Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum “Uji Boraks dan Formalin”

Kelompok :3

Nama-nama Anggota :

1. Anandhita Maharani (4211121005)


2. Dedek Zahira Sofa (4213121050)
3. Endang Novita Agnes (4211121010)
4. Monica Ladena Manurung (4213121049)
5. Novry Hiskia Hamonangan Simanullang (4213121034)
6. Siti Kholija Nasution (4213121052)

Kelas : PSPF 2021 C

Hari/Tanggal : Senin/28 Februari 2022

I. Judul : Uji Boraks dan Formalin

II. Tujuan :

1. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks.


2. Mengetahui cara mengidentifikasi sampel bahan pangan yang mengandung boraks atau
tidak.

III. Dasar Teori :


Boraks atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai sodium tetraborate decahydrate
merupakan bahan pengawet yang dikenal masyarakat untuk mengawetkan kayu, antiseptik
kayu dan pengontrol kecoa. Tampilan fisik boraks adalah berbentuk serbuk kristal putih,
jika larut ke dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (𝐻3 𝐵𝑂3). Dengan
demikian, bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid,1993).
Indonesia dikenal dengan kuliner yang kaya dan beragam, dengan cita rasa yang lezat
kuliner Indonesia banyak digemari dan dapat bersain dengan kuliner luar negeri. Selain itu
beberapa kuliner Indonesia juga memiliki kemiripan dengan kuliner luar negeri. Hal ini
dapat terjadi karena kulturasi budaya. Contohnya seperti bakso, mie ayam, siomay dan lain-
lain. Kuliner tersebut banyak dijajarkan oleh penjual mulai tempat yang elit hingga ke
pedagang kaki lima.
Namun beberapa tahun belakangan banyak pedagang nakal yang menambahkan zat
kimia yang berbahaya kedalam makanan yang mereka jual. Penggunaan zat kimia
berbahaya seperti boraks dan formalin, mereka gunakan bukan tanpa alasan. Pedagang
nakal ini menggunakan formalin salah satunya untuk mengawetkan mie basah hasil
produksi mereka agar dapat bertahan selama beberapa hari. Selain itu makanan yang sering
diakali dengan penambahan boraks adalah bakso, tahu, mie dengan tujuan dapat
memperbaiki tekstur dan kepadatan sehingga menjadi bakso dan mie yang lebih kenyal,
serta tahu yang tidak mudah hancur. Boraks juga dipakai oleh para pedagang kerupuk nakal
untuk memberikan kerenyahan serta rasa gurih. Boraks berbahaya apabila dikonsumsi
terutama pada jangka waktu yang lama. Boraks dalam dosis yang tinggi dapat meracuni
sel-sel tubuh dan menyebabkan kerusakan usus, hati, ginjal dan otak. Penyakit yang
ditimbulkannya seperti kanker dan gangguan fungsi hati. Terdapat beberapa ciri makanan
yang mengandung boraks seperti, bertekstur kenyal, tidak mudah hancur, berwarna
mencolok daripada aslinya, beraroma menyengat, tidak mudah rusak atau busuk walaupun
ditaruh pada suhu yang tidak semestinya. Selain itu, untuk mengetahui makanan tersebut
mengandung boraks atau tidak dapat dilakukan dengan pengujian. Oleh karena itu
dilakukannya praktikum uji boraks ini.

IV. Alat dan Bahan :


a. Alat
- Mortar
- Pipet tetes
b. Bahan
- Larutan kunyit
- Larutan buah naga
- Larutan ubi ungu
- Sampel bakso
- Sampel tahu putih
- Sampel mie kuning
- Sampel pempek
V. Prosedur Kerja :
Uji Boraks :
1) Sebelum menguji boraks pada makanan kita lakukan dahulu uji boraks.
2) Tetesi boraks dengan air kunyit, air buah naga dan air ubi ungu di masing-
masing pada tempat yang berbeda. Boraks akan berwarna merah kecoklatan
jika ditetesi air kunyit, akan berwarna ungu kemerahmudaan jika ditetesi air
buah naga dan berwana coklat muda jika ditetesi air ubi ungu.
3) Lumatkan bakso di dalam mangkok kecil lalu angin-anginkan.
4) Tetesi bakso tersebut dengan air kunyit, air buah naga dan air ubi ungu.
Biarkan selama kurang lebih lima menit.
5) Amati warna yang nampak pada bakso yang ditetesi air kunyit, air buah naga
dan air ubi ungu. Lalu bandingkan dengan warna larutan boraks yang
ditetesi air kunyit, air buah naga dan air ubi ungu.
6) Lakukan dengan cara yang sama pada mie kuning, tahu putih dan pempek.
7) Catat hasil pengamatan dan simpulkan.
VI. Tabel Hasil Percobaan
1) Uji Boraks
Indikator Sampel Hasil Pengamatan Kesimpulan
Kunyit Bakso Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Tahu putih Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Mie kuning Terjadi perubahan warna agak Sampel mengandung boraks
kecoklatan
Pempek Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Bakso Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Buah naga Tahu putih Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
merah boraks
Mie kuning Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Pempek Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Ubi ungu Bakso Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Tahu putih Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
Mie kuning Terjadi perubahan warna Sampel mengandung boraks
menjadi coklat muda
Pempek Tidak terjadi perubahan warna Sampel tidak mengandung
boraks
VII. Pembahasan
Boraks merupakan zat kimia yang biasa digunakan sebagai pengawet, namun bukan
sebagai pengawet makanan. Boraks biasa digunakan untuk mengawetkan kayu dan
keramik. Boraks apabila digunakan sebagai pengawet makanan dan jika dimakan dengan
intensitas yang tinggi maka akan terkumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan
kerusakan organ seperti hati, otak dan testis.
Percobaan ini menggunakan beberapa sampel berupa bakso, tahu putih, mie kuning dan
pempek yang berasal dari daerah sekitar Medan. Untuk memudahkan dalam pengujian,
sampel dilumatkan terlebih dahulu dengan menggunakan mortal. Pada uji boraks bahan
yang digunakan sebagai indikator adalah kunyit, buah naga dan ubi ungu. Bahan-bahan
tersebut digerus lalu disaring untuk diambil cairannya. Sebelum menguji boraks dalam
makanan, terlebih dahulu lakukan standarisasi indikator dengan menambahkan larutan
boraks dengan indikator yang berasal dari kunyit, buah naga dan ubi ungu. Apabila sampel
yang mengandung boraks ditambahkan dengan indikator kunyit maka akan berwarna
merah kecoklatan, warna merah tersebut disebut senyawa rososiania. Apabila sampel yang
mengandung boraks ditambahkan dengan indikator buah naga maka akan berubah warna
dari ungu menjadi ungu kemerahmudaan. Sedangkan sampel yang mengandung boraks jika
ditambahkan indikator ubi ungu maka akan berubah warna menjadi coklat muda.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator kunyit
akan berubah warna dari kuning menjadi merah kecoklatan.
2. Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator buah
naga akan berubah warna dari ungu menjadi ungu kemerahmudaan.
3. Sampel yang mengandung boraks apabila diuji dengan menggunakan indikator ubi
ungu akan berubah warna menjadi coklat muda.
4. Bahan makanan yang mengandung boraks akan lebih kenyal dari biasanya, selain itu
makanan tidak mudah rusak dan busuk.
IX. Daftar Pustaka

Anggara, Aghnan Yarits. 2011. Bahan Pengawet dan Penyedap dalam Makanan
(BORAKS, FORMALIN, DAN MSG), https://aghnan354.wordpress.com/ilmu-
pengetahuan/bahan-pengawet-dan-penyedap-dalam-makanan-boraks-formalin-
dan-msg/. Diakses 05 Maret 2022.

Baliwati, Y., F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Cetakan 1. Penerbit Swadaya.
Hal. 89 : Jakarta.

Khamid, I.R. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta. Penerbit Kompas.
LAMPIRAN PRAKTIKUM

1. Sampel (bahan-bahan yang akan diuji) dan larutan indikator

2. Uji Boraks
a. Warna awal (sebelum diteteskan larutan indikator kunyit, buah naga dan ubi
ungu)

(1) (2) (3) (4)

Keterangan : (1) bakso, (2) tahu putih, (3) pempek. (4) mie kuning
b. Warna akhir (setelah diteteskan larutan indikator kunyit)

(1) (2) (3) (4)

Keterangan : (1) bakso, (2) tahu putih, (3) pempek, (4) mie kuning

c. Warna akhir (setelah diteteskan larutan indikator buah naga)

(1) (2) (3) (4)

Keterangan : (1) bakso, (2) tahu putih, (3) pempek, (4) mie kuning
d. Warna akhir (setelah diteteskan larutan indikator ubi ungu)

(1) (2) (3) (4)

Keterangan : (1) bakso, (2) tahu putih, (3) pempek, (4) mie kuning

Anda mungkin juga menyukai