Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Analisis Kandungan Bahan Kimia Tambahan pada Makanan

Disusun oleh:

Kelompok 1

Shafa Tsabita Al Ghumaida NIM 1308620038

Biologi A 2020

Program Studi Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2021
Analisis Kandungan Bahan Kimia Tambahan pada Makanan

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kandungan boraks atau formalin dalam makanan
2. Menganalisis reaksi yang ditujukkan pada uji boraks dan formalin

B. Dasar Teori
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap
saat. Oleh karena itu pangan yang tersedia dimasyarakat harus layak dikonsumsi (fit
to consumption) dan aman untuk dikonsumsi (safe to consumption). (Hasrianti,
2016). Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) Bahan Tambahan Pangan
(BTP) adalah senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan
ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan
penyimpanan (Tahir, 2019).

Akhir-akhir ini banyak sekali bahan kimia yang bersifat toksik yang dicampur
ke dalam makanan dan digunakan sebagai pengawet makanan, salah satunya
adalah formalin. Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet yang berbahaya selain
bertujuan untuk mengawetkan makanan juga bertujuan agar makanan menjadi lebih
kompak (kenyal) teksturnya dan memperbaiki penampakan. Dengan jumlah sedikit saja
telah dapat memberikan pengaruh kekenyalan pada makanan
sehingga menjadi lebih kenyal, dan tahan lama. Formalin adalah larutan yang tidak
berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin mengandung sekitar 37
persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15 persen sebagai
pengawet. Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH.
Karena kecilnya molekul ini memudahkan absorpsidan distribusinya ke dalam sel
tubuh. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus –
NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap (Harmita,
2010). Rumus bangun formalin: Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak
berbau dan stabil pada suhu ruangan. Boraks merupakan senyawa kimia dengan
namanatrium tetraborate (NaB4O7 10H2O). Jika larut dalam air akan menjadi
hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat
deterjen dan antiseptic. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak
berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit
karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. (Tubagus, 2013). Penggunaan
boraks dalam waktu lama dan jumlah yang banyak dapat menyebabkan kanker. Namun
pelanggaran peraturan di atas masih sering dilakukan oleh produsen makanan. (Pane,
2012)

C. Alat dan Bahan


1. Mie basah
2. Bakso
3. Satu potong Ikan segar (jenis bebas)
4. Ikan asin
5. Satu potong ayam
6. Sate usus/rempela ati
7. Tahu
8. Kerupuk
9. Lontong/ketupat
10. Jajanan anak-anak: cimol, cilok
11. Siomay
12. Roti
13. Otak-otak
14. Kunyit
15. Mie keriting pempek
16. Kwetiau
17. Cumi asin
18. Tusuk gigi
19. Wadah

D. Cara Kerja
1. Cuci kunyit hingga bersih kemudian diparut.
2. Masukkan tusuk gigi ke dalam parutan kunyit selama lebih kurang 30 menit
3. Keringkan tusuk gigi yang telah berlumur kunyit
4. Tusuk bahan makanan yang diujikan dengan dengan tusuk gigi
5. Untuk kerupuk dan ikan asin, rebus terlebih dahulu dengan air yang tidak terlalu
banyak, lalu gunakan air rebusan untuk merendam tusuk gigi.
6. Perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi pada tusuk gigi.
7. Buat analisis dari hasil pengamatan tersebut.

E. Hasil Pengamatan
Nama Bahan Gambar Keterangan

Potongan Ayam Negatif

Sate Usus Positif

Siomay Negatif

Lontong Negatif
Tahu Negatif

Cilok Positif

Otak-otak Negatif

Kerupuk Negatif

Mie Keriting Pempek Positif

Cumi Asin Negatif


Ikan Asin Positif

Kwetiau Positif

Ikan Segar Negatif

Baso Negatif

Mie Basah Positif


Roti Negatif

F. Pembahasan
Hasil pengamatan pada sate usus, cilok, kwetiau, ikan asin, mie keriting pempek,
dan mie basah menunjukkan bahwa adanya kandungan boraks pada bahan-bahan
tersebut, hal ini dibuktikan bahwa tusuk gigi yang digunakan pada pengamatan tersebut
terdapat reaksi perubahan warna menjadi merah oranye setelah direndam ekstrak kunyit
selama 30 menit, sedangkan pada potongan ayam, siomay, lontong, tahu, otak-otak,
kerupuk, cumi asin, bakso, roti, dan ikan segar tidak menunjukkan reaksi perubahan
warna apapun pada tusuk gigi yang telah direndam ekstrak kunyit selama 30 menit

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks memiliki tekstur lebih kenyal, tidak
mudah hancur, dan tahan lama.
2. Perubahan warna pada tusuk gigi pada bahan yang mengandung boraks adaah
merah oranye atau merah kecokatan.
3. Makanan yang positif mengandung boraks adalah sate usus, cilok, kwetiau, ikan
asin, mie keriting pempek, dan mie basah
4. Makanan yang negatif mengandung boraks adalah potongan ayam, siomay,
lontong, tahu, otak-otak, kerupuk, cumi asin, bakso, roti, dan ikan segar
DAFTAR PUSTAKA

Harmita. (2010). Deteksi Formalin dan Potensi Enos Sebagai Instrumen Uji Formalin.
Hasrianti. (2016). Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat Sebagai
Pengawet Bakso Alami. Jurnal Dinamika Vol 7 No 1, 2087-7889.
Pane, I. S. (2012). Analisis Kandungan Boraks (Na2B4O7 10 H2O) Pada Roti Tawar
yang Bermerek dan Tidak Bermerek yang Dijual di Kelurahan Padang Bulan.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Tahir, M. (2019). Identifikasi Pengawet dan Pewarna Berbahaya pada Bumbu Giling
yang Diperjualbelikan di Pasar Daya Makassar . Jurnal Media Laboran, Voume
9, No 1.
Tubagus, I. (2013). Identifikasi dan Penetapan Kadar Boraks dalam Bakso Jajanan di
Kota Manado . Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 4, 2032-2493.

Anda mungkin juga menyukai