Anda di halaman 1dari 17

Penetapan kadar boraks dalam

kerupuk gendar secara


asidimetri
Dosen Pengampu:
Musyirna Rahmah, M.Si
Kelompok 2
1 Allfina Nadia Imami 6 Muti Kurnia
(2101109) Auliani(2101140)
2 Azzahra Dwizuva(2101117) 7 Putri Johanda (2101149)

3 Faiza Hilma (2101124) 8 Risa Ayu(2101152)

4 Mella Meriza 9 Vonny Ayu Desti(21011)


Putri(2101137)
5 M. Zainul Ibad(2101132)
Penetapan kadar boraks dalam
kerupuk gendar secara
asidimetri
OLEH :
Choiril HM, Anita Agustina S
Abstrak
Boraks merupakan Kristal berwarna putih, larut dalam air, berkhasiat sebagai
pengawet. Sampai saat ini masyarakat masih menggunakan boraks dalam
pembuatan kerupuk gendar karena pedagang/masyarakat tidak mengetahui efek
samping boraks. Efek samping penggunaan bahan tambahan makanan tersebut
umumnya tidak langsung dapat dirasakan atau dilihat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kadar boraks yang terkandung dalam kerupuk gendar.

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian observasional. Metode penetapan kadar menggunakan
metode titrasi Asidimetri. Populasi dalam penelitian ini adalah kerupuk gendar yang diambil dari kawasan
home industri di Desa Tugurejo, Wiro, Bayat, Klaten yang terdapat satu home industri. Sampel dalam
penelitian ini menggunakan total sampling. Analisis data dengan menggunakan rumus kesetaraan
perhitungan kadar. Hasil penelitian kerupuk gendar menunjukkan sampel yang diteliti positif mengandung
boraks dengan kadar sebesar 4,957 %. Kata kunci : Penetapan Kadar Boraks, Kerupuk Gendar, Asidimetri
Latar Belakang
Umumnya makanan mengandung bahan utama dan beberapa bahan tambahan berupa
bahan pewarna, pemanis, penyedap, pengawet, penyegar, pengenyal (Dewi, 2012).
Beberapa produsen pangan ada yang menggunakan Bahan Tambahan Makanan (BTM)
melebihi batas konsentrasi yang diijinkan atau bahkan menggunakan bahan aditif ilegal
yang dilarang penggunaannya seperti boraks dan formalin, hal ini yang sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia. Boraks merupakan jenis pengawet dengan batas maksimum
penggunaan 1gr/kg pangan. Jika digunakan secara berlebih dan dalam jangka waktu
yang lama, hal ini dapat menyerang langsung sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala
keracunan seperti demam, mual, muntah, diare, kejang dan apatis, depresi, anuria,
sianosis, hipotensi/tekanan darah menurun, kerusakan ginjal (Julioandrian, 2012).
Latar Belakang
Penetapan kadar boraks dilakukan dengan metode asidimetri yaitu untuk senyawa yang
tidak dapat larut dalam air, dapat larut dalam pereaksi yang mudah didapatkan/dikenal.
Sehingga untuk menentukan kadarnya tidak kesulitan mencari pelarut yang lain untuk
melarutkannya dan pengerjaan tidak memerlukan peralatan khusus.

Telah dilakukan uji pendahuluan dengan menggunakan uji nyala api dan kertas tumerik
pada kerupuk gendar di kawasan industri di Desa Tugurejo, Wiro, Bayat, Klaten. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa kerupuk gendar yang di produksi positif mengandung
boraks namun belum diketahui kadar boraks secara kuantitatif dalam kerupuk gendar
tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penetapan kadar boraks dalam kerupuk gendar secara
asidimetri.
Metode penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian observasional, yaitu penelitian dimana


peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan
diteliti (Nasution, 2004). Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, yaitu kadar
boraks dalam kerupuk gendar. Populasi dari penelitian ini adalah kerupuk gendar yang
diambil dari kawasan home industri di Desa Tugurejo, Wiro, Bayat, Klaten yang terdapat
satu home industri.
Sampel yang digunakan sebanyak 14 gram kerupuk gendar yang diambil dari satu home
industri. Kerupuk gendar yang digunakan adalah 38 MOTORIK, VOL.9 NOMOR 19,
AGUSTUS 2014 kerupuk gendar matang karena lebih memudahkan dalam proses
penghalusan bahan (sampel) dibandingkan dengan sampel mentah. Data yang didapat dari
penelitian ini adalah volume titran yang diperlukan dalam penetapan kadar kerupuk gendar,
dihitung dengan rumus dan dianalisis menggunakan rata-rata (mean), standar deviasi (SD)
dan koefisien variasi (CV).
Metode penelitian
Metode Penelitian
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Identifikasi Boraks dalam Kerupuk Gendar
Sampel Kerupuk Hasil
Gendar A Identifikasi dilakukan dengan uji nyala api yaitu
Replikasi I (+)
sampel ditetesi dengan asam sulfat pekat dan
Replikasi II (+) metanol kemudian api dinyalakan akan
Replikasi III (+)
menimbulkan warna hijau. Hasil identifikasi
Tabel 4.1. Identifikasi Boraks Pada kerupuk gendar menunjukkan sampel kerupuk gendar yang
diambil dari satu home industri di Desa Tugurejo,
Sumber : Data Primer, 2013 Keterangan : (+) : Wiro, Bayat positif mengandung boraks.
Terdapat boraks pada sampel, terjadi perubahan
warna hijau pada sampel yang di uji dengan uji
nyala api.
2. Pembakuan Larutan HCl 0,5 N

Pada pembakuan larutan HCl dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Volume titran
HCl untuk pembakuan HCl 0,5 N disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2. Volume titran untuk Pembakuan HCl 0,5 N
Titrasi Volume Titran (ml)
I 28,0
II 29,0
III 28,0
X 28,3
Normalitas (N) 0,50

Sumber : Data Primer, 2013


Dari tabel diatas didapatkan rata-rata volume titran sebesar 28,3 ml dan normalitas
sebesar 0,50 N. Data perhitungan dapat dilihat pada lampiran
3. Penetapan Kadar Boraks
PEMBAHASAN
Kerupuk gendar merupakan kerupuk yang terbuat dari adonan nasi yang diberi
bumbu rempah dan penambah rasa. Untuk menambah kekenyalan biasanya
ditambahkan cetitet, bleng atau nama lainnya yaitu boraks (Anonimb, 2012) .
Berdasarkan hasil uji pendahuluan sampel kerupuk gendar yang diteliti pada
satu home industri tersebut positif mengandung boraks. Kerupuk yang mengandung
boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Pengujian kualitatif menggunakan asam sulfat pekat dan metanol yang akan
menimbulkan warna hijau jika dibakar. Dalam hal ini karena sampel terdapat
kandungan boraks yang jika direaksikan dengan asam sulfat pekat dan metanol
dapat menimbulkan warna hijau.
Reaksi : Na2B4O7.10H2O + 2 HCl 4 H3BO3 + 2 NaCl + 5 H2O
LANJUTAN
PEMBAHASAN
Sampel yang mengandung boraks kemudian dilanjutkan dengan menentukan
kadar zat pengawet boraks secara asidimetri. Penetapan kadar boraks dilakukan
dengan cara dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai berwarna merah muda. Kadar boraks
yang didapat sebesar 4,957 % atau 0,1485 g data perhitungan dapat dilihat
dilampiran. Hal tersebut menunjukkan bahwa Choiril HM, Anita Agustina S *,
Penetapan Kadar Boraks .41 kerupuk gendar yang diproduksi dikawasan home
industri Tugurejo, Wiro, Bayat layak dikonsumsi atau masih dibawah kadar
maksimum yang dipersyaratkan yaitu 1 gr/ kg pangan.
Boraks memiliki sifat toksik bila konsumen mengkonsumsi makanan yang
mengandung boraks, didalam tubuh akan tersimpan secara akumulatif yang
akhirnya akan bersifat karsinogen (Hamdani, 2013).
LANJUTAN
PEMBAHASAN
Penggunaan bahan tambahan ilegal seperti natrium tetraborat (boraks)
didominasi oleh produsen industri kecil dan dilakukan oleh masyarakat sudah
sejak lama sampai saat ini dan merupakan praktek pelanggaran yang
membahayakan kesehatan konsumen. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung boraks memang tidak langsung berakibat buruk terhadap
kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen
secara kumulatif. Boraks beracun terhadap semua sel, bila tertelan boraks
dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati.
Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan organ paling
mengalami kerusakan dibandingkan dengan organ lain (Hamdani, 2013).
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kadar


boraks yang terkandung dalam kerupuk
gendar pada home industri di Desa Tugurejo,
Wiro, Bayat, Klaten yakni sebesar 4,957 %
atau 0,1487 gram.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai