Anda di halaman 1dari 7

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.

Sifat-sifat asli campuran :


- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
- mempunyai sifat zat asalnya
- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
- Komposisinya tidak tetap.
Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih
yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Campuran dapat
dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga
tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra.
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat
memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata
antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen
jika antara komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa
menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase,
sehingga sifat-sifatnya tidak seragam.
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika
tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Dalam praktikum kimia, seringkali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat
murni.
Cara pemisahan tersebut dapat digolongkan menjadi :
i. Pemisahan zat padat dari zat cair
ii. Pemisahan zat padat dari zat padat
Pemisahan zat padat dari zat cair, dapat dilakukan dengan cara :
a. Untuk zat padat yang tidak larut dalam zat cair :
1. Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
mengendapkan zat lain, didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada
pada lapisan bagian bawah. Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan
dengan dekantasi. Pasir dilarutkan kedalam air kemudian dibiarkan hingga pasir
mengendap karena massa jenis pasir lebih besar daripada massa jenis air.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
 suhu
 ph
 efek garam
 kompleksasi
 derajat supersaturasi
 sifat pelarut
Contohnya : campuran pasir dan air.
2. Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel. Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan
dengan filtrasi (penyaringan), kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan dalam air
dan campuran tampak keruh. Kemudian campuran disaring dengan kertas saring,
kapur tulis tertahan pada kertas saring karena kapur memiliki ukuran partikel
yang lebih besar daripada ukuran pori-pori kertas saring.
Contohnya : penyaringan suspensi kapur dalam air
3. Distilasi adalah dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua
cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Proses distilasi dengan cara memisahkan
campuran air dan alkohol. Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan
78˚C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar
78˚C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun
dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni.
Contohnya : pemisahan campuran air dan alcohol
4. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Proses pemurnian minyak goreng dilakukan
dengan teknik ekstraksi, air dan minyak goreng dimasukkan kedalam corong
pisah dan terbentuk dua fase karena air dan minyak goreng merupakan larutan
yang tidak saling melarutkan. Air bersifat polar, sedangkan minyak goreng
merupakan zat cair non polar. Setelah itu dikocok hingga minyak goreng larut
dalam air dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Kemudian kran corong
pisah dibuka untuk mengeluarkan air yang mengandung zat pengotor air dan
minyak goreng dapat tercampur dengan mencampurkan sabuntertentu yang
mengandung surfaktan.
Minyak dan air tidak bercampur karena massa jenisnya dan sifat
kepolarannya berbeda. Air bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan
massa jenis air lrbih besar daripada massa jenis minyak. Massa jenis air adalah 1
gr/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 gr/cm3. Sehingga keduanya tidak bercampur.
Contohnya : pemurnian minyak goreng

b. Untuk zat padat yang larut dalam zat cair :


1. Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik
penyerapan. Proses penyaringan sirup dengan kertas saring yang telah diberi norit
diatasnya corong kaca dengan menggunakan teknik absorpsi (penyerapan)
menghasilkan warna yang lebih muda dari sirup sebelumnya, karena zat warna
diserap oleh norit yang berperan sebagai absorben.
Contohnya : sirup yang disaring dengan menggunakan norit.
2. Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut
mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.
Proses pembentukan salju berasal dari kristal yang terbentuk dari air yang
membeku menjadi es padat.
Contohnya : pembentukan salju dan pemurnian gula pada tebu
3. Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan
mengkristalkannya kembali. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena
garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka,
maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan
tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan.
Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring.
Contohnya : pemisahan garam dan air

Pemisahan zat padat dengan zat padat dapat dilakukan dengan cara :
a. Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan adalah pada proses pemisahan ini, diawali
dengan cara melarutkan komponen-komponen yang ingin dipisahan lalu dipanaskan
hingga menguap.
b. Kristalisasi bertingkat adalah suatu proses kristalisasi hanya saja dilakukan secara
berulang-ulang.
c. Sublimasi adalah keadaan dimana suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan
hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan
padat. Perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat.Yang apabila partikel
penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu sebesar tertentu. Maka partikel
tersebut akan menyublin menjadi gas. Dan sebaliknya, apabila suhu gas tersebut
diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat kembali.
Syarat sublimasi :
 Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah
titk lelehnya.
 Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di
sublimasikan pada suhu dan tewkanan yang cocok.
Penggunaan sublimasi :
 Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa
yang sukar menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun
pada kondisi yang di gunakan.
 Senayawa-senyawa organik seperti :
Naftalena (C10H8), asam benzoate, asam salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan
lain-lain.
 Senyawa-senyawa organic :
I2, S, AS, AS2O3 , klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.
Sublimasi yang terjadi sebenarnya hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari
senyawa itu lebih rendah dari pada tekanan titik berkaki 3, proses pembuatan kabur
barus. Campuran kapur barus dan arang dipanaskan sehingga kapur barus yang dapat
menyublin akan menjadi menguap. Setelah itu zat tersebut didinginkan sehingga
menjadi padat kembali.

Aplikasi proses pemisahan dan pemurnian dalam kehidupan sehari-hari adalah :


a. Pembuatan Garam ( kristalisasi)
b. Proses terjadinya awan (sublimasi)
c. Penjernihan air menggunakan tawas (dekantasi)
d. Pembuatan gula (kristalisasi)
e. Pembuatan minyak kayu putih (penyulingan/distilasi)
f. Proses pembuatan formalin (absorpsi)
g. Proses penyaringan air mineral (filtrasi)
h. Proses pembuatan parfum (ekstraksi)
i. Proses pengolahan garam dapur yang masih terdapat kotoran (rekristalisasi)

Adapun fungsi dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk mencampurkan
zat terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan fungsi pengocokan pada percobaan
ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air.
Mendiamkan campuran setalah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk menunggu
zat terlarut pada campuran tersebut mengendap.
Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut pada
camouran tersebut hingga meninggalkan zat terlrutnya.
Penyaringan pada precibaan fitrasi afalah untuk menyaring padatan yang terdapat pada
campuran.
Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada e\percobaan
sublimasi adalah untukmemisahkan kedua campuran padatan tersebut dengan menguapkan
dahulu zat yang mempunyai titik uap paling rendah.
Memberi norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup pada percobaan adsopsi
adalah untuk menyaring zat pewarna pada sirup karena norit berperan sebagai adsorben, yaitu
penyerap, yang menyerap zat pewarna pada sirup.

Pripnsip yang digunakan dalam proses pemisahan dan pemurnian campuran :


1. Perbedaan ukuran partikel
2. Perbedaan titik didih
3. Perbedaan massa jenis
4. Adsorbsi
5. Absorbsi
6. Perbedaan kelarutan
7. Difusi

FYI :
1. Sentrifugasi adalah proses yang memisahkan padatan dari cairan dengan kerapatan yang
berbeda menggunakan gaya sentrifugal pada suatu mesin sentrifugasi yang berputar.
Contohnya sentrifugasi lemak dari susu (pembuatan susu skim), dan sentrifugasi darah
dari komponen zat padat pada proses investigasi dan forensik kepolisian.
2. Kromatografi adalah Pemisahan zat berdasarkan kecepatan pelarutan zat pada
pelarutnya.
Kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi kertas.
Contohnya pemisahan zat warna pada tinta
3. Evaporasi adalah pemisahan campuran dengan menguapkan pelarutnya dan
menyisahkan zat yang tidak menguap di wadah.
Zat terlarut dipisahkan dari larutannya dengan menguapkan pelarut pada suhu tinggi.
Contoh sehari-hari adalah pakaian basah akan mengering secara bertahap, atau
pembuatan garam dengan cara menguapkan air laut, pembuatan garam dan gula merah.
Bahan – bahan praktikum :
1. Naftalena (kapur barus) adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan
berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena
yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk
padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena paling banyak
dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa fraksionasi minyak
bumi.

Sifat Fisik
Massa molar 128,17052 g
Kepadatan 1,14 g / cm ³
Titik lebur 80,26 ° C, 353 K, 176 ° F
Titik didih 218 ° C, 491 K, 424 ° F
Kelarutan dalam air 30 mg / L

Kegunaan
Naftalena digunakan sebagai reaksi intermediet dari berbagai reaksi kimia
industri, seperti reaksi sulfonasi, polimerisasi, dan neutralisasi. Selain itu,
naftalena juga berfungsi sebagai fumigan (kamper, dsb), surfaktan, dsb

Anda mungkin juga menyukai