TUGAS 2
Disusun oleh :
1620201071
Jawab : Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem tenaga
listrik maka pada PMT (circuit breaker) akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi
karena pada saat kontak PMT dipisahkan , beda potensial diantara kontak akan
menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut, seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah.
Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan kontak dan
menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan medan elektrik
menimbulkan emisi medan tinggi pada kontak katoda (K). Kedua emisi ini
menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan bergerak menuju kontak
anoda (A). Elektron-elektron ini membentur molekul netral media isolasi dikawasan
positif, benturan-benturan ini akan menimbulkan proses ionisasi. Dengan demikian,
jumlah elektron bebas yang menuju anoda akan semakin bertambah dan muncul ion
positif hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda, perpindahan elektron bebas ke
anoda menimbulkan arus dan memanas kan kontak anoda.
Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang berbeda.
Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya tungsten atau
karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan pemanasan di katoda. Akibatnya,
emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik
leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan menimbulkan emisi medan tinggi.
Hasil emisi thermis ini dan emisi medan tinggi akan melanggengkan proses
ionisasi, sehingga perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah
yang disebut busur api.
Jawab :
Sebelum berbicara tentang jenis, berikut merupakan gambar karakteristik busur api
Pada grafik diatas, dibagi 3 bagian sesuai dengan besarnya arus busur api
tersebut. Bagian A merupakan busur api dibawah 0.1 Ampere. Bagian B merupakan
busur api dengan arus hingga 100 A, sedangkan bagian C merupakan busur api yang
arusnya diatas 100 A. jika kita telaah lebih lanjut, busur api pada tegangan rendah
terjadi pada bagian A dan B (sampai kurang lebih 10 A), tegangan menengah terjadi
pada bagian B, dan tegangan tinggi terjadi pada bagian B dan C.
Pengklasifikasian busur api merupakan hal yang sulit, tapi ada 3 jenis busur api
yang umum terjadi pada sistem tenaga listrik dengan kondisi terjadinya busur api yang
berbeda-beda. Jenis-jenis tersebut adalah:
a. Free burning arc column, merupakan pelepasan muatan yang terjadi pada
celah udara yang panjang. Contoh: petir.
b. Busur api yang terjadi dengan celah udara yang relatif sempit. Contoh:
flashover pada insulator, bushing, dan isolator di udara. (terjadi pada bagian
C)
c. Busur api yang terjadi karena arus tinggi akibat dari short-circuit pada
sistem tenaga listrik. Contoh: pemutusan tenaga oleh CB.
dimana, lg = log10
Ia = arus busur api / arcing current (kA)
Dari persamaan (1) dapat ditulis kembali dengan persamaan sebagai berikut,
lg Ia - 0,983 lg Ibf = 0,00402 lg Ia - lg Ibf 0,983 = 0,00402 lg
( Ia / Ibf 0,983 ) = 0,00402 Ia / Ibf 0,983 = 10 0,00402
lg En = K1 + K2 + 1,081 lg Ia + 0,0011G
Dengan adanya variabel waktu, x faktor dan jarak antara peralatan dengan pekerja
maka akan menghasilkan jumlah energi yang dilepaskan ke udara. Besarnya dapat
dituliskan dalam persamaan berikut dalam satuan cal/cm2.
E = Cf × En × (t/0,2)(610/D)x
Dimana,
En = Insiden energi normal tanpa pengaruh waktu dan jarak (Joule/cm2).
K1 = -0,792 untuk konfigurasi terbuka dan -0,555 untuk kofigurasi tertutup atau
box.
K2 = 0 untuk sistem ungrounded or high-resistance dan