Anda di halaman 1dari 15

Analisa Kadar Nitrogen dalam Pupuk Urea

Menggunakan Metode Kjeldahl di PT Pupuk Iskandar Muda

Nama Pengampu Kuliah:


Layta Dinira, S.Si.,M.Si.

N a m a Ke l o m p o k :
Asnaili Alfi Nurillah 175090200111006
Desytrifa Rosseny O. 175090200111018
Zusna Adillah Fadhilla 175090201111043
Aprilianti Catur Putri 175090207111002
Indri Alidha Rahmani 175090207111013
Pendahuluan

Perusahaan PT Pupuk Persero Indonesia yang bergerak


dibidang industri pupuk urea

Kalium

Nitrogen

Fosfat
Pendahuluan

Tanaman kekurangan nitrogen

Hasil tanaman menurun karena


pembentukan klorofil yang penting
untuk proses fotosintesis
terganggu
Pendahuluan
Metode Kjehdahl
metode sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino,
protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen

Keunggulan Metode Kjehdahl


Metode cocok digunakan secara semimikro, karena hanya
membutuhkan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit
serta waktu analisis yang cepat
Pendahuluan
Rumusan Masalah
1.  Bagaimana cara analisa kadar nitrogen dalam pupuk urea menggunakan
metode Kjeldahl?
2. Apakah kadar nitrogen pada pupuk urea PT Pupuk Iskandar Muda telah
memenuhi syarat mutu SNI 2801-2010 untuk kedua bentuk, prill maupun
granular ?

Manfaat

Dapat digunakan sebagai referensi metode Kjeldahl untuk analisa


kadar nitrogen dalam pupuk urea dan mengetahui kadar nitrogen
dalam pupuk urea produksi PT Pupuk Iskandar Muda yang sesuai
standar sehingga pengaplikasiannya ke tanaman maksimal.
Landasan Teori
Pupuk Urea
Pupuk urea adalah pupuk anorganik yang dibuat oleh pabrik dengan kandungan kalium, fosfat, dan nitrogen. Di
dalam ketiga unsur tersebut nitrogen memiliki fungsi paling penting dalam pertumbuhan suatu tanaman, khususnya
pertumbuhan pada daun [6]. Syarat mutu pupuk urea telah diatur pada SNI Nomor 02-2801-2010 sesuai pada tabel 1.

Tabel 1. Syarat mutu Pupuk Urea Berdasarkan SNI 02-2801-2010


Persyaratan
No Uraian Satuan
Butiran Gelintiran
1. Kadar nitrogen % Min. 46,0 Min. 46,0
2. Kadar air % Maks. 0,5 Maks. 0,5
3. Kadar biuret % Maks. 1,2 Maks. 1,5
4. Ukuran
a) 1,00 – 3,35 mm % Min. 90,0 -
b) 2,00 4,75 mm % - Min. 90,0
Nitrogen
Nitrogen adalah elemen penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman karena berperan penting dalam pembentukan zat hijau
daun pada tanaman. Tanaman menyerap unsur nitrogen dalam bentuk ion nitrat atau amonium yang keduanya larut dalam air. Tanaman
yang mempunyai ketersediaan nitrogen yang cukup akan tumbuh dengan cepat.
Sebagai pelengkap peranannya dalam sintesis protein, nitrogen merupakan bagian tak terpisahkan dari molekul klorofil dan karenanya
pemberian nitrogen dalam jumlah cukup akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang vigor dan warna hijau segar.
Metode Kjeldahl Landasan Teori
Metode Kjeldahl merupakan metode sederhana untuk penetapan nitrogen total pada protein dan senyawa yang
mengandung nitrogen. Metode ini telah banyak mengalami modifikasi dan cocok digunakan secara semimikro, karena
hanya membutuhkan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit serta waktu analisis yang singkat.
Analisis nitrogen dengan metode Kjeldahl dibagi menjadi tiga tahap yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap
titrasi.
• Tahap destruksi atau tahap penghancuran adalah tahap penambahan asam kuat untuk membebaskan nitrogen dari
sampel. Selama tahap ini, nitrogen akan dilepas dari sampel dan dikonversi menjadi ammonium sulfat.
Reaksi yang terjadi selama destruksi dituliskan pada persamaan 1.
Sampel + (K2SO4, HgO, H2SO4)  (NH4)2SO4(aq) + CO2(g) + SO2(g) + H2O(g) (1)
• Proses destilasi adalah proses penetralan asam sulfat dengan penambahan alkali berupa natrium hidroksida pekat.
Reaksi yang terjadi selama proses destilasi :
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(l)  Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g) (2)
NH3(g) + H3BO3(aq)  NH4H2BO3(aq) (3)
• Titrasi adalah tahap pelepasan asam borat untuk membentuk amonium sulfat yang ditandai dengan perubahan warna
dan volume titran yang digunakan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi nitrogen.
NH4H2BO3(aq) + HCl(aq)  NH4Cl(aq) + 2H3BO3(aq) (4)
2NH4H2BO3(aq) + H2SO4(aq)  (NH4)2SO4(aq) + H3BO3(aq) (5)
Metodologi
Alat: Bahan:
• Labu kjedhal mikro • urea prill (butiran)

• erlenmeyer 250 mL • urea granul (gelintiran)

• unit destilasi analyzer • larutan asam sulfat (H2SO4) pekat (densitas


1,84)
• labu ukur 250 mL
• Larutan ammonium sulfat
• buret 50 mL
• larutan NaOH 40 %
• pipet ukur 25 mL
• indikator conway (0,15 g metil merah – 0,10
• gelas ukur 250 mL g Bromo Cresol Green (BCG) dalam 100 mL
• corong etanol)
• alat destruksi • indikator PP 1 %
• neraca analitik • H3BO3 1 %
Kjedhal analyzer
Prosedur Kerja Sampel hasil destruksi dipipet 10 ml dan dimasukkan ke
1

dalam labu destilasi kjedhal analyzer, serta ditambah


Destruksi Sampel indikator PP 1 %

1 2
Ditimbang urea sebanyak ± 0,5 gram Ditambahkan larutan naoh 40 % sampai larutan berwarna
(duplo) merah

Dimasukkan ke labu kjeldahl dan 2 Larutan didestilasi hingga semua nitrogen terdestilasi (± 3
ditambah 25 ml H2SO4 pekat serta 2 tablet 100 ml destilat)
kjedhal
4
Destilat ditampung ke 50 ml H3BO3 1 % dalam
3 Didetruksi dalam alat FOSS digestor unit
pada suhu 400ºc selama 2 jam hingga erlenmeyer yang telah diberi indikator conway
larutan jernih
5
Didinginkan destilat lalu dipipet ke erlenmeyer
4
Didinginkan sampai larutan dingin dan 6
dimasukkan larutan ke labu ukur 250 ml Dititrasi dengan larutan standar H2SO4 0,1 N hingga titik
akhir titrasi tercapai
5
Diencerkan dengan aquades hingga tanda 7
batas dan dikocok hingga homogen Dilakukan penetapan dengan larutan blanko
Prinsip Perhitungan
Hasil dan Pembahasan
Tahap Destruksi
• Sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat → terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu C, H,
O, N, S, dan P
• Fungsi H2SO4 → sebagai pengikat nitrogen dan menguraikan unsur-unsurnya
Tahap Destilasi
• Penambahan larutan NaOH → memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan
asam. Hasilnya ammonium sulfat dipecah menjadi amonia (NH3)
• Asam borat (H3BO3) → sebagai penangkap NH3 sebagai distilat berupa gas yang bersifat basa
• Selama proses ini, larutan (H3BO3) akan berubah warna karena larutan menangkap adanya ammonia dalam
bahan yang bersifat basa sehingga mengubah warna merah muda menjadi hijau kebiruan
Tahap Titrasi
• indikator metil merah untuk mengetahui titik akhir titrasi yang terjadi
• Larutan H2SO4 digunakan sebagai titran agar perhitungan total nitrogen tetap akurat
• Tahap ini bertujuan untuk menentukan seberapa banyak volume H2SO4 yang diperlukan untuk merubah warna
larutan dari warna biru menjadi warna merah muda
Hasil dan Pembahasan
Analisa Hasil

Kadar Nitrogen (%)

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

Prill Granul Prill Granul Prill Granul

46,43 46,49 46,37 46,26 46,35 46,60

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar nitrogen masih dalam kondisi baik yaitu
berkisar pada minimal 46% dan sesuai dengan kadar syarat mutu pupuk SNI No. 02-2801-
2010. Dari hasil tersebut maka pupuk urea dapat digunakan sebagai pupuk tanaman dan
dapat diperdagangkan di kalangan masyarakat.
PT Pupuk Iskandar Muda memproduksi urea padat dalam bentuk prill (butiran) atau granul
(gelintiran). Urea prill paling banyak digunakan untuk segmen tanaman pangan dan
industri, sedangkan urea granul lebih cocok dipakai untuk segmen perkebunan.
Kesimpulan
Analisa kadar nitrogen dalam pupuk urea mengunakan metode Kjeldahl
melalui tahap destruksi menggunakan asam sulfat pekat dan tablet Kjeldahl,
proses destilasi menggunakan reagen NaOH untuk membentuk gas amonia;
dan asam borat sebagai penangkap gas amonia, dan titrasi dengan H2SO4 0,1
N untuk mengetahui secara kuantitatif kadar nitrogen dalam bentuk
amonium sulfat. Dimana besarnya kadar nitrogen dapat diketahui dari jumlah
titran H2SO4 yang digunakan. Kadar nitrogen pada pupuk urea PT Pupuk
Iskandar Muda yang dianalisa didapatkan kadar diatas 46% baik untuk bentuk
prill dan granular. Hal ini menunjukkan bahwa kadar nitrogen pada pupuk
urea produksi PT Pupuk Iskandar Muda telah memenuhi syarat baku mutu
SNI No. 02-2801-2010
Daftar Pustaka
[1] D. Amalia and R. Fajri, “Analisis Kadar Nitrogen Dalam Pupuk Urea Prill Dan Granule Menggunakan
Metode Kjeldahl Di Pt Pupuk Iskandar Muda,” J. Quim., vol. 2, no. 1, pp. 28–32, 2020
[2] B. S. Nasional, “SNI 2801-2010,” Jakarta, 2020
[3] Milis Y and Anjar PA, “Analisis Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea, Pupuk Cair Dan Pupuk Kompos Dengan
Metode Kjeldahl ,” vol. 1, no. 1, pp. 28–34, 2019
[4] M. A. Setiawan, H. Umar, and Hamzari, “Pengaruh Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Semai
Jati (Tectona grandis L.f) Pada Lahan Bekas Tambang Poboya,” J. War. Rimba, vol. 7, no. 1, pp. 72–77,
2019
[5] R. Yenrina, Metode Analisis Bahan Pangan dan Komponen Bioaktif. Padang: Andalas University Press,
2015
[6] Dewi,Yusriani Sapta, dan Mega Masithoh. 2013. Efektivitas teknik biofiltrasidengan media bio-ball
terhadap penurunan kadar nitrogen total.Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Bandung
[7] Yusmayani dan Asmara. 2019. Analisis Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea, Pupuk Cair Dan Pupuk Kompos
Dengan Metode Kjeldahl. Jurnal Ilmiah Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh
[8] Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan Efektif. Cetakan ke-1. Jakarta: Agro Media Pustaka
[9] Purba. P.D. 2019. Penentuan Kadar Nitrogen (N) pada Pupuk NPK dengan Metode Kjeldahl di PT.
Sucofindo Medan. Repositori Institusi USU.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai