Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN II

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


GENAP 2022/2023
KELOMPOK 5
1. Khusnul Ramadhan Eka Putri (082002100013)
2. M. Ammar Aushaf (082002100016)

Asisten Mahasiswa: Intan Rattedatu

Penentuan Uji Kadar Amoniak (NH3) Di Udara Ambien Dengan


Metode Indofenol
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan yang terdiri dari berbagai
gas pada permukaan bumi. Tanpa udara, makhuk hidup seperti; manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan tidak dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik.
Udara juga berfungsi sebagai pelindung kehidupan di muka bumi dari radiasi
matahari yang kuat. Berbagai kondisi dan aktivitas manusia dalam menunjang
kehidupan pada umumnya menghasilkan dan mengeluarkan zat atau partikel yang
ditebarkan ke udara. Akibat dari aktivitas tersebut mengakibatkan timbulnya
pencemaran udara. Salah satu gas yang berperan dalam menimbulkan
pencemaran udara adalah amoniak (NH3).
Gas NH3 adalah suatu gas yang tidak berwarna dan menimbulkan bau yang
sangat kuat. Selain itu, gas NH3 merupakan salah satu gas pencemar udara yang
dihasilkan dari dekomposisi senyawa organik oleh mikroorganisme seperti
dalam proses pengolahan sampah dan pengolahan batu bara. Dalam atmofer, gas
NH3 akan bereaksi dengan nitrit dan sulfat sehingga membentuk garam
ammonium yang bersifat sangat korosif. Paparan gas NH3 dalam kadar yang
cukup tinggi dapat menyebabkan batuk dan iritasi terhadap sistem pernapasan
(Lazaridis 2011).
Pada praktikum ini, dilakukan sampling udara di kawasan Pos Otorita,
Kampus A, Universitas Trisakti yang dimana terdapat bau khas yang menyengat
dikarenakan kawasan tersebut dekat dengan toilet. Dalam toilet, endapan NH3
banyak menempel di dinding dan saluran pembuangan urin. Semakin toilet tidak
pernah dibersihkan maka endapan NH3 pada toilet semakin banyak dan akan
membawa dampak negatif bagi penggunanya. Keberadaan NH3 dapat ditandai
dengan terdapatnya bau yang menyengat di dalam toilet. Bau NH3 tersebut
berasal dari peruraian urea sebagai komponen bahan organik terbanyak dalam
urin oleh jasad renik, menjadi energi dan gas NH3.

1.2 Tujuan Percobaan


Praktikum ini dilaksanakan untuk menentukan kadar amoniak (NH3) di udara
ambien pada kawasan Pos Otorita , Kampus A, Universitas Trisakti, Jakarta Barat
dengan metode Indofenol menggunakan spektrofotometer pada panjang

1
gelombang 630 nm dengan kisaran konsentrasi 20 µg/Nm3 – 700 µg/Nm3 atau
0,025 ppm – 1 ppm, serta memantau kualitas udara ambien.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sifat – Sifat Gas NH3
Ammonia (NH3) merupakan senyawa yang terdiri dari unsur nitrogen dan
hidrogen serta dikenal memiliki bau menyengat yang khas dan tidak berwarna.
Amonia merupakan senyawa nitrogen yang mudah larut dalam air dan bersifat
basa sehingga dalam air akan membentuk ammonium hidroksida. Molekul
ammonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion
hidrogen bermuatan positif. Ammonia dapat berubah menjadi NH4+ (ion
amonium) pada pH perairan yang relatif rendah. Ammonia yang terdapat di
atmosfer berasal dari dekomposisi bahan
organik. Amonia mempunyai bau yang sangat tajam, lebih ringan dari udara, larut
dalam air, dan mempunyai titik didih -33oC serta titik lebur -78oC (Hasri dan
Mudasir 2002).
Berdasarkan National Center for Biotechnology Information (2021), Amonia
merupakan senyawa anorganik yang tersusun atas satu atom nitrogen dan terikat
dengan jenis ikatan kovalen dengan tiga atom hidrogen dan ditandai sebagai gas
tidak berwarna dengan bau menyengat serta pemaparannya yang terjadi melalui
saluran pernapasan, dikonsumsi atau terkontak langsung. Gas amonia umumnya
dianggap tidak mudah terbakar namun dalam batas konsetrasi uap tertentu gas ini
menjadi mudah terbakar terlebih jika ada minyak atau bahan mudah terbakar
lainnya.
Menurut Idriss (2004), amonia (NH3) menjadi gas alkali yang sangat reaktif
dan dapat bereaksi cepat dengan polutan lainnya dan membentuk partikulat halus
yang berdampak kepada penyakit pernapasan manusia. Selain itu, gas amonia
yang terbentuk di atmosfer dapat terendap ke dalam ekosistem dan merusak
beberapa habitat yang sensitif (Sutton M, 2018).

2.2 Sumber Polutan Gas NH3


Pada skala global, lebih dari 99% amonia yang ada di atmosfer adalah hasil
dari proses alami (Idriss, 2004). Proses alami ini terutama terdiri dari degradasi
biogis bahan organik, seperti tumbuhan dan hewan serta kimia dan mikroba
degradasi kotoran hewan, khususnya urin. Dalam degradasi bologis organik zat,
amonia diproduksi ketika protein dan asam nukleat terdegradasi untuk
membentuk asam amino, purin dan pirimidin. Degradasi kimiawi atau mikroba
dari urin hewan menyebabkan hidrolisis urea dan kemudian menjadi penguapan
amonia (Krupa, 2004).
Para peneliti di Eropa, Erisman dan Schaap (2004) menyatakan bahwa
peningkatan amonia sebagian besar disebabkan oleh emisi amonia dari pertanian,
sehingga pada umumnya, amonia di hasilkan dari proses pertanian. Kemampuan
untuk bercocok tanam bergantung pada nitrogen, yang merupakan nutrisi penting
bagi tanaman. Namun, apabila kandungannya berlebihan maka nitrogen dapat
menimbulkan masalah. Nitrogen dalam kotoran hewan dan kelebihan pupuk
dapat berubah menjadi gas ammonia.

2.3 Dampak Polutan Gas NH3


Amonia merupakan gas yang mudah menguap dan sangat larut dalam air. Rute
utama amonia masuk kedalam tubuh adalah melalui inhalasi. Amonia senyawa

2
berbasis nitrogen adalah salah satu bahan kimia tersebut. Partikulat kecil ini dapat
masuk ke paru-paru dan bahkan memasuki aliran darah. Pada orang yang sangat
tua dan orang dengan penyakit mendasar seperti asma dan penyakit jantung,
dapat memperburuk masalah jantung dan pernapasan bahkan dapat
mengakibatkan kematian (Konkel, 2018).
Gas amonia biasanya diserap oleh selaput lendir saluran udara bagian atas di
udara ambien. Namun, setelah teradsorpsi ke debu yang dapat terhirup, amonia
dapat menembus lebih dalam ke dalam paru-paru, meningkatkan risiko penyakit
pada saluran pernapasan bagian bawah.
Menurut Krupa (2002) amonia dapat mempengaruhi vegetasi dengan
mempengaruhi siklus nitrogen dalam ekosistem, hal ini juga bergantung pada
sensitivitas vegetasi. NH3 di atmosfer memasuki daun tumbuhan tingkat tinggi
hampir secara umum melalui stomata dan dilarutkan dalam film air dari sel-sel
mesofil untuk membentuk NH4. Kekuatan pendorong untuk menyerap NH3
adalah gradien konsentrasi antara udara ambien dan jaringan mesofil. Selama
konsentrasi NH3 ambien melebihi konsentrasi mesofil maka penyerapan NH3
akan terjadi. Karena NH3 tidak dapat disimpan dalam jaringan yang tidak
memiliki kerusakan, tanaman akan mengasimilasi NH3 untuk membentuk
senyawa nirogen organik, sehingga toksisitas utama NH3 muncul setelah
penyerapan melebihi kapasitas asimilasi.

2.4 Baku Mutu Gas NH3 di Udara Ambien


Berdasarkan beberapa peraturan baku mutu yang ada, terdapat berbagai baku
mutu yang dikhususkan untuk parameter gas NH3. Beberapa baku mutu yang
digunakan untuk parameter gas NH3 ini yaitu sebagai berikut.

1. Baku mutu gas NH3 menurut Kepetusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 50 Tahun 1996

Tabel 2. 1 Baku mutu gas N3 menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan


Hidup No. 50 Tahun 1996
Nilai Metode
No. Parameter Satuan Peralatan
Batas Pengukuran
Metode
1 Amoniak (NH3) ppm 2 Spektrofotometer
Indofenol

2.5 Pengendalian Gas NH3 di Udara Ambien


Dalam pengendalian konsentrasi Amonia (NH3) di udara yang sebagai sumber
pencemar adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar batu bara dan menggunakan bahan bakar
ramah lingkungan.
2. Menerapkan standar emisi NH3 di pabrik kilang minyak dan pupuk.
3. Menggunakan bahan-bahan penghilang ammonia untuk kotoran pada ternak.
4. Melakukan aerasi pada perairan yang tercemar NH3.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan penentuan NH3 ini yaitu sebagai berikut.

3
Tabel 3. 1 Alat-Alat Percobaan NH3
No. Nama Alat Jumlah Ukuran Gambar
1. Peralatan Sampel 1 -
Midget Impinger 2 -
Botol Perangkap uap 1 -
Flow meter 1 -
Keran Pengatur 1 -
Pompa Vakum 1 -
2. Labu Ukur 1 25 ml

3. Pipet Volumetrik 1 10 ml

4. Bulb 1 -

5. Spektrofotometer dan 1 -
kuvet

4
6. Kabel Roll 1 -

3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan penentuan NH3 ini
yaitu sebagai berikut.

Tabel 3. 2 Bahan-Bahan Percobaan NH3


Bahan Yang Digunakan Ukuran / konsentrasi Gambar
• Larutan penjerap
25 ml

• Granola

5
IV. CARA KERJA
4.1 Diagram Sampling

Susun peralatan pengambilan contoh Memasukkan 10 ml larutan


uji dan tempatkan pada posisi dan penyerap Neutral Buffer Kalium
lokasi pengukuran menurut metode Iodida (NBKI) ke dalam botol
penentuan lokasi pengambilan penjerap dan lindungi botol
contoh uji pemantauan kualitas udara dengan Alumunium Foil.
ambien sesuai SNI.

Setelah pengambilan contoh Hidupkan pompa penghisap


uji untuk di uji di udara & atur kecepatan air 1
laboraturium l/mnt, setelah itu tunggu 30
menit

4.2 Diagram Analisis

Pindahkan 10 ml larutan neutal Masukkan larutan neutal buffer


buffer kalium iodida dengan kalium iodida tersebut kedalam
menggunakan pipet volumetrik. labu ukur berukuran 25 ml.

Ukur konsntrasi larutan dengan Masukkan lagi larutan


Spektrofotometer Panjang neutal buffer kalium iodida
gelombang 352 nm. kedalam kuvet.

Setelah mendapatkan hasil dari


spektrofotometer, mulailah dengan
perhitungan kemudian buat kurva
kalibrasi

6
V. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan dari percobaan NH3 ini dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 5. 1 Hasil Pengamatan NH3


Hasil Pengamatan
Tanggal Percobaan 4 April 2023
Tekanan Udara 757 mmHg
Kecepatan Angin 1,07 m/s
Kelembapan 71 gr/m^3
Temperatur 303°K
F 1 L/Mnt
a (NH3) 0,176
t 9.31-10.31 (60 menit)
Keadaan Cuaca Cerah

Data Sampling dengan Spektrofotometer

Tabel 5. 2 Data Hasil Spektrofotometer


NH3
Sample x Absorbansi
Standar 1 0 0
Standar 2 0,2 0,178
Standar 3 0,4 0,333
Standar 4 0,6 0,531
Standar 5 0,8 0,684
Standar 7 1,2 1,111
Sampel 0,176 0,146

VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN


6.1. Perhitungan Konsentrasi Sampel
NH3
Diketahui:
a = -0,0155
b = 0,9157
Rumus:
y = a + bx

0,46 = -0,0155 + 0,9157x


0,9157x = 0,46 + 0,0155
0,9157x = 0,4755
x = 0,4755/0,9157
x = 0,519

7
Gambar 6 1 Kurva Kalibrasi NH3

6.2. Perhitungan Volume Uji Udara yang Diambil

1+1/2 x 60 x 757/303 x 298/760


v = 58,78 liter

6.3. Perhitungan Konsentrasi NH3 di Udara Ambien

0,0155/58,77 x 1000
c = 0,263 μg/Nm3

6.4. Perhitungan Konversi Gas NH3 Selama 1 Jam

0,0155/58,77x1000x50/10
c = 1,318 μg/Nm3
6.5. Perhitungan Konversi μg/Nm3 ke ppm
BM NH3 = 17

8
Ppm = 24,45x1,318/17x10^3
ppm = 0,018 ppm

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pengambilan sampel udara ambien dan
pengamatan kadar amoniak (NH3) dengan melakukan pengambilan sampel di
depan Gedung PRESMA Kampus A, Universitas Trisakti, Jakarta Barat. Pada
praktikum ini, percobaan dilakukan dengan metode Indofenol dan menggunakan
alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm. Larutan penjerap yang
digunakan pada uji kadar amoniak (NH3) ini dijerap oleh larutan penjerap asam
sulfat. Pengambilan contoh uji dilakukan pada pagi menuju siang hari dengan
langit ceerah dan angin yang cenderung sepoy-sepoy. Kondisi sekitar lokasi
sampling terlihat banyak kendaraan berlalu lalang dan banyak orang yang
berlalu-lalang. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti arah dan
kecepatan angin, geografi dan topografi serta tata guna lahan serta lokasi
sampling yang berjauhan dengan gedung agar senyawa ammonia di udara dapat
dengan mudah masuk ke dalam corong contoh uji.
Setelah dilakukan sampling pada waktu 60 menit, hasil sampling dibawa ke
lab untuk dilakukan tes uji kadar. Larutan penjerap yang berada di impinger
dimasukkan sebanyak 10 ml ke dalam labu ukur dan diberikan secara berturut-
turut 2 ml larutan penyangga, 5 ml larutan pereaksi fenol, dan 2,5 ml larutan
pereaksi natrium hipoklorit. Lalu, larutan di homogenkan untuk menghasilkan
reaksi dalam bentuk warna.
Tinggi rendahnya volume larutan standar ammonia dan jumlah μg NH3 dapat
ditandai dengan tingkat kepekatan larutan yang dihasilkan.
Semakin pekat warna larutan maka menunjukkan semakin tinggi jumlah μg NH3
yang terkandung dalam suatu larutan. Tingkat kepekatan larutan akan
berpengaruh terhadap nilai absorbansi yang dihasilkan. Semakin pekat larutan
maka semakin besar nilai absorbansi yang dihasilkan.
Pada hasil uji kadar amoniak (NH3) pada praktikum ini, didaparkan larutan
yang berwarna cukup pekat. Hal ini menunjukkan kalau dalam daerah Kawasan
tersebut terdapat kadar amoniak (NH3).
Pada hasil uji kadar amoniak (NH3) pada kawasan Pos Otorita, Kampus A,
Universitas Trisakti, Jakarta Barat, didapatkan konsentrasi NH3 di udara ambien
sebesar 0,018 ppm. Berdasarkan Baku mutu gas NH3 menurut Kepetusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996, batas kadar NH3 di udara yaitu
sebesar 2 ppm. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas udara di
kawasan tersebut berkemungkinan kecil menimbulkan dampak negatif pada
kesehatan maupun lingkungan.
Udara ambien yang tercemar oleh gas NH3 tentu dapat
menimbulkan dampaknegatif bagi mahkluk hidup yang tinggal disekitarnya.
Konsentrasi paparan 5 ppm gas NH3 menyebabkan iritasi ringan, konsentrasi
paparan 9-50 ppm menyebabkan hidung kering, kelelahan saraf (olfactory
fatigue), dan iritasi yang tidak parah serta konsentrasi paparan 150 ppm dapat
menyebabkan spasma laringeal. Menurut Flynn dan Theodore (2002) dalam
Gultom (2009), paparan ammonia dalam jumlah besar dapat mengakibatkan
kematian yang disebabkan oleh spasme saluran nafas, edema pada larynxs dan
bronkus, pneuomonitis bahan kimia, dan pembengkakan pada paru-paru.

9
Penanggulangan pencemaran udara oleh ammonia dapat dilakukan dengan
cara adsorbsi. Proses adsorbsi yang dilakukan menggunakan bahan padat yang
dapat menyerap polutan. Tipe adsorben yang dapat digunakan antara lain karbon
aktif dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu
diperlukan pergantian dan bersifat disposal (sekali pakai buang). Lalu, proses
penanggulangan juga dapat dilakukan dengan pembakaran. Proses pembakaran
yang dilakukan menggunakan proses aoksidasi panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil pembakaran berupa CO2 dan
H2O. Alat pembakaran yang digunakan adalah Burner dengan berbagai tipe dan
temperaturnya (1200oF – 1400oF). Cara penanggulangan dengan reaksi kimia
juga dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran ammonia. Ammonia dalam
air dapat dibuang dengan proses tripping atau dengan proses mikrobiologi
(Kastiyowati 2011).

VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan uji kadar NH3 yaitu sebagai
berikut.
1. Gas NH3 adalah suatu gas yang tidak berwarna dan menimbulkan bau yang
sangat kuat. Selain itu, gas NH3 merupakan salah satu gas pencemar udara
yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa organik oleh mikroorganisme.
2. Percobaan dilakukan dengan metode Indofenol dan menggunakan alat
spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm dan dijerap oleh larutan
penjerap asam sulfat.
3. Baku mutu gas NH3 menurut Kepetusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 50 Tahun 1996, batas kadar NH3 di udara yaitu sebesar 2 ppm. Maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas udara di kawasan tersebut
berkemungkinan kecil menimbulkan dampak negatif pada kesehatan maupun
lingkungan.
4. Konsentrasi paparan 5 ppm gas NH3 menyebabkan iritasi ringan, konsentrasi
paparan 9-50 ppm menyebabkan hidung kering, kelelahan saraf (olfactory
fatigue), dan iritasi yang tidak parah serta konsentrasi paparan 150 ppm dapat
menyebabkan spasma laringeal.
5. Penanggulangan pencemaran udara oleh ammonia dapat dilakukan dengan
cara adsorbsi dan pembakaran.

10
DAFTAR PUSTAKA
SNI 19-7119.1-2005. Cara Uji Kadar Amoniak (NH3) dengan Metode Indofenol
Menggunakan Spektrofotometer.
Solihati, E., dkk. (2016) Pemeriksaan Kualitas Udara. Semarang: Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Yudhistira, D. & Ayusari, M. (2015). Penentuan Konsentrasi Ammonia (NH3)
Udara Ambien di Toilet Pria Fakultas Teknologi Pertanian IPB Dengan
Menggunakan Metode Indofenol. Bogor: Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Pertanian Bogor.
Zafany, A. (2021). Analisis Kualitas Udara Untuk Parameter NH3 Pada Jalan Tol
Di Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Lokasi

11

Anda mungkin juga menyukai