Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Nazariati (160384204030)
Taufik (150384204021)
TANJUNGPINANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan
tentang Idenifikasi Formalin dan Boraks pada Makanan, meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga Penulis berterima kasih kepada Ibu Friska Septiani Silitonga selaku
dosen mata kuliah Kimia Terapan dan Kewirausahaan yang telah memberi tugas ini kepada
kami.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita lebih dalam lagi tentang Idenifikasi Formalin dan Boraks pada
Makanan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penulis berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah Penulis buat untuk di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi Penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan Penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan laporan ini di waktu yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan tentang Idenifikasi Formalin dan Boraks
pada Makanan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk pangan semakin baragam bentuknya, baik itu dari segi jenisnya maupun
dari segi rasa dan cara pengolahannya. Namun, seiring dengan semakin pesatnya
teknologi pengolahan pangan, penambahan bahan-bahan aditif pada produk pangan sulit
untuk dihindari. Penyalahgunaan bahan-bahan kimia berbahaya sebagai bahan tambahan
bagi produk makanan maupun minuman yang tidak sesuai dengan peruntukkannya telah
banyak membuat resah masyarakat (Pasar & Kota, 2016).
Penggunaan bahan kimia seperti pewarna dan pengawet untuk makanan ataupun
bahan makanan dilakukan oleh produsen agar produk olahannya menjadi lebih menarik,
lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis sehingga diharapkan dapat
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun dampak kesehatan yang
ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangatlah buruk bagi
masyarakat yang mengkonsumsinya. Keracunan makanan yang bersifat akut serta
dampak akumulasi bahan kimia yang bersifat karsinogen merupakan beberapa masalah
kesehatan yang akan dihadapi oleh konsumen .
Akibatnya, keamanan pangan telah menjadi salah satu dasar pemilihan suatu
produk pangan yang akan dikonsumsi. Keamanan pangan merupakan hal yang sedang
banyak dipelajari, karena manusia semakin sadar akan pentingnya sumber makanan dan
kandungan yang ada di dalam makanannya. Hal ini terjadi karena adanya kemajuan ilmu
pengetahuan serta kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu cara untuk mengawasi
keamanan pangan.
Formalin dan boraks memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengawetkan
makanan, meskipun daya awetnya sangat luar biasa, kedua senyawa ini dilarang
digunakan pada makanan karena berbahaya untuk kesehatan manusia. Bahaya yang
ditimbulkan akibat penggunaannya adalah mual, muntah, bahkan dapat menyebabkan
kanker. Hal ini disebabkan oleh bahaya residu yang bersifat karsinogenik bagi tubuh
manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan uji formalin dan boraks pada berbagai produk
pangan seperti bakso cilok, mie lidi, tahu, sosis dan nougat. Hal ini bertujuan agar kita
dapat mengetahui produk apa saja yang mengandung pengawet buatan, yaitu formalin
maupun boraks.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari hasil uji coba identifikasi formalin dan boraks pada
makanan, yaitu sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari uji identifikasi formalin dan boraks pada makanan, yaitu
sebagai berikut:
2. Boraks
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang
menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan
bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat
renyah dan disukai dan tahan lama. Boraks adalah senyawa dengan nama kimia
natrium tetraborat (NaB4O7). berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi
natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3).
Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat. Boraks
sebenarnya merupakan pembersih, fungisida, herbisida, dan insektisida yang
bersifat toksik atau meracun untuk manusia. Boraks juga berfungsi untuk
menghaluskan gelas dan juga sebagai pengontrol kecoa. Dalam kondisi toksik
yang kronis (karena mengalami kontak dalam jumlah sedikit demi sedikit namun
dalam jangka waktu yang panjang) akan mengakibatkan tanda-tanda merah pada
kulit, seizure, dan gagal ginjal. Boraks juga dapat mengakibatkan iritasi pada
kulit, mata dan saluran respirasi, mengganggu kesuburan dan janin. Dosis letal
(dosis yang dapat mengakibatkan kematian) pada dewasa 20 gram, sedangkan
pada anak-anak dan binatang kesayangan kurang dari 5 gram.
Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai
pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai
makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan
pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur
makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Pelaksanaan
Hari,
No. Pukul Tempat Kegiatan
Tanggal
Di Jl.Batu Kucing, Membahas tentang apa saja yang
Sabtu, 04
1 13.00 – 15.00 Lorong Senyum 1, perlu dipersiapkan dalam
Mei 2019
No.43 Identifikasi Formalin dan Boraks
Melakukan pengidentifikasian
Minggu, Di Jl.Batu Kucing,
Formalin dan Boraks pada
2 05 Mei 13.20 – 16.00 Lorong Senyum 1,
bakso, tahu, sosis, mie lidi dan
2019 No.43
nougat.
C. Prosedur Kerja
1. Pengolahan pada makanan yang akan diidentifikasi
a) Siapkan alat dan bahan yang ingin digunakan
b) Setelah alat dan bahan siap. Haluskan bakso, mie lidi, tahu, sosis, dan nougat
dengan memotong kecil dengan pisau lalu ditumbuk dengan alu dan lesung
dengan ditambahkan sedikit air.
c) Masukkan masing-masing makanan yang telah dihaluskan kedalam piring
stereform dan diberi label nama.
d) Setelah makanan yang akan diidentifikasi siap.
3. Pembuatan indikator
a) Indikator Kunyit
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Kupas kunyit lalu tumbuk sampai halus
3) Setelah itu, kunyit yang telah halus ditambahkan air lalu peras
4) Setelah itu, ambil air kunyitnya dan masukkan ke dalam gelas aqua dan
indikator siap digunakan.
b) Indikator Buah Naga
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Kupas buah naga lalu pisahkan antara daging buah naga dan kulitnya.
3) Kemudian potong kecil-kecil kulit buah naga lalu masukkan ke dalam wadah
yang telah disediakan dan tambahkan air secukupnya.
4) Rendam buah naga selama beberapa menit hingga warna merah pada kulit
buah naga keluar sambil diaduk-aduk.
5) Setelah air kulit buah naga merah, masukkan ke dalam gelas aqua dan
indikator siap digunakan.
c) Identifikasi Formalin dan Boraks
1) Setelah indikator dan makanan yang ingin diidentifikasi semuanya siap.
2) Siapkan tissue yang telah dilipat-lipat di depan wadah masing-masing sampel
uji.
3) Setelah itu siapkan kapas. Untuk indikator masing-masing 1 per indikatornya
dan untuk sampel uji masing-masing 1 per sampel ujinya.
4) Setelah itu, ambil 1 kapas untuk dicelupkan kedalam indikator kunyit.
Kemudian tempelkan kapas tadi ke setiap tissue pada masing-masing sampel
uji yang telah disiapkan sebelumnya.
5) Kemudian ambil kapas yang telah disiapkan sebelumnya untuk sampel dan
celupkan kapas ke dalam sampel bakso kemudian tempelkan kapas tersebut ke
tissue yang telah di atasnya telah ditempelkan indikator kunyit yang ava di
depan sampel bakso tersebut. Lakukan hal tersebut dengan cara yang sama
pada sampel mie lidi, tahu, sosis, dan nougat.
6) Setelah itu diamkan ± 3 menit. Amati perubahan yang terjadi pada tissue
setiap sampel uji yang telah ditempelkan indikator kunyit dan sampel uji. Jika
pada tissue terdapat perubahan warna dari kuning menjadi merah bata maka
pada sampel uji tersebut terdapat formalin dan boraks dan jika pada tissue
tidak terdapat perubahan warna maka sampel uji aman dari formalin dan
boraks.
B. Pembahasan
Formalin merupakan larutan yang mempunyai tidak mempunyai warna dan
mempunyai bau yang sangat menusuk. Formalin biasa digunakan untuk industri rumahan
misalnya pembasmi kuman, pembasmi serangga, pembuatan sutra, dan sebagainya.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin
dikenal sebagai bahan pembunuh hama (disinfektan) dan banyak digunakan dalam
industri.
Boraks adalah salah satu senyawa kimia dari natrium tetraborat. Senyawa ini biasa
digunakan untuk pembersih fungisida, herbisida, dan insektisida yang mempunyai sifat
toksin bagi tubuh. Hal ini sesuai dengan Nazillyyah (2012), yang menyatakan bahwa
boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7). berbentuk padat,
jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Dengan
demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat. Boraks sebenarnya
merupakan pembersih, fungisida, herbisida, dan insektisida yang bersifat toksik atau
meracun untuk manusia.
Pengujian formalin dan boraks dapat dilihat dari sifat organolaptik (aroma, warna,
dan tekstur) dari makanan tersebut. Identifikasi formalin dan boraks dapat dilakukan
dengan indikator alami seperti bunga kembang sepatu, kunyit, kulit buah naga. Pada
penelitian ini penguji menggunakan indicator kunyit dan kulit buah naga. Ciri-ciri
makanan yang terdapat formalin dan boraks yaitu ditunjukkannya adanya perubahan
warna pada tissue yang telah diteteskan indikator dengan sampel uji. Untuk sampel yang
meggunakan indikator kunyit maka untuk makanan yang mengandung formalin dan
boraks terdapat perubahan warna yaitu dari kuning menjdi merah. Untuk makanan yang
menggunakan indicator uji kulit buah naga yaitu dapat memudarkan warna merah pada
ekstrak kulit buah naga.
Hasil uji identifikasi yang telah penguji lakukan ialah tidak terdapat kandungan
formalin dan boraks pada makanan yang diuji, yaitu: bakso, mie lidi, tahu, sosis dan
nougat. Karena pada saat sampel uji diteteskan pada tissue yang telah diteteskan indikator
kunyit tidak terdapat perubahan warna begitu juga dengan sampel uji yang diteteskan ke
tissue yang telah diteteskan indicator kulit buah naga sebelumnya tidak terdapat
perubahan warna.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil uji identifikasi yang telah penguji lakukan ialah tidak terdapat
kandungan formalin dan boraks pada makanan yang diuji, yaitu: bakso, mie lidi, tahu,
sosis dan nougat. Karena pada saat sampel uji diteteskan pada tissue yang telah
diteteskan indikator kunyit tidak terdapat perubahan warna begitu juga dengan sampel
uji yang diteteskan ke tissue yang telah diteteskan indicator kulit buah naga
sebelumnya tidak terdapat perubahan warna.
B. Saran
Semoga dengan laporan uji identifikasi formalin dan boraks pada makanan ini
akan menambah wawasan pembaca untuk mengetahui prosedur identifikasi formalin
dan boraks pada makanan sehingga dapat mengidentifikasi sendiri formalin dan
boraks yang dapat dilakukan dirumah. Laporan ini tidak luput dari kesalahan dalam
penulisannya. Penulis berharap kritik dan saran pembaca untuk dapat melengkapi
pembahasan dalam laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Uddin, R., Wahid, M. I., Jesmeen, T., Huda, N. H., & Sutradhar, K. B. (2011). Detection of
Formalin in Fish Samples Collected from Dhaka City , Bangladesh, 4(1), 49–52.
LAMPIRAN