(1) Kebijakan pemerintah mengenai RUU KUHP sedang dikaji dan kemungkinan besar
akan disahkan. Hal ini hangat diperbincangkan di kalangan rakyat. Hal tersebut tak luput dari
adanya pasal “karet” yang penerapannya dirasa kurang tepat. Banyak pasal yang dinilai justru
melemahkan esensi hukum itu sendiri. Rakyat pun pada akhirnya buka suara. Mereka
mengutarakan keresahan yang mereka rasakan. Namun, Pemerintah enggan mendengarkan suara
rakyat itu.
(4)Sayangnya, aksi mahasiswa yang ditujukan untuk menyampaikan segala keluh kesah
dan aspirasinya, malah terkesan seperti “disikat” oleh aparat. Dalam aksi kemarin, mahasiswa
mendapat kawalan yang ketat dari pihak kepolisian yang justru seharusnya mengayomi para
mahasiswa dalam menyampaikan pendapatnya. Mereka malah dilempar dengan gas air mata dan
juga disemprot oleh mobil water cannon. Menurut kepolisian, alasannya sederhana, yaitu agar
berlangsungnya aksi tidak ricuh. Padahal, sebelum dilempar pun, aksi berjalan dengan tenang
dan damai.
(5)Sikap aparat yang represif, justru menimbulkan pandangan bahwa aparat selalu
bersikap arogan. Tindakan seperti pemukulan, pelemparan batu, penembakan gas air mata, dan
juga penembakan water cannon dirasa tidak perlu dilakukan. Mereka seharusnya bersikap
persuasif kepada demonstran agar timbul rasa aman dan nyaman. Selain itu, tindakan persuasif
tidak memperburuk citra aparat di mata masyarakat.
(6)Lantas, bagaimana aparat seharusnya bersikap?. Seperti yang sudah diutarakan, aparat
seharusnya bersikap persuasif, mengayomi, dan melindungi para demonstran. Tindakan mereka
yang represif hanya akan menimbulkan gesekan dan keresahan pada masyarakat. Intinya, aparat
boleh bersikap tegas, namun tetap mengedepankan aspek kemanusiaan.
(7)Di sisi lain, apakah tindakan mahasiswa bisa dikatakan tepat?. Mengingat mahasiswa
sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya berani mengambil sikap dalam mengawal
pemerintahan. Peran mahasiswa di sini adalah sebagai “wakil rakyat” yang memberikan semua
pendapat rakyat atas keputusan pemerintah yang kurang tepat. Hal ini dilakukan, semata-mata
karena mahasiswa peduli dengan kondisi bangsa, bukan hanya terdiam melihat situasi yang ada.