Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan FALTL Universitas Trisakti


Gasal 2022/2023

KELOMPOK 5:
Khusnul Ramadhan Eka Putri (082002100013)
M.Ammar Aushaf (082002100016)

Asisten: Intan Rattedatu

PENENTUAN N-TOTAL, C-ORGANIK DAN pH KOMPOS


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan organik merupakan sumber hara bagi tanaman yang dapatdiperbaharui. Hara
yang ada di dalam hasil sampingan pertanian berasal dari dalamtanah. Jika tidak ada
tindakan pengembalian hasil sampingan pertanian kembali kelahan dimana produk tersebut
berasal, maka akan terjadi penurunan kandungan haradi dalam tanah. Untuk itu, perlu
adanya pengomposan untuk menanggulangimasalah tersebut dan juga untuk menghindari
pencemaran lingkungan yang ada.
Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman,hewan, atau
limbah organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanyainteraksi antara
mikroorganisme yang bekerja di dalamnya, sedangkan pengomposan merupakan
penguraian dan pemantapan bahan-bahan
organiksecara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir be
rupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Kompos yang baikdigunakan
yaitu kompos yang memili kandungan bahan organik yaitu unsur C,H,O, dan N yang baik
serta memiliki kadar pH berada pada kadar 6-8,5.
Oleh karena itu pada praktikum ini dilakukan analisis kompos yang dilakukan untuk
mengetahui kelayakan kompos, yang diamati yakni pH dengan,kadar C-organik, dan kadar
N total.

1.2 Tujuan Percobaan


Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kelayakan kompos dengan menghitung
kadar C-organik dengan metode walkley and black, kadar N-organik dengan metode
Nessler, dan mengukur pH dengan metode kolorimetri dandibandingkan dengan kelayakan
kadar kompos yang ada.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan dan
limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Bahan dari
ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan
ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos
di antaranya ganggang biru, gulma air, enceng gondok, dan azolla. Beberapa kegunaan
kompos adalah memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah
berpasir, meningkatkan daya tahan dan daya serap air, memperbaiki drainase dan pori-pori
dalam tanah. menambah dan mengaktifkan unsur hara (Susetya, 2016).
2.2. pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yangoptimum
untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoranternak umumnya
berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akanmenyebabkan perubahan
pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagaicontoh, proses pelepasan asam,
secara temporer atau lokal, akan
menyebabkan penurunanpH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-
senyawayang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase
awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.

2.3 Rasio Karbon-Nitrogen (C/N)


Rasio C/N bahan organik merupakan faktor yang paling penting dalam
pengomposan. Hal tersebut disebabkan mikroorganisme membutuhkan karbon untuk
menyediakan energi (Gunawan dan Surdiyanto, 2001) dan nitrogen yang berperan dalam
memelihara dan membangun sel tubuhnya (Triadmojo, 2001). Kisaran rasio C/N yang ideal
adalah 20-40, dan rasio yang terbaik adalah 30 (Center for policy and Implementation
Study, 1992). Rasio C/N yang tinggi akan mengakibatkan proses berjalan lambat karena
kandungan nitrogen yang rendah, sebaliknya jika rasio C/N terlalu rendah akan
menyebabkan terbentuknya amoniak, sehingga nitrogen akan hilang ke udara (Gunawan
dan Surdiyanto, 2001).

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam percobaan ini

No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar


1. Labu didih - 1

2. Erlenmeyer - 1

3. Buret - 1
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
4. Neraca - 1
3.2 Bahan
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam percobaan ini

No Bahan Konsentrasi Jumlah Gambar

1. Larutan Penjerap - 30 ml

2. K2Cr2O7 - 2.5 ml

3. NaF - 0.05
gram
No Bahan Konsentrasi Jumlah Gambar

4. Indikator Feroin - 2 tetes

4. CARA KERJA
4.1 pH Kompos

Ditimbang 10 gram Dilarutkan dengan 25


Didiamkan sebentar,
kompos. Dimasukan ml aquadest dan aduk
lalu diukur dengan pH
ke dalam Erlenmeyer. selama 30 menit
meter.
dengan pengaduk.
4.1 N Total
4.1.1 Destruksi

Ditimbang 2.5 gram


Ditambahkan larutan
kompos, lalu
H2SO4 sebanyak 50 ml. Dilakukan destruksi.
dimasukan ke dalam
labu Kjedahl.

4.1.2 Destilasi

Ditambahkan Disiapkan Asam Borat

Dipindahkan larutan indikator pp sebanyak sebanyak 10 ml dan 3

hasil destruksi ke tetes indikator


0.5 ml dan NaOH
4.2.3 Titrasi campuran. Destilasi
dalam labu didih. sampai berwarna
hingga volume 30 ml.
merah muda.

4.3.3 Titrasi

Diambil larutan dari


Dititrasi laruta
hasil destruksi yang 2+ n
dengan Fe
sudah berwarna hijau
berwarna merahsampai
dan sudah 30 ml. muda.
4.2 C Organik

Ditimbang 0.025 gram Ditambahkan K2Cr2O7 Ditambahkan K2Cr2O7

kompos tanah. sebanyak 25 ml dan sebanyak 25 ml dan

Dimasukan ke dalam H2SO4 sebanyak 5 ml. H2SO4 sebanyak 5 ml.

Erlenmeyer. Didiamkan selama 30 Didiamkan selama 30


menit menit

Ditambahkan 3 tetes Ditambahkan 50 ml air


indikator feroin. suling. Kemudian
Dititar dengan FAS ditambahkan 2.5 ml
H3PO4 dan 0.05 gram
0.05 M hingga
NaF.
berwarna hijau tua.
Dititar lagi sampai
berwarna merah.

5. HASIL PENGAMATAN
5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi : Laboratorium Lingkungan 2
Hari/ tanggal : Selasa, 18 Juni 2023
5.2 Data Analisis
5.2.1 pH
Tabel 5.1 Penentuan pH kompos

Nama Parameter Nilai

pH 5,00
5.2.2 C Organik
Tabel 5.2 Penentuan C Organik

Nama Parameter Nilai

Awal Titrasi 24 ml

Akhir Titrasi 29,6 ml

Volume FAS blanko 6 ml

6. RUMUS DAN PERHITUNGAN


6.1 Rumus
Berikut ini adalah rumus dari percobaan N Total dan C Organik yang
terkandungdi dalam kompos
6.1.1 N Total
(𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑉 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜) 𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 100
%𝑁 =
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Dimana :
V sampel = Volume HCl untuk titrasi sampel (ml)

V blanko =Volume HCl untuk titrasi blanko (ml)


N HCl = Normalitas HCl yang digunakan sebagai titranmg sampel = berat
sampel yang ditimbang
6.1.2 C Organik

(𝑉 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑥 𝑀 𝐹𝑒2+𝑥 12 𝑥 100


%𝐶 =
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 4000
Dimana :
V sampel = Volume FAS untuk titrasi sampel (ml)V
blanko = Volume FAS untuk titrasi blanko (ml)
M Fe2+ = Molaritas Fe2+ yang digunakan sebagai titrangram
sampel = berat sampel yang ditimbang
6.2 Perhitungan
6.2.1 N Total
Ditanya N total ?
Dijawab

(1,0652) 𝑥 100%
%𝑁 =
0,4

% 𝑵 = 2,663 %

6.2.2 C Organik
Diketahui
ml sampel : 5,6 ml
ml blanko : 6 ml
gram sampel : 0,0258 gram
Ditanya
C organic ?
Dijawab
(𝑉 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) +𝑥 12 𝑥 100
%𝐶 =
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 4000
% 𝐶 = (6 – 5,6) 𝑥 12 𝑥 100

0.0258 𝑥 4000
= 4,6%
7. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan pH, N total dan C organik pada
pupuk kompos. Pupuk dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang diberikan pada tanah
agar dapat menambah unsur hara atau zat makanan yang diperlukan tanah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pertama dilakukan penentuan pH kompos dengan pH
meter. Kompos yang digunakan dalam praktikum ini digunakan adalah kompos tanah,
kompos yang ditimbang pada penentuan pH ini adalah sebanyak 10 gram. Setelah
dilakukan penentuan pH dengan pH meter didapatkan pH kompos tanah sebesar 5,00.
Kompos yang baik memiliki kisaran pH yaitu 6-8.5. Berdasarkan hasil praktikum yang
dilakukan kompos tanah dapat memberikan nutrisi yang baik pada tanah.
Kedua, dilakukan penentuan kadar N total pada kompos tanah. Pada penentuan
kadar N total ini dilakukan tiga tahapan kerja yaitu: destruksi, destilasi dan titrasi.
Mulanya dilakukan destruksi dengan larutan pencerna pada labu Kjeldahl, lalu larutan
hasil destruksi digunakan untuk destilasi dan kemudian hasil destilasi dilanjutkan
dengan titrasi. Volume HCl untuk mentitrasi sampel 4.2 ml. Dilakukan pula pengerjaan
blanko sebagai pembanding. Berdasarkan hasil praktikum didaptakan volume HCL
untuk mentitrasi blanko sebesar 0.8 ml. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
didapatkan kadar N total sebesar 2,663 %.
Terakhir, dilakukan penentuan kadar C Organik pada kompos tanah. Pada
penentuan kadar C organik dilakukan dengan mentitrasi sampel dengan FAS. Kemudian
dilakukan perhitungan kadar C organic yang ada di dalam sampel kompos tanah
tersebut yaitu sebesar 4,6 %. Pada saat titrasi dengan FAS didapatkan titik akhir
berwarna merah bata.
Kemudian dilakukan perhitungan ratio C/N yang terdapat di dalam kompos.
Menurut SNI : 19-7030-2004 ratio C/N kompos adalah sebesar 10- 20. Setelah
dilakukan perhitungan didapatkan ratio C/N pada kompos adalah sebesar 44%. Hasil
tersebut tidak sesuai dengan SNI yang ada. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
kompos tersebut memenuhi keiteria yang ada pada SNI. Aktifitas mikroorganime
didalam kompos tersebut berkurang sehingga menyebabkan proses pengomposan
menjadi lebih lama.
8. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil pengukuran dengan pH meter didapatkan
nilai pH kompostanah sebesar 5,00.
b. Kompos yang dianalisis baik digunakan untuk memberi nutrisi pada tanah.
c. Nilai N Total pada kompos tanah sebesar 2,663%.
d. Nilai C Organik pada kompos tanah sebesar 4,6%.

DAFTAR PUSTAKA
Gaur, A. C. 1983. A Manual of Rural Composting. Project Field

Document No. 15FAO, Rome.

Indriani, Y.H. 1999. Membuat Kompos secara Kilat. PT Penebar Swadaya,

Jakarta. Murbandono, L,. (2000). Membuat Kompos. Edisi Revisi. Jakarta:

Penebar Swadaya.Samekto, R. M. P. (2006). Pupuk Daun.Yogyakarta: PT.

Anda mungkin juga menyukai