Anda di halaman 1dari 2

ANTARA RAKYAT, PENDAPAT, DAN APARAT

(1) Kebijakan pemerintah mengenai RUU KUHP sedang dikaji dan kemungkinan besar
akan disahkan. Hal ini hangat diperbincangkan di kalangan rakyat. Hal tersebut tak luput dari
adanya pasal “karet” yang penerapannya dirasa kurang tepat. Banyak pasal yang dinilai justru
melemahkan esensi hukum itu sendiri. Rakyat pun pada akhirnya buka suara. Mereka
mengutarakan keresahan yang mereka rasakan. Namun, Pemerintah enggan mendengarkan suara
rakyat itu.

(2)Suara rakyat yang tak didengarkan itu, seakan-akan menghalangi kebebasan


berpendapat. Mereka menyuarakan, tapi pemerintah enggan mendengarkan. Kebebasan
berpendapat ini juga akhirnya menjadi polemik di kalangan mahasiswa. Mahasiswa menuntut
keadilan akan kebebasan yang seharusnya didapatkan.

(3)Pemerintah dan para wakil rakyat sudah seharusnya mengutamakan kepentingan


rakyat dalam pemenuhan aspek kebebasan berpendapat. Terkait dengan adanya aksi mahasiswa
yang turun ke jalan, itu merupakan bentuk ekspresi kekecewaan terhadap sikap pemerintah yang
terkesan “menghalangi” kebebasan berpendapat. Hal ini dirasa tidak perlu, apabila pemerintah
memberikan keputusan yang tepat. Pemerintah juga sudah seharusnya mengutamakan
kepentingan rakyat. Seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, bahwa salah satu
tujuan Bangsa Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum. Itulah, yang selama ini
digaungkan oleh para mahasiswa saat mereka turun ke jalan.

(4)Sayangnya, aksi mahasiswa yang ditujukan untuk menyampaikan segala keluh kesah
dan aspirasinya, malah terkesan seperti “disikat” oleh aparat. Dalam aksi kemarin, mahasiswa
mendapat kawalan yang ketat dari pihak kepolisian yang justru seharusnya mengayomi para
mahasiswa dalam menyampaikan pendapatnya. Mereka malah dilempar dengan gas air mata dan
juga disemprot oleh mobil water cannon. Menurut kepolisian, alasannya sederhana, yaitu agar
berlangsungnya aksi tidak ricuh. Padahal, sebelum dilempar pun, aksi berjalan dengan tenang
dan damai.
(5)Sikap aparat yang represif, justru menimbulkan pandangan bahwa aparat selalu
bersikap arogan. Tindakan seperti pemukulan, pelemparan batu, penembakan gas air mata, dan
juga penembakan water cannon dirasa tidak perlu dilakukan. Mereka seharusnya bersikap
persuasif kepada demonstran agar timbul rasa aman dan nyaman. Selain itu, tindakan persuasif
tidak memperburuk citra aparat di mata masyarakat.

(6)Lantas, bagaimana aparat seharusnya bersikap?. Seperti yang sudah diutarakan, aparat
seharusnya bersikap persuasif, mengayomi, dan melindungi para demonstran. Tindakan mereka
yang represif hanya akan menimbulkan gesekan dan keresahan pada masyarakat. Intinya, aparat
boleh bersikap tegas, namun tetap mengedepankan aspek kemanusiaan.

(7)Di sisi lain, apakah tindakan mahasiswa bisa dikatakan tepat?. Mengingat mahasiswa
sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya berani mengambil sikap dalam mengawal
pemerintahan. Peran mahasiswa di sini adalah sebagai “wakil rakyat” yang memberikan semua
pendapat rakyat atas keputusan pemerintah yang kurang tepat. Hal ini dilakukan, semata-mata
karena mahasiswa peduli dengan kondisi bangsa, bukan hanya terdiam melihat situasi yang ada.

(8)Dalam menyikapi aksi mahasiswa, pemerintah seharusnya dapat memberikan jawaban


yang relevan dan memuaskan kepada demonstran. Bagaimanapun juga, para pemuda yang
menentang terik matahari itu telah berjasa menyampaikan keinginan dari rakyat Bangsa
Indonesia. Orang-orang yang kini duduk di pemerintahan pun, pada masanya dulu pernah
melakukan hal serupa. Sepatutnya, mereka memberikan jawaban dan sebuah kepastian, bukan
hanya menekan dan menyudutkan. Jawaban yang diberikan pun, harus berdasar pada kondisi
Bangsa ini, lalu melakukan aksi bukan hanya memberikan janji yang tidak pasti. Tetapi
mahasiswa juga harus menyampaikan pendapatnya sesuai dengan peraturan dan hukum yang
sudah berlaku agar tercipta ketertiban dan aparat pun tidak akan bersikap represif. Dengan
menaati peraturan dan hukum yang berlaku, mahasiswa secara tidak langsung menunjukkan
kelayakannya sebagai generasi penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai