UJI BORAKS
DISUSUN OLEH :
MIGIA PRATIKASARI
ELIA OKTAVIANTI
GHARI YULIAN
ELFIANA
2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia Dikenal Dengan Kuliner Yang Kaya Dan Beragam, Dengan Citarasa Yang
Lezat Kuliner Indonesia Benyak Digemari Dan Dapat Bersaing Dengan Kuliner Luar Negeri.
Selain Itu Beberapa Kuliner Indonesia Juga Memiliki Kemiparan Dengan Kuliner Luar
Negeri. Hal Ini Dapat Terjadi Karena Kulturasi Budaya. Contohnya Saja Seperti Bakso, Mie
Ayam, Siomay Dsb. Kuliner Tersebut Banyak Dijajakan Oleh Penjual Mulai Dari Tempat
Yang Elit Hingga Ke Pedagang Kaki Lima.
Boraks Berbahaya Apabila Dikonsumsi Terutama Pada Jangka Waktu Yang Lama.
Boraks Dalam Dosis Yang Tinggi Dapat Meracuni Sel-Sel Tubuh Dan Menyebabkan
Kerusakan Usus, Hati, Ginjal Dan Otak. Penyakit Yang Ditimbulkannya Seperti Kanker Dan
Gangguan Fungsi Hati. Terdapat Beberapa Ciri Makanan Yang Mengandung Boraks Seperti,
Bertekstur Kenyal, Tidak Mudah Hancur, Berwarna Mencolok Daripada Aslinya, Beraroma
Menyengat, Tidak Mudah Rusak Atau Busukwalaupun Ditaruh Pada Suhu Yang Tidak
Semestinya. Selain Itu Untuk Mengetahui Makanan Tersebut Mengandung Boraks Atau
Tidak Dapat Dilakukan Pengujian. Oleh Karena Itu Dilakukannya Praktikum Uji Boraks Ini.
B. Pembatasan Masalah
Agar Pembatasan Masalah Dalam Praktikum Ini Memiliki Ruang Lingkup Yang Jelas
Maka Pembatasan Masalahnya Adalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Ini Adalah :
Bab Ii
Kajian Pustaka
A. Bahan Tambahan Pangan
Menurut Syah (2005), Bahan Tambahan Pangan (Btp) Adalah Bahan Atau Campuran
Bahan Yang Secara Alami, Bukan Merupakan Bagian Dari Bahan Baku Pangan, Tetapi
Ditambahkan Ke Dalam Pangan Untuk Mempengaruhi Sifat Atau Bentuk Bahan Pangan Dan
Untuk Memperbaiki Karakter Pangan Agar Memiliki Kualitas Yang Meningkat. Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu, Dan Gizi Pangan Pada Bab 1
Pasal 1 Menyebutkan, Yang Dimaksud Dengan Bahan Tambahan Pangan Adalah Bahan
Yang Ditambahkan Kedalam Makanan Untuk Mempengaruhi Sifat Atau Bentuk Pangan Atau
Produk Pangan.
Zat Adiktif Makanan Adalah Bahan Yang Ditambahkan Dan Dicampurkan Sewaktu
Pengolahan Makanan Untuk Meningkatkan Mutu Atau Bahan Yang Ditambahkan Pada
Makanan Ataupun Minuman Pada Waktu Proses Atau Pembuatannya Dan Terdapat Pada
Hasil Akhirnya (Pardiazi, 1980).
B. Boraks
Boraks (Na2b4o7.10 H2o) Adalah Kristal Putih Yang Dapat Larut Dalam Air Dingin
Membentuk Natrium Hidroksida Dan Asam Borat. Boraks Mudah Larut Dalam Air Dan
Tidak Berbau Serta Memiliki Ph 9,5. Boraks Maupun Asam Borat Sebenarnya Digunakan
Dalam Industri Non Pangan Karena Memiliki Sifat Antiseptik Dan Biasa Digunakan Dalam
Industri Farmasi Sebagai Ramuan Obat Seperti Salep, Bedak, Obat Pencuci Mata, Obat Oles
Mulut, Solder, Bahan Pembersih, Pengawet Kayu, Antiseptik, Dan Pengontrol Kecoa
(Suhada Dan Rikky, 2012). Asam Borat Atau Boraks (Boric Acid) Merupakan Zat Pengawet
Berbahaya Yang Tidak Diizinkan Digunakan Sebagai Campuran Bahan Makanan, Boraks
Dalam Air Berubah Menjadi Natrium Hidroksida Dan Asam Borat (Syah, 2005).
Bab Iii
Metode Praktikum
A. Waktu Dan Tempat
Praktikum Uji Boraks Pada Sampel Bahan Pangan Ini Kami Lakukan Pada :
Alat
Gelas Ukur
Cawan Penguap
Alu
Kawat Kasa
Kaki Tiga
Pipet Tetes
Mortar
Sendok Besi
Kain Saring
Sendok Pengaduk
Papper Test
Korek Api Kayu
Bahan
Tahu Putih
Etanol
Aquades
Kunyit
Bab Iv
Hasil Dan Pembahasan
Adapun Pembahasan Dalam Laporan Praktikum Uji Boraks Pada Sampel Bahan
Pangan Ini Adalah Sebagai Berikut :
Pada Praktikum Uji Boraks Pada Sampel Bahan Pangan Kali Uji Dilakukan Dua Uji.
Uji Yang Pertama Dilakukan Dengan Penguji Alami Yaitu Kunyiit, Uji Yang Kedua
Dilakukan Dengan Penguji Bahan Kimia. Percobaan Ini Menggunakan Sampel Tahu Putih.
Sampel-Sampel Bahan Pangan Yang Diambil Merupakan Sampel Yang Sering Sekali
Terindikasi Dalam Penggunaan Boraks.
Pada Percobaan Pertama, Sampel Dilumatkan Terlebih Dahula Dengan Mortar Agar
Memudahkan Pengujian, Sertas Dan Terindikasi Dengan Baik. Bahan Yang Digunakan
Sebagai Indikator Pada Uji Ini Adalah Kunyit. Kunyit Yang Digunakan Terlebih Dahulu
Sudah Digerus Dan Diambil Ekstraknya. Sebelum Menguji Boraks Pada Sampel,
Terlebih Dahulu Lakukan Standarisasi Indikator Dengan Menambahkan Larutan Boraks
Dengan Indikator Yang Berasal Dari Kunyit. Hasil Standarisasi Ini Menghasilkan Warna
Merah Kecoklatan. Selanjutkan Dilakukan Uji Boraks Pada Sampel Bahan Makanan. Hasil
Yang Didapat Dari Uji Ini Adalah Negatif. Karena Tidak Ada Satupun Dari Sampel Yang
Memberikan Warna Merah Kecoklatan. Pada Percobaan Kedua, Sampel Bahan Makanan
Dilumatkan Lalu Diberi Perlakuan Sesuai Dengan Prosedur. Setelah Diuapkan Dengan
Penangas Ketiga Sampel Dinyatakan Negatif Karen Tidak Ada Yang Memberikan Warna
Merah Ceri. Sisa Pengendapan Masing-Masing Sampelpun Tidak Ada Yang Memberikan
Warna Hijau Kehitaan Setelah Ditambahkan Etanol
Bab V
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan Dari Percobaan Yang Telah Dilakukan, Maka Dapat Disimpulkan Bahwa :
1. Bahan Makanan Yang Mengandung Boraks Akan Lebih Kenyal Dari Biasanya,
Selain Itu Makanan Tidak Mudah Rusak Dan Busuk.
2. Apabila Sampel Yang Mengandung Boraks Diuji Dengan Menggunakan Kunyit
Maka Akan Menghasilkan Warna Merah Kecoklatan.
3. Sampel Bahan Pangan Tahu Putih Yang Diuji Dinyatakn Negatif Mengandung
Boraks.
Daftar Pustaka
Adapun Daftar Rujukan Berbagai Sumber Diatas, Adalah Sebagai Berikut:
Baliwati, Y., F. 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Cetakan I. Penerbit Swadaya.
Hal. 89 : Jakarta.
Khamid, I.R. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta. Penerbit Kompas.
Saparinto C., Hidayati D., 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius
Suhada Dan Rikky. 2012. Higienis Sanitasi Pengolahan Dan Analis Boraks Pada
Bubur Ayam Yang Dijual Di Kecamatan Medan Sunggal. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Syah, D. Faisal Dan Yani M. 2005. Manfaat Dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan.
Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Yuliarti N., 2007. Awasi Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Penerbit
Andi