Dilihat dari pencapaian target IKU pada tahun 2019, secara umum sudah sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Dari 11 IKU level Kementerian, terdapat 7 IKU yang
memenuhi target, antara lain Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata,
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, Peningkatan pergerakan Wisnus,
Pertumbuhan industri pariwisata nasional, Rasio SDM pariwisata nasional yang
tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional, Indeks pemanfaatan hasil
penelitian dan pengembangan pariwisata nasional dan Nilai RB Kementerian Pariwisata.
Adapun kendala dalam pencapaian target di atas disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan
wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda, Demonstrasi
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
Publikasi Branding melalui Media Ruang ………………………………………………………….. 95
Rekapitulasi Kegiatan Publikasi Media Cetak Tahun 2019 …………………………………. 96
Perjanjian Kinerja ……………………………………………………………………………………………. 96
Pernyataan Hasil Evaluasi ……………………………………………………………………………….. 97
Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden di atas, dalam rangka mengatur tugas
dan fungsi pada masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pariwisata telah ditetapkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata.
Struktur organisasi Kementerian Pariwisata pada tahun 2019 terdiri dari empat
deputi dengan 3 (tiga) fungsi strategis yaitu (1) Deputi Pengembangan Pemasaran
Zona I, (2) Deputi Pengembangan Pemasaran Zona II, (3) Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi Pariwisata, serta (4) Deputi Bidang Industri dan
Kelembagaan Pariwisata. Secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.1. di bawah
ini
akan meningkatkan
daya saing dengan memanfaatkan potensi yang belum tergarap dengan baik tetapi
memberi peluang besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi
nasional, yakni industri manufaktur, industri pangan, sektor maritim dan
pariwisata”. Atas dasar pemikiran itulah bahwa kepariwisataan Indonesia dapat
meningkatkan daya saing Indonesia di mancanegara, terutama dengan
memanfaatkan potensi yang selama ini belum terkelola dengan baik, yakni potensi
maritim, untuk mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Pariwisata menjadi penyumbang devisa, PDB, dan tenaga kerja di Indonesia. Pada
tahun 2018 sektor pariwisata telah memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional
sebesar 5,25%, dengan jumlah devisa sebesar 229,50 Triliun rupiah dan menyerap
12,7 juta tenaga kerja di sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara sebanyak 15,81 juta kunjungan dan 303,4 juta perjalanan wisatawan
nusantara. Lebih detil dapat dilihat pada Tabel 1. 1
KONTRIBUSI PADA PDB 4,23 4,25 4,50 4,13 5 4,11 5,25 5,25
NASIONAL (%)
DEVISA (TRILIUN Rp) 144 175,71 172 176,23 182 198,89 223 229,50
JUMLAH TENAGA KERJA 11,4 10,36 11,8 12,28 12,0 12,60 12,6 12,7*
(JUTA ORANG)
INDEKS DAYA SAING #50 #50 n.a n.a #40 #40 n.a n.a
(WEF)
Dalam rangka mencapai visi dan sasaran strategis tahun 2019 yang diukur
melalui kontribusi PDB, target kunjungan wisman, dan pergerakan wisatawan
nusantara, Kementerian Pariwisata melakukan perubahan struktur organisasi
yang berfokus kepada pelanggan (customer-centric organization) sesuai dengan
strategi Kementerian Pariwisata, maka melalui Peraturan Menteri Pariwisata
Nomor 13 Tahun 2018 ditetapkan Rencana Strategis Tahun 2018-2019,
mengganti Rencana Strategis berjalan Tahun 2015-2019. Dalam Rencana
Strategis (Renstra) tersebut, Kementerian Pariwisata menetapkan visi dan misi
tahun 2018 - 2019 yang digambarkan pada Gambar 2.1:
Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Pariwisata pada renstra Kementerian
Pariwisata Tahun 2018-2019 ditetapkan sasaran – sasaran strategis yang
digambarkan menjadi peta strategi (strategy map) yang dapat dilihat pada
gambar 2.2.
Tabel 3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019
Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk Tahun 2019, Kementerian
Pariwisata telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab
organisasi. Berikut diuraikan capaian dari indikator kinerja sasaran strategis
(berdasarkan urutan pada kolom 3) yang menjadi tolak ukur terlaksananya sasaran
strategis (kolom 2) Kementerian Pariwisata yang telah ditetapkan:
Tabel 3.3 Target dan realisasi Jumlah Penerimaan Devisa Tahun 2019
*) data proyeksi
Dari jumlah wisman yang meningkat dari tahun 2018 dengan jumlah wisman 15,81 juta orang
menjadi 16,1 juta orang pada tahun 2019 sehingga menyebabkan peningkatan jumlah
penerimaan devisa yang diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019 atau meningkat
25% dari capaian devisa pada tahun 2018. Upaya yang telah dilaksanakan oleh Kementerian
Pariwisata dalam upaya meningkatkan devisa adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara
2. Meningkatkan length of stay wisatawan mancanegara
Capaian IKSS kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional merupakan dukungan
Kementerian Pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi PDB sektor
pariwisata, semakin penting pula posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kontribusi ini diupayakan seiring dengan
penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, penciptaan rekreasi dan
pemanfaatan waktu senggang yang berkualitas, serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui tingkat hidup yang berkualitas. Capaian IKSS kontribusi sektor
pariwisata terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional
Tahun 2019
*) Data Proyeksi
Dari tabel 3.6 di atas terlihat bahwa indikator kinerja untuk Kontribusi sektor
pariwisata terhadap PDB nasional sesuai dengan target sebesar 5,5% (data proyeksi).
PDB dari sektor pariwisata mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Perbandingan capaian tahun 2018-2019, dapat dilihat pada tabel 3.7
berikut.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisman,
perjalanan wisnus, investasi pariwisata, dan alokasi anggaran pemerintah untuk
pariwisata. Untuk mencapai target kontribusi sektor pariwisata 5,5% pada akhir Renstra
TA 2019, Kemenpar melakukan strategi sebagai berikut :
Berdasarkan data di atas, pertumbuhan jumlah wisman tahun 2019 sebesar 1,88%.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan
wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda,
Demonstrasi Jakarta, aksi terorisme, kebakaran hutan, gempa bumi dan
Kerusuhan Papua
b. Perang dagang Tiongkok dan Amerika yang mengakibatkan perlambatan
perekonomian, sehingga beberapa korporasi mengurangi anggaran untuk
perjalanan insentifnya
c. Polemik Zero Dollar Tour di beberapa wilayah
d. Pengurangan frekuensi beberapa rute penerbangan maskapai Garuda
Indonesia, dan beberapa maskapai internasional lain
e. Pembatalan chartered flight khususnya pasar Tiongkok dan Korea dikarenakan
jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan tipe Boeing 737 Max 8,
dimana chartered flight tersebut menggunakan tipe pesawat yang sama
1. Ordinary Effort
1) Branding
a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik
Pada tahun 2019, telah dilaksanakan publikasi media elektronik dengan
total 5.406 spot tayang di berbagai international channel, antara lain: Al
Arabiya, AXN, BBC, Bloomberg, CCTV, CNN, FOX, JTBC, National
Geographic, Phoenix, Sky, Talpa TV, dan TLC.
Tabel 3.11 Publikasi Branding melalui Media Elektronik
NO CHANNEL FEED TOTAL WAKTU KONTEN
SPOT TAYANG
1 CNN Asia, EMEA, South 500 spot Januari - (Borobudur,
Asia, North America Mei Mandalika, Toba)
2 BBC Asia Pasific, Europe, 365 spot Februari - (Borobudur,
South Asia Mei Mandalika, Toba)
3 National Japan, Korea, Taiwan 605 spot Maret - Mei (Borobudur,
Geographic Mandalika, Toba)
4 CCTV China 100 spot Januari - (Borobudur,
Mei Mandalika, Toba)
5 Phoenix TV China 68 spot Maret - Mei (Borobudur,
Mandalika, Toba)
6 FOX Taiwan, China, Korea, 698 spot Januari - (Borobudur,
Japan Mei Mandalika, Toba)
7 TALPA Belanda 251 spot Maret (Borobudur,
Mandalika, Toba)
8 SKY Germany, UK 442 spot Februari - (Borobudur,
Mei Mandalika, Toba)
9 TLC India 800 spot Januari - (Borobudur,
Maret Mandalika, Toba)
10 JTBC Korea 620 spot Februari - (Borobudur,
April Mandalika, Toba)
11 Bloomberg US, Asia 207 spot Februari - (Borobudur,
Mei Mandalika, Toba)
12 AXN India, Taiwan 700 spot Maret - Mei (Borobudur,
Mandalika, Toba)
13 Al Arabiya United Arab Emirates 50 spot Mei - Juni (Borobudur,
Mandalika, Toba)
CNN BBC
Phoenix FOX
TALPA SKY
BLOOMBERG AXN
b. Newspaper
Newspaper (De Telegraaf, fvw Daily, Shukan Asahi, Wing Travel
Weekly)
c. Magazine
Magazine (CREA Traveler, Lonely Planet India, Tokyo Jin, Travel +
Leisure India, TravTalk Middle East, VIRJ, China Travel Agent, dan
City Living Nagoya Edition)
Rekapitulasi kegiatan publikasi media cetak tahun 2019 dapat dilihat dalam
lampiran 2 pada halaman akhir laporan ini
3) Selling
a. Partisipasi pada Pameran (Travel Mart) Internasional
Sepanjang tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah ikut serta dalam 49
pameran pariwisata internasional. Berikut laporan beberapa top
pameran yang telah diikuti tersebut.
a) International Tourismo Borse (ITB) Berlin, Jerman
W
T
M
L
o
n
d
o
n
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada saat event Asian Tourism
Forum adalah publikasi pariwisata Indonesia melalui media ruang
dengan pemasangan iklan pariwisata Indonesia yang tayang pada
tanggal 12 – 18 Januari 2019.
b. Misi Penjualan
Pada tahun 2019, Kemeneterian Pariwisata telah menggelar 112 kegiatan
misi penjualan. Berikut beberapa laporan misi penjualan yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata:
2) Joint Promotion
Telah dilaksanakan program kerjasama terpadu – joint promotion dengan
wholesaler untuk pasar Tiongkok, Jepang, Korea, Amerika, Taiwan, India, Timur
Tengah dan Eropa, dengan commitment pax dari masing-masing mitra.
Total Insentif
No. Nama Airlines/Wholesalers Total Pax
(Rp)
161.833 44.846.106.250
WHOLESALERS 145.525 40.289.651.050
1 PT. Loka Indira Amarta (Tuniu.com) 60.740 16.970.756.000
PT. Eka Tour (Royal Sino Aviation &
2 25.489 7.121.626.600
Ankeyunda)
PT. Surya Dirgantara Sukses (Tripean & New
3 34.521 9.683.830.920
Comfort Int'l Travel)
4 PT. Wenang Wahana Wisata (GZL) 14.837 3.733.412.650,00
5 PT. Arkian Intrawisata (Cocos Tour) 6.949 1.941.550.600,00
6 PT. Kemilau Cahaya Lestari (Grand China) 2.989 838.474.280,00
AIRLINES 16.308 4.556.455.200,00
7 PT. SriwijayaAir 16.308 4.556.455.200,00
3) Digital Marketing
Optimalisasi pemasaran melalui:
• Media berbayar (Google, Facebook, Instagram, TripAdvisor, Baidu,
WeChat)
• Owned media (Indonesia.travel)
• Media Sosial (Instagram, Facebook, twitter)
• Strategic Partnership dengan Online Travel Agent dan maskapai
penerbangan.
1. Ordinary Effort
1) Branding
a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik
Penayangan Pariwisata Indonesia pada TV Dalam Negeri pada tahun 2019,
melalui publikasi media elektronik di berbagai channel dalam dan luar
negeri, seperti : TV One, Kompas TV, I News TV, Metro TV, TVRI, SCTV, dan
Indosiar,
e. Calender of Event
Berdasarkan arahan Presiden RI, agar setiap event dikelola dengan
standard internasional, baik itu koreografi, fashion, music arrangement,
tata panggung, lighting dan hal penunjang lain dalam event. Selain itu juga
perlu diperhitungkan Cultural/Creative Value, Communication/
Commercial Value dan Consistency/ CEO Commitment. Selain itu menurut
Menteri Pariwisata RI, agar setiap event kita punya kriteria-kriteria yang
dikemas dalam sebuah SOP untuk dapat menjadi rujukan bagi
penyelenggara event.
f. Event Daerah
Kementerian pariwisata melakukan melakukan pendukungan event yang
dilakukan oleh Pemerintah daerah, komunitas dan asosiasi. Pada Gambar
3.20 digambarkan sebaran event berdasarkan wilayah regional dengan
tema tersebut.
WILAYAH REGIONAL 2
WILAYAH REGIONAL 3
2) Hot Deals
Hot Deals dilaksanakan untuk mengoptimalkan kapasitas yang menganggur
(idle capacity). Ketika idle capacity di 3A (accessibility, accomodation, dan
attraction) digabungkan dalam sebuah platform maka akan tersedia
layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan mancanegara. Paket Hot Deals dijual saat low season
dengan melakukan paket bundling yang memiliki komponen transportasi.
Paket bundling ini bisa mengurangi harga hingga 70%. Paket Hot Deals
dipromosikan melalui berbagai program pemasaran di Kementerian
Pariwisata yaitu sales mission, consumer selling, penjualan tiket pada
counter-counter di pelabuhan, dan promosi pada media cetak, elektronik,
dan online.
2) Border Tourism
Kegiatan Crossborder merupakan tindak lanjut dari Nawa Cita Presiden RI
yang ke 3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Border
Tourism menjadi salah satu senjata pamungkas Kemenpar untuk merebut
target wisman.
5
Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang terdapat pada Travel and
Tourism Competitiveness Report (TTCR) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum
(WEF) setiap 2 tahun sekali, memberikan gambaran posisi Indonesia di pasar global
terkait daya saing kepariwisataannya. Indeks ini dikeluarkan oleh WEF, yang
didalamnya terdapat indikator-indikator kebijakan suatu negara yang memungkinkan
pengembangan berkelanjutan dari sektor perjalanan (travel) dan pariwisata, yang
pada akhirnya, akan berkontribusi terhadap pengembangan dan daya saing suatu
negara. TTCI menyediakan hasil pengukuran kinerja terhadap 4 subindeks yang
membentuk nilai TTCI. Subindeks pertama yaitu enabling environment, subindeks
kedua yaitu travel and tourism policy and enabling conditions, subindeks ketiga yaitu
infrastructure, dan subindeks keempat yaitu natural and cultural resources.
Dari masing-masing subindeks diatas, memiliki beberapa pilar dan subpilar yang akan
membentuk nilai subindeks yang akan terakumulasi menjadi TTCI.
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Sasaran Strategis (Ikss)
Target dari IKSS TTCI Indonesia tahun 2019 adalah peringkat #30. Meskipun realisasi
peringkat daya saing Pariwisata Indonesia hanya mampu berada pada posisi #40,
namun peringkat tersebut naik 2 tingkat dari tahun 2017 yang saat itu berada pada
peringkat #42. Performansi TTCI Indonesia periode 2008 s.d 2019 dapat dilihat pada
gambar berikut:
Pada tahun 2017, Indeks TTCI Indonesia berada di peringkat 42 dari 136 negara,
sedangkan tahun 2019 Indonesia naik ke peringkat 40 dari 140 negara. Penilaian TTCI
tidak hanya terbatas pada nilai Indonesia, melainkan perbandingan terhadap negara-
negara kompetitor. Lingkup kompetitor dalam hal ini adalah beberapa negara
penyelenggara pariwisata di kawasan ASEAN, meliputi Malaysia, Singapura, Thailand
Tolok Ukur TTCI 2019 (5 negara di kawasan ASEAN), dapat dilihat pada tabel 3.18 di
bawah ini.
Tabel 3.18 Tolok Ukur TTCI 2019
INDONESIA SINGAPURA MALAYSIA THAILAND VIETNAM
Travel & Tourism Competitiveness Index 40 17 29 31 63
Enabling environment subindex 72 7 34 63 73
Business environment 50 2 11 37 67
Safety and security 80 6 34 111 58
Health and hygiene 102 60 75 88 91
Human resources and labour market 44 5 15 27 47
ICT readiness 67 15 44 49 83
T&T policy and conditions subindex 4 2 11 42 79
Prioritization of Travel & Tourism 10 6 62 27 100
International Openness 16 3 10 45 58
Price competitiveness 6 102 5 25 22
Environmental sustainability 135 61 105 130 121
Infrastructure subindex 71 3 35 32 87
Air transport infrastructure 38 7 25 22 50
Ground and port infrastructure 66 2 27 72 84
Tourist service infrastructure 98 36 57 14 106
Natural and cultural resources subindex 18 66 31 21 26
Natural resources 17 120 37 10 35
Cultural resources and business travel 24 38 37 35 29
Best Rank 5 2 5 14 22
Poor Rank 131 120 105 130 106
Berdasarkan tabel 3.18, pemeringkatan TTCI bagi beberapa negara di atas mengalami
peningkatan, kecuali Singapura, dan Malaysia. Singapura turun 4 peringkat, sementara
Malaysia turun 3 peringkat. Selebihnya Thailand, Indonesia, dan Vietnam mengalami
peningkatan. Dari hasil perbandingan pemeringkatan TTCI untuk 5 negara tersebut,
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 64
telah dilakukan tolok ukur dengan hasil sebagai berikut:
A. Strenghts (Kekuatan):
1. Cultural Resources Indonesia (#24) merupakan yang tertinggi di ASEAN
2. Price Competitiveness Indonesia (#6) hanya kalah dari Malaysia (#5)
3. Prioritization of T&T Indonesia (#10) hanya kalah dari Singapura (#6)
4. Natural Resources Indonesia (#17) hanya kalah dari Thailand (#10)
B. Opportunities (Peluang):
Performansi peningkatan peringkat TTCI Indonesia tahun 2019, lebih baik dari
pada Singapura (-4), dan Malaysia (-3)
C. Weaknesess (Kelemahan):
1. Environmental Sustainability Indonesia (#135) merupakan yang terendah
2. Health & Hygiene Indonesia (#102) merupakan yang terendah di ASEAN
3. Tourist Service Infrastructure Indonesia (#98) merupakan yang terendah ke-2
setelah Vietnam (#106)
4. Safety & Secutity Indonesia (#80) merupakan yang terendah ke-2 setelah
Thailand (#111)
5. ICT Readiness Indonesia (#67) merupakan yang terendah di ASEAN
D. Threats (Ancaman):
1. TTCI negara Vietnam naik +4 peringkat, jumlah kenaikan yang lebih tinggi dari
Indonesia
2. Price Competitiveness yang pada tahun 2015 lalu merupakan keunggulan
utama Indonesia, sudah 2 periode penilaian digeser oleh Malaysia
Tabel 3.19 Target dan Realisasi Jumlah Investasi Sektor Pariwisata TA 2019
INDIKATOR KINERJA
TARGET REALISASI CAPAIAN
SASARAN STRATEGIS (IKSS)
Dari tabel di atas, jumlah realisasi investasi sektor pariwisata pada bulan Januari – Juni
2019 sebesar USD 840,66 Juta. Nilai realisasi investasi pariwisata tersebut
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
yang meliputi realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN). Data realisasi investasi pariwisata tahun 2019 diambil
dari Sistem Online Single Submission (OSS) yang terdiri dari 2 digit KBLI sehingga
Total realisasi investasi TA 2019 adalah US$ 840,66 merupakan akumulasi dari
investasi PMA sebesar US$ 326,51 juta dan investasi PMDN sebesar US$ 514,15 juta.
Sedangkan realisasi investasi pada Top 10 Provinsi dengan realisasi investasi PMA dan
PMDN TA 2019 dapat dilihat pada tabel 3.21.
PMA PMDN
NO TOP 10
US$ JUTA RUPIAH TOP 10 PROVINSI US$ JUTA RUPIAH
PROVINSI
1. Bali 134,4 2.015.958,75 Bali 134,57 2.018.495,00
2 Kepulauan Riau 61,62 924.239,78 Jawa Tengah 64,44 966.588,84
3 Jawa Barat 36,28 544.181,13 DKI 43 644.949,72
4 NTB 33,72 505.733,82 NTB 39,01 585.135,35
5 DKI 29,63 444.402,14 Sumatera Barat 35,35 530.224,16
6 NTT 10,54 158.140,14 Jawa Timur 35,29 529.424,81
7 Banten 6,57 98.524,58 Kalimantan Timur 26,59 398.841,80
8 Sulawesi Utara 3,25 48.731,65 Banten 23,53 352.908,35
9 Sumatera Utara 2,78 41.638,61 Jawa Barat 21,04 315.670,47
10 Jawa Timur 1,26 18.828,96 DIY 16,94 254.072,93
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019
Provinsi dengan realisasi investasi yang menjadi Top 10 untuk PMA dan PDN adalah
Bali, Jawa Barat, NTB, DKI, Banten dan Jawa Timur, dengan jumlah investasi tertinggi di
Bali. Sedangkan Top 10 realisasi sektor pariwisata tertinggi (USD Juta) berdasarkan
negara asal PMA untuk bulan Januari – Juni 2019 dapat dilihat pada tabel 3.22 di
bawah ini.
Singapura adalah negara asal PMA dengan realisasi investasi tertinggi yaitu USD 88,8
juta atau 27,20 juta rupiah.
Berdasarkan data yang didapatkan dari OSS yang ada di BKPM, jumlah usaha
pariwisata PMA baru sebanyak 3.039 usaha pariwisata dan jumlah usaha pariwisata
PMDN baru sebanyak 101.094 usaha pariwisata. Saat ini masih diperlukan upaya
untuk mengidentifikasi kategori usaha pariwisata terhadap KBLI dalam OSS saat
melakukan pendaftaran usahanya. Berdasarkan data OSS yang diperoleh dari BKPM
tahun 2019, tidak terlihat jenis usaha yang baru mendaftar atau jenis usaha yang
memperbaharui datanya. Adapun rekapitulasi data usaha pariwisata PMDN yang
tercatat melalui OSS dapat dilihat pada Tabel 3.23
Indikator Kinerja
Target Realisasi Capaian
Sasaran Strategis (IKSS)
Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional
merupakan indikator IKSS untuk membandingkan jumlah usaha pariwisata yang
tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata di Indonesia. Sertifikasi yang dimaksud
sebagai prasyarat usaha sektor pariwisata yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana usaha pariwisata dapat memenuhi standar usaha yang telah ditetapkan sesuai
dengan Undang-Undang 10 Tahun 2009 yang menyatakan setiap pengusaha pariwisata
wajib menerapkan standar usaha pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi
terhadap total usaha pariwisata nasional di formulasikan sebagai berikut:
Jumlah usaha pariwisata yang terdaftar di aplikasi Online Single Submission (OSS) pada
TA 2019 adalah sebanyak 101.094 usaha pariwisata dari 13 bidang usaha pariwisata.
Jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi TA 2019 adalah sebanyak 1.870 usaha
pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata
nasional TA 2019 adalah 1,85% dengan formulasi (1.870/101.094) x 100%.
Tabel 3.26 Target dan Realisasi Rasio Usaha Pariwisata yang tersertifikasi terhadap
total usaha pariwisata nasional TA 2019
Indikator Kinerja
Target Realisasi Capaian
Sasaran Strategis (IKSS)
Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap usaha pariwisata yang terdaftar TA
2019 meningkat 1,65% dari TA 2018 (dengan formulasi: ((1,85-1,82)/1,82)*100%).
Dalam upaya meningkatkan realisasi indikator ini, Kementerian Pariwisata telah
melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
Untuk meningkatkan jumlah usaha pariwisa yang tersertifikasi pada tahun 2020,
kedepannya Kementerian Pariwisata akan melakukan berbagai macam inisiatif
rekomendasi guna memaksimalkan standar usaha pariwisata melalui sertifikasi
usaha. Rekomendasi tersebut antara lain:
Dalam rangka menyiapkan SDM yang kompeten tersebut, telah disiapkan sertifikasi
kompetensi SDM bidang Pariwisata. Sertifikasi kompetensi sebagai bukti nyata bahwa
SDM tersebut telah memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata dan siap bersaing.
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas dari SDM Pariwisata Nasional, sehingga akan
dihitung rasio SDM Pariwisata Nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM
Pariwisata Nasional.
Realisasi SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi adalah 107.591 orang, yang
terdiri dari 70.000 orang dari Industri, 2.136 orang dari Pendidikan dan 35.455 orang
dari Mandiri (sertifikasi mandiri tidak dibiayai oleh Kementerian Pariwisata). Jumlah
SDM pariwisata Nasional yang dimaksud adalah tenaga kerja pariwisata langsung
sebanyak 3.900.000 orang.
Tabel 3.31 Perbandingan Tenaga Kerja Pariwisata dan Total SDM Tersertifikasi
CAPAIAN
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) TARGET REALISASI
(%)
Rasio SDM Pariwisata Nasional yang
Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata 2.5 2.8 112
T Nasional (%)
a
bel 3.33 Perbandingan Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi
terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 - 2019
Realisasi rasio SDM Pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM
Pariwista Nasional TA 2019 telah melebihi target dan meningkat 41.41% dari capaian
TA 2018, untuk meningkatkan capaian tersebut pada tahun 2019, Kementerian
Pariwisata telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
29. Push and Pull Motivation Factor: Studi Kasus Drama Korea
di Mata Calon WIsatawan di Indonesia
34. Profil Sensori Chilled Cheese Cake yang Terbuat dari Keju
Tradisional Dali Ni Horbo Dalam Persepsi Konsumen
Capaian yang signifikan dari indikator Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan
Pengembangan Pariwisata Nasional disebabkan tingginya antusiasme khususnya para
dosen di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata untuk dapat melakukan penelitian dan
mempublikasikan hasil penelitianya. Hal ini sesuai dengan kebijakan Kementerian
Pariwisata bahwa seluruh penelitian yang dihasilkan harus di publikasikan agar
penelitian tersebut dapat langsung dimanfaatkan. Publikasi dapat berupa
desiminasi/sosialisasi/jurnal/buku dsb. Hasil penelitian tersebut juga berguna untuk
meningkatkan kinerja dosen, referensi bahan ajar, status perguruan tinggi dan hilirnya
performa kepariwisataan nasional akan terus meningkat.
Tabel 3.36 Target dan Realisasi Nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019
Nilai RB Kementerian
1 80 80* 100
Pariwisata
*) Data Proyeksi
Secara detail hasil capaian dan realisasi target beberapa indikator terkait pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata akan disajikan setelah data
resmi dikeluarkan oleh KemenpanRB.
9 TIMUR TravTalk Middle Magazine Full Page Full Color 2 kali April Gili Kedis Island,
TENGAH East Mei Lombok
Raja Ampat,
Papua
10 JERMAN FVW Dailies The trade Title Page Foot 3 kali 6 Maret Jawa Tengah
show daily at 7 Maret (Borobudur)
ITB Berlin 8 Maret Bali (Legong)
NTT (Waerebo)
11 BELANDA De Telegraaf Newspaper 1/2 Page Full Color 4 kali 13 Juli Borobudur Ulun
20 Juli Danu Beratan
27 Juli 3 Padar Lombok
Agustus
12 VRIJ Magazine Full Page Full Color 6 kali 13 Juli Wayag – Raja
20 Juli Ampat Lovina
27 Juli 17 Beach – Bali
Agustus Belitung Legong
24 Dancer
Agustus Borobudur Lake
31 Toba
Agustus
13 INGGRIS WTM Guide Official Event Full Page 1 kali 4 – 6 Likupang
Book Guide Advertisement November
Guaranteed Right
Hand
14 INFLIGHT KLM Travel and Full Page Full Color 1 kali Mei Pulau Padar,
MAGAZINE (Holland Herald) Tourism NTT
Magazine Komodo, Pink
Beach, Waerebo,
NTT
15 Cathay Pacific Full Page Full Colo 1 kali Mei Lake Toba
(Discovery)
16 Cathay Dragon Full Page Full Colo 2 kali Mei Batu Berlayar
(Silkroad Juni Island, Belitung
Islands NTT,