Anda di halaman 1dari 23

A.

Judul : Identifikasi gugus Alkohol, Fenol, dan Asam


Karboksilat
B. Tujuan :
1. Membedakan sifat-sifat antara alkohol dan fenol
2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan
untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol.
3. Mengidentifikasi senyawa yang mengandung gugus karboksilat
C. Prosedur Percobaan :
1. Identifikasi Asam Karboksilat
Tujuan : Untuk mengidentifikasi senyawa yang mengandung gugus
karboksilat
a. Bagian A

2,5 ml Asam Cuka


1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 1,5 ml larutan KMnO4 1N
3. Diamati perubahannya
Hasil
b. Bagian B

2,5 ml larutan CH3COONa encer 10%

1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi


2. Ditambahkan 1,5 ml larutan FeCl3 5% sampai
terjadi warna merah
3. Dipanaskan sampai terjadi endapan bergumpal
berwarna merah coklat
4. Disaring

Residu Filtrat

5. Ditambahkan K4FeCN6 5 tetes


6. Dibandingkan warna hasil percobaan
dengan warna ferri klorida dalam
jumlah yang sama

Hasil Pengamatan
2. Kelarutan
Tujuan : Untuk mengetahui sifat dari alkohol dan fenol
berdasarkan kelarutannya dalam air.

Tabung 1 Tabung 2

0,5 ml etanol 0,5 ml n-butanol

1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 2 ml 2. Ditambahkan 2 ml
air air
3. Dikocok dan dicatat 3. Dikocok dan dicatat

hasilnya hasilnya

Hasil Hasil

Tabung 3 Tabung 4

0,5 ml tert-butanol 0,5 ml sikloheksanol


1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 2 ml 2. Ditambahkan 2 ml
air air
3. Dikocok dan dicatat 3. Dikocok dan dicatat
hasilnya hasilnya
Hasil Hasil
Tabung 5 Tabung 6

0,5 ml etilen glikol 0,5 ml fenol

1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi

2. Ditambahkan 2 ml 2. Ditambahkan 2 ml

air air

3. Dikocok dan dicatat 3. Dikocok dan dicatat

hasilnya hasilnya

Hasil Hasil

3. Reaksi dengan alkali


Tujuan : untuk mengetahui tingkat keasaman dari senyawa alkohol
dan fenol serta untuk mengetahui kereaktifan dari senyawa alkohol
dan fenol terhadap alkali.
Tabung 1 Tabung 2

0,5 ml n-butanol 0,5 ml sikloheksanol


1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 ml 2. Ditambahkan 5 ml
larutan NaOH 10% larutan NaOH 10%
3. Dikocok dan dicatat 3. Dikocok dan dicatat
hasilnya hasilnya
Hasil Hasil

Tabung 3 Tabung 4

0,5 ml fenol 0,5 ml naftol


1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 ml 2. Ditambahkan 5 ml
larutan NaOH 10% larutan NaOH 10%
3. Dikocok dan dicatat 3. Dikocok dan dicatat
hasilnya hasilnya
Hasil Hasil
4. Reaksi dengan Natrium
Tujuan : untuk mengetahui tingkat kebasaan dari senyawa alkohol
dan fenol serta untuk mengetahui kereaktifan dari senyawa alkohol
dan fenol terhadap natrium.
Tabung 1 Tabung 2

2 ml etanol 2 ml 1-propanol

1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 2. Ditambahkan
sepotong kecil sepotong kecil
logam Natrium logam Natrium
3. Ditambahkan 3 tetes 3. Ditambahkan 3 tetes
indikator PP indikator PP
4. Diamati dan dicatat 4. Diamati dan dicatat
hasilnya hasilnya
Hasil
Hasil

Tabung 3 Tabung 4

2 ml 2-propanol 2 ml resorsinol
1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 2. Ditambahkan
sepotong kecil sepotong kecil
logam Natrium logam Natrium
3. Ditambahkan 3 tetes 3. Ditambahkan 3 tetes
indikator PP indikator PP
4. Diamati dan dicatat 4. Diamati dan dicatat
hasilnya hasilnya
Hasil Hasil
5. Pengujian lucas
Tujuan : untuk menentukan jenis alkohol berdasarkan kecepatan
reaksinya terhadap reagen lucas dalam bentuk alkil klorida.

Tabung 1 Tabung 2

2 ml 1-butanol 2 ml 2-butanol

1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi

2. Ditambahkan 5 tetes 2. Ditambahkan 5 tetes

reagen lucas reagen lucas

3. Diamati dan dicatat 3. Diamati dan dicatat

waktu yang waktu yang

dibutuhkan larutan dibutuhkan larutan

untuk menjadi keruh untuk menjadi keruh

dan memisah dan memisah


Hasil
Hasil

Tabung 3 Tabung 4

0,5 ml tert-butanol 0,5 ml sikloheksanol


1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes 2. Ditambahkan 5 tetes
reagen lucas reagen lucas
3. Diamati dan dicatat 3. Diamati dan dicatat
waktu yang waktu yang
dibutuhkan larutan dibutuhkan larutan
untuk menjadi keruh untuk menjadi keruh
dan memisah dan memisah
Hasil Hasil
6. Reaksi fenol dengan air brom
Tujuan : untuk mengetahui jenis reaksi yang terjadi pada fenol
menggunakan air brom.

1 ml Fenol
1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 1 ml air brom sambil
diguncang-guncang sampai warna kuning
tidak berubah lagi
3. Dicatat hasil pengamatan
Hasil
7. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya gugus fenol dengan
mereaksikan dengan FeCl3

Tabung 1 Tabung 2

1 ml fenol 1 ml resorsinol

1. Dimasukkan ke 1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi
2. Diencerkan dengan 5 2. Diencerkan dengan
ml aquades 5 ml aquades
3. Ditambahkan 2 tetes 3. Ditambahkan 2 tetes
larutan besi(III) larutan besi(III)
klorida klorida
4. Dikocok dan dicatat 4. Dikocok dan dicatat
hasilnya hasilnya
Hasil
Hasil
Tabung 3

1 ml 2-propanol
1. Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2. Diencerkan dengan 5
ml aquades
3. Ditambahkan 2 tetes
larutan besi(III)
klorida
4. Dikocok dan dicatat
hasilnya

Hasil

D. Pembahasan :

Praktikum Kimia Organik dengan judul Identifikasi Alkohol, Fenol,


dan Asam Karboksilat memiliki tujuan untuk mengidentifikasi senyawa
yang mengandung gugus karboksilat, membedakan sifat-sifat antara
alkohol dan fenol serta mengetahui jenis-jenis reaksi dan peraksi yang
dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol.
1. Identifikasi Asam Karboksilat
a. Bagian A
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa
yang mengandung gugus karboksilat. Langkah pertama yang
dilakukan adalah 2,5 mL larutan asam cuka (CH 3COOH) tidak
berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Asam cuka ini
berfungsi sebagai zat yang akan diuji. Kemudian ditambahkan
dengan 1,5 mL larutan KMnO4 1 N berwarna ungu. Larutan
KMnO4 ini berfungsi sebagai zat pengoksidasi/oksidator
sehingga dirinya sendiri mengalami reduksi yang ditandai
dengan terbentuknya endapan berwarna coklat. Berikut adalah
persamaan reaksinya :
+7 +4
CH3COOH(aq) + 2MnO4-(aq) 3CO2(g) + 2MnO2(s) + 2OH-(aq) + 2H2O(l)

Reduksi

(Tim dosen kimia organik, 2017 : 6)


Berdasarkan reaksi diatas, CH3COOH bertindak sebagai
reduktor sehingga dirinya sendiri mengalami oksidasi,
sedangkan MnO4- bertindak sebagai oksidator sehingga dirinya
mengalami reduksi.
b. Bagian B
Langkah pertama yang dilakukan adalah 2,5 mL larutan
CH3COONa encer 10% tidak berwarna dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1,5 mL larutan FeCl3 5 %
berwarna kuning jernih sehingga didapatkan larutan berwarna
merah kecoklatan. Larutan FeCl3 berfungsi sebagai pembentuk
senyawa kompleks. Berikut adalah persamaan reaksinya :
 CH3COONa(aq) + FeCl3(aq) → CH3COO-(aq) + NaCl(aq) +
Fe3+(aq)
 CH3COO-(aq) + Fe3+(aq) + 2H2O(l) → [Fe(OH)2(CH3COO)6]+
(aq) + 2H+(aq)
Selanjutnya larutan dipanaskan sampai terjadi endapan
bergumpal berwarna merah coklat. Berikut adalah persamaan
reaksinya :
 [Fe(OH)2(CH3COO)6]+(aq) + 4H2O(l) → 3CH3COOH(aq) +
3Fe(OH)2CH3COO(s) + H+(aq)
(Svehla, 1979)
Fungsi dari pemanasan adalah untuk mempercepat
terjadinya reaksi dan mempercepat terbentuknya endapan.
Setelah pemanasan didapatkan endapan berwarna merah coklat
yang menandakan kompleks telah mengendap. Kemudian
dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan corong
penyaring dan kertas saring. Fungsi dari penyaringan adalah
untuk memisahkan antara filtrat dan residu. Setelah disaring,
didapatkan residu berupa endapan berwarna merah kecoklatan
dan filtrat tidak berwarna. Selanjutnya, filtrat yang diperoleh
ditambahkan dengan 5 tetes larutan K4FeCN6 berwarna hijau
menghasilkan larutan berwarna kuning. Larutan K4FeCN6
berfungsi untuk menguji ada tidaknya ion ferri di dalam filtrat.
Kemudian filtrat hasil penyaringan yang telah ditambahkan
larutan K4FeCN6 dibandingkan dengan larutan pembanding yang
terdiri dari 2,5 mL larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan K4FeCN6.
Dimana larutan pembanding berwarna biru tua, sedangkan filtrat
berwarna kuning.
2. Kelarutan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui salah satu sifat
alkohol dan fenol, yaitu kelarutannya dalam air. Sampel yang akan
diuji pada percobaan ini antara lain : etanol, n-butanol, tersier butil
alkohol, sikloheksanol, etilen glikol dan fenol. Dimana sampel-
sampel tersebut bertindak sebagai variabel manipulasi. Sedangkan
perlakuan-perlakuan yang akan diberikan pada keenam sampel
bertindak sebagai variabel kontrol dan kelarutan sampel dalam air
bertindak sebagai variabel terikat.
1) Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan
etanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan 2 mL cairan aquades tidak
berwarna. Fungsi etanol adalah sebagai zat yang akan diuji,
sedangkan aquades berfungsi sebagai zat penguji untuk
mengidentifikasi tingkat kelarutan etanol di dalam air.
Selanjutnya dikocok, yang berfungsi untuk menghomogenkan
larutan dan untuk menimbulkan tumbukan antar partikel yang
dapat mempercepat reaksi antara etanol dengan aquades. Setelah
dilakukan pengocokan diperoleh larutan yang tidak berwarna,
hal tersebut menunjukkan bahwa etanol larut dalam aquades.
Berikut adalah persamaan reaksinya :
CH3CH2OH (aq) +H2O (l) → CH3CH2OH (aq)
2) Tabung 2
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan n-
butanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan 2 mL cairan aquades tidak
berwarna. Fungsi n-butanol adalah sebagai zat yang akan diuji,
sedangkan aquades berfungsi sebagai zat penguji untuk
mengidentifikasi tingkat kelarutan n-butanol di dalam air.
Selanjutnya dikocok, yang berfungsi untuk menghomogenkan
larutan dan untuk menimbulkan tumbukan antar partikel yang
dapat mempercepat reaksi antara n-butanol dengan aquades.
Setelah dilakukan pengocokan diperoleh larutan yang sedikit
keruh, namun berubah menjadi larutan tidak berwarna ketika
didiamkan dan menjadi keruh kembali ketika dilakukan
pengocokan lagi. Hal tersebut menunjukkan bahwa n-butanol
sedikit larut dalam aquades. Berikut adalah persamaan reaksinya
:
CH3CH2CH2CH2OH(aq) + H2O(l) ⟶ CH3CH2CH2CH2OH(aq)

3) Tabung 3
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan
tersier butil alkohol tidak berwarna dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 2 mL cairan
aquades tidak berwarna. Fungsi tersier butil alkohol adalah
sebagai zat yang akan diuji, sedangkan aquades berfungsi
sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi tingkat kelarutan
tersier butil alkohol di dalam air. Selanjutnya dikocok, yang
berfungsi untuk menghomogenkan larutan dan untuk
menimbulkan tumbukan antar partikel yang dapat mempercepat
reaksi antara tersier butil alkohol dengan aquades. Setelah
dilakukan pengocokan diperoleh larutan yang tidak berwarna,
hal tersebut menunjukkan bahwa tersier butil alkohol larut
dalam aquades. Berikut adalah persamaan reaksinya :
CH3 CH3

H3C C OH (aq) + H2O(l) H3C C OH (aq)

CH3 CH3

4) Tabung 4
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan
sikloheksanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 2 mL cairan aquades
tidak berwarna. Fungsi sikloheksanol adalah sebagai zat yang
akan diuji, sedangkan aquades berfungsi sebagai zat penguji
untuk mengidentifikasi tingkat kelarutan sikloheksanol di dalam
air. Selanjutnya dikocok, yang berfungsi untuk
menghomogenkan larutan dan untuk menimbulkan tumbukan
antar partikel yang dapat mempercepat reaksi antara
sikloheksanol dengan aquades. Setelah dilakukan pengocokan
diperoleh larutan yang tidak berwarna, namun terdapat
gelembung dan memisah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sikloheksanol tidak larut dalam aquades. Berikut adalah
persamaan reaksinya :
OH

+ H2O(l)
(aq)

5) Tabung 5
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan
etilen glikol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan 2 mL cairan aquades tidak
berwarna. Fungsi etilen glikol adalah sebagai zat yang akan
diuji, sedangkan aquades berfungsi sebagai zat penguji untuk
mengidentifikasi tingkat kelarutan etilen glikol di dalam air.
Selanjutnya dikocok, yang berfungsi untuk menghomogenkan
larutan dan untuk menimbulkan tumbukan antar partikel yang
dapat mempercepat reaksi antara etilen glikol dengan aquades.
Setelah dilakukan pengocokan diperoleh larutan yang tidak
berwarna, hal tersebut menunjukkan bahwa etilen glikol larut
dalam aquades. Berikut adalah persamaan reaksinya :
HOCH2CH2OH(aq) + H2O(l)  OHCH2CH2OH(aq)
6) Tabung 6
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan
fenol berwarna jingga pucat dan keruh dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 2 mL cairan
aquades tidak berwarna. Fungsi fenol adalah sebagai zat yang
akan diuji, sedangkan aquades berfungsi sebagai zat penguji
untuk mengidentifikasi tingkat kelarutan fenol di dalam air.
Selanjutnya dikocok, yang berfungsi untuk menghomogenkan
larutan dan untuk menimbulkan tumbukan antar partikel yang
dapat mempercepat reaksi antara fenol dengan aquades. Setelah
dilakukan pengocokan diperoleh larutan yang berwarna dan
keruh. Hal tersebut menunjukkan bahwa fenol tidak larut dalam
aquades. Berikut adalah persamaan reaksinya :
OH

+ H2O(l)
(aq)

3. Reaksi dengan Alkali


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman dari
senyawa alkohol dan fenol serta untuk mengetahui kereaktifan dari
senyawa alkohol dan fenol terhadap alkali. Sampel yang akan diuji
pada percobaan ini antara lain : n-butanol, sikloheksanol, fenol dan
naftol. Dimana sampel-sampel tersebut bertindak sebagai variabel
manipulasi. Sedangkan perlakuan-perlakuan yang akan diberikan
pada kempat sampel bertindak sebagai variabel kontrol dan tingkat
keasaman serta kereaktifan sampel terhadap alkali bertindak
sebagai variabel terikat.
a. Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan n-
butanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan 5 mL larutan NaOH 10% tidak
berwarna. Fungsi n-butanol adalah sebagai zat yang akan diuji,
sedangkan larutan NaOH berfungsi sebagai zat penguji untuk
mengidentifikasi sifat keasaman dan kereaktifan n-butanol
terhadap alkali. Selanjutnya dikocok, yang berfungsi untuk
menghomogenkan larutan dan untuk menimbulkan tumbukan
antar partikel yang dapat mempercepat reaksi antara n-butanol
dengan larutan NaOH. Setelah dilakukan pengocokan diperoleh
larutan yang tidak berwarna dan terdapat sedikit gelembung. Hal
tersebut menunjukkan bahwa n-butanol tidak bereaksi dengan
larutan NaOH. Berikut adalah persamaan reaksinya :
CH3CH2CH2CH2OH(aq) + NaOH(aq)
b. Tabung 2
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan
sikloheksanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 5 mL larutan NaOH 10%
tidak berwarna. Fungsi sikloheksanol adalah sebagai zat yang
akan diuji, sedangkan larutan NaOH berfungsi sebagai zat
penguji untuk mengidentifikasi sifat keasaman dan kereaktifan
sikloheksanol terhadap alkali. Selanjutnya dikocok, yang
berfungsi untuk menghomogenkan larutan dan untuk
menimbulkan tumbukan antar partikel yang dapat mempercepat
reaksi antara sikloheksanol dengan larutan NaOH. Setelah
dilakukan pengocokan diperoleh larutan yang tidak berwarna
dan memisah, dimana lapisan atas berwarna keruh dan lapisan
bawah tidak berwarna. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sikloheksanol tidak bereaksi dengan larutan NaOH. Berikut
adalah persamaan reaksinya :
OH

+ NaOH(aq)
(aq)

c. Tabung 3
Langkah pertama yang dilakukan adalah 0,5 mL larutan
fenol berwarna jingga pucat dan keruh dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 5 mL larutan
NaOH 10% tidak berwarna. Fungsi fenol adalah sebagai zat
yang akan diuji, sedangkan larutan NaOH berfungsi sebagai zat
penguji untuk mengidentifikasi sifat keasaman dan kereaktifan
fenol terhadap alkali. Selanjutnya dikocok, yang berfungsi untuk
menghomogenkan larutan dan untuk menimbulkan tumbukan
antar partikel yang dapat mempercepat reaksi antara fenol
dengan larutan NaOH. Setelah dilakukan pengocokan diperoleh
larutan yang berwarna kuning jernih. Hal tersebut menunjukkan
bahwa fenol dapat bereaksi dengan larutan NaOH. Berikut
adalah persamaan reaksinya :
OH ONa

+ NaOH(aq) + H2O(l)

(aq) (aq)

d. Tabung 4
Langkah pertama yang dilakukan adalah sebanyak setengah
spatula besi yang berisi serbuk naftol berwarna coklat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan dengan
0,5 mL aquades menghasilkan larutan tidak berwarna dan
terdapat endapan coklat. Kemudian ditambahkan dengan 5 mL
larutan NaOH 10% tidak berwarna. Fungsi naftol adalah sebagai
zat yang akan diuji, sedangkan larutan NaOH berfungsi sebagai
zat penguji untuk mengidentifikasi sifat keasaman dan
kereaktifan naftol terhadap alkali. Selanjutnya dikocok, yang
berfungsi untuk menghomogenkan larutan dan untuk
menimbulkan tumbukan antar partikel yang dapat mempercepat
reaksi antara naftol dengan larutan NaOH. Setelah dilakukan
pengocokan diperoleh larutan yang berwarna coklat dan
endapan larut. Hal tersebut menunjukkan bahwa naftol dapat
bereaksi dengan larutan NaOH. Berikut adalah persamaan
reaksinya :
OH ONa

+ NaOH(aq) + H2O(l)
(aq) (aq)

4. Reaksi dengan Natrium


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kebasaan dari senyawa alkohol dan fenol serta untuk mengetahui
kereaktifan dari senyawa alkohol dan fenol terhadap natrium.
Sampel yang akan diuji pada percobaan ini antara lain : etanol, 1-
propanol, 2-propanol dan resorsinol. Dimana sampel-sampel
tersebut bertindak sebagai variabel manipulasi. Sedangkan
perlakuan-perlakuan yang akan diberikan pada kempat sampel
bertindak sebagai variabel kontrol dan tingkat kebasaan serta
kereaktifan sampel terhadap natrium bertindak sebagai variabel
terikat.
a. Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan etanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 3 tetes indikator PP tidak
berwarna, menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi
etanol adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan indikator
PP berfungsi untuk membantu pengamatan terbentuknya garam
alkoksida yang bersifat basa ditandai dengan perubahan warna
serta untuk mengetahui tingkat kebasaan dari garam alkoksida
yang dihasilkan dari reaksi antara etanol dengan natrium. Alasan
penggunaan indikator PP karena trayek pH-nya berkisar antara
8,3-10,0 dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi
berwarna merah. Selanjutnya ditambahkan sepotong kecil
padatan logam Na berwarna kuning ke dalam larutan yang
diperoleh, menghasilkan perubahan warna indikator menjadi
merah Fanta yang menandakan terbentuknya garam alkoksida
bersifat basa dan terdapat gelembung gas yang menandakan
terbentuknya gas H2. Dimana logam Na berfungsi sebagai zat
penguji untuk mengidentifikasi sifat kebasaan dan kereaktifan
etanol terhadap natrium. Berikut adalah persamaan reaksinya :
2CH3CH2OH(aq) + 2Na(s)  2CH3CH2ONa(aq) + H2(g)
b. Tabung 2
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan 1-propanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 3 tetes indikator PP tidak
berwarna, menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi 1-
propanol adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan
indikator PP berfungsi untuk membantu pengamatan
terbentuknya garam alkoksida yang bersifat basa ditandai
dengan perubahan warna serta untuk mengetahui tingkat
kebasaan dari garam alkoksida yang dihasilkan dari reaksi
antara 1-propanol dengan natrium. Alasan penggunaan indikator
PP karena trayek pH-nya berkisar antara 8,3-10,0 dengan
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna merah.
Selanjutnya ditambahkan sepotong kecil padatan logam Na
berwarna kuning ke dalam larutan yang diperoleh, menghasilkan
perubahan warna indikator menjadi softpink yang menandakan
terbentuknya garam alkoksida bersifat basa dan terdapat
gelembung gas yang menandakan terbentuknya gas H2. Dimana
logam Na berfungsi sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi
sifat kebasaan dan kereaktifan 1-propanol terhadap natrium.
Berikut adalah persamaan reaksinya :
2CH3CH2CH2OH(OH) + 2Na(s)  2CH3CH2CH2ONa(aq) +
H2(g)

c. Tabung 3
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan 2-propanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 3 tetes indikator PP tidak
berwarna, menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi 2-
propanol adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan
indikator PP berfungsi untuk membantu pengamatan
terbentuknya garam alkoksida yang bersifat basa ditandai
dengan perubahan warna serta untuk mengetahui tingkat
kebasaan dari garam alkoksida yang dihasilkan dari reaksi
antara 2-propanol dengan natrium. Alasan penggunaan indikator
PP karena trayek pH-nya berkisar antara 8,3-10,0 dengan
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna merah.
Selanjutnya ditambahkan sepotong kecil padatan logam Na
berwarna kuning ke dalam larutan yang diperoleh, menghasilkan
perubahan warna indikator menjadi ungu yang menandakan
terbentuknya garam alkoksida bersifat basa dan terdapat
gelembung gas yang menandakan terbentuknya gas H2. Dimana
logam Na berfungsi sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi
sifat kebasaan dan kereaktifan 2-propanol terhadap natrium.
Berikut adalah persamaan reaksinya :
2CH3CH(OH)CH3(aq) + 2Na(s)  2CH3CH(ONa)CH3(aq) +
H2(g)
d. Tabung 4
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan resorsinol berwarna kuning dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 3 tetes indikator PP tidak
berwarna, menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi
resorsinol adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan
indikator PP berfungsi untuk membantu pengamatan
terbentuknya garam alkoksida yang bersifat basa ditandai
dengan perubahan warna serta untuk mengetahui tingkat
kebasaan dari garam alkoksida yang dihasilkan dari reaksi
antara resorsinol dengan natrium. Alasan penggunaan indikator
PP karena trayek pH-nya berkisar antara 8,3-10,0 dengan
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna merah.
Selanjutnya ditambahkan sepotong kecil padatan logam Na
berwarna kuning ke dalam larutan yang diperoleh, menghasilkan
perubahan warna indikator menjadi merah yang menandakan
terbentuknya garam alkoksida bersifat basa dan terdapat
gelembung gas yang menandakan terbentuknya gas H2. Dimana
logam Na berfungsi sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi
sifat kebasaan dan kereaktifan resorsinol terhadap natrium.
Berikut adalah persamaan reaksinya :
OH ONa

+ Na(s) + H2(g)

OH (aq) OH (aq)
Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa pada reaksi antara natrium dan alkohol akan bereaksi
stabil menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen dan
membentuk larutan alkoksida yang tidak berwarna (Wilbraham
dan Matta, 1992).
5. Pengujian dengan Lucas
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jenis alkohol
berdasarkan kecepatan reaksinya terhadap reagen lucas dalam
membentuk alkil klorida. Sampel yang akan diuji pada percobaan
ini antara lain : 1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol dan tersier butil
alkohol. Dimana sampel-sampel tersebut bertindak sebagai
variabel manipulasi. Sedangkan perlakuan-perlakuan yang akan
diberikan pada kempat sampel bertindak sebagai variabel kontrol
dan waktu terbentuknya alkil klorida serta jenis alkohol bertindak
sebagai variabel terikat.
a) Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan 1-butanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan diletakkan di rak tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan dengan 5 tetes reagen lucas tidak berwarna,
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi 1-butanol
adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan reagen lucas
berfungsi sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi kecepatan
reaksi pada 1-butanol untuk membentuk alkil klorida.
Selanjutnya digunakan stopwatch untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan larutan untuk menjadi keruh dan memisah yang
menandakan bahwa alkil klorida telah terbentuk. Berikut adalah
persamaan reaksinya :
CH3(CH2)3OH(aq) + HCl(aq)  CH3(CH2)3Cl(aq) + H2O(l)
b) Tabung 2
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan 2-butanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan diletakkan di rak tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan dengan 5 tetes reagen lucas tidak berwarna,
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi 2-butanol
adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan reagen lucas
berfungsi sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi kecepatan
reaksi pada 2-butanol untuk membentuk alkil klorida.
Selanjutnya digunakan stopwatch untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan larutan untuk menjadi keruh dan memisah yang
menandakan bahwa alkil klorida telah terbentuk. Berikut adalah
persamaan reaksinya :
CH3CH(OH)CH2CH3(aq) + HCl(aq)  CH3CH(Cl)CH2CH3(aq)
+ H2O(l)
c) Tabung 3
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan sikloheksanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan diletakkan di rak tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan dengan 5 tetes reagen lucas tidak berwarna,
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi sikloheksanol
adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan reagen lucas
berfungsi sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi kecepatan
reaksi pada sikloheksanol untuk membentuk alkil klorida.
Selanjutnya digunakan stopwatch untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan larutan untuk menjadi keruh dan memisah yang
menandakan bahwa alkil klorida telah terbentuk. Berikut adalah
persamaan reaksinya :
OH Cl

+ HCl(aq) + H2O(l)
(aq) (aq)

d) Tabung 4
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan tersier butil alkohol tidak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan diletakkan di rak tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan dengan 5 tetes reagen lucas tidak
berwarna, menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi
tersier butil alkohol adalah sebagai zat yang akan diuji,
sedangkan reagen lucas berfungsi sebagai zat penguji untuk
mengidentifikasi kecepatan reaksi pada tersier butil alkohol
untuk membentuk alkil klorida. Selanjutnya digunakan
stopwatch untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan
untuk menjadi keruh dan memisah yang menandakan bahwa
alkil klorida telah terbentuk. Berikut adalah persamaan
reaksinya :
CH3 CH3

H 3C C OH (aq) + HCl(aq) H3 C C Cl (aq) + H2O(l)

CH3 CH3

6. Reaksi fenol dengan air brom


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis reaksi
yang terjadi pada fenol dengan menggunakan air brom. Langkah
pertama yang dilakukan adalah 1 mL larutan fenol berwarna pink
keruh dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
dengan 1 mL air brom sambil diguncangkan sehingga
menghasilkan larutan berwarna putih kekuningan. Fungsi fenol
adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan air brom berfungsi
sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi jenis reaksi yang terjadi
pada fenol. Fungsi dari diguncangkan adalah untuk
menghomogenkan larutan dan untuk menimbulkan tumbukan antar
partikel yang dapat mempercepat reaksi antara fenol dengan air
brom. Berikut adalah persamaan reaksinya :
OH

OH Br Br

+ Br2(aq)
(aq) (aq)

Br
7. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
gugus fenol dengan mereaksikan dengan FeCl3. Sampel yang akan
diuji pada percobaan ini antara lain : fenol, resorsinol dan 2-
propanol. Dimana sampel-sampel tersebut bertindak sebagai
variabel manipulasi. Sedangkan perlakuan-perlakuan yang akan
diberikan pada ketiga sampel bertindak sebagai variabel kontrol
dan terjadinya perubahan warna pada larutan bertindak sebagai
variabel terikat.
a) Tabung 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL larutan
fenol berwarna pink keruh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian diencerkan dengan 5 mL cairan aquades tak
berwarna menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi
fenol adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan aquades
berfungsi untuk mengencerkan. Selanjutnya ditambahkan 2
tetes larutan FeCl3 berwarna kuning dan dikocok sehingga
menghasilkan larutan yang berwarna ungu tua. Fungsi FeCl 3
adalah sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi adanya
gugus fenol dalam sampel yang ditandai dengan perubahan
warna karena terbentuknya senyawa kompleks. Berikut adalah
persamaan reaksinya :
3-

OH
-
O- O
FeCl3(aq) +
H3O O- Fe O- H3O+

(aq)
-
O -O

H3O+

b) Tabung 2
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan resorsinol berwarna kuning dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian diencerkan dengan 5 mL cairan aquades tak
berwarna menghasilkan larutan yang berwarna kuning. Fungsi
resorsinol adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan
aquades berfungsi untuk mengencerkan. Selanjutnya
ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 berwarna kuning dan dikocok
sehingga menghasilkan larutan yang berwarna ungu muda.
Fungsi FeCl3 adalah sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi
adanya gugus fenol dalam sampel yang ditandai dengan
perubahan warna karena terbentuknya senyawa kompleks.
Berikut adalah persamaan reaksinya :

OH

FeCl3(aq) OO O
O
Fe
OH
OO
(aq)

c) Tabung 3
Langkah pertama yang dilakukan adalah 1 mL
larutan 2-propanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian diencerkan dengan 5 mL cairan aquades tak
berwarna menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi 2-
propanol adalah sebagai zat yang akan diuji, sedangkan aquades
berfungsi untuk mengencerkan. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes
larutan FeCl3 berwarna kuning dan dikocok sehingga
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Fungsi FeCl 3 adalah
sebagai zat penguji untuk mengidentifikasi adanya gugus fenol
dalam sampel. Berikut adalah persamaan reaksinya :
CH3CH(OH)CH3(aq) + FeCl3(aq)

Anda mungkin juga menyukai