Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI

PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9


PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi semakin pesat dan tingkat persaingan di dunia usaha


khususnya dunia industri semakin tinggi. Sementara itu, sarjana lulusan Perguruan
Tinggi yang merupakan calon tenaga kerja hanya dicetak sebagai sumber daya siap
latih, bukan sumber daya siap pakai. Hal tersebut berakibat pada masih adanya
kesenjangan diantara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang sebenarnya.

Salah satu upaya yang ditempuh oleh Perguruan Tinggi untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan mewajibkan setiap mahasiswa untuk
melaksanakan kerja praktik disuatu instansi, atau perusahaan baik perusahaan milik
negara ataupun swasta.

Dengan adanya kerja praktik, diharapkan setiap mahasiswa mampu


mendapatkan wawasan serta gambaran yang lebih mendalam tentang kondisi dunia
kerja yang tidak didapatkan dibangku kuliah.

Hubungan yang terjalin antara perguruan tinggi sebagai pihak yang


memegang peranan penting dalam mempersiapkan calon tenaga kerja yang
berkualitas, dengan perusahaan atau industri sebagai pihak yang memerlukan tenaga
kerja yang terampil, terdidik, terlatih serta mampu memahami dunia kerja perlu
ditingkatkan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka, kami bermaksud
melaksanakan kerja praktik di PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) UBJOM PLTU
Paiton. Pelaksanaan kerja praktik di PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) UBJOM
PLTU Paiton, diharapkan mampu menjadi sarana pembelajaran, pemahaman dan
pengaplikasian disiplin ilmu teknik kimia di dunia industri.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 1


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

1.2. Tujuan Kerja Praktek

1. Tujuan Umum
a. Memenuhi salah satu kurikulum yang telah ditetapkan oleh Program Studi
Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.
b. Mengtahui secara langsung permasalahan yang terjadi di dalam pabrik
serta upaya penanganannya.
c. Memperdalam pengetahuan ilmiah yang terkait dengan bidang industry
tempat kerja praktik dilaksanakan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan ilmu yang selama ini diperoleh dibangku kulilah
dan membandingkan dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
b. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dosen Pembimbing Kerja
Praktik dan atau dari Pembimbing Lapangan.
c. Melihat secara langsung cara kerja alat-alat dalam proses produksi dan
membandingkan dengan teori yang diberikan di perkuliahan.

1.3. Manfaat Kerja Praktik

1. Bagi Mahasiswa
a. Mengenal cara kerja suatu perusahaan atau industri umum dengan lebih
mendalam, khususnya peralatan dan proses produksi yang dilakukan.
b. Memperoleh pengalaman secara langsung dan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapatkan dalam dunia pendidikan.
c. Memberikan bekal tentang perindustrian, sebelum terjun ke dunia kerja
secara nyata.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 2


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

Gambar 2.1 PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9

Nama Perusahaan : PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9

Jenis Produk : Listrik

Alamat Perusahaan : Jalan Surabaya – Situbondo, Paiton KM.141


Paiton, Probolinggo

Nomor Telpon Perusahaan : 0335-771668 / 771895

Koordinat Geografis : 07O 42’ 33” S dan 113O 34’ 33” E

Anantyto Danujatmiko (121160172) 3


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Tahun Berdiri : 10 Oktober 2009

Tahun Beroperasi : 12 Maret 2010

Luas Wilayah Pabrik : 420, 187 m2 atau 42 Ha

Luas Lingkungan Hijau : 135.000 m2

Bahan Bakar Utama : Batubara kalori rendah (± 4200 kkal/g)

Kebutuhan Batu Bara : 2.7 juta ton/ tahun

2.2. Sejarah Perusahaan

PT. PJB UBJ O&M (Pembangkitan Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Operation and
Maintenance) PLTU Paiton adalah salah satu proyek pembangkit yang ditangani
pemerintah dalam menanggulangi krisis energi di Indonesia yang diberi nama Proyek
Percepatan 10.000 MW. Pembangunan Proyek Percepatan ini terdiri atas 10
pembangkit dibangun di pulau Jawa dan 25 pembangkit dibangun di luar pulau Jawa.
Berdasarkan RUPS PJB tanggal 28 Januari 2008 dan Letter of Intent PLN tanggal 25
Juli 2008, PJB ditetapkan sebagai pengelola O & M untuk 4 proyek Percepatan
Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW : Rembang, Indramayu, Pacitan, Paiton
baru unit 9.
Paiton Baru unit 9 mempunyai kapasitas 660 MW, terletak diantara desa
Sumber Glatik dan desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa
Timur atau sekitar 35 km sebelah timur kota Probolinggo dan berada sekitar 140 km
timur laut dari kota Surabaya. Proyek ini dibangun di lahan seluas 48 hektar terletak
di komplek area pembangkit yang sudah beroperasi yaitu PLTU unit 1, 2 milik PT.
PJB (Pembangkitan Jawa Bali), PLTU unit 3,4 dalam tahap pembangunan, PLTU
unit 5, 6 milik PT. YTL (Yeoh Tiong Lay), dan PLTU 7, 8 milik PT. IPMOMI
(International Power Misui Operation and Maintenance). Kontrak proyek ini

Anantyto Danujatmiko (121160172) 4


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

ditandatangani tanggal 12 Maret 2007 dengan nomor kontrak 047.PJ/041/DIR/2007


dan nilai kontrak sebesar USD. 428,127,137.46 dan Rp. 777.293.309.115,90 dengan
kontrak EPC ( Engineering Procurement Construction). Pelaksana proyek dikerjakan
oleh Consortium Harbin Power Engineering Co. Ltd ( HPE ) dari China sebagai
Leader Consortium dengan partner Lokal MSHE ( PT. Mitra Selaras Hutama Energi )
sedangkan 006E sebagai institute desain dari China adalah CSEPDI (Central
Southern China Electric Power Design Institute).
Dari Jasa Konsultan QA/QC adalah BVI (Black and Veatch International
Company). Perencanaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT ) 500kV dan 150 kV
akan diinterkoneksikan dengan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi GITET) Paiton.
Dengan adanya proyek ini, maka masing-masing elemen dari PT. PLN (Persero)
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Sebagai pengendali proyek adalah Unit Pembangkit Indramayu
b. Sebagai Supervisi Konstruksi adalah PT. PLN (Persero) Jasa Manajemen
Konstruksi
c. Sebagai Supervisi Sertifikasi dan Laik Operasi adalah PT. PLN (Persero)
(Jasa Sertifikasi).
Dalam pelaksanaan pembangunan PLTU Paiton terdiri dari 9 unit, yaitu
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perencanaan PLTU Paiton
Perencanaan Unit Kapasitas Per Kapasitas Keterangan
Unit (MW) Total
Tahap 1 1&2 400 800 PT. PJB
Tahap 2 3&4 400 800 PT. POMI
Tahap 3 5&6 600 1200 PT. YTL Jatim
Tahap 4 7 &8 600 1200 PT. POMI
Tahap 5 9 660 660 PT. PJB UBJOM

Anantyto Danujatmiko (121160172) 5


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Dalam penggunaan bahan bakar batu bara, kebutuhan akan batu bara di pasok
dari tambang paringin dan tutupan Kalimantan selatan, Tambang lati Kabupaten
Berau Kalimantan Timur dan juga disuplay oleh PT. Multi Harapan Utama. Jumlah
pemakaian untuk operasional unit 9 pembangkit Paiton di perkirakan untuk
pengoprasian di butuhkan 600 ton perhari, hal ini di rencanakan sesuai dengan
kebutuhan dan beban untuk unit pembangkit paiton. Untuk keperluan sarana
konstruksi, operasi untuk mengisi boiler dan untuk keperluan lainnya membutuhkan
air tawar yang di ambil dari sumber air tawar di daerah Klontong yang terletak di
daerah Besuki, air tawar yang di gunakan untuk operasi, terlebih dahulu melalui
proses pengolahan sebelum digunakan sebagai air proses pada peralatan pembangkit.
Selain di gunakan air tawae sebagai air proses, air laut yang di dapat yang di dapat di
sekitar area pembangkit juga bisa digunakan pendingin.
Dalam hal sarana dan prasarana, dibangun 2 dermaga sebagai sarana
pendukung, yaitu:
a. Dermaga bongkar muat peralatan dengan kapasitas 8.000 DWT.
b. Dermaga pengiriman batu bara dengan kapasitas 80.000 DWT.
Untuk menanggulangi adanya abu hasil pembakaran batu bara, pengendalian
abu tersebut disediakan lahan khusus sebagai tempat penampung yang tempatnya
tidak jauh dari PLTU Paiton. Abu tersebut dibasahi agar tidak berterbangan di tiup
angin dan kemudian dipadatkan. Adapun kegunaan dari abu yang merupakan limbah
pembakaran batu bara tersebut adalah:
a. Pembuatan agregat, keraik, sumber bahan kimia (SiO2,Al2O)
b. Sebagai bagai bahan campuran batako, konkret blok,con-blok
c. Sebagai bahan semen
Penanggulangan dampak lingkungan di lakukan dengan memasang cerobong
asap (chimmey) setinggi 200m dengan dilengkapi dengan alat hasil pembakaran yang
berupa SO2, Nox dan Co arah dan kecepatan angin di padang peralatan air
monitoring shelter.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 6


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

2.3. Lokasi dan Tata Letak Pabrik


Saat ini areal kompleks industri PLTU Paiton terdiri dari 9 Unit yang dikelola
oleh beberapa perusahaan energi listrik. Energi listrik yang telah diproduksi akan
dikelola PT PLN dan didistribusikan pada pelanggan energi listrik interkoneksi Jawa-
Bali (Fanani,2018).
a. Lokasi Proyek: Desa Bhinor,Kecamatan Paiton – Kab.Probolinggo
b. Koordinator Geografis : 070 42’ 33” S dan 1130 34’ 33” E
c. Perbatasan :
 Sebelah utara : Laut Jawa, Selat Madura.
 Sebelah timur : Kompleks PLTU Paiton Unit 1-8.
 Sebelah selatan : Jalan Raya Probolinggo – Situbondo
 Sebelah barat : Garis Pantai Lokasi Pembangunan PLTU
d. Luas Area : 420.187 m2 atau 42 ha
e. Kapasitas : 1 x 660 MW
f. Spek Bahan Bakar : Batu Bara Kalori Rendah
g. Kebutuhan Batu Bara : 2.7 juta ton/tahun
h. Denah Lokasi PLTU PT. PJB UBJOM Unit 9

Anantyto Danujatmiko (121160172) 7


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Gambar 2.2 Denah lokasi PT. PJB UBJOM PLTU Paiton

2.4. Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi :
 Menjadi Unit Jasa O&M Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Batubara terbaik di Indonesia
b. Misi :
 Menjadi Unit Jasa O&M yang mandiri, handal & efisien.
 Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata
kelola pembangkitan dan sinergi bisnis partner dengan metoda best
practice dan ramah lingkungan.
 Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai
kompetensi teknik dan manajerial yang unggul dan berwawasan bisnis.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 8


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

2.5. Struktur Orgnisasi Perusahaan

2.6. Uraian Tugas


1. General Manager

Manajer yang bertugas mengelola peningkatan kerja operasi dan kompetensi


SDM unit pembangkitan Paiton sehingga mampu memproduksi tenaga listrik dengan
efisien, mutu dan keandalan yang tinggi dengan tetap memperhatikan aspek
komersial, dengan harga jual kompetitif sesuai kontrak kinerja yang ditetapkan oleh
direksi PT. PJB.

2. Manajer Operasi

Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program bidang operasi dan


pengendalian bahan bakar yang mencangkup penentuan dan penilaian kualitas
(efektif dan efisiensi) pelaksanaan pengendalian operasi unit pembangkit paiton.

Serta mengumpulkan dan mendokumentasi pelaksanaan bidang operasi dan


bahan bakar sebagai bahan evaluasi.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 9


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

 Supervisor Senior Bahan Bakar & Niaga

Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan operasi pada


unit 9 serta menentukan tindakan teknis pada setiap permasalahan yang timbul
pada pelaksanaan program kerja.

 Supervisor Senior Produksi

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang


pengendalian operasi dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi tersebut
kedalam fungsi produksi, melaksanakan dan mengendalikan agar dicapai proses
produksi tenaga listrik yang efektif dan efisien sesuai rencana operasi.

 Supervisor Senior Kimia dan Laboratorium

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang kimia serta


menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi kimia teknik dan laboratorium,
melaksanakan dan mengendalikan agar mencapai sasaran unit pembangkit paiton
sesuai dengan standar / ketentuan yang berlaku.

 Supervisior Senior Rendal Operasi

Membantu manager operasi melaksanakan operasi dan pengendalian unit


dalam proses produksi.

3. Manajer Pemeliharaan

Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang


pengendalian, pemeliharaan agar selalu siap beroperasi setiap saat sehingga mampu
mendukung upaya pencapaian sasaran Unit Pembangkitan Paiton sesuai dengan
kontrak kinerja yang ditetapkan redaksi.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 10


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

 Supervisor Senior Rendal Pemeliharaan

Melakukan koordinasi atas pelaksanaan kegiatan perencanaan,


pengendalian, dan pemeliharaan secara prediktif, preventif, korektif, dan
emergency di unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara
optimal dalam mencapai sasaran unit pembangkit, sesuai dengan kontrak kinerja
yang ditetapkan direksi.

 Supervisor Senior Outage Management

Melakukan perencanaan dan koordinasi atas pelaksanaan shutdown unit 9


UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal dalam mencapai
sasaran unit pembangkit, sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan direksi.

 Supervisor Senior Harian Mesin 1 (Boiler , Turbin dan Alat-alat Bantu)

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian


pada bidang mekanis unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit
secara optimal.

 Supervisor Senior Harian Mesin 2 (Sistem bahan bakar dan Abu)

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian


pada sistem bahan bakar dan abu unit 9 UP Paiton untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal. Supervisor Senior Harian control dan
instrument Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
harian pada control dan instrument di unit 9 UP Paiton untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal.

 Supervisor Senior Harian Listrik

Anantyto Danujatmiko (121160172) 11


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian


pada sistem kelistrikan unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit
secara optimal.

 Supervisor Senior Lingkungan & K3

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang lingkungan


serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi tata letak, perawatan serta
kelestarian lingkungan disekitar unit pembangkit paiton sesuai dengan standar
nasional dan internasional. Serta menyusun rencana dan anggaran bidang K3 dan
menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi K3 yang menyangkut tentang
keselamatan dan kesehatan kerja seluruh karyawan dan semua yang menyangkut
aset operasional diunit pembangkit paiton sesuai dengan standar internasional
yang berlaku.

 Supervisor Sarana

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang sarana


dan prasarana dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi sarana dan
prasarana serta melaksanakan dan mengendalikan kegiatan inventarisasi dan
pemeliharaan sarana non intalasi secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

4. Manajer Engineering & Quality Assurance

Menyelenggarakan pelaksanaan evaluasi, analisis dan perbaikan


penyelenggaraan, pembangkitan lisrik meliputi sistem dan prosedur serta presaurce
untuk memastikan produksi listrik yang effisien, serta melaksanakan program sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), sistem manajemen lingkungan
(SML), sistem manajemen mutu dan manajemen resiko.

5. Manajer Logistik

Anantyto Danujatmiko (121160172) 12


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang umum


untuk mendukung upaya pencapaian sasaran yang telah direncanakan unit
pembangkitan paiton.

 Supervisor Senior Inventori Control dan Cataloger

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pengendalian


pemeliharaan dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi inventori control
dan cataloger, melaksanakan dan mengendalikan agar dicapai tingkat inventori
yang optimal.

 Supervisor Senior Pengadaan

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang


pengadaan dan kontrak bisnis melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
pengadaan dan kontrak bisnis secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

 Supervisor Senior Administrasi Gudang

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pergudangan


serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi administrasi pergudangan
serta pelaksanaan dan mengendalikan kegiatan administrasi gudang dengan
efektif dan efisien.

6. Manajer Keuangan & Administrasi

Bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan bidang


Administrasi, yang mencangkup sistem dan organisasi bidang Administrasi, serta
pendidikan serta pelatihan, penyediaan fasilitas kerja, pembinaan mutu terpadu,

Anantyto Danujatmiko (121160172) 13


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

hubungan kar yawan yang ada di unit pembangkit Paiton, untuk mendukung upaya
pencapaian sasaran unit Pembangkit Paiton sesuai kontrak kinerja yang ditetapkan
direksi. Menjabarkan rencana tahunan Unit Pembangkit Paiton, termasuk didalamnya
adalah rencana setiap bidang Unit Pembangkit Paiton kedalam anggaran tahunan Unit
Pembangkit Paiton serta merencanakan kegiatan Bidang Pengendalian Keuangan dan
mengendalikan pelaksanaannya untuk mendukung upaya pencapaian sasaran unit
pembangkitan Paiton secara efektif dan efisien sesuai dengan kontrak kerja yang
ditetapkan direksi.

 Supervisor Senior SDM

Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program administrasi


kepegawaian pada seluruh jenjang jabatan untuk menciptakan system administrasi
SDM yang tertib dan rapi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.

 Supervisor Akutansi

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang


pengendalian keuangan dan menjabarkan rencana tersebut kedalam rencana dan
anggran fungsi akutansi, mencatat secara sistematis segala transaksi yang
mempengaruhi harta, kewajiban perusahaan sehingga dapat diketahui posisi harta
dan kewajiban serta besarnya laba rugi perusahaan.

 Supervisor Sekretariat dan Humas

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang umum,


menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi sekretariat dan humas, dan

Anantyto Danujatmiko (121160172) 14


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

pelaksana pengendalian keigatan sekretariat dan hubungan masyarakat dengan


efektif dan efisien.

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Landasan Teori

Anantyto Danujatmiko (121160172) 15


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) menggunakan 3 peralatan vital


utama yang mempunyai fungsi secara garis besar sebagai berikut:
1. Boiler yang berfungsi memproduksi uap, mempunyai energy potensial dengan
persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan system unit plant.
2. Turbin uap berfungsi mengubah energi potensial uap menjadi energi mekanik
gerak putar poros yang dipergunakan untuk menggerakkan poros generator
3. Gernerator Listrik Arus Bolak Balik (Alternator) berfungsi mengubah energi
mekanik gerak putar menjadi energi listrik.
Penjelasan dari ketiga peralatan vital utama di atas akan dibahas tersendiri. Beberapa
proses penting tentang cara kerja ketiga peralatan utama pembangkitan energi listrik
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Proses pada Boiler : Batu bara dan minyak (hanya untuk awal
operasi/starting) berfungsi untuk memberikan pasokan bahan bakar secara
kontinyu untuk proses pembakaran dalam ruang boiler dan memberikan
energi panas yang digunakan untuk pembentukan uap (Steam Generating) di
dalam boiler. Udara pembakaran dipasok dengan Force Draft Fan (FDF).
b. Turbine uap : Berfungsi mengubah energi potensial uap menjadi energi
mekanik (gerak putar poros). Perubahan energi potensial uap menjadi energi
mekanik gerak putar poros terjadi pada komponen peralatan turbine diaphram
nozzles (sudu tetap) dan bladzz (sudu gerak). Poros turbine HP, IP, dan LP
dikopel menjadi satu sumbu dan juga dikopel dengan poros generator, karena
satu mekanisme gerak putar ini disebut pula dengan turbine generator.
c. Generator : berfungsi mengubah energi mekanik gerak putar poros rotor
generator yang mempunyai medan magnet memotong garis gaya listrik yang
membangkitkan tegangan listrik pada stator generator. Tegangan listrk yang
dibangkitkan besarnya 20 KV yang selanjutnya dinaikkan tegangannya
(Step Up) menjadi 500 KV oleh generator transformator yang bersambung
yang tersambung dengan system synchronizing pada jaringan kelistrikan 500

Anantyto Danujatmiko (121160172) 16


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

KV gardu induk paiton. Demikian energi listrik tersalurkan dari unit


pembangkitan paiton secara kontinyu.
3.2. Deskripsi Umum PLTU Paiton Unit 9

Produksi listrik di PLTU Paiton 9 menggunakan sistem pemanasan air


menjadi uap untuk menggerakkan turbin dengan energi mekanik. Seanjutnya turbin
akan memutar generator dan menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan uap
pembuangan dari turbin dijadikan air kembali dengan proses kondensasi. Hal ini
dilakukan secara terus menerus sehingga membentuk suatu siklus, yakni siklus
tertutup.

Gambar 3.1 Gambaran Umum Peralatan Utama PLTU Paiton 9


Air dari Laut Jawa (Selat Madura) dimurnikan dengan sistem penyaringan
(Reverse Osmosis) dan sistem penukaran ion (Ionic Exchanger) melalui peralatan
Water Treatment Plan (WTP). Air murni yang dihasilkan oleh WTP telah memenuhi
syarat untuk disalurkan melalui sistem pengisian ke dalam boiler.
Untuk pembakaran awal dalam proses pemanasan air menjadi uap digunakan
bahan bakar solar, sedangkan untuk proses selanjutnya menggunakan bahan bakar
batu bara hingga beban maksimal.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 17


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Sistem pengisian air ke boiler berasal dari proses kondensasi uap, dimana air
hasil kondensasi uap (steam condensate) yang tertampung di dalam dipompa oleh
Condensate Extraction Pump (CEP) kemudian sebagian dialirkan ke Condensate
Polisher Plant (Unit Penukaran Air dengan Penukaran Ion). Setelah itu dilewatkan ke
pemanas tekanan rendah ( LPH-5 dan LPH-6 ) selanjutnya ke Dearator Storage Tank
(DST). Dari DST, air pengisian boiler dipompa dengan Boiler Feed Pump (BFP) lalu
dilewatkan ke pemanas tekanan tinggi (HPH-1, HPH-2, HPH-3) kemudian ke
economizer, air masuk ke steam drum. Di dalam steam drum dihasilkan saturated
steam. Saturated steam kemudian dilewatkan ke superseater sehingga dihasilkan uap
yang benar-benar kering (superheating steam). Uap kering tersebut dialirkan ke
turbin tekanan tinggi untuk memutar HP Turbine, sisa uap dari HP turbine
dipanaskan lagi di reheater . Dari reheater uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan
medium (intermediate pressure / IP Turbine) selanjutnya uap keluaran IP Turbine
yang mengalami penurunan tekanan di alirkan ke turbin tekanan rendah (LP Turbine)
yang terdiri dari dua buah turbin (LP Turbine A dan LP Turbine B). Poros turbin-
turbin tersebut dijadikan satu untuk memutar generator sehingga menghasilkan tenaga
listrik. Generator PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton menghasilkan tenaga istrik
sebesar 20KV, kemudian dinaikkan oleh Main Transformer menjadi 500 KV. Daya
listrik yang dihasilkan oleh PLTU Paiton 9 sebesar 660 MW, energi listrik tersebut
kemudian disalurkan ke P3B dan sebagian lagi digunakan untuk pemakaian sendiri,
yaitu sekitar 5% dari daya yang dihasilkan.
Mekanisme proses produksi tenaga listrik adalah mealui dua tahap. Tahap
pertama, yakni untuk pembakaran awal digunakan bahan bakar solar dengan tingkat
beban sampai dengan 50%. Selanjutnya tahap kedua, yang merupakan kelanjutan dari
tahap pertama adalah menggunakan bahan bakar batu bara hingga mencapai beban
100%.
Boiler merupakan tempat pembakaran, mendapatkan supply air yang diambil
dari Laut Jawa (Selat Madura).

Anantyto Danujatmiko (121160172) 18


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Pemurnian (bebas mineral) air dilakukan dengan sistem penyaringan (Reverse


Osmosis) dan sistem penukar ion dalam satu unit pengolahan air, dalam hal ini di
Water Treatment Plant (WTP). Air yang telah bebas mineral dialirkan menuju boiler,
tetapi terebih dahulu melewati kondensor dan deaerator untuk pemanasan awal.
Kemudian air yang telah melewati pemanasan awal dialirkan menuju boiler. Air yang
telah melewati proses pembakaran pada boiler akan menjadi uap.
Uap hasil pemanasan yang telah benar-benar kering (superheated steam)
tersebut dengan tekanan dan temperatur tertentu diairkan menuju turbin. Disini uap
akan memutar High Pressure Turbine (HP Turbine), uap bekas dari HP Turbine
dialirkan kembali ke boiler untuk dipanaskan kembali. Kemudian uap hasil
pemanasan tadi dialirkan untuk memutar Intermediate Pressure Turbine (IP Turbine).
Selanjutnya uap hasil pemanasan dialirkan untuk memutar turbin Low Pressure
Turbine (LP Turbine).
Uap yang keluar dari turbin dikondensasikan di dalam kondensor dengan
media pendingin air laut dan dialirkan kembali menuju boiler. Begitu seterusnya dan
siklus tersebut berulang-ulang kembali.
Selanjutnya semua poros turbin (HP Turbine, IP Turbine, dan LP Turbine)
dijadikan satu kemudian dikopel dengan poros generator, sehingga generator
berputar. Perputaran turbin yang menghasilkan tenaga mekanis secara otomatis juga
memutar generator hingga menghasilan tenaga listrik.
3.2.1. Siklus Aliran Air dan Uap pada PLTU
Pada dasarnya produksi listrik di PLTU Paiton menggunakan system
pemanasan air menjadi uap untuk menggerakkan turbin. Selanjutnya turbin akan
memutar generator dan menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan uap pembuangan dari
turbin dijadikan air kembali dengan proses kondensasi. Hal ini dilakukan secara terus
menerus sehingga membentuk siklus tertutup.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 19


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Gambar 3.2 Siklus Water Treatment ( Pre Treatment )

Gambar 3.3 Siklus Water Treatment (Reverse Osmosis)

Anantyto Danujatmiko (121160172) 20


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Boiler merupakan tempat pembakaran, mendapatkan supply air yang diambil


dari Laut Jawa (Selat Madura). Pemurnian (bebas mineral) air dilakukan dengan
sistem penyaringan (Reverse Osmosis) dan system penukar ion dalam satu unit
pengolahan air, dalam hal ini di Water Treatment Plant (WTP). Air yang telah bebas
mineral dialirkan menuju boiler, tetapi terlebih dahulu melewati kondensor dan
deaerator untuk pemanasan awal.
Kemudian air yang telah melewati pemanasan awal dialirkan menuju boiler.
Air yang telah melewati proses pembakaran pada boiler akan menjadi uap.

1. Demin Water Plant


Setelah dari WTP, air yang di proses secara kimia kemudian dipompa
menuju Demin Water Tank. Bagian ini berfungsi untuk menampung air hasil
pengolahan WTP yang memiliki kapasitas air 1800 KL.

2. Condensate Storage Tank


Air dari Demin Water Tank dipompa oleh condensate transfer pump
menuju ke condensate storage tank. Disini air akan ditampung tapi kapasitas
penampungan air lebih sedikit dari DWT yaitu 725 KL.

3. Condensor
Pengertian condensor secara umum adalah tempat yang berfungsi untuk
mengubah uap menjadi air, selanjutnya air tersebut dialirkan menuju condensate
extraction pump (CEP), CEP berfungsi memompa air dari condenser menuju ke
Low Pressure Heater (LPH).

4. Low Pressure Heater (LPH)

Anantyto Danujatmiko (121160172) 21


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

LPH digunakan sebagai pemanas air bertekanan rendah. Di PT. PJB UBJ
O&M PLTU Paiton, LPH ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu LPH 5 dan LPH 6.
Masing-masing LPH mempunyai suhu pemanas yang berbeda.

5. Deaerator
Setelah dari LPH, air diteruskan menuju deaerator. Deaerator adalah suatu
komponen dari tenaga uap yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen dan gas-
gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk ke boiler. Oksigen dan gas-
gas yang terlarut dalam feed water perlu dihilangkan karena dapat mengakibatkan
korosi pada pipa logam dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa
oksida (penyebab berkarat). Biasanya kadar oksigen dikurangi sampai memiliki
kadar yang lebih kecil. Setelah air melalui deaerator maka air akan dipompa oleh
Boiler Feed Pump (BFP) menuju ke High Pressure Heater (HPH).

6. High Pressure Heater (HPH)


Berfungsi sebagai pemanas air bertekanan tinggi. PT. PJB UBJ O&M
PLTU Paiton dibagi menjadi 2 bagian, yaitu HPH-1, HPH-2, dan HPH-3.
Masing-masing HPH mempunyai suhu pemanas yang berbeda.

7. Economizer
Berfungsi sebagai pemanas awal dari feed water sebelum masuk ke steam
drum dengan jalan megambil sejumlah kalor dari gas buang yang meninggalkan
ruang bakar. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari boiler. Dengan adanya
economizer ini, gas buang yang keluar melalui cerobong mempunyai suhu yang
tidak terlalu panas (memperkecil tingkat pencemaran), hal ini disebabkan karena

Anantyto Danujatmiko (121160172) 22


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

adana pemaksimalan perbedaan suhu antara feed water dan gas buang sehinga
terjadi perpindahan panas yang optimum.

8. Steam Drum
Merupakan tempat penampungan uap hasil air proses penguapan di dalam
boiler serta tempat bercampurnya air pengisi boiler. Steam drum ini berfungsi
untuk memisahkan uap dan air yang telah terbentuk karena adanya perbedaan
jenis. Uap berada di bagian atas dan air berada di bagian bawah. Selain itu, steam
drum berfungsi untuk mengurangi kandungan bahan-bahan padat hingga pada
batas yang diijinkan, serta dapat mengurangi kadar moisture dari uap jenuh
sebelum meninggalkan drum. Di dalam steam drum terdapat alat pemisah ua yang
disebut Turboseparator. Prosesnya dibagi dalam 3 tahap. 2 tahap pertama terjadi
turboseparator dan tahap akhir tejadi di bagian atas drum setelah meninggalkan
drum. Di dalam turboseparator, campuran air akan dipisahkan. Air akan turun ke
bawah steam drum akibat gaya sentrifugal, sedangkan uap akan naik ke bagian
atas steam drum. Uap jenuh yan berasal dari steam drum akan dipisahkan lebih
lanjut di superheater.

9. Super Heater
Merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan dan mengurangi
moisture dari uap jenuh dengan jalan memberikan panas lanjut, sehingga
terbentuk uap kering yang dapat mengurangi terja dinya kondensasi dan
mencegah terjadinya bahaya yang timbul akibat pukulan balik atau back stroke
karena mengembun sewaktu-waktu.

10. Main Stop Valve (MSV)


Berfungsi untuk membuka dan menutup uap utama (main steam) yang
masuk ke HP Turbine dan juga proteksi saat turbine trip.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 23


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

11. HP Turbine
High pressure turbine mengekspansi uap utama yang dihasilkan dari
superheater dengan tekanan 169 kg/cm2 dan temperatur 540 oC. Kemudian uap
yang keluar dari HP turbine dengan tekanan 41 kg/cm 2 dan temperature 336 oC
dipanaskan kembali pada bagian reheater di Boiler untuk menaikan entalpi uap.
Selanjutnya uap diekspansi di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine.

12. Reheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP turbine
dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran dengan temperature tinggi.
Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi secara keseluruhan.
Perpindahan panas yang paling dominan pada reheater adalah 336 oC dengan
tekanan 42,8 kg/cm2. Sedangkan uap panas keluarannya adalah 541 oC dengan
tekanan 39 kg/cm2. Uap ini kemudian digunakan untuk menggerakan IP turbine
selanjutnya digunakan untuk memutar LP turbine tanpa pemanasan ulang.

13. Reheat Stop Valve


Digunakan untuk membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke
IP turbine. Pada saat start u, SRV sudah pada kondisi membuka penuh, sehingga
tidak berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga berfungsi sebagai
proteksi saat turbine trip.

14. IP turbine
Intermediate pressure turbine mengekspansi uap reheat denga tekanan 30
kg/cm2 dengan temperatur 538 oC. Sedangkan keluarannya mempunyai tekanan 8
kg/cm2 dengan temperatur 330 oC.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 24


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

15. LP turbine
Low pressure turbine mengekspansikan uap yang bertekanan 8 kg/cm2 dan
tempertur 330 oC, sedangkan uap yang keluar dari LP turbine bertekanan 56
mmHg (Vacum). Kondisi ini dihasilkan didalam kondensor dengan temperatur
40oC.

3.2.2 Sistem Penanganan Batu Bara (Coal Handling)

Coal Handling System adalah peralatan atau perlengkapan unit PLTU Paiton
yang berfungsi memberikan pelayanan atau servis nutuk pengangkutan atau
pengaturan batu bara dari shift unloader hingga ke sistem pembakaran di boiler. Coal
Handling System dirancang untuk bekerja pada baseboard dengan operasi 24 jam
perhari dan 7 hari dalam seminggu secara terus-menerus tanpa terputus-putus kecuali
unit trip/stop. Sistem ini mencapai plant life 30 tahun bekerja dengan baik apabila
pada kondisi 24º C- 30º C dengan kelembaban udara relatif 95%.
Batu bara yang digunakan untuk bahan bakar PT. PJB UBJ O&M PLTU
Paiton ini semuanya berasal dari pulau kalimantan, untuk sarana pengirimannya
digunakan tongkang atau kapal pengangkut batu bara. Oleh karena itu PT. PJB UBJ
O&M PLTU Paiton memiliki dermaga kapal (Coal Jetty) lengkap dengan Ship
Unloadernya yang berfungsi untuk membongkar batu bara dari tongkang untuk
dibawa ke silo dengan belt conveyor.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 25


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Gambar 3.4 Siklus Coal Handling


1. Ship Unloader
Batu bara yang berasal dari kapal tongkang dibongkar oleh ship unloader
yang dijalankan secara manual oleh operator. Terdapat 2 buah unloader dari kapal
dengan kapasitas 2 x 1.750 ton/hari. Batu bara kemudian diangkut oleh conveyor
ke silo langsung atau ke stock pile area.
2. Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut batu bara
yang dibongkar oleh ship unloader menuju silo. Belt Conveyor ini digerakkan
oleh motor – motor listrik yang terdapat pada salah satu ujung belt conveyor.
Ujung belt conveyor satu dengan lainnya dipisahkan oleh transfer house. Ada 12
belt conveyor, yaitu belt conveyor 1 hingga belt conveyor 12, masing – masing
belt conveyor terdiri atas dua jalur, yaitu jalur A dan jalur B.
3. Splitter

Anantyto Danujatmiko (121160172) 26


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Splitter disini berfungsi sebagai pemisah jalur pengangkutan batu bara.


Seperti telah diketahui bahwa Belt Conveyor memiliki 2 buah saluran: saluran A
& B, dimana hanya salah satu saja yang beroperasi dan satunya dalam keadaan
stand by.
4. Transfer House
Transfer House berfungsi untuk memindahkan batu bara dari satu belt
conveyor ke belt conveyor lain. Selain itu Transfer House berfungsi untuk
mengurangi debu yang ada pada batu bara. Ada dua komponen dalam transfer
house yang berfungsi untuk mengurangi kandungan debu dalam batu bara, yaitu:
a. Dust Suppresion
Dust Suppresion adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi
debu yang tercampur dalam batu bara dengan cara menyemprotkan air
(water sprayer) ke permukaan batu bara. Dust Suppresion ini terdapat
pada setiap transfer house dan air dispraykan pada tiap ujung
perpindahan belt conveyor.
b. Dust Collection
Tidak semua debu yang ada pada batu bara hilang setelah di
spray dengan dust suppresion. Debu yang beterbangan dalam transfer
house ditangkap dengan Dust Collection untuk dialirkan menuju silo.
Pertama kali batu bara diangkut dari belt konveyor 1A/1B menuju
transfer house 1 diteruskan hingga transfer house 3 melalui belt
conveyor 2A/2B, 3A/3B dan transfer house 2. Pada transfer house 3
ini sebagian batubara diteruskan ke belt conveyor 4A/4B dibawa ke
transfer house 4 dan sebagian lagi diteruskan ke belt conveyor 5B
dibawa ke stock pile area RH-2. Penimbunan batubara pada stock pile
ini menggunakan Telescopic Chute yang berfungsi untuk
mencurahkan batubara dari conveyor ke stock pile area dengan alat
semacam belalai (chute) yang dapat bergerak naik turun.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 27


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Dari stock pile area RH-2 ini batubara dimasukkan ke hopper


yang terdapat di dasar timbunan batubara untuk diangkut
menggunakan belt conveyor F2 menuju transfer house 2.
Dari transfer house 4 sebagian batubara diteruskan ke belt
conveyor 10A/10B untuk dibawa ke transfer house 5 sebagian lagi
dibawa ke stock pile area RH-1 dengan menggunakan belt conveyor
5A. Dari stock pile area RH-1 ini batubara dimasukkan ke hopper
yang terdapat di dasar timbunan batubara untuk diangkut
menggunakan belt conveyor 6A menuju transfer house 4.
Dari transfer house 5 batubara dibawa ke transfer tower
dengan belt conveyor 11A/11B. dari transfer tower ini batubara
dibawa dengan belt conveyor 12A/12B untuk kemudian dimasukkan
ke dalam 5 silo pada masing-masing unit dengan menggunakan
tripper.
Di dalam silo ini batubara ditampung untuk dialirkan secara
gravitasi ke dalam coal feeder yang berfungsi mengatur jumlah
batubara yang dibutuhkan oleh boiler. Sebelum masuk ke dalam boiler
batubara digiling terlebih dahulu di dalam mill yang di dalamnya
terdapat pulverizer, berfungsi untuk menghaluskan batubara hingga
menjadi bentuk serbuk/ debu untuk dimasukkan ke dalam boiler dan
dibakar.
5. Stock Pile Area (Reclaim Hopper)
Tempat penampungan batu bara sementara. Area ini berada pada ruang
terbuka dan terdapat bulldozer untuk memampatkan batu bara agar udara tidak
dapat menempati ruang-ruang di batu bara. Hal ini dikarenakan jika udara di
dalam batu bara mendapat panas pada siang hari dapat membakar batu bara.
6. Vibrating Feeder

Anantyto Danujatmiko (121160172) 28


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Alat yang terdapat pada bawah tanah di stock pile area, berfungsi untuk
mengangkut batu bara pada area penampungan ke silo-silo.
7. Coal Feeder
Berfungsi untuk mengatur pemasukan batu bara dari storage bunker
menuju ke pulverizer . Di PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton coal feeder terdiri
dari 6 unit, dimana 4 unit beroperasi dan 2 unit dalam keadaan stand by dengan
tipe gravimetric feeder.
8. Coal Milling
Penggilingan batu bara ini didasarkan pada gaya sentrifugal, dimana rol-
rol digantungkan pada engsel-engsel dengan kecepatan 100 – 450 putaran/menit.
Dalam penggilingan memerlukan pengimbangan (balancing) yang baik dan
memerlukan pemisah metal magnetis (magnetic metal separator) yang digunakan
untuk memisahkan potongan besi atau logam lainnya dari batu bara yang akan
dimasukkan dalam penggilingan agar tidak merusak rol-rol landasannya, sehingga
mampu terhindar dari terjadinya bunga api karena adanya pergeseran antara
potongan-potongan logam tersebut dengan rol-rol dan landasannya. Sebab
timbulnya bunga api di penggilingan akan menimbulkan bahaya kebakaran yang
lebih besar. Kapasitas penggilingan yang menggunakan rol-rol mencapai 48
ton/jam. Penggilingan tekanan rol-rol penggilas pada landasan tekanan pegas
ialah jenis penggilingan Raymond Loculco, yang diputar oleh motor listrik. Alat
pemisah batu bara terhadap potongan besi dan logam lainnya dengan
menggunakan besi magnetic dan metalik economizer (Magnetic Flron Ad Metal
Separator).
9. Fuel Oil System
Fuel Oil System digunakan untuk ignitation dan start up, Diesel
Generator, Diesel Fire Pump dan untuk Auxiliary Boiler. Boiler dapat beroperasi
dengan Fuel Oil System . Fuel Oil Transfer Pumps merupakan alat pemompa
minyak HSD agar minyak dapat dikirim dari tank penampung minyak ke mesin

Anantyto Danujatmiko (121160172) 29


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

yang membutuhkan minyak HSD. Minyak HSD dalam PLTU digunakan oleh tiga
mesin yaitu boiler utama, auxiliary boiler ,dan pada bongkar muat batu bara. Fuel
Oil Transfer Pumps ini dapat dioperasikan secara manual maupun secara otomatis
melalui ruang kontrol. Kontrol manual dilakukan jika terjadi kesalahan pada
sistem otomatis akan tetapi jika terjadi error maka pompa dioperasikan secara
otomatis melalui ruang kontrol. Penggunaan minyak ini hanya dilakukan pada
saat start up saja atau baru memulai pembakaran.
Auxiliary boiler merupakan sebuah boiler mini yang digunakan pada saat
memulai pengoperasian PLTU. Auxiliary boiler menghasilkan uap. Uap tersebut
yang nantinya akan digunakan untuk pengoperasian dari boiler utama. Uap yang
dihasilkan dari Auxiliary boiler akan dikirim ke Auxiliary steam header yang
berada di boiler utama. Auxiliary boiler ini hanya menggunakan bahan bakar
minyak HSD saja tidak menggunakan bahan bakar batu bara. Auxiliary boiler ini
jika boiler utama sudah menghasilkan uap sendiri maka Auxiliary boiler ini akan
dimatikan atau tidak digunakan. Tetapi harus dilakukan pengecekan secara rutin
pada Auxiliary boiler ini agar jika digunakan lagi tidak mengalami kegagalan
system.
10. Sistem Penanganan Abu Batubara (Ash Handling)
Sistem penanganan abu terbagi atas dua bagian, yaitu Bottom Ash yang
tertinggal dibagian bawah ruang bakar, dan Fly Ash atau abu halus yang terbawa
bersama gas sisa pembakaran. Abu sisa pembakaran dibuang ke ash disposal
area.
Ash Disposal Area direncanakan mampu menampung selama life time unit
kurang lebih hingga 30 tahun. Lokasi Ash Disposal Area terletak di barat daya
dan selatan area PLTU Paiton dengan total luas kurang lebih 222 Ha.
Untuk menghindari perembesan yang dapat mencemari air tanah, maka
area penimbunan debu diberi lapisan yang kedap air dan dikelilingi oleh selokan
yang langsung mengalir ke laut.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 30


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

11. Electrostatic Precipitator


Abu hasil pembakaran yang terbawa oleh gas sisa pembakaran melalui
GDP (Gas Duct to Precipitator) dilewatkan pada elemen negatif (Wire Frame)
pada EP yang mendapat suplai arus searah dari transformator rectifier, berfungsi
untuk mengubah arus listrik AC menjadi DC tegangan tinggi.
Abu akan menempel pada elemen positif sedangkan abu yang tidak
tertangkap pada elemen positif dihisap ID Fan dan dibuang melalui chimney
(cerobong asap). Abu yang menempel pada elemen positif akan jatuh ke Hopper,
disebabkan collecting Plate digetarkan oleh DC Electric Rapper.
Pada hopper, abu batubara akan dipanaskan oleh hopper heater untuk
mencegah penggumpalan. Level abu batubara di dalam hopper dimonitor oleh
nuclear monitor. Pada hopper terdapat vibrator yang berfungsi mencegah abu
batubara tidak menempel pada hopper. Abu dari hopper dihisap ke luar oleh
vacuum blowers melalui ash pipe ke fly ash silo. Untuk menjaga temperatur
minimum EP, digunakan Blowers Heater yang mengambil udara luar untuk
dipanaskan guna dimasukkan ke dalam penthouse.

12. Ash Handling Process


Sebagai hasil sisa pembakaran batu bara maka dihasilkan 2 jenis debu,
yaitu:
a. Bottom Ash
Bottom Ash merupakan abu berat sisa pembakaran dari batu bara.
Bottom Ash ini diambil dari bagian bawah furnace, pyrites, dan mill reject dari
tangki yang terletak di setiap mill, dan abu economizer dari tangki yang
terletak di bawah hopper economizer. Abu-abu tersebut dibawa oleh

Anantyto Danujatmiko (121160172) 31


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

submerged scrapper conveyor dan ditampung dalam Bottom Ash Silo dan
dibuang setiap 24 jam sekali ke disposal area.
b. Fly Ash
Selain abu berat pada proses pembakaran batu bara juga dihasilkan
abu halus (Fly Ash). Fly Ash ini diambil dari Primary Air Heater (Hopper 1),
Secondary Air Heater (Hopper 2), Electrostatic Precipitator (Hopper 3- 18),
dan gas duct.
Setelah melewati ketiga jenis hopper tersebut maka udara sisa
pembakaran akan terbebas dari debu sisa pembakaran batubara dan udara
bersih tersebut dapat dibuang ke atmosfir melalui chimney / stack.
Sedangkan Fly Ash yang tertangkap akan ditampung di Fly Ash Silo
yang berada didekat Stack sebelum akhirnya dibawa ke Ash Disposal Area.
Silo ini berfungsi sebagai Surge Tank, dan dilengkapi dengan Vacum Boiler
untuk menghisap (menarik debu dari EP Hopper) ke Fly Ash Silo. Fly Ash
Silo ini mampu menampung 3 x 24 j am.
Pengangkutan abu dari Bottom Ash Silo untuk ditempatkan di Ash
Disposal Area menggunakan Dump Truck sedangkan dari Fly Ash Silo
menuju Ash Disposal Area menggunakan sistem transportasi pipa (pneumatik)
atau truck (manual). Ash Disposal Area adalah suatu lokasi yang digunakan
untuk penimbunan ash (abu) yang dihasilkan dari proses pembakaran batu
bara dalam Boiler. Adapun lokasi penimbunan terletak di barat daya dan
selatan areal PLTU Paiton seluas 200 ha.
Untuk menghindari perembesan yang mencemari air tanah, maka areal
penimbunan abu dibuat lapisan yang kerah air dan dikelilingi selokan dan
penghijauan. Lebih lanjut untuk menanggulangi dampak abu batu bara yang
jumlahnya cukup banyak itu dapat dilakukan pengolahan terhadap bahan
tersebut antara lain menjadi bahan bangunan, misalnya sebagai bahan
campuran beton, batako, genteng, dan eternit.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 32


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

3.2.3 Siklus Udara Pembakaran

Siklus udara pembakaran adalah siklus udara yang digunakan untuk proses
pembakaran pada PLTU. Terdapat dua udara pembakaran yang digunkan yaitu udara
primer pembakaran dan udara sekunder pembakaran.
 Primary Air Fan (PAF) menyediakan 30% udara dari total proses pembakaan.
Sebelum udara primer masuk dipanaskan terlebih dahulu melalui pemanas
udara awal. Selain itu udara primer pembakaran juga berfungsi sebagai udara
transportasi yang mengangkut bahan bakar dari pulverizer meuju uang bakar
dan mengeringkan batubara untuk mengurangi kandungan air pada batubara.
 Forced Draft Fan ( FDF) menyediakan 70% udara dari udara total dari proses
pembakaran.. Sebelum udara sekunder dimasukkan ke ruang bakar
dipanaskan melalui pemanas udara awal. Fungsi udara ini selain sebagai
pensuplai udara pembakaran juga sebagai pendingin bagian-bagian pembakar
(firing system) agar tidak rusak karena panas (radiasi) api.
 Induced Draft Fan (IDF) berfungsi menghisap gas buang agar keluar dari
ruang bakar menuju stack dan memberikan tekanan negatif pada ruang bakar
agar saat pembakaran terjadi pada ruang bakar aman dan radiasi udara panas
dalam furnance tidak keluar sehingga perpindahan panas lebih sempurna
karena losisnya kecil. Tekanan pada furnace dijaga sekitar -1 mbar sampai -2
mbar, terdapat 2 induct draft fan dimana beroperasi 50% kapasitasnya pada
setiap induced draft fan dengan harapan bila terjadi trip pada salah satu IDF
maka unit hanya mengalami penurunan beban setengah dari full loadnya.

3.2.4 Siklus Air Pendingin

Siklus air pendingin ini merupakan siklus air laut yang digunakan untuk
pendinginan pada PLTU selama produksi energi listrik. Pada siklus air pendingin ini
air laut digunakan untuk proses pendinginan uap pada kondensor, pendungin heat

Anantyto Danujatmiko (121160172) 33


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

exchanger pada close cooling circulating water (CCCW), pendingin heat exchanger
pada vacuum pump cooler, dan pendinginan heat exchanger pada turbin oil cooler.
Air keluaran dari proses pendinginan tersebut kemudian dibuang menuju laut melalui
outlet canal.

3.2.5 Siklus Gas Buang

Dari hasil proses pembakaran atubara akan menghasilkan asap yang


membawa mineral berupa abu terbang (fly ash) dan padatan dari sisa pembakaran
batubara yang disebut abu berat (bottom ash). Bottom Ash yang berupa padatan dari
sisa pembakaran batubara akan jatuh pada sisi bawah boiler hopper yang kemudian
dikeluarkan menggunakan submersible scraper chain conveyor (SSCC) dan
ditampung pada bottom ash silo. Dengan bantuan induce draft fan akan membawa
gas yang membawa abu sisa pembakaran keluar dari boiler dan masuk menuju
electro static precipitator (ESP). Pada ESP ymenggunakan prinsip elektrostatik
tegangan tinggi untuk mengurangi kadar abu yang terbawa oleh gas buang agar tidak
mencemari lingkungan. Debu akan menempel pada plat-plat ESP yang secara
periodic ada hammer yang memukul rangkaian plat sehingga debu akan jatuh dan
ditampung di fly ash silo. Setelah melalui ESP gas buang dibuang melalui stack.

3.2.6 Sistem Pengolahan Air ( Water Treatment Plant)

Water treatment system direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di


PT.PJB UBJ O&M PLTU Paiton yang sumbernya berasal dari air Laut Jawa (Selat
Madura). Air tersebut dipompa dan ditampung pada tangka penyimpanan (Well
Water Tank). Dari well water tank air dipompa ke atas oleh well water transfer pump
ke Service Water Tank yang tingginya 70 meter. Alur air ini terpecah dari service
water tank untuk berbagai keperluan.
1. Pre Water Treatment System

Anantyto Danujatmiko (121160172) 34


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Pada Pre Water Treatment System ini air dari service water tank dialirkan
secara gravitasi ke clasifier. Di dalam clasifier air mengalami proses pengadukan
dan proses penginjeksian alum sulfate serta ferric chloride. Dengan adanya kedua
proses tersebut maka kotoran dalam air akan mengendap menjadi lumpur. Dari
clasifier air dialirkan secara gravitasi ke sand filter, di dalam sand filter ini
kotoran dalam air yang belum mengendap akan tersaring sehingga air menjadi
bersih. Air bersih tersebut dialirkaan menuju clear well tank.
2. Demineralizer Water System
Pada Demineralizer Water System ini air dipompa oleh filtered water
transfer pump dari clear well tank menuju kation exchange. Pada kation
exchange ini diinjeksikan acid berupa asam chlorida (HCl) yang berfungsi untuk
mengikat ion-ion negatif yang terdapat yang terdapat dalam air. Kemudian air
dialirkan menuju decarbunator, pada decarbunator ini air dijatuhkan dari atas dan
dihembus/spray udara dari bawah oleh decarbunator booster pump yang
berfungsi untuk menghilangkan kadar karbondioksida (CO2 ) dalam air. Dari
decarbonator air dialirkan menuju anion exchanger dan diinjeksi dengan basa
berupa natrium hidroksida (NaOH) sehingga ionion positif dalam air akan terikat.
Kemudian air dialirkan menuju mix bed ion exchangers yang berfungsi mengikat
ion positif maupun ion negative yang masih terkandung dalam air. Dari mix bed
ion exchanger air murni tersebut dialirkan menuju demineralised water tank dan
diteruskan ke condensate water tank. Air murni yang ada pada condensate water
tank tersebut siap digunakan untuk dialirkan ke turbine condenser.

3.2.7 Komponen-Komponen Utama PLTU

Pada power plant PLTU paiton ini memiliki komponen-komponen utama,


yaitu:
1. Mill

Anantyto Danujatmiko (121160172) 35


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Mill berfungsi mengelilingi batubara dengan bantuan PA Fan batubara


yang telah berbentuk serbuk dapat dengan mudah terdorong ke boiler yang
selanjutnya akan mengalami proses firing. Fungsi dari PA Fan (Primary Air Fan)
sendiri untuk mendorong batubara yang telah berbentuk serbuk dalam mill
menuju boiler dengan melalui 4 saluran.
2. Boiler
Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton ini termasuk boiler negative,
artinya tekanan pada ruang bakarnya lebih kecil dari tekanan udara di luar. Pada
PLTU Paiton tekanan di dalamnya sekitar -12 mmH2O.
Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton terdiri dari beberapa bagian
utama antara lain :
 Furnace : Tungku pembakaran batu bara
 Steam Drum : Pemisahan fase uap dan fase cair
 Economizer : Berfungsi memanaskan air
 Reheater : Pemanasan ulang uap dari High Pressure Turbin
 Superheater : Pemanasan lanjut uap dari Steam Drum sebelum
memutar turbin
 Wall Tube : Pemanasan air di Steam Drum yang masih memiliki
fase cair
 Boiler Water Circulating Pump : Pompa yang menyalurkan air ke
Wall Tube
3. Turbine
Turbin berguna untuk menyalurkan energi mekanik ke generator. Turbin
dapat dibedakan berdasarkan media penggeraknya, yaitu dengan uap, gas,
maupun air.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 36


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Turbin uap pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu turbin reaksi dan
turbin impuls. Dua jenis turbin uap ini memiliki perbedaan pada mekanisme
penggerakan turbin oleh aliran uap.

Pada turbin impuls, turbin memanfatkan gaya impuls dari uap


berkecepatan tinggi. Untuk turbin reaksi, turbin memanfaatkan perubahan tekanan
dari aliran uap untuk menggerakkan turbin.

PLTU Paiton menggunakan 4 buah turbine untuk menggerakkan


generator. Keempat turbine tersebut adalah HP (High Pressure) Turbine, IP
(Intermediate Pressure) Turbine, LP (Low Pressure) Turbine A dan LP
(Low Pressure) Turbine B. Keempat-empatnya terpasang dalam satu poros
dengan generator.

Pada bagian bawah LP Turbine A dan LP Turbine B, terdapat ruang


condenser yang berfungsi untuk mendinginkan sisa-sisa uap setelah memutar LP
turbine tersebut. Didalam condenser terjadi kondensasi dengan bantuan air dingin
yang diambil dari laut dan dialirkan melalui pipa-pipa yang jumlahnya sangat
banyak sehingga dengan kondisi seperti ini uap dan air dapat saling terpisah.

Ditinjau dari tekanan operasi, condenser dibedakan atas :

 Atmospheric condenser
 Vacuum condenser
Sesuai persyaratan operasi PLTU, maka condenser yang dipakai adalah
Vacum condenser. Alasan yang utama adalah memperoleh “heat duties” yang
sebesar -besarnya pada turbin uap. Sasaran operasi Vacum condenser adalah
hanya beberapa derajat diatas suhu air pendingin. Apabila diasumsikan suhu air
pendingin sekitar 20 °C maka kondensor boleh beroperasi pada suhu sekitar 30 °C

Anantyto Danujatmiko (121160172) 37


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

(85 °F). Tekanan jenuh air untuk suhu tersebut adalah 0,042 bar absolute
(0,60 psia).

Kondensor yang melayani PLTU dengan daya 300 MW akan dialiri oleh
uap sekitar 200 kg/detik dengan kecepatan aliran sampai dengan 60 m/detik pada
tekanan sekitar 0,05 bar absolute. Dari perhitungan perpindahan panas dapat
ditaksir luas daerah pertukaran panas yang diperlukan lebih dari 20.000 m². untuk
keperluan luas ini dapat digunakan 1.500 buluh dengan diameter 25 mm dan
panjang sekitar 20 m.

4. Generator
Generator dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yang berputar (rotor) dan
bagian yang tidak berputar (stator). Pada PLTU Paiton motor-motor besar yang
menjadi statornya adalah kumparan dan rotornya berfungsi sebagai magnet
sementara yang juga menimbulkan medan magnet. Pada bagian rotor medan
magnetnya dibangkitkan oleh kumparan (exciter) atau penguat medan magnet
yang terdiri dialiri oleh arus DC pada bagian rotor ini adalah supaya medan
magnet yang ditimbulkan memiliki arah yang sama dan tetap sehingga proses
pemotongan medan listriknya dapat teratur sehingga gaya gerak listrik dapat
ditimbulkan oleh generator.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 38


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

BAB 4

TUGAS KHUSUS

ANALISIS EFISIENSI TERMAL TURBIN PADA POWER PLANT

4.1. Tijauan Pustaka

1. Turbin

Turbin adalah suatu alat mesin penggerak dimana energi fluida kerja
digunakan untuk memutar roda turbin. Turbin terdiri dari 2 bagian yaitu rotor
(bagian yang berputar/ roda turbin) dan stator (bagian yang tidak berputar/
rumah turbin). Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin

Anantyto Danujatmiko (121160172) 39


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

akan memutar bebannya (generator, baling-baling, atau mesin lainnya). Jenis


fluida yang digunakan untuk menggerakan turbin antara lain air, uap dan gas.

Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi sudu-sudu.


Sudu-sudu ini berputar karena tekanan dari uap. Setelah melewati turbin,
tekanan dan temperature uap yang semula tinggi akan menurun. Uap keluar
turbin akan dikondensasi dalam kondensor dan didinginkan di cooling tower
(Benard, D. 1982).

Turbin pada PJB UBJOM PLTU Paiton merupakan turbin jenis sub-
critical single shaf 3 cylinder
Tabel 4.1. Spesifikasi Turbin
2. Uraian Keterangan Efisiensi
Produsen Harbin Steam Turbin Ltd.co Termal
Tipe Sub-critical single shaft
Kapasitas 660 Mw Secara
Kecepatan Rotasi 3000 rpm umum,
Jumlah Stage 3
efisiensi
didefinisikan sebagai perbandingan antara output terhadap input dalam suatu
proses. Efisiensi merupakan salah satu persamaan yang penting dalam
termodinamika untuk mengetahui seberapa baik konversi energi atau proses
transfer terjadi (Boles, Cengel, 2006).
PLTU dirancang untuk menghasilkan output berupada energy listrik
dalam besaran tertentu untuk sejumlah input. Bila seluruh komponen PLTU
memiliki efisiensi yang tinggi, maka performance PLTU tersebut dikatakan
tinggi sehingga biaya operasi PLTU juga semakin rendah. Seandainya karena
suatu sebab performance PLTU turun, berarti PLTU memerlukan lebih
banyak bahan utama atau gas untuk menghasilkan output energi listrik sesuai
desain. Akibatnya biaya operasi menjadi semakin tinggi.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 40


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Idealnya, kita mengehendaki agar energi panas (input) dapat diubah


seluruhnya menjadi energy listrik (output). Pada kenyataannya, hal ini tidak
mungkin dapat dilaksanakan karena adanya berbagai kerugian (losses) yang
tejadi hampir di setiap komponen PLTU. Akibat kerugian-kerugian tersebut,
maka energi listrik yang dihasilkan PLTU selalu lebih kecil dari energi panas
yang masuk ke system PLTU. Umumnya pada PLTU dihitung efisiensi
termal, dalam konteks efisiensi termal maka output maupun input harus
dinyatakan dalam besaran yang sama yaitu besaran panas.
3. Hukum I dan II Termodinamika
Hukum pertama termodinamika dinyatakan sebagai “ Energi tidak bisa
dibuat atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk
lalinnya”. Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti
sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah dengan perolehan
energi dalam karena kenaikan temperature. Jika kalor diberikan kepada
sistem, volume dan suhu sistem akan akan bertambah (sistem akan terlihat
mengambang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari
sistem, volume dan suhu sitem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan
terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan
salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi (Fadlilah dan Joo, 2014)
Secara matematis, Hukum Termodinamika ditulis sebagai :
Q = W + ∆U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan
energi dalam. Tapi rumus itu berlaku jika sistem menyerap kalor Q dari
lingkungannya dan melakukan kerja W pada lingkungannya.
Hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa tidak mungkin
untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus untuk
mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu
seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika

Anantyto Danujatmiko (121160172) 41


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah yaitu dari panas ke dingin dan
tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikan
arahnya). Maka dari itu tidak mungkin membuat sebuah mesin kalor untuk
mengubah panas seluruhnya menjadi kerja atau dengan kata lain memiliki
efisiensi termal 100% (Nugroho dkk, 2013).
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut :
a. Mesin kalor menerima panas dari sumber bertempertur tinggi
(energi matahari, bahan bakar, reactor nuklir, dll).
b. Mesin kalor mengonversi sebagian panas menjadi kerja.
c. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.

4. Cara Memperoleh Data


Tinjauan plant dan pengambilan data dari daya listrik ini dilakukan di
PT. PJB UBJOM PLTU Paiton .

Tabel 4.2 Data Performance Test HP Turbine


Keterangan Simbol Unit Nilai
Main Steam Flow ṁi Kg/h 2119325,1
O
Inlet Steam Temperature Ti C 542,412
Inlet Steam Pressure P Bar 166,779
Hp Turbin Inlet Enthalpy Hi KJ/kg 3411,324
Exhaust Steam Flow ṁo Kg/h 1839606,646
O
Exhaust Steam To C 331,034
Temperature
Exhaust Steam Pressure Po Bar 38,719

Anantyto Danujatmiko (121160172) 42


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Exhaust Steam Enthalpy Ho KJ/kg 3048,566


Hp Turbine Enthalpy Hs KJ/kg 2992,865

Tabel 4.3. Data Performance Test IP Turbine


Keterangan Simbol Unit Nilai
Inlet Steam Flow ṁi Kg/h 1942509,546
O
Inlet Steam Temperature Ti C 538,584
Inlet Steam Pressure P Bar 35,69
IP Turbin Inlet Enthalpy Hi KJ/kg 3537,267
Exhaust Steam Flow ṁo Kg/h 1843542,25
O
Exhaust Steam To C 351,21
Temperature
Exhaust Steam Pressure Po Bar 9,56
Exhaust Steam Enthalpy Ho KJ/kg 3161,607
IP Turbine Enthalpy Hs KJ/kg 3120,529

Tabel 4.4. Data Performance Test LP Turbine


Keterangan Simbol Unit Nilai
Inlet Steam Flow ṁi Kg/h 18435425,25
O
Inlet Steam Temperature Ti C 351,21
Inlet Steam Pressure P Bar 9,56
LP Turbin Inlet Enthalpy Hi KJ/kg 3161,607
Exhaust Steam Flow ṁo Kg/h 1312310
O
Exhaust Steam To C 50,64
Temperature
Exhaust Steam Pressure Po Bar 0,13
Exhaust Steam Enthalpy Ho KJ/kg 2354,56
LP Turbine Enthalpy Hs KJ/kg 1973,953

4.2. Hasil dan Pembahasan

5.1. High Pressure Turbine

Anantyto Danujatmiko (121160172) 43


To = 331,034 OC

Po = 38,719 bar
Hs = 2992,865 kJ/kg
LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Ti = 542,412 OC

Pi = 166,779 bar

Hi = 3411,324 kJ/kg

ṁi = 2119325,1 kg/h

Hi−Ho
ηHP Turbin =
Hi−H s

kJ kJ
3411,324 −3048,566
kg kg
=
kJ kJ
3411,324 −2992,865
kg kg

= 0,86689 = 86,689%

Qin = ṁi . Hi

= 2119325,1 kg/h . 3411,324 kJ/kg

= 7229704577 kJ/h

Qout = ṁo . Ho

= 1839606,646 kg/h . 3048,566 kJ/kg

= 5608162274 kJ/h

Q yang hilang pada turbin

Q = Qout - Qin

= 5608162274 kJ/h - 7229704577 kJ/h

= -1621542303 kJ/h

Massa steam yang hilang pada turbin

ṁ = ṁi - ṁo

Anantyto Danujatmiko (121160172) 44


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

= 2119325,1 kg/h - 1839606,646 kg/h

= 279718,454 kg/h

Daya yang dihasilkan

WHP Turbin = ṁi . (Hi – Ho) ηHP Turbin

= 2119325,1 kg/h (3411,324 – 3048,034) kJ/kg . 0,86689

= 2119325,1 (362,758) kJ/h 0.86689

1h 1 MW
= 666466882,5 kJ/h
3600 s 1000 kW

= 185,1297 MW

5.2. Intermediet Pressure Turbine

Ti = 538,584 OC To = 351,21 OC
Pi = 35,69 bar Po = 9,56 bar
Hs = 3120,529 kJ/kg
Hi = 3537,267 kJ/kg Ho = 3161,607 kJ/kg
ṁi = 1942509,546 kg/h ṁo = 1843542,25 kg/h

Hi−Ho
ηIP Turbin =
Hi−Hs

kJ kJ
3537,267 −3161,607
kg kg
=
kJ kJ
3537,267 −3120,529
kg kg

Anantyto Danujatmiko (121160172) 45


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

= 0,90143 = 90,143 %

Qin = ṁi . Hi

= 1942509,546 kg/h . 3537, 267 kJ/kg

= 6871174914 kJ/h

Qout = ṁo . Ho

= 1843542,25 kg/h . 3161,607 kJ/kg

= 5828556082 kJ/h

Q yang hilang pada turbin

Q = Qout - Qin

= 5828556082 kJ/h – 6871174914 kJ/h

= -1042618832 kJ/h

Massa steam yang hilang pada turbin

ṁ = ṁi - ṁo

= 1942509,546 kg/h - 1843542,25 kg/h

= 98967,296 kg/h

Daya yang dihasilkan

WIP Turbin = ṁi . (Hi – Ho) ηIP Turbin

= 1942509,546 kg/h (3537,267 – 3161,607) kJ/kg . 0,90143

= 1942509,546 (375,66) kJ/h 0.90143

1h 1 MW
= 657794326,5 kJ/h
3600 s 1000 kW

= 182,7206 M

5.3. Low Pressure Turbine

Anantyto Danujatmiko (121160172) 46


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

Ti = 351,21 OC To = 50,64 OC
Pi = 9,56 bar Po = 0,13 bar
Hs = 1973,953 kJ/kg
Hi = 3161,607 kJ/kg Ho = 2354,56 kJ/kg
ṁi = 1843542,25 kg/h ṁo = 1312310 kg/h

Hi−Ho
η LP Turbin = Hi−Hs

kJ kJ
3161,607 −2354,56
kg kg
=
kJ kJ
3161,607 −1973,953
kg kg

= 0,67953 = 67,953 %

Qin = ṁi . Hi

= 1843542,25 kg/h . 3161,607 kJ/kg

= 5828556082 kJ/h

Qout = ṁo . Ho

= 1312310 kg/h . 2354,56 kJ/kg

= 3089912634 kJ/h

Q yang hilang pada turbin

Q = Qout - Qin

= 3089912634 kJ/h – 5828556082 kJ/h

Anantyto Danujatmiko (121160172) 47


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

= -2738643448 kJ/h

Massa steam yang hilang pada turbin

ṁ = ṁi - ṁo

= 1843542,25 kg/h - 1312310kg/h

= 531232,25 kg/h

Daya yang dihasilkan

WLP Turbin = ṁi . (Hi – Ho) ηLP Turbin

= 1843542,25 kg/h (3161,607 – 2354,56) kJ/kg . 0,67953

= 1843542,25 (807,047) kJ/h 0.67953

1h 1 MW
= 1011021887 kJ/h
3600 s 1000 kW

= 280,8394 MW

Terdapat 2 buah Low Pressure Turbine yang disusun secara paralel. Data diatas
menunjukkan daya yang dihasilkan 2 buah Low Pressure Turbine tersebut. Maka,
masing – masing turbin menghasilkan daya sebesar :

W LP Turbin
W=
2

280,8394 MW
W=
2

W =140,4197 MW

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui ketiga stage tersebut menghasilkan


daya total sebesar 648,6897 MW, dimana stage yang bekerja paling optimal yaitu IP
turbin dengan effisiensi mencapai 90,143%. Efisiensi suatu turbin dapat dipengaruhi

Anantyto Danujatmiko (121160172) 48


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

oleh beberapa hal yaitu laju alir steam , tekanan dan suhu steam yang masuk ke dalam
turbin. Semakin tinggi suhu dan tekanan uap masuk maka efisiensi turbin akan
semakin meningkat. Pada PLTU, uap yang digunakan berupa uap superheated.
Setelah uap dimanfaatkan uap akan dikondensasikan agar menjadi air umpan
kembali.

Faktor yang paling berpengaruh terhadap efisiensi turbin adalah adanya


perpindahan panas dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Idealnya proses yang
terjadi di turbin dan mesin kalor lainnya adalah adiabatis, dimana tidak ada
pertukaran panas antara sistem dengan lingkungan. Namun hal ini hamper tidak
mungkin dapat terwujud. Tetapi banyak usaha yang bisa dilakukan untuk
memperkecil jumlah panas yang hilang ke lingkungan unutk memperbesar efisiensi
turbin. Salah satunya dengan sitem sealing yang diperbaiki. Sistem sealing yang
bagus akan menghambat perpindahan panas dari sistem ke lingkungan begitu pula
sebaliknya.

BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pengamatan dan perhitungan selama kerja praktek dapat
disimpulkan:
1. Analisa turbin dari hasil performance test rata-rata sebesar 81,595% . Dengan
mengacu pada nilai ini maka dapat disimpulkan bahwa PLTU masih berfungsi
dengan baik dan masih layak beroperasi.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 49


LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR

2. PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9 menggunakan batubara sebagai sumber
utama bahan bakar pembakaran dan air demin sebagai penghasil uap untuk
menghasilkan tenaga listrik.
3. Air laut yang digunakan untuk produksi uap melalui dua tahap yaitu eksternal
water treatment dan internal water treatment.
B. Saran
PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9 diharapkan menyediakan
perlengkapan K3 yang dibutuhkan siswa atau mahasiwa yang sedang
melaksanakan kegiatan magang atau PKL di tempat tersebut dan dapat
menjadwalkan kegiatan yang dilaksanakan siswa atau mahasiswa selama
magang atau PKL secara terstruktur. Untuk meningkatkan efisiensi dari turbin
dapat dilakukan dengan cara mengingkatkan suhu dan tekanan dari
superheated steam yang digunakan karena semakin tinggi suhu dan tekanan
steam akan berbanding lurus dengan peningkatan efisiensi turbin, karena akan
sebanding dengan peningkatan enthalpy dari steam maupun turbin.

Anantyto Danujatmiko (121160172) 50

Anda mungkin juga menyukai