100
Dimana
K1 = 1/RiCi (4)
Ada dua sinyal yang dikombinasikan oleh summer prop-int. Ini memberikan
keseluruhan output dari.
Vout = KP Verror + K1∫ Verror dt + V0 (5)
Dalam domain laplace ini menjadi :
Vout = KP + Verror + KL Verror / s
Rf prop
- Kp V error
Proportional
Controller
R1
R Comp
prop
In-Prop
VPV V error
ERROR Summer
AMP Prop-it
+V In-Int
Vout
1KOhm
VSP Rf Int
Integral
Controller
R2
- KI ? Verror dt
R Comp
Int
Atau
Vout 𝐾𝐿
= 𝐾𝑝 +
Verror 𝑆
Atau
Vout 𝐾𝐿
= 𝐾𝑝 +
Verror 𝑆
101
Merakit desain kontrol menandai pengontrol dalam pola fungsi trasnfernya,
persamaan diatas. Seringkali penggabungan konstanta, K1, akan diberikan dalam
pola reset per menit. K1 mempunyai unit-unit per detik. Untuk mengubah ini ke
reset per menit, hanya dengan memultiaplikasi oleh 60 detik/menit.
Electrical significance dari K1 di ilustrasikan pada gambar 2. Pada waktu t1
adalah sebuah langkah dalam kesalahan yang menyebabkan bagian proporsional
dari pengontrol untuk mengangkat. Diasumsikan bahwa kesalahan tetap konstan,
bagian integral pengontrol sekarang akan menyebabkan output menanjak ke atas.
Jalur landaian lajunya dipasang oleh K1. Dengan integrasi yang konstan dari 1
reset per menit, dalam 1 menit jalur landaian akan mengirim output naik pada
jumlah yang sama yaitu yang dilakukan bagian proporsional, hal ini diperlihatkan
pada gambar 2.a. Dalam gambar 2.b bagian integral dari pengontrol menyebabkan
sebuah jalur landaian yang merangkap tiga output yang dibuat oleh pengontrol
proporsional. Ini menyebabkan sebuah penggabungan konstan dari 3 reset per
menit.
102
Controller
Output
1 minute
proportional
t
0
t1 t1 + 1 minute
(a)
Controller
Output
1 minute
proportional
t
0
t1 t1 + 1 minute
(b)
Gambar 5.2. Konstanta integral untuk (a). 1 dan (b). 3 resets per menit.
103
mustahil. Pengoperasian rangkain bukanlah tujuan langsung, membuat pengujian
dan troubleshooting lebih membingungkan tugasnya.
Bagian integral dari pengontrol dapat dianggap sesuai diluar untuk
pengontrol proporsional. Pengontrol proporsional dilengkapi output konstan untuk
kesalahan konstan. Penggabung kemudian mengatur “offset” untuk
menghapuskan kesalahan.
Ketika mengkombinasikan sebuah penggabung (integrator), pengontrol
proporsional cendrung untuk bersosialisai meningkat. Anda karenanya harus
merendahkan KP untuk mengstabilkan sistem. Bagaimanapun, ini berubah
mereduksi kemampuan pengontrol untuk merespon dengan cepat. Akhirnya,
ketika digunakan dalam sistem dengan proses dalay yang panjang, sejak
meningkatkan secara alami dari penggabungan/integrator dapat menyebabkan
pengontrol melebihi sebenarnya sebelum proses delay dapat direspon.
Pengontrol integral – proporsional pada gambar 1 yaitu berlaku invers. Anda
dapat dengan mudah melihat ini dengan menghitung angka dari inversi VPV yang
menerima sebagaimana perjalanan nya ke output rangkaian error amp,
proporsional, dan integral masing – masing membalikkan sinyal, mengakibatkan
Vout menjadi keluar dari phase dengan VPV . untuk membuat direct- acting dari
pengontrol integral-proporsional, harus menambah salah satu atau memindahkan
rangkaian summer (sebagaimana anda lakukan untuk pengontrol proporsional). Ini
mengkombinasikan bagian integral dan proporsional. Jawaban yang paling
sederhana yaitu menambah pembalik penguat yang lain sesudah rangkain
summer. Pasang perolehannya ke 1 dengan membiarkan Rf =Ri . juga, amda harus
menggerakkan dioda zener dari summer ini.
104
5.2.2. Pengontrol Derivative
Output dari pengontrol derivative adalah proposional untuk laju perubahan dari
error.
𝑑𝑣𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐾𝐷 + (7)
𝑑𝑡
105
Controller
Output
+ Vsat
t
a b c d e f g
- Vsat
Error
(V)
t
5 10 15 20
106
1
𝑍𝐶 = = −𝑅𝐷 𝐶𝐷 𝑆 (10)
𝐶𝑆
Dimana
𝑍𝑓 = 𝑅𝑓
1
𝑍𝑖 = 𝑅𝑖 +
𝐶𝐷 𝑆
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑓
= −
𝑉𝑖𝑛 𝑅𝑖 + 1/𝐶𝑆
Atau
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑓 𝐶𝑆
= −
𝑉𝑖𝑛 𝑅𝑖 𝐶𝑆 + 1
107
Membiarkan RF C = KD dan Ri C = τI memberikan
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝐾 𝑆
= − τ +𝐷 1 (12)
𝑉𝑖𝑛 I
Respons dari diferensiasi yang dipraktekkan ini harus anda amati yaitu pada
pengontrol derivative output hanya untuk perubahan dalam error. Sistem dengan
error konstan yang akan tidak ada output yang dipunyai dari sebuah pengontrol
derivative. Pengontrol derivative harus selalu digunakan dalam kombinasi dengan
tipe pengontrol lain.
Pengontrol derivative menanggapi perubahan dalam error, untuk mengatasi
proses kelembaman. Frekuensi – tinggi mengimbangi pengontrolan ini dan selalu
menggunakannya dalam kombinasi dengan pengontrol lain.
RD
vinput Ri
Derivative INVERTER
Controller Vout
(R3)
R Comp
Gambar 5.4. Diagram rangkaian untuk derivative controller tanpa error input
RD
VPV V error R3
ERROR Derivative Proportional
AMP Controller Controller Vout
+ V
R Comp R Comp
1KOhm
PID
VSP
108
5.2.3. Proportional –Integral- Derivative (Pid) Controller (Three-Mode
(Pid)Controller)
Pengontrol proporsional – integral akan memindahkan semua keadaan
respons error. Dalam banyak sistem bagian proporsional akan cukup memadai
mengadakan respons yang cepat untuk bertindak dalam error. Bagaimanapun,
prosese-prosesnya dengan kelembaman besar memerlukan beberapa bentuk
sentakan tambahan dalam merespons kepada sebuah tindakan error. Ini mengatasi
kelembaman, mengadakan banyak respons tercepat kepada tindakan kesalahan
daripda sebuah pengontrol proporsional yang dapat diberikan.
Koreksi-kelembaman sentakan ini disediakan oleh sebuah pengontrol
(kontroler) derivative. Mengkombinasikan sebuah pengontrol derivatine dengan
pengontrol proporsional – integral membentuk pengontrol standar industrial three-
mode atau PID.
Reset Action
(Integral) Proportional + reset +
t Rate Action
t
109
Skematik tiga –mode (PID) paralel ditunjukkan gambar 5.7. Dengan
pengontrol integral dan proporsional integral, anda akan memerlukan untuk
menambahkan sebuah resistor yang besar disekitar Ci untuk mengimbangi arus
bias atau menggunakan arus bias yang sangat rendah. Derivative membatasi
resitor R3 supaya dijaga sekecil mungkin dan tetap dijamin stabilitasnya. Ini akan
menyederhanakan respons diferensiator.
Rf Prop
- Kp V error
VPV V error R1
ERROR Proportional
AMP Controller
+ V
R Comp
1KOhm
Prop
VSP
Rf Int
In-prop
R2
Integral Summer PID
Controller In-Int Vout
- KI ∫Verror dt Rcomp
R4
R Comp PID
Int
Rf Deriv
R3
Derivative
Controller
-KD dVpv
R Comp
dt
Deriv
Asumsikan bahwa efek dari dua resistor “non – ideal” ini agar dapat
ditiadakan dalam perbandingan pada efeknya yang disebabkan oleh tegangan
error.
dVerror
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐾𝑃 𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 + 𝐾𝐼 ∫ Verror dt + K D + V0 (13)
dt
Dimana
110
KP = R2/R2, band (perolehan) yang proporsional
KI = 1/RiCi, integrasi yang konstan
KD = RDCD, derivative yang konstan
V0 = cetakan integrator awal pengisian
Untuk mendapatkan fungsi transfer, ambillah transformasi persamaan
laplace. Yang memberikan,
𝐾𝑃 𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 +𝐾𝐼 𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 +𝐾𝐷 𝑆𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑆
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝐾𝑃 +𝐾𝐼 +𝐾𝐷 𝑆
=
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑆
𝐾𝐷 𝑆 2 +𝐾𝑃 𝑆+𝐾𝐼
= 𝑆
Atau
𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝐾𝐷 𝑆 2 +( 𝑃 )𝑆+𝐾𝐼 /𝐾𝐷
𝐾𝐷
= (14)
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑆
111
Solusi untuk derivative ini membuat overrun yaitu membiarkan derivative
bekerja pada variabel proses, tidak pada error. Maka,
Error = set point – variabel proses
Langkah diubah dalam set point yang tidak akan dilihat oleh pengontrol
derivative, dan menyebabkan terkunci oleh langkah set point yang akan menolak.
Membuat perubahan ini dalam pengontrol paralel – mode PID yang
menerobos lurus. Lihatlah gambar 5.9. Input kepada diferensiator telah
dipindahkan dari output pada error amp. Ini dihubungkan sebaliknya secara
langsung pada variabel proses sinyal (VPV). Output diferensiator yaitu telah
negatif. Untuk mengadakan feedback negatif kepada proses, output ini harus
ditambahkan pada pengontrol lain. Jadi – KD dVpv / dt dihubungkan kepada input
Rcomp dari blok summer PID. Resistor 10 kΩ dan 5kΩ melemahkan sinyal,
menyeimbangi untuk perolehan sifatnya (deisebabkan oleh RF = 10 kΩ dan Ri =
10 kΩ , 10 kΩ). Menghasilkan persamaan waktu domain yaitu ,
𝑑𝑉𝑝𝑣
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐾𝑃 𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 + 𝐾𝐼 ∫ 𝑣𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑑𝑡 − 𝐾𝐷 (15)
𝑑𝑡
5.3 PERALATAN
1. Osiloskop
2. Multimeter digital
3. Modul pratikum
4. Kabel jamper
112
5.4. TUGAS PENDAHULUAN
1. Buatlah ringkasan dan ikhtisar (kesimpulan) yang anda dapat setelah
membaca bagian III.1. Pengontrol integral- proporsional
2. Buatlah ringkasan dan ikhtisar (kesimpulan) yang anda dapat setelah
membaca bagian III.2. pengontrol derivative.
3. Buatlah ringkasan dan ikhtisar (kesimpulan) yang anda dapat setelah
membaca bagian III.3. proporsional- integral- derivative (PID) controller
(Three-mode (PID) controller)
1. Perhatikan saklar modul utama harus dalam keadaan off. Pelajari rangkaian
sistem kendali proporsional- integral yang terdapat pada gambar 5.1.
113
2. Kemudian pada modul pratikum rangkailah dengan menggunakan kabel
jumper sesuai dengan rangkaian yang terdapat pada gambar 1 tetapi dengan
terlebih dahulu menentukan (men-setting) nilai-nilai resistansi dengan
mengatur potensiometer.
3. Adapun nilai-nilai resistansi dan tegangan yang digunakan serta langkah
kerjanya adalah : pertama-tama pratikan harus melakukan perhitungan dari
kasus/problem yang terdapat dibawah ini. Tentukan (setting) nilai- nilai
resistor, untuk pengukuran RFprop dan Rf Int posisi saklar harus terletak pada
posisi ‘putus’ agar tidak terhubung dengan sistem lain.
Tentukan respon dari rangkaian dalam gambar 1 dengan input VPV, diberikan
dalam gambar 5.8, asumsikan bahwa :
VSP = 5V
R1 = 3,3 KΩ
Rfprop = 10 KΩ
R2 = 10 KΩ
Ci= 100 μF
Rcomp Prop = 2,5 KΩ
Rcomp Int = 9 KΩ
V0 = 0 (awal pengisian pada kapasitor)
Vjenuh = 15V
Perhatian : saklar yang menghubungkan Rf dengan blok integral controller ‘posisi
nya’ harus pada posisi “PUTUS” . untuk RfProp posisi saklar pada posisi
‘hubung’
Keterangan gambar 8 : U2 = proportional controller
U3 = integral controller
114
Vsp = 5 V
Vpv
2
a b c d
0 t
V error
Error Amp 0 t
-1
-2
-3
3
Proportional
Controller 0 t
-3
-6
-9
12
9
Integral 6
Controller
3
0 t
15
12
6
Vout
3
0 t
𝑅 10 𝑘
Kp = 𝑅2 = 3,3 𝑘 (16)
1
115
Output dari U2 yaitu sebuah penguat dan versi terbalik dari kesalahan
tegangan. U3 : dengan input yang pasti, penggabung adalah sebenarnya sebuah
jalur landaian generator.
𝑉
Laju = 𝑅𝐶
V = KP Verror
R = 10 k
C = 100 µF
3𝑉 3 𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
Laju = 10 𝑘𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 =
𝑥 100µ𝐹 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
116
Tabel 5.1. Hasil percobaan Sistem Kendali Proporsional – Integral
VPV VERROR KI KP VOUT
5V 0,32 2,07 0,23 4,61
4V 1,02 1,90 1,10 4,26
6V 1,03 6,29 0,33 3,80
117
kemudian ketika dioperasikan maka posisisaklar dipindahkan ke posisi
‘hubung’.
3. Ada pun nilai-nilai resistansi dan tegangan yang digunakan serta langkah
kerjanyaadalah : Asumsikan bahwa :
VSP =3V
R3 = 82
RD = 1,6 K
RComp = 78
Perhatian : untuk percobaan pada bagian ini, untuk membentuk blok rangkaian
inverter maka output dari blok rangkaian Derivative Controller dihubungkan
kepada masukkan In-Deriv pada blok rangkaian Summer PID dan masukan RComp
PID dihubungkan dengan potensiometer (hubungan sesuai dengan gambar 5.5
)dengan nilai resistansi RComp PID = 5 K.
4. Kemudian anda on-kan saklar utama modul, dan kemudian setting-lah VSP = 3
Vdan VPV = 0,5 V. kemudian anda hubungkan output VPV tersebut terhadap
inputVPV dari blok rangkaian Error-Amp.
5. Kemudian anda ukurlah VOUT pada output controller tersebut. Catatlah
hasilpengukuran anda tersebut.
6. Selanjutnya anda lakukanlah percobaan tersebut diatas dengan tetap men-
settinVSP = 3 V, tetapi mengubah dan menggunakan setting nilai input VPV
sesuai dengan nilai-nilai berikut :
118
x. VPV = 3 Volt
7. kemudian anda lakukan percobaan atau uji coba dengan menggunakan seluru
nilai-nilai VSP dan VPV yang sudah ditentukan diatas. Ukurlah VOUT pada
outputController tersebut untuk setiap nilai error yang telah ditentukan
diatas.Catatla hasil pengukuran anda tersebut.
8. Dari data hasil percobaan dan pengamatan yang anda lakukan tersebut
buatlahkurva transfer sistem kendali pada kertas grafik.
119
R2 = 10 k
R3 = 82
RD = 1,6 k
RComp Prop = 2,5 K
RComp Int = 9 k
RComp Deriv = 78
RComp PID = 2,5 k
Perhatian : saklar yang menghubungkan Rf Int dengan blok integral
controller‘Posisinya’ harus pada posisi ‘PUTUS’ . rangkailah seluruh rangkaian
dengan benar dan baik.
4. kemudian anda On-kan lah saklar utama modul, dan kemudian setting-lah VSP
= 5V dan VPV = 0,5 V. kemudian anda hubungkan output VPV tersebut terhadap
Input VPV dari blok rangkaian error-Amp .
5. Kemudian anda ukurlah VOUT pada output controllertersebut, serta ukur
jugalah pada beberapa titik penting. Catatlah hasil pengukuran anda tersebut.
6. Selanjutnya anda lakukanlah percobaan tersebut diatas dengan tetap men-
setting VSP = 5 V, tetapi mengubah dan menggunakan setingnilai input VPV
sesuai dengan nilai-nilai berikut :
i. VPV = 1 Volt
ii. VPV = 1,5 Volt
iii. VPV = 2 Volt
iv. VPV = 2,5 Volt
v. VPV = 3 Volt
vi. VPV = 3,5 Volt
vii. VPV = 4 Volt
viii.VPV = 4,5 Volt
ix. VPV = 9 Volt
x. VPV = 5,5 Volt
7. Kemudian anda lakukan percobaan atau uji coba dengan menggukan seluruh
nilainilai VSP dan VPV yang sudah ditentukan diatas. Ukurlah VOUT pada output
controller tersebut untuk setiap nilai error yang telah ditentukan diatas. Catalah
hasil pengukuran anda tersebut.
120
8. Dari data hasil percobaan dan pengamatan yang anda lakukan tersebut buatlah
kurva transfer sistem kendali kepada kertas grafik.
Rf Prop
- Kp V error
VPV V error R1
ERROR Proportional
AMP Controller
+ V
R Comp
1KOhm
Prop
VSP
Rf Int
In-prop
R2
Integral Summer PID
Controller In-Int Vout
- KI ∫Verror dt Rcomp
R4
R Comp PID
Int
Rf Deriv
R3
Derivative
Controller
-KD dVpv
R Comp
dt
Deriv
121
VSP = 5V
R1 = 3,3 k
Rf Prop = 10 K
R2 = 10 k
R3 = 82
RD = 1,6 k
R4 = 10 k
RComp Prop = 2,5 K
RComp Int = 9 k
RComp Deriv = 78
RComp PID = 2,5 k
Perhatian : saklar yang menghubungkan Rf Int dengan blok integral controller
‘posisi-nya harus ada posisi “PUTUS”. Rangkailah seluruh rangkaian dengan
benar dan baik, perhatikan posisi penempatan posisi input dari Derivative
Controller yang harus dihubungkan ke input VPV dan juga output dari
Derivative Controller dihubungkan ketitik yang sama dengan RComp PID (sesuai
dengan hubungan yang diperlihatkan pada gambar 9).
4. kemudian anda on-kan lah saklar utama modul, dan kemudian setting-lah VSP =
5V, dan VPV = 0,5 V. kemudian anda hubungkan output VPV tersebut input VPV
dari blok rangkaian Error-Amp.
5. Kemudian anda ukurlah VOUT pada output controller tersebut, serta ukur
jugalahpada beberapa titik penting. Catatlah hasil pengukuran anda tersebut.
6. Selanjutnya anda lakukanlah percobaan tersebut diatas dengan tetap men-
settingVSP = 5 V, tetapi mengubah dan menggunakan setting nilai input VPV
sesuaidengan nilai-nilai berikut :
i. VPV = 1 Volt
ii. VPV = 1,5 Volt
iii. VPV = 2 Volt
iv. VPV = 2,5 Volt
v. VPV = 3 Volt
vi. VPV = 3,5 Volt
vii. VPV = 4 Volt
122
viii.VPV = 4,5 Volt
ix. VPV = 9 Volt
x. VPV = 5,5 Volt
7. Kemudian anda lakukan percobaan atau uji coba dengan menggunakan
seluruhnilai-nilai VSP dan VPV yang sudah ditentukan diatas. Ukurlah VOUT
pada outputcontroller tersebut untuk setiap nilai error yang telah ditentukan
diatas. Catatlahhasil pengukuran anda tersebut.
8. Dari data hasil percobaan dan pengamatan yang anda lakukan tersebut
buatlahkurva transfer sistem kendali pada kertas grafik.
9. Bandingkanlah seluruh hasil percobaan V.3 dengan seluruh hasil percobaan V.4
Hasil perbandingan apa yang anda dapat anda peroleh. Kesimpulan apa yang
andadapat ambil dari perbandingan hasil-hasil tersebut.
5.5.5. Tambahan
1. Kemudian cobalah anda lakukan ulang seluruh percobaan V.3 dan V.4 diatas,
tetapi dengan saklar Rf Int yang menghubungkan dengan blok integral controller
‘posisi-nya’ diubah harus pada posisi ‘HUBUNG’ tetapi dengan terlebih dahulu
mengatur potensiometer sehingga diperoleh nilai resistansi Rf Int sebesar 100 k.
2. Kemudian cobalah anda bandingkan seluruh hasil tersebut dengan hasil
percobaan yang anda peroleh sebelumnya. Kesimpulan apa yang anda dapat anda
peroleh darikedua langkah percobaan ini.
123
BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
124
DAFTAR PUSTAKA
125