Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP KESETIMBANGAN KIMIA

OLEH :

NAMA : NI LUH MADE AYUNITA

NIM : 1813071009

KELAS : II A

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2019
I.Tujuan :
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pengaruh konsentrasi terhadap
kesetimbangan kimia melalui mengamati perubahan warna pada reaksi kimia dan
terampil melakukan percobaan.
II.Dasar Teori :
Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan
reaksi balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan.
Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia
tidak sampai berakhir dan mencapai satu titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi
dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap
berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk berubah menjadi pereaksi,
tetapi tanpa perubahan konsentrasinya (Stephen, 2002).
Salah satu fakta yang paling penting tentang reaksi kimia adalah bahwa
semua reaksi kimia reversibel (dapat balik). Bilamana suatu reaksi kimia dimulai,
hasil-hasil reaksi mulai menimbun dan seterusnya akan bereaksi satu sama lain
memulai suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama tercapailah
kesetimbangan dinamis, yakni jumlah molekul (atau ion) dari setiap zat yang terurai
sama banyaknya dengan jumlah yang terbentuk dalam satu satuan waktu.
Kondisi kesetimbangan kimia dapat diturunkan dari hukum aksi massa.
Hukum ini mula-mula dinyatakan oleh Guldberg dan Waage pada tahun 1867
dalam bentuk berikut: “kecepatan suatu reaksi kimia pada suhu konstan adalah
sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat-zat yang bereaksi”.
A+B⇌C+D
Kecepatan dengan mana A dan B bereaksi adalah sebanding dengan
konsentrasinya, atau :
v1 = k1 x [A] x [B]
Dimana k1 adalah tetapan yang disebut tetapan laju dan kurung siku menunjukan
konsentrasi molar zat yang ada di dalam kurung. Sama halnya kecepatan dengan
mana proses kebalikannya berlangsung dinyatakan oleh :
v2 = k2 x [C] x [D]
Pada keadaan setimbang, kecepatan reaksi yang balik dan yang maju adalah sama
( kesetimbangan ini adalah dinamis, dan bukan kesetimbangan statis), karena itu :
v1 = v2 atau k1 x [A] x [B] = k2 x [C] x [D]
Dengan mengubah persamaan diperoleh :
[𝐶]𝑋[𝐷] 𝑘
[𝐴]𝑋[𝐵]
= 𝑘1 = K
2

Nilai K adalah tetapan kesetimbangan dari reaksi (Svehla, 1985).


Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem
kesetimbangan homogen dan sistem kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan
homogen merupakan kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai
kesamaan fase. Sedangkan kesetimbangan heterogen merupakan suatu
kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga
sistem yang terbentuk pun mempunyai lebih dari satu macam fase (Keenan, 1991).
Dalam kesetimbangan, tanda panah rangkap (⇌) mempertegas sifat dinamis dari
kesetimbangan fase. Gambaran dinamis yang sama digunakan untuk
kesetimbangan kimia, dimana ikatan-ikatan akan terputus atau terbentuk seiring
dengan maju mundurnya atom-atom di antara molekul-molekul reaktan dan produk.
Jika konsentrasi awal reaktan besar, tumbukan antara molekul-molekulnya
akan membentuk molekul-molekul produk. Sesudah konsentrasi produk cukup
banyak, reaksi kebalikannya (pembentukan reaktan dari produk) mulai
berlangsung. Saat mendekati keadaan kesetimbangan, reaksi maju dan balik akan
sama dan praktis tidak terjadi lagi perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk
(Oxtoby, 2001).
III. Alat dan Bahan
No Alat Spesifikasi Jumlah No Bahan Spesifikasi Jumlah
Tabung 4buah
1 reaksi tabung 1 FeCl3 0,1 M 6 mL
+ rak
Pipit 4 buah 6 mL
2 2 KSCN 0,1 M
Tetes
Gelas 5 mL 3 buah 6 mL
3 3 KCl 0,1 M
ukur
Gelas 250 mL 3 buah 3 mL
4 4 NH4OH 1M
Kimia
5 NH4Cl 0,1 M
Labu
5 25 mL 1 buah 6 Phenolptalein - secukupnya
Ukur
7 Aquades - secukupnya

IV. Langkah Kerja


A. Kegiatan 1
1. Diisi sebuah tabung reaksi dengan 3 mL larutan NH4OH 0,1 M
2. Ditambahkan larutan tersebut (pada langkah nomor 1) satu tetes indicator
PP. Diamati perubahan warnanya.
3. Ditambahkan larutan tersebut (langkah nomor 2) dengan NH4Cl 1 M tetes
demi tetes sambal dikocok sampai warna larutan berubah. Catat warna
larutan.
B. Kegiatan 2
1. Diisi tabung reaksi 3 mL larutan FeCl3 0,1 M dan 3 mL larutan KSCN 0,1
M. amati warnanya!
2. Dimasukkan larutan tersebut kedalam labu ukur dan ditambahkan aquades.
Sehingga volumenya mencapai 25 mL. amati warnanya.
3. Diambil 4 buah tabung reaksi dan diberikan nomor 1, 2, 3, dan 4.
4. Diisi pada keempat tabung reaksi tersebut larutan tahap 2 sebanyak 5 mL.
5. Tabung reaksi nomor 1 dijadikan standar.
6. Dimasukkan 3 mL larutan FeCl 0,1 M pada tabung reaksi nomor 2.
7. Dimasukkan 3 mL larutan KSCN 0,1 M pada tabung reaksi nomor 3.
8. Dimasukkan 3 mL larutan KCl 0,1 M pada tabung reaksi nomor 4.
9. Dibandingkan warna larutan pada keempat tabung reaksi tersebut.
10. Dicatat pengamatan pada tabel yang disediakan.
V.Tabel Pengamatan
A. Kegiatan 1
No Prosedur kerja Pengamataan Hasil Pengamatan
Dugaan
Diisi sebuah tabung NH4OH adalah Tabung reaksi dengan 3 ml
reaksi dengan 3 mL cairan bening tidak NH4OH. NH4OH bening
larutan NH4OH 0,1 berwarna, berbau tidak berwarna
M. amis.

Ditambahkan larutan Indikator PP adalah Saat kita menambahkan satu


tersebut (pada indikator tidak tetes fenolptalein, larutan
langkah nomor 1) satu berwarna dan asam. berubah menjadi warna
tetes indicator PP. kemudian indikator merah muda gelap.
Diamati perubahan PP dimasukkan ke
warnanya. tabung reaksi yang
sudah berisi larutan
NH4OH.
Setelah tercampur
2
warna akan berubah
menjadi merah
muda. Ini terjadi
karena PP
digunakan dalam
titrasi asam basa dan
perubahan warna
dari tidak berwarna
menjadi berwarna.
Ditambahkan larutan Larutan NH4Cl Saat ditambahkan larutan
tersebut (langkah adalah larutan tidak NH4Cl tetes demi
3
nomor 2) dengan berwarna. tetes,solusinya berubah
NH4Cl 1 M tetes demi Kemudian larutan
tetes sambal dikocok ditambahkan ke menjadi warna merah muda
sampai warna larutan tabung reaksi, tetes terang
berubah. Catat warna demi tetes dan
larutan. dikocok. Kemudian
akan menghasilkan
larutan yang tidak
berwarna.

B. Kegiatan 2
No Prosedur Kerja Pengamatan Hasil Pengamatan
Dugaan
Diisi tabung reaksi 3 FeCl3 berwarna Warna larutan FeCl3 berwarna
mL larutan FeCl3 0,1 kuning, KSCN oranye, dan KSCN tidak berwarna.
M dan 3 mL larutan tidak berwarna. Saat kedua larutan dicampur, larutan
KSCN 0,1 M. amati Reaksi yang terjadi warnanya berubah menjadi merah
warnanya! adalah FeCl3(aq) + tua.
1 KSCN(aq) ⇌ Fe
(SCN) Cl2(aq) +
KCl(aq). Fe3+ + SCN-
⇌ Fe (SCN)2+

Dimasukkan larutan ketika larutan pada Ketika kami menambahkan aquades


tersebut kedalam langkah 1 dalam larutan hingga 25 Ml, warna
labu ukur dan dimasukkan ke larutan lebih cerah dari warna
2
ditambahkan dalam labu ukur sebelumnya sebelumnya,
aquades. Sehingga dan ditambahkan
volumenya aquades sebanyak
mencapai 25 mL. 25 mL, akan
amati warnanya. menghasilkan
larutan kuning
jernih.

Diambil 4 buah Penomoran pada


tabung reaksi dan tabung reaksi
diberikan nomor 1, dilakukan untuk
3 2, 3, dan 4. memudahkan
membedakan hasil
yang diperoleh
pada setiap tabung.
Diisi pada keempat Pada tahap ini -
tabung reaksi empat tabung
4 tersebut larutan reaksi diisi dengan
tahap 2 sebanyak 5 larutan sesuai
mL. langkah 2
Tabung reaksi dapat dibandingkan -
nomor 1 dijadikan dengan tabung hasil
standar. yang diberikan
konsentrasi yang
5
berbeda.

Dimasukkan 3 mL tabung reaksi Ketika kita menambahkan FeCl3 ke


larutan FeCl 0,1 M nomor 1 digunakan tabung reaksi kedua, warna larutan
6
pada tabung reaksi sebagai standar lebih merah dan warna lebih gelap
nomor 2. karena dalam
tabung ini tidak ada daripada warna larutan pada tabung
tambahan sehingga reaksi nomor 1
dalam tabung 2,
larutan FeCl3
ditambahkan akan
menghasilkan
larutan merah
kecoklatan.

Dimasukkan 3 mL dalam tabung 3, Ketika kita menambahkan KSCN ke


larutan KSCN 0,1 M ditambahkan tabung reaksi ketiga, warna
pada tabung reaksi larutan KSCN akan larutannya paling merah tua jika kita
nomor 3. menghasilkan bandingkan dengan tabung reaksi
larutan merah nomor 1, 2, dan 4
darah.

Tabung no 3 dibandingkan dengan


tabung 1, 2, dan 4.
Dimasukkan 3 mL dalam tabung 4, Ketika kita menambahkan larutan
larutan KCl 0,1 M ditambahkan KCl ke dalam tabung keempat,
pada tabung reaksi larutan KCl yang warna larutan paling cerah jika kita
nomor 4. akan menghasilkan bandingkan dengan tabung reaksi
larutan berwarna nomor 1, 2, dan 3
kuning.

larutan nomor 4 dibandingkan


dengan larutan nomor 1, 2, 3.
Dibandingkan warna Warna keempat Jika kita membandingkan warna
larutan pada larutan dalam
keempat tabung tabung reaksi
reaksi tersebut. bervariasi

larutan
pada setiap tabung, urutan warna
dari gelap ke terang dalam tabung
reaksi 3,2,1, dan 4
Keempat larutan diurutka dari yang
paling pekat hingga yang paling
terang.

Dicatat pengamatan Hasil pengamatan


pada tabel yang dicatat dalam tabel
10 disediakan. untuk memudahkan
melihat hasil
praktikum.

Tabel hasil pengamatan


Kegiatan 1
Larutan Warna Larutan
NH4OH Bening tidak berwana
NH4OH + PP Merah Muda
NH4OH + PP + NH4Cl Bening tidak berwana

Kegiatan 2
Larutan Warna Larutan
1 Merah Gelap
2 Warna larutan lebih gelap daripada
tabung 1
3 Warna larutan lebih atau pekat
daripada tabung 1, dan 2
4 Warna larutan lebih terang daripada
tabung 1, 2, dan 3

Perhitungan Pembuatan Larutan

1. NH4OH 35 = 20 gr
gr 1000 gr = 1,75 gram
M = Mr x V
𝑔𝑟 1000 2. NH4Cl
1= x
35 50 gr 1000
M = Mr x V
𝑔𝑟 1000 gr 1000
1= x M = Mr x
53,5 50 V
𝑔𝑟 1000
53,5= 50gr 0,1 = x
97 50
gr =2,675 gram 97= 50 gr
3. FeCl3 gr = 0,485 gram
gr 1000
0,1 M = Mr x 5. KCl
V
gr 1000
𝑔𝑟 1000 M = Mr x
= x V
16,5 50
𝑔𝑟 1000
0,1= x
744,5 50
16,5= 50gr
74,5= 50 gr
gr = 0,811gram
gr = 0,3725 gram
4. KSCN
VI. PEMBAHASAN
Kegiatan 1
Dalam kegiatan pertama ini menggunakan larutan NH4OH bersifat basa dan
NH4Cl bersifat asam serta indicator Fenolftalein. Pada langkah pertama
dimasukkan 3 mL larutan 0,1 M NH4OH yang bening tak berwarna. Pada
langkah kedua larutan NH4OH ditetes indicator fenolftalein, dan menghasilkan
perubahan warna merah muda yang gelap. dimana NH4OH dapat diindikasi
bersifat basa. Seperti kita ketahui bahwa PP memiliki trayek pH dari 8,3-10,0
dengan warna tidak berwarna pink muda.. Pada langkah terakhir larutan
NH4OH ditetesi larutan NH4Cl tetes demi tetes, kemudian dikocok sampai
warnanya berubah menjadi warna merah muda terang. Hal ini disebabkan
karena adanya pergeseran kesetimbangan kearah kiri dari larutan tersebut.
Dimana NH4+ bertambah dan NH4Cl terurai sehingga rekasinya dapat ditulis
sebagai berikut:
NH4Cl(aq) ⇄ NH4+(aq) + Cl-(aq)

Kegiatan 2
Pada saat tabung dimasukkan larutan FeCl3 yang berwarna oranye, dan
ditambahkan dengan larutan KSCN yang bening tak berwarna, kemudian
dikocok larutan FeCl dan KSCN mengalami reaksi FeCl3(aq) + KSCN(aq) ⇌ Fe
(SCN) Cl2(aq) + KCl(aq). Fe3+ + SCN- ⇌ Fe (SCN)2+. sehingga menghasilkan
warna merah gelap. Kemudian larutan tersebut dimasukka dalam labu ukur dan
ditambahkan aquades sebanyak 25mL, sehingga larutan berubah menjadi warna
merah yang lebih terang daripada sebelumnya. Kemudian diambil 4 tabung
reaksi dan diberikan nomor 1, 2, 3, dan 4, hal tersebut bertujuan untuk
memudahkan mengamati perbedan warna larutan pada setiap tabung. Pada
keempat tabung tersebut dimasukka larutan yang telah dicampurkan tadi (FeCl3
+ KSCN) sebanyak 5 mL. tabung 1 dijadikan standar. Selanjutnya dimasukkan
3mL larutan FeCl3 dengan konsentrasi 0,1 M kedalam tabung nomor 2, dan
warna larutan lebih cerah dari warna sebelumnya sebelumnya,tahap selanjutnya
yaitu sebanyak 3mL larutan KSCN dengan konsentrasi 0,1 M dimsukkan pada
tabung nomor 3 dan warna larutan lebih merah dan warna lebih gelap daripada
warna larutan pada tabung reaksi nomor 1. Pada tabung nomor 4 dimasukka
larutan KCl sebanyak 3mL dengan konsentrasi 0,1 M dan warnanya menjadi
larutan paling cerah jika kita bandingkan dengan tabung reaksi nomor 1, 2, dan
3. Jika diurutkan dari larutan yang berwarna gelap maka urutannya menjadi 3,
2, 1, dan 4.

VIII. Pertanyaan dan Pembahasan


1. Mengapa pada percobaan A ditambahkan PP, dan pada percobaan B tidak?
Jawab :

Pada percobaan ini PP berfungsi sebagai indicator asam basa. Dimana PP


memiliki trayek pH (8,3-10,0). Pada percobaan ini kita memperhatikan
pergeseran kesetimbangan kimia berdasarkan perubahan warna, dimana pada
percobaan A larutan yang digunakan adalah NH4OH yang berwarna bening
dengan larutan NH4Cl yang berwarna bening pula. Jika kedua larutan tersebut
kita gabungkan akan ada perubahan atau pergeseran kesetimbangan namun
dalam konsentasi yang kecil karena pada praktikum ini kita menagmati
perubahan kesetimbangan dengan perubahan warna maka digunakanlah PP
sebagai indicator. Oleh karena itu peran PP adalah untuk membuat adanya
pergeseran dari kedua larutan tersebut. NH4OH yang awalnya berwarna
bening ketika ditambahkan PP akan berubah warna menjadi pink pudar, dan
ketika larutan pink pudar tersebut kita tambahkan dengan NH4Cl maka larutan
akan berubah warna yaitu kembali menjadi bening. Sehingga disini jelas dapat
kita lihat pergeseran kesetimbangan kedua larutan tersebut.
Pada percobaan B tidak digunakan PP karena warna FeCl3 mula-mula
kuning dan warna KSCN mula-mula bening jika digabungkan sudah terjadi
suatu pergeseran kesetimbangan. Oleh karena itu PP pada percobaan B tidak
digunakan.

2. Jelaskan arti perubahan warna tersebut ?


Jawab :
Arti perubahan warna pada percobaan diatas hal itu terbukti bahwa terjadi
pergeseran kesetimbangan dari pencampuran larutan yang telah dilakukan.
Contohnya: Pada percobaan kedua ketika 3 mL larutan FeCl3 yang berwarna
kuning ditambahkan dengan 3 mL larutan KSCN yang berwarna bening
terjadi perubahan warna yaitu menjadi merah pekat (merah betadine). Hal ini
membuktikan bahwa pencampuran dua larutan dapat membuat pergeseran
suatu reaksi kesetimbangan.
VI.Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dari pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan


kimia dapat disimpulkan bahwa bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang, maka
hasil kasli konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan
hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai
harga tetap. Azaz Le Cahtelier menyatakan bahwa konsentrasi salah satu pereaksi
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan atau produk, bila
konsentrasi diperkecil maka kesetimbangan bergeser ke arah kiri atau reaktan. Pada
percobaan ini intensitas warna antara larutan yang satu dengan yang lainnya
menunjukkan warna yang berbeda-beda dan menunjukkan konsentrasi yang
berbeda pula. Hal ini disebabkan karena pengenceran yang dilakukan pada setiap
volume larutan. Senyawa Fe(SCN)2+ yang semula berwarna kuning orange
konsentrasinya akan berkurang ketika ditambakan ion Fe3+ dengan konsentrasi
yang rendah. Jika konsentrasi dalam suatu larutan ditambah maka kesetimbangan
kimia bergeser dari arah yang konsentrasinya ditambah. Sebaliknya jika konsentrasi
suatu larutan dikurangi maka kesetimbangan kimia bergeser dari arah yang
konsentrasinya dikurangi.

VII.Daftar Pustaka
Brady, E., James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid II.
BinarupaAksara: Jakarta
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar jilid II. Jakarta: Erlangga
Hanson, David M. 2008. General Chemistry. Hanson: United States of America
Nurlita, Frieda., Suja, I Wayan. Buku Ajar Kimia Dasar II. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Kimia, FMIPA, Undiksha
Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai