Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HEMATOLOGI

LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

OLEH

KELOMPOK 3
DYAH QADRATILLAH
AGNES FOUREZKY
UMMY SRI MULYANI
KELZA ODE MA’RUF
YUWIDARINI
ASNI
ENDANG STAURINA
ADIWAHYU PRAYOGA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha

Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan. Dalam

makalah ini kami membahas “LEUKOSIT”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperoleh pengetahuan dan pemahaman

tentang sel darah putih atau leukosit yang merupakan suatu pengetahuan umum

yang perlu diketahui baik sebagai mahasiswa jurusan Ahli Teknologi Laboratorium

medik pada umumnya.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan

dan saran dari berbagai pihak untuk itu rasa terima kasih yang kami sampaikan

kepada rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk

makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Kendari, 12 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan masalah...........................................................................5
C. Ruang lingkup ................................................................................5
D. Tujuan ............................................................................................6
E. Manfaat ..........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Leukosit............................................................................8
B. Fungsi Leukosit .............................................................................9
C. Jenis-jenis Leukosit........................................................................ 10
D. Kelainan-kelainan Leukosit............................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................36
B. Saran...............................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh

darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap

tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksidadidalamnya.

Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua.

Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut

sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh.

Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ

1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45.

            Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja

atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan

tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi

beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam

darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrusnatrikus. Dan keadaan ini

akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.

            Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak

kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah
tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan,

keadaan jantung, atau pembuluh darah.

            Di dalam darah terdapat beberapa jenis sel-sel darah yang memiliki

fungsi yang berbeda-beda yang terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit

(sel darah putih), dan trombosit (sel pembeku). Sel-sel darah tersebut sangat

berperan penting dalam tubuh manusia, salah satunya leukosit.

            Dalam suatu kejadian suatu penyakit tertentu yang disebabkan oleh

invasi kuman (misalnya bakteri) atau infeksi ke tubuh manusia, leukosit

sangat berperan penting dalam kejadian tersebut. Invasi bakteri atau lainnya

ke dalam tubuh manusia akan terjadi proses mekanisme

pertahanan/perlawanan tubuh secara sistematis dari beberapa jenis-jenis sel

darah putih yang memiliki peranan tersendiri.

B. Rumusan Masalah

            1.2.1    Apakah yang dimaksud dengan Leukosit/Sel darah putih?

            1.2.2    Bagaimana fungsi Leukosit/Sel darah putih dalam tubuh?

            1.2.3    Jenis – jenis Leukosit/Sel darah putih?

1.2.4    Kelainan-kelainan apa saja yang timbul pada leukosit?


C. Ruang Lingkup

            1.3.1    Pengertian Leukosit/Sel darah putih.

            1.3.2    Fungsi Leukosit/Sel darah putih dalam tubuh.

            1.3.3    Jenis – jenis Leukosit/Sel darah putih.

1.3.4    Kelainan-kelainan Leukosit

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

      Mendefinisikan tentang darah dan Leukosit/Sel darah putih, fungsi

Leukosit/Sel darah putih dalam tubuh, jenis – jenis Leukosit itu sendiri

dan Kelainan-kelainan Leukosit.

2. Manfaat

        Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang Leukosit/Sel

darah putih secara rinci/detail


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

            Sel darah putih ,leukosit ( white blood cell, WBC, leukocyte ) adalah

sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk

membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian

dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,

dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /

diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109sel

darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-

25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai

10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya

dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.

            Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat

dengan organ ataujaringan tertentu, mereka bekerja secara independen

seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan

berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau

mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisamembelah diri atau

bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk

dari sel punca hematopoieticpluripotent yang ada pada sumsum tulang.


            Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita

lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-

ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),

mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut

inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna).

            Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil,

dan fagosittermasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.

B. Fungsi Leukosit

            Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan

bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem

retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe;

sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding

usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

            Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam

perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya

sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteriahidup yang

masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat

dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganismetertelan oleh sebutir granulosit.

pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebutfagosit. dengan kekuatan


gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar

pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh.

Dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi atau

cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan

bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan

cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah

protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan

membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang

dan penyembuhannya dimungkinkan.

            Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat

dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna,

maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan -

fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga

terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan

sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan

disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.

C. Jenis – jenis Leukosit

1. Agranulosit

                         Agranula terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

a) limfosit
Limfosit merupakan sel utama pada sistem getah bening yang

berbentuk sferis, berukuran yang relatif lebih kecil daripada

makrofag dan neutrofil. Selain itu, limfosit bergaris tengah 6-8 µm,

20-30% dari leukosit darah, memiliki inti yang relatif besar, bulat

sedikit cekung pada satu sisi. Sitoplasmanya sedikit dan

kandungan basofilik dan azurofiliknya sedikit. Limfosit-limfosit

dapat digolongkan berdasarkan asal, struktur halus, surfacemarkers

yang berkaitan dengan sifat imunologisnya, siklus hidup dan

fungsi.

            Limfosit dibagi ke dalam 2 kelompok utama yakni Limfosit

B dan Limfosit T. Limfosit B berasal dari sel stem di dalam

sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel  plasma, yang

menghasilkan antibody sedangkan Limfosit T terbentuk jika sel

stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus, dimana

mereka mengalami pembelahan dan pematangan.

Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana

benda asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa

meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh

getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan

kekebalan.

b) monosit
Monosit merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah

leukosit normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering

diameter mencapai 20 µm atau lebih. Inti biasanya eksentris,

adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Sitoplasma

relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa bim abu-abu pada

sajian kering. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih

banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim endoplasma sedikit.

Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak mitokondria. Apa ratus

Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen dan

mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit terdapat dalam

darah, jaringan ikat dan rongga tubuh. Monosit tergolong

fagositikmononuclear (systemretikuloendotel) dan mempunyai

tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya. Untuk

imunoglobulin dan komplemen.

2. Granulosit

Granulosit Disebut juga leukosit granular (granulocytes,

polymorphonuclear, PMN) adalah sebuah sub-kelompok sel darah

putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Tiga jenis

granulosit dengan inti sel yang berlainan dikeluarkan oleh sumsum

tulang sebagai protein komplemen wewenang

(regulatorycomplementsystem).
leukosit bergranula terbagi menjadi 3 jenis yaitu :

a) Eosinofil

Eosinofil (eosinophil, acidophil) adalah sel darah putih dari

kategori granulosit yang berperan dalam sistem kekebalan dengan

melawan parasit multiselular dan beberap infeksi pada makhluk

vertebrata. Bersama-sama dengan sel biang, eosinofil juga ikut

mengendalikan mekanisme alergi.

Eosinofil terbentuk pada proses haematopoiesis yang terjadi pada

sumsum tulang sebelum bermigrasi ke dalam sirkulasi darah.

Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain

histamin, eosinofil peroksidase, ribonuklease, deoksiribonuklease,

lipase, [[plasminogen] dan beberapa asam amino yang dirilis

melalui proses degranulasi setelah eosinofilteraktivasi. Zat-zat ini

bersifat toksin terhadap parasit dan jaringan tubuh. Eosinofil

merupakan sel substrat peradangan dalam reaksi alergi. Aktivasi

dan pelepasan racun oleh eosinofil diatur dengan ketat untuk

mencegah penghancuran jaringan yang tidak diperlukan.

Individu normal mempunyai rasio eosinofil sekitar 1 hingga 6%

terhadap sel darah putih dengan ukuran sekitar 12 – 17

mikrometer.

Eosinofil dapat ditemukan pada medullaoblongata dan

sambungan antara korteks otak besar dan timus, dan di dalam


saluran pencernaan, ovarium, uterus, limpa dan lymphnodes.

Tetapi tidak dijumpai di paru, kulit, esofagus dan organ dalam

lainnya, pada kondisi normal, keberadaan eosinofil pada area ini

sering merupakan pertanda adanya suatu penyakit. Eosinofil dapat

bertahan dalam sirkulasi darah selama 8-12 jam, dan bertahan

lebih lama sekitar 8-12 hari di dalam jaringan apabila tidak

terdapat stimulasi.

b) Neutrofil

Neutrofil(neutrophil,polymorphonuclearneutrophilicleukocyte,

PMN) adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit.

Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil yang

mempunyai granula pada sitoplasma, disebut

jugapolymorphonuclear karena bentuk inti sel mereka yang aneh.

Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel.

Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap

infeksi bakteri dan proses peradangan kecil lainnya, serta menjadi

sel yang pertama hadir ketika terjadi infeksi di suatu tempat.

Dengan sifat fagositik yang mirip dengan makrofaga, neutrofil

menyerang patogen dengan serangan respiratori menggunakan

berbagai macam substansi beracun yang mengandung bahan

pengoksidasi kuat, termasuk hidrogen peroksida, oksigen radikal

bebas, dan hipoklorit.


Rasio sel darah putih dari neutrofil umumnya mencapai 50-

60%. Sumsum tulang normal orang dewasa memproduksi

setidaknya 100 miliar neutrofil sehari, dan meningkat menjadi

sepuluh kali lipatnya juga terjadi inflamasi akut.

Setelah lepas dari sumsum tulang, neutrofil akan mengalami 6

tahap morfologis: mielocit, metamielocit, neutrofil non segmen

(band), neutrofilsegmen.Neutrofil segmen merupakan sel aktif

dengan kapasitas penuh, yang mengandung granula sitoplasmik

(primer atau azurofil, sekunder, atau spesifik) dan inti sel berongga

yang kaya kromatin. Sel neutrofil yang rusak terlihat sebagai

nanah.

c) Basofil

 Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu

sekitar 0,01–0,3% dari sirkulasi sel darah putih. Basofil

mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus.

Seperti granulosit lain, basofil dapat tertarik keluar menuju

jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat teraktivasi, basofil

mengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondroitin, elastase

dan lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina.

Basofil memainkan peran dalam reaksi alergi (seperti asma).

D. Kelainan Leukosit
Dapat berupa kelainan kualitatif dan kelainan kuantitatif.
1) Kelainan kualitatif (fungsi dan morfologi)
a. Kelainan fungsi
 kelainan fungsi leukosit
 Kelainan fungsi granulosit
 Kelainan fungsi kemotaksis
 Kelainan fungsi fagositosis
 Kelainan fungsi menelan dan membunuh kuman
 Kelainan fungsi limfosit
b. Kelainan morfologi leukosit
 Kelainan sitoplasma
 Granulasi toksik (infeksi bakteri akut, luka
bakar, intoksikasi)
 Agranulasipolimorfonuklear (leukemia, sindrom
mielodisplasia)
 Badan dohle(keracunan, luka bakar, infeksi
berat)
 Batang aurer (leukemia mieloid akut)
 Limfositik plasma biru (infeksi virus,
mononukleosisinfeksiosa)
 Smudge sel (leukemia limfositik kronik)
 Vakuolisasi (keracunan, infeksi berat)
 Kelainan inti sel
 Hipersegmentasi (an.megaloblastik,
infeksi,uremia, LGK)
 Inti piknotik (sepsis, leukemia)
 anomali PelgerHuet (leukemia kronik,
mielodisplastik)
2) Kelainan Kuantitatif yakni :
a. Leukositosis
 Neutofilia (infeksi bakteri akut)
 Basofilia (gangguan mieloproliferatif
 Monositosis (infeksi kronis, malaria, riketsia,
penyakit kolagen vaskular dan lain lain)
 Limfositosis (gangguan imunologik
berkepanjangan, infeksi virus)
 Eosinofilia ( hayfever, penyakit kulit alergi,
infeksi parasit, reaksi oba, dan lain lain)
b. Leukopenia
 Neutropenia (obat kemoterapi kanker, toksin,
respon imun, hematologik,infeksi)
 Limfopenia ( destruksi, infeksi virus , HIV)
 Eosinopenia (obat, stress)
 Kelainan Leukosit Proliferative
c. Mieloproliferatif
 Akut : Leukemia granulositik akut, Leukemia
progranulositik akut, Leukemia mielomonositik
akut, Leukemia monositik akut, Eritroleukemia,
Leukemia megakarioblas akut
 Kronis : Leukemia granulositik kronis,
Polisitemia vera (peningkatan jumlah SDM),
Trombositemiaessensial (proliferasi berlebihan
sel turunan megakariosit serta pembentukan ,
Trombosit dalam jumlah yang sangat besar),
Mielofibrosis dengan metaplasiamieloid
(proliferasi tidak terkendali sel hematopoietik
dalam organ ekstramedular dan fibrosis di
sumsum tulang)
d. Limfoproliferatif
 Pada sumsum tulang dibagi menjadi akut dan
kronis
  Pada kelenjar limfe dan organ dibagi menjadi
penyakit hodgkin dan non-
hodgkin). Memperlihatkan sel Reed-
Sternberg)Hampir selalu berasal dari kelenjar
limfe dan menyebar ke kelenjar
limfedidekatnya.
 Pada diskrasia sel plasma dibagi menjadi
mieloma multiple dan makroglobunemia 
waldemstrom's, dll

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sel darah putih ,leukosit ( white blood cell, WBC, leukocyte ) adalah
sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagaipenyakit infeksi sebagai bagian
dari sistem kekebalan tubuh.

Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita
lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-
ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),
mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut
inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna).
            Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan
bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem
retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe;
sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding
usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam


perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya
sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteriahidup yang
masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat
dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganismetertelan oleh sebutir granulosit.
pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebutfagosit. dengan kekuatan
gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar
pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh.

B. Saran
1. Pembaca harus dapat mengerti tentang Darah dan eukosit pada
khususnya, serta jenis dan fungsinya.
2. Agar pembaca atau mahasiswa dapat lebih menggali lagi dan lebih
mengenal tentang Leukosit diberbagai media, baik media cetak atau
media elektronik, bahkan dapat mengakses dari internet.

Anda mungkin juga menyukai