BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu upaya yang ditempuh oleh Perguruan Tinggi untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan mewajibkan setiap mahasiswa untuk
melaksanakan kerja praktik disuatu instansi, atau perusahaan baik perusahaan milik
negara ataupun swasta.
1. Tujuan Umum
a. Memenuhi salah satu kurikulum yang telah ditetapkan oleh Program Studi
Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.
b. Mengtahui secara langsung permasalahan yang terjadi di dalam pabrik
serta upaya penanganannya.
c. Memperdalam pengetahuan ilmiah yang terkait dengan bidang industry
tempat kerja praktik dilaksanakan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan ilmu yang selama ini diperoleh dibangku kulilah
dan membandingkan dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
b. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dosen Pembimbing Kerja
Praktik dan atau dari Pembimbing Lapangan.
c. Melihat secara langsung cara kerja alat-alat dalam proses produksi dan
membandingkan dengan teori yang diberikan di perkuliahan.
1. Bagi Mahasiswa
a. Mengenal cara kerja suatu perusahaan atau industri umum dengan lebih
mendalam, khususnya peralatan dan proses produksi yang dilakukan.
b. Memperoleh pengalaman secara langsung dan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapatkan dalam dunia pendidikan.
c. Memberikan bekal tentang perindustrian, sebelum terjun ke dunia kerja
secara nyata.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. PJB UBJ O&M (Pembangkitan Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Operation and
Maintenance) PLTU Paiton adalah salah satu proyek pembangkit yang ditangani
pemerintah dalam menanggulangi krisis energi di Indonesia yang diberi nama Proyek
Percepatan 10.000 MW. Pembangunan Proyek Percepatan ini terdiri atas 10
pembangkit dibangun di pulau Jawa dan 25 pembangkit dibangun di luar pulau Jawa.
Berdasarkan RUPS PJB tanggal 28 Januari 2008 dan Letter of Intent PLN tanggal 25
Juli 2008, PJB ditetapkan sebagai pengelola O & M untuk 4 proyek Percepatan
Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW : Rembang, Indramayu, Pacitan, Paiton
baru unit 9.
Paiton Baru unit 9 mempunyai kapasitas 660 MW, terletak diantara desa
Sumber Glatik dan desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa
Timur atau sekitar 35 km sebelah timur kota Probolinggo dan berada sekitar 140 km
timur laut dari kota Surabaya. Proyek ini dibangun di lahan seluas 48 hektar terletak
di komplek area pembangkit yang sudah beroperasi yaitu PLTU unit 1, 2 milik PT.
PJB (Pembangkitan Jawa Bali), PLTU unit 3,4 dalam tahap pembangunan, PLTU
unit 5, 6 milik PT. YTL (Yeoh Tiong Lay), dan PLTU 7, 8 milik PT. IPMOMI
(International Power Misui Operation and Maintenance). Kontrak proyek ini
Dalam penggunaan bahan bakar batu bara, kebutuhan akan batu bara di pasok
dari tambang paringin dan tutupan Kalimantan selatan, Tambang lati Kabupaten
Berau Kalimantan Timur dan juga disuplay oleh PT. Multi Harapan Utama. Jumlah
pemakaian untuk operasional unit 9 pembangkit Paiton di perkirakan untuk
pengoprasian di butuhkan 600 ton perhari, hal ini di rencanakan sesuai dengan
kebutuhan dan beban untuk unit pembangkit paiton. Untuk keperluan sarana
konstruksi, operasi untuk mengisi boiler dan untuk keperluan lainnya membutuhkan
air tawar yang di ambil dari sumber air tawar di daerah Klontong yang terletak di
daerah Besuki, air tawar yang di gunakan untuk operasi, terlebih dahulu melalui
proses pengolahan sebelum digunakan sebagai air proses pada peralatan pembangkit.
Selain di gunakan air tawae sebagai air proses, air laut yang di dapat yang di dapat di
sekitar area pembangkit juga bisa digunakan pendingin.
Dalam hal sarana dan prasarana, dibangun 2 dermaga sebagai sarana
pendukung, yaitu:
a. Dermaga bongkar muat peralatan dengan kapasitas 8.000 DWT.
b. Dermaga pengiriman batu bara dengan kapasitas 80.000 DWT.
Untuk menanggulangi adanya abu hasil pembakaran batu bara, pengendalian
abu tersebut disediakan lahan khusus sebagai tempat penampung yang tempatnya
tidak jauh dari PLTU Paiton. Abu tersebut dibasahi agar tidak berterbangan di tiup
angin dan kemudian dipadatkan. Adapun kegunaan dari abu yang merupakan limbah
pembakaran batu bara tersebut adalah:
a. Pembuatan agregat, keraik, sumber bahan kimia (SiO2,Al2O)
b. Sebagai bagai bahan campuran batako, konkret blok,con-blok
c. Sebagai bahan semen
Penanggulangan dampak lingkungan di lakukan dengan memasang cerobong
asap (chimmey) setinggi 200m dengan dilengkapi dengan alat hasil pembakaran yang
berupa SO2, Nox dan Co arah dan kecepatan angin di padang peralatan air
monitoring shelter.
2. Manajer Operasi
3. Manajer Pemeliharaan
Supervisor Sarana
5. Manajer Logistik
hubungan kar yawan yang ada di unit pembangkit Paiton, untuk mendukung upaya
pencapaian sasaran unit Pembangkit Paiton sesuai kontrak kinerja yang ditetapkan
direksi. Menjabarkan rencana tahunan Unit Pembangkit Paiton, termasuk didalamnya
adalah rencana setiap bidang Unit Pembangkit Paiton kedalam anggaran tahunan Unit
Pembangkit Paiton serta merencanakan kegiatan Bidang Pengendalian Keuangan dan
mengendalikan pelaksanaannya untuk mendukung upaya pencapaian sasaran unit
pembangkitan Paiton secara efektif dan efisien sesuai dengan kontrak kerja yang
ditetapkan direksi.
Supervisor Akutansi
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pengisian air ke boiler berasal dari proses kondensasi uap, dimana air
hasil kondensasi uap (steam condensate) yang tertampung di dalam dipompa oleh
Condensate Extraction Pump (CEP) kemudian sebagian dialirkan ke Condensate
Polisher Plant (Unit Penukaran Air dengan Penukaran Ion). Setelah itu dilewatkan ke
pemanas tekanan rendah ( LPH-5 dan LPH-6 ) selanjutnya ke Dearator Storage Tank
(DST). Dari DST, air pengisian boiler dipompa dengan Boiler Feed Pump (BFP) lalu
dilewatkan ke pemanas tekanan tinggi (HPH-1, HPH-2, HPH-3) kemudian ke
economizer, air masuk ke steam drum. Di dalam steam drum dihasilkan saturated
steam. Saturated steam kemudian dilewatkan ke superseater sehingga dihasilkan uap
yang benar-benar kering (superheating steam). Uap kering tersebut dialirkan ke
turbin tekanan tinggi untuk memutar HP Turbine, sisa uap dari HP turbine
dipanaskan lagi di reheater . Dari reheater uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan
medium (intermediate pressure / IP Turbine) selanjutnya uap keluaran IP Turbine
yang mengalami penurunan tekanan di alirkan ke turbin tekanan rendah (LP Turbine)
yang terdiri dari dua buah turbin (LP Turbine A dan LP Turbine B). Poros turbin-
turbin tersebut dijadikan satu untuk memutar generator sehingga menghasilkan tenaga
listrik. Generator PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton menghasilkan tenaga istrik
sebesar 20KV, kemudian dinaikkan oleh Main Transformer menjadi 500 KV. Daya
listrik yang dihasilkan oleh PLTU Paiton 9 sebesar 660 MW, energi listrik tersebut
kemudian disalurkan ke P3B dan sebagian lagi digunakan untuk pemakaian sendiri,
yaitu sekitar 5% dari daya yang dihasilkan.
Mekanisme proses produksi tenaga listrik adalah mealui dua tahap. Tahap
pertama, yakni untuk pembakaran awal digunakan bahan bakar solar dengan tingkat
beban sampai dengan 50%. Selanjutnya tahap kedua, yang merupakan kelanjutan dari
tahap pertama adalah menggunakan bahan bakar batu bara hingga mencapai beban
100%.
Boiler merupakan tempat pembakaran, mendapatkan supply air yang diambil
dari Laut Jawa (Selat Madura).
3. Condensor
Pengertian condensor secara umum adalah tempat yang berfungsi untuk
mengubah uap menjadi air, selanjutnya air tersebut dialirkan menuju condensate
extraction pump (CEP), CEP berfungsi memompa air dari condenser menuju ke
Low Pressure Heater (LPH).
LPH digunakan sebagai pemanas air bertekanan rendah. Di PT. PJB UBJ
O&M PLTU Paiton, LPH ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu LPH 5 dan LPH 6.
Masing-masing LPH mempunyai suhu pemanas yang berbeda.
5. Deaerator
Setelah dari LPH, air diteruskan menuju deaerator. Deaerator adalah suatu
komponen dari tenaga uap yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen dan gas-
gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk ke boiler. Oksigen dan gas-
gas yang terlarut dalam feed water perlu dihilangkan karena dapat mengakibatkan
korosi pada pipa logam dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa
oksida (penyebab berkarat). Biasanya kadar oksigen dikurangi sampai memiliki
kadar yang lebih kecil. Setelah air melalui deaerator maka air akan dipompa oleh
Boiler Feed Pump (BFP) menuju ke High Pressure Heater (HPH).
7. Economizer
Berfungsi sebagai pemanas awal dari feed water sebelum masuk ke steam
drum dengan jalan megambil sejumlah kalor dari gas buang yang meninggalkan
ruang bakar. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari boiler. Dengan adanya
economizer ini, gas buang yang keluar melalui cerobong mempunyai suhu yang
tidak terlalu panas (memperkecil tingkat pencemaran), hal ini disebabkan karena
adana pemaksimalan perbedaan suhu antara feed water dan gas buang sehinga
terjadi perpindahan panas yang optimum.
8. Steam Drum
Merupakan tempat penampungan uap hasil air proses penguapan di dalam
boiler serta tempat bercampurnya air pengisi boiler. Steam drum ini berfungsi
untuk memisahkan uap dan air yang telah terbentuk karena adanya perbedaan
jenis. Uap berada di bagian atas dan air berada di bagian bawah. Selain itu, steam
drum berfungsi untuk mengurangi kandungan bahan-bahan padat hingga pada
batas yang diijinkan, serta dapat mengurangi kadar moisture dari uap jenuh
sebelum meninggalkan drum. Di dalam steam drum terdapat alat pemisah ua yang
disebut Turboseparator. Prosesnya dibagi dalam 3 tahap. 2 tahap pertama terjadi
turboseparator dan tahap akhir tejadi di bagian atas drum setelah meninggalkan
drum. Di dalam turboseparator, campuran air akan dipisahkan. Air akan turun ke
bawah steam drum akibat gaya sentrifugal, sedangkan uap akan naik ke bagian
atas steam drum. Uap jenuh yan berasal dari steam drum akan dipisahkan lebih
lanjut di superheater.
9. Super Heater
Merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan dan mengurangi
moisture dari uap jenuh dengan jalan memberikan panas lanjut, sehingga
terbentuk uap kering yang dapat mengurangi terja dinya kondensasi dan
mencegah terjadinya bahaya yang timbul akibat pukulan balik atau back stroke
karena mengembun sewaktu-waktu.
11. HP Turbine
High pressure turbine mengekspansi uap utama yang dihasilkan dari
superheater dengan tekanan 169 kg/cm2 dan temperatur 540 oC. Kemudian uap
yang keluar dari HP turbine dengan tekanan 41 kg/cm 2 dan temperature 336 oC
dipanaskan kembali pada bagian reheater di Boiler untuk menaikan entalpi uap.
Selanjutnya uap diekspansi di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine.
12. Reheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP turbine
dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran dengan temperature tinggi.
Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi secara keseluruhan.
Perpindahan panas yang paling dominan pada reheater adalah 336 oC dengan
tekanan 42,8 kg/cm2. Sedangkan uap panas keluarannya adalah 541 oC dengan
tekanan 39 kg/cm2. Uap ini kemudian digunakan untuk menggerakan IP turbine
selanjutnya digunakan untuk memutar LP turbine tanpa pemanasan ulang.
14. IP turbine
Intermediate pressure turbine mengekspansi uap reheat denga tekanan 30
kg/cm2 dengan temperatur 538 oC. Sedangkan keluarannya mempunyai tekanan 8
kg/cm2 dengan temperatur 330 oC.
15. LP turbine
Low pressure turbine mengekspansikan uap yang bertekanan 8 kg/cm2 dan
tempertur 330 oC, sedangkan uap yang keluar dari LP turbine bertekanan 56
mmHg (Vacum). Kondisi ini dihasilkan didalam kondensor dengan temperatur
40oC.
Coal Handling System adalah peralatan atau perlengkapan unit PLTU Paiton
yang berfungsi memberikan pelayanan atau servis nutuk pengangkutan atau
pengaturan batu bara dari shift unloader hingga ke sistem pembakaran di boiler. Coal
Handling System dirancang untuk bekerja pada baseboard dengan operasi 24 jam
perhari dan 7 hari dalam seminggu secara terus-menerus tanpa terputus-putus kecuali
unit trip/stop. Sistem ini mencapai plant life 30 tahun bekerja dengan baik apabila
pada kondisi 24º C- 30º C dengan kelembaban udara relatif 95%.
Batu bara yang digunakan untuk bahan bakar PT. PJB UBJ O&M PLTU
Paiton ini semuanya berasal dari pulau kalimantan, untuk sarana pengirimannya
digunakan tongkang atau kapal pengangkut batu bara. Oleh karena itu PT. PJB UBJ
O&M PLTU Paiton memiliki dermaga kapal (Coal Jetty) lengkap dengan Ship
Unloadernya yang berfungsi untuk membongkar batu bara dari tongkang untuk
dibawa ke silo dengan belt conveyor.
Alat yang terdapat pada bawah tanah di stock pile area, berfungsi untuk
mengangkut batu bara pada area penampungan ke silo-silo.
7. Coal Feeder
Berfungsi untuk mengatur pemasukan batu bara dari storage bunker
menuju ke pulverizer . Di PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton coal feeder terdiri
dari 6 unit, dimana 4 unit beroperasi dan 2 unit dalam keadaan stand by dengan
tipe gravimetric feeder.
8. Coal Milling
Penggilingan batu bara ini didasarkan pada gaya sentrifugal, dimana rol-
rol digantungkan pada engsel-engsel dengan kecepatan 100 – 450 putaran/menit.
Dalam penggilingan memerlukan pengimbangan (balancing) yang baik dan
memerlukan pemisah metal magnetis (magnetic metal separator) yang digunakan
untuk memisahkan potongan besi atau logam lainnya dari batu bara yang akan
dimasukkan dalam penggilingan agar tidak merusak rol-rol landasannya, sehingga
mampu terhindar dari terjadinya bunga api karena adanya pergeseran antara
potongan-potongan logam tersebut dengan rol-rol dan landasannya. Sebab
timbulnya bunga api di penggilingan akan menimbulkan bahaya kebakaran yang
lebih besar. Kapasitas penggilingan yang menggunakan rol-rol mencapai 48
ton/jam. Penggilingan tekanan rol-rol penggilas pada landasan tekanan pegas
ialah jenis penggilingan Raymond Loculco, yang diputar oleh motor listrik. Alat
pemisah batu bara terhadap potongan besi dan logam lainnya dengan
menggunakan besi magnetic dan metalik economizer (Magnetic Flron Ad Metal
Separator).
9. Fuel Oil System
Fuel Oil System digunakan untuk ignitation dan start up, Diesel
Generator, Diesel Fire Pump dan untuk Auxiliary Boiler. Boiler dapat beroperasi
dengan Fuel Oil System . Fuel Oil Transfer Pumps merupakan alat pemompa
minyak HSD agar minyak dapat dikirim dari tank penampung minyak ke mesin
yang membutuhkan minyak HSD. Minyak HSD dalam PLTU digunakan oleh tiga
mesin yaitu boiler utama, auxiliary boiler ,dan pada bongkar muat batu bara. Fuel
Oil Transfer Pumps ini dapat dioperasikan secara manual maupun secara otomatis
melalui ruang kontrol. Kontrol manual dilakukan jika terjadi kesalahan pada
sistem otomatis akan tetapi jika terjadi error maka pompa dioperasikan secara
otomatis melalui ruang kontrol. Penggunaan minyak ini hanya dilakukan pada
saat start up saja atau baru memulai pembakaran.
Auxiliary boiler merupakan sebuah boiler mini yang digunakan pada saat
memulai pengoperasian PLTU. Auxiliary boiler menghasilkan uap. Uap tersebut
yang nantinya akan digunakan untuk pengoperasian dari boiler utama. Uap yang
dihasilkan dari Auxiliary boiler akan dikirim ke Auxiliary steam header yang
berada di boiler utama. Auxiliary boiler ini hanya menggunakan bahan bakar
minyak HSD saja tidak menggunakan bahan bakar batu bara. Auxiliary boiler ini
jika boiler utama sudah menghasilkan uap sendiri maka Auxiliary boiler ini akan
dimatikan atau tidak digunakan. Tetapi harus dilakukan pengecekan secara rutin
pada Auxiliary boiler ini agar jika digunakan lagi tidak mengalami kegagalan
system.
10. Sistem Penanganan Abu Batubara (Ash Handling)
Sistem penanganan abu terbagi atas dua bagian, yaitu Bottom Ash yang
tertinggal dibagian bawah ruang bakar, dan Fly Ash atau abu halus yang terbawa
bersama gas sisa pembakaran. Abu sisa pembakaran dibuang ke ash disposal
area.
Ash Disposal Area direncanakan mampu menampung selama life time unit
kurang lebih hingga 30 tahun. Lokasi Ash Disposal Area terletak di barat daya
dan selatan area PLTU Paiton dengan total luas kurang lebih 222 Ha.
Untuk menghindari perembesan yang dapat mencemari air tanah, maka
area penimbunan debu diberi lapisan yang kedap air dan dikelilingi oleh selokan
yang langsung mengalir ke laut.
submerged scrapper conveyor dan ditampung dalam Bottom Ash Silo dan
dibuang setiap 24 jam sekali ke disposal area.
b. Fly Ash
Selain abu berat pada proses pembakaran batu bara juga dihasilkan
abu halus (Fly Ash). Fly Ash ini diambil dari Primary Air Heater (Hopper 1),
Secondary Air Heater (Hopper 2), Electrostatic Precipitator (Hopper 3- 18),
dan gas duct.
Setelah melewati ketiga jenis hopper tersebut maka udara sisa
pembakaran akan terbebas dari debu sisa pembakaran batubara dan udara
bersih tersebut dapat dibuang ke atmosfir melalui chimney / stack.
Sedangkan Fly Ash yang tertangkap akan ditampung di Fly Ash Silo
yang berada didekat Stack sebelum akhirnya dibawa ke Ash Disposal Area.
Silo ini berfungsi sebagai Surge Tank, dan dilengkapi dengan Vacum Boiler
untuk menghisap (menarik debu dari EP Hopper) ke Fly Ash Silo. Fly Ash
Silo ini mampu menampung 3 x 24 j am.
Pengangkutan abu dari Bottom Ash Silo untuk ditempatkan di Ash
Disposal Area menggunakan Dump Truck sedangkan dari Fly Ash Silo
menuju Ash Disposal Area menggunakan sistem transportasi pipa (pneumatik)
atau truck (manual). Ash Disposal Area adalah suatu lokasi yang digunakan
untuk penimbunan ash (abu) yang dihasilkan dari proses pembakaran batu
bara dalam Boiler. Adapun lokasi penimbunan terletak di barat daya dan
selatan areal PLTU Paiton seluas 200 ha.
Untuk menghindari perembesan yang mencemari air tanah, maka areal
penimbunan abu dibuat lapisan yang kerah air dan dikelilingi selokan dan
penghijauan. Lebih lanjut untuk menanggulangi dampak abu batu bara yang
jumlahnya cukup banyak itu dapat dilakukan pengolahan terhadap bahan
tersebut antara lain menjadi bahan bangunan, misalnya sebagai bahan
campuran beton, batako, genteng, dan eternit.
Siklus udara pembakaran adalah siklus udara yang digunakan untuk proses
pembakaran pada PLTU. Terdapat dua udara pembakaran yang digunkan yaitu udara
primer pembakaran dan udara sekunder pembakaran.
Primary Air Fan (PAF) menyediakan 30% udara dari total proses pembakaan.
Sebelum udara primer masuk dipanaskan terlebih dahulu melalui pemanas
udara awal. Selain itu udara primer pembakaran juga berfungsi sebagai udara
transportasi yang mengangkut bahan bakar dari pulverizer meuju uang bakar
dan mengeringkan batubara untuk mengurangi kandungan air pada batubara.
Forced Draft Fan ( FDF) menyediakan 70% udara dari udara total dari proses
pembakaran.. Sebelum udara sekunder dimasukkan ke ruang bakar
dipanaskan melalui pemanas udara awal. Fungsi udara ini selain sebagai
pensuplai udara pembakaran juga sebagai pendingin bagian-bagian pembakar
(firing system) agar tidak rusak karena panas (radiasi) api.
Induced Draft Fan (IDF) berfungsi menghisap gas buang agar keluar dari
ruang bakar menuju stack dan memberikan tekanan negatif pada ruang bakar
agar saat pembakaran terjadi pada ruang bakar aman dan radiasi udara panas
dalam furnance tidak keluar sehingga perpindahan panas lebih sempurna
karena losisnya kecil. Tekanan pada furnace dijaga sekitar -1 mbar sampai -2
mbar, terdapat 2 induct draft fan dimana beroperasi 50% kapasitasnya pada
setiap induced draft fan dengan harapan bila terjadi trip pada salah satu IDF
maka unit hanya mengalami penurunan beban setengah dari full loadnya.
Siklus air pendingin ini merupakan siklus air laut yang digunakan untuk
pendinginan pada PLTU selama produksi energi listrik. Pada siklus air pendingin ini
air laut digunakan untuk proses pendinginan uap pada kondensor, pendungin heat
exchanger pada close cooling circulating water (CCCW), pendingin heat exchanger
pada vacuum pump cooler, dan pendinginan heat exchanger pada turbin oil cooler.
Air keluaran dari proses pendinginan tersebut kemudian dibuang menuju laut melalui
outlet canal.
Pada Pre Water Treatment System ini air dari service water tank dialirkan
secara gravitasi ke clasifier. Di dalam clasifier air mengalami proses pengadukan
dan proses penginjeksian alum sulfate serta ferric chloride. Dengan adanya kedua
proses tersebut maka kotoran dalam air akan mengendap menjadi lumpur. Dari
clasifier air dialirkan secara gravitasi ke sand filter, di dalam sand filter ini
kotoran dalam air yang belum mengendap akan tersaring sehingga air menjadi
bersih. Air bersih tersebut dialirkaan menuju clear well tank.
2. Demineralizer Water System
Pada Demineralizer Water System ini air dipompa oleh filtered water
transfer pump dari clear well tank menuju kation exchange. Pada kation
exchange ini diinjeksikan acid berupa asam chlorida (HCl) yang berfungsi untuk
mengikat ion-ion negatif yang terdapat yang terdapat dalam air. Kemudian air
dialirkan menuju decarbunator, pada decarbunator ini air dijatuhkan dari atas dan
dihembus/spray udara dari bawah oleh decarbunator booster pump yang
berfungsi untuk menghilangkan kadar karbondioksida (CO2 ) dalam air. Dari
decarbonator air dialirkan menuju anion exchanger dan diinjeksi dengan basa
berupa natrium hidroksida (NaOH) sehingga ionion positif dalam air akan terikat.
Kemudian air dialirkan menuju mix bed ion exchangers yang berfungsi mengikat
ion positif maupun ion negative yang masih terkandung dalam air. Dari mix bed
ion exchanger air murni tersebut dialirkan menuju demineralised water tank dan
diteruskan ke condensate water tank. Air murni yang ada pada condensate water
tank tersebut siap digunakan untuk dialirkan ke turbine condenser.
Turbin uap pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu turbin reaksi dan
turbin impuls. Dua jenis turbin uap ini memiliki perbedaan pada mekanisme
penggerakan turbin oleh aliran uap.
Atmospheric condenser
Vacuum condenser
Sesuai persyaratan operasi PLTU, maka condenser yang dipakai adalah
Vacum condenser. Alasan yang utama adalah memperoleh “heat duties” yang
sebesar -besarnya pada turbin uap. Sasaran operasi Vacum condenser adalah
hanya beberapa derajat diatas suhu air pendingin. Apabila diasumsikan suhu air
pendingin sekitar 20 °C maka kondensor boleh beroperasi pada suhu sekitar 30 °C
(85 °F). Tekanan jenuh air untuk suhu tersebut adalah 0,042 bar absolute
(0,60 psia).
Kondensor yang melayani PLTU dengan daya 300 MW akan dialiri oleh
uap sekitar 200 kg/detik dengan kecepatan aliran sampai dengan 60 m/detik pada
tekanan sekitar 0,05 bar absolute. Dari perhitungan perpindahan panas dapat
ditaksir luas daerah pertukaran panas yang diperlukan lebih dari 20.000 m². untuk
keperluan luas ini dapat digunakan 1.500 buluh dengan diameter 25 mm dan
panjang sekitar 20 m.
4. Generator
Generator dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yang berputar (rotor) dan
bagian yang tidak berputar (stator). Pada PLTU Paiton motor-motor besar yang
menjadi statornya adalah kumparan dan rotornya berfungsi sebagai magnet
sementara yang juga menimbulkan medan magnet. Pada bagian rotor medan
magnetnya dibangkitkan oleh kumparan (exciter) atau penguat medan magnet
yang terdiri dialiri oleh arus DC pada bagian rotor ini adalah supaya medan
magnet yang ditimbulkan memiliki arah yang sama dan tetap sehingga proses
pemotongan medan listriknya dapat teratur sehingga gaya gerak listrik dapat
ditimbulkan oleh generator.
BAB 4
TUGAS KHUSUS
1. Turbin
Turbin adalah suatu alat mesin penggerak dimana energi fluida kerja
digunakan untuk memutar roda turbin. Turbin terdiri dari 2 bagian yaitu rotor
(bagian yang berputar/ roda turbin) dan stator (bagian yang tidak berputar/
rumah turbin). Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin
Turbin pada PJB UBJOM PLTU Paiton merupakan turbin jenis sub-
critical single shaf 3 cylinder
Tabel 4.1. Spesifikasi Turbin
2. Uraian Keterangan Efisiensi
Produsen Harbin Steam Turbin Ltd.co Termal
Tipe Sub-critical single shaft
Kapasitas 660 Mw Secara
Kecepatan Rotasi 3000 rpm umum,
Jumlah Stage 3
efisiensi
didefinisikan sebagai perbandingan antara output terhadap input dalam suatu
proses. Efisiensi merupakan salah satu persamaan yang penting dalam
termodinamika untuk mengetahui seberapa baik konversi energi atau proses
transfer terjadi (Boles, Cengel, 2006).
PLTU dirancang untuk menghasilkan output berupada energy listrik
dalam besaran tertentu untuk sejumlah input. Bila seluruh komponen PLTU
memiliki efisiensi yang tinggi, maka performance PLTU tersebut dikatakan
tinggi sehingga biaya operasi PLTU juga semakin rendah. Seandainya karena
suatu sebab performance PLTU turun, berarti PLTU memerlukan lebih
banyak bahan utama atau gas untuk menghasilkan output energi listrik sesuai
desain. Akibatnya biaya operasi menjadi semakin tinggi.
mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah yaitu dari panas ke dingin dan
tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikan
arahnya). Maka dari itu tidak mungkin membuat sebuah mesin kalor untuk
mengubah panas seluruhnya menjadi kerja atau dengan kata lain memiliki
efisiensi termal 100% (Nugroho dkk, 2013).
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut :
a. Mesin kalor menerima panas dari sumber bertempertur tinggi
(energi matahari, bahan bakar, reactor nuklir, dll).
b. Mesin kalor mengonversi sebagian panas menjadi kerja.
c. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Po = 38,719 bar
Hs = 2992,865 kJ/kg
LAPORAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI
PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON UNIT 9
PROBOLINGGO- JAWA TIMUR
Ti = 542,412 OC
Pi = 166,779 bar
Hi = 3411,324 kJ/kg
ṁi = 2119325,1 kg/h
Hi−Ho
ηHP Turbin =
Hi−H s
kJ kJ
3411,324 −3048,566
kg kg
=
kJ kJ
3411,324 −2992,865
kg kg
= 0,86689 = 86,689%
Qin = ṁi . Hi
= 7229704577 kJ/h
Qout = ṁo . Ho
= 5608162274 kJ/h
Q = Qout - Qin
= -1621542303 kJ/h
ṁ = ṁi - ṁo
= 279718,454 kg/h
1h 1 MW
= 666466882,5 kJ/h
3600 s 1000 kW
= 185,1297 MW
Ti = 538,584 OC To = 351,21 OC
Pi = 35,69 bar Po = 9,56 bar
Hs = 3120,529 kJ/kg
Hi = 3537,267 kJ/kg Ho = 3161,607 kJ/kg
ṁi = 1942509,546 kg/h ṁo = 1843542,25 kg/h
Hi−Ho
ηIP Turbin =
Hi−Hs
kJ kJ
3537,267 −3161,607
kg kg
=
kJ kJ
3537,267 −3120,529
kg kg
= 0,90143 = 90,143 %
Qin = ṁi . Hi
= 6871174914 kJ/h
Qout = ṁo . Ho
= 5828556082 kJ/h
Q = Qout - Qin
= -1042618832 kJ/h
ṁ = ṁi - ṁo
= 98967,296 kg/h
1h 1 MW
= 657794326,5 kJ/h
3600 s 1000 kW
= 182,7206 M
Ti = 351,21 OC To = 50,64 OC
Pi = 9,56 bar Po = 0,13 bar
Hs = 1973,953 kJ/kg
Hi = 3161,607 kJ/kg Ho = 2354,56 kJ/kg
ṁi = 1843542,25 kg/h ṁo = 1312310 kg/h
Hi−Ho
η LP Turbin = Hi−Hs
kJ kJ
3161,607 −2354,56
kg kg
=
kJ kJ
3161,607 −1973,953
kg kg
= 0,67953 = 67,953 %
Qin = ṁi . Hi
= 5828556082 kJ/h
Qout = ṁo . Ho
= 3089912634 kJ/h
Q = Qout - Qin
= -2738643448 kJ/h
ṁ = ṁi - ṁo
= 531232,25 kg/h
1h 1 MW
= 1011021887 kJ/h
3600 s 1000 kW
= 280,8394 MW
Terdapat 2 buah Low Pressure Turbine yang disusun secara paralel. Data diatas
menunjukkan daya yang dihasilkan 2 buah Low Pressure Turbine tersebut. Maka,
masing – masing turbin menghasilkan daya sebesar :
W LP Turbin
W=
2
280,8394 MW
W=
2
W =140,4197 MW
oleh beberapa hal yaitu laju alir steam , tekanan dan suhu steam yang masuk ke dalam
turbin. Semakin tinggi suhu dan tekanan uap masuk maka efisiensi turbin akan
semakin meningkat. Pada PLTU, uap yang digunakan berupa uap superheated.
Setelah uap dimanfaatkan uap akan dikondensasikan agar menjadi air umpan
kembali.
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengamatan dan perhitungan selama kerja praktek dapat
disimpulkan:
1. Analisa turbin dari hasil performance test rata-rata sebesar 81,595% . Dengan
mengacu pada nilai ini maka dapat disimpulkan bahwa PLTU masih berfungsi
dengan baik dan masih layak beroperasi.
2. PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9 menggunakan batubara sebagai sumber
utama bahan bakar pembakaran dan air demin sebagai penghasil uap untuk
menghasilkan tenaga listrik.
3. Air laut yang digunakan untuk produksi uap melalui dua tahap yaitu eksternal
water treatment dan internal water treatment.
B. Saran
PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9 diharapkan menyediakan
perlengkapan K3 yang dibutuhkan siswa atau mahasiwa yang sedang
melaksanakan kegiatan magang atau PKL di tempat tersebut dan dapat
menjadwalkan kegiatan yang dilaksanakan siswa atau mahasiswa selama
magang atau PKL secara terstruktur. Untuk meningkatkan efisiensi dari turbin
dapat dilakukan dengan cara mengingkatkan suhu dan tekanan dari
superheated steam yang digunakan karena semakin tinggi suhu dan tekanan
steam akan berbanding lurus dengan peningkatan efisiensi turbin, karena akan
sebanding dengan peningkatan enthalpy dari steam maupun turbin.