Anda di halaman 1dari 12

RESUME

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

“DELAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR”

Dosen Pengampu : Fitriah Khoirunnisa, S.Pd., M.Ed.

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NAZARIATI

NIM : 160384204030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018
Dalam dunia pendidikan keterampilan dasar mengajar seorang guru (pendidik)
sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran, hal ini karena keterampilan dasar mengajar
merupakan syarat mutlak agar guru bisa menjalani proses pembelajaran secara efektif dan
efisien. Dimana kita ketahui Pembelajaran merupakan suatu proses kompleks yang
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan.

Adapun upaya Pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru (pendidik), antara lain
melalui pelatihan, seminar, dan lokakarya, bahkan melalui pendidikan formal dengan
menyekolahkan guru ketingkat yang lebih tinggi. Kendati pun dalam pelaksanaannya masih
jauh dari harapan, dan banyak penyimpangan, namun upaya tersebut paling tidak telah
menghasilkan suatu kondisi yang menunjukkan sebagian besar guru memiliki ijazah
perguruan tinggi. Latar belakang pendidikan guru ini hendaknya berkolerasi positif dengan
kualitas pendidikan, bersama dengan faktor lain yang mempengaruhinya.

Dalam praktik pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang belum menguasai
keterampilan atau variasi pengelolaan kelas dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Hal
tersebut sering kali tidak disadari oleh para guru, bahkan masih banyak guru yang belum
menguasai keterampilan proses pembelajaran, bahkan masih banyak yang menganggap hal
ini biasa dan wajar. Padahal, sekecil apapun kekurangan yang dilakukan oleh guru,
khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap perkembangan peserta
didik.

Seorang guru (pendidik) harus mampu memahami kondisi-kondisi yang


memungkinkan dirinya menerapkan keterampilan untuk mengkondisikan suasana belajar di
kelas, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri atau mengendalikan emosi.
Dimana mengendalikan emosi ini menjadi tantangan terbesar dalam proses belajar mengajar,
sehingga dalam proses belajar mengajar menjadi kurang efektif. Dengan terkendalinya hal
tersebutg sehingga mampu menghindari dari kesalahan yang mungkin akan dilakukanya.

Dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat delapan


keterampilan yang harus dikuasai para guru dalam pembelajaran. Keterampilan-keterampilan
tersebut adalah :
1. Keterampilan Membuka dan Menutup
Keterampilan membuka dan menutup merupakan keterampilan dasar mengajar yang
harus dikuasai dan dilatih oleh para guru agar dapat mencapai pembelajaran secara
efektif, efisien, dan menarik. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran mulai dari awal hingga akhir
pelajaran.
Membuka pembelajaran adalah kegiatan guru dalam mengawali proses
pembelajaran untuk menciptakan suasana siap mental, phisik, phisikis dan emosional
siswa sehingga memusatkan perhatian mereka pada materi dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilalui. Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan guru terlebih dahulu adalah
menciptakan suasana agar siswa secara mental, phisik, phisikis dan emosional terpusat
pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan guru
dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa


Pada detik-detik awal pembelajarana ada banyak hal di luar ruangan kelas
yang masih memikat perhatian siswa. Hal tersebut dapat membuat siswa tidak bisa
fokus pada materi dan kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat
menetapkan titik hubungan antara siswa dan pelajaran yang disampaikan. Guru harus
dapat membangkitkan minat belajar sampai siswa dapat memusatkan perhatian
mereka kepada pelajaran. Guru perlu menghubungkan antara materi yang
disampaikan dengan minat dan kebutuhan siswa. Berikut ini beberapa cara yang dapat
memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa saat guru membuka
pelajaran.
1) Mengaitkan materi dengan berita-berita terkini
2) Menyampaikan cerita yang relevan dengan materi
3) Menggunakan alat bantu/media
4) Memvariasikan gaya mengajar
5) Menyinggung tentang tugas-tugas yang dilakukan siswa
6) Mengandaikan persoalan atau pertanyaan-pertanyaan

b. Menimbulkan Motivasi
Menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Memberikan kehangatan dan menunjukkan sikap antusias
2) Menimbulkan rasa ingin tahu
3) Mengemukakan ide yang bertentangan dengan kenyataan sehari-hari
c. Memberi Acuan
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan
singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang
jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam
mempelajari materi pelajaran. Untuk itu usaha yang dapat dilakukan guru adalah:
1) Menjelaskan tujuan pembelajaranan
2) Menyampaikan garis besar pelajaran
3) Menjelaskan langkah-langkah kegiaatan pembelajaran
d. Mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan materi baru
Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang secara ringkas untuk
dikaitkan dengan pelajaran yang baru. Hal-hal yang telah diketahui, pengalaman
pengalaman, minat dan kebutuhan-kebutuhan siswa disebut dengan pengait. Metode
untuk mengaitkan pelajaran yang sekarang dengan pelajaran sebelumnya harus
divariasikan. Contoh usaha guru untuk membuat kaitan adalah:
1) Meninjau kembali sampai seberapa jauh materi yang sudah dipelajari sebelumnya
dapat dipahami oleh siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada
siswa. Selain itu dapat pula dengan meminta siswa merangkum inti materi
pelajaran terdahulu secara singkat.
2) Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal ini dilakukan
apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang telah dikuasai.

Sementara keterampilan menutup pelajaran merupakan kegiatan mengakhiri kegiatan


inti pembelajaran. Dalam mengakhiri pelajaran ini, kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan gambaran menyeluruh tentang semua materi yang telah dipelajari,
mengetahui tingkat penyerapan siswa terhadap materi dan mengetahui tingkat
keberhasilan guru dalam proses pembelaajaran.
Menutup pelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir pelajaran, tetapi juga pada akhir
penggalan pelajaran. Menutup pelajaran dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
utuh tentang pokokpokok materi yang dipelajari. Cara-cara yang dilakukan dalam
menutup pelajaran.
a. Meninjau kembali (Reviewing)
1) Merangkum inti pokok pelajaran
2) Mengkonsolidasikan perhatian siswa pada masalah pokok pembahasan
b. Mengevaluasi
1) Mendemonstrasikan keterampilan
2) Mengaplikasikan ide baru
3) Mengekspresikan pendapat
4) Memberikan soal-soal

2. Keterampilan Menjelaskan Pelajaran (Explaining)


Betapapun pandainya seorang guru dalam menguasai suatu bahan pelajaran, akan sia-
sia saja apabila ia kurang atau tidak mampu menguasai keterampilan menjelaskan bahan
pelajaran yang dikuasainya. Demikian pula sebaliknya, kurang lengkap bila guru hanya
terampil menjelaskan pelajaran, tetapi tidak menguasai bahan pelajaran yang diajarkan.
Idealnya adalah seorang guru menguasai bahan pelajaran yang diampunya dan
mempunyai strategi dalam menjelaskan bahan pelajaran itu secara efektif sehingga mudah
dipahami siswa. Keterampilan menjelaskan dapat diartikan sebagai penyajian informasi
secara lisan yang diorganisasi secara sistematis, mengenai suatu benda, keadaan, fakta,
dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku.

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan penjelasan:


a. Penjelasan dapat dilakukan selama pembelajaran
b. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik
c. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan atau menjelaskan materi
pembelajaran
d. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dan bermakna bagi peserta
didik
e. Penjelasan yang diberiukan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat
kemampuan peserta didik

Untuk dapat menjelaskan dengan baik bahan pelajaran yang diberikan, guru
sebaiknya memperhatikan petunjuk praktis keterampilan menjelaskan sebagai berikut:
a. Menggunakan bahasa secara baik dan benar.
b. Menggunakan bahasa yang jelas, baik kata-kata maupun ungkapan.
c. Suara terdengar sampai ke seluruh bagian kelas.
d. Volume suara bervariasi, kadang--kadang tinggi, kadangkadang rendah sesuai dengan
suasana kelas dan materi yang dijelaskan.
e. Menghindari kata-kata yang tidak perlu; dan tidak memiliki arti sama sekali misalnya:
e…, em…, apa ini…, apa itu….
f. Menghindari penggunaan kata “mungkin” yang salah pemakaian. Misalnya harusnya
pasti tetapi selalu dikatakan mungkin, sehingga karena segala sesuatu selalu memakai
kata “mungkin” maka yang diperoleh oleh siswa adalah kemungkinan, bukan ke-
pastian.
g. Menjelaskan pengertian istilah-istilah asing dan baru secara tuntas, sehingga tidak
mengakibatkan adanya verbalisme di kalangan siswa.
h. Meneliti pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, apakah sudah dipahami dengan
baik atau belum. Jika belum, hal-hal yang belum dipahami perlu diulang.
i. Memberi contoh nyata uraian materi sesuai dengan kehidupan sehari- hari/
j. Memberikan penjelasan dapat dilakukan secara deduktif maupun induktif dan
mengaitkan dengan generalisasi.
k. Menggunakan multi media untuk pokok bahasan tertentu.
l. Menggunakan bagan untuk menjelaskan hubungan dan hirarki.
m. Menerima umpan balik dari siswa terhadap uraian yang disampaikan
n. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan contoh sesuai dengan
pengalamannya masing-masing.
o. Memberikan penekanan pada bagian tertentu dari materi yang sedang dijelaskan
dengan isyarat lisan. Misalnya “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik
konsep ini”, atau “Perhatikan! yang ini agak sukar”.

3. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement)


Penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat
dilakukan secara verbal, dan non verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan,
kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara
verbal dapat berupa dukungan, pengakuan, dorongan yang dipergunakan unuk
menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa dan dapat juga berupa kata-kata dan
kalimat pujian seperti bagus, tepat, bapak puas dengan hasil kerja kalian. Sedangkan
pujian secara non verbal dapat dilakukan dengan: gerakan mendekati peserta didik,
sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan.
Penguatan dilakukan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran
2. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
3. Meningkatkan kegiatan belajar, dan membina perilaku yang produktif.

4. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil (Guiding Small Discussion)


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina
kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut:
(1) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi,
(2) Memperluas masalah atau urun pendapat,
(3) Menganalisis pandangan peserta didik,
(4) Meningkatkan partisipasi peserta didik,
(5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan
(6) Menutup diskusi.

5. Keterampilan Mengajar Perorangan


Dalam pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab
antara guru dan siswa dengan siswa. Ada empat komponen keterampilan yang harus
dimiliki oleh guru untuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan. Keempat
keterampilan tersebut adalah mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan,
membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan
motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.
b. Membimbing dan memudahkan belajar yang mencakup penguatan, proses awal,
mengawasi (supervise), dan interaksi pembelajaran
c. Perencanaan penggunaan ruangan
d. Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik

6. Keterampilan Bertanya (Questioning)


Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru
dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan guru akan menentukan
kualitas jawaban peserta didik.
Umumnya orang bertanya jika ia ingin mengetahui apa yang belum diketahuinya.
Di dalam kelas, guru bertanya kepada siswa untuk berbagai tujuan, diantaranya untuk:
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasan.
b. Membangkitkan motivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran.
c. Memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan.
d. Mengaktifkan dan memproduktifkan siswa dalam pembelajaran.
e. Menjajaki hal-hal yang telah dan belum diketahui siswa terkait materi.
f. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi
h. Mengevaluasi dan mengukur hasil belajar siswa
i. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang materi pelajaran.
j. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.

Ada 2 keterampilan bertanya guru :


a. Keterampilan bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar mencakup: pertanyaan yang jelas dan singkat,
pemberian acuan, memusatan perhatian, memberi giliran dan menyebaran pertanyaan,
pemberian waktu berfikir, dan pemberian tuntunan.
b. Keterampilan bertanya Lanjutan
Keterampilan bertanya lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan
bertanya dasar. Keterampilan bertanya lanjutan yang perlu dikuasai guru meliputi:
pengubahan tuntunan tingkat kognitif, pengaturan urutan pertanyaan, pertanyaan
pelacak, dan mendorong terjadinya interaksi.

7. Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Stimulus)


Di dalam proses belajar mengajar, variasi ditunjukkan dengan adanya perubahan
dalam gaya mengajar guru, keragaman media yang digunakan, dan perubahan dalam pola
interaksi dan kegiatan siswa. Variasi ini lebih bersifat proses daripada produk. Variasi
dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokan menjadi empat bagian:
a. Variasi dalam mengajar
Berikut cara yang dapat ditempuh guru dalam memvariasikan gaya mengajar :
1) Variasi suara (teacher voice), perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari
tinggi menjadi rendah, dan cepat menjadi lambat atau sebaliknya.
2) Memusatkan perhatian (focusing), Perhatian siswa mestilah terpusat pada hal-hal
yang dianggap penting. Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan perkataan “
Perhatikan ini baik-baik!” atau “Nah, ini penting sekali” atau “Perhatikan dengan
baik, ini agak sukar dimengerti”.
3) Membuat kesenyapan sejenak (teacher silent)
4) Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik (eye contact and movement),
untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghadirkan hal-hal yang
bersifat interpersonal, pandanglah mata siswa dengan seksama dan lembut
5) Variasi gerakan badan dan mimic, seperti perubahan ekspresi wajah, gerakan
kepala, badan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi nonlisan.
6) Perubahan metode mengajar misalnya dari gaya klasikal menjadi pengaktifan
kelompok kecil, dari ceramah menjadi tanya-jawab dan sebagainya;
7) Mengubah posisi kegiatan
8) Variasi dalam membagi perhatian
9) Penggunaan selingan pemecah kebekuan (ice breaking) berupa humor-humor
segar untuk mencairkan suasana.

b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar


Dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat (visual)
2) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar (auditif)
3) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar dan dilihat (audio visual)
4) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi (motoric)
5) Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar
6) Variasi multimedia dan sumber belajar
c. Variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan
Dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Variasi dalam pengelompokan peserta didik
2) Variasi tempat kegiatan pembelajaran
3) Variasi dalam pola pengaturan guru
4) Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik
5) Variasi dalam pengorganisasian pesan

8. Keterampilan Mengelola Kelas


Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses
pembelajaran bagi peserta didik. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan
bahwa guru harus professional dalam mengelola kelas agar terselenggaranya proses
pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kelas adalah “kekuasaan” terbesar
guru. Maksudnya, entah ia seorang guru kelas atau guru mata pelajaran, ia
mempunyaikekuasaan amat besar untuk mengelola kelasnya.
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru dalam menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal serta keterampilan mengembalikan kondisi
belajar ke kondisi yang optimal bila terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang
bersifat gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola kelas adalah: (1)
kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi, (4) luwes, (5) penekanan pada
hal-hal positif, dan (6) penanaman disiplin diri.
Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
a. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran
 Menunjukan sikap tanggap dengan cara memandang, mendekati, memberikan
pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan kelas
 Membagi perhatian secara visual dan verbal
 Memusatkan perhatian kelompok
 Memberi petunjuk yang jelas
 Memberi teguran secara bijaksana
 Memberi penguatan jika diperlukan
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal
 Modifikasi perilaku
 Mengelola kelompok dengan cara (1) meningkatkan kerjasama dan keterlibatan,
(2) menangani konflik dan memperkecil masalah
 Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
REFERENSI

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195109191980032-
SUSIWI/SUSIWI-17%29._Keterampilan_Dasar_Mengajar.pdf

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4670/2/3.%20BAB%20II%20Landasan%20Teori.pdf

https://www.researchgate.net/profile/Fakultas_Ushuluddin/publication/311901097_Micro_Te
aching_Melatih_Keterampilan_Dasar_Mengajar/links/5860aeb908ae329d61fae49e/M
icro-Teaching-Melatih-Keterampilan-Dasar-Mengajar.pdf

Anda mungkin juga menyukai