1
gelombang 630 nm dengan kisaran konsentrasi 20 µg/Nm3 – 700 µg/Nm3 atau
0,025 ppm – 1 ppm, serta memantau kualitas udara ambien.
2
berbasis nitrogen adalah salah satu bahan kimia tersebut. Partikulat kecil ini dapat
masuk ke paru-paru dan bahkan memasuki aliran darah. Pada orang yang sangat
tua dan orang dengan penyakit mendasar seperti asma dan penyakit jantung,
dapat memperburuk masalah jantung dan pernapasan bahkan dapat
mengakibatkan kematian (Konkel, 2018).
Gas amonia biasanya diserap oleh selaput lendir saluran udara bagian atas di
udara ambien. Namun, setelah teradsorpsi ke debu yang dapat terhirup, amonia
dapat menembus lebih dalam ke dalam paru-paru, meningkatkan risiko penyakit
pada saluran pernapasan bagian bawah.
Menurut Krupa (2002) amonia dapat mempengaruhi vegetasi dengan
mempengaruhi siklus nitrogen dalam ekosistem, hal ini juga bergantung pada
sensitivitas vegetasi. NH3 di atmosfer memasuki daun tumbuhan tingkat tinggi
hampir secara umum melalui stomata dan dilarutkan dalam film air dari sel-sel
mesofil untuk membentuk NH4. Kekuatan pendorong untuk menyerap NH3
adalah gradien konsentrasi antara udara ambien dan jaringan mesofil. Selama
konsentrasi NH3 ambien melebihi konsentrasi mesofil maka penyerapan NH3
akan terjadi. Karena NH3 tidak dapat disimpan dalam jaringan yang tidak
memiliki kerusakan, tanaman akan mengasimilasi NH3 untuk membentuk
senyawa nirogen organik, sehingga toksisitas utama NH3 muncul setelah
penyerapan melebihi kapasitas asimilasi.
1. Baku mutu gas NH3 menurut Kepetusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 50 Tahun 1996
3
Tabel 3. 1 Alat-Alat Percobaan NH3
No. Nama Alat Jumlah Ukuran Gambar
1. Peralatan Sampel 1 -
Midget Impinger 2 -
Botol Perangkap uap 1 -
Flow meter 1 -
Keran Pengatur 1 -
Pompa Vakum 1 -
2. Labu Ukur 1 25 ml
3. Pipet Volumetrik 1 10 ml
4. Bulb 1 -
5. Spektrofotometer dan 1 -
kuvet
4
6. Kabel Roll 1 -
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan penentuan NH3 ini
yaitu sebagai berikut.
• Granola
5
IV. CARA KERJA
4.1 Diagram Sampling
6
V. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan dari percobaan NH3 ini dapat dilihat sebagai berikut.
7
Gambar 6 1 Kurva Kalibrasi NH3
0,0155/58,77 x 1000
c = 0,263 μg/Nm3
0,0155/58,77x1000x50/10
c = 1,318 μg/Nm3
6.5. Perhitungan Konversi μg/Nm3 ke ppm
BM NH3 = 17
8
Ppm = 24,45x1,318/17x10^3
ppm = 0,018 ppm
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pengambilan sampel udara ambien dan
pengamatan kadar amoniak (NH3) dengan melakukan pengambilan sampel di
depan Gedung PRESMA Kampus A, Universitas Trisakti, Jakarta Barat. Pada
praktikum ini, percobaan dilakukan dengan metode Indofenol dan menggunakan
alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm. Larutan penjerap yang
digunakan pada uji kadar amoniak (NH3) ini dijerap oleh larutan penjerap asam
sulfat. Pengambilan contoh uji dilakukan pada pagi menuju siang hari dengan
langit ceerah dan angin yang cenderung sepoy-sepoy. Kondisi sekitar lokasi
sampling terlihat banyak kendaraan berlalu lalang dan banyak orang yang
berlalu-lalang. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti arah dan
kecepatan angin, geografi dan topografi serta tata guna lahan serta lokasi
sampling yang berjauhan dengan gedung agar senyawa ammonia di udara dapat
dengan mudah masuk ke dalam corong contoh uji.
Setelah dilakukan sampling pada waktu 60 menit, hasil sampling dibawa ke
lab untuk dilakukan tes uji kadar. Larutan penjerap yang berada di impinger
dimasukkan sebanyak 10 ml ke dalam labu ukur dan diberikan secara berturut-
turut 2 ml larutan penyangga, 5 ml larutan pereaksi fenol, dan 2,5 ml larutan
pereaksi natrium hipoklorit. Lalu, larutan di homogenkan untuk menghasilkan
reaksi dalam bentuk warna.
Tinggi rendahnya volume larutan standar ammonia dan jumlah μg NH3 dapat
ditandai dengan tingkat kepekatan larutan yang dihasilkan.
Semakin pekat warna larutan maka menunjukkan semakin tinggi jumlah μg NH3
yang terkandung dalam suatu larutan. Tingkat kepekatan larutan akan
berpengaruh terhadap nilai absorbansi yang dihasilkan. Semakin pekat larutan
maka semakin besar nilai absorbansi yang dihasilkan.
Pada hasil uji kadar amoniak (NH3) pada praktikum ini, didaparkan larutan
yang berwarna cukup pekat. Hal ini menunjukkan kalau dalam daerah Kawasan
tersebut terdapat kadar amoniak (NH3).
Pada hasil uji kadar amoniak (NH3) pada kawasan Pos Otorita, Kampus A,
Universitas Trisakti, Jakarta Barat, didapatkan konsentrasi NH3 di udara ambien
sebesar 0,018 ppm. Berdasarkan Baku mutu gas NH3 menurut Kepetusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996, batas kadar NH3 di udara yaitu
sebesar 2 ppm. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas udara di
kawasan tersebut berkemungkinan kecil menimbulkan dampak negatif pada
kesehatan maupun lingkungan.
Udara ambien yang tercemar oleh gas NH3 tentu dapat
menimbulkan dampaknegatif bagi mahkluk hidup yang tinggal disekitarnya.
Konsentrasi paparan 5 ppm gas NH3 menyebabkan iritasi ringan, konsentrasi
paparan 9-50 ppm menyebabkan hidung kering, kelelahan saraf (olfactory
fatigue), dan iritasi yang tidak parah serta konsentrasi paparan 150 ppm dapat
menyebabkan spasma laringeal. Menurut Flynn dan Theodore (2002) dalam
Gultom (2009), paparan ammonia dalam jumlah besar dapat mengakibatkan
kematian yang disebabkan oleh spasme saluran nafas, edema pada larynxs dan
bronkus, pneuomonitis bahan kimia, dan pembengkakan pada paru-paru.
9
Penanggulangan pencemaran udara oleh ammonia dapat dilakukan dengan
cara adsorbsi. Proses adsorbsi yang dilakukan menggunakan bahan padat yang
dapat menyerap polutan. Tipe adsorben yang dapat digunakan antara lain karbon
aktif dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu
diperlukan pergantian dan bersifat disposal (sekali pakai buang). Lalu, proses
penanggulangan juga dapat dilakukan dengan pembakaran. Proses pembakaran
yang dilakukan menggunakan proses aoksidasi panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil pembakaran berupa CO2 dan
H2O. Alat pembakaran yang digunakan adalah Burner dengan berbagai tipe dan
temperaturnya (1200oF – 1400oF). Cara penanggulangan dengan reaksi kimia
juga dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran ammonia. Ammonia dalam
air dapat dibuang dengan proses tripping atau dengan proses mikrobiologi
(Kastiyowati 2011).
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan uji kadar NH3 yaitu sebagai
berikut.
1. Gas NH3 adalah suatu gas yang tidak berwarna dan menimbulkan bau yang
sangat kuat. Selain itu, gas NH3 merupakan salah satu gas pencemar udara
yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa organik oleh mikroorganisme.
2. Percobaan dilakukan dengan metode Indofenol dan menggunakan alat
spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm dan dijerap oleh larutan
penjerap asam sulfat.
3. Baku mutu gas NH3 menurut Kepetusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 50 Tahun 1996, batas kadar NH3 di udara yaitu sebesar 2 ppm. Maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas udara di kawasan tersebut
berkemungkinan kecil menimbulkan dampak negatif pada kesehatan maupun
lingkungan.
4. Konsentrasi paparan 5 ppm gas NH3 menyebabkan iritasi ringan, konsentrasi
paparan 9-50 ppm menyebabkan hidung kering, kelelahan saraf (olfactory
fatigue), dan iritasi yang tidak parah serta konsentrasi paparan 150 ppm dapat
menyebabkan spasma laringeal.
5. Penanggulangan pencemaran udara oleh ammonia dapat dilakukan dengan
cara adsorbsi dan pembakaran.
10
DAFTAR PUSTAKA
SNI 19-7119.1-2005. Cara Uji Kadar Amoniak (NH3) dengan Metode Indofenol
Menggunakan Spektrofotometer.
Solihati, E., dkk. (2016) Pemeriksaan Kualitas Udara. Semarang: Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Yudhistira, D. & Ayusari, M. (2015). Penentuan Konsentrasi Ammonia (NH3)
Udara Ambien di Toilet Pria Fakultas Teknologi Pertanian IPB Dengan
Menggunakan Metode Indofenol. Bogor: Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Pertanian Bogor.
Zafany, A. (2021). Analisis Kualitas Udara Untuk Parameter NH3 Pada Jalan Tol
Di Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
LAMPIRAN
11