Anda di halaman 1dari 3

Rani Dwi Apriliah

15.71.016325
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB 4O7). berbentuk
padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H 3BO3).
Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid, 1993).
Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut :
jarak lebur sekitar 171oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian
gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan
penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan
pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan
berubah menjad asam metaborat (HBO 2). Asam borat merupakan asam lemah dengan
garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus
kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Khamid,
2006).
Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai pengawet
makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti
bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan
untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan
memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007).
Pada praktikum ini praktikan melakukan identifkasi pengawet pada makanan yaitu
boraks dengan cara uji kualitatif yang mana menurut Roth ( 1988 ) diantaranya adalah uji
nyala, uji kertas kurkuma, dan uji kertas tumerik.
Kelompok praktikan disini memilih sampel nugget ayam. Nugget ayam disini sering
dikonsumsi bahkan telah menjadi makanan kegemaran anak – anak karena konsumennya
lebih mengarah anak – anak untuk itulah praktikan memilih sampel nugget ayam yang
dijual bercurai dipasaran dan praktikan ingin mengetahui aman atau tidaknya nugget yang
menjadi jajanan ini.
Selanjutnya praktikan melakukan uji nyala api dan uji kertas kurkumin. Pada hasil
yang didapat nugget ayam menghasilkan nyala api berwarna merah yang menandakan
bahwa sampel ini negatif dari boraks kemudian hasil dari pengujian kertas kurkumin pada
nugget ayam hasilnya adalah negatif kertas kurkumin tidak berubah warna.
Pada pengujian dilakukan oleh praktikan kali ini yaitu uji nyala api dan uji kertas
kurkumin. Kelompok pengujian disini melakukan uji pada 12 sampel makanan yang
berbeda – beda uji kualitatifnya kesemua sampel yang ada secara duplo kemudian praktikan
disini melakukan uji baku juga bertujuan sebagai pembanding dengan sampel. Pada uji
nyala api dari 12 sampel yang ada dapat dilihat hasilnya pada tabel pengamatan bahwa dari
semua sampel negatif boraks dengan hasil nyala api yaitu merah yang pada pada hasil
bakunya nyala api berwarna hijau.
Kemudian pada hasil uji kertas kurkumin dengan 12 sampel yang sama dapt
dilakukan secara duplo terlebih dahulu dicek keasamannya kemudian baru dicelupkan
kertas kurkumin dan hasilnya dari 12 sampel yang ada semua hasil negatif mengandung
boraks dengan hasil kertas kurkumin tidak berubah warna dapat dilihat pada gambar yang
akan dilampirkan yang telah dibandingkan dengan baku seharusnya kertas kurkumin
apabila positif maka akan berubah warna menjadi merah . Jadi, semua sampel yang diuji
kali ini dapt dinyatakan bebas atau aman dari pengawet berbahaya yaitu boraks.
Daftar Pustaka
Roth, H. J. 1988.  Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Khamid, 1993. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Kompas

Khamid, I.R. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta. Penerbit Kompas.

Vepriati,N. 2007. Surveilans Bahan Berbahaya pada Makanan di Kabupaten Kulon


Progo. Kulon Progo : Dinkes Kulon Progo.

Anda mungkin juga menyukai