Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN PERTANYAAN

Titrasi Iodo-Iodimetri
1. Apa perbedaan antara titrasi iodometri dan iodimetri?
Jawab:
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang
bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II. Zat–zat ini akan mengoksidasi
iodida yang ditambahkan membentuk iodin, penambahan indikator amilum
ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekivalen. Iodin yang terbentuk
ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat.
Oksidator + KI →  I2 + 2e-
I2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6
Sedangkan iodimetri merupakan analisis titrimetri yang secara langsung
digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan
iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodin dititrasi
kembali dengan menggunakan larutan tiosulfat. Dan proses penambahan dari
larutan kanji ditambahkan di awal sebelum proses titrasi dilakukan.
Reduktor + I2 → 2I-
Na2S2O3 + I2 → NaI + Na2S4O6

Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu


pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan
sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi
reduksi (iodometri).

[ CITATION Und86 \l 1057 ]

2. Bagaimana reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida? Setiap 1
mol kalium iodat sama dengan berapa ekivalen?
Jawab:
Reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida:
KIO3(aq) + 5KI(aq) + 6HCl(aq) → 3I2(aq) + 6KCl(aq) + 3H2O(l)
BM
1 mol KIO3 = 6e akibatnya BE KIO₃ sama dengan . Hal ini dikarenakan ion
6
iodat mendapatkan lima elektron dalam reaksi dengan iodida, dan untuk itu berat
ekivalennya dalam reaksi ini adalah seperlima dari berat molekularnya. Namun
demikian, reaksi yang terlibat dalam titrasi adalah reaksi antara iodine dengan
tiosulfat. Mengingat 1 mmol iodat menghasilkan 3 mmol atau 6 meq iodine, berat
ekivalen dari iodat untuk menyelesaikan proses adalah seperenam dari berat
molekularnya.
Aplikasi Titrasi Iodo-Iodimetri
1. Jelaskan beberapa kekurangan amilum digunakan sebagai indikator!
Jawab:
Beberapa kekurangan amilum digunakan sebagai indikator dalam proses titrasi
iodo-iodimetri adalah tidak mudah larut dalam air dingin, tidak stabil pada
suspensi dengan air (mudah terhidrolisa) dan mudah rusak (terserang bakteri).
Karenanya dalam proses pembuatannya harus dibantu dengan pemanasan.
(Perdana, 2009)
2. Mengapa pada titrasi iodometri indikator amilum ditambahkan pada saat
mendekati titik ekivalen?
Jawab:
Karena apabila indikator ditambahkan di awal titrasi dengan I2 maka amilum
dapat membentuk kompleks yang stabil dengan iodin kompleks iod-amilum
berwarna biru yang tidak larut dalam air dingin sehingga dikhawatirkan
menggangu penetapan titik akhir titrasi sehingga indikator amilum harus
ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekivalen.
(Perdana, 2009)
3. Mengapa penambahan larutan Na2S2O3 menggunakan aquades yang mendidih?
Jawab:
Pada pembuatan larutan Na2S2O3 harus menggunakan aquades yang mendidih
dikarenakan supaya padatan/serbuk dari Na2S2O3.5H2O tetap berada dalam
keadaan yang steril. Selain itu sifat dari padatan/serbuk Na2S2O3.5H2O tidak stabil
pada jangka waktu yang lama, sehingga diperlukan natrium karbonat atau boraks
sebagai bahan pengawet.
[ CITATION Und86 \l 1057 ]

Anda mungkin juga menyukai