Sediaan Farmasi
apt. Ilham Arief, M.Farm.
Pendahuluan
Pertimbangan rancangan formulasi bentuk
sediaan farmasi :
• Karakteristik fisika, kimia, biologis bahan aktif
obat & bahan tambahan (eksipien)
• Bahan aktif obat & bahan farmasetik harus
tercampur
• Berkualitas
Bahan Tambahan (Eksipien)
• Bahan yg diperlukan utk membuat suatu zat
obat menjadi suatu bentuk sediaan akhir
• Jenis bahan farmasetik tergantung bentuk
sediaan yang dibuat
• Tabel 5.1
Pertimbangan umum dalam formulasi
produk obat
• Preformulasi
– Pengkajian untuk mengumpulkan keterangan dasar
tentang karakteristik fisika & kimia zat obat yg dibuat
menjadi bentuk sediaan farmasi
• Aspek preformulasi
– Uraian fisik - disolusi
– Pengujian makroskopik - permeabilitas membran
– Koefisien partisi - kestabilan
– Polimorfisme
– Kelarutan
Uraian fisik
Bentuk padat
• Kristal atau amorf
– Memiliki tingkat kelarutan yg berbeda
• Memiliki stabilitas lebih baik dibandingkan
bentuk cair
– Obat baru diformulasi dlm bentuk tablet/ kapsul
Gas
• Jarang digunakan
• Oksida nitrit, siklopropan (anastetik), Oksigen
Uraian fisik (2)
Bentuk cair
• mudah menguap
– kemasan tertutup, pembuatan hindari suhu tinggi
– contoh:propil heksidrin (obat hisap melalui hidung)
• Tidak cocok diformulasi dlm bentuk tablet
– problem stabilitas
• Modifikasi obat bentuk cair → oral/padat
– Kapsul gelatin lunak (parametadion)
– Dibuat bentuk ester padat atau garam (skopolamin
hidrobromida)
• Mudah pemakaian jk diberikan scr topikal (minyak
mineral)
Pengujian makroskopik
• Indikasi ukuran partikel partikel, struktur
kristal
• Perubahan karakteristik partikel atau kristal
dapat menjadi indikator masalah yg timbul
dalam formulasi
Ukuran partikel
• Sifat fisika & kimia bahan obat dipengaruhi
oleh ukuran partikel
• Misal: laju disolusi obat, bioavailabilitas,
keseragaman isi, rasa, tekstur, warna &
stabilitas, sifat alir (fluiditas), laju sedimentasi
• Ukuran partikel → absorpsi
– Griseofulvin, nitrofurantoin, spironolakton,
prokain penisilin, phenacetin
Effect of particle size of phenacetin on dissolution
rate of the drug from granules
0.11 - 0.15 mm
Amount Dissolved (mg in 500 ml)
0.15 - 0.21 mm
0.21 - 0.30 mm
0.30 - 0.50 mm
0.50 - 0.71 mm
Time (min)
Koefisien partisi
• Membran biologis scr umum bersifat lipofil
• Jumlah & kec absorpsi obat menurun dg
semakin polarnya senyawa
• Koefisien partisi: perbandingan distribusi zat
dalam 2 pelarut yg tdk bercampur (n-
oktanol/air)
Comparison Between Colonic Absorption and Lipid/Water
Partition of the Un-ionized forms of Barbiturates
Chloroform/water
Barbiturate % Absorbed partition coefficient
Barbital 12 + 2 0.7
Aprobarbital 17 + 2 4.0
Phenobarbital 20 + 3 4.8
Allylbarbituric acid 23 +3 10.5
Butethal 24 + 3 11.7
Cyclobarbital 24 + 3 18.0
Pentobarbital 30 + 2 23.0
Secobarbital 40 + 3 50.7
Hexethal 44 + 3 > 100.0
(Schanker)
Kelarutan
• Obat harus mpy kelarutan dlm air yg baik agar
manjur
• Senyawa yg relatif tidak larut menunjukkan
absorpsi yg tidak sempurna
• Dapat ditingkatkan kelarutannya
– Kosolven, kompleksasi, mikronisasi, dispersi padat
Log aqueous solubility (mmol) 5
Indomethacin
4 (weak acid)
3 Chlorpromazine
(weak base)
2
1 Oxytetracycline
(amphoteric)
2 4 6 8 10 12 14
pH
Disolusi
• Laju disolusi= waktu yg diperlukan obat utk melarut
dlm cairan tempat absorpsi merupakan tahap
penentu absorpsi
• Terutama obat yg diberikan peroral /padat (tablet,
kapsul), dan intramuskular (pelet, suspensi)
• Mempengaruhi onset, intensitas, lama respon,
bioavailabilitas
• Upaya meningkatkan disolusi
– ↑ Ukuran partikel
– ↑ kelarutan
– Bentuk garam
Salt Forms
NSAID’s alclofenac, diclofenac, fenbufen,
ibuprofen, naproxen
Weak acid pKa ~ 4, low solubility
Salt forms sodium
Solubility
diclofenac (free acid) : 0.8 x 10 -5 M (25 oC)
diclofenac sodium : 24.5 mg/ml (37 oC)
Intrinsic dissolution rate
(mg/cm2/min)
• is characteristics of each solid compound in
a given solvent under fixed hydrodynamic
conditions
• Intrinsic dissolution rate helps in predicting
if absorption would be dissolution rate-
limited
• > 1 mg/cm2/min --> not likely to present
dissolution rate-limited absorption problems
• < 0.1 mg/cm2/min --> usually exhibit
dissolution rate-limited absorption
• 0.1 - 1.0 mg/cm2/min --> more information is
needed before making any prediction
Polimorfisme
• Kemampuan senyawa utk mengkristal lebih dari satu
jenis kristal yg berbeda
• Menunjukkan sifat fisika-kimia yg berbeda (titik leleh,
kelarutan)
• Contoh:kloramfenikol palmitat (polimorf kristal
A,B,C)
– Absorpsi polimorf B lebih besar (lebih mudah larut)
• Perubahan karakteristik kristal dapat mempengaruhi
bioavailabilitas, stabilitas fisika & kimia, sifat alir
(fluiditas)
Stabilitas
• Stabilitas fisika dan kimia dari zat obat murni
• Stabilitas dlm keadaan padat, fase larutan,
dan stabilitas dalam eksipien
• Proses degradasi umum: oksidasi & hidrolisis
Hidrolisis
• Proses solvolisis dimana molekul obat
berinteraksi dg molekul air menghasilkan
produk pecahan dari konstitusi kimia yg
berbeda
• Degradasi utama obat (ester, amida
tersubstitusi, lakton, laktam)
Mencegah hidrolisis
• Reduksi/ eliminasi air
– Penggunaan cairan pengganti air, misalnya gliserin,
propilen glikol, dan alkohol, minyak nabati anhidrat
(pelarut injeksi)
– Suspensi dg pembawa bukan air
• Penyalutan sediaan padat
– Obat yg labil krn air atau kelembaban udara
• Wadah kedap air
• Rekonstitusi / sirup kering
– Suspensi kering + pelarut (pd waktu digunakan)
• Penyimpanan pd lemari pendingin
• Didapar pd pH 5 – 6
Oksidasi
• Kehilangan elektron dari suatu atom atau
molekul
• Aldehid, alkohol, fenol, gula, alkaloid, lemak,
minyak tidak jenuh
• Dalam formulasi dihindari terjadinya faktor
degradasi obat
Mencegah oksidasi
• Penyimpanan terpapar cahaya
– Dikemas dlm gelas berwarna (menahan cahaya)
• Ditambah antioksidan
– Dalam preparat air: na sulfit, na bisulfit, asam askorbat
– Dalam preparat minyak: alfatokoferol, hidroksianisol,
askorbil palmitat
• Hindari tjdnya reaksi yg merugikan antioksidan dg
obat
– Reaksi bisulfit & efinefrin → epinefrin sulfonat (tidak aktif
scr farmakologis)
Mencegah oksidasi
• Proses produksi bebas oksigen
– Dibuat dlm keadaan kering
– Dikemas dlm wadah bersegel dg gas inert
(nitrogen)
• Disimpan pada suhu sejuk
– Suhu tinggi mempercepat degradasi
• Eliminasi logam pengotor
– Ion ferri, ferro, kupri, kromat mengoksidasi laju
pembentukan warna larutan epinefrin
– Ditambah zat pembentuk khelat (EDTA)
Uji stabilitas
Deteksi ketidakstabilan produk
• Perubahan penampilan fisik, warna, bau, rasa
& tekstur pd formulasi
• Waktu paruh (shelf-life, t50)
– Waktu yg dibutuhkan obat utk mengurai mjd
separoh dari konsentrasi awalnya
• t90 (ED obat)
– Waktu yg dibutuhkan obat utk mengurai mjd 90%
dari konsentrasi awalnya
Produk Obat NCE
Uji Jangka 30 oC + 2 oC
12 Bulan Min 3
Panjang 70 % RH + 5 % RH
40 oC + 2 oC
Uji Dipercepat 6 Bulan Min 3
75 % RH + 5 % RH
Pengawetan thd mikroba
• Degradasi obat dpt tjd krn kontaminasi
mikroba (khususnya sediaan cair/ semipadat)
– Sirup, emulsi, suspensi, krim, salep
• Sediaan yg dibuat dg teknik aseptis/ sterilisasi
akhir kadang tdk perlu pengawet
• Sediaan yg mengandung alkohol (~20%) tdk
perlu pengawet
Dasar pemilihan pengawet
• Efektif mencegah pertumbuhan dari tipe m.o
yg dianggap kontaminan paling banyak dari
preparat yg diformulasi
• Cukup larut dlm air utk mencapai konsentrasi
yg memadai dlm fase air dari 2 sistem fase
atau lebih
• Mpy stabilitas memadai & tdk berkurang
konsentrasinya (peruraian kimia/ volatilisasi)
selama shelf-life produk
Dasar pemilihan pengawet (2)
Perbandingan dari pengawet yg tetap tdk
terdissosiasi pd pH pembuatan sedemikian
rupa shg mampu mempenetrasi m.o
Pengawet aktif dlm bentuk molekul
pH sediaan dpt mempengaruhi dissosiasi pengawet
mjd ion (tdk aktif)
Pilih pengawet yg tdk terdissosiasi pd pH sediaan
Jk pH sediaan cenderung asam pilih asam benzoat,
asam borat, asam sorbat
Pemilihan pengawet (3)
• Konsentrasi pengawet yg dibutuhkan tdk
mempengaruhi keamanan atau rasa dari
pasien
• Dapat bercampur scr sempurna dg bahan2
formulasi lain
– Tdk bereaksi dg eksipien/ bhn obat yg dpt
mengganggu efektifitasnya
– PEG, tragakan (eksipien) menarik paraben dan
fenol shg tdk aktif
• Tdk dipengaruhi oleh wadah/ tutup sediaan
scr merugikan
Cara kerja pengawet
Mengganggu pertumbuhan,
pelipatgandaan, & metabolisme m.o: