Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek


Semakin berkembangnya peradaban manusia semakin tinggi pula
keinginan dan kebutuhan dari manusia. Dengan didorong oleh perkembangan
ilmu dan teknologi yang cukup pesat saat ini memberikan pengaruh dengan
berkembangnya dunia industri di Indonesia yang bergerak di bidang perindustrian.
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang-Riau merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang usaha industri bubur kertas (pulp), kertas, dan kertas
industri kemasan 2 (packaging) secara terpadu. Kegiatan usaha perusahaan
dimulai dari pengolahan kayu hingga menghasilkan pulp dan kertas serta
pengolahan kertas bekas hingga menjadi kertas industri, duplex dan ivory board.
Hasil produksi pulp digunakan sebagai bahan baku pokok untuk kertas budaya
dan bahan baku pelengkap kertas industri.
Power Maintanance merupakan salah satu unit divisi yang sangat penting
dalam proses produksi. Oleh karenanya, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
Perawang-Riau harus mempunyai dan mengolah sumber energi listrik secara
mandiri. Agar proses produksi dapat terus berjalan lancar. Maka dibutuhkan
sumber energi listrik yang bersifat stabil dan kapasitas yang besar. Untuk
memenuhi kebutuhan akan energi listrik tersebut, maka pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) sangat tepat untuk menjadi sumber utama energi listrik. Komponen
utama pada PLTU adalah turbin uap dan generator.
Dalam suatu proses produksi, power generating dapat dikatakan sebagai
jantung dari suatu sistem kelistrikan. Apabila jantung tidak dapat berdetak lagi
maka semua komponen akan merasakannya atau bahkan berhenti. Oleh karena itu
diharapkan turbin dan generator dapat bekerja secara maksimal tanpa gangguan
yang dapat mengakibatkan generator tidak stabil atau kerusakan.
Melihat sangat penting peran generator dalam sistem pembangkitan energi
listrik diperlukan sistem proteksi. Oleh karena itu diharapkan turbin dan generator
dapat bekerja secara maksimal tanpa gangguan yang dapat mengakibatkan
generator tidak stabil atau kerusakan. Pada penulisan ini penulis membahas Gas

1
Circuit Breaker yang di gunakan pada Generator di PG-2 PT Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk Perawang-Riau.

1.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja praktek ini dilaksanakan pada :
Tanggal : 02 September 2019 – 27 September 2019
Waktu : Senin s/d Jumat, 07.00 – 11.00 s/d 13.00 s/d 17.00 WIB
Tempat : Power Generating 2, Power Maintenance 1, Maintenance
Division, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Perawang-
Riau

1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui keadaan-keadaan dunia kerja sesungguhnya
sehingga mengetahui implementasi atas teori-teori yang
diperoleh didalam perkuliahan.
b. Membuka peluang bagi mahasiswa untuk dapat menambah
pengalaman terutama dibidang teknik elektro, kemampuan
berkomunikasi dan kemampuan bersosialisasi dengan pihak lain
yang nantinya menjadi faktor penting dalam dunia kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Meninjau sistem operasi Motor Cooling Tower Pump dan
Motor Cooling Tower Fan pada Cooling Tower TG 14 di PG 2
PT.IKPP Perawang-Riau.
b. Mempelajari tentang bagaimana kerja Motor Cooling Tower
Pump dan Motor Cooling Tower Fan TG 14 di PG 2 PT.IKPP
Perawang-Riau.
c. Mengetahui dan mengenal secara langsung kondisi Cooling
Tower Pump dan Motor Cooling Tower Fan TG 14 di PG 2
PT.IKPP Perawang-Riau.

2
1.4. Manfaat Kerja Praktek
Dengan mengikuti program Kerja Praktek di PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk. Perawang-Riau maka saya sebagai mahasiswa Kerja Praktek dan pihak
Universitas Lancang Kuning serta PT. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk.Perawang-
Riau memperoleh masukan-masukan dan kegunaan sebagai berikut :

Bagi Mahasiswa Kerja Praktek :


1. Telah menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Elektro
sebanyak 2 (dua) SKS.
2. Dapat melakukan perbandingan terhadap ilmu yang diperoleh dalam
perkuliahan dengan aplikasi di lapangan.
3. Dapat mengetahui ruang lingkup dan gambaran kerja yang ada di PT.
Indah Kiat Pulp&Paper Tbk. Perawang-Riau.
4. Mampu mengenal peralatan serta aplikasi penggunaanya di lokasi kerja.
5. Menerapkan hasil yang diperoleh untuk mengembangkan potensi diri bagi
mahasiswa

Bagi Pihak Universitas Lancang Kuning :


1. Merupakan salah satu wujud kerjasama dalam bidang akademik antara
pihak Universitas Lancang Kuning dan PT. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk.
Perawang-Riau.
2. Mempersiapkan mahasiswa dalam Era globalisasi dengan kondisi penuh
kompetisi kerja.

Bagi Pihak PT. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk. Perawang-Riau :


1. Menerima masukan dari pihak Universitas Riau dan Mahasiswa selama
berlangsungnya kerja praktek tersebut.
2. Merupakan wujud kepedulian PT. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk.
Perawang-Riau dalam rangka meningkatan mutu pendidikan.
3. Dapat memberikan pengertian mengenai kondisi yang ada pada PT. Indah
Kiat Pulp&Paper Tbk. Perawang-Riau.

3
1.5. Metode Pengumpulan Data
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan kerja
praktek, pengumpulan data, dan penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
1. Metode Interview
Yaitu penyusun melakukan tanya jawab langsung mengenai suatu masalah
yang akan dipelajari kepada pembimbing di lapangan.
2. Metode Observasi
Yaitu terjun langsung untuk mengamati dan mencatat apa saja yang
dianggap penting guna melengkapi data-data
3. Metode Studi Literatur
Data dikumpulkan dari buku, internet dan dokumen yang berada di
standby room power generating 2 (PG-2) PT IKPP Perawang.

1.6. Sistematika
Adapun sistematika penulisan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan hal yang berhubungan dengan latar belakang
kerja praktek, tujuan kerja praktek, waktu dan tempat pelaksaan kerja
praktek, ruang lingkup, manfaat kerja praktek, metode pengumpulan data
dan sistematika pembahasan.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Penjelasan sejarah, bidang usaha, struktur organisasi, peraturan dan
displin kerja.
BAB III : DASAR TEORI
Bab ini merupakan bab yang berisikan lan teori tentang pengertian.
BAB IV: PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Berisi pembahasan analisa studi kasus di perusahaan dengan
landasan pengetahuan akademik.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan

4
BAB 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


PT Indah Kiat Pulp and Paper (PT IKPP) adalah perusahaan yang
bergerak di industri pulp dan kertas terpadu. PT IKPP didirikan oleh
Bapak Soetopo Janarto. Bapak Soetopo Janarto lahir di Pematang Siantar,
Sumatra Utara pada tanggal 1 Juni 1934. Pada tahun 1975 Bapak Soetopo
melakukan kerjasama dengan perusahaan asal Taiwan untuk mengambangkan
perusahaannya. Sehingga berkembang pesat dibeberapa daerah antara lain,
pabrik kertas serpong, tanggerang, jawa timur, jambi dan daerah lainnya.
Pada tanggal 11 September 1976, Presiden RI memberikan surat izin
rokemendasi pendirian pabrik pulp dan kertas yang berstatus Penanaman Modal
Asing (PMA). Setelah berselang 12 hari, tanggal 23 September 1976, Menteri
perindustrian memberikan surat izin pendirian pabrik pulp dan kertas. Pada
tanggal 17 Desember dihadapan notaris Bapak Ridwan Soesilo, SH dibuat akta
pendirian perusahaan dengan nama PT Indah Kiat Pulp and Paper corp. Nama
indah kiat mengandung arti cara-cara (kiat) yang jujur. Indah merupakan nama
yang di ambil dari istri beliau yaitu Indah Berliani Soetopo.
Pada tahun 1977 perencanaan studi kelayakan dilanjutkan untuk
menentukan proses, teknologi, dan kapasitas produksi. Beberapa vendor
peralatan teknologi rujukan bersumber dari negara-negara eropa salah satunya
Finlandia dan Swedia, dikenal dengan Metso, Khamyr dan lainnya. Setelah itu
dilakukan pembangunan pabrik kertas budaya (Wood free printing and writing
paper) fasa I dengan memasang dua unit mesin kertas yang masing masing
berkapasitas 50 ton/hari. Pabrik tersebut berlokasi di tepi sungai Cisadane.
Pada tahun 1980, setelah dilakukan survei ke lokasi lokasi yang
berpotensi menyediakan bahan baku utama untuk memproduksi pulp dan kertas,
serta dengan mempertimbangkan data studi kelayakan lokasi pada tahun
1975.
Maka studi lanjutan dilakukan di Jalan Raya Minas KM 26, Desa
Pinang Sebatang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak Sri Indrapura
5
Riau. Riau dipilih sebagai lokasi pabrik dengan merpertimbangankan bahan
baku dan cukup dekat dengan sungai siak sebagai sungai terdalam di Indonesia.
Sungai tersebut sangat tepat untuk pelabuhan guna memperlancar transportasi.
Selain itu harga tanah pada daerah tersebut masih cukup murah dan proyeksi
perkembangannya sangat menjajikan. Diantaranya adalah dekat dengan daerah
pemasaran yaitu Singapura dan Malaysia, lokasi darat dan laut cukup fleksibel,
dekat dengan lokasi pabrik PT. Caltex Pasifik Indonesia atau sekarang dikenal
dengan PT. Chevron dan dekat dengan ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru.
Seiring perkembangannya pabrik kertas Tanggerang menambah satu unit
mesin lagi pada tahun 1982, sehingga kapasitas produksi menjadi 150 ton/hari.
Disisi lain di Riau sedang dilaksanakan land clearing dan dibangun
dermaga khusus untuk melayani kapal kapal besar serta pada tahun yang sama
dipesan dua buah unit mesin pulp dari Taiwan.
Pada tahun 1983 dibangunlah pondasi pabrik dan dipasang dua unit mesin
pulp, namun sebelum pabrik beroperasi, Bapak Soetopo meninggal dunia
dan kepemimpinan pabrik beralih kepada putra beliau Boediano Jananto. Pada
tanggal 24 Mei 1984 ditetapkan sebagai hari ulang tahun perusahaan PT. IKPP
Perawang yang sekaligus diresmikan oleh Presiden RI Bapak Soeharto. Dan
pada hari itu juga dilakukan percobaan produksi mesin pulp berkapasitas 300
ADT/hari. PT Indah Kiat Pulp and Paper merupakan pabrik pulp sulfat atau
dikenal dengan proses kraft yang berbahan baku kayu pertama di Indonesia.
Pada tahun yang sama dibangun Hutan Tanaman Indonesia (HTI) seluas
300.000 Ha yang bekerjasama dengan PT Arara Abadi. Jenis kayu yang ditanam
antara lain Accasia mangium, Accacia crassicarpa dan Eucaliptus urophylia.
Untuk bahan baku tambahan lainnya digunakan kayu-kayu hardwood campuran
atau Mix Tropical Hardwood (MTH).
Pada tahun 1985 harga pulp dan kertas menurun sehingga perusahaan rugi
besar, maka dari itu PT IKPP mengundang PT Satri Perkasa Agung milik
Sinar
Mas Grup untuk bergabung. Setelah itu presiden direktur dipegang oleh Bapak
Teguh Ganda Wijaya (Oei Tjie Goan). Dibawah bendera Sinar Mas Grup (APP),
PT IKPP berkembang pesat. Pada April 1987 pabrik kertas Tanggerang

6
menambah kapasitas menjadi 250 ton/hari. Pada tahun 1988 PT IKPP Perawang
memulai pembangunan fasa I dengan mesin kertas budaya (Wood free
printing and writing paper) dari Italia. Pada tanggal 14 Desember 1989
pabrik kertas perawang memproduksi komersial dengan kapasitas 200 ton/hari.
Adanya pabrik kertas ini menjadikan PT. IKPP sebagai pabrik pulp dan kertas
terpadu. Pada tahun 1989 ini juga dilakukan pembangunan pabrik pulp fasa II.
Pada tahun 1991 PT. IKPP menjalankan pabrik kertas II yang berproduksi
komersial dengan kapasitas 575 ton/hari. Dengan total produksi 725 ton/hari PT.
IKPP merupakan pabrik kertas terbesar dan tercanggih di kawasan Asia
Tenggara. Pada tahun ini juga PT. IKPP membeli pabrik kertas Sinar Dunia
Makmur yang berada di Serang pada lokasi KM 76 Jl. Raya Serang Desa
Kragilan Kecamatan Sentul Kabupaten Serang Jawa Barat dengan kapasitas
produksi 900 ton/hari.
Pada tahun 1992 dilakukan persiapan dan pembangunan pabrik pulp fasa
III yang dimulai dan diuji coba pada akhir tahun 1993. Pabrik pulp fasa III
(Pabrik Pulp Making 8) berproduksi komersial dengan kapasitas 1300 adt/hari.
Pada tahun
1994 pabrik pulp making I dan Pulp Making II digabungkan dan dimodifikasi
menjadi kapasitas 1200 adt/hari sehingga kapasitas total produksi menjadi 2500
adt/hari. Pada tahun 1995 dilakukan pembangunan fasa IV pabrik pulp. Pada
tanggal 16 November 1995, PT. IKPP dipercaya memegang sertifikat ISO 9002
mengenai manajemen mutu yang berlaku selama 3 tahun.
Pada bulan Desember 1996 pabrik pulp fasa V (Pulp Making 9)
berproduksi komersial dengan kapasitas 1600 adt/hari sehingga kapasitas total
menjadi 4100 adt/hari.
Pada bulan November 1997 PT. IKPP kembali memperoleh sertifikat ISO
14.001 mengenai sistem lingkungan, maka tanggal 25 Juni 1998 ditetapkan
kewajiban memakai helm jika memasuki pabrik. Pada tanggal 11 september
1998 PT. IKPP dipercaya memperoleh sertifikat Sistem Menajemen
Kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) dari PT.Sucipindo. Pada bulan ini
juga pabrik kertas fasa III (Pabrik kertas 9) beroperasi dengan kapasitas
1600 ton/hari. Dengan demikian kapasitas produksi total pulp 4500 adt/hari dan

7
kertas 2125 ton/hari. Pada tahun 2006 – 2007 Pulp making 9 memodifikasi
proses chip feeding dengan menambah IMPBIN sehingga kapasitas produksi
bertambah menjadi 3500 ADT/hari. Ditambah produksi dari Pulp making 8
pada tahun 2012 sekitar 2000
ADT/hari, pulp making 1A sekitar 650 ADT/hari dan pulp making 2 sekitar
550
ADT/hari. Maka kapasitas produksi pulp total PT IKPP terpasang saat ini
sekitar
6700 adt/hari, 201.000 adt/bulan, dan 2.412.000 adt/tahun.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan


Visi dari PT. Indah Kiat Pulp and Paper adalah menjadi perusahaan pulp
dan kertas yang berstandar internasional dengan kualitas kertas yang sangat baik
dan bisa bersaing dengan perusahaan kertas lainnya baik dari tingkat domestik
maupun internasional.
Sedangkan misi dari PT.IKPP adalah bekerjasama dengan integritas dan
komitmen kepada pelanggan, karyawan dan para pemegang saham dalam waktu
yang bersamaan dan menetapkan perhatian kepada pengawasan terhadap
kualitas yang performa dan prima dari produk kertas PT. IKPP.

2.3. Lokasi Perusahaan


PT.IKPP mempunyai dua lokasi utama yaitu lokasi kantor dan lokasi
pabrik. Lokasi kantor terletak di Jalan Teuku Umar No 51 Pekanbaru, sedangkan
lokasi pabrik berada di Jalan Raya Minas Perawang Km 26 Kelurahan
Perawang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau. Kota
kecil bernama Tualang Perawang lebih dikenal dengan Perawang dengan
jumlah penduduk sekitar 102.306 jiwa merupakan kota industri di pingggir
sungai siak.
o o o
Kota Perawang terletak antara 0 32’- 0 51’ Lintang Utara dan 101 28’ –
o
101 52’ Bujur Timur. Ketinggian dari permukaan laut antara 0,5-5 meter
o o
dengan suhu udara sekitar 22 C sampai 33 C. Wilayah Perawang seperti halnya
8
wilayah Siak pada umumnya terdiri dari dataran rendah dan stuktur tanah yang
cendrung podsolik merah kuning dari batuan dan aluvial endapan serta tanah
organosol yang gley humus dalam bentuk tanah rawa-rawa atau tanah bawah
(gambut). Bentuk wilayahnya lebih kurang 75% datar sampai berombak dan
25% berombak sampai berbukit.

Wilayah lain yang berbatasan dengan kota Perawang antara lain :


1. Sebelah utara : Kecamatan Mandau, Minas
2. Sebelah selatan : Kecamatan Kerinci Kanan, Pekanbaru
3. Sebelah barat : Kecamatan minas
4. Sebelah timur : Kecamatan Sei, Mandau, Kecamatan Koto Gasib

2.4. Struktrur Organisasi Perusahaan Dan Jenjang Jabatan


PT.IKPP memiliki 3 lokasi pabrik yaitu: Tangerang, Serang, Perawang.
Masing-masing pabrik dikepalai oleh Presiden Direktur bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris. Sedangkan kekuasaan tertinggi berada ditangan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Presiden direktur membawahi semua divisi yang berada di lokasi
pabrik. Divisi yang terdapat pada lokasi pabrik di perawang terdiri dari :
1. Finance & Accounting Division.
2. Tax Service Division.
3. Quality Assurance Division.
4. Administrasi Division.
5. Mill Human Resources Division.
6. Warehouse & Supply Division.
7. Project Supporting Division
8. Pulp Production Division.
9. Power Division.
10. Chemical & Enviromental Division.
11. Recovery Boiler Division.
12. Mechanical Maintenance Division.

9
13. Electric & Instrument Division.
14. Paper Production Division.
15. Paper Maintenance Division.
16. Paper Sales & Marketing Division.
17. BMC Division.
18. Wood Supply Division

2.5. Ruang Lingkup Pekerjaan


MTD merupakan salah satu divisi di PT.Indah Kiat Pulp and Paper Tbk
yang memiliki tanggung jawab kerja bagian Electrical dan Instrumentasi. Divisi
MTD memiliki unit atau grup kerja dengan tanggung jawab berbeda-beda, salah
satu unit atau grup yang ada di divisi MTD adalah Electric & Instrument
yang bertanggung jawab terhadap peralatan elektrik dan instrumen pulp
making.

2.5.1 Struktur Organisasi MTD

Gambar 2.1 Struktur organisasi Electrical & Instrumental Devision


(PT. IKPP 2019)

A. JOB RESPONSIBILTY
Shih Chun Jen : Wood Preparation , Pulp Markings & Pulp Machines
Susanto Sentot : MBOS ,Workshop, Heavy Equipment & Predictive
Maintenance
Chong yul Fah : Power plants & Chemical Plants

10
Joseph Elip : DCS, UPS & Analizer Specialist & Recovery Boiler
Plants Utility
Lin Ching Hsiung : Turbine & Machines Specialist
Chin Tsun Kiong : Inverter , LC & Transformers Specialist
Than Nyuk Thau : Power Distribution System & Radio Active Officer

2.5.2 Struktur organisasi Power Maintainance 1 (PWM 1) PT. Indah Kiat Pulp
and Paper Perawang
Power Maintenance adalah bagian dari Maintenance Indah kiat Pulp and
Paper yang menangani perawatan, perbaikan, dan pemasangan baru seluruh
komponen yang ada di area power generating 2. Power Maintenance 1 terdiri dari
3 bidang pekerjaan mechanical, instrumentation, dan elecrical. Mechanical
bertanggung jawab atas seluruh sistem makanis. Instrumentation bertanggung
jawab atas seluruh sistem kontrol yang lebih banyak menggunakan tegangan
kurang dari 110 V. Electrical bertanggung jawab atas sistem kontrol, proteksi,
transmisi, distribusi dan fasilitas yang pada umumnya menggunakan tegangan
220V, 380V, 3.3KV, 11KV, dan 33KV.
Power generating 2 adalah tempat pembangkitan energi listrik dengan
menggunakan tenaga uap. Uap ini di hasilkan oleh boiler yang nantinya akan
menggerakkan turbin. Boiler adalah unit yang akan menghasilkan gas uap
bertekanan tinggi (steam) dengan sumber air sungai siak. PG 2 mempunyai 10
turbin-generator dengan kapasitas total 333,55 MW. PG 2 juga mempunyai
cooling tower sendiri sebagai pendingin air yang nantinya dapat digunakan lagi
menjadi steam.

11
Gambar 2.2 Struktur Organisasi MTD IKPP Perawang (PT. IKPP 2019)

12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Sistem Kelistrikan PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP)
PT.IKPP memiliki pembangkit sendiri sebagai sumber tenaga listrik. Sistem
Pembangkitan listrik yang umum digunakan adalah generator yang digerakkan
oleh turbin. Turbin ini digerakkan oleh energi dari luar, yaitu uap. Pemilihan
sumber penggerak turbin ini memepertimbangkan banyak hal. Misalkan biaya
operasi dan biaya investasi pembangkit, selain itu lokasi dan kondisi daerah
pembangkit juga menjadi pertimbangan. Namun selain pembangkitan
menggunakan turbin, PT.IKPP juga mempunyai pembangkit listrik dengan
meggunakan diesel. Unit pembangkit ini biasa beroperasi jika terjadi gangguan
pada sistem tenaga listrik yang menyebabkan kurangnya pasokan daya yang akan
menyuplai beban.
PT.IKPP mengutamakan penggunaan pembangkit listrik tenaga uap, hal ini di
karenakan pembangkit listrik tenaga uap memiliki biaya operasi yang murah dan
dapat beroperasi kotinyu selama 24 jam. Biaya operasi pembangkitan PT.IKPP
dapat dinilai lebih murah dan efisien. Di samping bahan bakar utama batubara,
kulit kayu juga menjadi bahan bakar campuran pada boiler. Kulit kayu menjadi
efisien karena PT.IKPP adalah pabrik yang memproduksi kertas dari mengolah
kayu, maka sisa sisa dari kayu tersebut (biasanya kulit kayu) bisa digunakan
sebagai bahan bakar.
Semua proses mengubah kulit kayu dan batu bara dari bahan mentah menjadi
bahan bakar (serbuk halus) dilakukan sendiri oleh PT.IKPP. Selain batubara dan
kulit kayu, terdapat juga boiler khusus dengan bahan bakar berupa black liquor.
Black liquor adalah liquid yang di hasilkan atau keluar dari digester setelah proses
pemasakan kayu yang mengandung bahan-bahan organik kayu terlarut dan
sejumlah alkali aktif, yang mana pada akhirnya liquid ini di bakar di dalam
recovery furnace pada proses recovery sulfate. Kemudian black liquor yang sudah
melalui proses evaporasi sehingga memiliki total solid yang tinggi sehingga bisa
di bakar di furnace recovery boiler

13
Prinsip umum dari pembangkitan ini adalah pertama air di pompakan ke
boiler untuk menghasilkan uap dengan cara dipanaskan. Setelah uap mencapai
tekanan tertentu, uap tersebut dikirim ke turbin uap untuk menggerakkannya.
Turbin uap yang dikopel dengan generator akan berputar sehingga rotor generator
ikut berputar. Perputaran rotor inilah yang akan menghasilkan tenaga listrik.
Sistem kelistrikan di PT.IKPP menggunakan frekuensi 50 Hertz yang sudah
terinterkoneksi dengan seluruh power plant yang sudah ada di PT.IKPP.
Tegangan pembangkitan di PT.IKPP sebagian besar adalah 11kV, yang nantinya
akan dinaikkan dengan Step up Transformer menjadi 33 kV, 66 kV atau 150 kV
sebelum di distribusikan ke beban beban.

Gambar 3.1 Sistem Pembangkit Tegangan pada generator (PT.IKPP 2019)

Unit pembangkitan di PT.IKPP di bagi dalam 3 kelompok, yaitu PG (Power


Generating) 1, PG 2 dan PG 3.
a. Seksi PG 1 Terdiri dari :
1. TG 03 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1990.
2. TG 04 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1990.
3. TG 05 dengan kapasitas 15 Mega Watt, beroperasi tahun 1992.
4. TG 06 dengan kapasitas 15 Mega Watt, beroperasi tahun 1992.
14
5. TG 07 dengan kapasitas 55,25 Mega Watt, beroperasi tahun
1999.
6. TG 08 dengan kapasitas 2,55 Mega Watt.
Jadi total kapasitas terpasang PG 1 adalah 161.8 Mega Watt.
b. Seksi PG 2 Terdiri dari :
1. TG 11 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1993.
2. TG 12 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1993.
3. TG 13 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1993.
4. TG 14 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1997.
5. TG 15 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1996.
6. TG 16 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1996.
7. TG 17 dengan kapasitas 37 Mega Watt, beroperasi tahun 1997.
8. TG 18 dengan kapasitas 35 Mega Watt.
9. TG 19 dengan kapasitas 35 Mega Watt.
10. TG 20 dengan kapasitas 2,55 Mega Watt.
Jadi total kapasitas terpasang PG 2 adalah 331,55 Mega Watt.
c. Seksi PG 3 Terdiri dari :
1. TG 21 dengan kapasitas 90 Mega Watt, beroperasi tahun 1993.
2. TG 22 dengan kapasitas 150 Mega Watt, baru beroperasi.
3. TG 23 dengan kapasitas 150 Mega Watt, baru beroperasi.
4. TG 24 dengan kapasitas 150 Mega Watt, baru beroperasi.
Jadi total kapasitas terpasang PG 3 adalah 540 Mega Watt.
Selain itu juga terdapat 9 unit diesel generator sebagai emergency power
dengan kapasitas sebagai berikut :
1. 4 buah DG dengan kapasitas masing-masing 3,5 Mega Watt.
2. 3 buah DG dengan kapasitas masing-masing 5,82 Mega Watt.
3. 2 buah DG dengan kapasitas masing-masing 3,14 Mega Watt.
Jadi total kapasitas diesel generator emergency terpasang adalah 38,74
Mega Watt.
Sehingga kapasitas total keseluruhan dari pembangkit, baik diesel maupun
turbin generator adalah :

15
PG 1 161,8 MW
PG 2 331,55 MW
PG 3 540 MW
Emergency Power 38,74 MW
Jumlah 1072,09 MW
Seluruh turbin generator beserta diesel generator terhubung interkoneksi
antara satu dengan yang lain, sehingga jika terjadi gangguan pada salah satu
generator, maka generator yang lain akan dapat mensuplai kekurangan yang
terjadi, sehingga proses produksi tidak terganggu.
Sistem kelistrikan di PT.IKPP menggunakan frekuensi 50 Hertz yang sudah
terinterkoneksi dengan seluruh power plant yang sudah ada di PT.IKPP.
Tegangan pembangkitan di PT.IKPP teridiri dari berbagai macam tegangan yaitu,
33 kV, 11 kV, 3.3 kV, 380 V, 220 V dan 110 V. Pada umumnya sebagian besar
adalah 11 kV, yang nantinya akan dinaikkan dengan Step up Transformer menjadi
33 kV, 66 kV atau 150 kV sebelum di distribusikan ke beban beban, setelah
sampai ke konsumen didistribusian melalui feeder-feeder yang ada di pabrik,
tegangan 33 kV itu di transformasikan kembali melalui step down transformer
menjadi teganagn 3.3 kV, 380 V atau 220 V. sesuai kebutuan konsumen tersebut.
Panel panel tegangan tinggi ini digunakan untuk melayani beban motor, kapasitor
dan transformer
PT.IKPP tidak memiliki saluran transmisi dalam sistem kelistrikannya
dikarenakan jarak antara pembangkit dengan substation yang berdekatan,
sedangkan saluran distribusi PT.IKPP menggunakan tegangan 33 kV yang akan di
distribusikan ke masing masing feeder (penyulang). Adapun sistem distribusi
yang digunakan oleh PT.IKPP adalah sistem ditribusi simple-radial. Sistem
simple-radial ini menerima power pada tegangan utility supply pada suatu
substation tunggal dan menurunkan teganagan tersebut ke tingkat yang sesuai
dengan penggunaanya. Keseluruhan beban dilayani dan sumber tunggal dimana
didapatkan suatu keuntungan yang dapat dimanfaatkan dan perbedaan diantara
beban. Hal ini memungkinkan untuk mengurangi kapasitas transformator yang
dipasang.

16
3.2. Sistem Kelistrikan Cooling Tower TG 14 PT. Indah Kiat Pulp and
Paper
Cooling Tower CMP-9 disupply oleh power generating 2, generator TG
14, TG 15 TG 16 dan TG 17 yang terhubung secara paralel dengan tegangan yang
dibangkitkan 11 kV dan masuk ke trafo Step up dengan tegangan keluaran 33 kV
menyediakan arus ke feeder 16, feeder 16 ini mengalirkan daya pada busbar
CLO2-9 SWITCHGEAR. Pada CLO2-9 SWITCHGEAR memiliki 4 Cell yang
masing masing terhubung pada busbar 33 kV, cooling tower CMP-9 meneruskan
aliran daya dari busbar 33 kV pada Cell No:3, pada Cell No:3 ini memiliki
proteksi utama yaitu Vacum Circuit Breaker (VCB) dengan relay SIEMENS 7
SJSS untuk melindungi cooling tower CMP-9, kemudian aliran daya dialirkan ke
cooling tower melalui Trafo Step down.
Pada Cooling Tower CMP-9 aliran daya yang masuk ke trafo Step down yang
menghasilkan daya 2000 kVA dengan tegangan 380 V dari tegangan 33 kV tadi.
Sistem proteksi pada Cooling Tower CMP-9 terdapat Air Circuit Breaker (ACB)
yang merupakan proteksi utama untuk melindungi busbar tegangan 380 V yang
didalamnya terdapat beban-beban seperti Water Pump, Cooling Fan, Lightning,
Welding Panel dan Gset Spars.

17
Gambar 3.2 Single Line Diagram Power Generating 2 (PT. IKPP 2019)

18
Gambar 3.3 Single Line Diagram Cooling Tower

19
Gambar 3.4 Sytem Cooling Water

20
3.3. Motor Induksi 3 Fasa
3.3.1. Pengertian Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi 3 fasa adalah motor listrik yang berfungsi untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Motor listrik
terdiri dari dua bagian yang sangat penting yaitu stator atau bagian yang diam dan
Rotor atau bagian berputar. Pada motor AC, kumparan rotor tidak menerima
energi listrik secara langsung, tetapi secara induksi seperti yang terjadi pada
energi kumparan transformator. Oleh karena itu motor AC dikenal dengan motor
induksi. Dilihat dari kesederhanaannya, konstruksinya yang kuat dan kokoh serta
mempunyai karekteristik kerja yang baik, motor induksi tiga fasa yang cocok dan
paling banyak digunakan dalam bidang industri.
Penggunaan motor induksi yang banyak dipakai di kalangan industri
mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1.Bentuknya yang sederhana dan memiliki konstruksi yang kuat dan hampir
tidak pernah mengalami kerusakan yang berarti.
2.Harga relatif murah dan dapat diandalkan.
3.Efisiensi tinggi pada keadaan berputar normal, tidak memerlukan sikat
sehingga rugi –rugi daya yang diakibatkannya dari gesekan dapat dikurangi.
4.Perawatan waktu mulai beroperasi tidak memerlukan starting tambahan
khusus dan tidak harus sinkron.
Namun disamping hal tersebut diatas, terdapat pula faktor –faktor kerugian
yang tidak menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :
1.Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi efesiensinya.
2.Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya beban,
tidak seperti motor DC atau motor shunt.
3.Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.

3.3.2. Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa


Pada dasarnya motor induksi terdiri dari suatu bagaian yang tidak
berputar (stator) dan bagian yang bergerak memutar (rotor) seperti pada gambar
3.1. Secara ringkas stator terdiri dari blek –blek dinamo yang berisolasi pada satu
sisinya dan mempunyai ketebalan 0,35 –0,5 mm, disusun menjadi sebuah paket

21
blek yang berbentuk gelang. Disisi dalamnya dilengkapi dengan alur –alur.
Didalam alur ini terdapat perbedaan antara motor asinkron dengan lilitan sarang
(rotor sarang atau rotor hubung pendek) dan gelang seret dengan lilitan tiga fasa.
Atau dari sisi lainnya bahwa inti besi stator dan rotor terbuat dari lapisan (email)
baja silikon tebalnya 0,35 -0,5 mm, tersusun rapi, masing –masing terisolasi
secara elektrik dan diikat pada ujung –ujungnya.

Gambar 3.5 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa

Lamel inti besi stator dan rotor bagian motor dengan garis tengah bagian
motor, dengan garis tengah bagian luar dari stator lebih dari 1 m. Bagi motor
dengan garis tengah yang lebih besar, lamel inti besi merupakan busur inti segmen
yang disambung –sambung menjadi satu lingkaran. Celah udara antara stator dan
rotor pada motor yang kecil adalah 0,25 –0, 75 mm, pada motor yang besar
sampai 10 mm. Celah udara yang besar ini disediakan bagi kemungkinan
terjadinya perenggangan pada sumbu sebagai akibat pembebanan transversal pada
sumbu atau sambungannya. Tarikan pada pita (belt) atau beban yang tergantung
tersebut akan menyebabkan sumbu motor melengkung.
Pada dasarnya inti besi stator dan belitan rotor motor tak serempak ini
sama dengan stator dan belitan stator mesin serempak. Kesamaan ini dapat
ditunjukan bahwa pada rotor mesin tak serempak yang dipasang / sesuai dengan
stator mesin tak serempak akan dapat bekerja dengan baik.
A. Stator (bagian motor yang diam)

22
Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat
(konduktor) dari tiga kumparan yang masing –masing berbeda phasa dan
menerima arus dari tiap phasa tersebut yang disebut kumparan stator. Stator terdiri
dari plat –plat besi yang disusun sama besar dengan rotor dan pada bagiandalam
mempunyai banyak alur yang diberi kumparan kawat tembaga yang berisolasi.
Jika kumparan stator mendapatkan suplai arus tiga fasa maka pada kumparan
tersebut akan timbul flux magnit putar. Karena adanya flux magnit putar pada
kumparan stator, mengakibatkan rotor berputar karena adanya induksi magnet
dengan kecepatan putar rotor sinkon dengan kecepatan putar stator.

120 f
n s=
P (3.1)
Dimana :
ns = Kecepatan sinkron (rpm)
ƒ = Besarnya frekuensi (Hz)
P = Jumlah kutub

Konstruksi stator motor induksi sendiri terdiri atas beberapa bagian yaitu:
1. Bodi motor (gandar)
2. Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet
3. Slip ring
Bentuk konstruksi stator motor induksi dapat kita lihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.6 Stator

23
1. Bodi motor (gandar)
Fungsi utama dari bodi atau gandar motor adalah sebagai bagian dari
tempat mengalirnya fluks megnet yang dihasilkan kutub –kutub magnet, karena
itu beban motor dibuat dari bahan ferromagnetik. Disamping itu badan motor ini
berfungsi untuk meletakkan alat –alat tertentu dan melindungi bagian –bagian
mesin lainnya. Biasanya pada motor terdapat papan nama atau name plate yang
bertuliskan spesifikasi umum dari motor.
2. Inti Kutub Magnet dan Lilitan Penguat Magnet
Sebagaimana diketehui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus
searah dihasilkan oleh kutub magnet buatan yangdibuat dengan prinsip
elektromagnetis. Lilitan penguat magnet berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
agar terjadi proses elektromagnetis.
3. Sikat –Sikat Dan Pemegang Sikat.
Fungsi dari sikat adalah sebagai jembatan bagi aliran arus dari sumber dan
biasanya terbuat dari bahan arang.
Dibawah ini menunjukkan kelompok -kelompok tingkatan sikat, antara lain:
a. Sikat grafit alam
b. Sikat karbon keras
c. Sikat elektrografit
d. Sikat grafit logam
e. Sikat karbon logam.
Sikat –Sikat akan aus selama operasi dan tingginya akan berkurang. Aus
yang diizinkan ditentukan oleh konstruksi dari pemegang sikat ( gagang –sikat ).
Bagian puncak dari sikat diberi pelat tembaga guna mendapatkan kontak yang
baik antara sikat dan dinding pemegang sikat. Satu atau dua pengantar yang
fleksibel dibenamkan ke dalam sikat untuk menghantarkan arus dari sikat ke
jepitan dari pemegang sikat bila sikat –sikat terdapat pada kedudukan yang benar,
maka baut harus dieratkan sepenuhnya. Ini menetapkan jembatan sikat dalam
suatu kedudukan yang tidak dapat bergerak pada pelindung ujung. Gagang sikat
( pemegang sikat ) berguna untuk menimbulkan tekanan yang diperlukan antara
sikat. Ketiadaan bunga api pada komutator banyak tergantung pada mulur dari
perakitan dan pemasangan gagang sikat. Tiap –tiap gagang sikat dilengkapi

24
dengan suatu pegas yang menekan pada sikat melalui suatu sistem tertentu
sehingga sikat tidak terjepit.
B. Rotor (bagian motor yang bergerak)
Berdasarkan hukum faraday tentang imbas magnet, maka medan putar yang
secara relatif merupakan medan magnet yang bergerak terhadap penghantar rotor
akan mengibaskan gaya gerak listrik (ggl). Frekuensi ggl imbas ini sama dengan
frekuensi jala –jala.
Besar ggl imbas ini berbanding lurus dengna kecepatan relatif antara medan
putar dan penghantar rotor. Penghantar –penghantar dalam rotor yang membentuk
suatu rangkaian tertutup, merupakan rangkaian melaju bagi arus rotor dan searah
dengan hukum yang berlaku yaitu hukum lenz.
Arahnya melawan fluksi yang mengimbas, dalam hal ini arus rotor itu
ditimbulkan karena adanya perbedaan kecepatan yang berada diantara fluksi atau
medan putar stator dengan penghantar yang diam. Rotor akan berputar dalam arah
yang sama dengan arah medan putar stator, untuk mengurangi beda kecepatan
diatas. Jika rotor dibebani, maka putaran rotor akan turun sehingga terjadi
perbedaan kecepatan putaran antara rotor dan stator, perbedaan kecepatan putaran
ini disebut slip.
1. Motor rotor sangkar
Motor rotor sangkar konstruksinya sangat sederhana, yang mana
rotor dari motor sangkar adalah konstruksi dari inti berlapis dengan
konduktor dipasangkan paralel, atau kira –kira paralel dengan poros yang
mengelilingi permukaan inti. Konduktornya tidak terisolasi dari inti,
karena arus rotor secara alamiah akan mengalir melalui tahanan yang
paling kecil konduktor rotor.
Pada setiap ujung rotor, konduktor rotor semuanya dihubung
singkatkan dengan cincin ujung. Batang rotor dan cincin ujung sangka
yang lebih kecil adalah coran tembaga atau almunium dalam satu lempeng
pada inti rotor. Bentuk motor rotor sangkar sendiri dapat dilihat pada
gambar 2.3. Dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor
melainkan dibenamkan kedalam alur kemudian dilas ditempatkan paralel
terhadap poros motor tetapi kerap kali dimiringkan. Hal ini menghasilkan

25
torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik
sewaktu motor sedang jalan.

Gambar 3.7 Motor Induksi 3 Fasa Rotor Sangkar

Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang


tediri dari beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa
sehingga menyerupai sangkar tupai yang terlihat pada gambar dibawah ini,
konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana bila dibandingkan dengan
rotor jenis mesin listrik lainnya.
Dengan demikian harganya pun murah karena konstruksinya yang
demikian, padanya tidak mungkin diberikan pengaturan tahanan luar
seperti pada motor induksi dengan rotor belitan.
Untuk membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus
dikurangi dan biasanya digunakan saklar Y –D. Tetapi berkurangnya arus
akan berakibat berkurangnya kopel mula, untuk mengatasi hal ini dapat
digunakan jenis rotor dengan sangkar ganda
2. Motor rotor belitan
Motor rotor lilit atau motor cincin slip berbeda dengan motor rotor
sangkar dalam konstruksi rotornya. Bentuk motor rotor belitan dapat
dilihat pada gambar 3.4. Seperti namanya rotor dililit dengan lilitan
terisolasi serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan
secara Y dengan poros motor. Ketiga cincin slip yang terpasang pada
cincin slip dan sikat –sikat dapat dilihat berada disebelah kiri lilitan rotor.
26
Lilitan rotor tidak dihubungkan ke pencatu. Cincin slip dan sikat semata–
mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar ke dalam
rangkaian motor. Motor rotor lilit kurang banyak digunakan dibandingkan
dengan motor rotor sangkar karena harganya mahal dan biaya
pemeliharaan lebih besar.

Gambar 3.8 Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan

Seperti yang terlihat pada gambar 3.5, penambahan tahanan luar


sampai harga tertentu dapat membuat kopel mula mencapai harga
maksimum, kopel mula yang besar ini memang diperlukan pada waktu
start.
Motor induksi dengan rotor lilit memungkinkan penambahan
(Pengaturan Tahanan Luar) tahanan luar yang dapat diatur ini
dihubungkan ke rotor melalui cincin, selain untuk menghasilkan kopel
mula yang besar tahanan luar tadi diperlukan untuk membatasi arus mula
yang besar pada saat start motor. Disamping itu dengan mengubah tahanan
luar, kecepatan motor dapat diatur. Dibawah ini terdapat rangkaian induksi
dengan belitan memungkinkan penambahan tahanan luar.

27
Gambar 3.9 Rangkaian Motor Rotor Belitan

3. Beda Motor Induksi Rotor Sangkar Dengan Rotor Belitan


Rotor Sangkar dapat dianggap sebagai lilitan –lilitan seri dengan
langkah penuh (full pitch). Lilitan –lilitan seri tersebut dibentuk oleh
pasangan –pasangan batang konduktor yang ujung–ujungnya disatukan
oleh cincin hubung singkat, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6
Jika kita bandingkan antara rotor sangkar dan rotor lilit ada perbedaan-
perbedaan sebagai berikut :
a. Karakteristik motor induksi rotor sangkar sudah fixed, sedang pada
motor induksi dengan rotor lilit masih dimungkinkan variasi
karakteristiknya dengan cara menambahkan rangkaian luar melalui slip
ring/sikatnya.
b. Jumlah kutub pada rotor sangkar menyesuaikan terhadap jumlah kutub
pada lilitan statornya, sedangkan jumlah kutub pada rotor sudah tertentu.

3.4. Prinsisp Kerja Motor Induksi 3 Fasa


Motor induksi 3 fasa adalah sebuah motor listrik yang digerakkan dengan
sumber tegangan listrik 3 fasa. Motor listrik ini disebut motor induksi karena
perpindahan energi dari stator ke rotor berdasarkn induksi elektromahnet atau
dengan kata lain antara stator dan rotor tidak ada kontak langsung.
Perpindahan energi dari stator ini melalui celah udara atau sering disebut
air gap. Besar kecilnya air gap ini sangat mempengaruhi torsi dari motor induksi,
di mana semakin besar celah udara antara rotor dan stator akan mengakibatkan

28
motor induksi memeliki rugi daya semakin besar dan semakin kecil air gap rugi
daya semakin kecil. Namun demikian air gap ini tidak boleh terlalu kecil / ssempit
karena bisa mengakibatkan gesekan antara stator dan rotor sehingga motor tidak
bergerak dan menyedot arus yang besar yang dapat menyebabkan terbakarnya
gulungan kumparan.
Adapun prinsip kerja dari Motor induksi 3 Fasa Rotor Sangkar adalah
sebagai berikut :
1. Jika kumparan stator dihubungkan ke sumber tegangan 3 fasa maka pada
kumparan akan timbul medan magnet putar ( rotating magneting field) yang
sebanding dengan putaran sinkron.

Gambar 3.10 Berputarnya Medan Magnet

2. Medan magnet putar akan memotong motong batang konduktor pada rotor
3. Sebagai akibatnya pada kumparan jangkar timbul tegangan asinkron
4. Karena kumparan jangkar rangkaian tertutup maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I)

Gambar 3.11 Arus Menghasilkan Fluks

29
5. Adanya arus I di dalam medan magnet menimbulkan adanya gaya F pada
rotor

Gambar 3.12 Gaya Pada Rotor

6. Jika kopel mula yang dihasilkan oleh gaya f pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban maka rotor akan berputar searah dengan medan
putar stator.
7. Kecepatan putar rotor tidak akan mencapai pada putaran sinkronnya,
disebabkan jika rotor berputar sama dengan kecepatan sinkronnya maka
batang batang konduktor pada rotor tidak akan terpotong potong medan
magnet sehingga tidak terjadi induksi pada rotor.
8. Selisih kecepatan antara kecepatan sinkron dengan putaran rotor disebut
slip.

Gambar 3.13 Gaya Akibat Fluks Pada Stator dan Rotor

30
9. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya maka motor tak serempak disebut juga motor
induksi atau motor asinkron.

3.5. Karakteristik Motor Induksi 3 Fasa


Secara umum motor induksi yang baik mempunyai standar bentuk
karakteristik tertentu. Tiap -tiap motor mempunyai karakteristik sendiri -sendiri.
Dibawah ini disebutkan beberapa karakteristik yang menggambarkan hubungan
antara suatu parameter dan mesin yang lain, yaitu :
a. Karakteristik Beban Nol
Karakteristik beban nol adalah karakteristik yang menggambarkan
hubunga antara tegangan ke motor dengan arus daya cos φ motor pada
keadaan tanpa beban,seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.10 ,jadi
putaran mendekati sinkron atau sama.

Gambar 3.14 Karakteristik Beban Nol

b. Karakteristik Rotor yang diblok


Karakteristik motor yang diblok adalah karakteristik yang
menggambarkan hubungan antara tegangan masuk dan arus yang masuk, cos
φ, daya masuk. Seperti yang ditampilkan pada gambar 3.11 dibawah ini :

31
Gambar 3.15 Karakteristik Rotor Yang di Blok

c. Karakteristik Start
Karakteristik start ini dipakai untuk menggambarkan hubungan antara
waktu dan arus. Putaran untuk macam –macam beban pada tegangan masuk
konstan. Dari gambar dibawah berikut (Gambar 3.12) dapat dijelaskan bahwa
:
1. Jika waktu start dari motor induksi makin lama, maka pemanas pada
belitan akan lebih besar pula pada elemen pengaman. Hal ini akan
berpengaruh terhadap lifetime dari motor.
2. Arus akhir ke motor lebih tinggi.
3. Putaran akhir motor akan lebih rendah.

Gambar 3.16 Karakteristik Start

32
BAB IV
PENGOPERASIAN MOTOR COOLING TOWER PUMP
DAN MOTOR COOLING TOWER FAN

4.1 Spesifikasi Motor Cooling Tower


Pada cooling tower turbin-generator 14 ini terdapat 2 jenis beban
motor induksi 3 fasa, yaitu:
1. Motor Cooling Tower Fan 160 kW 380 V
2. Motor Cooling Tower Pump 200 kW 380 V
Beban untuk cooling tower ini mendapatkan suplai dari trafo step
down dengan input tegangan 33 kV keluaran 380 kV dan kapasitas daya
1600 kVA.

4.1.1. Spesifikasi Motor Cooling Tower Fan 160 kW 380 V


Motor Cooling Tower Fan dengan kapasitas daya 160 kW ini
disuplai dengan tegangan 380V. Motor ini digunakan sebagai fan pada
cooling tower. Motor ini bekerja seperti kipas angin raksasa. Motor ini
akan menghasilkan tiupan angin sebagai pendingin udara yang akan
mendinginkan air dari proses condensate yang nantinya akan digunakan
kembali untuk boiler.

Gambar 4.1 Bentuk Fisik Motor Cooling Tower Fan

33
Berikut adalah spesifikasi motor cooling tower fan :
Tabel 4.1 Spesifikasi Motor Cooling Tower Fan
Unit TG 14
Lokasi Cooling
Tower
Nomor panel 94U-
UE8353-A
Output Power 160 kW
Brand Name Teco
Tegangan 380 V
Arus 269.2 A
Pole 4
Frekuensi 50 Hz
Weight 1175 kg
Efisiensi 94.8%
Cos phi 0.86

Gambar 4.2 Name Plate Motor Cooling Tower Fan

4.1.2. Spesifikasi Motor Cooling Tower Pump 200 kW 380 V

34
Motor Cooling Tower Pump merupakan motor induksi 3 fasa yang
bertegangan 380 V yang ada pada PT. Indah Kiat Pulp and Paper, motor
cooling tower Pump ini bekerja untuk memompa air ke bagian atas
cooling tower yang nantinya akan mengalir ke sirip-sirip cooling tower
agar proses pendinginan air lebih cepat. Motor cooling tower Pump
memiliki daya 200 kW.

Gambar 4.3 Bentuk Fisik Motor Cooling Tower Pump

Berikut adalah spesifikasi motor cooling tower Pump :


Tabel 4.2 Spesifikasi Motor Cooling Tower Pump
Unit TG 14
Lokasi Cooling
Tower
Nomor panel 94U-
UE8353-A
Daya 200 Kw
Tegangan 380 V
Arus 370 A
Pole 4
Frekuensi 50 Hz
Weight 1160 kg

35
Efisiensi 95.8%

Cos Phi 0.86

Komponen-komponen pompa cooling tower yaitu:


1. Valve untuk membuka dan menutup saluran fluida.
2. Packing untuk mencegah kebocoran pada sambungan.
3. Rubber joint untuk meredam getaran pada pipa.
4. Gear box untuk mengatur putaran pompa.
5. Oil seal untuk mencegah kebocoran oli pada gear box.
6. Shaft untuk menghubungkan pompa dengan motor.
7. Motor untuk menggerakan pompa.
8. Sealing water untuk menyemprotkan air pada gland packing sebagai
pendingin
9. Gland packing untuk mencegah kebocoran pada pompa.

Gambar 4.4 Name Plate Motor Cooling Tower Pump Cooling Tower

4.2 Pembahasan
Adapun pembahasan yang akan dibahas adalah, pengoperasian
motor cooling tower pump dan motor cooling tower fan. Penggunaan
motor listrik cooling tower fan dan Pump ini dalam pengoperasiannya
haruslah diketahui bagaimana prinsip ataupun karakteristik starting yang
36
digunakan pada saat motor dioperasikan, bagaimana prinsip kerja nya,
bagaimana sistem kontrol yang digunakan untuk mengontrol motor atau
beban motor, dan mengapa pula pada saat starting kedua motor tersebut
membutuhkan arus yang besar dalam pengoperasian pertamanya atau pada
saat start.
Motor induksi 3 fasa biasanya saat dihidupkan secara langsung
akan menarik arus 4 sampai 8 kali dari arus beban penuh dan hanya
menghasilkan torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula yang
besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran sehingga akan
mengganggu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang sama.
Untuk motor yang berdaya besar tentu arus pengasutan juga akan semakin
besar, sehingga untuk motor dengan daya besar tidak dianjurkan
menghidupkan motor secara langsung. Untuk menghindari hal tersebut,
suatu motor induksi seringkali di-start dengan level tegangan yang lebih
rendah dari tegangan nominalnya.
Terkhusus untuk Motor Fan dan Pump yang akan dibahas kali ini
pada saat starting nya yang terjadi ialah rangakain dengan saklar bintang
segitiga atau biasa yang kita sebut dengan Star-Delta.

4.3 Karakteristik Arus Starting Pada Motor Fan dan Pump


Saat motor induksi dijalankan maka akan membutuhkan arus mula yang
besar, hal ini dikarenakan frekuensi dan reaktansi yang tinggi dalam kondisi start
yaitu dengan slip seratus persen. Jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif,
arus rotor tertinggal terhadap ggl rotor dengan sudut yang besar. Hal ini berarti
bahwa aliran arus maksimum terjadi dalam konduktor rotor pada suatu waktu
setelah kerapatan fluksi maksimum stator melewati konduktor tersebut. Sehingga
kondisi ini menghasilkan arus mula yang besar dengan factor daya yang rendah
dan menghasilkan torsi mula yang rendah.
Jika rotor melakukan percepatan, frekuensi rotor menjadi
berkurang dikarenakan nilai slip yang berkurang, hal ini berarti nilai
reaktansi rotornya berkurang sehingga menyebabkan nilai torsinya naik ke
harga maksimumnya. Jika motor mempercepat lebih lanjut, torsi akan

37
turun sesuai dengan harga yang diperlukan untuk memutar beban dengan
kecepatan konstan.

Gambar 4.5 Karakteristik Arus Start Pada Motor Induksi

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa saat kondisi start motor
listrik memerlukan arus yang besar, hal ini berlangsung untuk beberapa
lama. Kemudian arus yang dibutuhkan akan turun pada kondisi locked
rotor. Nilai arus yang dibutuhkan akan tetap saat kondisi beban normal.
Dari karakteristik arus mula ini kita bisa menentukan karakteristik dan
setting relay proteksi yang di butuhkan untuk melindungi peralatan ini.

4.4 Data Hasil Pengukuran


Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur dan mendapatkan data
langsung di lapangan dan menghitung berdasarkan nametag yang tertera
pada fisik beban. Beban yang terpasang pada cooling tower ini yaitu:
1. Motor Cooling Tower Fan 160kW ( 4 unit)
3 unit ready dan 1 unit standby
2. Motor Cooling Tower Pump 200kW ( 2 unit)
2 unit ready
Beban diatas disuplai dengan tegangan 3 fasa 380V yang di
salurkan dari trafo step down 33kV ke 380V dengan kapasitas daya 1600
KVA. Kemudian aliran ini akan masuk ke motor control center (MCC).

38
Pada MCC ini terdapat panel-panel yang akan memproteksi dan
mengontrol motor pada cooling tower.

Gambar 4.6 Panel Kontrol Dan Proteksi Motor Cooling Tower di MCC TG 14

Gambar 4.7 Trafo Step Down 33KV ke 380V 1600KVA

39
Diketahui pada nameplate daya output sebesar 160KW dan efisiensi
motor sebesar 94.8%. maka dapat dihitung daya input pada motor dengan
menggunakan rumus dibawah ini.

Pout
η= ×100 %
Pin

a. Efisiensi motor cooling fan


P out : 160 KW
η : 94,8 %
160.000
Pin=
94.8 %
Pin=168.776,371 KW

b. Efisiensi motor cooling Pump


P out : 200 KW
η : 95,8 %

200.000
Pin=
95.8 %
Pin=208.768,267 KW

40
Gambar 4.8 Komponen Panel Kontrol Dan Proteksi Motor Cooling Tower Di
MCC TG 14

Start dengan methode star-delta ini memanfaatkan penurunan tegangan


yang dicatu ke motor saat stator motor terhubung dalam rangkaian star. Pada
waktu start, yakni saat stator berada pada rangkaian bintang, arus motor hanya
mengambil sepertiga dari arus motor jika motor distart dengan metode DOL.
Berhubung torsi motor berbanding lurus dengan quadratis dari tegangan, maka
torsi motor pada rangkaian bintang juga hanya sepertiga dari torsi pada rangkaian
delta.
Prinsip Kerja saat start, pertama-tama kontaktor utama K1 dan kontaktor
bintang KY diaktifkan. Peralihan dari rangkaian bintang ke rangkaian delta terjadi
pada kecepatan nD, yakni jika kecepatan motor sudah mencapai kira kira 80% dari
kecepatan nominal. Caranya dengan pengaktifan kontaktor KD dan pada saat yang
sama kontaktor KY dibuat tidak aktif. Namun, sesaat motor sudah terlepas dari
rangkaian bintang tetapi masih belum terhubung ke rangkaian delta, rotor masih
berputar, demikian juga arus rotor masih mengalir di kumparan rotor. Ada fluks
magnetik sisa di rotor yang memotong kumparan stator. Sehingga terjadi tegangan
induksi ke stator yang frekuensinya tergantung dari kecepatan rotor saat itu.

41
Kecepatan rotor saat itu tergantung sekali pada beban. Saat motor
terhubung ke rangkaian delta, terjadilah arus inrush yang sangat besar, yang mana
nilainya dapat mencapai hingga 2000 % dalam durasi yang sangat pendek sekitar
200 ms (lihat grafik di bawah ini). Hal ini terjadi karena adanya perbedaan phasa
yang sangat besar telah terjadi saat stator terhubung kembali ke jaringan listrik
dalam rangkaian delta dengan fluk dari rotor. Arus yang tinggi ini mengakibatkan
terjadinya torsi kejut dan dapat memberikan dampak buruk bagi komponen
transmisi dan komponen pemutus arus dari system drive tersebut.

Gambar 4.9 Rangkaian dan Grafik Peralihan Star ke Delta

Gambar 4.10 Karakteristik Arus Starting Star-Delta


Bagian kurva Torsi terhadap Kecepatan yang diberi bayangan arsir adalah
torsi asselerasi yang dibutuhkan untuk meng-asselerasi beban. Perhatikan torsi
start pada rangkaian bintang harus selalu lebih besar dari torsi awal beban supaya
motor dapat mengangkat beban dan berasselerasi menuju kecepatan nominal.
42
Hubungan bintang delta atau star-delta ini memang cukup digemari
sebagai pilihan aplikasi yang membutuhkan konsumsi arus yang kecil
beberapa saat awal motor dihidupkan namun memiliki suatu kelemahan
yang membuatnya kurang menjadi pilihan setelah adanya pengembangan
starting yang lebih baik seperti soft starter. Satu-satunya alasan pemilihan
jenis starting ini adalah biaya yang lebih murah dibandingkan starting
lainnya. Satu lagi dari kelemahan starting star-delta adalah apabila beban
membutuhkan 40% dari torsi awal atau lebih untuk start maka terpaksa
harus memilih motor induksi dengan satu frame size yang lebih besar.

Gambar 4.11 Thermal Overload Relay

Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk


mengamankan beban lebih Overload berdasarkan suhu Thermal yang
mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol seperti direct
online dan start delta untuk mengoperasikannya biasanya hanya menggunakan
push button Start / Stop.
Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut
terpenuhi, jadi di dalam TOR ini terdapat sebuah settingan nilai maksimum arus
untuk melakukan trip jika arus tersebut sudah terpenuhi.
43
Di dalam TOR tersebut terdapat sebuah Bimetal Element yang menjadi
panas saat arus beban sudah melebihi arus settingan TOR. Thermal Overload
Relay (TOR) berfungsi sebagai pengaman beban lebih pada sebuah rangkaian
kontrol Star Delta, jadi motor yang dikontrol tidak akan terbakar disaat motor
mengalami beban lebih namu motor tersebut akan mati.
Biasanya TOR itu masalahnya adalah karena panas atau overload yang
tidak bisa direset, kebanyakan teknisi atau operator mesin jika mesinnya
bermasalah ingin cepat-cepat langsung mereset TOR tersebut. Namun hasilnya
TOR tersebut tidak bisa direset langsung dikarenakan kondisi bimetal dalam TOR
masih panas akibat terjadinya beban lebih. Jadi harus menunggu beberapa saat
agar kemudian TOR tersebut dapat direset atau setidaknya menunggu 5 menit.

44
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan :
1. Motor cooling tower Pump dan Fan saat dihidupkan secara langsung akan
menarik arus 4 sampai 7 kali dari arus beban penuh dan hanya menghasilkan
torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban penuh.
2. Arus mula yang besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran
sehingga akan mengganggu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran
yang sama.
3. Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi sering kali di-start
dengan level tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya. Oleh
karena itu rangkaian kontrol motor yang diguanakan atau teraplikasi pada
motor cooling tower Fan dan Pump adalah Rangkaian kontrol Star-Delta.
4. Dan untuk melindungi/proteksi motor pada saat bekerja di gunakan Thermal
Overload Relay (TOR) agar motor tetap bekerja dengan konsisten.

5.2 Saran :
Diharapkan dengan ada sistem yang baru,dapat membantu meningkatkan
atau membantu permasalahan dalam memberikan informasi kepada yang
membutuhkan dan Dengan adanya program kerja praktek ini diharapkan terjadi
hubungan kerja sama yang baik antara Universitas Lancang Kuning dengan
perusahaan atau instansi tempat pelakanasan kerja praktek.

45
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdurrahman, Sutedjo. “Motor Induksi Tiga Phasa”.


2. Abdul Kadir, Prof. Ir., Mesin Tak Serempak,PT Djabatan, Jakarta, 1981.
3. Dwi Riyadi, Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa, Teknik Elektro,
Universitas Diponegoro,Semarang, 2001 .
4. http://www.scribd.com/doc/11026244/Motor-Induksi-Tiga-Phase
5. http://asyahdad.blogspot.com/2011/04/metode-starting-motor-induksi.html
6. http://novikaginanto.wordpress.com/2012/03/24/etap-electric-transient-
analysis-program/
7. http://eprints.undip.ac.id/25907/1/ML2F001649.pdf)
8. http://dwiseptari.blogspot.com/2010/05/sistem-start-pada-motor-
induksi.html
9. http://tukanglistrikshipyard.blogspot.com/2013/02/star-delta-starter-start-
denganmethode.html

46

Anda mungkin juga menyukai