PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi
dalam sistem perkuliahannya telah memperoleh teori-teori teknik terapan yang
berhubungan langsung dengan dunia kerja khususnya di bidang industri, dan juga
adalah calon-calon tenaga kerja yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
dunia kerja dan hal ini menuntut mahasiswa untuk lebih meningkatkan
kemampuannya.
Di dalam perkuliahan telah dilakukan praktikum-praktikum baik di
laboratorium dan workshop, akan tetapi masih belum maksimal dalam
pencapaiannya. Untuk menunjang wawasan tersebut diperlukan penjelasan secara
langsung ke dunia industri tersebut tentang hal-hal yang berhubungan dengan
disiplin ilmu yang diterapkan nantinya.
Maka untuk mencapai tujuan tersebut diadakan Praktik Kerja Lapangan.
Dalam praktik kerja lapangan ini mahasiswa mendapat kesempatan praktik kerja
lapangan di PT Toba Pulp Lestari , Tbk.
Boiler mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelangsungan
kinerja dari sebuah pabrik penghasil pulp ( bubur kayu yang dipadatkan ) dengan
kata lain bisa dikatakan sebagai jantung dari pabrik penghasil pulp. Fungsi dari
boiler adalah menghasilkan uap yang digunakan untuk kebutuhan proses pabrik,
dan membangkitkan listrik untuk kebutuhan pabrik maupun perumahan karyawan
di sekitar pabrik.
Peralatan pabrik yang berupa sistem boiler merupakan aset yang sangat
penting bagi perusahaan. Boiler disini mempunyai peranan penting dalam proses
produksi uap, dimana uap ini nantinya akan digunakan memutar turbin uap
sebagai penghasil energi listrik untuk kebutuhan pabrik dan uap keluaran turbin
digunakan untuk kebutuhan produksi pabrik seperti pemasakan (digester) di Mill
Site, uap menjadi kebutuhan utama.
1
Melihat pentingnya Boiler sebagai bentuk mesin konversi pada PT Toba
Pulp Lestari, Tbk. Maka judul yang penulis ajukan ini adalah untuk melihat sejauh
mana efisiensi Multi Fuel Boiler Kapasitas 200 Ton/jam dan Tekanan 84 bar di PT
Toba Pulp Lestari, Tbk tersebut dengan cara menganalisisnya sehingga penulis
dapat memberikan informasi yang membantu perusahaan tersebut melihat
bagaimana boiler berjenis multi fuel yang dipakai pada perusahaannya tersebut,
agar perusahaan tersebut dapat meraup keuntungan yang maksimal dari segi
sumber daya, atau dengan kata lain peningkatan efisiensi kualitas kerja boiler itu
sendiri akan memberikan nilai ekonomis sendiri bagi perusahaan.
Pada laporan ini penulis membahas mengenai ”Efisiensi Direct Method
Multi Fuel Boiler Kapasitas 200 Ton/jam Dengan Tekanan 84 Bar Di PT Toba
Pulp Lestari , Tbk.”
B. Perumusan Masalah
Dalam pembahasan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, Penulis
membahas tentang Multi Fuel Boiler Outokumpu yang ada pada PT Toba Pulp
Lestari , Tbk. Di Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, Penulis membuat rumusan
masalah penulisan laporan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan klasifikasi Boiler?
2. Apa spesifikasi dan Equipment dari Multi Fuel Boiler Outokumpu ?
3. Berapa efisiensi Multi Fuel Boiler sesuai data lapangan ?
2
mengantisipasi kebutuhan akan tenaga kerja potensial di bidangnya masing-
masing;
2. Sebagai sarana perbandingan yang akurat antara ilmu dan keterampilan yang
diterima selama perkuliahan dengan kenyataan yang diperoleh dalam
lingkungan kerja;
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh di perkuliahan ke dalam lingkungan kerja;
4. Melatih kemampuan bekerja sama antara mahasiswa dengan staff di PT Toba
Pulp Lestari, Tbk. selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung.
Sedangkan tujuan khusus Praktik Kerja Lapangan bagi Penulis adalah:
1. Mengenal mesin konversi boiler yang digunakan PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
Khususnya Multi Fuel Boiler Outokumpu Kapasitas 200 ton/jam dan Tekanan
84 bar
2. Mengetahui Spesifikasi, Equipment, dan prinsip kerja Multi Fuel Boiler
Outokumpu Kapasitas 200 ton/jam dan Tekanan 84 bar
3. Mengumpulkan Data dari Multi Fuel Boiler Outokumpu Kapasitas 200
ton/jam dan Tekanan 84 bar
4. Mengaplikasikan perhitungan efisiensi secara direct method pada Multi Fuel
Boiler di PT Toba Pulp Lestari, Tbk berdasarkan data yang ada.
3
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan laporan demi untuk menunjang sempurnanya
laporan PKL.
Dalam penyusun laporan kegiatan PKL ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung,
melihat dan mengambil suatu data yang dibutuhkan di tempat penelitian itu
dilakukan. Observasi juga bisa diartikan sebagai proses yang kompleks.
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka langsung dengan narasumber dengan cara tanya jawab
langsung. Wawancara dilakukan dengan pembimbing-pembimbing PKL di PT.
Toba Pulp Lestari Departement Energy.
3. Metode Dokumentasi
Suatu penumpulan data dengan cara melihat langsung sumber-sumber
dokumen yang terkait. Dengan arti lain bahwa dokumentasi sebagai pengambilan
data melalui dokumen tertulis maupun elektronik. Digunakan Sebagai mendukung
kelengkapan data yang lain.
4. Metode Literature
Penulis mengumpulkan berbagai macam informasi dan data yang aktual
dari buku-buku atau karya tulis-karya tulis lainnya.
Sumber data yang digunakan antara lain :
1. Data Primer
Data yang didapat peneliti secara langsung dari tangan pertama. Yang
didapat dengan hasil survey kunjungan dan hasil dari wawancara dengan
narasumber.
2. Data Sekunder
4
Data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data sekunder
dapat berupa dokumentasi, catatan, bukti serta laporan historis, data yang
diambil operator saat beroperasiny alat yang memiliki parameter-parameter
tertentu.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. SEJARAH SINGKAT
PT. Raja Garuda Mas (RGM) sebagai salah satu group perusahaan sawasta
nasional yang bergerak dibidang usaha kayu lapis, melihat keadaan alam Toba
Samosir mempunyai prospek yang cukup cerah, membuat suatu gagasan untuk
5
mendirikan suatu pabrik pulb dan rayon yang diberi nama PT. Inti Indorayon
Utama (PT. ILU). PT. Inti Indorayon Utama merupakan anak perusahaan RGM
dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
PT. Inti Indorayon Utama didirikan dalam rangka Undang-Undang
Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968. Undang-Undang No. 12
tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari Misahardi
Wilamarta SH, Notari di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat
keputusannya No. C2-5130.HT.01. tahun 1983 tanggal 4 Desember 1984,
Tambahan No. 1176 dan 1177.
Status perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing
dan telah mendapat persetujuan dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal
Asing dan telah mendapat persetujuan dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman
dalam surat keputusannya No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990.
Sehubungan denganperubahan status tersebut diatas, Anggaran Dasar
Perubahan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 21 Mei 1990 dari Rachmat
Santoso, SH, Notaris di Jakarta. Disamping itu dinilainominal saham 10 dari
Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta. Disamping itu dinilai nominal saham
perusahaan juga diubah dari Rp 500.000 per lembar saham menjadi Rp 1000 per
lembar saham. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik dalam surat keputusannya No. C2-2652. HT. 01. 04. TH. 90
tanggal 20 Mei 1990.
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari PT. Inti Indorayon Utama
mempunyai izin sebagai berikut:
1. Izin usaha dari BKPM No. 262/I/PMDN/1983 tanggal 22 Desember
1983 dan No. 572/III/PMDM/1987.
2. Izin HPH Tanaman Industri dari Menteri Kehutanan, seluas 150.000
sesuai dengan Surat Keputusan No. 203/KPTS-IV/1986 dan No. 359/KPTS-
IV/1989, hal ini juga didukung dengan proyek PIR seluas 200.000 ha.
3.Izin polusi dan pencemaran yang dihasilkan sesuai Teknologi/Ketua
BPPT dan Izin Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup yaitu No.
681/N/BPPT/XI/1986 dan No. 43/MNLH/II/1986.
4. Izin perubahan status PMDN menjadi PMA No. 07/V/1990, No. Kode
Proyek No. 07/V/1990, No. Kode Proyek 3411-07-03831.
5. Surat Keputusan No. 14/Pajak/1983 tanggal 12 Juli oleh Menteri
Keuangan, PT. ILU memperoleh Tax Facilities (Tax Holiday), yakni pajak
penghasilan dan pajak dividen selama 4 (empat) tahun, dimulai 1 April 1989
sampai dengan 31 Maret 1993. Kemudian diperpanjang selama 1 (satu) tahun
sampai 31 Maret 1994, melalui 11 surat keputusan Menteri Keuangan No. 01/
KM/4/1993.
PT. ILU berkantor pusat di Central Plaza Building Lt. 20 Jl. Jend.
Sudirman, Jakarta dan juga berkantor pusat di Uni Plaza Lt. 6 Jl. Haryono M.T.
6
Medan. Pabrik yang berlokasi di Porsea dibangun diatas tanah seluas 200 ha,
termasuk tanah untuk perumahan karyawan maupun sarana lainnya dan untuk
pembibitan seluas 10 ha.
Tata letak pabrik tediri dari 4 (empat) bagian utama yaitu pengolahan kayu
hingga menjadi Chip (Wood Preparation), pengolahan cairan hitam dan kulit kayu
hingga menjadi Pulb (Fiber Line), pengolahan zat-zat kimia untuk proses dalam
pabrik (Chemical Plant) dan tempat penyimpana lembaran pulp (Pulp Ware
House). Pinus adalah bahan baku pulp dan telah menunjang jalannya produksi.
Sejak awal bulan Juli 1998, perusahaan telah dipaksa untuk menutup
kegiatan operasinya di Porsea, pada saat itu, manajemen perusahan bersama-sama
dengan pemerintah dan pihak-pihak yang terkait sedang mendiskusikan
pemecahannya, agar fasilitas produksi di Porsea diupayakan untuk dibuka
kembali. Sebagian hasil dari pemutusan kegiatan produksi dan memburuknya
kondisi ekonomi di Indonesia yang berpengaruh terhadap perusahaan membuat
perusahaan menjadi kekurangan likuiditas untuk membayar kewajiban kepada
kreditur.
Awal bulan Mei 2003, sesuai dengan persetujuan dari pemerintah Republik
Indonesia, perusahaan mengumumkan pengoperasian pabrik pulp di Porsea
Sehubungan dengan persetujuan tersebut nama perusahaan di ganti dariperubahan
12 nama perusahaan dan penurunan modal dasar, perubahan tersebut kemudian
memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dalam surat keputusannya
No. C-06519. HT. 01.04. TH. 2001 tanggal 31 Agustus 2001.
Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan pabrik
berlokasi di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir,
Sumatera Utara. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Uni Plaza, East Tower, Jl.
Letjend, Haryono MT. A1 Medan. Sejak perusahaan mulai kembali bereproduksi
secara komersial tanggal 31 Mei 2003, perusahaan hanya memproduksi bubur
kertas (pulp). Bahan baku utama yang telah menunjang jalannya produksi kayu
gelondongan Eucalyptus.Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam dan di
luar negeri termasuk Asia, Timur tengah, Eropa dan lain-lain.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi perusahaan menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola-pola tata hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsiposisi-posisi
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,wewenang dan
tanggung jawab yang berada dalam suatu organisasi.
7
Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi,
koordinasi, sentralisasi dan desentralisasi dalam suatu kerja. Hubungan dan
kerjasama dalam organisasi dapat diketahui secara jelas dengan melihat struktur
organisasi yang ada. Dalam menyusun struktur organisasi tidak luput dari dasar
pertimbangan bahwa organisasi harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya
penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total.
Hasil penelitian penulis pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk, dapat diketahui
bahwa perusahaan menganut bentuk organisasi garis dan staff (staff and Line
Organization). Kekuasaan dan wewenang tertinggi terletak pada Dewan
8
4. Departemen Perbaikan dan Pemeliharaan (Repair and Maintenance
Department)
5. Departemen Administrasi dan Pemeliharaan (Administration and
Personal
Department)
6. Departemen Keuangan (Financial Department)
7. Departemen Teknik (Technical Department)
8. Departemen Pengadahan bahan (Internal and Procurement Department)
9. Departemen Pengawasan Lingkungan (Enviroment Control
Department)
C. JOB DESCRIPTION
Tugas dan tanggung jawab darimasing-masing unit kerja melalui bagan
atau struktur organisasi perusahaan. Adapun fungsi dan tugas serta tanggung
jawab dari masing-masing dari bagian struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari
Tbk, dapat dijelaskan sebgai berikut:
1.Dewan Komisaris
Adalah pemegang kekuasan dan wewenang tertinggi dan mempunyai
wewenang mengawasi direksi yang merupakan badan eksekutif. Dewan
Komisaris merupakan wakil para pemegang saham, yang mempunyai
wewenang mengangkat dan memberhentikan dewan direksi, mengawasi
seluruh kegiatan pelaksanaan tugas, meminta laporan
pertanggungjawaban, menentukan kebijaksanaan perusahaan serta
memberi nasehat kepada dewan direksi.
2.Dewan Direksi
Dewan direksi terdiri dari seorang Presiden Direktur dan dibantu oleh
dua orang direktur yang merupakan badan eksekutif.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Mengarahkan dan memberi instruksi kepada bawahan
b. Mengadakan perencanaan secara menyeluruh terhadap pencapaian
tujuan Perusaaan.
3. Sekretaris Perusahaan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Membantu direksi dalam hal surat-menyurat perusahaan
b. Mencatatdan membuat arsip jalannya Rapat Umum Pemegang
saham
c. Membantu direksi dalam menyusun program pertemuan dengan
tamu.
4. Audit Internal
Tugas dan tanggung jawabnya adalah memeriksa secara objektif atas
laporan keuangan yang disertai dengan pernyataan pendapat mengenai
kelayakan penyajian laporan keuangan.
9
5. Direktur Keuangan Eksekutif
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Mengawasi bagian akuntansi dan keuangan
b. Sebagai penasihat keuangan kepada direktur eksekutif.
6. Direktur Eksekutif
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menetapkan kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh perusahaan
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan di pabrik
yang terdiri dari: marketing department, tecnikal department,
foresty department, internal and procurement department,
administration and personal department, financial department and
mill department
7. Manajer Pemasaran
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Mencari informasi pasar untuk meningkatkan daya saing
perusahaan di Pasaran
b. Bertanggung jawab terhadap pemasaran pulp baik untuk penjualan
di dalam
maupun di luar negeri.
c. Membuat dan menyusun laporan mengenai keadaan pasar produk
yang dihasilkan.
8. Manajer Produksi
Tugas dan tanggung jawabnya adalah bertanggung jawab terhadap
penetapan kebijaksanaan produksi dan kelancaran produksi, mulai dari
persiapan kayu sampai menjadi pulp yang siap dipasarkan.
9. Manajer Perbaikan dan Pemeliharaan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
seluruh mesin dan peralatan pabrik
b. Melaporkan perbaikan mesin dan peralatan pabrik.
10. Manajer Teknik
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Memeriksa dan menganalisa bahan baku yang masuk
b. Mengawasi dan mengontrol proses pengolahan bahan baku
c. Membuat laporan hasil kontrol kepada dewan direksi
d. Mengadakan koreksi yang perlu supaya tidak menyebabkan
kerugian yang lebih besar.
11. Manajer Kehutanan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertangung jawab terhadap penyediaan bahan baku
b. Bertanggung jawab terhadap administrasi yang berkaitan dalam
proses produksi departemen kehutanan
12. Manajer Pengadaan Bahan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
10
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau bahan
bahan kimia sebagai bahan baku untuk kebutuhan pabrik
b. Bertanggung jawab atas mutu dan harga barang atau bahan yang
dibeli.
13. Manajer Administrasi
Tugas daan tanggung jawabnya adalah:
a. Meyediakan sarana dan fasilitas bagi kesejahteraan karyawan
b. Mengeluarkan peraturan umum tentang keselamatan kerja yang
berlaku di lingkungan dalam pabrik dan lingkungan luar pabrik
c. Melaksanakan kegiatan administrasi personil yang meliputi
penerimaan karyawan, pemindahan, pemutusan hubungan kerja dan
lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan ketenaga-kerjaan
14. Manajer Keuangan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap pengaturan dan penentuan alokasi
dana.
b. Menaksir keuntungan yang akan diperoleh dengan pengeluaran
investasi perusahaan untuk dilaporkan kepada presiden direktur dan
juga kepada pihak-pihak yang dianggap penting.
15. Manajer Pengawasan Lingkungan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menyelenggarakan program reboisasi guna menjaga keseimbangan
ekosistem
b. Mengadakan pembibitan tanaman, teknik penanaman bibit atau
pengembangan teknologi pembudidayaan
c. Melaksanakan pengawasan atau kontrol terhadap buangan atau
limbah pabrik termasuk gas-gas buangan pabrik.
16. Tenaga kerja yang dilibatkan pada PT. Toba Pulp Lestrai Tbk pada
awal 2015 berjumlah 1022 orang. Perusahaan memiliki pembagian
tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontraktor dan
tenaga kerja asing.
Adapun pembagian jumlah tenga kerja tersebut adalah sebagi berikut:
a. Tenaga kerja tetap
Tenaga kerja tetap ini terbagi pada dua departemen yaitu:
department mill (di lantai pabrik) dan department foresty (area
hutan).
b. Tenaga kerja kontraktor.
Tenaga kerja kontraktor umumnya tidak tertentu,
tergantung pada banyaknya pekerjaan yang terjadi di dalam
perusahaan.
c. Tenaga kerja asing Tenaga kerja asing dibutuhkan untuk
ditempatkan di dalam pabrik berupa teknisi dan bagian chemical.
11
D. PROSES PRODUKSI PULP
Proses produksi merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu
perusahaan atau industri. Berangkat dari keinginan untuk dapat membuat suatu
rancangan produk tertentu, proses produksi pembawa perusahaan untuk
menemukan teknik-teknik pengerjaan maupun pengolahan material yang efektif
untuk menghasilkan produk sesuai dengan standart mutu yang telah ditetapkan.
Selanjutnya timbul hasrat ingin mencari cara atau tenik untuk membuat produk
yang efektif, kemudian sampai pada permasalahan tentang langah-langkah
merencanakan dan mengendalikan semua langkah produksi tersebut agar lebih
efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh PT Toba Pulp Lestari, Tbk agar dapat
menghasilkan pulp yang berkuatlitas.
PT Toba Pulp Lestari menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi
yang didatangkan dari Filipina, Jerman, dan Swedia. Sebelum mengoperasikan
mesin-mesin tersebut, para karyawan bagian proses produksi terlebih mengikuti
pelatihan. Bahan baku yang digunakan pada proses pembutan pulp adalah kayu
dari jenis acasin, pinus, dan eucalyptus.
12
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
13
1. Water Treatment Plant.
Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang
difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent)
yang kurang baik agar mendapatkan kualitas air pengolahan
(effluent) standart yang diinginkan/dibutuhkan.
Water Treatment Plant yang digunakan pada PT Toba Pulp
Lestari Tbk , terdiri dari beberapa peralatan berikut ini :
a. Rapid mixing basin.
b. Slow speed mixing.
c. Settling basins (4 sets).
d. Gravity filters (16 sets).
e. Clarified water reservoir.
f. Filtered water reservoir.
g. Chemical dosing system.
Pada kegiatan Water Treatment Plant , penulis sepenuhnya
Diperkenankan melakukan peninjauan lapangan secara langsung,
mengetahui fungsi dari tiap - tiap proses, dan mempelajari siklus
yang diterapkan Water Treatment Plant di PT Toba Pulp Lestari,
Tbk.
2. Demineralization Plant.
Demineralization Plant adalah area/plant yang memiliki
tujuan utama untuk memproduksi air demin. Air demin sendiri
memiliki pengertian yaitu air yang sudah bebas atau diminimalisir
dari kandungan mineral-mineralnya. Demineralisasi air ini adalah
proses pertukaran ion dengan menggunakan resin ion exchange
dalam tiga tahap yaitu kation exchanger, anion exchanger, dan
mixed bed.
Pengaplikasian bentuk nyata dari Demineralization Plant
pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk adalah Boiler Feed Water Plant.
14
Komponen – komponen utama yang ada pada Boiler Feed Water
Plant, antara lain sebagai berikut:
a. Carbon filters (3 units).
b. Cation exchanger (4 units).
c. Degasifier.
d. Anion exchanger (4 units).
e. Kation exchanger (4 units).
f. Mix bed polisher (3 units)
g. Condensate polisher.
h. Pompa-pompa.
Pada kegiatan Demineralization Plant penulis sepenuhnya
diperkenankan melakukan peninjauan lapangan secara langsung,
mengetahui fungsi dari tiap-tiap proses, dan mempelajari siklus
yang diterapkan Demineralization Plant di PT Toba Pulp Lestari,
Tbk.
3. Boiler
Boiler adalah suatu bejana tertutup bertekanan yang
Berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan panas dari
hasil pembakaran bahan bakar, sehingga air menjadi uap yang
mempunyai temperature dan tekanan tinggi.
Bedasarkan jenis pembakarannya Boiler yang digunakan
pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Ada dua buah, yakni Multi fuel
Boiler dan Recovery Boiler. Pada kesempatan kali ini, penulis
ditempatkan untuk menelaah ketel uap yang berjenis Multi Fuel
Boiler.
Adapun proses sistem operasi yang ada pada Multi Fuel
Boiler di PT Toba Pulp Lestari, Tbk antara lain, sebagai berikut:
a. Fuel system.
b. Air system.
c. Ash system.
d. Sand system.
15
e. Steam system.
f. Feed water system.
Pada kegiatan Multi Fuel Boiler penulis diperkenankan
melakukan peninjauan lapangan secara langsung, mengetahui
proses terjadinya uap pada boiler, menghitung energi kalor bahan
bakar, dan menganalisa efisiensi boiler.
4. Turbine – Generator.
Turbine – Generator adalah sebuah sistem yang digunakan
sebagai pembangkit listrik tenaga uap yang berfungsi untuk
mengkonversikan energi panas dari uap air menjadi listrik. Ada dua
jenis tubin yang digunakan PT Toba Pulp Lestari Tbk, yaitu SGP
Turbine Generator dan MHI Turbine Generator.
Pada kesempatan kali ini penulis difokuskan untuk
menelaah turbin jenis MHI Turbine Generator.
Turbin MHI ini merupakan jenis turbin bertingkat dengan
tiga tingkatan ekstraksi (uncontrolled triple extraction back
pressure turbine) yang dilengkapi dengan Micro Processor
Controlled Wood Ward Governor 505 DG, yang digunakan untuk
mengontrol jumlah steam yang masuk pada turbin dan menjaga
speed turbin agar tetap stabil.
Pada kegiatan Turbine – Generator penulis diperkenankan
melakukan peninjauan lapangan secara langsung, mengetahui
proses operasional Turbine – Generator, dan menganalisis daya
aktual yang dihasilkan oleh Turbine - Generator.
16
2. Minggu II.
Pengenalan terhadap staff dan karyawan di PT Toba Pulp
Lestari Tbk, dan pengenalan awal siklus pembangkitan
tenaga uap departemen energi.
3. Minggu III.
Mempelajari dan memahami sistem pembangkitan tenaga
uap yang diterapkan pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
4. Minggu IV.
Menganalisa sistem pengoperasian pembangkit tenaga uap,
dan Penyusunan laporan praktik kerja lapangan di PT Toba
Pulp Lestari, Tbk.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
17
Gambar 4.1 ketel uap
Ketel uap atau steam generator atau boiler biasanya berbentuk bejana
tertutup yang dibuat dari baja. Boiler atau Ketel Uap atau Steam Generator adalah
suatu alat konversi energi yang dapat mengubah energi panas hasil pembakaran
bahan bakar menjadi energi potensial uap. Fungsinya untuk menstransfer panas
yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar (padat, cair, atau gas) kepada air
akhirnya air tersebut berubah menjadi uap.
Hal ini terjadi dikarenakan adanya perpindahan panas dari bahan bakar
dan air yang terjadi didalam tabung yang tertutup rapat.
Fungsi ketel uap (Boiler) adalah untuk mengkonversikan energi
pembakaran bahan bakar menjadi energi potensial uap.
Steam yang dihasilkan dari ketel ini dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti berikut :
1. Untuk external combustion engine
Contoh : untuk mesin uap reciprocating dan turbin air
2. Untuk keperluan proses di dalam boiler
Contoh : untuk steam injeksi pada kolom fraksinasi
3. Untuk pemanas
Contoh : untuk pemanas produk minyak dalam penyimpanan.
18
ENERGIYANG
ENERGI YANGDIBERIKAN
DIBERIKAN
BAHANBAKAR
BAHAN BAKAR++AIR
AIR
ENERGIYANG
ENERGI YANGTERBUANG
TERBUANG
ENERGIUAP
ENERGI UAP KEUDARA
UDARASEKITAR
SEKITAR
KE
ENERGIYANG
ENERGI YANGTERBUANG
TERBUANGMELALUI
MELALUI
GASBUANG
GAS BUANG
Bagaian-bagaian utama yang terdapat dari pada sebuah ketel antara lain :
1. Dapur / Ruang Bakar
Bagian ketel yang sangat penting untuk menimbulkan panas adalah
dapur (furnance). Disini terjadi proses perubahan energi kimia bahan bakar
menjadi energi panas. Untuk prose pembakaran ini membutuhkan udara dan
bahan bakar yang pencampurannya langsung dalam bahan bakar.
2. Drum Uap
Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan yang sangat tinggi, maka bagian
yang tak kalah pentingnya adalah bejana-bejana yang mempunyai kekuatan
terhadap tekanan tinggi, yang umumnya bagian ini disebut dram ketel.
19
Bagian-bagian ketel yang ada didalam ketel itu sendiri juga ikut
menentukan kelancaran operasi dan performasinya, seperti susunan pipa,
superheater, header, kotak lumpur, ekonomizer dan lain sebagainya. Peralatan
pengaman dan penunjang selalu diikutsertakan untuk dipasang pada sebuah ketel
dengan maksud agar ketel dapat bekerja dengan aman dan sesuai dengan opersi
yang dikehendaki. Bahkan peralatan yang terpisah dari ketel ini sendiri seperti
peralatan pemurnian air umpan ketel juga sangat diperlukan dan besar sekali
pengaruhnya terhadap kerja ketel.
3. Feed Water Tank
Feed water tank berfungsi sebagai penampungan air yang berasal dari
water, yang selanjutnya disiapkan untuk air umpan ketel.
4. Pompa Air Pengisian Boiler
Pompa air pengisian boiler berfungsi memompakan air dari feed water
tank ke ekonomizer yang selanjutnya masuk ke ketel uap. Pompa ini digerakkan
oleh uap yang dihasilkan dari ketel uap.
20
1. Menurut Isi Pipa atau Tabung
Menurut isi pipa, pada dasarnya ketel uap dibagi menjadi :
a. Ketel Pipa Api
Ketel uap pipa api : gas panas dilewatkan melalui pipa yang disekitar
dinding luarnya dikelilingi oleh air atau uap yang telah terbentuk. Agar
perpindahan panas dari api atau gas panas ke air lebih effektif maka
susunan pipa didalam ketel ini dapat dibuat pass per pass, yang artinya
gas panas yang melewati pipa- pipa dalam ketel arahnya dapat bolak
balik terhadap burnernya.
21
Ketel Velcon
b. Ketel Pipa Air
Ketel pipa air, air disirkulasikan didalam pipa yang dikelilingi oleh gas
panas dari luar pipa. Konstruksi pipa yang dipasang didalam ketel
dapat lurus dan juga dapat berbentuk melengkung, tergantung dari
jenis ketelnya. Pipa – pipa yang lurus yang dipasang secara paralel
didalam ketel dihubungkan dengan dua buah header. Dan header
tersebut juga dihubungkan dengan drum uap yang dipasang secara
horizontal diatas susunan pipa.
22
Pada ketel ini pembakarannya ditempatkan di dalam shell ketel. Ketel
pipa api termasuk jenis pembakaran di dalam, dimana pembakaran
bahan bakar dilakukan di dalam shell itu sendiri dan langsung
pembakarannya diterima oleh shell.
b. Pembakaran Diluar ( External Fired )
Pada ketel pembakaran di luar, dapur ditempatkan di bawah ketel di
dalam ruangan yang dikelilingi dinding bata api. Ketel pipa air adalah
termasuk pembakaran diluar. Dapur dapat dikatakan terpisah dari ketel
ini mempunyai ruang pembakaran yang cukup besar, sehingga
kemampuan untuk memancarkan panas lebih besar
23
b. Sirkulasi Paksa
Sirkulasi air dan uapnya dilakukan dengan menggunakan pompa
sirkulasi yang digerakkan oleh tenaga dari luar. Penggunaan metode
sirkulasi paksa ini kebanyakan digunakan pada ketel yang tekanannya
tinggi seperi ketel Lamont, ketel Benon, ketel Loeffler dan ketel
Velcon.
5. Menurut Pengunaannya
Menurut penggunaanya ketel di golongkan :
a. Stationer
Ketel stationer atau ketel tetap yang banyak digunakan untuk power
plant dan dalam proses industri. Ketel ini disebut stationer karena tidak
bergerak dari satu tempat ketempat lain.
b. Mobile
Ketel mobile atau ketel bergerak adalah ketel yang dalam
penggunaannya dapat
bergerak dari satu tempat ketempat lain. Jenis ketel ini adalah Ketel
Lokomotif dan Ketel Kapal Laut.
24
2. Semua peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja harus dapat
bekerja dengan baik dan mudah di kontrol.
3. Kehilangan panas karena radiasi harus sekecil mungkin, oleh
karenanya isolasi yang digunakan harus mempunyai daya hantar panas
yang rendah.
25
Gambar 4.5 Ketel Vertikal Sederhana
Ketel ini terdiri dari silindrikal shell yang mengelilingi sebuah ruang api
yang bentuknya silinder. Ruang api sedikit dibujurkan keatas untuk mengijinkan
lewatnya uap kepermukaan. Pada bagian bawah ruang api terdapat kisi- kisi. Pada
ruang api dilengkapi dengan dua atau lebih pipa yang melintang dan condong.
Kecondongan ini dimaksudkan untuk menambah luas permukaan yang
dipanaskan sebaik mungkin untuk sirkulasi air.
Pada plate puncak ruang api yang melengkung dihubungkan dengan
sebuah cerobong asap yang mana gas asap dilapas keluar. Pada tempat yang mana
cerobong melalui ruang uap, cerobong asap ini mendapat pendinginan dari uap.
Agar cerobong asap dibagian dalam tidak terlalu panas, maka didalam cerobong
asap diberi batu tahan api agar cerobong asap ini tidak langsung bersinggungan
dengan api.
Berdasarkan dengan tiap-tiap ujung pipa air ada sebuah lubang tangan
pada shell dilengkapi lubang lumpur yang dimaksudkan untuk mengeluarkan
lumpur atau endapan. Juga ada lubang untuk dapat dimasuki orang pada saat
diadakan pembersihan atau pemeriksaan / perawatan.
26
2. Ketel Cochran atau Ketel Multitubular
Ketel ini terdiri dari shell silinder dan peti api sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambaran dibawah ini
Ketel ini termaksud ketel vertikal yang paling banyak digunakan karena
hemat bahan bakar, pembentukan uapnya cepat dan konstruksinya kuat.
Didalam dinding-dinding ketel ditempatkan pipa-pipa (fire tube). Bagian
puncak dari shell di tutup yang cembung, pada tutup ini memberikan ruangan
yang besar yang mana dapat memberi kesempatan uap basah jatuh kembali
27
sehingga yang dihasilkan benar-benar kering. Pipa-pipa api yang tersusun
mendatar membagi bagain dalam dalam shell diatas peti api. Ruangan-ruangan
yang terbagi dinamakan ruang nyala dan yang satu disebut ruang asap. Pada
dinding ruang nyala dipasang batu api yang dimaksudkan agar nyala api tidak
mengenai plat shell yang dapat merusaknya. Pada peti asap ini biasanya
dilengkapi dengan pintu yang biasanya digunakan untuk lewat orang yang akan
melakukan pembersihan pada pipa-pipa api.
3. Ketel Kapal
Ketel jenis ini sangat banyak digunakan pada kapal, oleh karena itu
dianggap sebagai ketel kapal. Ketel ini adalah ketel pipa api mendatar berbentuk
silinder dengan garis tengah yang besar bila dibandingkan dengan panjangnya.
Gambar dibawah ini memperlihatkan ketel kapal.
28
asap seperti juga pada ketel uap yang lain, masih cukup tinggi. Kerugian
cerobong asap ini kira-kira 20 % dari jumlah panas seluruhnya dari hasil
pembakaran.
29
6. Ketel Lokomotif
Ketel lokomotif adalah ketel jenis multi tubulair, horizontal, pembakaran
didalam dan dapat bergerak. Prinsip utama dari ketel ini adalah untuk
menghasilkan uap dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ketel ini terdiri dari
sebuah shell yang mempunyai sebuah shell yang mempunyai diameter 1,5 m dan
panjang 4 m.
Shell terisi air yang mengilingi pipa-pipa api yang mana mendapat panas
dari gas panas dan berubah menjadi uap. Sebuah katup pengatur dipasang didalam
sebuah drum yang berbentuk silinder. Katup pengatur dioperasikan dengan sebuah
poros regulator yang diatur. Pembagi dibagi menjadi 2 bagian, satu adalah ruang
uap panas lanjut dan satu lagi untuk ruang uap jenuh. Sebagai pengganti udara
pembakaran digunakan uap bekas yang dimasukkan lewat pipa buang. Pintu
depan dapat dibuka untuk keperluan pembersihan dan reperasi. Abu dari kisi-kisi
pembakaran dikumpulkan dengan bantuan damper.
30
Tiap-tiap deret pipa disambung dengan dua buah header dan terdapat
deretan-deretan yang begitu banyak.
Damper dioperasikan dengan rantai untuk mengatur aliran udara
pembakaran yang memasuki ruang pembakaran.
Air disirkulasikan dari drum kedalam header dan melalui pipa-pipa dan
kembali lagi ke header dan drum. Air terus menerus disirkulasikan sampai
mengauap.
Sebuah uap superheater terdiri dari pipa baja yang jumlah banyak dan
terdapat dua box, satu adalah untuk superheated steam box dan satu lagi untuk uap
jenuh. Uap selama melewati pipa-pipa superheater mendapatkan panas lebih
lanjut.
31
8. Ketel Lamont
Ketel ini termasuk ketel jenis ketel pipa air tekanan tinggi yang bekerja
dengan suatu sirkulasi paksa. Sirkulasi dilakukan oleh sebuah pompa sentrifugal
yang digerakkan oleh turbin uap dengan uap menggunakan uap dari ketel itu
sendiri.
F. Deskripsi
Boiler atau ketel uap adalah merupakan suatu peralatan penghasil uap
meliputi untuk pemanasan/pembentukan uap dari fluida cair, pemanasan lanjut
(superheating), dan pemanasan ulang (reheating) terhadap uap tersebut sehingga
disebut juga “Steam Generator”
32
Fluida kerja boiler secara umum adalah air (H2O) karena harganya yang
murah. Air dalam ketel memperoleh energi panas dari hasil pembakaran suatu
bahan bakar dengan oksigen (udara) melalui proses heat transfer.
Steam
out
feedwater
In
1
Qs
heat in
2. Suplai Energi
33
Suplai energi terhadap boiler diperoleh dari bahan bakar. Rancangan bahan
bakar boiler jenis “Fired Steam Boiler Type Fulton 30 E” pada alat pengujian ini
adalah solar. Kandungan energi (E) bahan bakar ( KJ/Kg) dapat diperoleh melalui
percobaan “Bomb Calorimeter”, atau bisa dihitung dengan rumus Dulog jika
bahan diketahui (hasil analisis lab).
Dalam pengujian ini, kandungan energi solar dapat diperoleh dari buku
referensi Heat Enginering. Besarnya energi panas pembakaran adalah suplai
panas terhadap boiler :
Qs m E
dimana :
m = laju aliran massa bahan bakar (Kg/jam)
E = kandungan energi bahan bakar (KJ/Kg)
3. Energi Evaporasi
Energi untuk perubahan air pengisian (feed water) menjadi uap (steam)
dalam proses evaporasi adalah besarnya kandungan entalphi uap kurang
kandungan entalphi air pengisian
Q m
u hu ha
dimana :
mu = laju aliran massa uap (Kg/jam)
hu = entalphi uap (KJ/Kg)
ha = entalphi air (KJ/Kg)
34
Dimana m s adalah laju aliran massa uap dari boiler pada kondisi keadaan
tunak/steadi (steady-state) adalah juga sama dengan laju aliran massa air masuk
ke boiler.
4. Efisiensi Boiler
Efisiensi boiler atau ketel uap adalah perbandingan antara energi evaporasi
(penguapan) terhadap energi suplai bahan bakar, maka :
Q m h ha
B u u
Qs m E
Besar efisiensi dari pengoperasian sebuah boiler modern dengan minyak atau gas
adalah kira-kira 80%. Harga ini agak lebih rendah pada sebuah ketel pembakaran
berbahan bakar padat.
35
BAB V
HASIL PRAKTIK KERJA
36
4. Gambut (Peat).
5. Arang cangkang sawit (Charcaul).
6. Solar (Oil).
Multi Fuel Boiler jenis Water Tube yang ada pata PT Toba Pulp Lestari
Tbk, di design untuk menghasilkan uap 200 ton/jam pada tekanan 84 bar, dan
temperatur 490 .
Secara operasional Multi Fuel Boiler beroperasi pada kapasitas uap 140
Current : 460
37
kulit kayu (bark).
C. Teknik Pengoperasian
1. Prosedur start-up Multi Fuel Boiler dari keadaan dingin dengan bahan
bakar padat:
1) Masukkan pasir yang telah disaring kedalam dapur bakar (furnace)
sekitar 30 cm lapisan diatas grate. Pasir akan disebarkan untuk
menyamakan lapisan dengan menyorong atau dengan
menghembuskan udara melalui grate. Setelah itu tutup mandoor.
2) Jalankan pompa pengumpan air dan sesuaikan level air sampai
tanda rendah (gelas penuh).
3) Buka semua steam air vent valve dan superheater steam drains
valve.
4) Buka katup isolasi untuk blow down dan continuous blow down
valve.
5) Tutup inlet vanes fan dan jalankan induced draft fan, secondary air
fan dan kemudian primary air fan.
6) Sesuaikan tekanan tungku pembakaran sedikit dibawah tekanan
diatas 30-50mmHg. Hidupkan kontrol otomatis.
7) Primary air akan dihembuskan ke grate sekitar 10-15 /s dan akan
500 . Pastikan tidak ada pasir di air chamber. Jika ada terlalu
38
Primary air purge dan waktu pembersihan minimum telah
dilakukan.
Sistem general interlocking berfungsi:
Alarm darurat tidak diberitahukan (di ruang listrik
dan ruang kontrol).
Burner fire fuse dalam kondisi normal.
Furnace over pressure control dalam kondisi normal.
Boiler drum low water control dalam kondisi normal.
11) Jalankan start-up burner satu demi satu dengan kapasitas minimum
dan perhatikan temperatur di sand bed dan ruang pembakaran
setiap waktu. Pemanasan refractory lining. Pemanasan recfractory
lining yang baru atau yang dingin akan dilakukan secara perlahan,
39
14) Periksa temperatur gas di superheater dibawah 400 sampai
tekanan di boiler lebih dari 2 bar dan steam terus mengalir melalui
start up valve. Temperatur steam dijaga dibawah nilai kritis dalam
setiap superheater.
15) Buat kontrol level drum pada auto.
16) Jika low pressure steam tersedia masukkan ke daerator dan buat
kontrol temperatur umpan air pada posisi auto.
17) Ketika menaikkan tekanan buka dan tutup (blow down) dari drain
steam sight glass.
18) Blow down semua inlet header dari bawah boiler.
19) Jalankan semua sistem penanganan abu (ash).
20) Pada saat temperatur bed mencapai 300 , terus jalankan fludisasi
minimum.
21) Jika temperatur bed tidak naik, umpan bahan bakar padatan akan
dihentikan dan pemanasan dengan minyak dilanjutkan. Pada saat
40
22) Selama pemanasan dan operasi normal kadar setelah boiler akan
125 untuk bahan bakar padat dan 150 untuk minyak. Jangan
menjalankan ESP jika ada material yang tidak terbakar dalam flue
gas. Dingin terjadi pada saat pengumpanan kulit kayu dijalankan
terlalu cepat. Salah satu dari saluran pengumpanan kulit kayu
bar/menit.
25) Jikalau turbin beroperasi dengan menggunakan steam dari Recovery
bypass main steam valve dan kemudian main steam. Pada saat
Multi Fuel Boiler harus koordinasi dengan Recovery Boiler dan
Turbine – Generator Operator, jangan sampai level drum Recovery
Boiler tertekan. Kemudian tutup start up valve, dan superheater
drains. Sesuaikan CBD valve sampai minimum dan kemudian sesuai
analisa air dan uap.
26) Tambahkan pengumpan bahan bakar secara perlahan dan pantau
temperatur bed. Kecepatan conveyor umpan seharusnya tidak
dinaikkan lebih dari 1%/menit. Jika temperatur bed berkurang,
perlambat pengumpanan bahan bakar padat, periksa saluran
pengumpanan terbuka dan kadar air bahan bakar tidak terlalu tinggi.
27) Aliran primary air dapat disesuaikan dengan kadar air kulit kayu
(bark), begitu kadar air naik aliran primary air juga harus naik untuk
menjaga temperatur bed baik.
28) Jika temperatur bed bagus, lanjutkan menambahkan umpan bahan
bakar.
41
29) Pada saat beban yang memadai telah dicapai, hidupkan automatic
pressure control. Hal ini harus dilakukan pada saat operasi
parameter dan tekanan steam tetap.
150 /jam.
normal. Pada saat temperatur bed menjadi lebih rendah dari 600
42
5. Pada saat pengumpanan bahan bakar dihentikan dan temperatur
steam telah berkurang sampai 400 , buka starting valve dan tutup
dibawah 200 .
D. Analisis Data.
43
Jadi jumlah bakar total yang digunakan adalah 970.000 kg/hari.
Mencari bahan bakar yang digunakan :
44
C=[ ]+[ ] = 50,04 %
=[ ]+[ ] = 7,329 %
=[ ]+[ ] = 0,9936 %
=[ ]+[ ] = 0,1253 %
=[ ]+[ ] = 0,17381 %
=[ ]+[ ] = 35,105 %
=[ ]+[ ] = 6,234 %
45
HHV = 33950 (50,04 %) + 144200 (7,329 % - ) + 9400
(0,1253 %)
HHV = 21240,519 KJ/Kg
M = 45 %
Nilai kalor pembakaran rendah :
LHV = HHV – 2400 (M + 9 ) KJ/Kg
46
berikut :
Qout = Ws ( - )
atau
Qout = Wc ( - ) KJ/KgBB
penguapan).
Keterangan :
Ws : kapasitas produksi uap (Kg uap/jam)
Wf : konsumsi bahan bakar (KgBB/jam)
Wc : kelipatan penguapan (Kg uap/KgBB)
Qin : jumlah energi panas yang masuk (KJ/jam atau
KJ/KgBB)
47
Qout : jumlah energi panas keluaran (KJ/jam atau
KJ/KgBB)
Qlost : jumlah kehilangan energi panas (KJ/jam
atau KJ/KgBB)
: entalphi uap (KJ/Kg)
Diketahui :
Ws : 145,56 T/H = 145.560 kg/H
: 63 Bar
: 473
: 142
48
b) Efisiensi termal boiler (ƞboiler) ?
Penyelesaian :
8,592 = - 589,16
= 597,572 KJ/Kg
49
T = 473 = …….. KJ/Kg
55,292 = - 3302,9
50
=
55,292 = - 3288,3
= 3344,926 KJ/Kg
Bar adalah:
55,292 = - 3358,192
= 3354,2122 KJ/Kg
51
Jumlah energi panas yang berguna (Qout)
Qout = Ws (h4 – ha) KJ/Kg
Qout = 145560 (3354,2122 – 597,752) KJ/Kg
Qout = 145560 (2756,4602)
Qout = 401230346,712 KJ/jam
Efisiensi boiler ( =
× 100%
Efisiensi boiler ( = ×
100%
Efisiensi boiler ( =
Efisiensi boiler ( =
Efisiensi boiler (
Efisiensi boiler (
BAB VI
52
PENUTUP
A Kesimpulan
Boiler adalah suatu bejana tertutup bertekanan yang berfungsi untuk
memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar,
sehinga air menjadi uap yang mempunyai temperature dan tekanan yang tinggi.
Bedasarkan jenis pembakarannya
Boiler yang digunakan pada PT Toba Pulp Lestari,Tbk ada dua unit, yakni
Recovery Boiler dan Multi Fuel Boiler. Multi Fuel Boiler jenis Water Tube yang
ada pata PT Toba Pulp Lestari Tbk, di design untuk menghasilkan uap 200
Secara operasional Multi Fuel Boiler beroperasi pada kapasitas uap 140
Dari hasil analisa “Efisiensi Direct Method Multi Fuel Boiler Kapasitas
200 Ton/jam Dengan Tekanan 84 Bar Di PT Toba Pulp Lestari , Tbk.” Maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Persentase bahan bakar yang digunakan pada boiler sesuai data
pada tanggal 19 maret 2019 adalah 25,77% cangkang sawit dan
74,23% fiber sawit .
2. Komposisi bahan bakar dengan kandungan unsur – unsur yang
terdapat pada 25,77% cangkang sawit dan 74,23% fiber sawit
adalah sebagai berikut:
Unsur C = 50,04%
Unsur H2 = 7,329%
Unsur N2 = 0,9963%
Unsur S = 0,1253%
Unsur Cl = 0,17481%
Unsur O2 = 35,105%
Kandungan Ash = 6,234%
3. Nilai kalor bahan bakar pada 25,77% cangkang sawit dan 74.23%
fiber sawit adalah sebagai berikut :
53
Nilai kalor pembakaran tertinggi (HHV) = 21240,519
KJ/Kg
Nilai kalor pembakaran terendah (LHV) = 18576,936
KJ/Kg
4. Dari hasil interpolasi nilai entalpi untuk air umpan boiler(h a)
adalah 597,752 KJ/Kg, dan nilai entalpi uap superheated (h4)
adalah 3354,2122 KJ/Kg.
5. Jumlah energi panas yang masuk (Qin) adalah 514023819,12
KJ/jam, dan jumlah energi panas yang keluar (Qout)adalah
401230346,712 KJ/jam.
6. Nilai efisiensi termal boiler ( ƞboiler) adalah 78,056%
E. Saran.
Adapun saran – saran yang dapat diajukan penulis pada PT Toba Pulp
Lestari, Tbk maupun pembaca untuk menyempurnakan laporan praktik kerja lapangan
ini tentang “Efisiensi Direct Method Multi Fuel Boiler Kapasitas 200 Ton/jam Dengan
Tekanan 84 Bar Di PT Toba Pulp Lestari , Tbk.” Untuk kedepan antara lain sebagai
berikut :
54
55