0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan32 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum menguji kandungan boraks pada bakso, tahu, dan sosis dari dua tempat yang berbeda menggunakan uji boraks sederhana dengan kunyit dan uji nyala boraks dengan H2SO4 pekat dan methanol. Hasilnya menunjukkan bahwa uji nyala boraks lebih akurat dalam mendeteksi boraks dan mengungkapkan bahwa tahu dari dua tempat tersebut mengandung boraks, meskipun pen
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum menguji kandungan boraks pada bakso, tahu, dan sosis dari dua tempat yang berbeda menggunakan uji boraks sederhana dengan kunyit dan uji nyala boraks dengan H2SO4 pekat dan methanol. Hasilnya menunjukkan bahwa uji nyala boraks lebih akurat dalam mendeteksi boraks dan mengungkapkan bahwa tahu dari dua tempat tersebut mengandung boraks, meskipun pen
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum menguji kandungan boraks pada bakso, tahu, dan sosis dari dua tempat yang berbeda menggunakan uji boraks sederhana dengan kunyit dan uji nyala boraks dengan H2SO4 pekat dan methanol. Hasilnya menunjukkan bahwa uji nyala boraks lebih akurat dalam mendeteksi boraks dan mengungkapkan bahwa tahu dari dua tempat tersebut mengandung boraks, meskipun pen
SHEILA NUR SHABRINA 101011044 ANISA OCTAVIANI 101011065 INDI MIZAR 101011086 ULIL NUR F.A 101011108
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi tidak hanya harus cukup jumlahnya, tapi juga harus sehat, aman, dan halal. Berkebalikan dengan fakta yang ada, banyak bermunculan tindak kecurangan seperti penggunaan bahan berbahaya boraks dan formalin pada makanan yang dijual. Formalin dan boraks dapat menimbulkan gangguan hati, ginjal, jantung, pencernaan, dan kanker sehingga sedikit pun tidak boleh ada pada makanan. Pada praktikum kali ini kami akan membahas tentang uji makanan berpengawet boraks pada bakso, tahu, dan sosis di enam tempat berbeda. Bakso diambil dari yang dijual di Bakso Kepala Sapi Klampis dan di Bakso Rajawali Mulyorejo. Tahu diambil dari yang dijual di Superindo dan di Pasar Keputih. Sosis diambil dari yang dijual di Superindo dan di SDN Wadung Asri 1. Uji yang digunakan adalah uji kualitatif yaitu uji nyala boraks dan uji sederhana deteksi boraks dengan cairan dari perasan kunyit. Menguji kandungan boraks pada bakso, tahu dan sosis yang didapatkan dari dua tempat yang berbeda dengan metode uji boraks sederhana yang menggunakan kunyit, serta uji nyala boraks yang menggunakan H 2 SO 4 pekat dan methanol untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan boraks pada makanan tersebut serta membandingkan bagaimanakah kualitas makanan dari tempat yang telah memiliki nama (Brand) dengan tempat yang biasa saja?
Tujuan Umum Mempraktikkan uji bahan pengawet boraks pada bakso, tahu dan sosis menggunakan uji boraks sederhana dan uji nyala boraks.
Tujuan Khusus Mempraktikkan uji boraks sederhana pada bakso, tahu dan sosis dari dua tempat berbeda. Mempraktikkan uji nyala boraks pada bakso, tahu dan sosis dari dua tempat berbeda. Membandingkan hasil uji boraks sederhana dan uji nyala boraks pada bakso, tahu dan sosis dari dua tempat berbeda. Mengetahui perbandingan kualitas bakso, tahu dan sosis di tempat yang sudah punya nama (Brand) dengan tempat yang biasa saja. Mahasiswa mampu mempraktikkan uji boraks sederhana pada bakso, tahu dan sosis dari dua tempat berbeda. Mahasiswa mampu mempraktikkan uji nyala boraks pada bakso, tahu dan sosis dari dua tempat berbeda. Mahasiswa mampu membandingkan hasil uji boraks sederhana dan uji nyala boraks pada bakso, tahu dan sosis dari dua tempat berbeda. Mahasiswa dapat membandingkan kualitas bakso, tahu dan sosis di tempat yang sudah punya nama (Brand) dengan tempat yang biasa saja. Uji Kandungan Boraks Uji Boraks Sederhana Kunyit Uji Nyala Api H 2 SO 4 Pekat Methanol Tujuan 1. Mahasiswa bisa melakukan uji boraks sederhana. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi makanan yang mengandung boraks atau tidak setelah melakukan uji boraks sederhana. 3. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks atau tidak setelah melakukan uji boraks sederhana. 4. Mahasiswa mampu memilih makanan sehat berdasarkan informasi yang dimilki. ALAT BAHAN 1. Cawan petri 2. Sendok plastik 3. Kantong plastik putih 4. Pipet tetes 5. Alat penumbuk 6. Kain putih 7. Pisau 8. Spidol 1. Bakso (pentol) 2. Sosis 3. Tahu Putih 4. Kunyit 5. Air Prosedur kerja Kunyit dikupas, lalu dihaluskan dengan cara diparut kemudian ditambahkan sedikit air. Selanjutnya kunyit tersebut dibungkus dengan kain putih, lalu diperas untuk memperoleh air kunyit. Membuat larutan boraks dengan cara memasukkan sedikit boraks ke dalam beberapa sendok teh air.( sesuai dengan kebutuhan ) Mencampurkan lima tetes larutan kunyit dengan lima tetes larutan boraks. mengaduk kedua larutan itu hingga rata dan bewarna merah kecoklatan. Larutan merah kecoklatan itu dapat dijadikan indikator adanya kandungan boraks dalam bahan makanan. Menumbuk contoh makanan yang akan diuji hingga halus, dan letakkan dalam cawan petri. Usahakan masing-masing bahan makanan tidak saling tercampur satu sama lain. Meneteskan air kunyit ke atas contoh makanan yang telah dihaluskan tadi dengan menggunakan pipet. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
Catatan : Bahan makanan yang berubah menjadi merah kecoklatan setelah ditetesi air kunit diduga mengandung boraks. Lokasi Praktikum Lokasi praktikum: Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Waktu Pelaksanaan Praktikum Tanggal 09 April 2013
Rincian Biaya Bakso (pentol) Rp 11.000,- Sosis Rp 12.000,- Tahu Rp 5.000,- Kunyit Rp 3.000,- Total Rp 31.000,-
Tujuan 1. Mahasiswa bisa melakukan uji nyala boraks. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi makanan yang mengandung boraks atau tidak setelah uji nyala boraks. 3. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks atau tidak setelah uji nyala boraks. 4. Mahasiswa mampu memilih makanan sehat berdasarkan informasi yang dimiliki. ALAT BAHAN 1. Timbangan 2. Cawan porselen 3. Krus (cawan penguap) 4. Gelas kimia kecil 5. Lumpang dan alu 6. Pipet tetes 7. Bunsen 8. Tripod 9. Korek api 10. Lempengan seng 11. Spatula 12. Batang Pengaduk 1. Bakso 2. Sosis 3. Tahu 4. H 2 SO 4 pekat 5. Methanol 6. Spirtus Prosedur kerja Menimbang sejumlah sampel masing-masing 5 gram sampel. Membakar sampel tersebut sampai terbentuk arang. Arang yang terbentuk dihancurkan (gerus) sampai lembut. Serbuk yang terbentuk dimasukkan ke dalam cawan penguap. Menambahkan 10 tetes H 2 SO 4 pekat dan 2 ml methanol kedalam cawan porselen. Uap yang terjadi segera dibakar. Nyala api yang timbul akan berwarna hijau atau biru jika mengandung boraks. Lokasi Praktikum Lokasi praktikum: Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Waktu Pelaksanaan Praktikum Tanggal 08 April 2013
Rincian Biaya Bakso (pentol) Rp 11.000,- Sosis Rp 12.000,- Tahu Rp 5.000,- Spirtus Rp 13.000,- H 2 SO 4 pekat Rp 39.000,- Methanol Rp 42.000,- Total Rp 122.000,- NO Nama Makanan Lokasi Asal Mengandung Boraks YA TIDAK 1 Bakso (pentol) Bakso Rajawali Bakso Kepala Sapi 2 Sosis SDN Wadung Asri 1 SUPERINDO 3 Tahu Putih Pasar Keputih SUPERINDO NO Nama Makanan Lokasi Asal Mengandung Boraks YA TIDAK 1 Bakso (pentol) Bakso Rajawali Bakso Kepala Sapi 2 Sosis SDN Wadung Asri 1 SUPERINDO 3 Tahu Putih Pasar Keputih SUPERINDO Gambar 4.1 Uji boraks sederhana pada bakso rajawali
Gambar 4.2 Uji boraks sederhana pada bakso kepala sapi
Gambar 4.3 Uji boraks sederhana pada sosis dari SD Wadung Asri
Gambar 4.4 Uji boraks sederhana pada sosis dari Superindo
Gambar 4.5 Uji boraks sederhana pada Tahu dari Pasar Keputih
Gambar 4.6 Uji boraks sederhana pada Tahu dari Superindo
NO Nama Makanan Lokasi Asal Mengandung Boraks YA TIDAK 1 Bakso (pentol) Bakso Rajawali Bakso Kepala Sapi 2 Sosis SDN Wadung Asri 1 SUPERINDO 3 Tahu Putih Pasar Keputih SUPERINDO Gambar 4.7 Uji nyala api pada bakso rajawali
Gambar 4.8 Uji nyala api pada bakso kepala sapi
Gambar 4.9 Uji nyala api pada sosis dari SD wadung asri
Gambar 4.10 Uji nyala api pada sosis dari superindo
Gambar 4.11 Uji nyala api pada tahu dari pasar keputih
Gambar 4.12 Uji nyala api pada tahu dari superindo
Hasil praktikum uji kandungan boraks pada 3 sampel makanan yang kami dapatkan dari 2 tempat berbeda untuk setiap sampelnya, menuntun kami mencapai beberapa kesimpulan, yakni: Pertama, uji nyala api lebih akurat daripada uji boraks sederhana untuk menguji kandungan boraks pada makanan. Kedua, uji boraks sederhana menyatakan bahwa seluruh sampel bahan makanan tidak mengandung borkas, karena hasil uji menyatakan negatif. Ketiga, uji nyala api menyatakan bahwa sampel tahu putih, baik yang didapat dari pasar Keputih maupun Superindo, positif mengandung boraks. Keempat, meski peredaran dan penggunaan boraks pada makanan sudah dilarang oleh pemerintah, dari praktikum yang kami lakukan, terbukti boraks masih digunakan secara luas oleh masyarakat, mulau dari kalangan bawah hingga atas.