PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Fixed Cone Roof with Internal Floating Roff (Brownell and Young, 1959)
b. Tangki Umbrella
Kegunaanya sama dengan fixed cone roof bedanya adalah bentuk tutupnya yang
melengkung dengan titik pusat meredian di puncak tangki.
c. Tangki Tutup Cembung Tetap (Fixed Dome Roof)
Bentuk tutupnya cembung, ekonomis bila digunakan dengan volume> 2000 m3 dan
bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m3 (dengan D < 65 m), kegunaanya sama
dengan fix cone roof tank.
d. Tangki Horizontal
Tangki ini dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan rendah
(low volatility), dengan tekanan uap tidak melebihi 5 psi, diameter dari tangki dapat
mencapai 12 feet (3.6 m) dengan panjang mencapai 60 feet (18.3 m).
1.3 Pompa
Pompa adalah mesin fluida yang digunakan untuk mengalirkaan fluida
incompressible (tidak bisa dimampatkan) dari suatu tempat ketempat yang lain, dari suatu
tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang rendah ke tekanan
yang lebih tinggi. Dalam hal ini pembahasan pompa tidak terlepas dari pembahasan pipa
isap (suction pipe) dan pipa tekan (discharge) yang secara keseluruhan juga tentang
pemompaan (pumping system). Sistim pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir
20% kebutuhan energi listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri
tertentu berkisar 25-50% .
Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran
fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan
mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. Pompa juga dapat
digunakan pada proses-proses yang membutuhkan tekanan hidraulik yan besar. Hal ini bisa
dijumpai antara lain pada peralatan-peralatan berat.
Dalam operasi, mesin-mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang
besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa
maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada
sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.
Pompa memiliki dua kegunaan utama:
a. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari
aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air).
2.1 Pompa
Jenis pompa yang digunakan pada proses dalam pabrik pembuatan triacetin adalah
pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal ini lebih banyak digunakan daripada jenis
displacement karena memiliki beberapa kelebihan. Pompa sentrifugal dipilih berdasarkan
pertimbangan berikut (Perry, 1997):
a. Harganya murah
b. Biaya pemeliharaan kecil
c. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit
d. Aliran yang dihasilkan lebih seragam
e. Konstruksi sederhana
f. Proses pengoperasian yang mudah
g. Dapat disesuaikan dengan menggunakan motor penggerak atau turbin
Naiknya tekanan cairan oleh pompa Sentrifugal disebabkan oleh aksi gaya
Sentrifugal yang dikenakan pada cairan tersebut. Persamaan perancangan pompa
sentrifugal, yaitu :
1. Data Perancangan Fluida
a. Temperatur fluida, T (°C)
b. Densitas fluida
untuk menghitung densitas masing-masing komponen kimia yang mempunyai
suhu yang berbeda-beda maka gunakan rumus densitas (Yaws, 1999):
𝑇
𝜌 = (𝐴 𝑋 𝐵)−(1−𝑇𝑐)^𝑛 ..................................................(2.1)
Keterangan :
ρ = densitas fluida (lb/ft3)
A, B, n = nilai koefisien dari masing-masing komponen kimia
T = Temperatur (K)
Tc = kritikal Temperatur
Densitas campuran
ρ campuran = X1. ρ1 + X2. ρ2 ................................................. (2.2)
Dimana :
Q = Kapasitas atau Laju Alir Volumetrik, ft3/hr
Ftotal = Laju Alir fluida, kg/jam
ρ = Densitas fluida, kg/ m3
4. Perhitungan Diamater Optimum untuk Pompa
Untuk perhitungan diameter pompa, dilakukan dengan asumsi aliran yang terjadi
pada perancangan minyak goreng dari CPO (Crude Palm Oil). Asumsi terbagi
Dengan :
V = kecepatan aliran linier, m/s
Q = kapasitas, m3/s
At = flow area per pipe, m2
Menghitung nilai Bilangan Reynold menggunakan persamaan 2.5-1 (Geankoplis,
1997).
𝐼𝐷 𝜌 𝑣
𝑁𝑅𝑒 = ................................................... (2.10)
𝜇
Dimana :
ID = inside diameter, ft
Dimana :
Ff = friction losses, lbf. ft/lbm
F = friction factor
ΔL = panjang pipa, ft
D = diameter pipa, ft
V = kecepatan aliran linier, ft/s
gc = gravity, 32,174 lbm.ft/lbf.s
b. Jika aliran fulidanya memiliki bilangan reynold (Nre) > 2100 maka tergolong pola
aliran turbulen (Hal. 86 Geankoplis, 1997). Jika tergolong pola aliran turbulen
maka untuk digunakan fanning friction factor dalam penentuan friction factor (Hal.
Gambar 2.1 Menentukan nilai equivalent toughness for new pipe (Geankoplis, 1997)
ε
f = D.......................................................(2.15)
Keterangan :
Kc : koefisien contraction losses
A2, A1 = luas pipa (ft2)
𝑉22
hc = Kc 2∝𝑔𝑐 ...................................................(2.17)
keterangan :
hc : friction loss (ft.lbf/lbm)
∝ : 1 (aliran turbulen)
(𝑉2 )2
𝐻𝑒𝑥 = 𝐾𝑒𝑥 ....................................................... (2.19)
2∝𝑔𝑐
Total Friction
∑F = Ff + 𝐻𝑒𝑥 + 𝐻𝑐 + 𝐻𝑓 ..........................................(2.20)
9. Perhitungan daya pompa
Daya pompa ditentukan dengan Mechanical Energy Balance Equation
(Geankoplis, 1997).
1 𝑔 𝑃2 −𝑃1
(𝑉22 − 𝑉12 ) + 𝑔𝑐 (𝑧2 − 𝑧1 )+ + ∑F + 𝑊𝑠 = 0 .......................... (2.21)
2𝑔𝑐∝ 𝜌
Diasumsikan:
v1 = v2 dan P1 = P2 = 1 atm, sehingga Δv = 0 dan ΔP = 0
z1 = 0, z3 = 3 m = 9.84 ft dengan g = 9.806 m/s2 = 32.174 ft/s2
Menghitung flow rate (m)
M = Q .𝜌 ............................................................ (2.22)
Wp = -Ws/η ......................................................... (2.23)
𝑊𝑝.𝑚
BHP = - ......................................................... (2.24)
550
𝐵𝐻𝑃
P = η m ...................................................................(2.25)
Keterangan :
Ws : energi mekanik (J/kg)
m : laju alir (kg/s)
η : efisiensi pompa
P : daya motor (hp)
BHP : brake horse power (hp)
ηm : efisiensi motor
Keterangan :
VL = volume liquid, m3
F = laju alir massa, kg/h
ρcam= densitas campuran (kg/m3)
t = waktu tinggal (h)
b. Volume tangki
VT = 100% + Faktor keamanan(%) × VL ........................................ (2.27)
c. Dimensi Tangki
Dari Appendix E Brownell & Young, diambil tangki dengan kapasitas sesuai
dengan yang kita dapatkan dari perhitungan sebelumnya, dimensi tangki yaitu:
Diameter (D), Tinggi (H), Course.
2.2.2 Menghitung Tebal Shell (Brownell and Young, 1959)
a. Tinggi cairan
4𝑉
HL = ᴨ𝐷𝐿2 ....................................................................(2.28)
Keterangan :
D = inside diameter, m
b. Tekanan hidrostatik (Ph)
𝑔
Ph = ρ × 𝑔 × 𝐻𝐿 .........................................................................(2.29)
𝑐
Keterangan :
ts = Tebal shell (in)
ρ = Densitas (lbf/ft3)
f = Tegangan yang diizinkan (psi)
𝞰 = % Efisiensi
C = Faktor korosi (0,125 in)
2.2.3 Memilih jenis head
Untuk bahan baku yang tidak volatil dan tidak terpengaruh dengan adanya
perubahan suhu yang cukup besar dapat disimpan pada tangki silinder dengan atap
berbentuk conical. Atap conical cukup baik digunakan pada tekanan atmosferis untuk
menyimpan bahan pada tekanan atmosferis dan meminimalkan perubahan suhu yang
terjadi di lingkungan sehingga tidak banyak berpengaruh pada kondisi cairan dalam tangki.
Untuk bahan baku yang volatil dan disimpan pada tekanan 1-10 atm serta tidak
tahan dengan perubahan suhu, sebaiknya digunakan tangki dengan bentuk atap berupa
torispherical head. Tangki dengan torispherical head cukup untuk menjaga agar cairan di
dalam tangki tidak banyak terpengaruh perubahan suhu dari lingkungan, dan juga dapat
menahan tekanan dari cairan volatil di dalam tangki yang telah menguap sebagian sehingga
membuat tekanan pada tangki menjadi lebih tinggi.
2.2.4 Menghitung torispherical head
a Tebal head (Brownell and Young, 1959)
0,8885𝑃
th = 𝑆𝐸−0,1𝑃 + C.......................................................................(2.32)
b. Tinggi head
OA = th + b + sf .................................................................... (2.33)
Nuryoto, Hary, S., Suprihastuti, S., R. & Sutijan. 2010. Uji Performa Katalisator Resin
Penukar Ion Untuk Pengolahan Hasil Samping Pembuatan Biodiesel Menjadi
Triasetin. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses 2010. ISSN : 1411-4216.
Seider, W., D., J. D. Seader, Daniel R. Lewin & Soematri Widagdo. 2009. Product and
Process Design Principles. 3rded. United States of America: John Wiley &
Sons, Inc.
Brownell, L., E., & Young, E., H. 1959. Process Equipment Design. New Delhi: Wiley
Easthern.
Perry, R.,H. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook.. 7th ed. New York:
McGrawHill Companies, Inc.
Peters & Timmerhaus. 1991. Plant Design and Economic for Chemical and Petroleum
Engineers. 4th ed. McGrawHill International Edition Chemical and Petroleum
Engineering Series.
Geankoplis, C., J. 1997. Transport Process and Unit. 3rd ed. New Delhi: Prentice-Hall of
India
2m
Z1 = 1 m
Z2 = 10 m
T-101 2m
R-101
15 m
P-101
2m
Z1 = 1 m
Z2 = 10 m
T-102 2m
R-101
15 m
P-102
2m
2m
Z1 = 1 m
Z2 = 10 m
R-101 5m
R-102
1m 3m
P-103
2m
Z1 = 1 m
Z2 = 10 m
R-102 5m
R-103
1m 3m
P-104
2m
DC-101
Δz = 8 m
8m
R-103
1m 3m
P-105
2m
DC-102
18 m
Δz = 8 m
2m
2m
P-106
2m
DC-103
RB-101
Δz = 8 m
3m
2m
1m
P-107
2m
DC-102
Δz = 8 m
2m
10 m
T-103
P-108
2m
18 m
D-101
Δz = 3 m
3m
2m
P-109
11 m 2m
4m
P-110
25 + 7 m
32 m
16 m
2m
1m
18 m
Δz = 7 m
10 m
T-104
2m
P-111
2m
15 m
D-101
3m
4m
10 m
P-112
Neraca Massa
Komponen Komposisi Laju Alir Massa (kg/jam)
Asam Asetat 0,98 4557,539
Air 0,02 93,011
Total 1 4650,55
Viskositas Campuran
Komponen A B C D Log 10 µ µ (cP)
H2O -10,2158 1792,500 0,01773 0,000012631 -0,087 0,818
CH3COOH -3,8937 7,85 x 102 0,0067 -7,56 x 10-6 0,032 1,078
(Yaws,1999)
Viskositas (µ campuran) = exp (Σ(% komponen x ln μ komponen))
= exp ((0,02 x ln 0,818) + (0.98 x ln 1,078))
= 1,072 cP
Data Perancangan
Temperatur, T : 30 oC = 303 K
Tekanan, P : 1 atm
Laju alir massa, F : 4650,55 kg/jam = 10252,603 lbm/jam
Densitas campuran : 1048 kg/m3 = 65,428 lbm/ft3
Konsep Perancangan
Ftotal = Laju alir massa x (1 + faktor keamanan)
= 4650,55 kg/jam x (1 + 0,1)
= 5115,605 kg/jam = 11277,863 lb/jam
Neraca Massa
Komponen Komposisi Laju Alir Massa (kg/jam)
Gliserol 1 713.187
Total 1 713.187
Viskositas
Komponen A B C D Log 10µ µ (cP)
C3H8O3 -18,215 4,23E x 103 0,0287 -1,86 x 10-5 2,731 538,384
(Yaws, 1999)
Konsep Perancangan
Ftotal = Laju alir massa x (1 + faktor keamanan)
= 713,187 kg/jam x (1 + 0.1)
dengan spesifikasi:
Schedule Number : 40
Outside Diameter (OD) : 1,9 in = 0,04826 m = 0,158332 ft
Inside Diameter (ID) : 1,61 in = 0,040894 m = 0,134165 ft
Flow Area (At) : 2,035146 in2 = 13,13 x 10-4 m2 = 0,01414 ft2
Kecepatan Linier Aliran (v)
Q 0.000173 m3 /s
v= =
At 13,13 x 10−4 m2
= 0,131722 m/s = 0,432154 ft/s
Reynold Number (NRe)
ID x v x ρ 0.134165 ft x 0,432154 ft/s x 78,6618 lbm/𝑓𝑡 3
NRe = =
μ 0,361778lbm/ft. s
= 12,6068 < 2100, asumsi aliran laminer benar
Neraca Massa
Komponen Komposisi Laju Alir Massa (kg/jam)
Asam Asetat 0,78374 4203,729
Air 0,037114 199,0658
Gliserol 0,031806 170,5996
Monoacetin 0,14734 790,285
Total 1 5363,52
Densitas Campuran = (1,049 x 0,78374) + (1 x 0,037114) + (1,26 x 0,031806) + (1,21
x 0,14734)
= 1,078 gr/cm3
= 1078 kg/m3 = 67,275 lbm/ft3
Viskositas Campuran
Komponen A B C D Log 10 µ µ (cP)
H2O -10,2158 1792,500 0,01773 -0,000012631 -0,638 0,230
CH3COOH -3,8937 7,85E+02 0,0067 -7,56E-06 -0,431 0,370
C3H8O3 -18,215 4,23E+03 0,0287 -1,86E-05 0,949 8,883
(Yaws,1999)
Viskositas monoacetin = 0,32 x ρ0,5
= 0,32 x 1,210,5
=
0,352 cP
Viskositas (µ campuran) = exp (Σ(% komponen x ln μ komponen))
= exp ((0,78374 x 0,37) + (0,037114 x 0,230) + (0,031806 x
8,883) + (0,14734 x 0,352))
= 0,4 cP
Neraca Massa
Komponen Komposisi Laju Alir Massa (kg/jam)
Asam Asetat 0,613924 3273,988
Air 0,298871 477,756
Gliserol 0,006976 57,05502
Triasetin 0,080229 1554,726
Total 1 5363,525