Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK TPPAS

Nama Kelompok:
Fikry Alfian (082001700021)
Khusnul Ramadhan (082002100013)

WASTE TO ENERGY (WTE)


Waste-to-Energy adalah proses menghasilkan energi dalam bentuk panas
atau listrik dari sampah. (Proses ini juga disebut Energi dari Sampah atau WtE).
Dengan menggunakan berbagai macam teknologi yang terus dikembangkan,
metode ini bertujuan untuk mengkompress dan membuang sampah sembari
menghasilkan energi di saat yang sama. Fasilitas waste-to-Energy membakar
sampah domestik dan sejenis sampah domestik yang tidak bisa dihindari atau
didaur ulang. Aktivitas pembakaran dari fasilitas tersebut kemudian akan
menghasilkan energi, bisa dalam bentuk uap, listrik, atau air panas.
Terdapat 2 tipe teknologi dalam mengubah sampah menjadi energi, yaitu
teknologi termal dan teknologi non termal. Pada teknologi non termal, terdapat
salah satu metode yaitu fermentasi. Dalam proses fermentasi, metode ini
menghasilkan perubahan kimiawi pada substansi organik melalui enzim dalam
keadaan tidak ada oksigen.

 Teknologi Termal

 Depolymerization/Hydrous Pyrolysis: Sebuah metode yang


memanfaatkan dekomposisi termal, dimana dengan adanya air, komponen
organik dipanaskan dalam temperatur tinggi
 Gasification: Mengkonversi substansi yang mengandung karbon menjadi
karbon dioksida, karbon monoksida, serta hidrgoen. Proses ini, layaknya
insinerasi, menggunakan temperatur tinggi. Perbedaannya adalah tidak ada
pembakaran.
 Pyrolysis: Mirip dengan hydrous pyrolysis, tetapi bedanya tidak
menggunakan oksigen. Metode pyrolysis menggunakan sampah dari
agrikultur atau sampah organik dari industri.
 Plasma Arc Gasification: Obor plasma digunakan untuk mengionisasi
gas sehingga akan diperoleh gas sintesis. Proses ini menghasilkan listrik
sembari mengompresi sampah.

Teknologi Non-Termal

 Fermentasi: Metode ini menghasilkan perubahan kimiawi pada substansi


organik melalui enzim dalam keadaan tidak ada oksigen.
 Anaerobic digestion: Menggunakan mikroorganisme untuk
menghancurkan substansi yang bisa terbiodegradasi. Metode ini digunakan
baik di tingkat domestik maupun tingkat komersil untuk menangkap
pelepasan energi yang dihasilkan saat prosesnya.

Manfaat dan Potensi Waste-to-Energy

Dalam konteks negara-negara Eropa, fasilitas Waste-to-Energy bisa memasok 18


juta penduduk dengan energi listrik dan 15.4 juta penduduk dengan energi panas
(heat).

Confederation of European Waste-to-Energy Plants mengatakan bahwa cara


untuk mengelola sampah residu (sampah yang kotor, material yang
terkontaminasi, material yang terdiri dari bahan campuran, material daur ulang
yang turun kualitasnya, serta material yang mengandun bahan beresiko tinggi)
antara lain melalui landfilling atau WtE.

Ketika membuang sampah ke TPA (landfill) sudah bukan menjadi pilihan, WtE
menawarkan beberapa manfaat, seperti mengurangi ketergantungan pada bahan
bakal fosil, menghemat jutaan ton karbon dioksida, memberikan sumbangsih pada
swasembada energi, serta menyediakan alternatif energi yang berkelanjutan, lokal,
rendah karbon, serta berbiaya rendah.
Organisasi CEWEP juga menyatakan bahwa metode daur ulang maupun WtE
menjadi saling melengkapi dalam rangka mengurangi sampah yang berakhir di
TPA.
Negara-negara di Eropa seperti Austria, Belgium, Denmark, Swedia, dan
Finlandia telah menerapkan kebijakan menutup TPA dan mengintegrasikan daur
ulang dan WtE dalam sistem pengelolaan sampah mereka.

Anda mungkin juga menyukai