Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.
Pemisahan zat padat dengan zat padat dapat dilakukan dengan cara :
a. Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan adalah pada proses pemisahan ini, diawali
dengan cara melarutkan komponen-komponen yang ingin dipisahan lalu dipanaskan
hingga menguap.
b. Kristalisasi bertingkat adalah suatu proses kristalisasi hanya saja dilakukan secara
berulang-ulang.
c. Sublimasi adalah keadaan dimana suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan
hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan
padat. Perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat.Yang apabila partikel
penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu sebesar tertentu. Maka partikel
tersebut akan menyublin menjadi gas. Dan sebaliknya, apabila suhu gas tersebut
diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat kembali.
Syarat sublimasi :
Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah
titk lelehnya.
Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di
sublimasikan pada suhu dan tewkanan yang cocok.
Penggunaan sublimasi :
Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa
yang sukar menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun
pada kondisi yang di gunakan.
Senayawa-senyawa organik seperti :
Naftalena (C10H8), asam benzoate, asam salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan
lain-lain.
Senyawa-senyawa organic :
I2, S, AS, AS2O3 , klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.
Sublimasi yang terjadi sebenarnya hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari
senyawa itu lebih rendah dari pada tekanan titik berkaki 3, proses pembuatan kabur
barus. Campuran kapur barus dan arang dipanaskan sehingga kapur barus yang dapat
menyublin akan menjadi menguap. Setelah itu zat tersebut didinginkan sehingga
menjadi padat kembali.
Adapun fungsi dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk mencampurkan
zat terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan fungsi pengocokan pada percobaan
ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air.
Mendiamkan campuran setalah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk menunggu
zat terlarut pada campuran tersebut mengendap.
Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut pada
camouran tersebut hingga meninggalkan zat terlrutnya.
Penyaringan pada precibaan fitrasi afalah untuk menyaring padatan yang terdapat pada
campuran.
Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada e\percobaan
sublimasi adalah untukmemisahkan kedua campuran padatan tersebut dengan menguapkan
dahulu zat yang mempunyai titik uap paling rendah.
Memberi norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup pada percobaan adsopsi
adalah untuk menyaring zat pewarna pada sirup karena norit berperan sebagai adsorben, yaitu
penyerap, yang menyerap zat pewarna pada sirup.
FYI :
1. Sentrifugasi adalah proses yang memisahkan padatan dari cairan dengan kerapatan yang
berbeda menggunakan gaya sentrifugal pada suatu mesin sentrifugasi yang berputar.
Contohnya sentrifugasi lemak dari susu (pembuatan susu skim), dan sentrifugasi darah
dari komponen zat padat pada proses investigasi dan forensik kepolisian.
2. Kromatografi adalah Pemisahan zat berdasarkan kecepatan pelarutan zat pada
pelarutnya.
Kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi kertas.
Contohnya pemisahan zat warna pada tinta
3. Evaporasi adalah pemisahan campuran dengan menguapkan pelarutnya dan
menyisahkan zat yang tidak menguap di wadah.
Zat terlarut dipisahkan dari larutannya dengan menguapkan pelarut pada suhu tinggi.
Contoh sehari-hari adalah pakaian basah akan mengering secara bertahap, atau
pembuatan garam dengan cara menguapkan air laut, pembuatan garam dan gula merah.
Bahan – bahan praktikum :
1. Naftalena (kapur barus) adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan
berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena
yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk
padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena paling banyak
dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa fraksionasi minyak
bumi.
Sifat Fisik
Massa molar 128,17052 g
Kepadatan 1,14 g / cm ³
Titik lebur 80,26 ° C, 353 K, 176 ° F
Titik didih 218 ° C, 491 K, 424 ° F
Kelarutan dalam air 30 mg / L
Kegunaan
Naftalena digunakan sebagai reaksi intermediet dari berbagai reaksi kimia
industri, seperti reaksi sulfonasi, polimerisasi, dan neutralisasi. Selain itu,
naftalena juga berfungsi sebagai fumigan (kamper, dsb), surfaktan, dsb