Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAWASAN MUTU MAKANAN

“PENGUJIAN MUTU KIMIA DALAM MAKANAN (PEWARNA


RHODAMIN B, PEMANIS SAKARIN, FORMALIN DAN BORAKS)”

DISUSUN OLEH :
Yussep Aldi
PO.62.31.3.18.241

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
TAHUN 2020
TINJAUAN PUSTAKA

1) Rhodamin B
Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila
terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip
dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur
Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah
senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang
tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin (senyawa
halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi
maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal
akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-
senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.

2) Sakarin
Sakarin tidak mempunyai nilai gizi tetapi tanpa kehadirannya produsen olahan
pangan, minuman, dan kesehatan (dalam pembuatan obat) tidak bisa meminimalisir
harga barang yang diproduksi. Alasannya, zat ini merupakan salah satu zat pemanis
sintesis yang boleh digunakan sebagai pengganti gula dalam berbagai produksi olahan
pangan, minuman, dan kesehatan. Tingkat kemanisan sakarin 200-500 kali sukrosa
(gula pasir). Adapun batas konsumsinya perhari yang aman (ADI) adalah 2,5 mg/kg
bb. Tetapi jika penggunaannya berlebih, sakarin berasa pahit sesuai dengan
meningkatnya konsentrasi.
Sakarin berupa kristal putih, tak berbau, berasa manis dan bersifat larut dalam
air. Struktur kimianya 2,3 – Dihidro – 3 – Oxobenziso sulfonasol atau Benzosulfimida.
Satu gram sakarin dapat larut dalam 290ml air pada suhu kamar atau dalam 250ml air
mendidih, 31 ml alkohol, 12ml aseton atau 50ml gliserol.Selain itu, sakarin mudah
sekali larut dalam larutan alkali karbonat dan sedikit larut dalam chloroform dan eter.
Sakarin akanterhidrolisis jikadalam suasana alkalis, yaitu menjadi asam O – Sulfamoil
– Benzoat,dan dalam susana asam akan menjadi asam amonium o – Sulfo –
Benzoat(Ratinha Sinulingga: 2011).
Dampak negatif sakarin jika penggunaannya yang berlebihan, di antaranya:
memiliki rasa pahit sesuai dengan meningkatnya konsentrasi, menimbulkan bahaya
bagi kesehatan manusia, antara lain migran dan sakit kepala, kehilangan daya ingat,
bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan
gangguan seksual, kebotakan, kanker otak, dan kanker kantung kemih.
ALAT DAN BAHAN

1) Uji Boraks
a) Alat
- Piring
- Pisau
- Cobek dan ulekan
- Gelas
- Sedotan
- Kertas hvs
- Sendok
b) Bahan
- Pentol
- Kunyit
- Air bersih

2) Uji Formalin
a) Alat
- Piring
- Pisau
- Cobek dan ulekan
- Sedotan
- Tusuk pentol
- Sendok
- Bahan
- Pentol
- Kunyit

3) Uji Rhodamin B
a) Alat
- gelas beaker
- cawan petri
- sendok plastic
- pipet tetes
- pinset
- benang wol
b) Bahan
Reagen yang diteteskan
1) NH4OH
2) HCl pekat
3) H2SO4 pekat
4) NaOH pekat
5) Aquades
PROSEDUR DAN CARA KERJA

1) Uji Boraks
Prosedur :
a) Siapkan 3 potong kunyit ukuran sedang
b) 6 buah pentol untuk diuji kandungan boraks dan formalin
c) Kertas hvs yang sudah dipotong kecil

Cara kerja :
a) Letakkan 3 potongan kertas hvs di wadah yang sudah disediakan
b) Kupas bersih kunyit yang sudah disiapkan, lalu bersihkan
c) Haluskan menggunakan cobek dan ulekan
d) Teteskan sari kunyit menggunakan sedotan ke kertas hvs
e) Keringkan
f) Tetes sampel ke atas potongan kertas hvs menggunakan sedotan
g) diamkan beberapa menit sampai kertas berubah
h) Apabila kertas bewarna kuning berarti sampel tersebut negative mengandung boraks
sedangkan kertas hvs yang bewarna oren kemerahan berarti positif mengandung
boraks

2) Uji Formalin
Cara kerja uji formalin:
1. Membuat indicator yaitu dengan tusukan tusuk gigi pada kunyit , tunggu beberapa
saat kemudian cabut dan keringkan
2. Lalu uji sampel dengan cara tusukan indicator pada sampel
3. Setelah itu, tunggu beberapa saat cabutlah indicator dari sampel
4. Bandingkan indicator positif dan negative dengan cara melihat warna pada tusuk
gigi, apabila berubah warna menjadi merah sampel berarti positif mengandung
formalin, sedangkan jika tidak ada perubahan atau tetap kuninig berarti sampel tidak
mengandung formalin

3) Uji Rhodamin B
Prosedur :
a) Tuang sampel kedalam beaker glass jika sampel padat dengan menggunakan
aquades,
b) Asamkan dengan HCl lalu aduk dengan menggunakan sendok plastic
c) Masukkan 4 helai benang wol yang sudah dipotong-potong,kemudian panaskan
selama 10 menit
d) Setelah 10 menit,ambil sampel lalu pinset benang wol 1 per 1dan cuci dengan air
aquades
e) Kemudian reaksikan masing-masing benang wol dengan NH4OH pekat,HCl pekat,
H2SO4 pekat,dan NaOH 10%

4) Uji Sakarin
Prosedur :
a) Sampel minuman diambil 1 ml ke dalam cawan, lalu ditambah NaOH dengan
perbandingan 1:20
b) Sampel dalam cawan dipanaskan hingga kering diatas api
c) Setelah dikeringkan dihasilkan residu,dibakar dalam api kecil
d) Lalu ditambah dengan 5 ml HCL encer 13%
e) Dimasukkan kedalam tabung reaksi, residu yang ditambahkan dengan 5 ml HCl
encer 13% akan menghasilkan larutan bewarna kecoklatan
f) Kemudian ditambah beberapa tetes FeCL3, jika sampel membentuk warna violet
maka sampel positif mengandung sakarin.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Boraks Pembahasan


Penentuan sampel negatif Boraks yaitu
warna kertas yang berikan sari kunyit tidak
berubah.

sampel 223 negatif Boraks (-)

sampel 323 negatif Boraks (-)


sampel 123 negatif Boraks (-)

Hasil Uji Formalin Pembahasan


Penentuan sampel negatif (-) Formalin yaitu
tidak terjadi perubahan warna pada tusuk
pentol/gigi yang diberi kunyit

sampel 152 negatif (-) Formalin

sampel 634 negatif (-) Formalin

sampel 226 negatif (-) Formalin


KESIMPULAN

Uji borak pada 3 sampel pentol dari pedagang yang berbeda-beda,dilakukan secara
bersamaan. Hasil pengujian terhadap 3 sampel pentol tersebut yaitu negative(-) boraks atau
tidak ada sampel yang mengandung boraks
Uji Formalin yang dilakukan pada 3sampel pentol,dilakukan secara bersamaan, tusuk
pentol yang sebelumnya sudah ditusuk pada rimpang kunyit kemudian ditusuk kedalam
masing-masing sampel pentol. Dari hasil uji boraks yang dilakukan didapatkan hasil yaitu
negative (-) Formalin atau tidak ada sampel yang mengandung formalin dari semua sampel
pentol.
DAFTAR PUSTAKA

Faradila, Alioes,Yustini, Elmatris, 2014. Identifikasi Formalin pada Bakso yang Dijual pada
Beberapa Tempat di Kota Padang, Jurnal Kesehatan Andalas.

Ratna Dewi, Sinta, 2019. Identifikasi Formalin Pada Makanan Menggunakan Ekstrak Kulit
Buah Naga, Vol. 02 (01), Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan.

Zulaeka, Putri, 2018. Laporan Cara Pemeriksaan Rhodamin-B,Metrhyl Yellow,Formalin


Dan Boraks Pada Makanan, Politeknik Kesehatan Makassar.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai