Anda di halaman 1dari 5

Artikel Bahasa Indonesia

IDENTIFIKASI BORAKS MENGGUNAKAN INDIKATOR


EKSTRAK KUNYIT PADA BAKSO YANG DIPASARKAN
DI CICADAS KOTA BANDUNG

Amalia Putri Salsabila1, Darul Salam 2, Ferdi Fitriano3


1-3
Program Studi Analis Kimia/ Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung
1
amaliaps.aps2@gmail.com, 2 darul11analis11282@gmail.com, 3 fitrianoferdi12@gmail.com

Abstrak

Dalam pengolahan bakso sering ditambahkan bahan tambahan pangan yang dapat membuat bakso
lebih kenyal dan memperpanjang daya tahan lama sehingga dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Berdasarkan Permenkes Nomor 33 Tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan, boraks
tidak diperbolehkan ada dalam makanan. Jika boraks dikonsumsi oleh manusia akan berdampak negatif
bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan boraks yang terdapat pada bakso
yang beredar di pasaran, khususnya di daerah Cicadas Kota Bandung. Penelitian dilakukan secara
kualitatif dengan melakukan pengujian pada 4 sampel bakso menggunakan indikator ekstrak kunyit.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa 1 dari 4 sampel dinyatakan positif
mengandung boraks, sehingga sampel tersebut tidak aman untuk dikonsumsi karena bisa meningkatkan
resiko bahaya bagi tubuh.

Kata Kunci: bakso, boraks, kunyit.

PENDAHULUAN

Keamanan pangan menjadi sorotan besar bagi sebagian masyarakat. Selain bergizi dan enak,
pangan juga dituntut untuk aman dikonsumsi. Isu boraks pada beberapa makanan mendapat
perhatian yang cukup besar pada saat ini, upaya penyelidikan makanan yang mengandung boraks
sudah dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), salah satu makanan yang
diisukan mengandung boraks adalah bakso (Sihombing, 2007).

Bakso merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat, mulai dari anak-anak
sampai orang dewasa. Bakso merupakan produk dari daging baik daging sapi, ayam, ikan maupun
udang. Kualitas bakso ditentukan oleh daging yang digunakan sebagai bahan baku dan kandungan
pati dalam bakso tersebut. Bakso yang bermutu tinggi memiliki kadar pati rendah yaitu 15% dari
total adonan. Semakin tinggi kandungan pati maka semakin rendah mutu bakso yang dihasilkan
(Winarno, 2004). Bakso juga mengandung air yang cukup tinggi sehingga menyebabkan bakso
memiliki sifat mudah rusak, dalam pengolahan bakso sering ditambahkan bahan tambahan
makanan yang bertujuan untuk memperlama daya tahan simpan, memperbaiki penampilan
pangan, dan mencegah rusaknya penampilan pangan (Tubagus, 2013).
Identifikasi Boraks Menggunakan Indikator Ekstrak Kunyit
Pada Bakso Yang Dipasarkan DiCicadas Kota Bandung |1
Artikel Bahasa Indonesia

Boraks dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus serta
memiliki kekenyalan yang khas. Kemampuan tersebut sering disalahgunakan oleh para produsen
makanan yaitu digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan yang dijualnya seperti mie
basah, bakso, lontong, cilok, dan otak-otak. Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks yaitu
tekstur sangat kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah putus. Boraks merupakan bahan tambahan
makanan yang sangat berbahaya bagi manusia karena sifatnya yang beracun. Boraks beracun
terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat,
ginjal, dan hati.

Metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi boraks sangat beragam, diantaranya
adalah uji warna nyala dan penggunaan indikator alami dari ekstrak kunyit. Analisis dalam
pengujian ini dilakukan dengan mengidentifikasi boraks menggunakan ekstrak kunyit. Kunyit
(Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) adalah salah satu tanaman rempah dan obat
asli dari wilayah Asia Tenggara. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan sejenis
gulai dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan atau sebagai pengawet.
(Fuad, 2014). Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi adanya boraks pada makanan
karena kunyit mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan
boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks. Oleh karena itu, ketika makanan
yang diduga mengandung boraks ditetesi oleh ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna
menjadi merah atau merah kecoklatan.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Misyka Nadratul Haq (2014) dijelaskan
bahwa terjadi pencemaran bahan toksik boraks pada bakso di kelurahan Ciputat sebesar 29,4%
atau sebanyak 10 pengelola bakso positif menggunakan boraks. Dalam hasil penelitian Jansen
Silalahi (2010) yang dilakukan di Kota Medan didapatkan bahwa 80% dari sampel yang diperiksa
mengandung boraks dengan kadar berkisar 0,08-0,29%. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas bakso yang dipasarkan di Cicadas, Kota Bandung
dengan mengidentifikasi kandungan boraks menggunakan kunyit.

Identifikasi Boraks Menggunakan Indikator Ekstrak Kunyit


Pada Bakso Yang Dipasarkan DiCicadas Kota Bandung |2
Artikel Bahasa Indonesia

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan metode eksperimental.
Penentuan sampel berdasarkan survey yang dilakukan dengan pengambilan sampel secara acak
dari berbagai bakso yang dipasarkan di wilayah Cicadas, Kota Bandung. Variabel yang diamati
yaitu mengidentifikasi (ada atau tidaknya) kandungan boraks dalam sampel bakso yang dilakukan
pengujian secara kualitatif dengan menggunakan kunyit.

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu blender, timbangan digital, gelas takar, tabung
reaksi, pipet tetes, dan spatula, sedangkan bahan yang digunakan yaitu bakso, kunyit, dan
aquades.

Proses identifikasi boraks menggunakan kunyit dilakukan dengan cara sampel bakso
dihancurkan terlebih dahulu menggunakan blender. Kemudian, sediakan ekstrak kunyit dengan
konstentrasi 100% dengan cara menimbang kunyit sebanyak ± 20 g yang dilarutkan menggunakan
aquades sebanyak 20 mL dan disaring. Selanjutnya, masukkan ± 1 g sampel yang telah dihaluskan
ke dalam tabung reaksi yang telah diberi label. Lalu, teteskan masing-masing sampel dengan
ekstrak kunyit dan amati perubahan yang terjadi. Jika sampel berubah menjadi merah kecoklatan,
maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks. Namun, jika sampel tetap berwarna kuning
(warna kunyit), maka sampel negatif dinyatakan mengandung boraks.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh kelompok kami terhadap 4 sampel bakso yang
dipasarkan di Cicadas, Kota Bandung , maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Data Kandungan Boraks pada Beberapa Sampel Bakso


Kandungan Boraks
Sampel Perubahan Warna
Positif Negatif
Terjadi perubahan warna
A ✓  dari kuning menjadi merah
B  ✓ Tidak terjadi perubahan warna
C  ✓ Tidak terjadi perubahan warna
D  ✓ Tidak terjadi perubahan warna
Total 1 3 1

Identifikasi Boraks Menggunakan Indikator Ekstrak Kunyit


Pada Bakso Yang Dipasarkan DiCicadas Kota Bandung |3
Artikel Bahasa Indonesia

Pembahasan

Boraks (Natrium Tetraborat) merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur boron
dengan rumus molekul Na2B4O7. 10H2O. Saat ini, boraks umumnya digunakan sebagai pengenyal
makanan (Winarno dan Titi, 1994) termasuk bakso. Tampilan fisik boraks adalah berbentuk
serbuk kristal putih, jika larut ke dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat
(H3BO3). dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat.

Pada penelitian ini, dilakukan pengujian kandungan boraks menggunakan kunyit dengan
mengamati perubahan warna yang terjadi pada ekstrak kunyit yang telah ditambahkan sampel.
Kunyit merupakan salah satu indikator alami, Indikator alami merupakan indikator asam basa
yang dihasilkan oleh ekstrak tanaman dari alam. Untuk mendapatkan ekstrak kunyit, maka kunyit
harus dilarutkan terlebih dahulu menggunakan aquadest dengan perbandingan 1:1. Boraks
memiliki pH 9 – 11, kisaran pH tersebut termasuk kedalam kondisi basa dan ekstrak kunyit
apabila dalam keadaan basa akan berwarna merah. Menurut Winarno (1997), bakso memiliki pH
rata-rata sekitar 6,0 dan menurut Bourne (2002) pH bakso berkisar antara 5,5 sampai 7,2 maka
dalam rentang pH tersebut kunyit akan berwarna kuning.

Bahan makanan yang mengandung boraks akan berubah warna menjadi merah jika
berinteraksi dengan ekstrak kunyit. Dari hasil yang kami dapatkan, tiga sampel bakso tidak
menunjukkan perubahan warna, sedangkan satu sampel bakso dengan kode sampel A
teridentifikasi mengandung boraks karena saat pengujian menggunakan ekstrak kunyit terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah, kunyit ini akan menjadi warna merah apabila dalam
keadaan basa. Hal ini membuktikan bahwa Bakso dengan kode sampel A mengandung boraks,
sedangkan tiga bakso lainya dengan kode sampel B, C, dan D tidak teridentifikasi mengandung
boraks.

SIMPULAN

Identifikasi boraks pada bakso menggunakan ekstrak kunyit dilakukan berdasarkan prinsip
perubahan warna. Jika suatu bahan makanan dimasukan ke dalam ekstrak kunyit dan terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah atau merah kecoklatan, maka bahan makanan
tersebut positif mengandung boraks.

Identifikasi Boraks Menggunakan Indikator Ekstrak Kunyit


Pada Bakso Yang Dipasarkan DiCicadas Kota Bandung |4
Artikel Bahasa Indonesia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa 1 dari 4 sampel bakso positif
mengandung boraks, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel tersebut tidak aman untuk
dikonsumsi, sedangkan 3 sampel lainnya aman untuk dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Y., Taha, S. R., & Mas’ud, M. S. (2015). Uji kualitatif boraks dan formalin pada
bakso yang dijual di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Jurnal Kajian
Veteriner, 3(1), 11-15. Tersedia: http://ejurnal.undana.ac.id/JKV/article/view/1047

Artiana, A., Kusumo, G. G., & Suryandari, M. (2019). Kunyit sebagai indikator alami untuk
mendeteksi boraks pada mie basah. Akademi Farmasi Surabaya.

Fitri, M. A., dkk. (2018). Identifikasi makanan yang mengandung boraks dengan menggunakan
kunyit di Desa Bulusidokare, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Journal of Science
and Social Development, 1(1), 9-15. Tersedia: https://journal.unusida.ac.id/index
.php/jssd/article/view/161

Harahap, L. A. (2019). Identifikasi boraks pada bakso yang dijual di Jalan HM Yamin Medan.

Kurnia H, F. (2017). Analisis boraks secara cepat, mudah dan murah pada kerupuk. Jurnal
teknologi proses dan inovasi industri, 2(1), 33-37. Tersedia: http://repository.unitomo.
ac.id/id/eprint/582

Winarno, F. G. (1984). Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia.

Identifikasi Boraks Menggunakan Indikator Ekstrak Kunyit


Pada Bakso Yang Dipasarkan DiCicadas Kota Bandung |5

Anda mungkin juga menyukai