PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Dalam perkembangannya menuju negara maju di segala bidang, Indonesia diharapkan
mampu bersaing dengan negara-negara industri lain di dunia. Peningkatan yang sangat pesat,
baik secara kualitas maupun kuantitas juga terjadi dalam industri kimia. Oleh karena itu untuk
masa yang akan datang, industri kimia khususnya, perlu dikembangkan agar tidak selalu
bergantung pada negara lain.
Phenyl Ethyl Alcohol (C8H10O) merupakan salah satu produk kimia hasil produksi
antara (intermediate) yang sangat komersial untuk bahan baku industri pembuatan parfum yang
cukup potensial. Di samping itu Phenyl Ethyl Alcohol juga dapat digunakan sebagai bahan
kosmetik, sabun, bahan pengawet, anti bakteri dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya kebutuhan akan Phenyl Ethyl Alcohol terus meningkat, tidak
lama setelah tahun 1900. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan tersebut maka perlu dilakukan
pengembangan-pengembangan dalam proses pembuatan Phenyl Ethyl Alcohol guna
meningkatkan hasil dan mutu produk yang lebih baik.
Pendirian pabrik Phenyl Ethyl Alcohol akan sangatlah tepat, karena dapat memberikan
dampak positif dalam segala bidang, antara lain dibukanya lapangan kerja baru, sehingga dapat
menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Di samping itu untuk
memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara.
Jadi kebutuhan pada tahun 2010 adalah: Y = 63.879 (12) + 56.400 = 822.948 kg/tahun
❖ Faktor utama
Faktor utama dalam pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut
1. Sumber bahan baku
Bahan baku pembuatan phenyl ethyl alcohol yaitu benzene dan ethylene
oxide. Dimana benzene didatangkan dari PT Pertamina Cilacap. Sedangkan
untuk ethylene oxide diimport dari Botany Company, Australia.
2. Sarana Transportasi
Tersedianya sarana transportasi yang memadai untuk proses penyediaan
bahan baku dan pemasaran produk yaitu tersedianya jalan raya dengan
kondisi yang baik, dekat Bandara Tunggul Wulung (± 8 km), dekat
pelabuhan Tanjung Intan Cilacap (± 7 km), dan tersedia jalur kereta api
(Kroya adalah yang terbesar), sehingga proses penyediaan bahan baku dan
pemasaran produk baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun
untuk komoditi ekspor tidak mengalami kesulitan Tenaga Kerja
Cilacap adalah satu dari tiga kawasan industri utama di Jawa Tengah (selain
Semarang dan Surakarta) yang merupakan daerah industri dengan tingkat
kepadatan penduduk tinggi, sehingga penyediaan tenaga kerja dapat
diperoleh dari daerah disekitarnya, baik tenaga kasar maupun tenaga
terdidik.
3. Utilitas
Fasilitas utilitas yang meliputi penyediaan air, bahan bakar, dan listrik.
Kebutuhan listrik dapat memanfaatkan listrik PLN maupun swasta yang
sudah masuk ke kawasan Industri ini. Sementara untuk sarana lain seperti
air juga tersedia di daerah Cilacap.
❖ Faktor pendukung
Faktor pendukung juga perlu mendapatkan perhatian di dalam pemilihan
lokasi pebrik karena faktor-faktor yang ada didalamnya selalu menjadi
pertimbangan agar pemilihan pabrik dan proses produksi dapat berjalan lancar.
Faktor pendukung ini meliputi:
1. Harga tanah dan gedung dikaitkan dengan rencana di masa yang akan
datang
2. Kemungkinan perluasan pabrik
3. Tersedianya fasilitas servis, misalnya di sekitar lokasi pabrik tersebut atau
jarak yang relatif dekat dari bengkel besar dan semacamnya
4. Tersedianya air yang cukup
5. Peraturan pemerintah daerah setempat
6. Keadaan masyarakat daerah sekitar (sikap keamanan dan
sebagainya)
7. Iklim
8. Keadaan tanah untuk rencana pembangunan dan pondasi
9. Perumahan penduduk atau bangunan lain.
B. Produk
(1) Phenyl Ethyl Alcohol
a. Sifat fisis :
Rumus Kimia : C8H10O
Berat molekul (g/mol) : 122
Bentuk : cair
Titik didih 1 atm, oC : 220
Titik leleh, oC : -27
Densitas ( 25 oC ), kg/mm3 : 1025,35
Viskositas (25 oC), cp : 11,2667
Vapor pressure (30oC), kPa : 0,0133
Suhu kritis (Tc), oC : 443,4
Tekanan Kritis (Pc), atm : 33,8
(Kirk Othmer, 1996)
DESKRIPSI PROSES
AlCl3
C2H4O + C6H6 C8H10 O
Ethylen oxide Benzene Phenyl ethyl alcohol
Reaksi :
AlCl3
C2H4O + C6H6 C8H10 O
Ethylen oxide Benzene Phenyl ethyl alcohol
C2H4O -13,10
C6H6 129,66
C8H10O -2,85
(Yaws, 1999)
Gf o298 = Gfo produk - Gf reaktan
= (-2,85) – (-13,10 + 129,66)
= -119,41 kJ/mol
K
ln
-151300 1
.
1
8,5393.1020
8,314 283
298
K
ln
151300 (283 298)
-3,2368
8,5393.1020
8,314 (283 298)
ln K – ln 8,5393. 1020 = -3,237 ln K –
42,8935 = - 3,237
ln K = -3,237 + 42,8935
= 39,6565
K = 1,6695. 1017
Terlihat bahwa harga K untuk reaksi tersebut sangat besar, sehingga reaksi akan
berjalan ke kanan (irreversible).
(Smith.J.M & Van Ness H.C,1996.)
2.2.4. Langkah Proses
Bahan baku berupa ethylene oxide disimpan pada fase cair pada suhu dibawah
suhu lingkungan (T=100C, P=1atm) dalam tangki bola yang dilengkapi dengan
refrigeran, digunakan pendingin butana untuk mengkondisikan suhu 10 0C. Bahan
baku berupa ethylene oxide akan dipompakan dengan pompa-03 (P-03) menuju
reaktor. Bersamaan dengan itu dialirkan benzene yang disimpan pada fase cair, suhu
dan tekanan lingkungan dalam tangkk silinder tegak dengan tutup berbentuk
kurucut