PERCOBAAN I
GARAM MOHR
OLEH
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2016
II. TINJAUAN PUSTAKA
Garam Mohr merupakan garam rangkap yang terdiri dari garam besi (II)
sulfat dengan garam amonium sulfat berbentuk kristal monoklin dan hijau kebiru-
biruan. oleh karena itu, proses pembuatan garam Mohr melalui proses kristalisasi,
yaitu melibatkan reaki kimia, proses pemanasan, pendinginan, dan filtrasi. proses
sintesis garam ini melibatkan dua tahap yaitu pembentukan garam besi (II) sulfat
atau sering dikenal dengan garam ferro sulfat yang dihasilkan dari reaksi serbuk
besi (Fe) dengan larutan asam sulfat (H2SO4), dan pembentukan garam amonium
sulfat yang dihasilkan dari reaksi amoniak (NH 3) dengan larutan asam sulfat
(H2SO4). Sintesis garam Mohr terdapat beberapa kondisi proses yang harus
diperhatikan yaitu suhu, waktu, laju pengadukan, dan perbandingan yang tepa
karena kelarutannya sangat tinggi, tidak beracun untuk kebanyakan enzim, murah
dan pada beberapa kasus memberikan efek menstabilkan enzim. enzim ini dapat
Keberadaan besi dalam air tanah biasanya berhubungan dengan pelarutan batuan
dan mineral terutama oksida, sulfida karbonat, dan silikat yang mengandung
250 mL, batang pengaduk, corong, erlenmeyer 250 mL, hot plate, pipet tetes,
(H2SO4), amonia (NH3), serbuk besi/paku (Fe), kapas dan kertas saring.
C. Prosedur Kerja
Larutan A Larutan B
- dicampurkan
- diuapkan sampai volume
menjadi setengahnya
- didinginkan
- diamati pembentukan kristalnya
Terbentuk Kristal
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
10 mL Amonia + 3,5
Ada
mL H2SO4 + beberapa Belum
3. gelembung,
tetes akuades (Larutan bereaksi
bening
B)
Larutan A + Larutan B
Belum Larutan warna
4. diuapkan dan
bereaksi putih
didinginkan
Selain melarutkan dalam asam sulfat (H2SO4), paku yang ada dalam larutan H2SO4
kemudian disaring, maksud dari penyaringan ini adalah untuk memisahkan besi
(II) sulfat (FeSO4) yang telah terbentuk tadi dengan zat pengotor yang mungkin
Garam amonium sulfat dibuat denga mencampurkan amoniak (NH3) dengan asam
sulfat ((NH4)2SO4), tanpa ada hasil reaksi atau zat lain yang terbentuk. Setelah
garam besi (II) sulfat (FeSO4) dan amonium sulfat ((NH4)2SO4) terbentu, maka
keduanya dicampurkan dan diuapkan. Tujuan dari penguapan ini adalah agar
volume larutan menjadi setengah sehingga mudah membentuk kristal. Selain itu,
Maksud dari penempatan dalam desikator ini adalah agar mudah terbentuk
endapan atau kristal, sebab di dalam desikator terdapat silica gell yang bersifat
higroskopis, sehingga uap-uap yang dihasilkan dari larutan campuran FeSO4 dan
(NH4)2SO4 langsung diserap oleh silica gell yang terdapat dalam desikator. Dan
membuat pembentukan kristal garam Mohr terjadi dalam waktu yang singkat.
Rendemen yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar 19,3 %. Hal
ini menunjukkan tingkat keberhasilan dari hasil percobaan ini. Artinya, dengan
persentase tersebut hasil praktek yang diperoleh masih cukup jauh dengan nilai
rendemen ini, tingkat keberhasilan percobaan ini juga ditunjukkan oleh kristal
disimpulkan bahwa teknik dan prose pembuatan garam Mohr memerlukan dua
taha yang penting, yaitu pembuatan garam besi (II) sulfat (FeSO 4) serta