Anda di halaman 1dari 3

Resume Bagian A

1. Keadaan Bumi Kala Plestosen

Keadaan lingkungan fisik perlu diketaui terlebih dahulu untuk memberikan


gambaran tentang keadaan alam yang bersifat anorganis seperti tanah, iklim, air dan
segala macam peristiwa alam yang berhubungan dengan ketiga hal tersebut, yang
semuanya sangat mempengaruhi manusia.

Menurut teori sejarah, manusia pertama kali muncul ke dunia adalah pada
tahap zaman Neozoikum, yaitu kala Pleistosen sekitar 3 juta tahun yang lalu. Kala
Pleistosen merupakan zaman termuda dari keseluruhan tahapan zaman dari
terbentuknya bumi, dan diperkirakan berproses dalam waktu yang cukup singkat,
yaitu dari tiga juta sampai dengan 10.000 tahun yang lalu.

Meskipun sudah dianggap stabil, zaman pleistosen masih diwarnai sejumlah


peristiwa alam yang besar yang dapat mengubah kehidupan manusia sewaktu-waktu,
seperti :

1. meluasnya es ke sebagian permukaan bumi.


2. munculnya daratan-daratan baru dari dasar laut, karena permukaan air
laut yang turun.
3. adanya perubahan iklim.
4. letusan gunung berapi yang sangat besar.
5. muncul dan tenggelamnya sungai-sungai dan danau.

Kerasnya fenomena alam ikut mengembangkan otak manusia purba. Alam


memang menyediakan cukup makanan pada masa ini seperti air, hewan, umbi-
umbian, dan tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi tubuh, tetapi manusia harus
berupaya untuk memperolehnya.

Mereka lalu membuat alat-alat dari batu seperti kapak genggam dengan
berbagai bentuk, alat-alat dari kayu, alat-alat dari tulang binatang seperti flakes (alat
serpih), pisau, serta pancing untuk menangkap ikan. Dari bentuk awal yang
sederhana sampai ke bentuk yang lebih rumit.

Dengan demikian, manusia menjadi terlatih dan selalu mengembangkan


akalnya dan mengasah kemampuan otaknya. Tidak mengherankan volume otak
manusia mengalami perubahan terus-menerus ke arah yang lebih sempurna
sebagaimana tercermin dalam hasil-hasil budaya mereka.

Sumber : https://www.sejarah-negara.com/keadaan-alam-zaman-pleistosen/
A. Indonesia

Pada kala pleistosen, zona penujaman jawa pindah ke selatan, kearah


samudera india. Mulai terbentuk gunung api kuarter, termasuk merapi,
merbabu, lawu, ungaran, yang sebagian masih hingga holosen. Susut laut
yang mulai terjadi sejak pliosen terus berlangsung hingga pertengahan
pleistosen awal. Dijawa tengan susut laut ini disertai dengan pengangkatan
dari pegunungan kendeng. Akibatnya laut yang terletak diantara kendeng
dan pegunungan selatan

( yang telah terangkat sejak pliosen ) dimana daerah sangiran terletak


berubah menjadi lautan tertutup dan kemudian menjadi daerah rawa.
Pengangkatan yang terus berlangsung segera diikuti oleh erosi, dan hasil
erosi tersebuit masuk ke cekungan rawa tersebut diatas yang kemudian
menghadilkan endapan lempung hitam ( formasi pucangan ). Pengisian
terus menerus dari rawa tersebut berakibat daerah tersebut menjadi daratan
dengan sungai yang mengalir diatasnya (Sartono, 1976). Pengangkatan
kendeng tersebut juga berakibatterbentuknya endapan teras yang
bertingkat-tingkat sepanjang lembah sungai, misalnya aliran Bengawan
Solo diantara Ngawi dan Cepu (Sartono, 1976).

B. Iklim

Iklim merupakan peranan penting dalam corak kehidupan manusia,


keadaan yang sangat dingin merupakan paksaan bagi manusia dan hewan
untuk bermigrasi, makhluk yang tidak dapat menyesuaikan diri pasti akan
punah. Adaptasi ini juga mengakibatkan perubahan fisik.

Gerakan alam yang dapat merubah bentuk muka bumi antara lain
orogenesa (pengangkutan) erosi (pengikisan) dan kegiatan vulkanik, serta
gerakan endogen (dari dalam bumi) dan eksogen (dari luar bumi). Sampai
sekarang pun masih terjadi pembentukan tersebut. Pegunungan Himalaya
yang tingginya 8000 meter di atas permukaan laut adalah contoh dari
endapan laut Tethys.

Pada kala pleistosen bagian barat kepulauan Indonesia berhubungan


dengan Fauna. Baik fauna kontinen dan semudera memiliki binatang
penting, spesifik, mamalia yang relatif lebih besar daripada mamalia
moderen.

Beberapa perubahan iklim selama zaman es memiliki dampak yang besar


pada flora dan fauna. Seperti daerah kontinen mengalami kehilangan
populasi besar, hewan dan tumbuhan mengahadapi tingkatan stress yang
tinggi akibat zaman es ini. Hasil dari perubahan iklim yang drastis itu
adalah pengurangan populasi, dan makan suplay makanan yang habis.

Beberapa perubahan iklim selama zaman es memiliki dampak yang besar


pada flora dan fauna. Seperti daerah kontinen mengalami kehilangan
populasi besar, hewan dan tumbuhan mengahadapi tingkatan stress yang
tinggi akibat zaman es ini. Hasil dari perubahan iklim yang drastis itu
adalah pengurangan populasi, dan makan suplay makanan yang habis

Sumber A dan B : https://www.sridianti.com/keadaan-alam-pada-kala-pleistosen.html

Anda mungkin juga menyukai