Anda di halaman 1dari 16

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik


Pembangunan sektor industri di Indonesia tiap tahun mengalami
perkembangan yang semakin pesat, khususnya pada subsektor industri kimia. Salah
satu industri yang mempunyai prospek cukup menjanjikan dan mengalami
peningkatan setiap tahunnya adalah industri karet sintetis.
Bahan baku karet sintesis adalah senyawa butadiena. Senyawa 1,3-
butadiena dengan rumus molekul CH2=CH-CH=CH2, senyawa ini mempunyai
nama lain buta-1,3-diene, biethylene, erythrene, divynil, vinilethylene, sedangkan
nama IUPAC dari senyawa ini adalah 1,3-butadiene. Pada kondisi lingkungan,
senyawa 1,3-butadiena adalah zat kimia berbentuk gas dengan sifat tidak berwarna,
non-korosif, mudah terbakar, dan reaktif. 1,3-butadiena adalah diena terkonjugasi
sederhana yang digunakan sebagai komponen penting dari karet, resin, dan plastik
yang diproduksi dalam industri kimia (Liang, M. et al., 2022). 1,3-butadiena banyak
digunakan sebagai bahan intermediet atau setengah jadi dari industri karet.
Butadiene dapat diolah lebih lanjut menjadi Styrene Butadiene Rubber (SBR),
Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), Styrene Butadiene Latex. Jenis Styrene
Butadiene Rubber bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan karet sintetis
yang merupakan komponen untuk industri ban kendaraan Serta digunakan pada
industri adiponitril (Kirk and Othmer, 2004). Selain itu butadiena juga menjadi
material penyusun Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) yang digunakan pada
industri plastik.
Pendirian pabrik 1,3-butadiena di Indonesia dinilai sangat menjanjikan
untuk dibangun sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dalam negeri serta
diharapkan dapat mengatasi kebergantungan akan impor 1,3-butadiena. Selain itu,
dapat menghemat dan meningkatkan devisa negara dengan mengurangi kegiatan
impor dan mengusahakan kegiatan ekspor. Pembangunan pabrik ini juga dapat
membuka lapangan kerja baru untuk penduduk sekitar wilayah industri yang akan
didirikan.

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik


Pabrik 1,3-butadiena ini direncanakan memiliki kapasitas sebesar 80.000
ton/tahun. Penentuan kapasitas produksi tersebut berdasarkan pada beberapa
pertimbangan, seperti kebutuhan dalam negeri, kebutuhan luar negeri, ketersediaan
bahan baku, serta kapasitas maksimal dan minimal pabrik 1,3-butadiena yang telah
berproduksi.

1.2.1 Kebutuhan 1,3-Butadiena dalam Negeri


Konsumsi 1,3-butadiena di Indonesia dari tahun ke tahun relatif tidak
konstan, tergantung kebutuhan pabrik di Indonesia. Data statistik dari tahun 2014-
2018 menunjukkan bahwa kebutuhan 1,3-butadiena dalam negeri relatif tidak
konstan. Hal ini sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik yang ditunjukkan
pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Impor 1,3-Butadiena di Indonesia (BPS, 2022)
Tahun Impor (ton/tahun) Pertumbuhan
2014 16.373,66 -
2015 22.611,63 38%
2016 17.608,27 -22%
2017 23.743,56 35%
2018 30.514,73 29%
Rata-rata 19,83%

Dari data impor dan % pertumbuhan pada Tabel 1.1. diatas, dapat dicari
kebutuhan 1,3-butadiena dalam negeri pada tahun 2025. Perhitungan kebutuhan
1,3-butadiena dalam negeri pada tahun 2025 menggunakan metode discounted
dengan persamaan (1.1).

2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

m5 = P (1+i)n (1.1)
dengan,
m5 = jumlah produk pada tahun terakhir (ton/tahun)
P = jumlah produk pada tahun pertama (ton/tahun)
i = pertumbuhan rata-rata per tahun (%)
n = selisih tahun yang diperhitungkan
Perkiraan konsumsi dalam negeri pada tahun 2025:
m5 = P (1+i)n
= 30.514,73 ton/tahun (1+0,1983)7
= 108.278,03 ton/tahun

1.2.2 Kebutuhan 1,3-Butadiena Luar Negeri


Pabrik ini direncanakan dapat memenuhi kebutuhan 1,3-butadiena dalam
negeri dan juga dapat melakukan ekspor ke luar negeri. Pabrik ini berencana
mengekspor 1,3-butadiena ke beberapa negara di Asia seperti Malaysia dan Korea
Selatan. Selain itu, hubungan bilateral antara Indonesia dan kedua negara tersebut
juga berlangsung baik. Kebutuhan 1,3-butadiena di negara-negara tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Data Impor 1,3-Butadiena Negara Tetangga (UNData, 2022)

Nilai Impor (Ton/Tahun)


Tahun
Malaysia Korea Selatan Total

2014 13.193,57 28.459,18 41.652,75


2015 10.105,45 26.443,90 36.549,35
2016 14.444,48 53.323,05 67.767,53
2017 22.931,65 50.113,74 73.045,40
2018 18.974,20 59.289,65 78.263,84

3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

Tabel 1.3 Rata-rata Pertumbuhan Impor 1,3-Butadiena Negara Tetangga


Tahun Impor (ton/tahun) Pertumbuhan
2014 41.652,75
2015 36.549,35 -12,25%
2016 67.767,53 85,41%
2017 73.045,40 7,79%
2018 78.263,84 7,14%
Rata-rata 22,02%

Dari data impor dan % kenaikan negara tetangga pada Tabel 1.2 dan 1.3 di
atas, dapat dicari kebutuhan 1,3-butadiena tiap negara tetangga pada tahun 2025.
Perhitungan nilai ekspor ke beberapa negara tetangga pada tahun 2025 dengan
menggunakan metode discounted dengan persamaan (1.2)
m4 = P(1+i)n (1.2)
dengan,
m4 = Jumlah impor negara tetangga pada tahun terakhir (ton/tahun)
P = Jumlah impor negara tetangga pada tahun pertama (ton/tahun)
i = Pertumbuhan rata-rata per tahun (%)
n = Selisih tahun yang diperhitungkan
Perkiraan impor negara tetangga dalam negeri pada tahun 2025:
m4 = P(1+i)n
= 78.263,84 ton/tahun (1+0,2202)7
= 315.256,78 ton/tahun
Pabrik 1,3-butadiena yang akan didirikan berencana akan memenuhi 35%
dari total kebutuhan beberapa negara tersebut untuk menghindari risiko produk
tidak laku disebabkan adanya negara pengekspor 1,3-butadiena lainnya yang dapat
menimbulkan persaingan dalam perdagangan. Karena alasan tersebut, maka nilai
ekspor pada tahun 2025:
m4 = 315.256,78 ton/tahun x 35%
= 107.187,30 ton/tahun

4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku


Bahan baku utama pembuatan 1,3-butadiena adalah n-butana (C4H10).
Bahan baku tersebut dapat diperoleh dari produsen dalam negeri. Kebutuhan n-
butana sebesar 157.928,25 ton/tahun dapat dipenuhi oleh PT. Pertamina RU VI,
Balongan, Jawa Barat yang mempunyai kapasitas produksi sebesar 700 ton/hari
atau 252.000 ton/tahun (Pertamina, 2021).

1.2.4 Kapasitas Maksimal dan Minimal Pabrik yang Telah Berproduksi


Kapasitas pabrik yang akan didirikan harus berada di atas kapasitas minimal
atau sama dengan kapasitas pabrik yang sedang berjalan. Pabrik 1,3-butadiena yang
sudah berdiri dan kapasitas produksi per tahun dapat dilihat pada Tabel 1.4

Tabel 1. 1 Pabrik 1,3-Butadiena di Dunia


Kapasitas
Pabrik Lokasi
(ton/tahun)
TPC Group Houston, Texas 545.000
Sabina Petrochemicals’ Port Arthur, Texas 410.000
Shell Norco, Louisiana 260.000
Yeochun NCC Yeosu, South Korea 363.000
CPC Corp Lin Yuan, Taiwan 188.000
BASF Mannheim, Germany 105.000
Versalis Porto Marghera, Italy 70.000
PT Chandra Asri
Cilegon, Indonesia 137.000
Petrochemical Tbk
(ICIS, 2012)
Berdasarkan Tabel 1.4. Indonesia telah memiliki satu unit pabrik 1,3-
butadiena, yaitu PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk yang terletak di Cilegon,
Banten dengan kapasitas 137.000 ton/tahun. Selain itu dapat diketahui bahwa
kapasitas pabrik yang telah beroperasi adalah 70.000 sampai 545.000 ton/tahun,
dengan kapasitas produksi minimal di dunia adalah sebesar 70.000 ton/tahun.

5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

1.2.5 Penentuan Kapasitas Produksi 1,3-Butadiena


Perhitungan kapasitas pabrik 1,3-butadiena (Sinnot, 2005) yang
direncanakan akan beroperasi pada tahun 2025 ini menggunakan persamaan (1.3)
m1 + m2 + m3 = m4 + m5 (1.3)
dengan,
m1 = nilai impor tahun 2025 (ton/tahun)
m2 = produksi pabrik dalam negeri (ton/tahun)
m3 = kapasitas pabrik yang akan didirikan (ton/tahun)
m4 = nilai ekspor tahun 2025 (ton/tahun)
m5 = nilai konsumsi dalam negeri tahun 2025 (ton/tahun)
Perhitungan kapasitas pabrik 1,3-butadiena pada tahun 2025:
m3 = (m4 + m5) – (m1 + m2)
= (107.187,30 + 108.278,03) ton/tahun – (0 + 137.000) ton/tahun
= 78.465 ton/tahun
Berdasarkan pertimbangan kebutuhan dalam negeri, kebutuhan luar negeri,
ketersediaan bahan baku, serta kapasitas minimal pabrik 1,3-butadiena yang telah
berproduksi di atas, maka kapasitas produksi 1,3-butadiena ditentukan sebesar
80.000 ton/tahun. Kapasitas dinaikkan menjadi 80.000 ton/tahun tujuannya untuk
menjaga cadangan produk ketika ada produk yang rusak atau berjaga-jaga apabila
terdapat permintaan yang berlebih. Kapasitas pabrik ini dipilih dengan harapan:
1. Dapat memenuhi kebutuhan 1,3-butadiena di dalam negeri sehingga
mengurangi ketergantungan impor.
2. Dapat mendorong berdirinya industri-industri lain yang menggunakan 1,3-
butadiena.
3. Dapat menghemat devisa negara sekaligus menambah devisa dengan
melakukan ekspor ke luar negeri.
4. Dapat membuka lapangan kerja baru sehingga menurunkan tingkat
pengangguran.

6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

1.3 Penentuan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting dalam pendirian suatu
pabrik karena sangat berpengaruh terhadap kelangsungan operasi pabrik. Pemilihan
lokasi pabrik ditentukan berdasarkan faktor teknik maupun faktor ekonomis.
Penentuan lokasi yang tepat menghasilkan biaya produksi dan distribusi yang
minimal sehingga akan memberikan keuntungan produksi yang maksimal. Pabrik
1,3-butadiena ini direncanakan didirikan di kawasan industri Cilegon. Lokasi
pabrik dapat dilihat pada Gambar 1.1 dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:

1.3.1 Faktor Primer


Faktor primer mempengaruhi secara langsung tujuan utama pabrik yang
meliputi produksi dan distribusi produksi. Faktor utama ini meliputi:
a. Pemasaran
Pabrik 1,3-butadiena memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan sisanya untuk kebutuhan luar negeri. Hal ini karena letak pabrik
yang dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah transportasi ekspor ke luar
negeri. Orientasi pasar 1,3-butadiena adalah Banten dan sekitarnya karena terdapat
banyak pabrik yang menggunakan 1,3-butadiena sebagai bahan baku maupun
campuran pada pembuatan karet sintesis. Salah satu contohnya adalah PT Synthetic
Rubber Indonesia di Cilegon yang membutuhkan 1,3-butadiena sebagai bahan baku
pembuatan polybutadiene rubber dan styrene butadiene rubber. Pabrik lainnya
seperti PT Indorama Polypet Indonesia, PT Bama Putra Sarana Plastindo, PT Bina
Relasi Plastindo, dan PT Prima Plastisindo juga membutuhkan 1,3-butadiena
sebagai bahan baku pembuatan plastik ABS. Pabrik-pabrik ini berlokasi di Banten
sehingga pendirian pabrik yang dekat dengan target pasar dapat memudahkan akses
transportasi. Selain itu, terdapat hasil samping pabrik berupa 1-butena yang dapat
dipasarkan ke PT Lotte Chemical, Cilegon sebagai bahan baku pembuatan
polyethylene.

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

b. Ketersedian Bahan Baku dan Sarana Transportasi


Lokasi pabrik berada di kawasan industri Cilegon, lokasi ini relatif tidak
jauh dari penghasil bahan baku 1,3-butadiena yaitu n-butana yang diperoleh dari
PT. Pertamina RU VI, Balongan. Pemilihan lokasi ini diharapkan dapat
meminimalkan biaya transportasi dan lama waktu pengiriman. Selain itu, lokasi
pabrik dekat dengan pelabuhan laut Merak dan telah tersedia sarana transportasi
jalan raya untuk mempermudah sistem pengiriman bahan baku dan produk. Cilegon
juga termasuk kawasan industri petrokimia yang ditetapkan oleh pemerintah
sehingga tersedianya lahan dan infrasruktur yang memadai.
c. Tenaga Kerja
Salah satu modal utama dalam pendirian pabrik yaitu tenaga kerja. Pendirian
pabrik ini akan dapat menyerap banyak tenaga kerja yang terdapat di sekitar lokasi
pabrik. Penyediaan tenaga kerja akan mudah, mengingat lokasi pabrik berada di
kawasan industri yang memungkinkan tenaga kerja didatangkan dari Pulau Jawa.
Dilansir dari BPS Banten, pada Februari 2023 terdapat 25,40 juta orang angkatan
kerja, dengan komposisi angkatan kerja terdiri dari 23,39 juta orang penduduk yang
bekerja dan 2,01 juta orang pengangguran terbuka.
d. Utilitas
Utilitas yang dibutuhkan adalah tenaga listrik, air, dan udara. Lokasi
pendirian pabrik diperkirakan berada ±500 meter dari tepi Waduk Nadra Krenceng
yang merupakan penampungan air dari sungai Rawa Danau sehingga kebutuhan
sarana utilitas air dapat dipenuhi dari air waduk. Kebutuhan tenaga listrik didapat
dari PLN UPT Cilegon yang berjarak 1,35 km dari lokasi pabrik dan generator
pembangkit tenaga listrik yang dibangun sendiri. Bahan bakar dapat diperoleh dari
Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Jawa Barat sebagai pemasok bahan bakar
HSD (High Speed Diesel).

8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

1.3.2 Faktor Sekunder


a. Tanah dan Iklim
Penentuan suatu kawasan industri terkait dengan masalah tanah, yaitu tidak
rawan terhadap bahaya tanah longsor, gempa maupun banjir. Dilansir dari website
resmi provinsi Banten, kondisi topografi wilayah Cilegon merupakan dataran
rendah yang berkisar antara 0-200 mdpl (meter di atas permukaan laut). Suhu udara
rata-rata di Cilegon mencapai 28°C dengan kelembaban udara rata-rata 80%. Hujan
turun setiap bulannya, dengan curah hujan tertinggi sebesar 335–453 mm/bulan.
Jadi, pemilihan lokasi pendirian pabrik di kawasan industri Cilegon sudah tepat,
karena selain lahan yang masih luas, daerah penghijauan hutan masih cukup banyak
sehingga mengurangi kadar polusi yang ditimbulkan oleh pabrik.
b. Ketersediaan Lahan untuk Perluasan Wilayah
Dalam rencana pendirian pabrik perlu dipertimbangkan mengenai perluasan
wilayah sebagai persiapan untuk jangka panjang mengingat adanya kebutuhan
produk yang semakin meningkat sehingga kapasitas produksi juga harus
ditingkatkan. Peningkatan kapasitas tersebut membutuhkan lahan yang cukup.
Kawasan yang dipilih memiliki ketersediaan lahan yang luas sehingga
memungkinkan untuk didirikan pabrik di kawasan tersebut.
c. Lingkungan Masyarakat Sekitar
Dengan masyarakat yang akomodatif terhadap perkembangan industri dan
tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka lokasi di Cilegon,
Banten dirasa tepat untuk pendirian pabrik 1,3-butadiena.
d. Kebijakan Pemerintah
Pendirian pabrik perlu memperhatikan faktor kepentingan pemerintah yang
terkait di dalamnya. Kebijaksanaan pengembangan industri berhubungan dengan
pemerataan kesempatan kerja serta hasil-hasilnya. Pemerintah sebagai fasilitator
telah memberikan kemudahan-kemudahan dalam perizinan, pajak, dan lain-lain
yang menyangkut teknis pelaksanaan pendirian suatu pabrik di kawasan industri.

9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

Gambar 1. 1 Pemilihan Lokasi Pabrik 1,3-butadiena

1.4 Tinjauan Pustaka


1.4.1 Macam-Macam Proses Pembuatan 1,3-butadiena
Dalam pembuatan 1,3-Butadiena ada beberapa macam proses diantaranya:
a. Proses Houdry
Pembuatan butadiena dengan proses Houdry merupakan proses
dehidrogenasi butana yang dijalankan pada reaktor fixed bed multitube dengan
tekanan 1 atm dan suhu 500-1000oC. Katalisator yang digunakan adalah Chromia
alumina. Bahan baku n-butana dari umpan segar dipanaskan dengan preheater,
kemudian direaksikan pada reaktor berkatalis. Dari reaktor ini menghasilkan
butadiena, butena, dan hidrogen. Hasil reaksi dehidrogenasi didinginkan dalam heat
exchanger, kemudian dimurnikan di unit pemurnian. Yield maksimal yang didapat
dari proses ini 60-65 %wt (Kirk and Othmer, 2004).
Reaksi utama :
C H → CH =CH-CH=CH + 2H
4 10 2 2 2 ∆H = +260 kJ/mol
(Faith and Keyes, 1950)
b. Proses Pirolisis Hidrokarbon
Umpan dari campuran etana, propana, butana, nafta, masuk pada reaktor
furnace yang langsung dapat mengalami perengkahan. Perengkahan berlangsung
pada suhu 790-830oC. Pada temperatur tersebut campuran umpan mengalami

10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

perengkahan menjadi hidrogen, propilen, etilen, butadiena, toluena, benzena.


Keluar reaktor kemudian dilakukan pendinginan mendadak pada quench tower agar
tidak terbentuk karbon. Pemurnian butadiena menggunakan distilasi ekstraktif
dengan acetonitril, N-metilpirolidone, atau dimetilformamid sebagai pelarutnya
sehingga didapatkan butadiena dengan kemurnian tinggi. Yield yang didapat dari
proses ini 3,5 %wt (Kirk and Othmer, 2004).
c. Proses Dehidrogenasi Etanol
Pembutan butadiena dari etanol melalui 2 tahapan proses, yaitu:
• Dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehida
• Reaksi antara etanol yang tidak bereaksi dengan asetaldehid.
Reaksi 1: CH3CH2OH → CH3CHO + H2
Reaksi 2: CH3CH2OH + CH3CHO → CH2=CHCH=CH2 + 2H2O
Umpan etanol dengan konsetrasi 92-95 % berat masuk vaporizer untuk
mendapatkan uap etanol, kemudian masuk reaktor 1 dengan katalis copper dimana
terjadi reaksi dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehid. Yield reaksi dehidrogenasi
sebesar 92%. Asetaldehid yang dihasilkan direaksikan dengan etanol excess dari
reaksi 1. Rasio etanol dan asetaldehid masuk reaktor 2 adalah 3:1. Reaktor 2
menggunakan tantala-silika sebagai katalis dengan 2% tantalum pentoxide dalam
silica gel. Reaktor beroperasi pada tekanan atmosferis dan temperatur 325-350oC.
Total yield adalah 28-30%. Pemurnian produk butadiena dengan distilasi
(Faith and Keyes, 1950).
Proses Houdry Pirolisis Dari etanol
Bahan baku n-butana campuran etana, etanol
propane, butana, dan
nafta
Temperatur 500-1000oC 790-830oC 325-350oC
Yield 60-65% 3,5% 28-30%

Pada perancangan pabrik ini dipilih proses Houdry karena menghasilkan


1,3-Butadiena dengan yield yang lebih tinggi.

11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

1.4.2 Tinjauan Proses Secara Umum


1,3-butadiena dihasilkan dari proses dehidrogenasi n-butana dengan
bantuan katalis. Katalis yang digunakan terdiri dari aluminum oxide dan chromium
oxide sebagai komponen utama. Reaksi pembentukan 1,3-butadiena berlangsung
dalam fase gas. Reaksi berlangsung secara seri dimana reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
Reaksi 1 : C4H10 ↔ CH2=CH-CH2-CH3 + H2
Reaksi 2 : C4H8 ↔ CH2=CH-CH=CH2 + H2
(Happel, 1966)
Operasi komersial pada pembentukan 1,3-Butadiena dengan proses
dehidrogenasi dari n-butana biasanya berlangsung pada suhu 500-1000°C dan
tekanan 1-2 bar dengan reaktor fixed bed multitube berkatalis (US Patent:
US7417173B2). Reaksi bersifat endotermis sehingga memerlukan tambahan
pemanas dan beroperasi pada kondisi non adiabatis non isotermal. Yield maksimum
yang dapat dicapai adalah 60-65% berat (Kirk dan Othmer, 2004). Secara garis
besar, proses yang terjadi adalah bahan baku n-butana dipanaskan dengan
preheater, kemudian direaksikan pada reaktor berkatalis. Dari reaktor ini
menghasilkan 1,3-butadiena, 1-butena, dan hidrogen. Hasil reaksi dehidrogenasi
didinginkan dalam heat exchanger, kemudian dimurnikan di unit pemurnian.

1.4.3 Kegunaan Produk


Butadiena digunakan sebagai bahan intermediet atau setengah jadi dari
industri karet sintesis seperti styrene butadiene rubber (SBR), polybutadiene,
polycloroprene (neoprene), dan nitrile rubber. Selain itu digunakan juga pada
industri polimer dan resin seperti acrylonitrile butadiene styrene (ABS), styrene
butadiene copolymer (latex). Serta digunakan pada industri adiponitril (Kirk and
Othmer, 2004).
• Styrene Butadiene Rubber (SBR) dan styrene butadiene copolymer (latex)
Komposisi SBR adalah sekitar 75% butadiena dan 25% stirena. SBR
sebagai karet sintesis dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, mulai dari ban
mobil, sol sepatu dan tumit, kopling penggerak, suku cadang otomotif, dan barang

12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

karet mekanis. Sebagian besar SBR juga digunakan dalam bentuk lateks sebagai
perekat (TRP Polymer, 2022).
• Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
Komposisi SBR adalah sekitar 57,4% stirena, 13,3% butadiena and 29,3%
akrilonitril. ABS dapat digunakan pada berbagai peralatan, aplikasi terbesar ada di
pelapis lemari es, panci penggorengan sayur, dan rak pintu. ABS jarang digunakan
dalam kemasan makanan (PubChem, 2023).

1.4.4 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan isopropanolamin adalah
amonia dan propilen oksida.
1. Bahan Baku
n-Butana
Sifat Fisis
• Rumus molekul : C4H10
• Berat molekul : 58,124 g/gmol
• Wujud (1 atm, 25oC) : gas
• Titik didih (1 atm, 25oC) : -0,5oC
• Titik beku (1 atm, 25oC) : -138,35oC
• Temperatur Kritis : 152oC
• Tekanan Kritis : 551,09 psia
• Densitas Gas (1 atm, 25oC) : 2,45 kg/m3
• Specific gravity (pada suhu 20oC) : 2,07
(Kirk and Othmer, 2004)
Sifat kimia :
• Reaksi pembakaran sempurna n-butana dengan oksigen dapat
menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
2C4H10 + 13O2 → 8CO2 + 10H2O

13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

• Reaksi katalitik DuPont n-butana dengan oksigen dapat menghasilkan


maleic anhidrid dan uap air.
2C4H10 + 7O2 → 2C2H2(CO)2O + 8H2O
• Pada pemanasan pada suhu tinggi terjadi reaksi dehidrogenasi.
C4H10 → C4H8 + H2
(Kirk and Othmer, 2004)
2. Produk
a. 1,3-Butadiena
Sifat Fisis
• Rumus molekul : C4H6
• Berat molekul : 54,092 g/gmol
• Wujud (1 atm, 25oC) : gas
• Titik didih (1 atm, 25oC) : -4,411oC
• Titik beku (1 atm, 25oC) : -108,902oC
• Temperatur Kritis : 152 oC
• Tekanan Kritis : 551,09 psia
• Densitas : 2,36 kg/m3
• Specific gravity (pada suhu 20oC) : 1,9
(Kirk and Othmer, 2004)
Sifat Kimia
Dengan O2 berlebih mengalami reaksi pembakaran membentuk H2O dan
CO2.
Reaksi: C4H6 + 11/2 O2 → 4CO2 + 3H2O
Monomer butadiena dan monomer lain dapat bereaksi membentuk
polimer. Misalnya butadiena dengan akrilonotril membentuk polimer
acrylonitrile-butadiene copolymers (nitrile-butadiene rubber) dengan cara
polimerisasi emulsi (Kirk and Othmer, 2004).

14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

b. 1-Butena
Sifat Fisis
• Rumus molekul : C4H8
• Berat molekul : 56,106 g/gmol
• Wujud (1 atm, 25 oC) : gas
• Titik didih (1 atm, 25 oC) : -6,31oC
• Titik beku (1 atm, 25 oC) : -185,35oC
• Temperatur Kritis : 146,35oC
• Tekanan Kritis : 583,05 psia
• Densitas : 2,603 kg/m3
• Specific gravity (pada suhu 20oC) : 1,93
(Perry, 2008)
Sifat Kimia
• Reaksi adisi 1-butena dengan reagen asam HZ terjadi dalam dua langkah, yaitu
transfer ion hidrogen secara lambat dari Z ke 1-butena untuk membentuk
senyawa karbon dan penggabungan senyawa karbon dengan Z secara cepat.

slow fast
C=C + HZ C C +Z C C
H H Z
dimana, HZ = HCl, HBr, HI, H2SO4, H3O+
• 1-butena dapat bereaksi secara hidrogenasi katalitik dengan adanya Pt, Pd atau
Ni pada reaksi eksotermis. Dengan adanya katalis, maka kecepatan reaksi
diabaikan pada suhu yang tinggi.
• Reaksi polimerisasi, penambahan reaksi digunakan untuk menghasilkan
produk utama secara langsung dari butylene, butyl elastomers, polybutylene,
dan polyisobutylene.
(Kirk and Othmer, 1998)

15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prarancangan Pabrik 1,3-Butadiena Dari N-Butana Dengan Proses Houdry Kapasitas


80.000 Ton/Tahun

c. Hidrogen
Sifat Fisis
• Rumus molekul : H2
• Berat molekul : 2,01 g/gmol
• Wujud : gas
• Titik didih (1 atm, 25 oC) : -252,78oC
• Titik beku (1 atm, 25 oC) : -259,2oC
• Temperatur Kritis : -239,96oC
• Tekanan Kritis : 1889,41 psia
• Densitas : 0,09 kg/m3
• Specific gravity (pada suhu 20oC) : 0,07
(Perry, 2008)
Sifat Kimia
• Proses steam-iron
Reaksi antara steam dengan besi pada suhu 1600oF menghasilkan
hidrogen dan oksida besi yang kemudian direaksikan dengan gas karbon
monoksida untuk mendapatkan besi kembali.
3Fe + 4H2O ↔ Fe3O4 + 4H2
Fe3O4 + 2H2 + 2CO ↔ 3Fe + 2H2O + 2CO2
• Steam methane reforming
Gas alam bebas sulfur direaksikan dengan uap air dengan bantuan
katalis nikel pada suhu 1400-1700oF dan tekanan 200-600 lb/in2.gauge.
CH4 + 2H2O ↔ CO + 3H2
• Gas sintesis yang dihasilkan dalam pembakaran hidrokarbon,
direaksikan dengan steam untuk mengkonversi karbon monoksida
menjadi karbon dioksida dan hidrogen.
CO + H2O CO2 + H2
(Mc. Ketta, 1977)

16

Anda mungkin juga menyukai