OLEH :
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui beberapa makanan
yang di curigai mengandung zat aditif
B. Landasan Teori
Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
terpenting dan juga merupakan faktor yang sangat esensial bagi pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Tetapi betapapun menariknya penampilan, lezat
rasanya dan tinggi nilai gizinya, apabila tidak aman dikonsumsi, maka
makanan tersebut tidak ada nilainya sama sekali (Winarno dan Rahayu, 1994).
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil
pada suhu ruangan. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium
tetraborat (NaB4O7 10 H2O). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida
dalam asam borat biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen dan
antiseptic. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak berakibat
buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit
karena diserap kumulatif. Larangan penggunaan boraks juga diperkuat dengan
adanya Permenkes RI No 235/Menkes/VI/1984 tentang bahan tambahan
makanan, bahwa Natrium Tetraborate yang lebih dikenal dengan nama Boraks
digolongkan dalam bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan,
tetapi pada kenyataannya masih banyak bentuk penyalahgunaan dari zat
tersebut (Subiyakto, 1991).
D. Prosedur Kerja
1. Tes boraks
Hasil
- amati perubahan warna yang
terjadi
Perubahan warna merah (+) mengandung boraks
2. Tes formalin
- Di rebus sampel
- Di bagi air dari bahan makanan ke
dalam 2 tabung reaksi
- Dimasukkan 2 ml larutan tersebut
dalam Tabung reaksi
- Dipanaskan selama 1-2 menit + 5
tetes CH3COOH + 5 tetes KmnO7
- larutan ke 2 + 5 tetes formalin
- Dia amati perubahan yang terjadi
3. Tes Rhodamin B
a) Analisis kualitatif
Interprestasi Hasil :
Saos tomat positif mengandung Formalin.
F. Pembahasan
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif berasal dari sumber alamiah
seperti lesitin, asam nitrat, dan lain-lain, dan dapat disintesis dari bahan kimia
yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik
susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat,
dan lain-lain. Zat aditif yang ada dipasaran terdiri dari berbagai macam,
seperti pengawet, pemanis, pewarna, pengental, dan masih banyak lagi. Zat
aditif ini bertujuan untuk memperbaiki citarasa, warna, tekstur, penampakan,
serta memperpanjang daya simpan suatu makanan. Banyak masyarakat yang
lebih memilih menggunakan zat aditif sintetis, karena alasan kepraktisan dan
hasil yang dicapai dapat maksimal. Namun, penggunaan zat aditif sintetis
dalam bahan makanan dan minuman dibatasi oleh peraturan pemerintah dalam
UU No.7 Tahun 1996 tentang Pangan. Pembatasan ini bertujuan untuk
membatasi penggunaan zat aditif yang berlebihan dalam makanan yang
dikonsumsi setiap hari. Sedangkan untuk zat aditif alami merupakan semua
jenis zat tambahan makanan yang berasal dari alam tanpa menggunakan
pengolahan dan bahan tambahan kimiawi.
Pada uji formalin sampel sosis dinyatakan positif atau mengandung
formalin karena melalui identifikasi formalin dengan cara memberi larutan
formalin pada sampel sosis, yang sebelumnya larutan formalin berwarna ungu
setelah beberapa saat dilakukan tindakan tersebut larutan tersebut berubah
menjadi bening hal tersebut menunjukkan bahwa sosis tersebut mengandung
formalin. Satyasembiring (2007) mengemukakan bahwa Adanya formalin
atau tidak dalam makanan bisa dengan tes kalium permanganate (KMnO4,
kadang disebut PK, singkatan Permanganas Kalikus, warna serbuk ungu
metalik kehitaman dapat dibeli diapotik). Uji ini cukup sederhana. Dengan
melarutkan di air serbuk kalium permanganat hingga berwarna pink
keunguan. Jika kita taruh potongan bahan makanan (mis: tahu atau makanan
lainnya) kedalamnya, jika warna pink keunguan hilang (berkurang), ada
kemungkinan ada komponen formalin.
Formalin memiliki efek yang berbahaya bagi tubuh bila sampai
terkonsumsi oleh tubuh. Lee, et all (1978) mengemukakan bahwa efek jangka
pendek dari mengkonsumsi formalin antara lain terjadinya iritas pada saluran
pernafasan, muntah-muntah, pusing, dan rasa terbakar pada tenggorokan. Efek
jangka panjangnya adalah terjadinya kerusakan organ penting seperti hati,
jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat, dan ginjal.
G. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semua sampel pada uji boraks dan uji rhodamin B adalah negatif sedangkan
pada uji formalin sampel sosis menunjukkan hasil positif.
Daftar Pustaka
Abdurrahmansyah, 2017. Analisis Zat Pewarna Rhodamin B Pada Saus Cabai Yang
Beredar Di Kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Jurnal
Biota. 3 (1) : 38-39
Anwar, Faisal dan Khomsan, Ali. 2009. Makan Tepat Badan Sehat. Hikmah: Jakarta.
Cahyadi, Wisnu. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Bumi Aksara: Jakarta
Flanaga, R.J., Braithwaite, R.A. Brown, S.S., Widdop, B., de Wolff, F.A. 1995. Basic
Analytical Toxicology, World Healt Organization. General, 85.
Harmita, 2010. Deteksi Formalin dan Potensi Enose Sebagai Instrument Uji
Formalin.Http://digilib.unimus.ac.id/files/disk/114/jtptunimus-
gdlajibshobac-5661-2babii.pdf. Diakses 25 Mei 2017
Subiyakto, M.G., 1991. Bakso Boraks dan Bleng. PT. Gramedia: Jakarta.
Winarno, F.G. dan S.F. Rahayu. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan
Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi zat warna dari hasil percobaan
2. Untuk mengidentifikasi jenis bahan pewarna yang dipakai pada tahu dan
beberapa jenis makanan lainnya
B. Landasan Teori
1. Alat
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum identifikasi zat warna
pada makanan yaitu:
a. Pisau, Pipet tetes
b. Corong , Kertas saring
c. Tabung reaksi, Spatula
d. Mortal dan alu
e. Gelas kimia, Gelas ukur
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
a. Kunyit
b. Tahu kuning, Kue lapis
c. Etanol, NaOH
D. Prosedur Kerja
10 gram kunyit
- Di kupas
- Di haluskan
- Di masukkan ke dalam gelas kimia
- + 5 Ml larutan etanol
- Di aduk sampai homogen
filtrat residu
Ba(OH)2
Perubahan warna Perubahan warna
Interprestasi Hasil :
Kue lapis positif (+) mengandung NaOH 1M dan Ca (OH)2 1M
A. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA