disusun oleh:
Fakhri Satya Nugroho Rianto
1710641019
kepada
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
LAPORAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI
Di PT. PJB Unit Bisnis Jasa O&M
JL. Raya Surabaya – Situbondo km 141 Paiton -Probolinggo
Jawa Timur – Indonesia UBJ O&M PLTU PAITON
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan program Praktek Kerja Lingkungan (PKL) di PT. PJB UBJ O &
M PLTU Paiton Unit 9, selama satu bulan sejak tanggal 1 November sampai dengan
30 November 2021.
Menyetujui
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
Laporan ini disusun berdasarkan pelaksanaan Kerja Praktek di PT. PJB UBJ
O & M PLTU Paiton Unit 9, pada tanggal 1 November sampai dengan 30 November
2021.
Menyetujui,
Samsul Efendi
NID: 6787013JA
KATA PENGANTAR
Rasa syukur mari kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan berkah dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek,
untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Industri dengan tepat pada waktunya.
Pembuatan Laporan Kerja Praktek ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah yang telah ditentukan dan juga agar mahasiswa dapat melatih dalam
pembuatan Laporan Hasil Kerja Praktek.
Penulisan Laporan Kerja Praktek dapat terlaksana dengan adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Samsul Efendi selaku manager administrasi dan keuangan PT. PJB O&M
PLTU Paiton 9 yang telah memperkenankan saya untuk melaksanakan kegiatan
Praktek Kerja di PLTU di PJB UBJ O&M Unit 9 Paiton.
2. Bapak Wawanto selaku supervisor senior pemeliharaan mesin I yang telah
memberikan arahan bimbingan.
3. Bapak Muchamad Zaenal Arifin selaku pembimbing lapangan bidang turbin
yang telah banyak memimbing dan memotivasi.
4. Bapak Kosjoko, S.T.,M.T. selaku kepala prodi teknik mesin Universitas
Muhammadiyah Jember.
5. Muhammad Zainur Ridlo, S. ST., M.Eng selaku dosen pembimbing kerja praktek
yang telah sabar menyisihkan waktu dan perhatian dalam membimbing sehingga
laporan ini terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh pihak yang membantu secara langsung dan tidak langsung demi
terselesainya laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KAMPUS i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 3
1.4 Batasan Masalah 3
1.5 Metode Pelaksanaan Praktek Industri 3
1.6 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 5
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PJB UBJ & OM PLTU Paiton 5
2.2 Latar Belakang Perusahaan 7
2.3 Visi dan Misi Perusahaan 7
2.4 Strategi O&M PJB 7
2.5 Deskripsi Umum Perusahaan Proyek PLTU Baru Unit 9 8
2.6 Struktur Organisasi 9
2.6.1 Posisi PJB dalam Struktur Organisasi PLN 9
2.6.2 Struktur Organisasi PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9
2.7 Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Bagi Karyawan 11
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Data Spesifikasi Turbin di PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON 9 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Layout PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton Baru Unit 9 5
Gambar 2.2 Posisi PJB dalam Struktur PLN 9
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 11
Gambar 3.1 Siklus Rankine 14
Gambar 3.2 Diagram T-s siklus Rankine 16
Gambar 3.3 Diagram temperatur – entropi siklus Rankine ideal 17
Gambar 4.1 Gambaran Umum Peralatan Utama PT. PJB UBJ O&M 19
Gambar 4.2 Pola Pusaran Api di dalam Furnace 28
Gambar 4.3 Skema Konstruksi komponen sistem pembakaran pada Boiler 29
Gambar 4.4 Gambar Turbin 29
Gambar 4.5 Spesifikasi Generator PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 30
Gambar 4.6 Siklus batu bara pada PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 32
Gambar 4.7 Bentuk Dasar Conveyor 33
Gambar 4.8 System Ash Handling secara umum 36
Gambar 5.1 Turbin 41
Gambar 5.2 Shaft Sheals 43
Gambar 5.3 Turbine Bearing 44
Gambar 5.4 balance Piston 44
Gambar 5.5 Turbine Stop Valves 45
Gambar 5.6 Turbine Stop Valves 45
Gambar 5.7 Turning Device 46
Gambar 5.8 Cassing 46
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional Indonesia
yang merupakan negara agraris menuju ke negara industri. Indonesia adalah negara
berkembang yang saat ini pembangunannya menyeluruh disegala bidang, salah
satunya adalah bidang pertambangan dan energi. Maka sektor pertambangan dan
energi sangatlah memegang peranan penting dalam pembangunan nasional.
Penyediaan energi listrik dalam pertumbuhan ekonomi dewasa ini sangat dibutuhkan
karena seiring berkembangnya sektor industri di Indonesia dan perkembangan produk
yang semakin besar. Oleh karena itu sumber daya manusia di Indonsia harus
mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional Indonesia khususnya
dalam sektor energi.
PT. PJB Unit Bisnis Jasa Operation & Maintenance PLTU Paiton Baru Unit 9
atau yang disingkat PT. PJB UBJ O&M Paiton merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dibidang pembangkit tenaga listrik terletak di kecamatan Paiton, kota
Probolinggo, Jawa Timur. PT. PJB UBJ O&M Paiton merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), salah satu anak Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bertugas
melayani penyediaan kebutuhan listrik masyarakat.
Peran PT. PJB UBJ O&M Paiton sebagai perusahaan yang sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan energi listrik yang mampu bersaing dengan berbagai
perusahaan industri pembangkit baik dalam maupun luar negeri, secara berkelanjutan
terus diusahakan seiring dengan pemenuhan kebutuhan listrik serta pelayanan kepada
masyarakat secara profesional. Hal tersebut diatas dilakukan juga untuk memperoleh
setifikasi dalam bidang manajemen perusahaan maupun manajemen lingkungannya.
Dengan adanya praktek industri diharapkan mahasiswa dapat lebih aplikatif
terhadap ilmu yang telah diterima pada saat masa perkuliahan. Selain itu mahasiswa
diharapkan mampu menemukan, memahami, menjelaskan, serta dapat menyelesaikan
masalah yang muncul dilapangan kususnya perbaikan dan perawatan kerusakan yang
terjadi pada boiler PT. PJB UBJ O&M Paiton Unit 9.
1.2 Tujuan
Maksud dan tujuan pelaksanaan praktek industri di PT. PJB UBJ O&M Paiton
Unit 9 terbagi menjadi dua yakni :
Umum
1) Terciptanya suatu hubungan yang sinergi, jelas, terarah antara dunia perguruan
tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.
2) Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan
kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
3) Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi
ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan
berasosiasi dengan dunia kerja utuh.
4) Mahasiswa dapat memahami secara utuh dan menyeluruh mengenai konsep
sistem dan proses kerja yang terdapat dilokasi prakek industri.
5) Menumbuhkan sikap turut bertanggung jawab dan pola pikir konstruktif dalam
megelola berbagai macam sumber daya alam yang ada di negaranya.
6) Meningkatkan dan memantapkan ilmu serta keterampilan mahasiswa yang di
dapat di bangku kuliah sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja.
Khusus
1) Sebagai syarat untuk menyelesaikan beban studi SKS (Satuan Kredit Semester)
untuk mata kuliah Praktek Indutri dalam aturan akademis Program Studi S1
Teknik Mesin FT UM Jember.
2) Untuk lebih memahami teknologi yang sesuai dengan bidang studi yang ingin
dipelajari secara lebih spesifik.
3) Untuk mempelajari secara khusus dan memperdalam proses produksi energy
listrik pada PLTU di PJB UBJOM Unit 9 Paiton.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PJB UBJ & OM PLTU Paiton
PLTU Paiton baru unit 9 adalah salah satu proyek pembangkit yang ditangani
pemerintah dalam menanggulangi krisis enrgi di Indonesia yang diberi nama Proyek
Percepatan 10.000 MW. Pembangunan Proyek Percepatan ini terdiri atas 10
pembangkit dibangun di pulau Jawa dan 25 pembangkit dibangun di luar pulau Jawa.
Berdasarkan RUPS PJB tgl 28 Januari 2008 dan Letter of Intent PLN tgl 25 Juli
2008, PJB ditetapkan sebagai pengelola O&M untuk 4 Proyek Percepatan
Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW : Rembang, Indramayu, Pacitan, Paiton
Baru unit 9.
Paiton Baru unit 9 mempunyai kapasitas 660 MW, terletak diantara desa
Sumber Glatik dan desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa
Timur atau sekitar 35 km sebelah timur kota Probolinggo dan berada sekitar 140 km
timur laut dari kota Surabaya. Proyek ini dibangun di lahan seluas 48 hektar terletak
di komplek area pembangkit yang sudah beroperasi yaitu PLTU unit 1, 2 milik PT.
PJB (Pembangkitan Jawa Bali), PLTU unit 3, 4 dalam tahap pembangunan, PLTU
unit 5, 6 milik PT. YTL (Yeoh Tiong Lay), dan PLTU unit 7, 8 milik PT. IPMOMI
(International Power Mitsui Operation and Maintenance).
Gambar 2.1. Layout PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton Baru Unit 9
Sumber : PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton Unit 9
Transmission
Electricity
And Load Distribution
Generation
Centre (P3B)
PJB
4. Manager Enjiniring
- Spvs system owner boiler
- Spvs system owner turbin
- Spvs system owner common
- Spvs condition monitoring
- Spvs component analyst
- Spvs Manajemen mutu dan kepatuhan (MMK)
- Spvs Manajemen mutu dan resiko (MMR)
5. Manager keuangan & administrasi
- Spvs SDM
- Spvs keuangan
- Spvs umum& csr
6. Manager Logistik
- Spvs inventory
- Spvs pengadaan
- Spvs gudang
2.7 Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Bagi Karyawan
Untuk mengimplementasikan Undang – undang dan peraturan keselamatan
kerja di pusat pembangkit (PLTU), maka perlu ditegaskan tanggung jawab pegawai
terhadap keselamatan kerja. Tanggung jawab pegawai tersebut mencakup seluruhnya
atau hanya sebagian, tergantung dari batas wewenangnya. Ruang lingkup tanggung
jawab pegawai dalam keselamatan kerja sistem meliputi ijin untuk bekerja atau
menguji unit dan peralatan serta urutan pemulihannya atau dapat diidentifikasi secara
singkat.
Melakukan tindakan membuat aman peralatan dan unit untuk dikerjakan dan
menerbitkan dokumen keselamatan kerja, memerintahkan mengembalikan unit
peralatan untuk beroperasi.
BAB III
SIKLUS RANKINE
3.1 Pengertian Siklus Rankine
Siklus rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap. Seperti pada
siklus brayton, pada siklus rankine juga terdapat proses kompresi isentropik,
penambahan panas isobarik, ekspansi isentropik, dan pelepasan panas
isobarik. Perbedaan antar keduanya terletak pad fluida kerja yang digunakan. Siklus
rankine fluida kerjanya adalah dua fase fluida, yaitu cair dan uap, sedangkan siklus
brayton merupakan siklus tenaga gas. Pada siklus tenaga uap rankine, fluida
yang umum digunakan adalah air, sedangkan fluida kerja lainnya adalah
potassium, sodium, rubidium, ammonia dan senyawa karbon aromatik. Merkuri juga
pernah digunakan sebagai fluida kerja siklus rankine, hanya saja harganya sangat
mahal dan berbahaya.
Fluida kerja berupa air jenuh pada kondensor dikompresi pompa sampai masuk
boiler atau ketel uap. Dari proses kompresi pada pompa terjadi kenaikan temperatur
kemudian didalam boiler air dipanaskan. Sumber energi panas berasal dari proses
pembakaran atau dari energi yang lainya seperti nuklir, panas matahari, dan lainnya.
Uap yang sudah dipanaskan di boiler kemudian masuk turbin. Fulida
kerja mengalami ekspansi sehingga temperatur dan tekanan turun. Selama proses
ekspansi pada turbin terjadi terjadi perubahan dari energi fluida menjadi energi
mekanik pada sudu-sudu menghasilkan putaran poros turbin. Uap yang keluar dari
turbin kemudian dikondensasi pada kondensor sehingga sebagian besar uap air
menjadi mengembun. Kemudian siklus berulang lagi. Cairan yang meninggalkan
kondensor pada 1 dipompa dari tekanan kondensor ke tekanan boiler maka
kesetimbangan massa dan energi.
1. Dimana adalah laju daya input per unit massa melewati pompa. Fluida kerja suatu
siklus seperti air meninggalkan pompa pada 2 disebut boiler feedwater dipanaskan
sampai saturasi dan diuapkan di dalam boiler. Dari keadaan 2 sampai 3,
kesetimbangan laju massa dan energi:
2. Dimana adalah laju heat transfer dari sumber energi ke fluida kerja per unit massa
melalui boiler. Pada Gambar 1, uap dari boiler pada keadaan 3 mempunyai
kenaikan temperatur, berekspansi melalui turbin menghasilkan kerja dan
kemudian dikeluarkan ke kondensor pada keadaan 4 dengan tekanan rendah.
Heat transfer dengan lingkungan diabaikan, laju kesetimbangan massa dan energi
untuk control volume sekitar turbin pada keadaan stabil memberikan:
3. Dimana menunjukkan laju aliran massa fluida kerja dan adalah laju kerja yang
dibangkitkan per unit massa uap melalui turbin. Pada kondensor disini heat
transfer dari uap ke air pendingin mengalir dalam aliran separasi. Uap kondensasi
dan temperatur air pendingin meningkat. Pada steady state, kesetimbangan massa
dan energi untuk control volume:
4. Dimana adalah laju energi yang ditransfer oleh panas dari fluida kerja ke
air pendingin per unit massa fluida kerja melalui kondensor.
Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4
tahapan proses :
1–2 Merupakan proses kompresi isentropik dengan pompa.
2–3 Penambahan panas dalam boiler pada P = konstan.
3–4 Ekspansi isentropik ke dalam turbin.
4–1 Pelepasan panas di dalam kondenser pada P = konstan.
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai
tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini
melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 – 2 pada
T – s diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih amannya proses. Air
memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan
menjadi uap superheated pada kondisi 3.
Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T tetap. Boiler dan seluruh
bagian yang menghasilkan uap ini disebut sebagai uap generator. Uap superheated
pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara isentropik
dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator
listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari uap akan turun selama proses ini
menuju keadaan 4 dimana uap akan masuk kondensor dan biasanya sudah berupa uap
jenuh.
Uap ini akan dicairkan pada P konstan didalam kondensor dan akan
meninggalkan kondenser sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa
untuk melengkapi siklus ini. Ingat bahwa data dibawah kurva proses pada diagram T
– s menunjukkan transfer panas untuk proses reversibel internal. Area dibawah kurva
proses 2 – 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan area dibawah kurva
proses 4 – 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondensor. Perbedaan dari kedua
aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.
Jika fluida kerja melewati bermacam-macam komponen dari siklus daya uap
sederhana tanpa irreversibilitas, gesekan pressure drop dari boiler dan kondenor dan
fluida kerja akan mengalir melalui komponen pada tekanan konstan, juga tidak ada
reversibilitas dan heat transfer dengan lingkungan, proses melalui turbin dan pompa
akan isentropis, sehingga suatu siklus menjadi ideal (siklus Rankine ideal).
Pada kenyataannya terdapat penyimpangan dalam siklus Rankine yang terjadi karena:
1. Adanya friksi fluida yang menyebabkan turunnya tekanan di boiler dan
condenser sehingga tekanan steam saat keluar boiler sangat rendah sehingga
kerja yang dihasilkan turbin (Wout) menurun dan efisiensinya menurun. Hal ini
dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan fluida yang masuk.
2. Adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin)
dalam proses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang.
Penyimpangan siklus aktual dari siklus ideal dikarenakan karena beberapa
faktor seperti gesekan fluida, kerugian panas, dan kebocoran uap. Gesekan
fluida mengakibatkan tekanan jatuh pada banyak perlatan seperti boiler, kondensor
dan di pipa-pipa yang menghubungkan banyak peralatan. Tekanan jatuh yang besar
pada boiler mengkibatkan pompa membutuhkan tenaga yang lebih untuk mempompa
air ke boiler. Tekanan jatuh juga mengakibatkan tekanan uap dari boiler ke
turbin menjadi lebih rendah sehingga kerja turbin tidak maksimal.
Kerugian energi panas banyak terjadi pada peralatan. Pada turbin karena proses
ekspansi uap air pada sudu- sudu dan rumah turbin banyak kehilangan panas.
Kebocoran uap juga mengibatkan kerugian yang tidak bisa diremehkan, biasanya
BAB IV
SISTEM PLTU PAITON UNIT 9
Gambar 4.1 Gambaran Umum Peralatan Utama PT. PJB UBJ O&M
PLTU Paiton
Untuk pembakaran awal dalam proses pemanasan air menjadi uap digunakan
bahan bakar tiny oil yang di campur dengan bahan bakar batu bara dari Mill A hingga
pembebanan mencapai 50% dan selanjutnya menggunakan bahan bakar batu bara
hingga beban mencapai puncak.
Sistem pengisian air ke boiler berasal dari proses kondensasi uap, dimana air hasil
kondensasi uap (steam condensate) yang tertampung di dalam dipompa oleh
Condensate Extraction Pump (CEP) kemudian sebagian dialirkan ke Condensate
Polisher Plant (Unit Pengolahan Air Dengan Penukaran Ion). Setelah itu air dilewatkan
ke pemanas tekanan rendah(LPH- 5, LPH-6, LPH-7,dan LPH-8) selanjutnya ke
Dearator Storage Tank (DST). Dari DST, air pengisian boiler dipompa dengan Boiler
Feed Pump (BFP) lalu dilewatkan ke pemanas tekanan tinggi (HPH-1, HPH- 2, HPH-
3) kemudian ke economizer, economizer ini menyerap sebagian gas yang keluar dari
boiler untuk pemanasan awal supaya air yang masuk ke Steam Drum memiliki temperatur
tinggi yaitu antara 300 oC – 500 oC . Dari economizer, air masuk ke steam drum. Di
dalam steam drum dihasilka n saturated steam. Saturated steam kemudian dilewatkan
ke superheater sehingga dihasilkan uap yang benar-benar kering (superhating steam).
Uap kering tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi untuk memutar HP Turbine, uap
keluaran dari HP turbine dipanaskan lagi di reheater. Dari reheater uap tersebut
dialirkan ke turbin tekanan menengah untuk memutar IP Turbine dan selanjutnya sisa uap
dari IP Turbine dialirkan ke turbin tekanan rendah (LP Turbine) yang terdiri dari dua
buah turbin (LP Turbine A dan LP Turbine B). Poros turbin-turbin tersebut seporos
dengan generator untuk memutar generator sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Generator PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton menghasilkan tegangan listrik sebesar 20
KV, kemudian dinaikkan oleh Main Transformer menjadi 500 KV. Daya listrik yang
dihasilkan oleh PT. PJB UBJ O&MPLTU Paiton sebesar 660 MW, energi listrik
tersebut kemudian disalurkan ke P3B dan sebagian lagi digunakan untuk pemakaian
sendiri, yaitu sekitar 5% atau 30 MW dari daya yang dihasilkan.
LPH digunakan untuk meningkatkan efisiensi siklus dengan cara memanaskan air
kondensat yang melintasinya. Media pemanas yang digunakan adalah uap yang diekstrak
dari turbin. Di PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton, LPH ini dibagi menjadi 6 bagian,
yaitu LPH 5, LPH 6, LPH 7,dan LPH8. Masing-masing LPH mempunyai suhu
pemanas yang berbeda. Pada PLTU 9 LPH 7 dan 8 terletak dalam kondensor pada lantai
dua guna untuk eifsiensi.
8. Deaerator
Setelah dari LPH, air diteruskan menuju deaerator. Deaerator adalah suatu
komponen dari tenaga uap yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen dan gas-gas
terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk ke boiler. Oksigen dan gas-gas yang
terlarut dalam feed water perlu dihilangkan karena dapat mengakibatkan korosi pada
pipa logam dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida ( penyebab
berkarat ). Setelah air melalui deaerator maka air akan dipompa oleh Boiler Feed Pump
( BFP ) menuju ke High Pressure Heater ( HPH).
9. High Pressure Heater ( HPH)
Berfungsi sebagai pemanas air bertekanan tinggi. PT. PJB UBJ O&M PLTU
Paiton, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu HPH-1, HPH-2, dan HPH-3. Masing-masing HPH
mempunyai suhu pemanas yang berbeda.
10. Economizer
Berfungsi sebagai pemanas awal dari feed water sebelum masuk ke steam drum
dengan jalan mengambil sejumlah kalor dari gas buang yang meninggalkan ruangbakar.
Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari Boiler. Dengan adanya economizer ini, gas
buang yang keluar melalui cerobong mempunyai suhu yang tidak terlalu
panas(memperkecil tingkat pencemaran), hal ini disebabkan karena adanya
pemaksimalan perbedaan suhu antara feed water dan gas buang sehingga terjadi
perpindahan panas yang optimum.
11. Steam Drum
Steam Drum adalah salah satu komponen pada boiler yang berfungsi sebagai
reservoir campuran air dan uap air, dan juga berfungsi untuk memisahkan uap air
dengan air pada proses pembentukan uap superheater .Uap berada di bagian atas dan
air berada di bagian bawah.Didalam steam drum terdapat alat pemisah uap yang disebut
Turboseparator. Prosesnya dibagi dalam 3 tahap. 2 tahap pertamater jadi
turboseparator dan tahap akhir terjadi di bagian atas drum setelah meninggalkan drum.
Di dalam turboseparator, campuranuap air akan dipisahkan. Air akan turun ke bawah
steam drum akibat gaya sentrifugal, sedangkan uap akan naik ke bagian atas steam
drum. Uap jenuh yang berasal dari steam drum akan dipisahkan lebih lanjut
disuperheater.
14. HP Turbin
HP Turbin mempunyai 1 pasang sudu impuls dan 14 pasang sudu reaksi. High
pressure Turbine mengekspansi uap utama yang dihasilkan dari superheater dengan
tekanan 169 kg/cm² dan temperatur 540 °C. kemudian uap yang keluar dari
HPturbinedengan tekanan 41 kg/cm² dan temperatur 336 °C dipanaskan kembali pada
bagian reheater di Boiler untuk menaikan entalpi uap. Selanjutnya uap diekspansi di
dalam Intermediate Pressure (IP) Turbine.
15. Reaheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP Turbine dengan
memanfaatkan gas hasil pembakaran dengan temperatur tinggi. Pemanasan ini bertujuan
untuk menaikan efisie nsi secara keseluruhan. Perpindahan panas yang paling dominan
padareheater adalah perpindahan panas konveksi. Temperatur uap yang masuk pada
reheater adalah 336 °C dengan tekanan 42,8 kg/cm². Sedangkan uap panas keluarnya
adalah 541 °C dengan tekanan 39 kg/cm². uap ini kemudian digunakan untuk
menggerakkan IP Turbine selanjutnya digunakan untuk memutar LP Turbine tanpa
pemanasan ulang.
16. Reheat Stop Valve
Digunakan untuk membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke IP
turbine. Pada saat start up, RSV sudah pada kondisi membuka penuh, sehingga tidak
berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga berfungsi sebagai proteksi
saat turbine trip.
17. IP Turbin
Intermediate Pressure Turbine mengekspansikan uap reheat dengan tekanan
30 kg/cm² dengan temperatur 538°C. Sedangkan keluarannya mempunyai tekanan 8
kg/cm² dengan temperatur 330°C.
18. LP Turbin
Low Pressure Turbine mengekspansikan uap yang bertekanan 8 kg/cm² dan
temperatur 330 °C, sedangkan uap yang keluar dari LP Turbine bertekanan56 mmHg
(Vacum). Kondisi ini dihasilkan didalam kondensor dengan temperatur 40°C.
Dari coal bunker batubara dimasukan menuju besarnya batubara yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk proses pembakaran diatur laju aliran batubara oleh coal
feeder. Besarnya laju aliran massa batubara yang dimasukkan menuju pulverizer
tegrantung oleh beban yang dibangkitkan unit. Dari coal feeder batu bara dimasukkan
pulverizer untuk dihaluskan menjadi serbuk batu bara dengan ukuran 200 mesh yang
kemudian diangkut dengan udara pembakaran yang berasal dari primary air fan menuju
furnace.
Udara sekunder pembakaran menyediakan 70% udara dari udara total dari proses
pembakaran. Udara sekunder pembakaran disediakan oleh FDF air fan yang berasal dari
force draft fan. Sebelum udara sekunder dimasukkan keruang bakar dipanaskan melalui
pemanas udara awal.
akan jatuh dan ditampung di fly ash silo.Setelah melalui ESP (electro static
precipicator) gas buang dibuang melalui stack.
1. Boiler
Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton ini termasuk boiler negative, artinya
tekanan pada ruang bakarnya lebih kecil dari tekanan udara di luar. Pada PLTU Paiton
tekanan di dalamnya sekitar -12 mm H2O.
Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton terdiri dari beberapa bagian utama antara lain :
1. Furnace
Tungku pembakaran batu bara.
2. SteamDrum
Pemisahan fase uap dan fase cair.
3. Economizer
Berfungsi memanaskan air.
4. Reheater
Pemanasan ulang uap dari High Pressure Turbine.
5. Superheater
Pemanasan lanjut uap dari Steam Drum sebelum memutar turbin.
6. WallTube
Pemanasan air di Steam Drum yang masih memiliki fase cair.
7. Boiler Water CirculatingPump
Pompa yang menyalurkan air ke Wall Tube.
2. Turbin
3. Generator
Generator dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yang berputar (rotor) dan bagian
yang tidak berputar (stator). Pada PLTU Paitonmotor-motor besar yang menjadi
statornya adalah kumparan dan rotornya berfungsi sebagai magnet sementara yang juga
menimbulkan medan magnet. Pada bagian rotor medan magnetnya dibangkitkan oleh
kumparan (exciter) atau penguat medan magnet yang dialiri oleh arus DC pada bagian
rotor ini adalah supaya medan magnet yang ditimbulkan memiliki arah yang sama dan
tetap sehingga proses pemotongan medan listriknya dapat teratur sehingga gaya gerak
listrik dapat ditimbulkan oleh generator. Adapun spesifikasi dari generator yang dipakai
di PLTU Paiton ini adalah:
Gambar 4.5 Spesifikasi Generator PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton
Gambar 4.6 Siklus batu bara pada PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton
( Source : Dokumen Perusahaan)
1. Ship Unloader
Batu bara yang berasal dari kapal tongkang dan dibongkar oleh ship unloader
yang dijalankan secara manual oleh operator. Terdapat 1 buah unloader dari kapal
dengan kapasitas 2 x 1.250 ton/hari. Batu bara kemudian diangkut oleh conveyor ke silo
langsung atau ke stock pilearea.
2. Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut batu bara yang
dibongkar oleh ship unloader menuju silo. Belt Conveyor ini digerakkan oleh motor–
motor listrik yang terdapat pada salah satu ujung belt conveyor. Ujung belt conveyor satu
dengan lainnya dipisahkan oleh transfer tower. Ada 8 belt conveyor, yaitu belt conveyor
1 hingga belt conveyor 8, dimana belt 3-5 terdiri dari 2 jalur, belt 1, 2, 7, dan 8 terdiri
dari 2 jalur, sedangkan belt 6 merupakan reversiblebelt.
3. Splitter
Splitter disini berfungsi sebagai pemisah jalur pengangkutan batubara.
4. Transfer tower
Transfer tower berfungsi untuk memindahkan batu bara dari satu belt conveyor
ke belt conveyor lain. Selain itu Transfer tower berfungsi untuk mengurangi debu yang
ada pada batu bara. Adaduakomponen dalam transfer tower yang berfungsi untuk
mengurangi kandungan debu dalam batu bara,yaitu:
a. Dust Suppresion
Dust Suppresion adalah alat yang berfungsi untuk mengura ngi debu yang
tercampur dalam batu bara dengan cara menyemprotkan air (water sprayer) ke
permukaan batu bara. Dust Suppresion ini terdapat pada setiap transfer tower dan air
dispraykan pada tiap ujung perpindahan belt conveyor.
b. Dust Collection
Tidak semua debu yang ada pada batu bara hilang setelah di spray dengan dust
suppresion. Debu yang beterbangan dalam transfer tower ditangkap dengan Dust
Collection untuk dialirkan menuju silo.
Pertama kali batu bara diangkut dari ship unloader menggunakan belt konveyor
1A menuju transfer tower 0 diteruskan dengan konveyor 2A menuju transfer tower 1.
Dari transfer tower 1 disalurkan ke crusher house menggunakan konveyor 3A dan 3B.
Setelah itu dengan konveyor 4A dan 4B batu bara disalurkan ke transfer tower tripper,
selanjutnya disalurkan ke coal bunker menggunakan konveyor 5A dan 5B. Sedangkan
dari stacker reclaimer menuju transfer tower 1 digunakan konveyor 6A. Konveyor 8A
menyalurkan batu bara dari emergency reclaime hopper menuju transfer tower 1 dan
koveyor 7 berfungsi menyalurkan batu bara menuju telescopicchute.
Di dalam silo ini batubara ditampung untuk dialirkan secara gravitasi ke dalam
coal feeder yang berfungsi mengatur jumlah batubara yang dibutuhkan oleh boiler.
Sebelum masuk ke dalam boiler batubara digiling terlebih dahulu di dalam mill yang di
dalamnya terdapat pulverizer, berfungsi untuk menghaluskan batubara hingga menjadi
bentuk serbuk/ debu untuk dimasukkan ke dalam boiler dan dibakar.
5. Stock Pile
Tempat penampungan batu bara sementara. Area ini berada pada ruang terbuka
dan terdapat bulldozer untuk memampatkan batu bara agar udara tidak dapat menempati
ruang-ruang di batu bara. Hal ini dikarenakan jika udara di dalam batu bara mendapat
panas pada siang hari dapat membakar batubara.
6. Vibrating Feeder
Alat yang terdapat pada bawah tanah di stock pile area, berfungsiuntuk
menggerakkan batu bara agar tidak terjadi pengumpatan udara yang bisa
menyebabkan kebakaran.
7. Coal Feeder
Berfungsi untuk mengatur pemasukan batu bara dari storage bunker menuju ke
pulverizer. Di PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton coal feeder terdiri dari 6 unit, dimana 5
unit beroperasi dan 1 unit dalam keadaan stand by dengan tipe gravimetric feeder.
8. Coal Milling
Coal mill atau disebut juga dengan tempat penggilingan batubara menjadi
serbuk batubara. Coal mill memiliki berbagai macam tipe tergantung dari
spesifikasinya. Salah satu tipe yang digunakan power plant di indonesia adal coal
mill type roller ball, dimana terdapat 3 buah roller ball sebagai penghancur batubara
dan satu buah pad grinding sebagai alasnya. Tipe Coal mill ini menggunakan system
oli hidraulik sebagai tenaga penggerak roller ball. Sesuai fungsinya sebagai
penghancur batubara sampai pada ukuran tertentu.
9. Fuel Oil System
Fuel oil System digunakan untuk ignitation dan start up, Diesel Generator,
Diesel Fire Pump dan untuk Auxiliary Boiler. Boiler dapat beroperasi dengan Fuel
Oil System . Fuel Oil Transfer Pumps merupakan alat pemompa minyak HSDagar
minyak dapat dikirim dari tank penampung minyak ke mesin yang membutuhkan
minyak HSD. Minyak HSD dalam PLTU digunakan oleh tiga mesin yaitu boiler
utama, auxiliary boiler, dan pada bongkar muat batu bara. Fuel Oil Transfer Pumps
ini dapat dioperasikan secara manual maupun secara otomatis melalui ruang kontrol.
Kontrol manual dilakukan jika terjadi kesalahan pada system otomatis akan tetapi
jika terjadi error maka pompa dioperasikan secara otomatis melalui ruang kontrol.
Penggunaan minyak ini hanya dilakukan pada saat start up saja atau baru memulai
pembakaran.
Auxiliary boiler merupakan sebuah boiler mini yang digunakan pada saat
memulai pengoperasian PLTU. Auxiliary boiler menghasilkan uap. Uap tersebut
yang nantinya akan digunakan untuk pengoperasian dari boiler utama. Uap yang
dihasilkan dari Auxiliary boiler akan dikirim ke Auxiliary steam header yang berada
diboiler utama. Auxiliary boiler ini hanya menggunakan bahan bakar minyak HSD
saja tidak menggunakan bahan bakar batu bara. Auxiliary boiler ini jika boiler utama
sudah menghasilkan uap sendiri maka Auxiliary boiler ini akan dimatikan atau tidak
digunakan. Tetapi harus dilakukan pengecekan secara rutin pada Auxiliary boiler ini
agar jika digunakan lagi tidak mengalami kegagalan system.
1. Electrostatic Precipitator
Abu hasil pembakaran yang terbawa oleh gas sisa pembakaran melalui GDP (Gas
Duct to Precipitator) dilewatkan pada elemen negatif (Wire Frame) pada EP yang
mendapat suplai arus searah dari transformator rectifier, berfungsi untuk mengubah arus
listrik AC menjadi DC tegangan tinggi.
Abu akan menempel pada elemen positif sedangkan abu yang tidak tertangkap
pada elemen positif dihisap ID Fan dan dibuang melalui chimney (cerobong asap). Abu
yang menempel pada elemen positif akan jatuh ke Hopper, disebabkan collecting Plate
digetarkan oleh DC Electric Rapper. Pada hopper, abu batu bara akan dipanaskan oleh
hopper heater untuk mencegah penggumpalan.
2. Fly Ash
Selain abu berat pada proses pembakaran batu bara juga dihasilkan abu halus
(Fly Ash). Sisa pembakaran dari furnace akan masuk ke prespirator yang berfungsi
untuk memisahkan udara sisa pembakaran dengan partikel halus, seperti debu dan
asap yang mengalir menggunakan kekuatan muatan elektrostatik. Udara sisa
pembakaran akan terbebas dari partikel halus sisa pembakaran batu bara dan udara
bersih tersebut dapat dibuang ke atmosfir melalui chimney/stack. Sedangkan Fly
Ashatau partikel debu yang tertangkap akan ditampung di Fly Ash Silo yang berada
didekat Stack sebelum akhirnya dibawa ke Ash Disposal Area.
Pengangkutan abu dari Bottom Ash Silo untuk ditempatkan di Ash Disposal Area
menggunakan Dump Truck, sama halnya dengan Bottom Ash, pengangkutan Fly Ash
Silo menuju Ash Disposal Area menggunakan sistem transportasi truck (manua l). Ash
Disposal Area adalah suatu lokasi yang digunakan untuk penimbunan ash (abu) yang
dihasilkan dari proses pembakaran batu bara dalam Boiler. Adapun lokasi penimbunan
terletak di barat daya dan selatan areal PLTU Paiton seluas 200 Ha.
Pada Pre Water Treatment System ini air dari service water tank dialirkan secara
gravitasi ke clasifier. Di dalam clasifier air mengala mi proses pengadukan dan proses
penginjeksian alum sulfate serta feric chloride. Dengan adanya kedua proses tersebut
maka kotoran dalam air akan mengendap menjadi lumpur. Dari clasifier air
dialirkansecaragravitasi ke sand filter, di dalam sand filter ini kotoran dalam air yang
belum mengendap akan tersaring sehingga air menjadi bersih. Air bersih tersebut dialirkan
menuju clear welltank.
BAB V
TURBIN DAN KOMPONEN
5.1 Turbin
Tabel 5.1 Data Spesifikasi Turbin di PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON 9
Sumber : Harbin Power Engineering Company Limited. 2009. Operation manualOf
Steam Turbine
turbin dan sudu turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar
bebannya (baling-baling, generator listrik, pompa, kompresor, atau mesin lainnya).
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan
bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan.
Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada
berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan
transportasi. Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu
dalam bentuk putaran poros. Turbin uap modern pertama kali dikembangkan oleh Sir
Charles Parsons pada tahun 1884.
Pada perkembangannya, turbin uap ini mampu menggantikan peranan dari kerja
mesin uap torak. Hal ini disebabkan karena turbin uap memiliki kelebihan berupa
efisiensi termal yang besar dan perbandingan berat dengan daya yang dihasilkan yang
cukup tinggi. Pada prosesnya
turbin uap menghasilkan gerakan rotasi, sehingga hal ini sangat cocok
digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
Cara kerja dan bentuk dari susunan rangkaian sudu jalan turbin dapat dibagi menjadi
2 jenis :
1. Turbin Aksi
Yang dimaksud dengan turbin aksi atau turbin tekanan rata ialah turbin yang
tekanan sebelum dan sesudah sudu jalan sama besar, atau suatu turbin dimana gaya-
gaya yang menghasilkan tenaga adalah gaya aksi saja.
Jenis turbin aksi :
a) Turbin de Laval
b) Turbin Curtis
c) Turbin Zoelly
Konstruksi turbin ini terdiri dari stator dan rotor (bagian yang tetap dan bagian
yang berputar). Yang termasuk bagian yang tetap yaitu pipa pancar (tabung pancar)
yang gunanya untuk merubah tenaga panas yang dikandung oleh uap menjadi
kecepatan. Dengan demikian kecepatan uap keluar dari pipa pancar yang lebih besar.
2. Turbin Reaksi
Yang dimaksud turbin reaksi adalah dimana gaya-gaya yang menimbulkan
putaran, bukan hanya gaya akan tetapi juga reaksi, atau turbin dimana tekanan
sebelum sudu jalan lebih besar dari tekanan sesudah sudu jalan. Pada turbin jenis ini,
untuk merubah tenaga panas yang dikandung oleh uap mempergunakan sudu-sudu
pancar yang bentuknya sama dengan sudu-sudu jala
1. Shaft Sheals
Terdapat diantara poros dan cassing turbin. Dengan menggunakan sistem
labyrinth seal,shaft sheals pada turbin uap berfungsi untuk mencegah uap air serta
udara masuk melalui sela- sela poros dan cassing karena perbedaan tekanan.
Sumber : https://images.app.goo.gl/XqbKE26eaaD7mpy19
2. Turbine Bearing
3. Balance Piston
Berfungsi melawan gaya reaksi yang dapat menghasilkan gaya aksial pada sisi
belakang silinder pertama turbin.
Berfungsi untuk menghentikan putaran turbin uap serta mengisolasi turbin dari
pemasukan air dalam keadaan darurat.
Berfungsi dalam mengontrol masukan uap agar sesuai dengan sistem kontrol.
6. Turning Device
7. Cassing
Energi yang tersedia dirubah ke dalam energi kecepatan (energi kinetik) oleh
ekspansi uap di dalam nozzle atau jalan yang tepat, yang mana uap timbul pada
kecepatan tinggi.
Energi kinetik ini dirubah ke dalam energi mekanik atau kerja keseluruhan,
secara langsung semburan uap mendorong sudu-sudu yang terpasang pada rotor yang
bisa berputar, atau dengan reaksi dari semburan itu sendiri dalam perjalanan ekspansi
jika perjalanan berputar.
Menurut Irianpoo (2013), uap masuk ke dalam turbin melalui nozzle. Di dalam
nozzle energi panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami
pengembangan. Tekanan uap pada saat keluar dari nozzle lebih kecil dari pada saat
masuk ke dalam nozzle, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nozzle lebih
besar dari pada saat masuk ke dalam nozzle. Uap yang memancar keluar dari nozzle
diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling
roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah- celah antara sudu turbin itu dibelokkan
kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
5.5 Bagian bergerak (rotor) pada turbin
Roda Jalan
Roda jalan adalah tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.
Poros Turbin
Sudu Jalan
Sudu jalan merupakan turbin untuk merubah energi potensial uap menjadi energi
mekanik (putar) melalui nozzle.
Pipa Pancar
Pipa pancar (nozzle) berfungsi untuk menyebarkan dan mengarahkan aliran uap yang
masuk ke turbin pada permukaan sudu-sudu tingkat pengaturan putaran turbin.
Bantalan (bearing)
Merupakan bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak
menerima beban.
Perapat (seal)
Kopling
Berfungsi sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang
digerakkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Selama pelaksanaan kerja praktek di PT. PJB Unit Bisnis Jasa O & M Paiton 9
maka dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. PJB Unit Bisnis Jasa Operation and Maintenance Paiton terdiri dari 1 unit
Memiliki kapasitas 660 MW.
2. Pada proses pembuangan sisa pembakaran yang berupa fly ash dapat
dimanfaatkan untuk bahan tambahan pembuatan semen.
3. Pada proses pengoperasian untuk memproduksi listrik PT. PJB Unit Bisnis Jasa
O & M Paiton 9 menggunakan siklus tertutup.
4. Turbine akan tetap beroperasi dengan normal tanpa adanya kebocoran gas
panas.
6.2 Saran
Dari pengamatan selama menjalani kerja praktek terdapat beberapa saran yang
ingin kami utarakan kepada PT. PJB Unit Bisnis Jasa O & M Paiton 9 :
3. Sebagian personil di lokal ada yang masih melanggar budaya K3 sehingga perlu
adanya monitoring secara intensif dari petugas K3.
4. Penggunaan warna helm safty yang harus diterapkan sesuai peraturan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (Persero) 2008. Manual Books Operation boiler, PT. PLN (Persero)
PT. PJB UBJ O & M 2008. Operating and manual maintenance turbine, PT. PJB
UBJ O & M
https://images.app.goo.gl/XqbKE26eaaD7mpy19
https://images.app.goo.gl/2ysxJ5WBQyupNnAG7
https://indonesian.alibaba.com/product-detail/dtec-hp-ip-lp-cylinder-for-0-3-1700-
mw-steam-turbine-1875193569.html
https://www.slideshare.net/NurIlham7/jenis-turbin-dan-nozzle-beserta-komponennya