleh

oli tersebut berasal dari tekanan udara yang di manpatkan dengan menggunakan

kompressor .berikut adalah spesifikasi pressure tank:

 Volume total : 280 L

 Volume udara : 200 L

 Volume oli : 80 L

 Tekanan normal : 19-21 kg/cm2

 Tekanan max : 23kg/cm2

Canny s Dayu 55
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.23
3 pressure tank PLTA Batang Agam

d. Generator

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi mekanis

menjadi energi listrik dengan cara kerja menggunakan induksi eletromagnetik, Syarat

utamanya harus ada perubahan fluks magnetik. Cara mengubah fluks magnetik adalah

dengan menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan energi dar
dari

lain yang dapat memutar Runner turbin


sumber lain, seperti angin , air, uap dan lain -lain

untuk menggerakkan generato


generator tersebut, proses ini di sebut dengan pembangitan

energi listrik.

Prinsip kerja generator berdasarkan Hukum Faraday tentang induksi

elektro magnetic yaitu “ bila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet

Canny s Dayu 56
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

maka akan membangkitkan gaya gerak listrik ”. Generator terbagi atas dua yaitu

generator AC dan generator DC.

 Generator AC

Generator AC atau generator sinkron Adalah generator yang mengubah

energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak - balik. Penyebab listrik arus

bolak balik yang di keluarakannya adalah karena pada kutub stator dan rotor

membentuk pola: posistif - nol, negetif- nol- posistif.

Bagian umum generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian

utama, yaitu : stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak- balik

dan rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang

menginduksikan ke stator.

Kumparan medan adalah kumparan yang diberi supply arus DC untuk

membangkitkan medan magnit sehingga menimbulkan flux magnit, sedangkan

kumparan stator membangkitkan gaya gerak listrik karena pengaruh medan magnit

tesebut.

Pada generator AC sinkron, stator ditempatkan pada rumah (kerangka)

yang diberikan isolasi. Stator terbuat dari laminasi inti-besi yang diberikan slot

sebagai tempat untuk kumparan. Tujuan menggunakan laminasi inti-besi adalah

untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy (eddy current).

 Generator DC

Generator DC merupakan sebuah perangkat generator listrik yang

mengubah energi mekanis menjadi energi listrik arus DC / arus searah. Generator

Canny s Dayu 57
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet

atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

 Generator penguat terpisah

 Generator shunt

 Generator kompon

Generator yang digunakan di PLTA Batang Agam adalah AC Generator

MEIDENSHA type TC-AF NO OF PHASE 3 Frequency 50Hz pada unit 1,2, dan 3

memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Output 4700KVA
kVA POWER FACTOR 0,8
Speed 750 rpm
Voltage 6300 V
NO.Of POLES 8
Class Of Insulation B
Current 431 A
Excitation Voltage 105 V
Field Current 454 A

Tahun Pembuatan Turbin dan Generator pada unit 1 dan unit 2 tahun

1975 sedangkan unit 3 pada tahun 1980 TOKYO JAPAN.

Gambar 3.24. Generator PLTA Batang Agam Merek Meidensha

Canny s Dayu 58
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

e. PMG ( Permanent Magnet Generator)

Sama seperti generator pada umumnya, pada PMG juga terdapat rotor

dan stator. Rotor(bagian yang berputar) menggunakan magnet permanent, dan stator

merupakan kumparan jangkar. Pada PMG akan dibangkitkan tegangan 3 fasa yang

dinotasikan P2,P3,danP4.

Magnet permanent adalah magnet yang diletakkan pada inti rotor PMG.

Rotor PMG yang terdapat magnet permanent diletakkan seporos dengan generator

utama. Magnet permanent pada PMG umumnya menggunakan bahan ferromagnetik

seperti alnico dan ferrites.

Gambar3.25. Generator utama dan PMG PLTA Batang Agam

Canny s Dayu 59
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

f. Transformator

Pada PLTA Batang Agam menggunakan trafo daya, dimana trafo ini

digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan 6,3 kV dinaikkan menjadi

20 kV. Transformator yang digunakan PLTA Batang Agam ada 2 tipe yaitu :

 Unit 1 dan Unit 2

 type TTUB 21/6500 dan Unit 3

 type MGA 53

Transformator unit 3 masih merupakan transformator yang lama belum

pernah ditukar, sementara unit 1 dan unit 2 sudah ditukar tetapi ratingnya masih sama.

Transformator di PLTA Batang Agam dipasang dengan hubungan bintang disisi high

voltage dan hubungan segitiga (delta) disisi low voltage.

Gambar .3.26. Transformator MGA 53

Canny s Dayu 60
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

g. Baterai

PLTA Batang Agam adalah pembangkit jenis eksitasi statis yang mana

suplly awal untuk start generator menggunakan baterai kemudian setelah generator

mengeluarkan tegangan nominal maka eksitasi akan di gantikan oleh generator itu

sendiri melalui tahap penurunan tegangan dengan trafo eksitasi 6600/110 volt dan di

searahkan dengan rectifier gelombang penuh.

Jenis baterai yang digunakan di PLTA Batang Agam adalah jenis Alkali

dengan sepesifikasi sebagai berikut :

 Merk : NICA

 Type : ANM357-1

 IEC :623 : KM 357p

 Code : 0211

 Made in: sweden

 Jumlah : 84 buah

Di PLTA Batang Agam penggunaan DC 110 volt adalah untuk sumber

tegangan untuk relay – relay proteksi, lampu indikator control, dan juga sumber

eksitasi awal, sedangkan untuk DC 48 volt diguanakan untuk peralatan

telekomunikasi.

Canny s Dayu 61
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar3.27. Ruang Baterai PLTA Batang Agam

h. AVR ( Automatic Voltage Regulator )

AVR (automatic voltage regulator) adalah sebuah sistem kelistrikan yang

berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain

generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada

perubahan beban yang selalu berubah-ubah,dikarenakan beban sangat mempengaruhi

tegangan output generator. Sistem AVR pada pembangkit sangat penting peranannya,

dikarenakan sebuah generator tidak akan menghasilkan listrik jika didalamnya sistem

tidak terdapat AVR. Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan

(excitacy) pada exciter.

Canny s Dayu 62
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan

generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada ex


exciter, dan

juga sebaliknya apabila tegangan output generator melebihi tegangan nominal

generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter.

Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output generator akan

dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan

seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum

yang bekerja secara otomatis.

Gambar 3.28 Panel AVR PLTA Batang Agam

i. Trafo Eksitasi

Trafo adalah peralatan listrik yang digunakan sebagai menaikkan dan

menurunkan tegangan listrik, sedangkan trafo eksitasi adalah sebuah trafo yang

Canny s Dayu 63
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

digunakan tegangan dari keluaran generator untuk di salurkan ke medan eksitasi

generator tersebut.

Spesifikasi Transformator excitasi tersebut:


terse

 Merek : Meidensha
 Tipe : AIH Indoor
 Serial Number : 5B8886R2
 Output : 93 kVA
 Primer voltage : 6,3 kV
 Imp. Voltage : 220 V
 Rating : 2,84 % 115ºC
 Jumlah phasa :3
 Weight : 585 kg
 Frequency : 50 Hz

Gambar 3.29. Trafo Eksitasi PLTA Batang Agam

3.2.6 Sistem Pendingin Oli Pelumas

Sistem pendingin sangat penting pada unit PLTA Batang Agam


Agam, karna

dengan adanya sistem pendingin khususnya pada pendingin oli pelumas bantalan maka

Canny s Dayu 64
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

umur dari bantalan dan poros yang bekerja terhadap bantalan tersebut akan tahan

lama,sebab tingginya temperatur pada poros dan bantalan akan mempengaruhi struktur

micro materialnya dan akan mengakibatkan meningkatnya laju keausan pada poros

ataupun bantalan .sistem


sistem pendingin oli pelumas unit PLTA Batang Agam seperti

berikut :

Gambar 3.30.
3.30 Sistem Pendingin Oli Unit PLTA Batang Agam

Oli yang ada dalam sump tank dihisap oleh pompa oli.kemudian ditekan

dan dialirkan kepada alat penyaring oli. kotoran – kotoran seperti


eperti serbuk besi, pasir,

debu dan lain-lain


lain yang terdapat dalam oli dipisahkan oleh saringan. Kemudian oli

yang telah disaring dialirkan ke dalam pendingin oli. Pendingin oli ini diatur

temperaturnya sehingga oli dapat dingin sesuai dengan temperature yang diperlukan.

Canny s Dayu 65
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Oli yang keluar dari pendingin dialirkan ke grafity tank ,kemudian oli

tersebut dialirkankan lagi ke bearing generator dan bearing turbin .Oli yang keluar dari

kedua bearing dialirkan ke sump tank untuk diproses lagi seperti proses yang

pertama.

a. Sump Tank

Sump tank merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai tempat

penyimpanan pertama oli pelumas bearing turbin dan bearing generator. Sump tank ini

berbentuk kubus dengan Volume oli max 2000 L .

b. Pompa Oli

Pompa oli ini berfungsi untuk memindahkan fluida oli pelumas dari sump

tank ke saringan oli, pendingin oli dan grafity tank. Pompa yang digunakan adala

pompa roda gigi. Berikut adalah spesifikasi pompa roda gigi system pendingin oli

pelumas pada unit PLTA Batang Agam :

 Type : KSR-10-60-3-100-3.7-6-5-1

 Kapasitas aliran oli : 100 L/menit

c. Motor Penggerak Pompa

motor ini berfungsi untuk menggerakkan pompa roda gigi pada system

pendingin oli pelumas unit PLTA Batang Agam .berikut adalah spesifikasi motor

penggerak pompa:

Canny s Dayu 66
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Type : tertutup impeller luar

 Daya : 3,7 KW

d. Saringan Oli Pelumas

saringan ini berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran seperti serbuk

besi, pasir, debu dan lain-lain yang terdapat dalam oli pelumas, sehingga oli yang akan

masuk ke pendingin ,grafity tank dan kedua bering menjadi bersih. Type saringan ini

adalah WF- 40-150.

e. Pendingin

pendingin ini berfungsi untuk menurunkan temperature oli yang keluar

dari bearing generator dan bearing turbin. Pendingin oli ini berbentuk tabung dan sel-

sel pembuang panas yang terdiri dari sel-sel ,tube pendingin, Lempengan tube dan

penutup. Pada saat oli mengalir,oli ini langsung didinginkan oleh air pendingin yang

mengalir dalam tabung pendingin.berikut adalah spesifikasi pendingin :

 Type : HT-1712-ASP

 Kapasitas aliran air : 29,742 L/menit

 Temperature air pendingin : 270C

Canny s Dayu 67
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.31. Pendingin Oli Pelumas Unit PLTA Batang Agam

f. Grafity Tank

grafity tank berfungsi untuk tempat penampungan kedua oli pelumas

yang dialirkan dari pendingi. Oli yang terdapat pada grafity tank mengalir ke bearing

generator dan bearing turbin dengan adanya gaya grafitasi, oleh karena itu grafity tank

ini penempatannya diatur sedemikian rupa untuk dapat mengalir dengan tanpa harus

dipompakan.kapasitas
kapasitas dari grafity tank adalah 1500 L.

3.2.7 Sistim Pendingin Generator

Sama halnya denga


dengan bearing-bearing
bearing yang menghasilkan panas akibat

adanya putaran dan gesekan, generator juga menghasilkan panas. Oleh karena itu pada

generator juga terdapat sistem pendingin,berikut adalah sistem pendingin generator

PLTA Batang Agam :

Canny s Dayu 68
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 3.32
2 Sistem Pendingin Generator PLTA Batang Agam

Air yang masuk dari penstock dialirkan melalui pipa ke mainstrener

dengan tujuan untuk disaring, setelah air tersaring selanjutnya dialirkan ke pendingin

generator. Air ini kemudian keluar ke tail race dengan temperature yang lebih tinggi

akibat perpindahan panas dari generator .

Pendingin generator ini berbentuk 2 kotak persegi panjang pada sisi kiri

dan kanan, ditengah-tengahnya


tengahnya merupakan ruang hampa yang berbentuk kotak persegi

panjang pula.. Ruang hampa


hampa ini merupakan tempat aliran energi panas yang dihasilkan

Canny s Dayu 69
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

dari generator. Energi panas tersebut selanjutnya berpindah ke tube


tube-tube dan media

pendingin air yang mengalir didalam tube-tube pada 2 kotak pendingin sisi kiri dan

kanan.

Gambar 3.3
3.33 Pendingin Generator PLTA Batang Agam

3.2.8 Pengoperasian PLTA Batang Agam

a. Persiapan Operasi

Yang perlu diperhatikan jika akan mengoperasikan unit turbo generator adalah

memeriksa level minyak pelumas, minyak governor, kondisi PMT dan PMS yang ada

dimasing-masing
masing lokasi peralatan atau pemeriksaan bisa dilakukan pada alarm indikator

yang ada di ruang


ng kontrol (control room) dan yang terpenting adalah pengontrolan

Canny s Dayu 70
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

mode pegoperasian masing-masing alat bantu, misal apakah mode operasi inlet valve

sudah pada posisi auto.

b. Prosedur Start Unit

Langkah urutan sebagai berikut:

 Tekan Tombol Cooling water pump hingga lampu indikasi menyala.

 Tekan Tombol Thrust Bearing oil Pump on hingga indikasi menyala.

 Indikasi lampu Cooling water flow minimum menyala

 Indikasi lampu Thrust bearing oil pressure minimum menyala.

 Tekan Tombol Bypass valve open hingga lampu indikasi menyala.

 Indikasi lampu inlet valve diffrential pressure balanced menyala.

 Tekan tombol Inlet Valve open hingga indikasi lampu menyala.

 Tekan tombol Governoor start hingga indikasi lampu menyala

 Tekan Tombol bypass valve Close hingga indikasi lampu menyala.

 Tekan tombol gate limiter position No Load hingga indikasi lampu menyala.

 Indikasi lampu unit speed N> 175 Rpm menyala.

 Tekan Tombol Thrust Bearing oil pump of hingga lampu indikasi menyala.

 Tekan Tombol generator Excitation on hingga lampu indikasi menyala.

 Tekan Tombol unit Synchronizing start hingga lampu indikasi menyala

 indikasi lampu generator circuit breaker closed menyala

 Tekan Tombol gate limiter position maximum open hingga lampu indikator

menyala.

Canny s Dayu 71
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Setelah urutan langkah operasi manual tersebut diatas lengkap maka

selanjutnya indikasi lampu unit load operation menyala. Unit beroperasi normal.

Prosedure Stop Unit.

 Turunkan daya reaktif (MVAR ) hingga 0 (nol) MVAR dengan menekan

tombol local Power Adjustment bersamaan bersamaan dengan tombol

generator voltage low dan indikasi lampu reactive load zero akan menyala.

 Turunkan daya aktif ( MW ) hingga 0 ( nol ) MW dengan menekan tombol

Speed adjustment low bersamaan dengan tombol local power adjusment dan

indikasi lampu active load zero akan menyala

 Tekan tombol gate limiter position no. Load hingga indikasi lampu menyala.

 Tekan tombol generator circuit breaker Off hingga indikasi lampu menyala.

 Indikasi lampu gate limiter position <20 % menyala.

 Tekan tombol generator excitation Off hingga indikasi lampu menyala

 Tekan tombol turbine governoor shut down hingga indikasi lampu menyala.

 Tekan tombol gate limiter position minimum hingga indikasi lampu menyala.

 Indikasi lampu wicket gates closed menyala.

 Tekan tombol inlet valve closed hingga indikasi lampu menyala.

 Tekan tombol thrust bearing oil pump on hingga indikasi lampu menyala.

 Apabila putaran turbin sudah mencapal ± 30 RPM Tekan tombol generator

brakes on hingga lampu menyala.

 Indikasi lampu unit speed electrical speed switch < 0.9 RPM menyala.

 Tekan tombol generator brakes off sampai dengan indikasi lampu menyala.

Canny s Dayu 72
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Tekan tombol thrust bearing oil pump off hingga indikasi lampu menyala.

 Tekan tombol cooling water pump off hingga indikasi lampu menyala.

Langkah urutan tersebut diatas berhasil dengan baik maka akan timbul

unit standstill hingga indikasi lampu menyala.

3.3 Sistem dan Mekanisme Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Mekanis

3.3.1 Pengertian Pemeliharaan

Yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah memelihara merawat serta

menjaga setiap saat agar instalasi PLTA Batang Agam besrta alat-alat bantunya selalu

dalam kondisi siap operasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan rutin

adalah pemeliharaan terencana yang dilakukan secaara terus-menerus dan yang

dimaksud dengan Overhaul disini adalah jenis pemeliharaan terencana yang

dilakukan secara periodik. Pelaksanaan pemeliharaan ini secara umum ditentukan oleh

jam kerja mesin yang telah mencapai/mendekati batas yang telah ditentukan.

Berikut adalah bagan pemeliharaan PLTA Batang Agam :

Canny s Dayu 73
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

MAINTENANCE

PLANED UNPLANED
MAINTENANCE MAINTENENCE

DESIGN OUT PREVENTIVE BREAK-DOWN


MAINTENANCE MAINTENANCE
MAINTENANCE

Untuk meningkatkan
Perbaikan peralatan
operasi, realibilitas dari kerusakan karena
dan kapasitas gangguan

Pemeliharaan dilaksanakan secara


berkala berdasarkan jam
operasidalam keadaan unit tetap
beroperasi atau tidak beroperasi

Pemeliharaan rutin Pemeliharaan Periodik

Pemeriksaan
Overhaul
rutin

Annual Major General


harian mingguan bulanan
Inspection Overhaul Inspection

Gambar 3.34. Bagan Pemeliharaan PLTA Batang Agam

Canny s Dayu 74
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Pemeliharan yang dimaksud diatas adalah pemeliharaan terencana secara

rutin dan periodik yang terdiri dari pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, Annual

Inspection, General Inspection dan Major Overhaul. Batasan jam kerja tersebut

sebelumnya telah disepakati pada forum diskusi pemeliharaan tanggal 06 Februari

1987.

Kegiatan yang dilakukan tiap jenis pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. Pemeliharaan Harian

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi pengamatan, pembuangan,


pemeriksaan, penambahan,pembersihan pemeliharaan ini dilakukan setiap 24 jam kerja
unit pembangkit.

b. Pemeliharaan Mingguan

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi pengamatan, pembuangan,


pemeriksaan, penambahan,pembersihan pemeliharaan ini dilakukan setiap 170 jam
kerja unit pembangkit.

c. Pemeliharaan Bulanan

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi pengamatan, pembuangan,


pemeriksaan, penambahan,pembersihan pemeliharaan ini dilakukan setiap 720 jam
kerja unit pembangkit.

d. Annual lnspection

Ruang lingkup kegiatan Annual Inspection meliputi pemeriksaan,

pengukuran penyetelan, perbaikan kecil dan dilakukan pengujian dengan membuka

manhole atau bagian lain tanpa melepaskan bagian utama.AI ini dilaksanakan setiap

Canny s Dayu 75
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

6.000 jam kerja unit pembangkit. Karena ruang lingkup pekerjaan seperti tersebut di

atas maka memerlukan waktu yang relatif pendek.

e. General Inspection

Ruang lingkup kegiatan General Inspection meliputi pemeriksaan,

pengukuran dengan membuka manhole dan bagian lain tanpa atau melepas bagian

utama bila perlu , penyetelan, perbaikan, penggantian (bukan peralatan utama) dan

dilakukan pengujian AI ini dilaksanakan setiap 20.000 jam kerja unit pembangkit atau

pertengahan MO. Dengan demikian pelaksanaan GI memerlukan waktu lebih lama dari

Al .

f. Major Overhaul

Ruang lingkup kegiatan Major Overhaul meliputi pembongkaran

total, perbaikan, pemeriksaan, pengukuran , penyetelan , penggantian peralatan dan

dilakukan pengujian . Karena dilakukan pembongkaran dibagian utama maka waktu

yang diperlukan relative lebih lama dari GI. Batas selang waktu untuk Major Overhaul

(MO) yaitu setelah unit mencapai interval 40.000 jam kerja.

3.3.2 Tujuan Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan pada unit pembangkit Batang Agam secara umum antara

lain adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara fatal baik unit

dalam keadaan beroperasi maupun stand by dan mempertahankan unjuk kerjanya.

Canny s Dayu 76
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

3.3.3 Pengujian

Sebenarnya kegiatan pengujian yang dilakukan adalah merupakan bagian

dari pemeliharaan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui atau sebagai tolak ukur

bahwa pemeliharan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuannya.

Pengujian yang dilakukan paling tidak akan memberi gambaran unjuk

kerja mesin nantinya bila beroperasi kembali atau paling tidak untuk

mengetahui keberhasilan pemeliharaan dengan membandingkan hasil pengujian

sebelum dan sesudah pemeliharaan. Mengingat pentignya pengujian maka

pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hati, teliti dan tepat . Hasil pengujian

harus dipelajari, dicatat dan disusun dengan sebaik-baiknya.

Jenis pengujian yang dilakukan tergantung jenis pemeliharaan, karena

masing-masing berlainan tergantung pada tingkat pemeliharaan itu sendiri. Pengujian

sebelum pemeliharaan digunakan sebagai pembanding pengujian sesudah

pemeliharaan sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dari pemeliharaan

tersebut.

3.3.4 Persiapan Pengujian

Sebelum pengujian dilakukan semua peralatan-peralatan pengukur yang

diperlukan harus dipersiapkan termasuk time schedule pengujian yang diterbitkan oleh

Sektor. Kegiatan- kegiatan pemeriksaan dan pengukuran adalah sebagai berikut

berikut :

Canny s Dayu 77
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

a. Pengukuran Mutu Tahanan Isolasi Stator Generator.

Pengukuran mutu tahanan isolasi stator generator dapat dilakukan

dengan menggunakan megger atau mengukur sudut hilang dielectric (tangen delta).

Pengukuran mutu tahanar isolasi ini sangat penting guna mengetahui kondisi isolasi

tersebut sebelum dan sesudah pemeliharaan.

b. Hasil Pengukuran Alignment Poros

Pengukuran kelurusan poros ini bertujuan untuk memper

halus/mengurangi vibrasi unit pembangkit.

c. Pengukuran Clearance

Pengukuran ini dilakukan pada bantalan-bantalan, sudu atur, runner,

rotor dan stator . Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kondisi clearance

apakah masih dalam batas-batas yang diijinkan.

d. Kalibrasi Meter-Meter.

Alat ukur besaran ternperatur, tekanan, vibrasi. dan lain-lain harus

dikalibrasi terIebih dahulu sehingga pencatatan data akan lebih akurat.

3.3.5 Pelaksanaan Pengujian

Pelaksanaan pengujian dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan

yang disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan. Pengujian sebelum pemeliharaan ini

penting dilakukan untuk melihat keberhasilan pemeliharaan tersebut. Macam-macam

pengujian yang dilakukan antara lain :

Canny s Dayu 78
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

a. Pengujian Putar (Running Test)

Pengujiuan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak ada kelainan

pada saat pemutaran pertama kali. Pelaksanaannya adalah sesudah main valve

dibuka, sedikit demi sedikit sudu atur (guide vane) dibuka. Setelah turbin berputar sudu

atur ditutup kembali, meskipun sudu atur tertutup turbin tetap berputar karena adanya

momen kelembaman. Sementara turbin berputar, kelainan bunyi, gesekan-gesekan,

arah poros, dan kelainan lainnya diperiksa. Kemudian sudu atur dibuka lagi sampai

putaran poros mencapai putaran nominalnya dengan memperhatikan suara , suhu,

vibrasi.

Setelah itu turbin tetap dijalankan sampai suhu bantalan mencapai harga

jenuhnya. Besaran yang dicatat dalam pengujian adalah putaran poros, suhu bantalan,

suhu pendinging, langkah servo motor, tekanan air penstock, tekanan air di draft tube

dan runner.

b. Pengujian Putaran Pengeringan (Dray Out Running Operation Test) .

Apabila percobaan putar telah selesai harus dilakukan pemutaran

pengeringan. Pemutaran ini dilakukan agar nilai tahanan isolasi stator generator

meningkat.

Cara yang dilakukan biasanya adalah sebagai berikut :

 Hubungan singkat tiga phasa yang dilakukan antara pemutus beban (PMT) dan

terminal generator pada saat putaran nominal dengan tegangan generator tertentu

tanpa beban.

Canny s Dayu 79
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 arus hubung singkat diperbesar sedikit demi sedikit dan diatur sehingga suhu

kumparan stator mencapai suhu tertentu dan diusahakan suhu stator tersebut

konstan.

 Selama pemutaran berjalan, suhu kumparan, suhu udara pendingin, nilai tahanan

isolasi diukur dengan interval waktu tertentu. Nilai tahanan isolasi akan naik dan

setelah mencapai titik jenuh percobaan ini harus dihentikan.

c. Pengujian Pembebanan Bertahap

Pengujian ini dilakukan untuk menyelidiki sifat-sifat turbin dengan

mengukur antara bukaan sudu atur dengan daya turbin atau mengukur panjang langkah

servo motor. Pengujian ini dilakukan dengan pengatur putaran (governor) yang

dipasang pada posisi manual. Sudu atur (guide vane)dibuka sedikit demi sedikit mulai

bukaan tanpa beban sampai dengan beban penuh, kemudian ditutup sedikit demi sedikit

dari beban penuh sampai dengan tanpa beban. Pada saat percobaan ini dilakukan

pengukuran/pencatatan terhadap beban, tekanan, langkah servo motor, tegangan, arus

eksitasi, vibrasi, suara (noise), level air, dan lain-lain. Apabila draft tube dilengkapi

dengan katup isap udara, katup isap tersebut harus dikontrol sedemikian rupa sehigga

turbin dapat bekerja dengan efisiensi yang tinggi akan tetapi aman.

d. Pengujian Pelepasan beban (Load Rejection Test)

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui transient tekanan air penstock,

kenaikan putaran, kepekaan governor, dan kenaikan tegangan generator pada beban 25

%, 50 %, 75 %, dan 100 %. Putaran dan tegangan generator sebelumnya diatur pada

harga nominal kemudian masing-masing beban diputuskan dengan melepas Circuit

Breaknya. Pencatatan pada percobaan ini adalah variasi tegangan, frekuensi, variasi

Canny s Dayu 80
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

putaran, variasi tekanan air penstock, waktu untuk mencapai kestabilan dan langkah

servo motor.

e. Pengujian Pembebanan Kejutan (Sudden Load Increase Test)

Latar belakang percobaan ini adalah untuk mengetahui bahwa tiap-tiap

peralatan kontrol telah beroperasi dengan baik, dan pelaksanaannya tekanan air kejut

penstock dijaga sampai dengan harga yang diijinkan pada kondisi sudden load

increase. Unit pembangkit tersebut dioperasikan setelah tekanan penstock stabil, beban

dinaikkan dengan tiba-tiba (pada 25 %, 50 %, 75 %, 100 %). Pencatatan pada

percobaan ini adalah variasi tegangan, frekuensi, variasi putaran, variasi tekanan air

penstock, waktu untuk mencapai kestabilan, dan langkah servo motor.

f. Pengujian Emergency Stop Test

Latar belakang percobaan ini adalah untuk mengetahui bahwa

emergency stop dapat dilakukan dengan pengoperasian peralatan kontrol bila terjadi

gangguan electrikal selama PLTA Batang Agam beroperasi. Caranya adalah sebagai

berikut, PLTA dioperasikan hingga beban 40% dan beban nominal. Emergency stop

relay (86-1) secara manual dikerjakan. Pencatatan pada percobaan ini adalah waktu dan

putaran.

g. Pengujian Quick Stop Test

percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa stop unit secara cepat

dapat dilakukan dengan peralatan kontrol bila terjadi gangguan mekanis pada waktu

PLTA Batang Agam beroperasi.Percobaan ini dapat dilakukan dengan dua cara :

Canny s Dayu 81
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Quick Stop Relay

Pertama PLTA dioperasikan dengan beban 40 % beban nominal. Salah satu

dan quick stop relay dikerjakan secàra manual. Pencatatan pada percobaan

ini adalah waktu dan putaran.

 Dengan Penurunan Tekanan Pelumas Governoor

PLTA dioperasikan dengan beban 100 % beban nominal, Kemudian

pompa pelumas diberhentikan, yang akan mengakibatkan pressure switch

(63Q. ) bekerja dan ini menyebabkan drain valve membuka dan tekanan

pelumas turun.

Pencatatan pada percobaan ini adalah waktu, putaran, tekanan pelumas,

dan level pelumas sampai dengan putaran mesin nol.

h. Pengujian Over Speed Test

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keandalan dari relay over

speed. Sebelum dilakukan pengujian relay over speed terlebih dahulu di setting pada

harga yang telah ditentukan. Kemudian unit pembangkit dioperasikari (diputar tanpa

beban) sampai relay over speed bekerja. Putaran pada saat relay over speed bekerja

dicacat sampai dengan unit pembangkit berhenti.

i. Pengujian Load Test (Temperatur Rise Test).

Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa unit dapat

dioperasikan pada beban 100 % beban nominal dengan aman. unit pembangkit

dioperasikan pada putaran, tegangan, dan beban nominal. Pengukuran bemacam-

Canny s Dayu 82
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

macam besaran dilakukan dengan interval waktu tertentu. Pengukuran yang

dilakukan antara lain, temperatur bantalan, temperatur air pendingin, tegangan, arus,

frekuensi, tekanan penstock, runner dan juga level air. Pada pengujian ini juga harus

diperiksa kebocoran pelumas dan air.

j. Pengujian Automatic Start and Stop Operation.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa unit dapat dioperasikan

dengan start dan stop secara automatis. unit pembangkit distart dengan menggunakan

master kontrol switch, kemudian dilakukan pencatatan waktu dan urutan start.

Prosedure stop dilakukan dengan menggunakan master kontrol switch juga dilakukan

dengan catatan waktu dan urutan stop.

3.3.6 Sasaran Pengujian

Dengan dilakukannya pengujian-pengujian seperti tersebut di atas

diharapkan tujuan dari pemeliharaan dapat dicapai diantaranya adalah :

a. Dapat mengetahui daya maksimum yang dicapai dengan aman pada unit

PLTA.

b. Mengetahui titik kritis yang ada untuk dicari jalan keluar perbaikannya.

c. Untuk mengetahui kecepatan reaksi unit terhadap setiap perubahan beban.

d. Mengetahu efisiensi unit PLTA.

Canny s Dayu 83
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

BAB IV
TUGAS KHUSUS
ANALISA TEGANGAN PADA SAMBUNGAN BAUT FLYWHEEL TURBIN UNIT
III PLTA BATANG AGAM

4.1 latar Belakang

Setiap mesin mempunyai beberapa komponen yang saling berhubungan

dan saling terikat antara komponen satu dengan komponen lainnya. Untuk

menghubungkan beberapa komponen tersebut biasanya menggunakan sambungan

,sambungan inipun banyak jenisnya dan sesuai pula dengan prinsip kerja, kekuatan serta

gaya yang sanggup ditahahnya.

Sambungan yang dirancang haruslah kokoh dan mampu menahan segala

gaya yang terjadi pada sambungan tersebut. Apabila sambungan ini tidak memenuhi

kriteria diatas, pastinya komponen yang di sambung akan terlepas dan mengalami

kerusakan sehingga mesin tidak dapat dioperasikan.

Salah satu jenis sambungan adalah sambungan ulir. Sambungan ini

terdiri dari beberapa elemen, elemennya adalah plat dan baut. Kekuatan baut dan plat

harus dirancang sedemikian mungkin sehingga dapat berfungsi dengan baik. Dalam

tugas khusus ini penulis mencoba Menganalisa Tegangan Yang Terjadi Pada

Sambungan Baut Flywheel Turbin Unit III PLTA Batang Agam.

Canny s Dayu 84
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

4.2 Batasan Masalah

Dalam tugas khusus ini penulis hanya menganalisa tegangan akibat gaya

luar (External Force) yang terdiri dari tegangan tarik, tegangan geser dan tegangan

kombinasi yang terjadi pada baut sambungan flywheel turbin unit III PLTA Batang

Agam.

4.3 Tujuan

a. Mengetahui tegangan akibat gaya luar yang terjadi pada baut sambungan Flywheel

turbin Unit III PLTA Batang Agam.

b. Mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama mengikuti bangku perkuliahan

terhadap kondisi yang ada di lapangan.

4.4 Tinjauan Pustaka

4.4.1 Jenis-Jenis Sambungan

Sambungan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu sambungan tetap dan

sambungan tidak tetap. Sambungan tetap adalah sambungan yang tidak dapat dibongkar

pasang setelah proses penyambungan tanpa tidak merusak elemen dari sambungan

tersebut. Sedangkan sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat dibongkar

pasang tanpa harus merusak elemen dari sambungan tersebut. Sambungan tetap dan

tidak tetap mempunyai jenis masing-masing yaitu :

 Sambungan tetap:

 Sambungan las

Canny s Dayu 85
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 Sambungan paku keeling

 Sambungan tidak tetap :

 Sambungan ulir

 Sambungan pasak

Berdasarkan penyambungan platnya,sambungan dikelompokkan sebagai

berikut :

 Sambungan berimpit

 Sambungan bilah

 Bilah tunggal

 Bilah ganda

Gambar 4.
4.1 Jenis-jenis penyambungan plat

Berdasarkan jumlah baris baut/paku keling, sambungan dikelompokkan

sebagai berikut :

 Sambungan baris tunggal

 Sambungan baris ganda

 Sambungan zig-zag
zig

Canny s Dayu 86
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 4.2
4. Jenis-jenis jumlah baris sambungan

4.4.2 Sambungan Ulir

Sambungan ulir merupakan sambungan tidak tetap, yaitu suatu

sambungan yang dapat dibongkar pasang tanpa merusak elemen dari sambungan

tersebut.

Keuntungannya :

 Dapat dibongkar pasang tanpa merusak material yang disambung dan

material penyambung

 Memiliki
liki kekuatan yang cukup tinggi

 Harga relatif murah

Canny s Dayu 87
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Kelemahannya :

 Dapat longgar sendiri

 Dapat terbentuk kosentrasi tegangan pada bagian ulir yang rentan terhadap

pembebanan

Bentuk ulir ada 3 yaitu :

 Ulir segitiga

 Ulir segiempat

 Ulir trapezium

Gambar 4.3 ulir segi tiga

Gambar 4.4 ulir segi empat

Canny s Dayu 88
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 4.5 ulir trapesium

Ulir segitiga terdiri dari :

 Ulir brits standar with wort (digunakann pada baut dan sekrup pengikat
pengikat)

 Ulir britsh association (digunak


(digunakan
an pada baut,mur,lobang berulir
berulir)

 Ulir unified standard (berbentuk kepala bul


bulat)

Bila ditinjau dari segi penggunaannya baut dibedakan terdiri dari :

 Baut tembus

 baut tanam

 baut tap

Gambar 4.6 jenis penggunaan baut

Canny s Dayu 89
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Gambar 4.7 Bagian-Bagian Ulir

Keterangan :

 1 : Sudut ulir

 2 : Puncak ulir

 3 : Jarak bagi (p)

 4 : Diameter minor ulir luar (di)

 5 : Diameter mayor ulir luar (do)

 6 : Diameter minor ulir dalam (di)

 7 : Diameter mayor ulir dalam (do)

Tegangan pada baut :

Tegangan yang terjadi pada baut dibedakan menjadi tiga kelompok

berdasarkan gaya yang mempengaruhinya. Tegangan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tegangan dalam (internal) akibat gaya kerja.

 tegangan tarik pada baut

 tegangan puntir akibat gesekan penggunaan

 tegangan geser pada ulir

Canny s Dayu 90
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

 tegangan lentur

 tegangan patah pada ulir

b. Tegangan akibat gaya luar(external)

 tegangan tarik pada baut

 tegangan geser pada baut

c. Tegangan kombinasi

 Tegangan geser maksimum

 Tegangan tarik maksimum

a. Tegangan Dalam (Internal) Akibat Gaya Kerja.

a. Tegangan Tarik Pada Baut

Untuk sambungan rapat seperti silinder uap,gaya tarik pada baut

adalah :

F = 284 x d (kg).............................................................................(pers 1)

Dimana:

d : diameter efektif baut (cm)

untuk sambungan biasa gaya tarik pada baut adalah :

F = 142 x d (kg)................................................................................(pers 2)

Canny s Dayu 91
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Dimana:

d : diameter efektif baut (cm)

b. Tegangan Geser Puntir

Tegangan geser puntir yang disebabkan oleh tahanan gesek ulir selama

penguncian ditentukan melalui persamaan:

T p

J r
T
p  .r
J
T di ...................................................(pers 3)
p  .
 4 2
.di
32
16.T  kg 
p  .... 2
 .di 3  cm 

dimana :

T : momen puntir = F x r (kg.cm)

di : diameter minor ulir (cm)

c. Tegangan Geser Pada Ulir

Tegangan geser rata-rata pada ulir sekrup diperoleh melalui persamaan :

Fg
g  .... kg 
2  ...............................................(pers 4)
 .do.di.b.n  cm 

Canny s Dayu 92
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Dimana:

b : lebar ulir pada bagian dasar(root) (cm)

do : diameter mayor ulir (cm)

di : diameter minor ulir (cm)

n : jumlah ulir

Sedangkan tegangan geser rata-rata untuk mur diperoleh melalui

persamaan:

F
g  ..... kg 2  .............................................(pers 5)
 .do.di.b.n  cm 

Dimana:

b : lebar ulir pada bagian dasar(root) (cm)

do : diameter mayor ulir (cm)

di : diameter minor ulir (cm)

n : jumlah ulir

d. Tegangan Patah Pada Ulir

Tegangan patah diantara ulir-ulir diperoleh melalui persamaan :

F
c  .... kg 
2  ..............................................................(pers 6)
 .( do 2  di 2 ).n  cm 

Canny s Dayu 93
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Dimana:

do : diameter mayor ulir (cm)

di : diameter minor ulir (cm)

n : jumlah ulir

e. Tegangan Lentur

Jika permukaan luar komponen yang akan disambung tidak paralel satu

sama lain, maka baut akan mengalami lenturan. Tegamgan lentur yang terjadi

pada batang baut adalah :

x.E  kg 
b  ....  2  .............................................................................(pers 7)
2.l  cm 

Dimana :

x : perbedaaan tinggi antara sudut ekstrim baut (cm)

l : panjang baut (cm)

kg
E : modulus elastisitas  
 cm2 

b. Tegangan-Tegangan Yang Terjadi Akibat Gaya Luar

 Tegangan Tarik

baut dan ulir biasanya menerima beban dalam arah sumbu baut yang

mengakibatkan teganagan tarik pada baut, tegangan tarik tersebut adalah :

Canny s Dayu 94
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Ft Ft
t  
A  2
.di 
4

.di  .t.....( kg )
2
Ft  .........................................................(pers 8)
4
4.Ft
t 
 .( di ) 2
t  a

Dimana :

Ft : gaya tarik pada baut (kg)

di : diameter minor baut (cm)

t : tegangan tarik yang terjadi (kg/cm2)

a : tegangan tarik izin (kg/cm2)

Jika beban external terjadi pada beberapa baut,maka diperoleh persamaan

Ft Ft
t  
A.n  2
.di  .n
4

.di  .t.n.....( kg )
2
Ft  .............................................................(pers 9)
4
4.Ft
t 
 .( di) 2 .n
t  a

Dimana :

Ft : gaya tarik pada baut (kg)

di : diameter minor baut (cm)

t : tegangan tarik yang terjadi (kg/cm2)

Canny s Dayu 95
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

a : tegangan tarik izin (kg/cm2)

n : jumlah baut

 Tegangan geser

Kadang baut digunakan untuk mencegah gerak relatif dari dua atau lebih

komponen,seperti pada kasus flywheel atau kopling flens. Oleh karena itu

tegangan geser dapat terjadi pada baut, maka diperoleh persamaan :

Fg Fg
g  
A.n  2
.di  .n
4
 2
Fg  .di  . g .n.....(kg ) ...........................................................(pers 10)
4
4.Fg
g 
 .di 2 .n
 g  a

Dimana :

Fg : gaya geser pada baut (kg)

di : diameter minor baut (cm)

g : tegangan geser yang terjadi pada baut (kg/cm2)

a 2
: tegangan geser izin baut (kg/cm )

n : jumlah baut

 Kombinasi tegangan tarik dan geser

Jika baut menerima beban tarik dan geser seperti pada baut flywheel,

baut kopling atau baut bantalan, maka diameter batang baut ditentukan

Canny s Dayu 96
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

berdasarkan gaya geser dan bagian yang diulir berdasarkan gaya tarik ,dengan

persamaan :

f. Tegangan geser maksimal

2
 t 
g max = g 2   2
 .....(kg / cm ) ....................................................(pers11)
2

Dimana:

g : tegangan geser (kg/cm2)

t : tegangan tarik (kg/cm2)

 Tegangan tarik maksimal

2
t  t 
t max =  g 2    .....(kg / cm 2 ) ........................................(pers 12)
2 2

Dimana:

g : tegangan geser (kg/cm2)

t : tegangan tarik (kg/cm2)

Canny s Dayu 97
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

4.5 Analisis Dan Pembahasan

4.5.1 Analisis

4.5.1.1 Diagram Alir Perhitungan

START

Perhitungan tegangan tarik

Hitung besarnya gaya tarik

Hitung besarnya tegangan tarik

Perhitungan tegangan geser

Hitung besarnya torsi

Hitung gaya geser pada r1 dan r2

Hitung tegangan geser pada r1 dan r2

Perhitungan tegangan kombinasi

Hitung tegangan geser maksimal

Hitung tegangan tarik maksimal

STOP

END

Gambar 4.8 Diagram Alir Perhitungan

Canny s Dayu 98
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

4.5.1.2 Konstruksi Flywheel

Gambar 4.9 konstruksi flywheel

Canny s Dayu 99
1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Spesifikasi flywheel:

 Material : Baja cor SC 46

 Weight : 2 ton (flywheel inside)

: 7,5 ton (flyweel outside)

Spesifikasi sambungan:

 Jenis sambungan : Sambungan ulir bilah tunggal baris zig-zag

 Material plat : Baja cor SC46

 Jenis baut : Baut tap HTB hitam, ulir penuh

 Material baut : baja carbon rendah ASTM A307

 Kekuatan tarik izin baut (t) : 433 Kg/cm2

 Kekuatan geser izin baut (g) : 260 Kg/cm2

 Jumlah baut bag. luar (nin) :8

 Jumlah baut bag. dalam (nout) : 8

 Diameter mayor (do) : 15,875 mm

 Diameter minor (di) : 13,376 mm

 Diameter efektif (d) : 14,376 mm

 Panjang baut : 45 mm

Tabel 8. Baut HTB (High tension bolt)

Canny s Dayu 100


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

4.5.1.3 Perhitungan Tegangan Tarik

a. Perhitungan Gaya Tarik

 Skema fisik

Gambar 4.10 Skema Fisik Gaya Tarik

Diketahui:

 Diameter efektif (d) : 14,376 mm = 1,4376 cm

Sambungan baut flywheel merupakan jenis sambungan rapat,maka maka

gaya tarik maksimum yang sanggup ditahan baut dihitung dengan persamaan:

Ft  284 . d
Ft  284 . 1,4376
Ft  408,278 Kg
gaya tarik baut pada posisi baut a dan b sama , yaitu 408,278 Kg 

b. Perhitungan Tegangan Tarik

Diketahui:

 Diameter minor (di) : 13,376 mm = 1,3376 cm

Canny s Dayu 101


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Ft Ft
t  
A  .di 2
4

.di  .t
2
Ft 
4
4.Ft
t 
 .( di ) 2
4 . 408 ,278 Kg
t 
3,14 . (1,3376 cm ) 2
1.633,112 Kg
t 
3,14 . 1,7891 cm 2
1.633,112 Kg
t 
5,618 cm 2
t  290 ,69 Kg
cm 2
 tegangan tarik pada posisi baut a dan b sama , yaitu 290 ,69 Kg 
 2
 cm 

4.5.1.4 Perhitungan Tegangan Geser

a. Perhitungan Torsi
 Skema Fisik

Gambar 4.11 Skema Fisik Gaya Geser

Canny s Dayu 102


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

Diketahui:

 Daya turbin (N) : 3.500 KW = 3.500 x 0,746 = 2.611 HP

 Putaran poros(n) : 750 rpm (konstan)

N
T  71.620
n
2.611 HP
T  71.620
750 rpm
T  249.333,09 Kg .cm

b. Perhitungan Gaya Geser

Diketahui:

 r1:884,1 mm = 88,41 cm

 r2: 936,8 mm = 93,68 cm

1
2 .T
Fg a 
r1
. 249 . 333 , 09 Kg .cm
1
2
Fg a 
88 , 41 cm
124 . 666 ,545 Kg .cm
Fg a 
88 , 41 cm
Fg a  1 . 410 , 095 Kg

1
2.T
Fg b 
r2
1
2 . 249 . 333 , 09 Kg .cm
Fg b 
93 , 68 cm
124 . 666 , 545 Kg .cm
Fg b 
93 , 68 cm
Fg b  1 . 330 , 77 Kg

Canny s Dayu 103


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

c. Perhitungan Tegangan Geser

Diketahui:

 Diameter minor (di) : 13,376 mm = 1,3376 cm

 Jumlah baut posisi a (na) :8

 Jumlah baut posisi b (nb) :8

Fg Fg
 g  
A .n 
. di 2 . n
4
4 . Fg a
 ga 
 . di 2 . n a
4 . 1 . 410 , 095 Kg
 ga  2
3 ,14 . 1 , 3376 cm  . 8
5 . 640 , 38 Kg
 ga  2
3 ,14 . 1 , 7891 cm .8
5 . 640 , 38 Kg
 ga 
44 , 944 cm 2
  125 , 497 Kg
ga
cm 2

Fg Fg
 g  
A .n 
. di 2 . n b
4
4 . Fg b
 gb 
 . do 2 . n out
4 . 1 . 330 , 77 Kg
 gb  2
3 ,14 . 1 , 3376 cm  . 8
5 . 323 , 08 Kg
 gb 
3 ,14 . 1 , 7891 cm 2 . 8
5 . 323 , 08 Kg
 gb 
44 , 944 cm 2
  118 , 438 Kg
gb 2
cm

Canny s Dayu 104


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitanan PLTA Batang Agam Padang, 2014

4.5.1.5 Perhitungan Tegangan Kombinasi

a. Tegangan geser maksimal

 Skema fisik

Gambar 4.12 Skema Fisik Gaya Kombinasi

Diketahui:

  ga  125,497 Kg
cm 2

  gb  118,438 Kg
cm 2

 t  290,69 Kg
cm 2

2
2  t 
g max = g   
2
2
2  t 
 ga max =  ga  
2
2
 t  290,69 Kg 
 Kg   2
cm 2 
 ga max = 125,497   
 cm 2   2 
 
2 2
 ga max = 15.749,497 Kg 4  21.125,169 Kg
cm cm 4
2
 ga max = 36.874,66 Kg
cm 4
 ga max  192,02 Kg
cm 2

Canny s Dayu 105


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

2
 t 
2
g max = g   
2
2
 t 
 gb max =  gb 2   
2
2
 t  290,69 Kg 
 Kg   2
cm 2 
 gb max = 118,438   
 cm 2   2 
 
2 2
 gb max = 14.027,55 Kg 4  21.125,169 Kg
cm cm 4
2
 gb max = 35.152,72 Kg
cm 4
 gb max  187,74 Kg
cm 2

b. Tegangan Tarik Maksimal

2
t  t  2
ta max =  ga   
2 2
2
290,69 Kg  290,69 Kg
 2


ta max = cm 2  125,497 Kg  cm 2
 2  
2  cm   2 
 
2 2
ta max = 145,345 Kg 2  15.749,497 Kg 4  21.125,169 Kg
cm cm cm 4
2
ta max = 145,345 Kg  36.874,66 Kg
cm 2 cm 4
ta max = 145,345 Kg  192,02 Kg
cm 2 cm 2
ta max  337,36 Kg
cm 2

Canny s Dayu 106


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

2
t  t 
2
tbmax =  gb   
2 2
2
290,69 Kg  290,69 Kg 
  
2
tbmax = cm 2  118,438 Kg cm 2
 2  
2  cm   2 
 
2 2
tbmax = 145,345 Kg 2  14.027,55 Kg 4  21.125,169 Kg
cm cm cm 4
2
tbmax = 145,345 Kg 2  35.152,72 Kg
cm cm 4
tbmax = 145,345 Kg  187,74 Kg
cm 2 cm 2
tbmax  333,08 Kg
cm 2

Canny s Dayu 107


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

4.5.2 Pembahasan

Gaya tarik maksimum yang sanggup ditahan oleh baut adalah 408,278

Kg, dan tegangan tarik yang terjadi apabila baut menerima gaya tarik tersebut adalah

sebesar 290,69 Kg
cm 2 .

Torsi ( T ) yang ditimbulkan dari putaran serta daya poros turbin masing-

masing 750 RPM dan 3,5 MW adalah sebesar 249.333,09 Kg.cm . Gaya geser yang

terjadi pada baut posisi a (Fga) adalah 1.410,095 Kg dan gaya geser pada posisi b (Fgb)

yaitu 1.330,77 Kg. Tegangan geser yang terjadi pada baut posisi a (  ga ) adalah 125,497

Kg/cm2 dan tegangan geser yang terjadi pada baut posisi b (  gb ) yaitu 118,438 Kg/cm2 .

Besar tegangan geser maksimum pada posisi baut a(  ga max ) adalah

192,02 Kg/cm2, dan tegangan geser maksimum pada posisi baut b ( gb max ) adalah

187,74 Kg/cm2.Sedangkan untuk tegangan tarik maksimum pada posisi baut a ( t a max )

adalah 337,39 Kg/cm2, dan tegangan tarik maksimum pada posisi baut b ( t b max ) adalah

333,08 Kg/cm2.

4.6 Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa besar gaya tarik

dan tegangan tarik pada baut dengan posisi yang berbeda adalah sama, namun besar

gaya geser, tegangan geser, tegangan geser maksimum dan tegangan tarik maksimum

yang terjadi tidak sama, hal ini dikarenakan jarak antara titik pusat poros yang

menimbulkan torsi ke titik pusat baut dengan jarak masing-masing r1 dan r2 yang

Canny s Dayu 108


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

berbeda. Gaya geser, tegangan geser, tegangan geser maksimum dan tegangan tarik

maksimum akan lebih besar apabila jarak titik pusat poros ke titik pusat baut semakin

dekat. Sebaliknya, jika jarak titik pusat poros ke titik pusat baut semakin jauh, maka

gaya geser, tegangan geser, tegangan geser maksimum dan tegangan tarik maksimum

yang terjadi pada baut akan semakin kecil.

Canny s Dayu 109


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data – data serta pengalaman yang diperoleh penulis selama

melaksanakan kerja praktek di PLTA Batang Agam,

1. PLTA Batang Agam merupakan salah satu pemasok listrik yang berpengaruh

terhadap ke listrikan di Sumatera Barat, khususnya daerah Payakumbuh,

Kabupaten Agam, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Tanah Datar dan Bukittinggi.

2. Peralatan mekanis dan listrik yang digunakan di PLTA Batang Agam terdiri dari

turbin, generator , transformator dan governor sebagai pengatur putaran turbin.

Turbin yang digunakan merupakan turbin francis shaft horizontal berkapasitas

3,5 MW untuk satu unit pembangkit dengan kecepatan 750 rpm. Generator yang

digunakan merupakan generator AC dan transformator yang digunakan

merupakan trafo Smith

3. Setiap peralatan dipembangkit perlu diberi peralatan proteksi. Fungsi peralataan

proteksi adalah agar bisa cepat mendeteksi saat adanya gangguan yang terjadi

pada sistem yang diamankan, atau bisa juga langsung memutus bagian sistem

yang terganggu.

4. Gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada peralatan yaitu gangguan

mekanik dan gangguan listrik. Gangguan mekanis contohnya pemanasan setempat

pada komponen-komponen pembangkit, tidak lancarnya sistim sirkulasi fluida

pendingin generator, kegagalan komponen sambungan seperti sambungan ulir

Canny s Dayu 110


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

pada komponen flywheel. Gangguan listrik contohnya kehilangan medan penguat

pada generator dan gangguan hubung singkat pada rotor .

5. Peralatan proteksi ada beberapa macam, ada yang sebagai instrument pengukuran,

sebagai pemutus dan ada juga yang sebagai peralatan penunjang. Instrument

pengukuran yang digunakan yaitu Current Transformator dan Voltage

Transformator. Pemutus untuk peralatan proteksi yaitu relay, cicuit breaker, fuse

dan PMS. Alat penunjang yang digunakan sebagai peralatan proteksi adalah

arrester, baterai dan alat komunikasi.

6. Peralatan proteksi yang digunakan di PLTA Batang Agam yaitu relay, arrester

dan neutral grounding resitor.

5.2 Saran

1. Sebaiknya PLTA Batang Agam menyediakan ruang perpustakaan khusus yang

berisi buku-buku penunjang yang dapat dipergunakan oleh siswa dan mahasiswa

PKL serta karyawan PLTA Batang Agam.

2. Untuk Dosen Pembimbing sebaiknya melihat ketempat mahasiswa melakukan

PKL, agar tahu bagaimana perkembangan mahasiswa dilapangan.

3. Untuk peserta PKL berikutnya, kalau ada yang ingin melaksanakan PKL di PLTA

Batang Agam sebaiknya pada libur semester genap, karena biasanya PLTA

Batang Agam melaksanakan Annual dan General Inspection pada bulan juli atau

agustus.

Canny s Dayu 111


1110017211068
Laporan Kerja Praktek
PT. PLN (Persero) Jurusan Teknik Mesin
Pembangkitan Sumatera Fakultas Teknologi Industri
Bagian Selatan Sektor Bukittinggi, Universitas Bung Hatta
Pembangkitan PLTA Batang Agam Padang, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Djiteng Marsudi ( 2003 ), Pembangkit Energi Listrik.Jakarta : PT. Jalamas Berkatama


bersama STT – PLN.

Fritz Dietzel, Dakso Sriyono (1980), Turbin,Pompa dan Kompressor.Jakarta : Erlangga.

M.Preisg/HS (1994),Operasional and Maintenance Instruction.SULZER hydro.

Pusdiklat (1995),Operasional PLTA Dasar II Turbin Air.

Wiranto Arismunandar (1980 ), Penggerak Mula Turbin.Bandung : ITB.

Canny s Dayu 112


1110017211068

Anda mungkin juga menyukai