Anda di halaman 1dari 7

1.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan
kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan
atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam
tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Dari unsur unsur
identitas nasional ini, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga bagian ,yang
pertama Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara
dan ideologi negara. Yang kedua adalah identitas Instrumental, yaitu berisi UUD
1945 dan tata perundang-undangannya. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan
bahasa Indonesia, bendera negara Indonesia, lambang negara Indonesia, lagu
kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya. Yang terakhir identitas Alamiah, yaitu
meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya, bahasa dan agama
serta kepercayaan. Pada makalah ini akan dibahas Aktualisasi Identitas nasional di
bidang kimia melalui kasus yang kami observasi yaitu penggunaan boraks pada
kerupuk di rumah makan beserta analisa kualitatif dengan menggunakan kertas
kunyit(kertas tumerin) dan analisa kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri
UV-VIS.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana identitas nasional di bidang kimia dalam kasus penggunaan boraks
pda kerupuk rumah makan.
2. Bagaimana analisa kualitatif boraks pada kerupuk rumah makan dengan
menggunakan kertas kunyit (kertas tumerin)
3. Bagaimana analisa kuantitatif kadar boraks pada kerupuk rumah makan dengan
menggunakan metode spektofotometri UV-VIS.

1.3. Tujuan
1. Mengetahui keberadaan kandungan dan besar kadar boraks dalam kerupuk
rumah makan dengan analisa kuantitatif dan analisa kualitatif.
2. Mengetahui identitas nasional di bidang kimia dalam kasus penggunaan boraks
pada kerupuk rumah makan.
2. PEMBAHASAN
2.1. Identitas Nasional

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya.


Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas
Nasional Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu
hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal
lain. Nasional  berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan
kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan
serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia
adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia
menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai dasar dan arah pengembangannya. Sesuai dengan tema yang kami angkat
yaitu identitas nasional di bidang kimia, kami melakukan penelitian mengenai
penggunaan boraks pada kerupuk di rumah makan beserta analisa kualitatif dengan
menggunakan kertas kunyit(kertas tumerin) dan analisa kuantitatif dengan
menggunakan spektrofotometri UV-VIS.

2.2 Penggunaan Boraks pada Makanan

Boraks merupakan salah satu bahan tambahan yang dilarang penggunaannya


dalam makanan, tetapi dalam kenyataannya masih banyak produk makanan yang
menggunakannya. kata boraks berasal dari kata Arab, yaitu Bauroq, mempunyai arti
putih, Boraks merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, tidak
berwarna, mudah larut dalam air, tidak berbau, serta stabil pada suhu dan tekanan
normal, mengandung garam Natrium Na2B4O7 10 H2O, yang banyak digunakan
diberbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan
keramik, pembuatan gelas pyrex. Boraks merupakan bahan beracun yang berbahaya
bagi manusia, karena bisa diserap oleh tubuh, disimpan secara kumulatif dalam hati,
otak, usus, atau testis sehingga dosisnya dalam tubuh semakin lama semakin tinggi.
Bila konsumsi pada makanan yang mengandung boraks serta dilakukan secara
menahun bisa menyebabkan kanker. Boraks sering disalahgunakan dalam industri
pangan. Biasanya ditambahkan pada makanan seperti bakso, lontong dan yang kami
observasi pada penelitian ini adalah kerupuk.  Penambahan boraks bertujuan untuk
memberikan tekstur padat, meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, dan memberikan
rasa gurih serta bersifat tahan lama terutama pada makanan yang mengandung pati.
Dan makanan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional
maupun swalayan. Padahal konsumsi boraks dalam jangka panjang memiliki efek
yang sangat berbahaya seperti depresi sirkular, sianosis, kejang hingga koma .
Analisis boraks dapat dilakukan dengan menggunakan metode uji nyala api, titrasi
volumetrik maupun spektofotometri serta ada alternatif metode lain untuk menambah
informasi tentang metode analisis boraks yang lebih cepat, mudah dan murah. Salah
satunya yaitu secara kualitatif menggunakan kertas kunyit.

2.3 Metode Uji Kadar Boraks Pada Kerupuk

Dalam melakukan analisa boraks pada kerupuk ini,kami melakukan analisa


kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisis kualitatif memberikan indikasi identitas
spesies kimia di dalam sampel. Sedangkan analisis kuantitatif menentukan jumlah
komponen tertentu dalam suatu zat. Dalam analisa ini,kami melakukan analisa
kualitatif dengan menggunakan kertas kunyit(kertas tumerin) serta analisa kuantitatif
dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Kunir atau kunyit (Curcuma
domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara, yang memiliki banyak manfaat seperti : sebagai bumbu dapur, pewarna
alami pada makanaan, kosmetik dan sebagai obat keluarga. Senyawa yang diduga
berperan penting pada kunyit adalah kurkumin. Kurkumin dapat berikatan dengan
asam borat yang kemudian akan membentuk komponen rososianin berwarna merah
sehingga dapat digunakan sebagai uji deteksi boraks. Penggunaan uji deteksi boraks
ini perlu diterapkan pada salah satu produk yang banyak dikonsumsi masyarakat
yaitu kerupuk. Selanjutnya dilakukan analisis kadar boraks menggunakan
spektrofotometri menggunakan spektrometer UV-vis untuk membuktikan kebenaran
uji deteksi boraks menggunakan kunyit.

2.4 Hukum yang berkaitan dengan kasus

Dasar hukum yang berkaitan dengan kasus terdapat didalam Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Bab VII tentang Keamanan Pangan yang
berisi :

 Pasal 67
(1)Keamanan Pangan diselenggarakan untuk menjaga Pangan tetap aman,
higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat.
(2)Keamanan Pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia.

 Boraks termasuk salah satu bahan tambahan makanan yang dilarang digunakan
(Permenkes No.722/1988).

2.5 Hasil Analisa

A. Deteksi boraks secara kualitatif dengan kertas kunyit


Hasil analisa kandungan boraks secara kualitatif terhadap kerupuk 1,2,3
dan 4 didapatkan hasil seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 Hasil uji


kualitatif boraks pada sampel.
Dari gambar di atas terlihat bahwa dari 4 kerupuk dengan sumber
berbeda-beda tersebut, sampel 1 mengalami perubahan warna merah
kecoklatan,sampel 3 mengalami perubahan warna menjadi merah sedangkan
sampel 2 dan 4 tidak mengalami perubahan warna. Warna coklat kemerahan
merupakan warna dari kompleks boron-kurkumin yaitu rososianin,yang
menandakan bahwa sampel 1 dan 3 mengandung boraks. Pengujian terhadap
boraks dilakukan secara kualitatif karena berdasarkan Permenkes No.722/1988
boraks termasuk salah satu bahan makanan yang dilarangpenggunaannya dalam
makanan, sehingga adanya boraks (secara kualitatif) berapapunkadarnya tetap
tidak boleh digunakan sebagai bahan makanan. Namun menurut Anonim,
memperbolehkan penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun dibatasi
hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih, itu ilegal, pelaku akan dipenjara
12 tahun bila menambahkan lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan. Bahkan
MUI berwacana untuk membuat fatwa haram penggunaan boraks dalam jumlah
berlebih (> 1 gr/kg pangan) pada bulan Agustus 2012. Sedangkan SNI 0272-1990
tentang kualitas kerupuk tidak menyebutkan tentang boraks dan kadar yang
diijinkan Oleh karena itu, pengujian terhadap sampel yang diperoleh dilanjutkan
ke pengujian secara kuantitatif menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.

B. Analisis boraks secara kuantitatif dengan spektrometer UV-vis


Hasil analisa boraks secara kuantitatif menggunakan spektrometer UV-vis
dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar 4.1 Hasil analisa kuantitatif boraks.

Berdasarkan hal tersebut di atas menunjukkan bahwa sampel 1 dan 3


mengandung boraks. Kandungan boraks pada sampel 1 80 ppm,sampel 3 15
ppm,sampel 2 dan 4 tidak mengandung konsentrasi boraks. Hal ini membuktikan
bahwa analisa boraks secara kualitatif menggunakan kertas kunyit adalah benar.
Semakin banyak jumlah positif (semakin gelap perubahan warnanya) maka
semakin tinggi kadar boraksnya.
3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1) Terdapat boraks pada 2 dari 4 kerupuk yang dijual di warung makan sekitar
Tembalang.
2) Hasil uji kadar boraks dengan kertas kunyit didapat bahwa kerupuk A dan C
mengandung boraks sedangkan kerupuk C dan D tidak mengandung boraks. Hal
ini ditunjukkan dengan perubahan warna sampel menjadi merah kecoklatan
3) Hasil Uji kadar boraks secara kuantitatif menunjukkan kadar boraks pada kerupuk
A sebesar 80 ppm sedangkan pada kerupuk C sebesar 15 ppm

3.2. Saran

Pemerintah harus memberikan perhatian pada seluruh pasar di Indonesia,


khususnya pasar tradisional dan memberikan edukasi pada seluruh konsumen
berkaitan dengan makanan yang menggunakan bahan tambahan yang dilarang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Peluang Usaha Kerupuk Bawang Putih dan Analisa Usahanya. Toko
Mesin. Semarang.

Anonim. 2018. 23 Tahun Jual Boraks Pedagang yang Beli Pembuat Bakso dan
Kerupuk. Radar Malang. Malang.

Badan POM. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. BPOM. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1988. Permenkes No.


722/Menkes/Per/IX/1988 Bahan Tambahan Makanan. Jakarta.

Indriana, Maulita. 2017. Peran Chitosan sebagai Pengawet Alami dan Pengaruhnya
terhadap Protein serta Organ Oleptik pada Bakso Daging Sapi. Universtitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Nova, Allert. 2018. Makanan Mengandung Boraks dan Efek Sampingnya.


https://www.alodokter.com/makanan-mengandung-boraks-ini-efeknya. diakses
pada 30 April 2019.

Standar Nasional Indonesia. 1990. Syarat Mutu Kerupuk. SNI.0272-1990. Badan


Standarisasi Nasional . Jakarta.

Puspawiningtyas. 2017. Upaya Meningkatkan Pengetahuan Bahan Tambahan


Pangan melalui Pelatihan Deteksi Kandungan Formalin dan Boraks.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai