Anda di halaman 1dari 34

BAB III

TINJAUAN KEBIJAKAN

A. Kebijakan Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor


14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata
Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperhitungkan
dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan,
memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat
setempat serta dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas wisata di
semua jenis destinasi wisata, termasuk wisata masal dan berbagai jenis
kegiatan wisata lainnya. Pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan
yang efektif mencakup kriteria:
1. Perencanaan;
2. Pengelolaan;
3. Pemantauan; dan
4. Evaluasi.
Kriteria perencanaan mencakup:
1. Strategi destinasi yang berkelanjutan;
2. Pengaturan perencanaan; dan
3. Standar keberlanjutan.
Kriteria pengelolaan mencakup:
1. Organisasi manajemen destinasi;
2. Pengelolaan pariwisata musiman;
3. Akses untuk semua;
4. Akuisisi properti;
5. Keselamatan dan keamanan;
6. Manajemen krisis dan kedaruratan; dan
7. Promosi.
Kriteria pemantauan mencakup:
1. Monitoring;
2. Inventarisasi aset; dan
3. Atraksi pariwisata.
Kriteria evaluasi mencakup:
1. Adaptasi perubahan iklim; dan
2. Kepuasan pengunjung.

Adanya strategi pariwisata tahun jamak (jangka pendek, menengah


dan panjang) yang mencakup pengembangan aksesibilitas ke
destinasi, amenitas kepariwisataan di dalam dan sekitar destinasi,
aktivitas kepariwisataan di dalam dan sekitar destinasi dengan tetap
memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan,
pertumbuhan ekonomi, isu sosial, warisan budaya, kualitas,
kesehatan, keselamatan, dan estetika. Penyusunan strategi tersebut
dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat dan komitmen politik dari
pemangku kepentingan yang relevan.

B. Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019


Data statistik per Januari s.d. Desember 2015 menunjukkan capaian
pembangunan pariwisata Indonesia mampu melampaui target yang telah
ditentukan. Hal ini dibuktikan melalui kunjungan wisatawan
mancanegara yang meningkat menjadi 10,4 juta orang, dari target 2015
sebesar 10 juta orang. Adapun kunjungan wisatawan mancanegara
tersebut berkontribusi terhadap penerimaan devisa sebesar Rp 144
triliun. Peningkatan pencapaian devisa tersebut justru terjadi ketika
devisa dari komoditi batu bara dan migas cenderung mengalami
penurunan, seperti diproyeksikan melalui grafik berikut.
Gambar IV Proyeksi Penerimaan Devisa dari Sektor – Sektor Utama
dalam Perekonomian Indonesia
Sumber : Dokumen Renstra Kementerian Pariwisata Tahun
2015 – 2019, Kementrian Pariwisata, Tahun 2017

Sementara itu, jumlah perjalanan wisatawan nusantara telah mencapai


255 juta perjalanan, dengan total pengeluaran wisnus sebesar Rp 224.68
Triliun. Jumlah penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 11,3 juta
orang. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RPJMN 2015 – 2019
Kebijakan pembangunan kepariwisataan tahun 2015 merupakan tahun
pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015–2019 yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 merupakan
pelaksanaan Visi dan Misi Presiden terpilih. Dokumen RPJMN 2015–
2019 memuat Strategi Pembangunan Nasional, Kebijakan Umum,
Prioritas Nasional, dan Program serta Kegiatan Pembangunan yang
dilaksanakan oleh K/L. Seperti diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
Kementerian Pariwisata perlu melakukan evaluasi atas capaian
pelaksanaan RPJMN 2015–2019, dan memasuki tahun 2015 merupakan
evaluasi tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2015–2019. Sasaran
strategis pembangunan kepariwisataan nasional sampai dengan tahun
2019 dituangkan dalam sejumlah indikator pencapaian sebagai berikut:

Tabel III
Capaian RPJMN Tahun 2015
INDIKATOR KINERJA 2015
NO. SASARAN
UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN
Meningkatnya Rata-rata
jumlah kunjungan Jumlah wisatawan pertumbuhan
wisatawan mancanegara ke 7,93% per
1. mancanegara Indonesia(juta orang) tahun 10,63% 134%
Meningkatnya Rata-rata
jumlah pergerakan jumlah perjalanan pertumbuhan
wisatawan wisatawan nusantara 2,1% per
2. nusantara (Juta perjalanan) tahun 1,53% 72,80%
Rata-rata
Meningkatnya pertumbuhan
jumlah penerima Jumlah penerimaan 10,7% per
3. devisa devisa (US$ miliar) tahun 13,10% 122%
Meningkatnya
jumlah Rata-rata
pengeluaran Jumlah pengeluaran pertumbuhan
wisatawan Wisatawan mancanegara 2,5% per
4. mancanegara Per kujungan (US$) tahun 0,05% 20%
Meningktanya
jumlah Rata-rata
pengeluaran Jumlah pengeluaran per pertumbuhan
wisatawan wisatawan nusantara per 4% per
5. nusantara kunjungan(ribu Rp tahun 5% 125%
Meningkatnya Jumlah Rata-rata
6. jumlah tenaga penyerapan pertumbuhan 18% 183%
INDIKATOR KINERJA 2015
NO. SASARAN
UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN
kerja dibidang tenaga 9,8% per
pariwisata kerja di tahun
bidang
pariwisata
(juta orang)
Meningkatnya Kontribusi sektor
kontribusi produk pariwisata terhadap
domestik p=bruto produk domestik bruto Rata-rata
di bidang (PDB) nasional (Trilliun pertumbuhan
7. kepariwisataan Rp) 5,8% 4,23% 72,80%
Sumber : Dokumen Renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019,
Kementrian Pariwisata, Tahun 2017

Capaian Kinerja terhadap Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 Secara


keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa
Kementerian Pariwisata memenuhi Sasaran Strategis yang ditargetkan.
Realisasi pencapaian sasaran Kementerian Pariwisata yang diukur
dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut:

Tabel IV
Capaian Sasaran Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015
INDIKATOR KINERJA 2015
SASARAN
UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
Jumlah daerah yang
difasilitasi untuk
Meningkatnya kualitas pengembangan
dan kuantitas destinasi infrastuktur dan
1 pariwisata 1 ekosistem (provinsi) 27 28 103
Jumlah fasilitasi
peningkatan
destinasi
wisata,budaya,alam
2 dan buatan(lokasi) 15 15 100
Jumlah Fasilitasi
peningkatan tata
kelola destinasi
3 pariwisata (lokasi) 25 25 100
Jumlah fasilitasi
pemberdayaan
masyarakat
4 (provinsi) 34 34 100
kontribusi investasi
sektor pariwisata
terhadap total
Meningkatnya investasi investasi nasional
2 di sektor pariwisata 5 (persentase) 3,6 2,6 72
Jumlah tenaga kerja
Meningkatnya langsung tidak
kontribusi langsung, dan
kepariwisataan ikutan sektor
terhadap penyerapan pariwisata (juta
3 tenaga kerja nasional 6 orang) 11,3 12,16 107,6
Meningkatnya
kontribusi pariwisata Kontribusi sektor
terhadap produk pariwisata terhadap
domestik bruto(PDB) PDB nasional
4 Nasional 7 (persentase) 4 4,23 105,75
Jumlah wisatawan
Meningkatnya Jumlah mancanegara ke
kunjungan wisatawan indonesia (juta
5 mancanegara (wisman) 8 orang) 10 10,41 100,26
Meningkatnya jumlah Jumlah penerimaan
6 penerimaan devisa 9 devisa (trilliun Rp) 144 163 113,2
Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan Jumlah perjalanan
7 nusantara (wisnus) 10 wisatawan 255,05 255,05 100
nusantara (juta
perjalanan)
Jumlah pengeluaran
Meningkatnya jumlah wisatawan
pengeluaran wisatawan nusantara (trilliun
8 nusantara (wisnus) 11 Rp) 191,25 224,65 117
Jumlah tenaga kerja
di sektor pariwisata
yang disertifikasi
12 (orang) 17.500 17.500 100
Jumlah lulusan
tinggi
Meningkatnya kepariwisataan yang
kapasitas dan tersalurkan di
profesionalisme SDM industri pariwisata
9 pariwisata 13 (orang) 1.750 1.750 100
Terlaksananya/
terwujudnya
pelaksanaan reformasi Indeks reformasi
birokrasi di lingkungan birokrasi RB
10 kementrian pariwisata 14 (persentase) 70% 64,47% 92,1
Masih
opini keuangan dalam
kementrian prosesAudit
15 pariwisata (predikat) WDP BPK -
Meningkatnya kualitas Predikat SAKIP
kinerja organisasi kementrian
11 kementrian pariwisata 16 pariwisata (nilai) A BB -

Sumber : Dokumen Renstra Kementian Pariwisata Tahun 2015 – 2019,


Kementrian Pariwisata, Tahun 2018

Anggaran Rencana Strategis Kementrian Pariwisata


Jumlah Anggaran Tahun 2015 Rp 2.479.340.591.000,-
Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2015 Rp 2 .102.336.219.932,-
Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-
2019 terdapat 11 (sebelas) Sasaran Strategis dan 16 (enam belas)
Indikator Kinerja Utama. Selanjutnya sasaran strategis tersebut
diwujudkan dalam 3 (tiga) program dengan anggaran sebesar Rp
2.479.340.591.000,-. Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa
hasil capaian kinerja Kementerian Pariwisata selama tahun 2015 telah
memenuhi 11 (sebelas) Sasaran Strategis yang ditargetkan.
Dengan demikian, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
(core area) Kementerian Pariwisata yaitu Mengembangkan Pariwisata
dapat diwujudkan. Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh
aparatur Kementerian Pariwisata, untuk memfokuskan pemanfaatan
sumber-sumber daya dan dana organisasi dalam melaksanakan
program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis 2015 –
2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2015, serta masukan dari pemangku
kepentingan yang telah bersama-sama memajukan pariwisata menjadi
salah satu kunci utama penentu keberhasilan ini.

C. Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) 2015 - 2019


Bekraf memiliki visi, ekonomi kreatif menjadi kekuatan baru ekonomi
Indonesia. Untuk itu sasaran strategis yang ingin dicapai Bekraf adalah
meningkatkan pertumbuhan PDB Ekraf. Hal ini dicapai dengan
meningkatkan daya saing produk kreatif Indonesia berbasis hak
kekayaan intelektual baik yang terdaftar maupun yang melekat serta
meningkatkan nilai tambah yang dapat diwujudkan dalam perekonomian
Indonesia.
Dalam rangka mencapai visi Bekraf tersebut, maka Bekraf memiliki misi
untuk membangun ekosistem yang mampu.
1. Mendorong penumbuhan usaha baru ekonomi kreatif;
2. Meningkatkan nilai tambah produk kreatif dalam perekonomian
nasional;
3. Menghasilkan produk unggulan ekonomi kreatif yang dikenal dan
digemari di pasar global.
Berdasarkan Rencana Strategis Bekraf tahun 2015 – 2019, Bekraf
melakukan pembangunan melalui 2 (dua) program, yaitu:
1. Pengembangan ekonomi kreatif; dan
2. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan
Ekonomi Kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif akan difokuskan pada 16 sub-sektor,
meliputi:
1. Aplikasi dan Game Developer;
2. Arsitektur;
3. Desain Interior;
4. Desain Komunikasi Visual;
5. Desain Produk;
6. Fesyen;
7. Film, Animasi & Video;
8. Fotografi;
9. Kriya;
10. Kuliner;
11. Musik;
12. Penerbitan;
13. Periklanan;
14. Seni Pertunjukan;
15. Seni Rupa; dan
16. Televisi dan Radio.

Arah kebijakan pengembangan ekonomi kreatif adalah:


1. Memfasilitasi pengembangan riset dan edukasi ekonomi kreatif
nasional;
2. Memfasilitasi akses permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif nasional
kepada sumber-sumber pendanaan dan menumbuhkembangkan
alternatif sumber-sumber pendanaan baru;
3. Membangun dan mengoptimalkan infrastruktur yang mendukung
terwujudnya ekosistem ekonomi kreatif nasional;
4. Menumbuhkan, menggerakan, meningkatkan serta mengoptimalkan
berbagai titik pemasaran produk dan jasa kreatif nasional di dalam dan
luar negeri;
5. Membangun kesadaran dan apresiasi publik terhadap hak kekayaan
intelektual, mengoptimalkan manfaat ekonomi bagi pemegang hak
kekayaan intelektual;
6. Membangun dan memperkuat kerjasama, serta menciptakan sinergi
antar-lembaga dan wilayah, untuk mendukung pengembangan
ekonomi kreatif nasional; dan
7. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis
dan terpercaya.
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan ada tiga yaitu.
1. Strategi Top down, berupa penetapan sub-sektor unggulan dan sub-
sektor prioritas. Sub-sektor unggulan adalah sub-sektor yang
kontribusinya sangat besar dalam PDB Ekraf sedangkan sub-sektor
prioritas adalah sub-sektor yang dapat menjadi penghela sektor-
sektor pembangunan lainnya. Sub-sektor ungggulan mencakup sub-
sektor kriya, kuliner, dan fesyen. Sub-sektor prioritas mencakup sub-
sektor film dan animasi, game dan aplikasi, serta musik.
2. Strategi bottom-up, di samping program-program top down, Bekraf
juga melaksanakan kegiatan yang merupakan aspirasi pelaku ekraf.
Agar pendukungan dapat berjalan efektif, efisien dan berkualitas maka
usulan akan diseleksi oleh tim yang kompeten yang dinamakan tim
kurasi.
3. Strategi koheren, dengan memastikan bahwa semua kegiatan Bekraf
berjalan secara koheren menuju pembangunan ekosistem ekraf.
Perkembangan pertumbuhan dan postur PDB ekonomi kreatif
menunjukkan bahwa ada tiga sub-sektor penyumbang paling besar, yaitu
kuliner, fesyen, dan kriya dengan total kontribusi sekitar 76%.
Gambar V

Sumber : Renstra Bekraf Tahun 2015 – 2019


Sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi
kreatif juga melambat yaitu dari 6,33% tahun 2011, 5,72% tahun 2012,
5,75% pada tahun 2013, 5,19% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015
hanya tumbuh 4,38%. Trend pertumbuhan ini ditunjukkan dalam Gambar
V. Setelah tahun 2015 pertumbuhan ekonomi kreatif kembali meningkat
sejalan dengan pertumbuhan PDB yang juga makin baik, namun tidak
cukup untuk mampu meningkatkan kontribusi ekonomi kreatif dalam
perekonomian nasional karena pertumbuhannya tetap di bawah
pertumbuhan PDB. Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi khususnya
oleh Bekraf agar pertumbuhan ekonomi kreatif secara bertahap dapat
lebih tinggi dari pertumbuhan PDB.
Sektor ekonomi kreatif termasuk sektor perekonomian yang padat
tenaga kerja dengan pertumbuhan tenaga kerja yang senantiasa positif.
Pada tahun 2010, jumlah penduduk yang bekerja di sektor ekonomi
kreatif adalah 14,35 juta orang yang meningkat menjadi 15,17 juta orang
pada tahun 2014 dan 15,96 juta orang pada tahun 2015. Sejalan dengan
kontribusinya pada PDB, 3 sub-sektor besar penyedia lapangan kerja
adalah fesyen, kuliner, dan kriya.
Sasaran pembangunan ekonomi kreatif dalam RPJMN 2015-2019
adalah sebagai berikut:

Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut maka arah kebijakan


pembangunan ekonomi kreatif adalah memfasilitasi pelaku ekonomi
kreatif di sepanjang rantai nilai yang dimulai dari tahap kreasi, produksi,
distribusi, konsumsi, hingga konservasi.

Fasilitasi pelaku ekonomi kreatif dapat dijabarkan sebagai berikut:


1. Kreasi. Menyediakan fasilitas bagi pelaku ekonomi kreatif untuk
kegiatan kreasi seperti ruang kreatif, sarana kreatif, pada lingkup
yang lebih luas mendorong terbangunnya klaster kreatif;
2. Produksi. Memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif memproduksi
kreasinya dalam skala usaha yang layak secara ekonomi, dalam
bentuk penetapan usaha baru (start-up), akses terhadap
permodalan (pembiayaan), akses terhadap sarana/alat produksi,
dan penyediaan sumberdaya manusia/teknisi produksi dengan
keterampilan yang tinggi;
3. Distribusi. Memfasilitasi usaha baru ekonomi kreatif untuk
mendapatkan akses ke pasar dan menjaga struktur pasar yang
memudahkan pendatang baru;
4. Konsumsi. Memfasilitasi usaha baru ekonomi kreatif membangun
pasar (market development) dan bila perlu membatu pembelajaran
pasar (market learning).
5. Konservasi. Memfasilitasi terbangunnya repositories bagi produk-
produk kreatif yang dimanfaatkan pelaku ekonomi kreatif sebagai
sumber inspirasi pada proses kreasi berikutnya.
Dalam rencana pembangunan nasional, pembangunan ekonomi kreatif
menjadi salah satu program prioritas “Penguatan Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif”. Kegiatan prioritas yang tercakup dalam program ini
adalah: (1) Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi kreatif; (2)
Perlindungan HKI; (3) Akses ke sumber modal; (4) Akses ke pasar; (5)
Fasilitas forward dan backward linkage; dan (6) insentif fiskal.
Pengampu masing-masing kegiatan proritas ini ditunjukkan dalam
Gambar 3.3. Inilah yang dinamakan strategi Holistik, Integratif, Tematrik
dan Spasial (HITS).
D. Tugas dan Fungsi Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Kota
Bandung
Dalam Paragraf 22 Tugas dan Fungsi Bidang Ekonomi Kreatif
Pasal 471 menyebutkan:
(1) Bidang Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Bidang;
(2) Kepala Bidang Ekonomi Kreatif mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata lingkup
Ekonomi kreatif.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana dan program lingkup ekonomi kreatif;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup ekonomi kreatif;
c. pelaksanaan lingkup ekonomi kreatif yang meliputi Ruang,
Infrastruktur, Dokumentasi/Literasi, Pengembangan kapasitas,
Event, pembinaan, fasilitasi kerja sama dan pengembangan,
fasilitasi pemberian penghargaan dibidang ekonomi kreatif
serta pembinaan kepada komunitas masyarakat ekonomi
kreatif;
d. pengkajian, rekomendasi, pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan ekonomi kreatif; dan
e. monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup ekonomi kreatif.
(4) Uraian Tugas Kepala Bidang Ekonomi Kreatif adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun rencana teknis operasional dan progam kerja
lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
b. menyiapkan bahan rencana dan program kerja operasional
kegiatan Bidang Ekonomi Kreatif;
c. menyiapkan bahan rumusan kebijakan Bidang Ekonomi
Kreatif;
d. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dan
supervisi lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi kerangka
dasar dan struktur lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi
implementasi lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
g. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengawasan terhadap
lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
h. menyiapkan bahan dan melaksanakan perencanaan
kebutuhan Bidang Ekonomi Kreatif;
i. memfasilitasi kerjasama dan kemitraan lingkup Bidang
Ekonomi Kreatif;
j. melaksanakan pengembangan jaringan informasi Bidang
Ekonomi Kreatif;
k. melaksanakan pengkajian ekonomi kreatif, melaksanakan
kegiatan Bidang Ekonomi Kreatif meliputi Ruang, Infrastruktur,
Dokumentasi/ Literasi, Pengembangan kapasitas dan Event
baik di dalam maupun Luar Negeri;
l. membuat telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dan
perumusan kebijakan lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
m. melakukan hubungan kerja fungsional dengan Perangkat
Daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;
n. menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan Bidang
Ekonomi Kreatif;
o. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi Bidang
Ekonomi Kreatif;
p. menyiapkan bahan dan melaksanakan supervisi dan fasilitasi
Bidang Ekonomi Kreatif;
q. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi lingkup
Bidang Ekonomi Kreatif;
r. memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan lingkup
Bidang Ekonomi Kreatif;
s. menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
t. menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi
pelaksanaan lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
u. melaksanakan sosialisasi kebijakan lingkup Bidang Ekonomi
Kreatif;
v. melaksanakan pembinaan dan pengembangan potensi
lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
w. menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi untuk menyusun
laporan pelaksanaan lingkup Bidang Ekonomi Kreatif;
x. melakukan hubungan kerja fungsional dengan Perangkat
Daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;
y. membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan di
bidang Ekonomi Kreatif;
z. melaksanakan monitoring, evalusi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan Bidang Ekonomi Kreatif; dan
ii. melaksanakan tugas lain dari pimpinan sesuai dengan Tugas
dan fungsinya.
(5) Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) Kepala Bidang Kesenian dan ekonomi
kreatif membawahkan:
a. Kepala Seksi Pengembangan Kreatif, Media dan Teknologi;
b. Kepala Seksi Pengembangan Kreativitas Tradisi;
c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;

Dalam Paragraf 23 Tugas dan Fungsi Seksi Pengembangan


Kreatif, Media dan Teknologi Pasal 472 menyebutkan:
(1) Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Ekonomi
Kreatif lingkup Pengembangan Kreatif, Media dan Teknologi.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi
mempunyai fungsi:
a. menyusun rencana teknis operasional dan progam kerja
lingkup Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
b. menyiapkan bahan rencana dan program kerja operasional
kegiatan Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
c. menyiapkan bahan rumusan kebijakan lingkup
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
d. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dan
supervisi pengembangan Promosi pariwisata.
(4) Uraian Tugas Kepala Seksi Mengembangkan Pusat informasi,
dokumentasi & arsip; adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana teknis operasional dan progam kerja
lingkup seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
b. menyiapkan bahan rumusan kebijakan Pengembangan
Kreativitas, Media dan Teknologi;
c. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dan
supervisi Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
d. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi kerangka
dasar dan struktur Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi
implementasi Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengawasan terhadap
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
g. menyiapkan bahan dan melaksanakan perencanaan
kebutuhan Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
h. menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan dan
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
i. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
j. menyiapkan bahan dan melaksanakan supervisi dan fasilitasi
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi
k. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
l. memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
m. menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan Pengembangan Kreativitas, Media
dan Teknologi;
n. menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi
pelaksanaan Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
o. melaksanakan sosialisasi kebijakan Pengembangan
Kreativitas, Media dan Teknologi;
p. melaksanakan lingkup Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi yang meliputi contact person UCCN, ICCN, asosiasi
profesi, dan pengembangan jejaring kota kreatif;
q. melaksanakan Event Ekonomi Kreatif dalam dan luar negeri;
r. mengelola website dan media sosial ekonomi kreatif;
s. Mengembangkan City Branding, pusat informasi dan
dokumentasi ekonomi kreatif;
t. Mengumpulkan dan mengkoordinasi penelitian terkait ekraf di
Bandung, baik di institusi akademis, pusat-pusat penelitian,
asosiasi profesi, maupun komunitas;
u. Menyelenggarakan aktivitas festival, konferensi, seminar.
workshop sebagai UCCN CoD baik di dalam dan luar negeri;
v. Mengembangkan Knowledge resource sebagai sumber
pengetahuan seputar Ekonomi kreatif;
w. Mengembangkan Pusat informasi, dokumentasi dan arsip
lingkup Pengembangan Kreatif, Media dan Teknologi;
x. melaksanakan pembinaan dan pengembangan potensi
Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
y. menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi untuk menyusun
laporan pelaksanaan Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
z. melakukan hubungan kerja fungsional dengan Perangkat
Daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;
aa. membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan di
bidang Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
bb. melaksanakan monitoring, evalusi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang Seksi Pengembangan Kreativitas, Media
dan Teknologi; dan
melaksanakan tugas lain dari pimpinan sesuai dengan Tugas
dan fungsinya.

Dalam Paragraf 24 Tugas dan Fungsi Seksi Pengembangan


Kreatifitas Tradisi Pasal 473 menyebutkan:
(1) Seksi Pengembangan Kreativitas Tradisi dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pengembangan Kreativitas Tradisi mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Bidang Ekonomi Kreatif lingkup
Pengembangan Kreativitas Tradisi.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Seksi Pengembangan Kreativitas Tradisi mempunyai
fungsi :
a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Pengembangan
Kreativitas Tradisi;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pengembangan
Kreativitas Tradisi meliputi mengolah dan mengembangkan
produk ekonomi kreatif berbasis Kreativitas Tradisi;
c. pelaksanaan lingkup Pembinaan Kreativitas Tradisi yang
meliputi mengembangkan seni tradisi berbasis ekonomi kreatif,
revitalisasi desain kawasan berbasis ekonomi kreatif,
peningkatan kapasitas seni tradisi berbasis ekonomi kratif;
d. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Pengembangan
kreativitas tradisi.
(4) Uraian Tugas Kepala Seksi Pengembangan Kreativitas Tradisi
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja
lingkup Pengembangan Kreativitas Tradisi;
b. menyiapkan bahan rumusan kebijakan Pengembangan
Kreativitas Tradisi;
c. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dan
supervisi Pengembangan Kreativitas Tradisi;
d. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi kerangka
dasar dan struktur Pengembangan Kreativitas Tradisi;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi
implementasi Pengembangan Kreativitas Tradisi;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengawasan terhadap
Pengembangan Kreativitas Tradisi;
g. menyiapkan bahan dan melaksanakan perencanaan
kebutuhan Pengembangan Kreativitas Tradisi;
h. menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan dan
Pengembangan Kreativitas Tradisi;
i. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi
Pengembangan Kreativitas Tradisi;
j. menyiapkan bahan dan melaksanakan supervisi dan fasilitasi
Pengembangan Kreativitas Tradisi;
k. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi lingkup
Pengembangan Kreativitas Tradisi;
l. memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan lingkup
Pengembangan Kreativitas Tradisi;
m. menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan lingkup Pengembangan Kreativitas
Tradisi;
n. menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi
pelaksanaan lingkup Pengembangan Kreativitas Tradisi;
o. mengembangkan seni tradisi berbasis ekonomi kreatif,
revitalisasi desain kawasan berbasis ekonomi kreatif,
peningkatan kapasitas seni tradisi berbasis ekonomi kratif;
p. melaksanakan sosialisasi kebijakan lingkup Pengembangan
Kreativitas Tradisi;
q. melaksanakan pembinaan dan pengembangan potensi
lingkup Pengembangan Kreativitas Tradisi;
r. menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi untuk menyusun
laporan pelaksanaan lingkup Pengembangan Kreativitas
Tradisi;
s. melakukan hubungan kerja fungsional dengan Perangkat
Daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;
t. membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan di
bidang Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan
Teknologi;
u. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan lingkup Pengembangan Kreativitas
Tradisi; dan
v. melaksanakan tugas lain dari pimpinan sesuai dengan Tugas
dan fungsinya.
Dalam Paragraf 25 Tugas dan Fungsi Seksi Sarana dan
Prasarana Ekonomi Kreatif Pasal 474 menyebutkan:
(1) Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Ekonomi Kreatif
lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif mempunyai
fungsi:
a. pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Sarana dan
Prasarana Ekonomi Kreatif;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Sarana dan
Prasarana Ekonomi Kreatif;
c. Pelaksanaan kegiatan meliputi Mengolah dan
mengembangkan simpul-simpul fisik di Bandung,
pengembangan sarana dan prasarana produk kreatif;
pengelolaan dan aktivasi gedung creatif hub;
d. Evaluasi, monitoring dan pelaporan pelaksanaan lingkup
Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif.
(4) Uraian Tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana teknis operasional dan progam kerja
lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
b. menyiapkan bahan rumusan kebijakan Sarana dan Prasarana
Ekonomi Kreatif;
c. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dan supervisi
Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
d. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi kerangka
dasar dan struktur lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi
Kreatif;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi
implementasi lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengawasan lingkup
Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
g. menyiapkan bahan dan melaksanakan perencanaan
kebutuhan lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
h. menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan dan lingkup
Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
i. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi lingkup Sarana
dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
j. menyiapkan bahan dan melaksanakan supervisi dan fasilitasi
lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
k. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi lingkup-
lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
l. memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan lingkup
lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
m. menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan lingkup Sarana dan Prasarana
Ekonomi Kreatif;
n. menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi
pelaksanaan lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
o. mengembangkan seni tradisi berbasis ekonomi kreatif,
revitalisasi desain kawasan berbasis ekonomi kreatif,
peningkatan kapasitas seni tradisi berbasis ekonomi kratif;
p. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan lingkup Sarana dan
Prasarana Ekonomi Kreatif meliputi mengembangkan rumah
kreatif disetiap kecamatan, Mengolah dan mengembangkan
jejaring pemasaran produk ekonomi kreatif ;
a. Mengolah dan mengkoordinasikan pengembangan produk &
jasa terkait sub-sektor industri kreatif di Bandung;
b. melaksanakan sosialisasi kebijakan lingkup Sarana dan
Prasarana Ekonomi Kreatif;
q. melaksanakan pembinaan dan pengembangan potensi lingkup
Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;
r. menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi untuk menyusun
laporan pelaksanaan lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi
Kreatif;
s. melakukan hubungan kerja fungsional dengan Perangkat
Daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;
t. membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan di
bidang Seksi Pengembangan Kreativitas, Media dan Teknologi;
u. melaksanakan monitoring, evalusi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan lingkup Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif; dan
v. melaksanakan tugas lain dari pimpinan sesuai dengan Tugas
dan fungsinya

E. Rencana Awal Rencana Strategis Disbudpar 2019 - 2023

Program dan kegiatan berdasarkan/berpedoman pada program dan


kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Jo. Permendagri
Nomor 21 Tahun 2011, dengan menyesuaikan pada kemampuan
pemerintah daerah dalam melaksanakan program dan kegiatan
berdasarkan kemampuan anggaran yang dimiliki. Program dan
kegiatan tersebut adalah:
Program Wajib Kebudayaan
NO URUSAN ISU UTAMA ISU STRATEGIS REKOMENDASI PROGRAM KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR

1 KEBUDAYAAN Pelestarian seni Belum tersedianya Menggiatkan pendataan/inventarisasi Program Kegiatan kajian nilai- Persentase sub Jumlah dokumen kajian nilai-nilai
dan budaya grand design kebudayaan di Kota Bandung. pelindungan objek nilai kebudayaan objek pemajuan kebudayaan
daerah sebagai kebudayaan (Arah pemajuan kebudayaan yang
identitas kebudayaan daerah kebudayaan dilindungi
masyarakat di Kota Kota Bandung);
Bandung. Terbatasnya Kegiatan pencatatan, Jumlah objek pemajuan kebudayaan
pendataan pada penghimpunan dan terdaftar sebagai warisan budaya
lingkungan seni dan penataan sistem Jumlah database kebudayaan
budaya yang aktif. informasi bidang termutakhirkan
kebudayaan
2 Kurangnya kegiatan Pengembangan potensi dan sarana Program Kegiatan pemberian Persentase sub Jumlah pelaku budaya mendapat
pembinaan lingkung parasanana kebudayaan khususnya pengembangan apresiasi pada pelaku objek pemajuan apresiasi
seni dan budaya; kesenian di Kota Bandung yang objek pemajuan objek pemajuan kebudayaan yang
kemudian dikoordinasikan dalam kebudayaan kebudayaan dikembangkan
rumah budaya di Kota Bandung. Kegiatan diskusi, Jumlah diskusi, seminar, sarasehan,
seminar, sarasehan, diseminasi, dan sosialisasi objek
diseminasi, dan pemajuan kebudayaan
sosialisasi objek
pemajuan kebudayaan
Kegiatan pelatihan bagi Jumlah pelaku budaya mengikuti
pelaku objek pemajuan kegiatan pelatihan
kebudayaan
Kegiatan revitalisasi Jumlah modul pembelajaran objek
objek pemajuan pemajuan kebudayaan
kebudayaan
Kegiatan Jumlah kegiatan bersama
pengembangan warisan pengembangan objek pemajuan
dan diplomasi budaya kebudayaan bersama.
daerah
3 Kurangnya edukasi Pembinaan terhadap pelaku seni dan Program Kegiatan Persentase sub Jumlah pertunjukan budaya di ruang
tekait seni dan budaya budaya di Kota Bandung dan pemanfaatan objek penyebarluasan objek pemajuan publik
(Lingkungan sekolah, penyebarluaskan objek kebudayaan pemajuan informasi nilai tradisi kebudayaan
sanggar atau tempat kepada seluruh lapisan masyarakat kebudayaan dan karakter serta dimanfaatkan
umum). pekerti bangsa
Kurangnya kegiatan Kegiatan pergelaran Jumlah festival , pasanggiri dan pameran
pemberdayaan objek kesenian dan pameran budaya
seni dan budaya objek pemajuan
(sanggar-sanggar, ). kebudayaan lainnya
Kegiatan seni dan Kegiatan pembinaan Jumlah database lingkung seni
budaya di Kota lingkungan kesenian termutakhirkan; Jumlah pembinaan
Bandung tidak terasa secara rutin lingkung seni berstandar baik; Jumlah
oleh masyarakat; pelatihan pelaku seni

4 Pelestarian objek Upaya menjaga dan melestarikan Program Kegiatan pelindungan Persentase benda Jumlah database benda dan bangunan
kajian kesenian dan keberlanjutan seni dan budaya lokal pelestarian cagar benda dan bangunan dan bangunan cagar budaya termutakhirkan; Jumlah
kebudayaan di Kota (warisan benda dan takbenda). budaya dan cagar budaya cagar budaya dokumen rumusan kebijakan
Bandung permuseuman dilestarikan pelindungan benda dan bangunan cagar
budaya; Jumlah inventarisasi
permuseuman; Jumlah inventarisasi dan
jenis benda cagar budaya.
Kegiatan Jumlah pengembangan museum Kota
pengembangan benda Bandung; Jumlah pemugaran pada situs
dan bangunan cagar dan/atau cagar budaya
budaya dan
permuseuman
Kegiatan pemanfaatan Jumlah kegiatan penyebarluasan
benda dan bangunan informasi benda dan bangunan cagar
cagar budaya dan budaya; Jumlah festival / pameran /
permuseuman ekshibisi benda dan bangunan cagar
budaya; Jumlah kegiatan/event tentang
cagar budaya


Program Pilihan Pariwisata
NO URUSAN ISU UTAMA ISU STRATEGIS REKOMENDASI PROGRAM KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR

5 PARIWISATA Destinasi - Atraksi ( what to see, what to do, dan what to a) Perumusan tema wisata Kota Program Kegiatan Persentase daya Jumlah event
Pengembangan dan buy): 1) Kota Bandung belum memiliki tema Bandung yang sesuai dengan pembangunan pengembangan tarik wisata pengembangan amenitas
penataan destinasi wisata yang sinergis; 2) Kurangnnya daya tarik potensi yang ada; dan atraksi / daya tarik dikembangkan dan atraksi; Jumlah MICE
wisata Kota Bandung wisatawan (ketiadaan icon wisata dan cagar b) Revitalisasi dan promosi pengembangan kawasan Kepariwisataan; Jumlah
yang ramah investasi budaya/beberapa bangunan museum yang destinasi wisata di Kota Bandung, destinasi wisata pariwisata pengembangan kawasan
dan kolaboratif. tidak terawat). seperti: pariwisasta terintegrasi
• Penataan wisata cagar budaya (KWK); Jumlah pembinaan
(bangunan lama/bersejarah); sapta pesona pada industri
• Identifikasi, penataan dan pariwisata; Jumlah destinasi
perbaikan pengelolaan museum pariwisata baru terbangun
sesuai dengan fungsinya;
• Pembinaan dan lokalisasi
pedagang cindera mata Kota
Bandung;
• Identifikasi dan pengelolaan
wisata budaya di Kota Bandung
yang mengangkat potensi budaya
Sunda.
Aksesibilitas (kemudahan/ keterjangkauan Usulan perbaikan jalan pada Kegiatan Jumlah penataan rute,
destiinasi wisata): 1) Destinasi wisata kurang destinasi wisata Kota Bandung, pembangunan jadwal dan moda
mudah dijangka oleh wisatawan seperti jalan yang bekerjasama dangan aksesibilitas transportasi pariwisata;
yang sempit sehingga bus pariwisata besar Perangkat Daerah (Dinas destinasi
sulit untuk masuk (contoh: saung udjo dan Pekerjaan Umum, DPKAD, dan PD pariwisata
tahura) dan jarak tempuh antar tempat lain yang terkait) untuk unggulan
wisata di Bandung Raya (Kota Bandung, Kab. mempermudah akses kendaraan
Bandung, Kab. Bandung Barat) ditempuh berpenumpang banyak.
dalam waktu lebih dari 4 jam; 2) Mahalnya
biaya yang dikeluarkan untuk mengunjungi
destinasi wisata di Kota Bandung dan
sekitarnya.
Amenitas (fasilitas pendukung wisatawan): 1) a) Identifikasi penginapan di Kota Kegiatan Presentase dari pengunjung
Sulitnya mencari akomodasi yang mendukung Bandung dan memfasilitasi peningkatan yang memberi penilaian baik
destinasi wisata Kota Bandung kebutuhan wisatawan kepada pelayanan sarana atau sempurna terhadap
(hotel/penginapan yang mahal dan penuh penginapan-penginapan tersebut; dan prasarana pengalaman kunjungan
saat akhir pekan/libur); 2) lahan parkir yang b) Melakukan penertiban dan pariwisata
sulit untuk dicari dan bertarif tinggi tidak penataan parkir di destinasi
sesuai dengan peraturan daerah (wilayah wisata Kota Bandung, yang
pusat kota seperti Pasar Baru dan Alun-Alun bekerjasama dengan perangkat
Kota untuk Bus Pariwisata, tarif parkir Rp. daerah lain (Dinas Perhubungan);
300.000,-/parkir); 3) Faktor kenyamanan c) Menghimbau biro wisata dalam
destinasi dan sekitar Kota Bandung dari PMKS menjaga kenyamanan dan
(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). keamanan wisatawan dan
menertiban PMKS yang
berpotensi mengganggu
kenyamanan wisatawan, yang
bekerjama dengan perangkat
daerah lain (Dinas Sosial);
6 Industri - Minimnya fasilitas gedung di Kota Bandung Melakukan pengembangan dan Program Kegiatan Persentase jasa Jumlah industri dan SDM
Pengembangan yang dapat digunakan kegiatan yang membuka peluang kepada pengembangan pemberian usaha pariwisata pariwisata mendapat
industri pariwisata mendukung MICE (Meeting, Incentive, investor ataupun pihak lain guna industri apresiasi kepada berstandar baik apresiasi
yang mengoptimalkan Conference, Exhibition). Gedung berstandar melakukan pembanguanan pariwisata pelaku jasa usaha
potensi daerah dengan Internasional hanya Trans Metro (akan gedung yang mendukung MICE; pariwisata
dukungan kemajuan menyusul Podomoro hotel, disebutkan bahwa
teknologi informasi. potensi pembangunan gedung untuk
exhibition tinggi, ada dukungan investor
namun pemerintah Kota Bandung belum ada
tanggapan);
Tidak dapat bersaingnya biro perjalanan a) Pendataan dan identifikasi biro
dengan transportasi online sehingga biro wisata di Kota Bandung dan
perjalanan mematok harga wisata yang memfasilitasi promosi dari biro
kurang dari harga standarnya; wisata tersebut; b) Melakukan
Biro wisata yang sepi, yang menurut pembinaan terhadap biro Kegiatan Jumlah pengembangan
keterangan pelaku usaha tersebut perjalanan sehingga dapat pengembangan kompetensi jasa usaha
dikarenakan, kepercayaan masyarakat yang terstandarisasi dan memiliki standar jasa usaha pariwisata; Jumlah sertifikasi
menurun terhadap pelayanan biro wisata dan legalitas; pariwisata dan pelatihan jasa usaha
destinasi wisata yang ditawarkan oleh Kota pariwisata; Jumlah
Bandung kurang menarik lagi; monitoring jasa usaha
Pemesanan hotel-hotel melalui aplikasi Identifikasi, penertiban tempat pariwisata; Jumlah dokumen
online yang lebih murah berdampak pada inap/hotel dan bekerjasama standar pengembangan jasa
pemasukan pajak dari hotel-hotel-hotel di dengan pengusaha tempat usaha pariwisata
Kota Bandung; inap/hotel dalam mendata
Banyaknya penyewaan apartemen pribadi pengunjung, pengeluaran dan
atau rumah pribadi yang tidak bayar pajak. lama tinggalnya di Kota Bandung.

7 Pemasaran - Minimnya kegiatan/festival yang menarik Mengkoordinasikan Program Kegiatan promosi Tingkat co- Jumlah kegiatan
Optimalisasi produk wistawan seperti, Inakraft dan Java Jazz. kegiatan/event di Kota Bandung pengembangan pariwisata creation pengembangan pemasaran
pariwisata dengan Seharusnya kegiatan/festival di Kota Bandung sehingga dapat menjadi suatu pemasaran experience melalui pameran, event dan
pemasaran yang (misal, hari jadi Kota Bandung) menjadi suatu rangkaian kegiatan yang menarik pariwisata pariwisata Kota media promosi
menarik dan mudah rangkaian kegiatan bukan hanya parade wisatawan (menambah length of Bandung
diakses. (dikemas secara matang dan berkelas stay dan expanditure);
intenasional). Misal, konser musik, diskon
belanja di pusat perbelanjaan secara
serentak/Bandung Great Sale, kegiatan olah
raga bersama/maraton, dll;
Keterbatasan paket wisata yang ditawarkan Identifikasi potensi wisata di Kota Kegiatan Jumlah kegiatan kerjasama
dalam wisata Kota Bandung. Kota Bandung Bandung dan kemudian pengembangan pemasaran (MoU dan PKS);
dapat membuat paket wisata seperti paket bekerjasama dengan hotel, event
wisata bisnis yang mendukung MICE dan organizer, ataupun biro wisata kerjasama Jumlah kegiatan bersama -
menawarkan kunjungan wisata, kuliner di dalam meningkatkan kunjungan pemasaran joint promotion
Kota Bandung; wisatawan di destinasi wisata
Kota Bandung;
Kurangnya penyebaran informasi pariwisata Pemanfaatan kemajuan informasi Kegiatan analisa Jumlah dokumen kajian
di titik-titik masuk Kota Bandung (seperti Tol dan teknologi dalam promosi pasar pariwisata analisa pasar pariwisata
Pasteur, Bandara Hussein, Stasiun Kereta Api, destinasi wisata Kota Bandung
dan Terminal); dengan membuat pusat informasi
wisata pada lokasi-lokasi strategis;

Kurang menariknya pemasaran produk wisata a) Memasukan konten lokal dalam Kegiatan Jumlah pengembangan
dan kurangnya sinkronisasi produk wisata setiap kegiatan/event di Kota pemanfaatan sistem informasi pariwisata
dengan pemasarannya; Bandung; teknologi (Tourism Information
b) Menyinkronisasi produk- informasi untuk Center/TIC) di lokasi-lokasi
produk pariwisata yang mampu pengembangan strategis Kota Bandung;
bukan hanya menjual satu pariwisata Informasi dan kegiatan
destinasi wisata namun juga pariwisata di Kota Bandung
mempromosikan destinasi lain; yang selalu diperbaharui
c) Kerjasama dengan public figure pada website pemerintah
untuk berkunjung di Kota
Bandung dan mempromosikan
Kota Bandung, sehingga menarik
minat orang berkunjung di Kota
Bandung.
8 Kelembagaan - Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai Sosialisasi kepada masyarakat Program Kegiatan Persentase Jumlah masyarakat sadar
Peningkatan kinerja pentingnya arti wisata; terhadap rencana pengembangan pengembangan peningkatan lembaga dan SDM wisata
perangkat daerah yang wisata Kota Bandung, guna kelembagaan masyarakat sadar Pariwisata
memberdayakan meningkatkan kerjasama dengan pariwisata wisata meningkat
masyarakat dan masyarakat untuk ikut menjaga kompetensinya
mendukung dan sadar akan potensi-potensi
pembangunan pariwisata di Kota Bandung.
pariwisata. Seperti, kuliner, kebersihan dan
kenyamanan tempat wisata, dll;
Lemahnya pengawasan dan pendataan Identifikasi dan memperkuat Kegiatan pelatihan Jumlah pembinaan dan
pemerintah terhadap keberadaan biro wisata pengawasan kegiatan dari biro dan pembinaan pelatihan sumber daya
yang ada di Kota Bandung; pariwisata di Kota Bandung sesuai sumber daya manusia dan lembaga
Pendataan terhadap jumlah akomodasi, dengan ijin yang diterbitkan manusia dan pariwisata
transportasi, dan destinasi wisata di Kota dalam pendirian usaha tersebut, lembaga
Bandung kurang maksimal, padahal yang bekerjasama dengan pariwisata
pendataan tersebut penting dalam perangkat daerah lain (Dinas
penghitungan Nerpada (Neraca Pariwisata Penanaman Modal dan Pelayanan
Daerah); Terpadu Satu Pintu);
Kurangnya peran pemerintah Kota Bandung Membuat forum/dewan
dalam menghimpun para pelaku usaha dan pariwisata yang mencakup semua
pengelola pariwisata agar dapat pelaku usaha pariwisata dan
dikoordinasikan dan dimonitoring aktivitas usaha lain pendukungnnya;
industri pariwisata dengan membuat
forum/dewan pariwisata;
Kurangnya peningkatan kompetensi SDM a) Memberikan pelatihan dan Kegiatan Jumlah dokumen kajian
pemerintah Kota Bandung dalam pembinaan SDM dalam bidang pengkajian bidang pengembangan
pengembangan pariwisata. pariwisata; kepariwisataan kepariwisataan
b) Peningkatan kerjasama dengan
perangkat daerah lainnya dalam
pembangunan sarana dan
prasarana pariwisata;
c) Peningkatan kerjasama dengan
daerah lain (Bandung Raya: Garut,
Sumedang, Kab. Bandung,
Bandung, Bandung Barat, dan
Cimahi) dalam melakukan
promosi wisata.


Program Pilihan Ekonomi Kreatif
NO URUSAN ISU UTAMA ISU STRATEGIS REKOMENDASI PROGRAM KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR

9 EKONOMI Pengembangan prioritas Perbaikan dalam Identifikasi dan Program Kegiatan Persentase Jumlah database dan
KREATIF ekonomi kreatif di Kota pendataan komunitas, pendataan subsektor pengembangan pengembangan rancangan sistem informasi lingkup
Bandung yang sinergis kelompok, atau asosiasi ekonomi kreatif yang kebijakan ekonomi database ekonomi kebijakan berbasis ekonomi kreatif
dan mendukung dalam sektor ekonomi memebentuk arah kreatif kreatif riset (research termutakhirkan
pertumbuhan ekonomi kreatif secara kebijakan Kota Bandung based policy) :
dan membuka lapangan menyeluruh; dalam ekonomi kreatif; Persentase hasil
kerja Tidak adanya kajian yg dijadikan
pendataan tentang dasar penyusunan
kontribusi ekraf dalam rancangan
pertumbuhan eknomi kebijakan
Kota Bandung secara
formal (urgensi data
sebagai ukuran
kontribusi ekonomi
kreatif terhadap PDRB
Kota Bandung dan
sebagai dasar untuk
mewujudkan kerjasama
antar subsektor);
Kurangnya arah dari Kegiatan perumusan Jumlah dokumen kajian
pengembangan kebijakan ekonomi lingkup ekonomi kreatif
ekonomi kreatif, kreatif
adanya prioritas
pembangunan
Dibutuhkan Indikator
lokal/daerah dalam
ekonomi kreatif yang
menjabarkan tentang
PDB, ketengakerjaan
dan nilai ekspor yang
sesuai dengan prioritas
subsektor ekonomi
kreatif Kota Bandung;
10 Pungutan liar dari Event penunjang Program Kegiatan peningkatan Aktivasi sub sektor Jumlah pelaku meningkat
oknum-oknum tertentu ekonomi kreatif yang pengembangan kapasitas pelaku ekonomi kreatif kapasitasnya
yang menghambat memberdayakan ekosistem kreatif ekonomi kreatif
pengembangan Sumber Daya Manusia
ekonomi kreatif Ekonomi Kreatif saat ini
(sulitnya melakukan dan terdapat
syuting di Kota keberlanjutan antar
Bandung karena event yang berlangsung;
adanya pungutan liar
seperti biaya
kebersihan, kemanan
dll).
Tidak adanya Kegiatan pendukungan Jumlah kegiatan
pembagian peran inkubasi, eksibisi, pendukungan inkubasi,
perangkat daerah kompetisi, dan eksibisi, dan kompetisi,
dalam sektor ekonomi sosialisasi bagi pelaku sosialisasi bagi pelaku
kreatif/ Sinergitas antar ekonomi kreatif ekonomi kreatif
Perangkat Daerah
Pemerintah Kota
Bandung, dan
koloborasi bersama
subsektor ekonomi
kreatif;
Potensi ekonomi kreatif Dukungan pemasaran
tinggi namun peran produk hasil dari
pemerintah masih subsektor ekonomi
belum maksimal dalam kreatif;
bidang pemerataan
atau distribusi
produksi;
11 Kurangnya koordinasi Identifikasi dan Program Kegiatan peningkatan Persentase rumah Jumlah kegiatan bersama
dan pendampingan kolaborasi peran pengembangan dan perluasan jaringan / kampung kreatif / komunitas / pelaku kreatif
terhadap pelaku usaha perangkat daerah dalam infrastruktur terpadu kerja sama para pelaku inkubasi /
sektor ekonomi kreatif pengembangan ekonomi kreatif Ekonomi Kreatif; berkembang
oleh pemerintah Kota ekonomi kreatif guna Kegiatan penyusunan Jumlah prototyope
Bandung dengan meningkatkan kontribusi dan pengembangan kreatifitas tradisi
terlebih dahulu terhadap pendapatan prototype kreatifitas
melakukan pendataan daerah; tradisi
dan pembentukan Kegiatan pembangunan Jumlah pembangunan
forum untuk tiap dan pengembangan fasilitas ekraf; Jumlah
subsektor/ fasilitas ekonomi kreatif fasilitas ekraf
Pembentukan Forum dikembangkan;
Ekonomi Kreatif Kota Dukungan terhadap Hak Kegiatan pemberian Jumlah pelaku ekonomi
Bandung; atas Kekayaan bantuan konsultasi dan kreatif terfasilitasi bantuan
Intelektual (HaKI); fasilitasi pelindungan konsultasi dan fasilitasi
Kekayaan Intelektual pelindungan kekayaan
intelektual; Jumlah paten
domestik tiap bidang
usaha ekonomi kreatif.
F. Tabel Tujuan Sasaran Strategis Arah Kebijakan dan Program
Tabel Tujuan Sasaran Strategis Arah Kebijakan dan Program

ISU M ISI NO TUJUAN INDIKATOR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR Satuan Basel ine Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Urusan OPD Pengampu
STRATEGIS TUJUAN SASARAN 2018 Formul asi
Pengukuran Target
Indikator Program

(Bab VII)
3 Laju Membangun perekonomian 3.1 T erciptanya Laju 3.1.1 Meningkatnya P DRB Juta Rp 52,47 Meningkatkan P enguatan dan P rogram pengembangan Aktivasi sub sektor Jumlah sub sektor 100% P ariw isat Dinas Kebudayaan
P ertumbuhan yang mandiri, kokoh dan pertumbuhan P ertumbuhan perekonomian kota P erkapita perekonomian kota pengembangan ekonomi ekosistem kreatif ekonomi kreatif ekonomi kreatif a dan P ariw isata
ekonomi berkeadilan ekonomi yang Ekonomi melalui kreatif teraktivasi : Jumlah Kota Bandung
maju, pengembangan sub sektor ekonomi
berkelanjutan ekosistem dan kreatif x 100 %
dan infrastruktur
berkeadilan ekonomi kreatif Kriteria: 1) Memiliki
dossier / desain road
map pengembangan
sub sektor; 2)
T erdapat ekosistem
kreatif yang
beraktivitas;
P rogram pengembangan P ersentase kecamatan Jumlah kecamatan 100% P ariw isat Dinas Kebudayaan
infrastruktur terpadu ekonomi se Kota Bandung yang yang memiliki co a dan P ariw isata
kreatif memiliki simpul kreatif w orking space Kota Bandung
(dalam kampung w isata) teraktivasi fase 3 :
/ co w orking space - Jumlah Kecamatan se
fase 2 Kota Bandung x 100
%

Kriteria: Fase 3: 1)
Akselerasi usaha
berdampak : ada
kelompok di
baw ahnya - inkubasi ;
2) Keberlanjutan
usaha - memiliki
bisnis model,
penguasaan
keterampilan 4
(humanw are,
teknow are, infow are,
orgaw are)

3.1.3 Meningkatkan Indeks P ariw isata 3,39 3,73 Meningkatkan P enguatan dan P rogram pembangunan dan P ersentase daya tarik Jumlah DT W 48,00% P ariw isat Dinas Kebudayaan
kualitas pariw isata daya saing pengembangan destinasi, pengembangan destinasi w isata w isata dikembangkan dikembangkan : a dan P ariw isata
Kota Bandung pariw isata, industri, dan Jumlah DT W + DT W Kota Bandung
lingkungan bisnis kelembagaan serta Baru x 100 %
pariw isata, tata perluasan pemasaran
kelola, dan pariw isata yang terpadu Kriteria
infrastruktur dikembangkan: 1)
pariw isata Kota Menerima pembinaan
Bandung sapta pesona; 2)
P engembangan
Amenitas; 3)
P enampilan atraksi
yang trjadw al;
P rogram pengembangan P ersentase jasa usaha Jumlah Jasa Usaha 26,95% P ariw isat Dinas Kebudayaan
industri pariw isata pariw isata berstandar P ariw isata a dan P ariw isata
baik / tersertifikasi jasa T ersertifikasi : Kota Bandung
usaha Jumlah Jasa Usaha
P ariw isata x 100 %

Kriteria: 1)
T ersertifikasi layak
dari LSU; 2)
P rogram pengembangan P ersentase lembaga dan Jumlah Kelompok dan 26,95% P ariw isat Dinas Kebudayaan
kelembagaan pariw isata SDM P ariw isata SDM P ariw isata a dan P ariw isata
meningkat / tersertifikasi : Jumlah Kota Bandung
tersertifikasi Kelompok dan SDM
P ariw isata x 100 %

Kriteria: 1)
tersertifikasi keahlia
Filename: BAB III - TINJAUAN KEBIJAKAN.docx
Folder: /Users/user/Library/Containers/com.microsoft.Word/Data/Documents
Template: /Users/user/Library/Group Containers/UBF8T346G9.Office/User
Content.localized/Templates.localized/Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: mikey stroo
Keywords:
Comments:
Creation Date: 1/28/19 9:34:00 AM
Change Number: 2
Last Saved On: 1/28/19 9:34:00 AM
Last Saved By: sannymegawati@gmail.com
Total Editing Time: 0 Minutes
Last Printed On: 1/28/19 9:34:00 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 33
Number of Words: 6,111
Number of Characters: 42,412 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai