Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN I

GARAM MOHR

OLEH

NAMA : DWI ANNISA AGRIYFANI

STAMBUK : F1C1 15 084

KELOMPOK : IX (SEMBILAN)

ASISTEN : OWINK AGUNG PRABOWO

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
II. TINJAUAN PUSTAKA
Garam Mohr merupakan garam rangkap yang terdiri dari garam besi (II)

sulfat dengan garam amonium sulfat berbentuk kristal monoklin dan hijau kebiru-

biruan. oleh karena itu, proses pembuatan garam Mohr melalui proses kristalisasi,

yaitu melibatkan reaki kimia, proses pemanasan, pendinginan, dan filtrasi. proses

sintesis garam ini melibatkan dua tahap yaitu pembentukan garam besi (II) sulfat

atau sering dikenal dengan garam ferro sulfat yang dihasilkan dari reaksi serbuk

besi (Fe) dengan larutan asam sulfat (H2SO4), dan pembentukan garam amonium

sulfat yang dihasilkan dari reaksi amoniak (NH 3) dengan larutan asam sulfat

(H2SO4). Sintesis garam Mohr terdapat beberapa kondisi proses yang harus

diperhatikan yaitu suhu, waktu, laju pengadukan, dan perbandingan yang tepa

antara serbuk besi dengan asam sulfat 20 % (Ngatin dkk., 2012).


Garam amonium sulfat sering digunakan untuk salting out protein enzim,

karena kelarutannya sangat tinggi, tidak beracun untuk kebanyakan enzim, murah

dan pada beberapa kasus memberikan efek menstabilkan enzim. enzim ini dapat

diekstrak dan kemudian proses pengendapannya dapat dilakukan dengan

penambahan garam (NH4)2SO4 (ammonium sulfat) (Alviyulita dkk., 2014)


Besi merupakan salah satu unsur pokok alamiah dalam kerak bumi.

Keberadaan besi dalam air tanah biasanya berhubungan dengan pelarutan batuan

dan mineral terutama oksida, sulfida karbonat, dan silikat yang mengandung

logam-logam tersebut (Poerwadio, 2013).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum denganppercobaan pembuatan garam Mohr ini, dlakukan pada

hari Kamis tanggal 27 Oktober 2016 pukul 07.30.09:55. Bertempat di

Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.


B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kiia 120 dan

250 mL, batang pengaduk, corong, erlenmeyer 250 mL, hot plate, pipet tetes,

gelas ukur 5 dan 10 mL serta neraca analitik.


2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam sulfat

(H2SO4), amonia (NH3), serbuk besi/paku (Fe), kapas dan kertas saring.
C. Prosedur Kerja

Paku Besi Amonia

- ditimbang 7,19 gram dengan teliti - dipipet 10 mL


- dilarutkan 3,5 mL H2SO4 dalam gelas - dimasukkan ke
kimia 250 mL dalam gelas kimia
- dipanaskan 120 mL
- disaring dalam keadaan panas - ditambahkan 3,5
- filtrat ditambahkan beberapa tetes mL H2SO4
H2SO4

Larutan A Larutan B

- dicampurkan
- diuapkan sampai volume
menjadi setengahnya
- didinginkan
- diamati pembentukan kristalnya

Terbentuk Kristal
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan

Hasil Pengamatan Gambar


No. Perlakuan Sesudah
Sebelum
Besi 7,19 gram + H2SO4 Menjadi
96 % 3,5 mL + Belum warna hijau
1.
dipanaskan + akuades + bereaksi
disaring (Larutan A)
Tetap Tetap
Larutan A + beberapa
2. berwarna berwarna
tetes H2SO4
hijau hijau

10 mL Amonia + 3,5
Ada
mL H2SO4 + beberapa Belum
3. gelembung,
tetes akuades (Larutan bereaksi
bening
B)

Larutan A + Larutan B
Belum Larutan warna
4. diuapkan dan
bereaksi putih
didinginkan
Selain melarutkan dalam asam sulfat (H2SO4), paku yang ada dalam larutan H2SO4

juga dipanaskan. Tujannya adalah mempercepat terjadinya reaksi. Larutan

kemudian disaring, maksud dari penyaringan ini adalah untuk memisahkan besi

(II) sulfat (FeSO4) yang telah terbentuk tadi dengan zat pengotor yang mungkin

saja berasal dari paku.

Pembuatan garam amonium sulfat juga dilakukan dalam percobaan ini.

Garam amonium sulfat dibuat denga mencampurkan amoniak (NH3) dengan asam

sulfat (H2SO4). Dari pencampuran keduanya ini menghasilkan garam amonium

sulfat ((NH4)2SO4), tanpa ada hasil reaksi atau zat lain yang terbentuk. Setelah

garam besi (II) sulfat (FeSO4) dan amonium sulfat ((NH4)2SO4) terbentu, maka

keduanya dicampurkan dan diuapkan. Tujuan dari penguapan ini adalah agar

volume larutan menjadi setengah sehingga mudah membentuk kristal. Selain itu,

campuaran larutan tersebut didinginkan atau didiamkan ke dalam desikator.

Maksud dari penempatan dalam desikator ini adalah agar mudah terbentuk

endapan atau kristal, sebab di dalam desikator terdapat silica gell yang bersifat

higroskopis, sehingga uap-uap yang dihasilkan dari larutan campuran FeSO4 dan

(NH4)2SO4 langsung diserap oleh silica gell yang terdapat dalam desikator. Dan

membuat pembentukan kristal garam Mohr terjadi dalam waktu yang singkat.

Rendemen yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar 19,3 %. Hal

ini menunjukkan tingkat keberhasilan dari hasil percobaan ini. Artinya, dengan

persentase tersebut hasil praktek yang diperoleh masih cukup jauh dengan nilai

yang sesungguhnya berdasarkan perhitungan secara teoritis. Selain dari nilai

rendemen ini, tingkat keberhasilan percobaan ini juga ditunjukkan oleh kristal

yang terbentuk tidak berwarna hijau kebiru-biruan melainkan berwarna putih.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan pembuatan garam Mohr ini, dapat

disimpulkan bahwa teknik dan prose pembuatan garam Mohr memerlukan dua

taha yang penting, yaitu pembuatan garam besi (II) sulfat (FeSO 4) serta

pembuatan garam amonium sulfat ((NH4)2SO4). Setelah itu, maka keduanya

dicampurkan dan diuapkan serta didinginkan hinggat terbentuk kristal garam

Mohr ((NH4)2Fe(SO4)2.6H2O). Dari percobaan ini, rendemen yang diperoleh

adalah sebesar 19,3 %.

Anda mungkin juga menyukai