Anda di halaman 1dari 123

RINGKASAN EKSEKUTIF

Arah kebijakan dan strategi nasional terkait penyelenggaraan pariwisata tercantum


dalam 3 (tiga) hal, yaitu 100 janji Presiden, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015 – 2019 (RPJMN 2015 – 2019) dan Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Nasional (RIPPARNAS). Ketiganya diperkuat dengan pernyataan Presiden
Joko Widodo dalam rapat terbatas bidang pariwisata pada tanggal 16 Februari 2015
bertempat di Istana Bogor, terkait peran strategis pariwisata sebagai leading sector
dalam pembangunan nasional.

Kementerian Pariwisata telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) sebagai


standar kinerja organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor
KM.98/UM.001/MP/2017 tanggal 15 Maret 2017, Indikator Kinerja Utama tersebut
digunakan sebagai ukuran keberhasilan/kegagalan dalam penyusunan perencanaan,
penganggaran kinerja, pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja oleh masing-masing unit
kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata. Target dan Realisasi Kinerja Kementerian
Pariwisata Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja 2019


Sasaran
No No Sasaran Strategis
Strategis (SS) Capaian
(IKSS) Target Realisasi
(%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatnya 1 Jumlah penerimaan devisa 280 280*) 100
pendapatan nasional dari sektor pariwisata
dari sektor (Triliun RP)
pariwisata
2 Kontribusi sektor pariwisata 5,5 5,5*) 100
terhadap PDB nasional (%)
2 Meningkatnya 3 Pertumbuhan jumlah 17 1,88 11,6
kunjungan Wisatawan Wisman (%)
Mancanegara
- Jumlah Wisman (juta 20 16,1 80,50
(Wisman) dan
Wisatawan Nusantara orang)
(Wisnus) 4 Peningkatan pergerakan 1,85 3 162
Wisnus (%)
- Jumlah Pergerakan Wisnus 275 312,5 113
(juta pergerakan)
3. Meningkatnya daya 5 Travel and Tourism #30 #40 -
saing pariwisata Competitiveness Index (TTCI)
nasional

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 iii


Indikator Kinerja 2019
Sasaran
No No Sasaran Strategis
Strategis (SS) Capaian
(IKSS) Target Realisasi
(%)
1 2 3 4 5 6 7
4 Meningkatnya 6 Jumlah investasi sektor 2.500 840,66** 33,63
investasi sektor pariwisata (US$ juta)
pariwisata
5 Bertumbuhnya 7 Pertumbuhan 3 3*) 100
industri pariwisata industri pariwisata
nasional nasional (%)
6 Meningkatnya 8 Rasio usaha pariwisata yang 3 1.85 61.67
kualitas usaha tersertifikasi terhadap total
pariwisata nasional usaha pariwisata nasional
(%)
7 Meningkatnya 9 Rasio SDM pariwisata 2,5 2,8 112
kualitas SDM nasional yang tersertifikasi
pariwisata nasional terhadap total SDM
pariwisata nasional (%)
8 Dimanfaatkannya hasil 10 Indeks pemanfaatan hasil 30 52 173,33
penelitian dan penelitian dan
pengembangan pengembangan pariwisata
pariwisata nasional (%)
nasional
9 Terwujudnya 11 Nilai RB Kementerian 80 80* 100
reformasi Pariwisata
birokrasi di Penanggngjawabnya
lingkungan (1-100)
Kementerian
Pariwisata
*) Data Proyeksi
**) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)

Dilihat dari pencapaian target IKU pada tahun 2019, secara umum sudah sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Dari 11 IKU level Kementerian, terdapat 7 IKU yang
memenuhi target, antara lain Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata,
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, Peningkatan pergerakan Wisnus,
Pertumbuhan industri pariwisata nasional, Rasio SDM pariwisata nasional yang
tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional, Indeks pemanfaatan hasil
penelitian dan pengembangan pariwisata nasional dan Nilai RB Kementerian Pariwisata.

Adapun kendala dalam pencapaian target di atas disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan
wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda, Demonstrasi

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 iv


Jakarta, aksi terorisme, kebakaran hutan, gempa bumi dan Kerusuhan Papua
b. Perang dagang Tiongkok dan Amerika yang mengakibatkan perlambatan
perekonomian, sehingga beberapa korporasi mengurangi anggaran untuk
perjalanan insentifnya
c. Polemik Zero Dollar Tour di beberapa wilayah
d. Pengurangan frekuensi beberapa rute penerbangan maskapai Garuda Indonesia,
dan beberapa maskapai internasional lain
e. Pembatalan chartered flight khususnya pasar Tiongkok dan Korea dikarenakan
jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan tipe Boeing 737 Max 8,
dimana chartered flight tersebut menggunakan tipe pesawat yang sama
Slow booking di kuartal I tahun 2019 merupakan dampak dari rangkaian bencana
alam di tahun 2018

Dalam mendukung pencapaian target kinerja di atas, Kementerian Pariwisata


memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp 3,832,672,805,000 (tiga triliun delapan
ratus tiga puluh dua miliar enam ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima ribu
rupiah) dan pada akhir tahun 2019 sebanyak 3,632,840,841,308 (tiga triliun enam
ratus tiga puluh dua miliar delapan ratus empat puluh juta delapan ratus empat puluh
satu ribu tiga ratus delapan rupiah) sudah direalisasikan, atau sebesar 94,79% dari
total anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pariwisata.

Atas capaian ini, Kementerian Pariwisata tetap berkomitmen dalam melaksanakan


upaya perbaikan secara terus-menerus atas pengelolaan kinerja di tengah lingkungan
yang terus berubah secara dinamis baik dari segi peraturan perundang-undangan
maupun harapan pemangku kepentingan.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 v


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………...………………………….…………… i


RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………..…………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ……………………..……………………………………………………..………………….…… vi
DAFTAR TABEL …………………..……………………………………………………..………………….…… viii
DAFTAR GAMBAR ……………..……………………………………………………..………………….…… x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………….……………………………………… 1


1.2 Gambaran Umum Organisasi ……………………………………………………………………. 2
1.3 Aspek Strategis Organisasi …………………………………………………….……………… 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis …………………………………………………………………..…………….. 8


2.2 Perjanjian Kinerja Kementerian Pariwisata …………………………….……………….. 11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA


3.1 Capaian Kinerja Organisasi …………………………………………………………………… 13
1. Jumlah Penerimaan Devisa Dari Sektor Pariwisata ………………………….. 16
2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional ……………………….. 18
3. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Mancanegara (wisman) ……………….. 22
4. Peningkatan Pergerakan Wisatawan Nusantara (Wisnus) ………………. 47
5. Travel and Tourism Competitives Index (TTCI) ………………………………… 62
6. Jumlah Investasi sektor pariwisata …………………………………………………. 66
7. Pertumbuhan industri pariwisata nasional ……………………………………… 72
8. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha
pariwisata nasional ………………………………………………………………………. 77
9. Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap Total
SDM Pariwisata nasional ……………………………………………………………… 83

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 vi


10. Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan Pariwisata
Nasional ……………………………………………………………………………………… 87
11. Nilai RB Kementerian Pariwisata ………………………………………………….. 92
3.2 Realisasi Anggaran ……………………………………………………………………………….. 93

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………………………… 95

LAMPIRAN
Publikasi Branding melalui Media Ruang ………………………………………………………….. 95
Rekapitulasi Kegiatan Publikasi Media Cetak Tahun 2019 …………………………………. 96
Perjanjian Kinerja ……………………………………………………………………………………………. 96
Pernyataan Hasil Evaluasi ……………………………………………………………………………….. 97

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 vii


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Target dan Capaian Sektor Pariwisata Nasional …………………………….. 7


Tabel 3.1 Target dan Sasaran RPJM 2018 - 2019 …………………………..….……………… 12
Tabel 3.2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Pariwisata
Tahun 2019 ………………………………………………………………………………….. 14
Tabel 3.3 Target dan realisasi Jumlah Penerimaan Devisa Tahun 2019 …………… 16
Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Jumlah Penerimaan Devisa dari Sektor
Pariwisata Tahun 2018 dan 2019 …………………………………………………… 17
Tabel 3.5 Perbandingan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dengan
Penerimaan Devisa ……………………………………………………………..…….. 17
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB
Nasional tahun 2019 ………………………………………………………….………….. 18
Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata
terhadap PDB Nasional Tahun 2018 dan 2019 ………………………………… 19
Tabel 3.8 Jumlah Wisman dari Januari s.d November 2019 …………………………….. 22
Tabel 3.9 Target dan realisasi Jumlah Wisman Tahun 2019 …………………………… 23
Tabel 3.10 Perbandingan Pertumbuhan dan Jumlah Wisman Tahun 2018 dan
2019 …………………………………………………………………………………………….. 23
Tabel 3.11 Publikasi Branding melalui Media Elektronik ………………………………… 24
Tabel 3.12 Publikasi Branding melalui Media Ruang ……………………………………… 28
Tabel 3.13 Daftar Penerima Insentif Tahun 2019 ……………………………………………. 43
Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pergerakan Wisnus Tahun 2019 …………………….. 48
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Peningkatan Pergerakan Wisnus Tahun 2019 48
Tabel 3.16 Target dan Realisasi Peringkat TTCI ……………………………………………… 63
Tabel 3.17 Perbandingan Peringkat TTCI dari 5 negara di kawasan ASEAN ……….. 64
Tabel 3.18 Tolok Ukur TTCI 2019 …………………………………………………………………. 64
Tabel 3.19 Target dan Realisasi Jumlah Investasi Sektor Pariwisata TA 2019 …….. 66
Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Investasi TA 2018-2019 …………………………. 67

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 viii


Tabel 3.21 Realisasi Investasi PMA dan PDN Top 10 Provinsi ………………………….. 69
(Januari – Juni TA 2019 …………………………………………………………………. 68
Tabel 3.22 Realisasi investasi berdasarkan negara asal PMA
(Januari – Juni TA 2019) …………………………………………………………………. 70
Tabel 3.23 Rekap Data Usaha Pariwisata PMDN melalui OSS
(Periode 1 Januari – 31 Desember 2019) ………………………………………… 73
Tabel 3.24 Target dan Realisasi Pertumbuhan Industri PariwisataTA 2019………….. 74
Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional….… 74
Tabel 3.26 Target dan Realisasi Rasio Usaha Pariwisata yang tersertifikasi
Terhadap total usaha pariwisata nasional TA 2019 …………………………. 77
Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan
Industri Pariwisata Nasional ……………………………………………………………. 78
Tabel 3.28 Rekapitulasi Pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata …… 79
Tabel 3.29 Bidang dan Jenis Usaha Pariwisata TA 2014 yang direviu TA 2019 …… 80
Tabel 3.30 Jumlah SDM Kepariwisataan yang tersertifikasi TA 2019 berdasarkan
Bidang Sertifikasi …………………………………………………………………………… 84
Tabel 3.31 Perbandingan Tenaga Kerja Pariwisata dan Total SDM Tersertifikasi …. 84
Tabel 3.32 Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM
Pariwisata Nasional TA 2019 ………………………………………………………….. 85
Tabel 3.33 Perbandingan Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi
terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 – 2019 ………………… 85
Tabel 3.34 Judul Penelitian Yang Termanfaatkan Tahun 2019 …………………………… 87
Tabel 3.35 Target dan Realisasi Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan
Pengembangan Pariwisata Nasional Tahun 2019 ……………………………… 91
Tabel 3.36 Target dan Realisasi Nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019 …… 92
Tabel 3.37 Komponen Peniliaian Reformasi Birokrasi ……………………………………… 92

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 ix


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Pariwisata ……………….……….…… 4


Gambar 2.1 Visi dan Misi Kementerian Pariwisata …………………………………… 9
Gambar 2.2. Peta Strategis ……………………………………………………………………… 10
Gambar 2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Menteri Pariwisata …………………… 10
Gambar 3.1 Bukti Tayang Publikasi di Media Elektronik ……………………… 25
Gambar 3.2 Bukti Tayang Publikasi di Baidu dan Trip Advisor ……………………… 27
Gambar 3.3 Bukti Tayang Publikasi melalui Media Sosial ……………..…………… 27
Gambar 3.4 Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar
Inggris …………………………………………………………………………….. 28
Gambar 3.5 Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar
Timur Tengah ……………………………………………………………………… 29
Gambar 3.6 Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar
Amerika ……………………………………………………….…………………….. 39
Gambar 3.7 Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar
Korea Selatan ………………………….………………………….………………….. 30
Gambar 3.8 Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar
India ………………………………………………………………………………….. 30
Gambar 3.9 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di Emirates dan Cathay
Dragon …………………………………………………………….…………………….. 31
Gambar 3.10 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di De Telegraaf dan FVW
Daily ………………………………………………………………………..…….………… 31
Gambar 3.11 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di TravTalk Middke East dan
Travel + Leisure India …………………………………..…………………… 32
Gambar 3.12 Dokumentasi Kegiatan Joint Promotion ……………………………………. 43
Gambar 3.13 Bukti Tayang Kerjasama dengan Online Travel Agent ………………. 44
Gambar 3.14 Bukti Tayang Publikasi in Flight Magazines ……………………………….. 45
Gambar 3.15 Publikasi Placement Bus dan Van ……………..……………….…………….. 46
Gambar 3.16 Publikasi melalui Media Elektronik di TV Dalam Negeri …………… 49
Gambar 3.17 Publikasi melalui Media Digital di TV Dalam Negeri ……….……… 49

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 x


Gambar 3.18 Branding Wonderful Indonesia pada media sosial ……………..……… 50
Gambar 3.19 Publikasi Pariwisata Indonesia pada Media Cetak …………………….. 51
Gambar 3.20 Event Daerah di 3 wilayah Regional …………………..…………………….. 53
Gambar 3.21 Jumlah100 event dan 10 top event …………………..………………….…….. 54
Gambar 3.22 Joint Promotion dan Pembukaan rute baru …..……..…………..…….. 56
Gambar 3.23 Aktivitas kegiatan pada Hot Deals 2019 …..………................……….. 57
Gambar 3.24 Beberapa Kegiatan Program Co-Branding tahun 2019 ………………… 59
Gambar 3.25 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Indonesia ……………………………. 60
Gambar 3.26 Kunjungan Wisman melalui Border Tourism ……………………………… 60
Gambar 3.27 Komponen TTCI ………..………..…………………………………………………..… 62
Gambar 3.28 Performansi TTCI Indonesia TA 2008 s.d 2019 ………..………..……… 63
Gambar 3.29 Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata ….... 81
Gambar 3.30 Pelaksanaan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM ……….….. 94

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 xi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Dengan terbentuknya susunan Kabinet Indonesia Maju, sebagaimana diatur dalam


Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian
Negara, dan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan
Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju
Periode Tahun 2019 – 2024, Kementerian Pariwisata secara resmi berubah
menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.

Selanjutnya terbit Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2019 tentang Kementerian


Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2019
tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan dari kedua Peraturan Presiden
tersebut mengamanatkan bahwa dalam rangka menjaga keberlangsungan
pelaksanaan program dan anggaran tahun 2019, susunan organisasi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mulai
berlaku sejak tanggal 31 Desember 2019.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 1


Dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2019 dan Peraturan
Presiden Nomor 97 Tahun 2019 tersebut di atas, maka Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Kementerian TA 2019, disusun secara terpisah antara Laporan
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Badan Ekonomi Kreatif.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 disusun dalam


rangka pelaksanaan amanah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 sebagai penjelasan atas
sasaran strategis Kementerian Pariwisata dan capaiannya, berdasarkan Peraturan
Menteri Pariwisata Nomor 13 tahun 2018 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pariwisata tahun 2018-2019.

1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pariwisata, sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Presiden Nomor 93
Tahun 2017, Kementerian Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan Negara. Selanjutnya dalam melaksanakan tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan, kementerian
Pariwisata memiliki fungsi :
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengembangan destinasi dan
industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara,
pengembangan pemasaran pariwisata nusantara, dan pengembangan
kelembagaan kepariwisataan;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
destinasi dan industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata
mancanegara, pengembangan pemasaran pariwisata nusantara, dan
pengembangan kelembagaan kepariwisataan;

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 2


c. pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya tarik
wisata dalam rangka pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan
pengembangan daerah serta peningkatan kualitas dan daya saing pariwisata;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
pemerintahan di bidang pengembangan destinasi dan industri pariwisata,
pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, pengembangan pemasaran
pariwisata nusantara, dan pengembangan kelembagaan kepariwisataan;
e. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata;
f. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pariwisata; dan
g. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pariwisata.

Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden di atas, dalam rangka mengatur tugas
dan fungsi pada masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pariwisata telah ditetapkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata.

Struktur organisasi Kementerian Pariwisata pada tahun 2019 terdiri dari empat
deputi dengan 3 (tiga) fungsi strategis yaitu (1) Deputi Pengembangan Pemasaran
Zona I, (2) Deputi Pengembangan Pemasaran Zona II, (3) Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi Pariwisata, serta (4) Deputi Bidang Industri dan
Kelembagaan Pariwisata. Secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.1. di bawah
ini

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 3


Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Pariwisata

Fungsi customer management dijalankan oleh Deputi Pengembangan Pemasaran.


Struktur Deputi Pengembangan Pemasaran disusun dengan menempatkan
dimensi area sebagai dimensi utama (area-based structure). Area mewakili
originasi wisatawan atau lebih tepatnya mewakili pelanggan. Di dalam deputi ini
terdapat Country Manager yang akan menjadi ujung tombak Kementerian
Pariwisata dalam melakukan penetrasi pasar ke negara-negara yang menjadi
target pasar. Country Manager diharapkan untuk memahami pasar-pasar target

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 4


(customer management) dengan melihat kondisi demografi, psikografi, dan
perilaku wisatawan serta terlatih dalam meramu dan menjalankan strategi
promosi/penjualan (marketing management) dengan mengacu pada konsep DOT
(Destination,Origination, Time) dan BAS (Branding, Advertising, Selling).

Fungsi product development dijalankan oleh Deputi Bidang Pengembangan


Destinasi Pariwisata. Struktur Deputi ini disusun dengan menempatkan area
sebagai dimensi utama dimana terdapat tiga area kerja yaitu: Regional I (wilayah
Barat), Regional II (wilayah Tengah), dan Regional III (wilayah Timur). Di samping
mengembangkan destinasi pariwisata di tiga regional tersebut, deputi ini juga
bertanggung jawab mengembangkan investasi pariwisata dan mengembangkan
infrastruktur/ekosistem kepariwisataan.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata akan


bertanggung jawab mengembangkan industri, regulasi, dan kebijakan pariwisata.
Di samping itu deputi ini bertanggung jawab di bidang SDM pariwisata dan
kerjasama antarlembaga, serta bertanggung jawab dalam pembuatan Business
Plan pariwisata, melaksanakan deregulasi untuk meningkatkan daya saing serta
melakukan sertifikasi SDM, produk dan unit usaha industri pariwisata.

1.3. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI


Sektor pariwisata memiliki posisi strategis dalam berbagai kebijakan
pembangunan, khususnya bagi negara Indonesia yang memiliki aset
kepariwisataan, untuk diperkuat dan diberdayakan sebagai pilar ekonomi negara.
Perekonomian nasional ke depan tidak lagi dapat mengandalkan sektor minyak dan
gas sebagai andalan penyumbang devisa yang menopang perekonomian, karena
cadangan minyak dan gas pada saatnya akan habis dan tidak dapat tergantikan lagi.
Karena itu, sektor pariwisata menjadi sektor kunci yang diharapkan mampu
menyandang fungsi penyumbang devisa terbesar di atas sektor – sektor lainnya.

Arah kebijakan dan strategi nasional terkait penyelenggaraan pariwisata tercantum


dalam 3 (tiga) hal, yaitu 100 janji Presiden, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015 – 2019 (RPJMN 2015 – 2019) dan Rencana Induk

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 5


Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS). Ketiganya diperkuat dengan
pernyataan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas bidang pariwisata pada
tanggal 16 Februari 2015 bertempat di Istana Bogor, terkait peran strategis
pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan nasional.

Beberapa agenda strategis Pemerintahan Republik Indonesia periode 2015-2019


tertuang dalam
agenda prioritas
NAWACITA. Dalam
Nawa Cita, butir
yang terkait
pariwisata adalah
butir keenam yang Presiden RI – Joko Widodo dalam Rapat
Terbatas Bidang Pariwisata, Istana Bogor, 16
menyebutkan “Kami Februari 2015

akan meningkatkan
daya saing dengan memanfaatkan potensi yang belum tergarap dengan baik tetapi
memberi peluang besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi
nasional, yakni industri manufaktur, industri pangan, sektor maritim dan
pariwisata”. Atas dasar pemikiran itulah bahwa kepariwisataan Indonesia dapat
meningkatkan daya saing Indonesia di mancanegara, terutama dengan
memanfaatkan potensi yang selama ini belum terkelola dengan baik, yakni potensi
maritim, untuk mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Pariwisata menjadi penyumbang devisa, PDB, dan tenaga kerja di Indonesia. Pada
tahun 2018 sektor pariwisata telah memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional
sebesar 5,25%, dengan jumlah devisa sebesar 229,50 Triliun rupiah dan menyerap
12,7 juta tenaga kerja di sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara sebanyak 15,81 juta kunjungan dan 303,4 juta perjalanan wisatawan
nusantara. Lebih detil dapat dilihat pada Tabel 1. 1

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 6


Tabel 1.1 Target dan Capaian Sektor Pariwisata Nasional

2015 2016 2017 2018


INDIKATOR
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI

KONTRIBUSI PADA PDB 4,23 4,25 4,50 4,13 5 4,11 5,25 5,25
NASIONAL (%)

DEVISA (TRILIUN Rp) 144 175,71 172 176,23 182 198,89 223 229,50

JUMLAH TENAGA KERJA 11,4 10,36 11,8 12,28 12,0 12,60 12,6 12,7*
(JUTA ORANG)

INDEKS DAYA SAING #50 #50 n.a n.a #40 #40 n.a n.a
(WEF)

WISATAWAN 10 10,23 12 11,52 15 14,04 17 15,81


MANCANEGARA (JUTA
ORANG)

WISATAWAN 255 256,42 260 264,33 265 270,82 270 302,4


NUSANTARA (JUTA
PERJALANAN)

Kementerian Pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan bagi


perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan capaian sektor
pariwisata, di mana jumlah devisa meningkat dari Rp 175,71 triliun pada tahun
2015 menjadi Rp 229,50 triliun pada tahun 2018.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 7


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS

Dalam rangka mencapai visi dan sasaran strategis tahun 2019 yang diukur
melalui kontribusi PDB, target kunjungan wisman, dan pergerakan wisatawan
nusantara, Kementerian Pariwisata melakukan perubahan struktur organisasi
yang berfokus kepada pelanggan (customer-centric organization) sesuai dengan
strategi Kementerian Pariwisata, maka melalui Peraturan Menteri Pariwisata
Nomor 13 Tahun 2018 ditetapkan Rencana Strategis Tahun 2018-2019,
mengganti Rencana Strategis berjalan Tahun 2015-2019. Dalam Rencana
Strategis (Renstra) tersebut, Kementerian Pariwisata menetapkan visi dan misi
tahun 2018 - 2019 yang digambarkan pada Gambar 2.1:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 8


Gambar 2.1 Visi dan Misi Kementerian Pariwisata

Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Pariwisata pada renstra Kementerian
Pariwisata Tahun 2018-2019 ditetapkan sasaran – sasaran strategis yang
digambarkan menjadi peta strategi (strategy map) yang dapat dilihat pada
gambar 2.2.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 9


Gambar 2.2 Peta Strategi Kementerian Pariwisata

Kementerian Pariwisata memiliki 9 (sembilan) sasaran strategis yang terdiri dari


11 (sebelas) indikator kinerja sasaran strategis (IKSS), yang dipetakan kedalam 4
(empat) perspektif Balance Score Card (BSC). Perspektif pertama yaitu:
stakeholder/financial; perspektif kedua yaitu customer; perspektif ketiga yaitu
internal process; dan perspektif keempat yaitu learning & growth.
1. Perspektif pertama yaitu stakeholders/financial. Pada perspektif
stakeholders, Kementerian Pariwisata memiliki 1 (satu) sasaran strategis
yaitu “Meningkatnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata”. Capaian
sasaran strategis ini diukur oleh 2 (dua) indikator kinerja sasaran strategis
(IKSS).
2. Perspektif kedua yaitu customer. Pada prespektif ini Kementerian Pariwisata
memiliki 2 (dua) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya kunjungan Wisman
dan Wisnus” dan “Meningkatnya daya saing pariwisata nasional”. Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui 3 (tiga) IKSS.
3. Perspektif ketiga yaitu internal process. Pada perspektif ini, Kementerian
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 10
Pariwisata memiliki 5 (lima) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya investasi
sektor pariwisata”, “Bertumbuhnya industri pariwisata nasional”,
“Meningkatnya kualitas usaha pariwisata nasional”, “Meningkatnya kuallitas
SDM pariwisata nasional”, dan “dimanfaatkannya hasil penelitian dan
pengembangan pariwisata nasional”. Capaian sasaran strategis ini diukur
melalui 5 (lima) IKSS.
4. Perspektif ke-empat yaitu learn and growth merupakan perspektif yang
menggambarkan aset strategis Kementerian Pariwisata yang digunakan
untuk menjalankan proses pada perspektif internal process. Pada perspektif
ini, Kementerian Pariwisata memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu
“Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata”.
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) IKSS.

2.2 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA


Salah satu alat ukur keberhasilan Kementerian Pariwisata dalam mencapai
sasaran strategis adalah penetapan Indikator Kinerja sebagai indikator
keberhasilan pelaksanaan perencanaan kinerja yang dituangkan dalam perjanjian
kinerja berikut:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 11


Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Menteri Pariwisata

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 12


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,
Buku II Agenda Pembangunan Bidang telah ditetapkan sasaran pembangunan
pariwisata, yaitu: 1) Kontribusi terhadap PDB Nasional (%), 2) Wisatawan
Mancanegara (orang), 3) Wisatawan Nusantara (kunjungan), 4) Devisa (triliun
rupiah) dengan capaian sasaran pembangunan pariwisata TA 2018 – 2019 seperti
dilihat pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Target dan Sasaran RPJM 2018 - 2019


2018 2019
URAIAN SASARAN
Target Realisasi Target Realisasi
Kontribusi terhadap
5,25 5,25* 5,5 5,5*
PDB Nasional (%)
Wisatawan
17 15,81 20 16,1
Mancanegara (Orang)
Wisatawan Nusantara
270 303,54 275 312,5
(pergerakan)
Devisa (triliun rupiah) 223 229,50 280 280*
*) data proyeksi

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 13


Kementerian Pariwisata telah berupaya memberikan kontribusi yang signifikan
bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan peningkatan jumlah devisa
dari Rp 229,50 triliun pada tahun 2018 dan diproyeksi mencapai Rp 280 triliun
pada tahun 2019. Peningkatan jumlah devisa tersebut seiring dengan Capaian
Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2019, yaitu: (1) kontribusi pariwisata
terhadap PDB nasional diproyeksi sebesar 5.5%, (2) jumlah wisatawan
mancanegara (wisman) diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, dan (3) jumlah
wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksi sebanyak 312,5 juta perjalanan.

Berdasarkan sasaran pembangunan pariwisata dalam RPJMN 2015 – 2019,


Kementerian Pariwisata telah menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Stategis
(IKSS) sebagai standar kinerja organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pariwisata Nomor KM.98/UM.001/MP/2017 tanggal 15 Maret 2017, IKSS tersebut
digunakan sebagai ukuran keberhasilan/kegagalan dalam penyusunan,
perencanaan, penganggaran kinerja, pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja oleh
masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata. Realisasi IKSS
Kementerian Pariwisata Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019

Indikator Kinerja 2019


Sasaran
No No Sasaran Strategis
Strategis (SS) Target Realisasi Capaian
(IKSS)
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatnya 1 Jumlah penerimaan 280 280 100
pendapatan nasional devisa dari sektor
dari sektor pariwisata pariwisata (Triliun RP)
2 Kontribusi sektor 5,5 5,5 100
pariwisata terhadap
PDB nasional (%)
2 Meningkatnya 3 Pertumbuhan jumlah 17 1,88 11,6
kunjungan Wisman Wisman (%)
dan Wisnus (Target Jumlah Wisman 20 16,1 80,50
(juta orang))
4 Peningkatan pergerakan 1,85 3 162
Wisnus (%)
(Target Jumlah Pergerakan 275 312,5 113
Wisnus (juta orang))

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 14


Indikator Kinerja 2019
Sasaran
No No Sasaran Strategis
Strategis (SS) Target Realisasi Capaian
(IKSS)
1 2 3 4 5 6 7
3. Meningkatnya daya 5 Travel and Tourism #30 #40 -
saing pariwisata Competitiveness Index
nasional (TTCI)
4 Meningkatnya 6 Jumlah investasi sektor 2.500 840,66** 33,63
investasi sektor pariwisata (US$ juta)
pariwisata
5 Bertumbuhnya industri 7 Pertumbuhan 3 3* 100
pariwisata nasional industri
pariwisata
nasional (%)
6 Meningkatnya kualitas 8 Rasio usaha pariwisata 3 1.85 61.67
usaha pariwisata yang tersertifikasi
nasional terhadap total
usaha pariwisata nasional
(%)
7 Meningkatnya kualitas 9 Rasio SDM pariwisata 2,5 2,8 112
SDM pariwisata nasional yang
nasional tersertifikasi terhadap
total SDM pariwisata
nasional (%)
8 Dimanfaatkannya hasil 10 Indeks pemanfaatan 30 52 173,33
penelitian dan hasil penelitian dan
pengembangan pengembangan
pariwisata pariwisata nasional (%)
Nasional
9 Terwujudnya reformasi 11 Nilai RB Kementerian 80 80* 100
birokrasi di Pariwisata
lingkungan (1-100)
Kementerian
Pariwisata
*) Data proyeksi
**) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)

Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk Tahun 2019, Kementerian
Pariwisata telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab
organisasi. Berikut diuraikan capaian dari indikator kinerja sasaran strategis
(berdasarkan urutan pada kolom 3) yang menjadi tolak ukur terlaksananya sasaran
strategis (kolom 2) Kementerian Pariwisata yang telah ditetapkan:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 15


JUMLAH PENERIMAAN DEVISA DARI
1 SEKTOR PARIWISATA

Penetapan Pariwisata sebagai leading sector, menjadikan sektor pariwisata sebagai


andalan dalam memperoleh devisa yang diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata digunakan
untuk mengukur kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa nasional. Devisa yang
dimaksud didapat dan dicatat dari pengeluaran wisatawan yang berwisata ke destinasi
di Indonesia.

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019 yaitu diproyeksi


mencapai 16,1 juta wisman, telah meningkatkan jumlah penerimaan devisa sebesar Rp
224 triliun penerimaan devisa tahun 2018 menjadi Rp 280 triliun penerimaan devisa
pada tahun 2019 (Tabel 3.3)

Tabel 3.3 Target dan realisasi Jumlah Penerimaan Devisa Tahun 2019

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Target Realisasi %

Jumlah penerimaan devisa dari sektor


280 280* 100*
pariwisata (Triliun Rp)

*) data proyeksi

Berdasarkan data tersebut di atas, jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara


pada tahun 2019 diproyeksi mencapai target yaitu dengan capaian 100 % dari target
Rp 280 triliun. Perbandingan dengan jumlah devisa pada tahun sebelummya dapat
dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Jumlah Penerimaan Devisa dari


Sektor Pariwisata Tahun 2018 dan 2019

Indikator Kinerja Sasaran 2018 2019 Peningkatan


Strategis (IKSS)

Jumlah penerimaan 229,50 280* 25%


devisa (Triliun Rp)
*) data proyeksi

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 16


Tabel 3.5 Perbandingan Kunjungan Wisatawan Mancanegara
dengan Penerimaan Devisa

Tahun Jumlah wisman (juta orang) Jumlah Penerimaan


Devisa (Triliun Rp)

2018 15,81 229,50

2019 16,1 280*


* ) data proyeksi

Dari jumlah wisman yang meningkat dari tahun 2018 dengan jumlah wisman 15,81 juta orang
menjadi 16,1 juta orang pada tahun 2019 sehingga menyebabkan peningkatan jumlah
penerimaan devisa yang diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019 atau meningkat
25% dari capaian devisa pada tahun 2018. Upaya yang telah dilaksanakan oleh Kementerian
Pariwisata dalam upaya meningkatkan devisa adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara
2. Meningkatkan length of stay wisatawan mancanegara

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 17


KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP
2 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) NASIONAL

Indikator Kinerja kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional bertujuan


mengukur kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional. Nilai PDB sektor
pariwisata memperhitungkan kontribusi PDB yang bersifat langsung maupun tak
langsung.

Capaian IKSS kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional merupakan dukungan
Kementerian Pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi PDB sektor
pariwisata, semakin penting pula posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kontribusi ini diupayakan seiring dengan
penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, penciptaan rekreasi dan
pemanfaatan waktu senggang yang berkualitas, serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui tingkat hidup yang berkualitas. Capaian IKSS kontribusi sektor
pariwisata terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional
Tahun 2019

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Target Realisasi Capaian

Kontribusi sektor pariwisata terhadap 5,5 5, 5* 100%


PDB nasional (%)

*) Data Proyeksi

Dari tabel 3.6 di atas terlihat bahwa indikator kinerja untuk Kontribusi sektor
pariwisata terhadap PDB nasional sesuai dengan target sebesar 5,5% (data proyeksi).
PDB dari sektor pariwisata mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Perbandingan capaian tahun 2018-2019, dapat dilihat pada tabel 3.7
berikut.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 18


Tabel 3.7. Perbandingan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata
terhadap PDB Nasional Tahun 2018 dan 2019

Indikator Kinerja Sasaran


2018 2019
Strategis (IKSS)

Kontribusi sektor pariwisata 5,25 5,5


terhadap PDB nasional (%)

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisman,
perjalanan wisnus, investasi pariwisata, dan alokasi anggaran pemerintah untuk
pariwisata. Untuk mencapai target kontribusi sektor pariwisata 5,5% pada akhir Renstra
TA 2019, Kemenpar melakukan strategi sebagai berikut :

1. Pengembangan destinasi pariwisata


Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata yang telah
dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain:
a. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata melalui Penyusunan
Masterplan dan Rencana Detail KSPN/KPPN (dekonsentrasi); koordinasi strategis
lintas sektor pembangunan KSPN serta sinergi program dengan K/L terkait,
Pemerintah Daerah; pengembangan kawasan ekonomi khusus zonasi pariwisata
melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Dewan KEK Nasional dalam
mempersiapkan proposal penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Zonasi
Pariwisata; pengembangan destinasi prioritas; koordinasi lintas sektor
pendukung infrastruktur aksesibilitas dan amenitas pariwisata dengan
Kementerian terkait.
b. Pengembangan investasi pariwisata melalui pemetaan kawasan strategis,
pemetaan iklim investasi pariwisata, penyusunan skema dan proposal investasi
pariwisata daerah, partisipasi investment forum, promosi investasi, koordinasi
penetapan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, serta fasilitasi koordinasi
percepatan pembangunan fasilitas dan konektivitas (pembangunan pelabuhan,
bandara, dan marina).
c. Pengembangan dan penataan atraksi, aksesibilitas, amenitas destinasi pariwisata
di Indonesia melalui dukungan kapasitas atraksi wisata (attraction management

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 19


dan visitor management), penerapan destinasi berkelanjutan, data dan informasi
digital.
d. Koordinasi pembangunan destinasi pariwisata regional melalui dukungan lintas
sektor (Kementerian/Lembaga terkait) dan sinergi pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah melalui pendukungan pembangunan destinasi, perbaikan dan
peningkatan kualitas infrastruktur pariwisata, peningkatan kualitas sarana dan
prasarana pariwisata, fasilitasi kerja sama lintas sektor, dan koordinasi regional
pengembangan destinasi pariwisata daerah.

2. Pengembangan pemasaran pariwisata


Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan pemasaran pariwisata yang telah
dilakukan Kementerian Pariwisata, antara lain:
a. Program Ordinary (Branding, Advertising, Selling), Extra Ordinary (Incentive, Hot
Deals, dan Competing Destination Model) dan Super Extra Ordinary (Border
Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal).
b. Branding Wonderful Indonesia sebagai Destinasi Utama Wisata Dunia melalui
media elektronik, digital/non digital serta media sosial untuk pasar
mancanegara.
c. Perumusan Isi Pesan (Content) Promosi Pariwisata Terintegrasi antara
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d. Permasaran pariwisata dengan pendekatan BAS (Branding, Advertising, Selling),
DOT (Destination, Origin, Time), POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media,
Endorser).
e. Promosi 100 Wonderful event Indonesia dan 10 top event, antara lain: Festival
Danau Toba, Festival Danau Sentani, Festival Raja Ampat, Festival Keraton
Ambon, Festival Kuliner Nusantara di beberapa ibukota provinsi, Tour de
Singkarak (TdS) di Sumatera Barat, Jakarta Maraton, Festival Bahari Tambora
dan sebagainya.
f. Pendataan dan Pengembangan Strategi Pemasaran Segmen Pasar Wisatawan
Nusantara.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 20


3. Pengembangan industri pariwisata
Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan industri pariwisata yang telah
dilakukan Kementerian Pariwisata, antara lain:
a. Peningkatan kemitraan industri pariwisata melalui penerapan pedoman green
hotel, pedoman pariwisata berkelanjutan, penyusunan SNI usaha jasa dan usaha
sarana pariwisata, fasilitasi investasi usaha pariwisata, pengembangan dan
peningkatan jenjang keterampilan tenaga kerja lokal dalam bidang pariwisata.
b. Dukungan peningkatan kapasitas usaha dan industri pariwisata.
c. Penyusunan standar usaha pariwisata.
d. Penyusunan materi dan uji sertifikasi usaha jasa, sertifikasi produk pariwisata,
serta sarana pariwisata.
e. Peningkatan kapasitas organisasi/asosiasi di sektor usaha jasa dan sarana
pariwisata.

4. Pengembangan kelembagaan kepariwisataan


Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan kelembagaan kepariwisataan yang
telah dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain:
a. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja kepariwisataan melalui
sertifikasi kompetensi.
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas lulus perguruan tinggi pariwisata.
c. Optimasi penelitian dan pengembangan sebagai dasar perumusan arah kebijakan
kepariwisataan.
d. Pengembangan wisata budaya, alam dan buatan melalui diversifikasi, diferensiasi,
peningkatan dan pengembangan wisata kuliner dan spa, pengembangan wisata
sejarah dan religi, pengembangan wisata tradisi dan seni budaya, pengembangan
wisata perdesaan dan perkotaan, pengembangan wisata bahari, pengembangan
wisata ekologi dan petualangan, pengembangan kawasan wisata, dan
pengembangan wisata konvensi, olahraga dan rekreasi.
e. Penguatan kapasitas masyarakat melalui kelompok sadar wisata, peningkatan
kapasitas usaha masyarakat, serta internalisasi sadar wisata dan sapta pesona.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 21


PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN
3 MANCANEGARA (WISMAN)

Pertumbuhan jumlah wisman merupakan indikator yang bertujuan untuk


mengukur jumlah wisman yang berkunjung ke destinasi pariwisata di Indonesia.
Adapun definisi wisatawan mancanegara pada indikator ini adalah setiap orang
yang berasal dari luar wilayah Indonesia, yang mengunjungi Indonesia, didorong
oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di
tempat yang dikunjungi, dengan lama tinggal minimal 24 jam dan maksimal 6
(enam) bulan, dengan tujuan: (a) berlibur, rekreasi, dan olah raga; (b) bisnis,
mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, konferensi,
kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, dan keagamaan.

Jumlah wisman yang berkunjung ke destinasi pariwisata di Indonesia pada tahun


2018 dan 2019 dapat dilihat pada tabel 3.8:

Tabel 3.8 Jumlah Wisman 2019

Jumlah Wisatawan Mancanegara Pertumbuhan


Bulan
2018 2019 (%)
Januari 1.097.839 1.201.735 10,45
Februari 1.197.503 1.243.996 5,56
Maret 1.363.426 1.311.911 -1,68
April 1.302.321 1.274.231 -0,35
Mei 1.242.705 1.249.536 1,33
Juni 1.322.674 1.434.103 9,94
Juli 1.547.231 1.468.173 -4,1
Agustus 1.511.021 1.530.268 3,09
September 1.370.943 1.388.719 2,15
Oktober 1.291.605 1.346.434 4,86
November 1.157.483 1.280.781 11,55
Desember 1.405.554 1.377.067 -2,03
Total 15.810.305 16.106.954 1,88
Sumber : BPS dan Kemenpar

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 22


Jumlah wisman tahun 2019 adalah 1.377.067 orang, dengan pertumbuhan jumlah
wisman sebesar 1,88%. Perbandingan Pertumbuhan Jumlah wisman tahun 2019,
dengan tahun dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9 Target dan realisasi Jumlah Wisman Tahun 2019

Indikator Kinerja Sasaran Strategis


Target Realisasi %
(IKSS)
Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah
17 1,88 11,06
Kunjungan Wisman (%)

Target Jumlah Wisman (Juta Orang) 20 16,1 80,50

Tabel 3.10 Perbandingan Pertumbuhan dan Jumlah Wisman


Tahun 2018 dan 2019

Tahun Jumlah Wisman (Juta Orang) Pertumbuhan (%)

2018 15,81 12,61


2019 16,1 1,88

Berdasarkan data di atas, pertumbuhan jumlah wisman tahun 2019 sebesar 1,88%.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan
wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda,
Demonstrasi Jakarta, aksi terorisme, kebakaran hutan, gempa bumi dan
Kerusuhan Papua
b. Perang dagang Tiongkok dan Amerika yang mengakibatkan perlambatan
perekonomian, sehingga beberapa korporasi mengurangi anggaran untuk
perjalanan insentifnya
c. Polemik Zero Dollar Tour di beberapa wilayah
d. Pengurangan frekuensi beberapa rute penerbangan maskapai Garuda
Indonesia, dan beberapa maskapai internasional lain
e. Pembatalan chartered flight khususnya pasar Tiongkok dan Korea dikarenakan
jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan tipe Boeing 737 Max 8,
dimana chartered flight tersebut menggunakan tipe pesawat yang sama

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 23


f. Slow booking di kuartal I tahun 2019 merupakan dampak dari rangkaian
bencana alam di tahun 2018.

Dalam pencapaian target kunjungan wisman Kementerian Pariwisata memiliki tiga


senjata pamungkas, yang terdiri dari program Ordinary Effort (Branding,
Advertising, Selling), Extra Ordinary Effort (Incentive, Hot Deals) dan Super Extra
Ordinary Effort (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal).

1. Ordinary Effort
1) Branding
a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik
Pada tahun 2019, telah dilaksanakan publikasi media elektronik dengan
total 5.406 spot tayang di berbagai international channel, antara lain: Al
Arabiya, AXN, BBC, Bloomberg, CCTV, CNN, FOX, JTBC, National
Geographic, Phoenix, Sky, Talpa TV, dan TLC.
Tabel 3.11 Publikasi Branding melalui Media Elektronik
NO CHANNEL FEED TOTAL WAKTU KONTEN
SPOT TAYANG
1 CNN Asia, EMEA, South 500 spot Januari - (Borobudur,
Asia, North America Mei Mandalika, Toba)
2 BBC Asia Pasific, Europe, 365 spot Februari - (Borobudur,
South Asia Mei Mandalika, Toba)
3 National Japan, Korea, Taiwan 605 spot Maret - Mei (Borobudur,
Geographic Mandalika, Toba)
4 CCTV China 100 spot Januari - (Borobudur,
Mei Mandalika, Toba)
5 Phoenix TV China 68 spot Maret - Mei (Borobudur,
Mandalika, Toba)
6 FOX Taiwan, China, Korea, 698 spot Januari - (Borobudur,
Japan Mei Mandalika, Toba)
7 TALPA Belanda 251 spot Maret (Borobudur,
Mandalika, Toba)
8 SKY Germany, UK 442 spot Februari - (Borobudur,
Mei Mandalika, Toba)
9 TLC India 800 spot Januari - (Borobudur,
Maret Mandalika, Toba)
10 JTBC Korea 620 spot Februari - (Borobudur,
April Mandalika, Toba)
11 Bloomberg US, Asia 207 spot Februari - (Borobudur,
Mei Mandalika, Toba)
12 AXN India, Taiwan 700 spot Maret - Mei (Borobudur,
Mandalika, Toba)
13 Al Arabiya United Arab Emirates 50 spot Mei - Juni (Borobudur,
Mandalika, Toba)

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 24


Bukti Tayang di media elektronik dapat dilihat pada Gambar 3.1

CNN BBC

National Geographic CCTV

Phoenix FOX

TALPA SKY

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 25


TLC JTBC

BLOOMBERG AXN

Gambar 3.1 Bukti Tayang Publikasi di Media Elektronik

Publikasi Media Elektronik pada tahun 2019 ini memiliki 13 channel


dengan total spot sejumlah 5.406 spot dan sudah tayang seluruh spot dari
setiap channel

b. Publikasi Branding melalui Media Digital


Media Digital (Google, Baidu, TripAdvisor, Ctrip, TongCheng, MakeMyTrip,
SkyScanner, Amobee, iClick, Inmobi, WeChat)

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 26


Gambar 3.2 Bukti Tayang Publikasi di Baidu dan Trip Advisor

c. Publikasi Branding melalui Media Sosial


Instagram : @indtravel,
Twiter : @indtravel,
Facebook indonesiatravel

Gambar 3.3 Bukti Tayang Publikasi melalui Media Sosial

d. Publikasi Branding melalui Media Ruang


Publikasi media ruang dilakukan diberbagai negara antara lain Amerika,
Belanda, Tiongkok, India, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Rusia,
Singapura dan United Emirates Arab. Detailnya dapat dilihat pada
Lampiran 1 pada halaman belakang laporan ini.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 27


3.12 Publikasi Branding melalui Media Ruang
No Negara Media Total Unit
1 China Digital Screen, Light Box 14 unit
2 Jerman Hotel Shuttle Bus, Open Great Bus 10 unit
3 Inggris Open Great Bus, Taxi, LED 257 unit
4 Timur Tengah Digital Screen, LED Banner Board, 327 unit
LCD Screen
5 India Hoarding 6 unit
6 Perancis Open Great Bus, Taxi 24 unit
7 Rusia Open Great Bus, Digital Screen 1195 unit
8 Korea Digital Billboard, Billboard, One 8 unit
Way Vision
9 Amerika LED Billboard, Open Great Bus 4 unit
10 Belanda Classic Banner, Digital Screen 11 unit
11 Singapura Coach Tour Bus, Mini Bus (Van) 12 unit

Rincian lebih detailnya dapat dilihat pada Lampiran 2. pada bagian


laporan ini.

Gambar 3.4 Bukti Pemasangan Publikasi Branding


Open Great Bus di Pasar Inggris

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 28


Gambar 3.5 Bukti Pemasangan Digital Screen dan LED Banner
di Pasar Timur Tengah

Gambar 3.6 Bukti Pemasangan Publikasi Branding LED Billboard


dan Open Great Bus di Pasar Amerika

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 29


Gambar 3.7 Bukti Pemasangan Digital Screen di Pasar Korea Selatan

Gambar 3.8 Bukti Pemasangan Digital Screen di Pasar India

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 30


2) Advertising
a. Publikasi Advertising melalui Media Cetak
a. Inflight Magazine (Air China, Cathay Dragon, Cathay Pacific, China
Eastern, China Southern, China Southern, Emirates, Qatar, dan KLM)

Gambar 3.9 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak


di Emirates dan Cathay Dragon

b. Newspaper
Newspaper (De Telegraaf, fvw Daily, Shukan Asahi, Wing Travel
Weekly)

Gambar 3.10 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak


di De Telegraaf dan FVW Daily

c. Magazine
Magazine (CREA Traveler, Lonely Planet India, Tokyo Jin, Travel +
Leisure India, TravTalk Middle East, VIRJ, China Travel Agent, dan
City Living Nagoya Edition)

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 31


Gambar 3.11 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak
di TravTalk Middke East dan Travel + Leisure India

Rekapitulasi kegiatan publikasi media cetak tahun 2019 dapat dilihat dalam
lampiran 2 pada halaman akhir laporan ini

3) Selling
a. Partisipasi pada Pameran (Travel Mart) Internasional
Sepanjang tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah ikut serta dalam 49
pameran pariwisata internasional. Berikut laporan beberapa top
pameran yang telah diikuti tersebut.
a) International Tourismo Borse (ITB) Berlin, Jerman

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 32


ITB Berlin merupakan merupakan pameran pariwisata B2B dan B2C
terbesar di dunia. Pada 2019, kegiatan yang dilaksanakan di Messe
Berlin, Jerman ini, diikuti oleh lebih dari 10.000 exhibitor dari 180
negara serta dikunjungi oleh 160.000 pengunjung.

b) Arabian Travel Mart (ATM) Dubai, Uni Emirates Arab

Arabian Travel Market Dubai (ATM Dubai) merupakan bursa


pariwisata terkemuka di Timur Tengah yang pada tahun ini diikuti
oleh 3.285 eksibitor dari 86 negara. Pada ATM Dubai 2019,
Kementerian Pariwisata memfasilitasi 85 sellers untuk melakukan
transaksi bisnis dengan buyers setempat baik yang telah memiliki
appointment sebelumnya maupun on the spot (walk in buyers).

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 33


c) World Travel Mart (WTM) London, Inggris

W
T
M

L
o
n
d
o
n

Partisipasi Kemenpar pada WTM London 2019 bertujuan untuk


memfasilitasi industri pariwisata Indonesia (travel operator/ travel
agent, hotel, DMC) untuk dapat membangun dan menguatkan
hubungan bisnis dengan industri pariwisata dunia yang diharapkan
akan berdampak positif pada peningkatan kunjungan wisman asal
Inggris, penambahan devisa sektor pariwisata, dan penguatan citra
dan brand Wonderful Indonesia di pasar Inggris.

d) China International Travel Mart (CITM) Kunming, Tiongkok


CITM merupakan bursa pariwisata internasional tahunan terbesar di
China yang dilaksanakan ke-13 kalinya tahun ini, kegiatan CITM
bersifat B to B (tanggal 15 – 16 November 2019) dan B to C (17
November 2019). Tahun ini, CITM diikuti oleh 75 negara, 3.866
exhibitors dan 50.000 target pengunjung.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 34


e) South Asia Travel and Tourism Exhibition (SATTE) Greater
Noida, India

Kegiatan SATTE 2019 telah dilaksanakan pada tanggal 16-18 Januari


2019 di India Expo Mart, Greater Noida, New Delhi, India. Pada
partisipasi tahun ini, Indonesia menjadi Feature Destination di
pameran tersebut, sehingga mendapat kesempatan oleh memberikan
lebih banyak exposure pada media-media.

f) IMEX Las Vegas, Amerika

Program acara yang dilaksanakan pada IMEX America 2019 adalah


pameran B to B (Business to Business) dengan sistem PSA (pre-
scheduled appointment), group presentation dengan narasumber
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata MICE, pelayanan
informasi, raffle hadiah, penampilan karnival dan coffee corner.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 35


g) Asian Tourism Forum (ATF)
Asian Tourism Forum
merupakan event pameran
B to B tahunan di wilayah
ASEAN yang memberikan
kesempatan kepada para
pelaku industri pariwisata
ASEAN untuk mempromosikan destinasi-destinasi ASEAN kepada
buyers dari seluruh dunia.

Salah satu kegiatan yang dilakukan pada saat event Asian Tourism
Forum adalah publikasi pariwisata Indonesia melalui media ruang
dengan pemasangan iklan pariwisata Indonesia yang tayang pada
tanggal 12 – 18 Januari 2019.

h) NATAS Travel Fair 2019

Natas Travel Fair merupakan pameran B to C yang diselenggarakan


di Singapura. Aktivasi ya dilaksanakan di booth antara lain adalah
sesi B to C, Hot Deals Kepri Counter, Belitung counter, pelayanan
informasi pariwisata, mixologist & coffee corner, gimmick,
pertunjukan kesenian, dll.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 36


i) Matta Fair
Matta fair merupakan pameran B to C yang rutin diselenggarakan
setiap tahun di Malaysia dengan jumlah pengunjung lebih dari
110.000 exibitor. Tahun 2019 penyelenggaraan event Matta Fair
terbagi dalam beberapa kali penyelenggaraan dan di beberapa
negara bagian di Malaysia.
• Matta fair Kuala Lumpur I
Matta fair Kuala Lumpur I diselenggarakan tanggal 15-17 Maret
2019.
• Matta Fair Sabah
Matta fair Sabah dilaksanakan tanggal 10-12 Mei 2019 dan
berlokasi di ITTC Penampang Kota Kinabalu. Hasil transaksi dari
total 261 pax adalah senilai MYR 198.895 atau sekitar IDR
693.745.760,- dengan spending value USD 187.839, atau sekitar
IDR 2.723.666.805.
• Matta fair Kuala Lumpur II
Matta fair Kuala Lumpur II diselenggarakan tanggal 6-8
September 2019. Kemenpar melibatkan 31 industri pariwisata
dengan jumlah transaksi 5.153 pax.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 37


j) Festival Wonderful Indonesia

Kegiatan ini menampilkan program aktivasi yang disesuaikan dengan


preferensi target pasar milenial antara lain : Cultural & Carnival
Performance. Salah satu contoh adalah festival Wonderful Indonesia
yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City Vietnam yang merupakan
kegiatan promosi destinasi wisata yang menampilkan unsur
keunikan budaya indonesia dengan momentum promosi untuk
memperkenalkan beragam destinasi wisata, kesenian dan budaya
khas Indonesia yang mampu menarik minat masyarakat di Vietnam.

b. Misi Penjualan
Pada tahun 2019, Kemeneterian Pariwisata telah menggelar 112 kegiatan
misi penjualan. Berikut beberapa laporan misi penjualan yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata:

a) Misi Penjualan di kota Munich, Praha dan Budapest


Misi Penjualan dilaksanakan di tiga kota, antara lain di Munich pada
tanggal 26 februari 2019, di Praha pada tanggal 28 Februari 2019
dan Budapest pada tgl 4 Maret 2019.
Munich merupakan salah satu kota terbesar di Jerman dengan
kondisi perekonomian dan standart hidup paling tinggi di Jerman.
Sedangkan Praha dan Budapest meskipun bukan pasar utama, namun
dengan adanya penerbangan Praha - Istambul sebanyak 2 kali sehari
dan Budapest - Istambul sebanyak 3 kali sehari akan sangat
memungkinkan untuk menjaring wisatawan di Eropa Timur.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 38


Buyers terbesar dan paling berpotensi dalam mendatangkan wisman
pada kegiatan ini sebagai berikut:
1. Munich: Asian Dream, Touristik, FTI Touristik, Dertouristik Munich
2. Praha: Dertouristik Prague, Cedok
3. Budapest: Angkor, Dertouristik Budapest

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 39


b) Misi Penjualan MICE Pasar Korea Paket I, Seoul – Korea Selatan
Sales Mission ini dimaksudkan untuk memaksimalkan promosi
mengenai potensi Indonesia untuk menjadi destinasi pasar MICE
sehingga dapat menambah jumlah wisatawan Korea Selatan yang
berkunjung ke Indonesia.

Kegiatan ini bersifat Business to Business (B to B) dengan


memfasilitasi pertemuan antara industri MICE di Indonesia dan
industri MICE di Korea Selatan. Pada 2018 Korea MICE Association
telah membawa 2.500 pax yang terbagi dalam beberapa tahap ke Bali
dan Jakarta. Tahun 2020 mereka menargetkan 3.000 kunjungan ke
Bali dan Jakarta. Korea MICE Association juga akan mempromosikan
destinasi MICE Indonesia kepada 150 travel agent yang tergabung
dalam member.

c) Misi Penjualan di Kuwait dan Oman


Misi Penjualan di Kuwait
dilaksanakan pada tanggal 23
April 2019 di Crowne Plaza Hotel
dan misi penjualan di Oman
dilaksanakan pada tanggal 25
April 2019 di Intercontinental
Hotel.
Kegiatan ini dihadiri oleh 55 buyer (20 buyers di Kuwait dan 35
buyers di Oman) yang terdiri dari travel agent dan wholeseller yang
diundang dan telah diseleksi oleh KBRI di masing-masing negara.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 40


c. Festival berkerjasama dengan KBRI/KJRI.
Penyelenggaraan festival untuk Promosi Wonderful Indonesia di Amerika
I, 31 Agustus 2019 di New York- Amerika Serikat melalui pendukungan
pada kegiatan Indonesian Street Festival yang diselenggarakan oleh KJRI
New York yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015. Festival ini
mengusung konsep festival jalanan atau pasar malam dengan menutup
sebuah jalan di pusat kota Manhattan. Konsep ini disebut juga dengan
single block festival dan digelar di pusat kota New York dengan menutup
jalan 68 th Street antara 5th Avenue dan Madison Avenue di Manhattan,
New York pada tanggal 31 Agusttus 2019 dengan tema “Celebrating 70th
Anniversary of US-Indonesia Relationship”.

d. Perjalanan Wisata Pengenalan (Familiarization Trip)


a) Famtrip Media TV dan Influencer Arab Saudi.
Famtrip ini merupakan kerja sama dengan KBRI Riyadh dengan
mendatangkan Media TV dan Influencer di sosial media Snapchat,
Twitter dan Instagram dimana media tersebut
adalah media yang paling sering digunakan di Arab Saudi. Peserta
mengeksplore Bali dan Malang selama 5 hari, mulai 21 s/d 25 April
2019.

b) Famtrip Penyedia Bisnis Pasar Belanda Bekerjasama dengan


Singapore Airlines
Kerja sama ini merupakan salah satu langkah strategi Tourism Hub di
originasi Eropa, khususnya Belanda dengan menawarkan twinning
destination memanfaatkan konektivitas Singapore Airlines. Tujuan

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 41


dari kegiatan ini adalah mengenalkan destinasi sekaligus memberikan
gambaran produk bagi para penyedia bisnis, dalam hal ini Tour
Agent/Tour Operator partner Singapore Airlines, agar mendapatkan
pembaruan informasi dalam pembuatan paket. Famtrip berlangsung
selama 6 hari, mulai dari tanggal 23 sampai dengan 28 Mei 2019
dengan destinasi yang dikunjungi di antaranya Makassar, Medan,
Yogyakarta dan Bandung.

2. Extra Ordinary Effort


1) Insentif Akses
Telah dilaksanakan kerjasama terpadu - Cash Incentive, dengan
bekerjasama dengan wholesaler dan airlines melalui program blocked seat
dan chartered flight untuk pasar Tiongkok. Program Insentif Akses pada
tahun 2019 telah menghasilkan 161.833 pax.

2) Joint Promotion
Telah dilaksanakan program kerjasama terpadu – joint promotion dengan
wholesaler untuk pasar Tiongkok, Jepang, Korea, Amerika, Taiwan, India, Timur
Tengah dan Eropa, dengan commitment pax dari masing-masing mitra.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 42


Tabel 3.13 Daftar Penerima Insentif Tahun 2019

Total Insentif
No. Nama Airlines/Wholesalers Total Pax
(Rp)
161.833 44.846.106.250
WHOLESALERS 145.525 40.289.651.050
1 PT. Loka Indira Amarta (Tuniu.com) 60.740 16.970.756.000
PT. Eka Tour (Royal Sino Aviation &
2 25.489 7.121.626.600
Ankeyunda)
PT. Surya Dirgantara Sukses (Tripean & New
3 34.521 9.683.830.920
Comfort Int'l Travel)
4 PT. Wenang Wahana Wisata (GZL) 14.837 3.733.412.650,00
5 PT. Arkian Intrawisata (Cocos Tour) 6.949 1.941.550.600,00
6 PT. Kemilau Cahaya Lestari (Grand China) 2.989 838.474.280,00
AIRLINES 16.308 4.556.455.200,00
7 PT. SriwijayaAir 16.308 4.556.455.200,00

Gambar 3.12 Dokumentasi Kegiatan Joint Promotion

3) Digital Marketing
Optimalisasi pemasaran melalui:
• Media berbayar (Google, Facebook, Instagram, TripAdvisor, Baidu,
WeChat)
• Owned media (Indonesia.travel)
• Media Sosial (Instagram, Facebook, twitter)
• Strategic Partnership dengan Online Travel Agent dan maskapai
penerbangan.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 43


3. Super Extra Ordinary Effort
1) Tourism Hub
Program ini memanfaatkan Singapura sebagai hub mengingat sebesar 70%
wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia melalui konektivitas udara.
Program ini menyasar wisatawan yang sudah akan ke Singapura untuk
melakukan perjalanannya ke Batam dan Bintan, dengan memanfaatkan
Paket Hot-Deals yang terjangkau menggunakan promosi online (Online
Travel Agent/OTA) dan offline. Melalui program ini, diharapkan dapat
meningkat dan menghasilakan incremental pax kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia.

Tourism Hub dilaksanakan melalui beberapa program, antara lain:


a. Kerjasama dengan Wholesaler/TA/TO
Kerjasama Tourism Hub dilakukan dengan Wholesaler, Travel Agent dan
Tour Operator di originasi dan di Singapura, seperti: Luxury, Chariot,
dan lain sebagainya.

b. Kerjasama dengan Online Travel Agent (OTA)


Kerjasama dengan Online Travel Agent (OTA) dilakukan untuk pasar
Tiongkok (Trip.com, Tuniu dan TongCheng) dan India (MakeMyTrip).

Gambar 3.13. Bukti Tayang Kerjasama dengan Online Travel Agent

c. Pembukaan Extended Counter


Untuk memperkenalkan dan menjual paket Tourism Hub, telah
diresmikan Tourism Hub Extended Counter di Changi Airport, Little

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 44


India Singapore dan Chinatown Singapore, serta untuk menjaring Johor
Bahru sebagai hub destination, maka diresmikan juga Tourism Hub
Extended Counter di Senai International Airport

d. Publikasi di In-flight Magazine


Telah dilakukan pemasangan publikasi di in-flight magazine di maskapai
Scoot Airlines untuk menyasar pasar Tiongkok dan India.

Gambar 3.14 Bukti Tayang Publikasi in Flight Magezines

e. Publikasi/Placement Bus dan Van


Telah dilakukan pemasangan placement destinasi Batam-Bintan di Bus
dan Van Travel Agent di Singapore yang lalu Lalang di Changi Airport
dan iconic spots di Singapura.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 45


Gambar 3.15 Publikasi Placement Bus dan Van

2) Low Cost Carrier Terminal (LCCT)


Dukungan Kemenpar dalam pengembangan LCCT (Terminal 2F) yaitu
memberikan bantuan promosi / publikasi kepada maskapai LCC yang mau
membuka rute baru ke terminal 2F. Dukungan kepada Citilink diberikan
untuk rute CGK (Cengkareng) – NRT (Narita), yang dijadwalkan dibuka pada
pertengahan tahun 2020.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 46


PENINGKATAN PERGERAKAN
4 WISATAWAN NUSANTARA (WISNUS)

Peningkatan pergerakan wisnus merupakan indikator yang bertujuan untuk mengukur


pergerakan wisatawan nusantara. Yang dimaksud dengan pergerakan wisnus adalah
jumlah frekuensi kunjungan wisatawan nusantara ke destinasi pariwisata nasional.
Sedangkan definisi dari wisnus sendiri adalah penduduk Indonesia yang melakukan
perjalanan dalam wilayah geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6 (enam)
bulan dan bukan untuk tujuan bersekolah atau bekerja (memperoleh upah/gaji), serta
sifat perjalanannya bukan rutin, dengan kriteria: (1) mereka yang melakukan perjalanan
ke obyek wisata komersial tidak memandang apakah menginap atau tidak menginap di
hotel/penginapan komersial atapun perjalanannya lebih/kurang dari 100 km (PP), (2)
mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial tetapi menginap di
hotel/penginapan, walaupun jarak perjalanannya kurang dari 100 km (PP); dan (3)
mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial dan tidak
menginap di hotel/penginapan komersial tetapi jarak perjalannya lebih dari 100 km
(PP). Peningkatan pergerakan wisnus diformulasikan sebagai berikut:

Pergerakan wisnus tahun 2019 – pergerakan wisnus tahun 2018


X 100%
Pergerakan wisnus tahun 2018

Jumlah wisnus TA 2018 adalah 303.403.888 pergerakan, sedangkan wisnus TA 2019


diperkirakan mencapai 312.506.000 pergerakan, sehingga peningkatan pergerakan
wisnus tahun 2019 mencapai 3% seperti yang terlihat pada tabel 3.14 dan 3.15 di bawah
ini.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 47


Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pergerakan Wisnus Tahun 2019

Indikator Kinerja Sasaran Capaian


Target Realisasi
Strategis (IKSS) (%)

Peningkatan Pergerakan Wisnus (%) 1.85 3 162

Jumlah Pergerakan Wisnus (Juta 275 312,5 113


Pergerakan)

Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Peningkatan Pergerakan Wisnus


Tahun 2018 dam 2019

Tahun Jumlah Wisnus (Juta Pergerakan) Pertumbuhan (%)

2018 303,50 12,07%


2019 312,50 3%

Peningkatan pertumbuhan wisnus TA 2018 diformulasikan sebagai berikut :


((303.403.888 - 270.882.003)/ 270.882.003)* 100%, sedangkan peningkatan
pertumbuhan wisnus TA 2019, diformulasikan sebagai berikut: ((312.506.000 -
303.403.888)/ 303.403.888)* 100%.

Dalam usaha pencapaian target kunjungan wisman Kementerian Pariwisata memiliki


tiga senjata pamungkas, yang terdiri dari program Ordinary (Branding, Advertising,
Selling), Extra Ordinary (Incentive, Hot Deals, dan Competing Destination Model) dan
Super Extra Ordinary (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal).

1. Ordinary Effort
1) Branding
a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik
Penayangan Pariwisata Indonesia pada TV Dalam Negeri pada tahun 2019,
melalui publikasi media elektronik di berbagai channel dalam dan luar
negeri, seperti : TV One, Kompas TV, I News TV, Metro TV, TVRI, SCTV, dan
Indosiar,

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 48


Gambar 3.16 Publikasi melalui Media Elektronik di TV Dalam Negeri

b. Publikasi Branding melalui Media Digital


Publikasi branding dilakukan melalui portal berita online di dalam negeri
maupun di luar negeri antara lain Detikcom, Sindonews, Liputan6.com,
Merdeka, Kumparan, Portal berita Singapura (The Straits Times), Portal
berita Malaysia (The Star), Travel Blog Influencer Malaysia (Pojiegraphy)
Portal berita Australia (The Australian), Travel Blog Australia (Escape),
Amobee Singapura, Sinar Harapan (SH).

Gambar 3.17 Publikasi melalui Media Digital


di Dalam Negeri

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 49


c. Publikasi Branding melalui Media Sosial
Publikasi dilakukan melalui :
• Instagram pesonaid_travel
• Facebook : pesonaid_travel
• Twitter : pesonaid_travel
• Youtube : Pesona Indonesia

Gambar 3.18 Branding Wonderful Indonesia pada media sosial

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 50


d. Publikasi Advertising melalui Media Cetak
Publikasi advertising melalui media cetak seperti Radar Bali, Serambi
Indonesia, Kompas, Indopos, dan Media Indonesia

Gambar 3.19 Publikasi Pariwisata Indonesia


pada Media Cetak

e. Calender of Event
Berdasarkan arahan Presiden RI, agar setiap event dikelola dengan
standard internasional, baik itu koreografi, fashion, music arrangement,
tata panggung, lighting dan hal penunjang lain dalam event. Selain itu juga
perlu diperhitungkan Cultural/Creative Value, Communication/
Commercial Value dan Consistency/ CEO Commitment. Selain itu menurut
Menteri Pariwisata RI, agar setiap event kita punya kriteria-kriteria yang
dikemas dalam sebuah SOP untuk dapat menjadi rujukan bagi
penyelenggara event.

Output penyelenggaraan Calendar Of Events adalah standar operasional


prosedur (SOP) penyelenggaraan event dan event yang masuk ke dalam
Calendar of Events Wonderful telah melalui proses kurasi dengan kriteria
3C yaitu Creative / Cultural Value, Commercial / Communication Value, dan
Consistency / CEO Commitment. Tujuan adanya atau diselenggarakannya
Calendar of Events adalah sebagai salah satu bentuk tindak lanjut arahan

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 51


Presiden RI, untuk mengelola event agar memiliki standard Nasional
hingga Internasional, untuk menjadi rujukan penyelenggaran event, untuk
mendorong pergerakan wisatawan nusantara dan meningkatkan jumlah
wisatawan mancanegara. Komposisi penyelenggaraan event adalah 50%
pre event, 20% post event dan 30% post event. Se lain itu COE merupakan
bagian dari 3A, sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan.

f. Event Daerah
Kementerian pariwisata melakukan melakukan pendukungan event yang
dilakukan oleh Pemerintah daerah, komunitas dan asosiasi. Pada Gambar
3.20 digambarkan sebaran event berdasarkan wilayah regional dengan
tema tersebut.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 52


WILAYAH REGIONAL 1

WILAYAH REGIONAL 2

WILAYAH REGIONAL 3

Gambar 3.20 Event Daerah di 3 wilayah Regional

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 53


g. Promosi 100 Wonderful event Indonesia dan 10 top event.
Promosi 100 Wonderful event dan 10 top event diselenggarakan di 34
Provinsi di Seluruh Indonesia, dengan sebaran sebagai berikut:

JUMLAH EVENT DI TIAP REGIONAL

Regional 1 Regional 2 Regional 3


Provinsi Jumlah Event Provinsi Jumlah Event Provinsi Jumlah Event
Aceh 3 DKI Jakarta 7 NTB 4
Sumatera Utara 3 Banten 3 NTT 3
Riau 3 JAWA BARAT 6 Bali 8
Kepulauan Riau 6 Jawa Tengah 6 Sulawesi Tengah 2
Sumatera Barat 3 D.I.Y 3 Sulawesi Barat 2
Sumatera Selatan 2 Jawa Timur 7 Gorontalo 2
Kepulauan Bangka Belitung 3 Kalimantan Barat 2 Sulawesi Selatan 4
Jambi 2 Kalimantan Tengah 2 Sulawesi Utara 3
Bengkulu 2 Kalimantan Timur 2 Sulawesi Tenggara 3
Lampung 2 Kalimantan Selatan 2 Maluku 2
Kalimantan Utara 2 Maluku Utara 2
Papua Barat 2
Papua 2

Total Regional 1 29 Total Regional 2 42 Total Regional 3 39

Total Event 110

Gambar 3.21 Jumlah100 event dan 10 top event

2) Misi Penjualan di Kota Kinabalu

Misi Penjualan Destinasi Branding dan Prioritas di Kota Kinabalu 2019


mengangkat tema Borobudur, dilaksanakan di Le Meridien Hotel Kota
Kinabalu. Total sellers yang berpartisipasi adalah sebanyak 5 industri
TA/TO dari Provinsi Jogja, Kaltara, dan Bali, serta 54 buyers member
MATTA, MCTA, & SATTA yang merupakan rekomendasi dari pihak KJRI
Kota Kinabalu. Pada kegiatan ini potensial transaksi yang tercatat adalah
sebesar 4.772 pax, dengan nilai MYR 5.894.263 atau IDR 20.629.920.500,-
dan dengan jumlah devisa sekitar USD 3.434.361 atau IDR 49.798.229.860,-.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 54


Dari hasil potensial transaksi tersebut, destinasi terfavorit adalah Derawan,
Kaltim. Destinasi ini dipilih terutama dikarenakan kedekatan jarak serta
variatif atraksi nya seperti berenang diantara stingless jellyfish, memberi
makan whale shark, berenang di kejernihan danau Labuan Cermin, melepas
tukik penyu, dll.

2. Extra Ordinary Effort


1) Insentif Akses
Saat ini hal yang sangat berpengaruh untuk mendatangkan wisatawan asing
adalah konektivitas udara. Konektivitas udara adalah faktor keberhasilan
penting untuk meningkatkan inisiatif kedatangan wisatawan asing, karena
saat ini hampir 70% turis asing datang menggunakan transportasi udara.
Sejalan dengan hal tersebut strategi yang dikeluarkan adalah Insentif Akses
dengan bekerjasama dengan wholesaler dan airlines melalui program
blocked seat dan chartered flight, joint promotion dan pembukaan rute
baru.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 55


Gambar 3.22 blocked seat dan chartered flight,
joint promotion dan pembukaan rute baru

2) Hot Deals
Hot Deals dilaksanakan untuk mengoptimalkan kapasitas yang menganggur
(idle capacity). Ketika idle capacity di 3A (accessibility, accomodation, dan
attraction) digabungkan dalam sebuah platform maka akan tersedia
layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan mancanegara. Paket Hot Deals dijual saat low season
dengan melakukan paket bundling yang memiliki komponen transportasi.
Paket bundling ini bisa mengurangi harga hingga 70%. Paket Hot Deals
dipromosikan melalui berbagai program pemasaran di Kementerian
Pariwisata yaitu sales mission, consumer selling, penjualan tiket pada
counter-counter di pelabuhan, dan promosi pada media cetak, elektronik,
dan online.

Consumer selling merupakan kegiatan aktivasi program Hot Deals Batam


dan Bintan yang dilakukan di Singapura. Setiap Consumer Selling diikuti
oleh sekitar 17 industri yang menjual paket wisata. Rangkaian kegiatan

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 56


biasanya berupa pemberian souvenir untuk setiap transaksi pembelian
paket hotdeals, cultural performance, games dan gimmick. Lokasi biasanya
dilaksanakan di pusat-pusat perbelanjaan atau mall.

Gambar 3.23 Aktivitas kegiatan pada Hot Deals 2019

3. Super Extra Ordinary Effort


1) Program Co-Branding
Untuk mewujudkan brand Wonderful Indonesia (WI) di pasar global dan
brand Pesona Indonesia (PI) di pasar domesik dibutuhkan kebersamaan
dan sinergi seluruh elemen bangsa dalam kerangka Indonesia Incorporated.
Melalui co-branding partnership, diharapkan kolaborasi dan sinergi brand
WI/PI dengan brand/perusahaan di seluruh Tanah Air akan semakin
intensif lagi. Dengan demikian partisipasi brand/perusahaan dalam
mempromosikan sektor pariwisata melalui jaringan/channel brand mitra
co-branding juga akan semakin besar. Beberapa kegiatan Co-Branding yang
dilakukan tahun 2019 antara lain Re-signing Perjanjian Kerja Sama antara

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 57


Kementerian Pariwisata dan PT Pelayaran Wisata Laut Virana Sakti (Sea
Safari Cruise), kegiatan tersebut adalah program co-creation antara
Kemenpar, tiket.com, dan Telkomsel sebagai komitmen nyata untuk
mendorong promosi wisata bawah laut Indonesia, Co-Branding Launching
tiket.com dan banyak lagi perusahaa yang melakukan kerjasama ataupun
resigning perjanjian seperti Lauching Visa WorldWide, CO-Branding dengan
Tiktok, Dusun Bambu, Johnson&Johnson, Blue Bird, dll. Inisiatif co-branding
partnership dilakukan Kemenpar untuk mencapai dua tujuan strategis.
Pertama, untuk semakin mendongkrak brand equity dari brand WI di pasar
global dan brand PI di pasar domestik dalam menopang terwujudnya sektor
pariwisata sebagai core economy Indonesia.
Kedua, melakukan penetrasi pasar dan memperluas exposure brand
Wonderful Indonesia/Pesona Indonesia dengan memanfaatkan market
network yang dimiliki oleh brand/perusahaan baik di pasar domestik
maupun global.
Tujuan kerjasama Co Branding adalah efisiensi anggaran APBN terbatas
melalui cost sharing dengan anggaran mitra co-branding (swasta), Sinergi
co-creation brand Wonderful Indonesia dengan brand dari mitra co-
branding melalui kegiatan promosi bersama dan Jangkauan (exposure)
brand Wonderful Indonesia semakin luas dengan memanfaatkan market
network yang dimiliki oleh mitra co-branding.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 58


Gambar 3.24 Beberapa Kegiatan Program Co-Branding tahun 2019

2) Border Tourism
Kegiatan Crossborder merupakan tindak lanjut dari Nawa Cita Presiden RI
yang ke 3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Border
Tourism menjadi salah satu senjata pamungkas Kemenpar untuk merebut
target wisman.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 59


Gambar 3.25 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Indonesia

Gambar 3.26 Kunjungan Wisman melalui Border Tourism

3) Low Cost Carrier Terminal (LCCT)


LCC merupakan vehicle yang diharapkan mampu meraih pertumbuhan
20% kunjungan wisman per-tahun melalui fasilitas LCC-Terminal. T2F
sebagai LCCT di Bandara CGK diharapkan dapat meningkatkan jumlah
trafik inbound melalui pintu masuk Bandara CGK. Berdasarkan data BPS,
pertumbuhan wisman melalui udara pada kurun waktu 2015-2018
hampir mencapai 40%, dan juga diperoleh melalui upaya mendorong

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 60


airports dan airlines untuk meningkatkan kapasitasnya. Mengingat
kepadatan Main Airports, maka sejak 2016 Kemenpar mendorong airlines
untuk membuka penerbangan langsung ke Secondary Airports yang sudah
berstatus Bandara Internasional

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 61


TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS
5 INDEX (TTCI)

5
Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang terdapat pada Travel and
Tourism Competitiveness Report (TTCR) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum
(WEF) setiap 2 tahun sekali, memberikan gambaran posisi Indonesia di pasar global
terkait daya saing kepariwisataannya. Indeks ini dikeluarkan oleh WEF, yang
didalamnya terdapat indikator-indikator kebijakan suatu negara yang memungkinkan
pengembangan berkelanjutan dari sektor perjalanan (travel) dan pariwisata, yang
pada akhirnya, akan berkontribusi terhadap pengembangan dan daya saing suatu
negara. TTCI menyediakan hasil pengukuran kinerja terhadap 4 subindeks yang
membentuk nilai TTCI. Subindeks pertama yaitu enabling environment, subindeks
kedua yaitu travel and tourism policy and enabling conditions, subindeks ketiga yaitu
infrastructure, dan subindeks keempat yaitu natural and cultural resources.

Gambar 3.27 Komponen TTCI

Dari masing-masing subindeks diatas, memiliki beberapa pilar dan subpilar yang akan
membentuk nilai subindeks yang akan terakumulasi menjadi TTCI.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 62


Tabel 3.16 Target dan Realisasi Peringkat TTCI

Indikator Kinerja
Target Realisasi
Sasaran Strategis (Ikss)

Travel And Tourism #30 #40


Competitiveness Index (TTCI)

Target dari IKSS TTCI Indonesia tahun 2019 adalah peringkat #30. Meskipun realisasi
peringkat daya saing Pariwisata Indonesia hanya mampu berada pada posisi #40,
namun peringkat tersebut naik 2 tingkat dari tahun 2017 yang saat itu berada pada
peringkat #42. Performansi TTCI Indonesia periode 2008 s.d 2019 dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 3.28 Performansi TTCI Indonesia TA 2008 s.d 2019

Pada tahun 2017, Indeks TTCI Indonesia berada di peringkat 42 dari 136 negara,
sedangkan tahun 2019 Indonesia naik ke peringkat 40 dari 140 negara. Penilaian TTCI
tidak hanya terbatas pada nilai Indonesia, melainkan perbandingan terhadap negara-
negara kompetitor. Lingkup kompetitor dalam hal ini adalah beberapa negara
penyelenggara pariwisata di kawasan ASEAN, meliputi Malaysia, Singapura, Thailand

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 63


dan Vietnam. Perbandingan peringkat TTCI dari 5 (lima) negara dapat dilihat pada
tabel 3.17

Tabel 3.17 Perbandingan Peringkat TTCI dari 5 negara di kawasan ASEAN


Peringkat
No Negara
2017 2019
1 Singapura 13 (dari 136) 17 (dari 140)
2 Malaysia 26 29
3 Thailand 34 31
4 Indonesia 42 40
5 Vietnam 67 63
Sumber: WEF, 2019

Tolok Ukur TTCI 2019 (5 negara di kawasan ASEAN), dapat dilihat pada tabel 3.18 di
bawah ini.
Tabel 3.18 Tolok Ukur TTCI 2019
INDONESIA SINGAPURA MALAYSIA THAILAND VIETNAM
Travel & Tourism Competitiveness Index 40 17 29 31 63
Enabling environment subindex 72 7 34 63 73
Business environment 50 2 11 37 67
Safety and security 80 6 34 111 58
Health and hygiene 102 60 75 88 91
Human resources and labour market 44 5 15 27 47
ICT readiness 67 15 44 49 83
T&T policy and conditions subindex 4 2 11 42 79
Prioritization of Travel & Tourism 10 6 62 27 100
International Openness 16 3 10 45 58
Price competitiveness 6 102 5 25 22
Environmental sustainability 135 61 105 130 121
Infrastructure subindex 71 3 35 32 87
Air transport infrastructure 38 7 25 22 50
Ground and port infrastructure 66 2 27 72 84
Tourist service infrastructure 98 36 57 14 106
Natural and cultural resources subindex 18 66 31 21 26
Natural resources 17 120 37 10 35
Cultural resources and business travel 24 38 37 35 29
Best Rank 5 2 5 14 22
Poor Rank 131 120 105 130 106

Sumber: WEF, 2019

Berdasarkan tabel 3.18, pemeringkatan TTCI bagi beberapa negara di atas mengalami
peningkatan, kecuali Singapura, dan Malaysia. Singapura turun 4 peringkat, sementara
Malaysia turun 3 peringkat. Selebihnya Thailand, Indonesia, dan Vietnam mengalami
peningkatan. Dari hasil perbandingan pemeringkatan TTCI untuk 5 negara tersebut,
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 64
telah dilakukan tolok ukur dengan hasil sebagai berikut:

A. Strenghts (Kekuatan):
1. Cultural Resources Indonesia (#24) merupakan yang tertinggi di ASEAN
2. Price Competitiveness Indonesia (#6) hanya kalah dari Malaysia (#5)
3. Prioritization of T&T Indonesia (#10) hanya kalah dari Singapura (#6)
4. Natural Resources Indonesia (#17) hanya kalah dari Thailand (#10)
B. Opportunities (Peluang):
Performansi peningkatan peringkat TTCI Indonesia tahun 2019, lebih baik dari
pada Singapura (-4), dan Malaysia (-3)
C. Weaknesess (Kelemahan):
1. Environmental Sustainability Indonesia (#135) merupakan yang terendah
2. Health & Hygiene Indonesia (#102) merupakan yang terendah di ASEAN
3. Tourist Service Infrastructure Indonesia (#98) merupakan yang terendah ke-2
setelah Vietnam (#106)
4. Safety & Secutity Indonesia (#80) merupakan yang terendah ke-2 setelah
Thailand (#111)
5. ICT Readiness Indonesia (#67) merupakan yang terendah di ASEAN
D. Threats (Ancaman):
1. TTCI negara Vietnam naik +4 peringkat, jumlah kenaikan yang lebih tinggi dari
Indonesia
2. Price Competitiveness yang pada tahun 2015 lalu merupakan keunggulan
utama Indonesia, sudah 2 periode penilaian digeser oleh Malaysia

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 65


JUMLAH INVESTASI SEKTOR PARIWISATA
6
5
Prospek dan peluang investasi bidang pariwisata di Indonesia menunjukkan bahwa
kondisi bisnis dan ekonomi nasional yang terus membaik, membuat kepercayaan dunia
internasional terhadap Indonesia semakin bagus, sehingga Indonesia menjadi negara
tujuan investasi yang prospektif. Investasi yang cukup besar dibutuhkan Indonesia
dalam rangka mengembangkan destinasi pariwisata yang berkualitas, yaitu: meliputi
pengembangan Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas (3A). Untuk itu, investasi sektor
pariwisata perlu ditingkatkan sebagai modal utama dalam pengembangan destinasi
pariwisata.
Jumlah investasi sektor pariwisata menjadi IKSS Kementerian untuk mengukur
besarnya jumlah investasi sektor pariwisata yang diukur dalam juta USD yang
merupakan akumulasi dari penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal
dalam negeri (PMDN). Target jumlah investasi sektor pariwisata TA 2019 dapat dilihat
pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19 Target dan Realisasi Jumlah Investasi Sektor Pariwisata TA 2019

INDIKATOR KINERJA
TARGET REALISASI CAPAIAN
SASARAN STRATEGIS (IKSS)

Jumlah Investasi Sektor Pariwisata 2500 840,66* 33,63%


(juta USD)

*) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)


Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019

Dari tabel di atas, jumlah realisasi investasi sektor pariwisata pada bulan Januari – Juni
2019 sebesar USD 840,66 Juta. Nilai realisasi investasi pariwisata tersebut
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
yang meliputi realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN). Data realisasi investasi pariwisata tahun 2019 diambil
dari Sistem Online Single Submission (OSS) yang terdiri dari 2 digit KBLI sehingga

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 66


tidak dapat diperoleh data pariwisata secara detail. Total realisasi investasi Tahun
2018 dan 2019 yang akumulasi dari investasi PMA dan PMDN dapat dilihat pada tabel
3.20.

Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Investasi TA 2018-2019

TAHUN 2018 2019


PMA 952,95 326,51*
PMDN 655,7 514,15*
TOTAL 1608,65 840,66*
*Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019

Total realisasi investasi TA 2019 adalah US$ 840,66 merupakan akumulasi dari
investasi PMA sebesar US$ 326,51 juta dan investasi PMDN sebesar US$ 514,15 juta.
Sedangkan realisasi investasi pada Top 10 Provinsi dengan realisasi investasi PMA dan
PMDN TA 2019 dapat dilihat pada tabel 3.21.

Tabel 3.21 Realisasi Investasi PMA dan PDN Top 10 Provinsi


(Januari – Juni TA 2019)

PMA PMDN
NO TOP 10
US$ JUTA RUPIAH TOP 10 PROVINSI US$ JUTA RUPIAH
PROVINSI
1. Bali 134,4 2.015.958,75 Bali 134,57 2.018.495,00
2 Kepulauan Riau 61,62 924.239,78 Jawa Tengah 64,44 966.588,84
3 Jawa Barat 36,28 544.181,13 DKI 43 644.949,72
4 NTB 33,72 505.733,82 NTB 39,01 585.135,35
5 DKI 29,63 444.402,14 Sumatera Barat 35,35 530.224,16
6 NTT 10,54 158.140,14 Jawa Timur 35,29 529.424,81
7 Banten 6,57 98.524,58 Kalimantan Timur 26,59 398.841,80
8 Sulawesi Utara 3,25 48.731,65 Banten 23,53 352.908,35
9 Sumatera Utara 2,78 41.638,61 Jawa Barat 21,04 315.670,47
10 Jawa Timur 1,26 18.828,96 DIY 16,94 254.072,93
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019

Provinsi dengan realisasi investasi yang menjadi Top 10 untuk PMA dan PDN adalah
Bali, Jawa Barat, NTB, DKI, Banten dan Jawa Timur, dengan jumlah investasi tertinggi di
Bali. Sedangkan Top 10 realisasi sektor pariwisata tertinggi (USD Juta) berdasarkan
negara asal PMA untuk bulan Januari – Juni 2019 dapat dilihat pada tabel 3.22 di
bawah ini.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 67


Tabel 3.22 Realisasi investasi berdasarkan negara asal PMA
(Januari – Juni TA 2019)

Negara USD (Juta) IDR (Juta)


Singapura 88,8 27,20
British Virgin Islands 61,21 18,75
Hongkong, RRT 35,67 10,92
Jepang 29,92 9,16
Perancis 15,1 4,62
Cayman Islands 11,19 3,43
Inggris 10,81 3,31
Panama 10,71 3,28
Australia 8,89 2,72
Belanda 7,91 2,42
*Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019

Singapura adalah negara asal PMA dengan realisasi investasi tertinggi yaitu USD 88,8
juta atau 27,20 juta rupiah.

Untuk mendukung peningkatan investasi pariwisata, Kementerian Pariwisata telah


melaksanakan kegiatan promosi investasi pariwisata sebagai berikut:
1. Fasilitasi Dukungan Indonesia Pavilion di Davos-Swiss tanggal 22 s.d 25 Januari
2019.
2. Regional Investment Forum (RIF) di ICE BSD, Tangerang tanggal 11 s.d 12 Maret
2019.
3. Focus Eastern Indonesia di Sydney, Australia tanggal 21 s.d 22 Maret 2019.
4. Hotel Investment Conference South Asia (HCISA) di Mumbai, India tanggal 3 April
2019.
5. Sosialisasi dan Coaching Clinic KUR di beberapa daerah sebagai berikut:
a. FGD dan Coaching Clinic Pembiayaan Pariwisata Pasca Tsunami di Provinsi
Banten, Aston Anyer Beach Hotel tanggal 13 Februari 2019.
b. Bimbingan Teknis Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro dan Kecil Pariwisata
di Ambon Hotel Marina, Ambon tanggal 15 Maret 2019.
c. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan
Usaha Pariwisata Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara Hotel Marsaringar
tanggal 13 Februari 2019.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 68


d. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan
Usaha Pariwisata Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
tanggal 29 April 2019.
e. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan
Usaha Pariwisata di Kota Batam Hotel Da Vienna, Batam tanggal 2 Mei 2019.
6. Kegiatan untuk menunjang percepatan KEK Bidang Pariwisata, sebagai berikut:
a. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Singhasari di Ijen Suites Hotel, Malang tanggal 16 Januari
2019.
b. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Usulan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Sukabumi dan Pangandaran di Bandung tanggal 1 Februari 2019.
c. Profiling Usulan KEK Cikidang-Sukabumi di Sukabumi tanggal 20-22
Februari 2019.
d. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pengusulan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Pariwisata Selayar di Makassar tanggal 4 Maret 2019.
e. Pameran Promosi Investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Australia
Indonesia Tourism Forum di Makassar tanggal 4-5 Maret 2019.
f. Focus Group Discussion (FGD) Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Pariwisata Tanjung Pulisan-Likupang, Manado di Hotel Sintesa Peninsula,
Manado tanggal 6 Maret 2019.
g. Profiling Usulan KEK Maguwoharjo di Yogyakarta tanggal 6-8 Maret 2019.
h. Focus Group Discussion (FGD) Fasilitasi Percepatan Pengusulan KEK
Tanjung Pulisan-Likupang, Manado di Hotel Aryaduta, Manado tanggal 15
Maret 2019.
i. Profiling Usulan KEK Samas di Yogyakarta tanggal 21-24 Maret 2019.
j. Rapat Verifikasi Dokumen Pengusulan KEK Tanjung Pulisan-Likupang di
Jakarta tanggal 15 April 2019.
k. Sosialisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kabupaten Maluku
Tenggara di Hotel Grand Vilia, Langgur tanggal 25 April 2019.

Selain kegiatan promosi investasi di atas, Kementerian Pariwisata juga telah


melaksanakan kegiatan penunjang sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 69


1. Melaksanakan penyederhanaan perizinan berusaha melalui Omnibus Law sebagai
strategi reformasi regulasi. Omnibus Law digunakan untuk mengganti dan/atau
mencabut beberapa materi hukum dalam berbagai undang-undang.
2. Untuk mencapai target deviasi skema usulan KEK Pariwisata untuk
disetujui/ditetapkan oleh Dewan Nasional KEK melalui advokasi, koordinasi, dan
fasilitasi ke setiap pengusul KEK dengan stake holder terkait dan Dewan Nasional
KEK.
3. Mensosialisasikan pembiayaan modal usaha sektor pariwisata melalui KUR (Kredit
Usaha Rakyat) sektor pariwisata kepada para pelaku usaha pariwisata khususnya
UMKM pariwisata berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 8 Tahun 2018, tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha
Rakyat guna meningkatkan realisasi penyaluran oleh perbankan dan memudahkan
masyarakat dalam mengakses kredit usaha.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 70


PERTUMBUHAN INDUSTRI PARIWISATA
7 NASIONAL

IKSS Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional bertujuan untuk melihat peningkatan/


penurunan jumlah usaha sektor pariwisata di Indonesia. Jumlah pelaku usaha baru
sektor pariwisata nasional dihitung berdasarkan jumlah usaha pariwisata nasional
baru yang terdaftar melalui Online Single Submission (OSS) berdasarkan Nomor Induk
Berusaha (NIB) bidang pariwisata yang mendaftar. NIB yang dilihat berdasarkan status
permodalan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN).

Berdasarkan data yang didapatkan dari OSS yang ada di BKPM, jumlah usaha
pariwisata PMA baru sebanyak 3.039 usaha pariwisata dan jumlah usaha pariwisata
PMDN baru sebanyak 101.094 usaha pariwisata. Saat ini masih diperlukan upaya
untuk mengidentifikasi kategori usaha pariwisata terhadap KBLI dalam OSS saat
melakukan pendaftaran usahanya. Berdasarkan data OSS yang diperoleh dari BKPM
tahun 2019, tidak terlihat jenis usaha yang baru mendaftar atau jenis usaha yang
memperbaharui datanya. Adapun rekapitulasi data usaha pariwisata PMDN yang
tercatat melalui OSS dapat dilihat pada Tabel 3.23

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 71


Tabel 3.23 Rekap Data Usaha Pariwisata PMDN melalui OSS
(Periode 1 Januari – 31 Desember 2019)

No Bidang Pariwisata Jumlah No KBLI Judul KBLI Jumlah Usaha

1 Daya Tarik Wisata 1.002 91022 PENGELOLAAN MUSEUM 69


91024 PENGELOLAAN PENINGGALAN SEJARAH & PURBAKALA 37
93221 PEMANDIAN ALAM (PENGELOLAAN PEMANDIAN AIR
210
PANAS ALAMI)
93222 WISATA GUA (PENGELOLAAN GOA) 59
93231 WISATA AGRO 319
93239 DAYA TARIK WISATA BUATAN/BINAAN MANUSIA
LAINNYA (PENGELOLAAN PERMUKIMAN DAN/ATAU
308
LINGKUNGAN ADAT/PENGELOLAAN OBJEK ZIARAH)

2 Kawasan Pariwisata - 68120 KAWASAN PARIWISATA -


3 Jasa Transportasi Wisata 2.050 49221 ANGKUTAN BUS PARIWISATA (ANGKUTAN JALAN
1.439
WISATA)
49442 ANGKUTAN JALAN REL WISATA (ANGKUTAN
87
WISATA DENGAN KERETA API)
50113 ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI UNTUK WISATA 309
50123 (ANGKUTAN LAUTLUAR
ANGKUTAN LAUT WISATA DALAM
NEGERI NEGERI)
UNTUK WISATA
99
(ANGKUTAN LAUT INTERNASIONAL WISATA)
50213 ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU UNTUK WISATA
DAN YBDI (ANGKUTAN WISATA DI SUNGAI DAN 116
DANAU)
4 Jasa Perjalanan Wisata 12.305 79111 AKTIVITAS AGEN PERJALANAN WISATA 5.726
79120 AKTIVITAS BIRO PERJALANAN WISATA 6.579
5 Jasa Makanan dan Minuman 41.229 56101 RESTORAN / RUMAH MAKAN 10.017
56210 JASA BOGA UNTUK SUATU EVENT TERTENTU
17.555
(EVENT CATERING)
56290 PENYEDIAAN MAKANAN LAINNYA (PUSAT
7.561
PENJUALAN MAKANAN)
56301 BAR/PUB 1.689
56303 RUMAH MINUM/KAFE 4.407

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 72


No Bidang Pariwisata Jumlah No KBLI Judul KBLI Jumlah Usaha

6 Penyediaan Akomodasi 17.318 55111 HOTEL BINTANG LIMA 576


55112 HOTEL BINTANG EMPAT 936
55113 HOTEL BINTANG TIGA 1.400
55114 HOTEL BINTANG DUA 780
55115 HOTEL BINTANG SATU 568
55120 HOTEL MELATI 2.578
55130 PONDOK WISATA 1.607
55192 BUMI PERKEMAHAN 238
55193 PERSINGGAHAN KARAVAN 123
55194 VILA 965
55195 APARTEMEN HOTEL (KONDOMINIUM
467
HOTEL/APARTEMEN SERVIS
55199 PENYEDIAAN AKOMODASI JANGKA PENDEK
2.027
LAINNYA (RUMAH WISATA)
55900 PENYEDIAAN AKOMODASI LAINNYA (JASA
MANAJEMEN HOTEL/HUNIA WISATA 5.053
SENIOR/LANJUT USIA)
7 Penyelenggaraan kegiatan 7.947 90001 AKTIVITAS SENI PERTUNJUKAN (SANGGAR SENI) 1.055
hiburan dan rekreasi 90004 JASA IMPRESARIAT BIDANG SENI 571
93191 PROMOTOR KEGIATAN OLAHRAGA 201
90006 AKTIVITAS OPERASIONAL FASILITAS SENI (GALERI
399
SENI/GEDUNG PERTUNJUKAN SENI)
93111 FASILITAS BILLIARD (RUMAH BILYAR) 220
93112 LAPANGAN GOLF 91
93113 GELANGGANG BOWLING 35
93114 GELANGGANG RENANG 396
93115 LAPANGAN SEPAK BOLA 291
93116 LAPANGAN TENIS LAPANGAN 74
93119 AKTIVITAS FASILITAS OLAHRAGA LAINNYA (WISATA
470
OLAHRAGA MINAT KHSUSUS)
93199 AKTIVITAS LAINNYA YANG BERKAITAN DENGAN
258
OLAHRAGA
93223 WISATA PETUALANGAN ALAM 223
93210 AKTIVITAS TAMAN BERTEMA ATAU TAMAN HIBURAN 354
93232 TAMAN REKREASI/TAMAN WISATA 716
93291 KELAB MALAM DAN ATAU DISKOTIK 176
93292 KARAOKE 1.199
93293 USAHA ARENA PERMAINAN 366
96121 AKTIVITAS PANTI PIJAT/RUMAH PIJAT 852
8 5.095 82301 PENYELENGGARA PERTEMUAN, PERJALANAN
Penyelenggaraan Pertemuan, INSENTIF, KONFERENSI DAN PAMERAN
5.095
Perjalanan insentif,
Konferensi, dan Pameran
9 Jasa Informasi Pariwisata 1.444 79911 JASA INFORMASI PARIWISATA 1.444
10 Jasa Konsultan Pariwisata 1.836 70201 AKTIVITAS KONSULTASI PARIWISATA 1.836
11 Jasa Pramuwisata 859 79921 JASA PRAMUWISATA 859
12 Wisata Tirta 625 93241 ARUNG JERAM 85
93242 WISATA SELAM 240
93249 WISATA TIRTA LAINNYA WISATA DAYUNG, WISATA
235
SELANCAR, WISATA OLAHRAGA TIRTA)
93233/ WISATA MEMANCING
-
93199
93243 DERMAGA MARINA (DERMAGA WISATA) 65
13 SPA 1.035 96122 AKTIVITAS SPA (SANTE PAR AQUA) 1.035
Jumlah 92.745 92.745

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 73


Pertumbuhan industri pariwisata nasional TA 2019 diformulasikan sebagai berikut:

(Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2019 –


Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2018)
X 100%
Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2018

Pertumbuhan industri pariwisata nasional masih menggunakan angka perkiraan,


dikarenakan data jumlah industri pariwisata nasional TA 2018 sedang dihitung
kembali (data industri pariwisata TA 2018 masih menggunakan data yang
dikumpulkan melalui survai industri pariwisata, belum terdaftar di OSS).
Perbandingan realisasi pertumbuhan industri pariwisata terhadap target, dapat dilihat
pada tabel 3.24.

Tabel 3.24 Target dan Realisasi Pertumbuhan Industri PariwisataTA 2019

Indikator Kinerja
Target Realisasi Capaian
Sasaran Strategis (IKSS)

Pertumbuhan Industri Pariwisata 3 3*) 100


Nasional (%)
*) Data proyeksi

Capaian IKSS pertumbuhan industri pariwisata nasional diproyeksi mencapai target


3%, dengan perbandingan realisasi pertumbuhan industri pariwisata dapat diliat pada
tabel 3.25 di bawah ini.

Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional

Jumlah industri pariwisata nasional


Tahun Pertumbuhan (%)
(usaha pariwisata)
2018 n.a *) 2%

2019 101.094 3%**


*)data masih dalam proses penghitungan
**) data sementara

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 74


Pertumbuhan industri pariwisata TA 2019 diproyeksi mengalami kenaikan 1%
dibandingkan dengan pertumbuhan industri pariwisata pada TA 2018. Dalam upaya
untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan mendorong pertumbuhan Industri
Pariwisata Nasional, Kementerian Pariwisata telah melakukan beberapa hal antara
lain:
1. Koordinasi Kerjasama Industri Pariwisata, Lintas Sektor dan Daerah
Koordinasi Kerjasama Industri Pariwisata, Lintas Sektor, dan Daerah pada tahun
2019 dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain:
1) Rapat Koordinasi Nasional Industri Pariwisata di Sentul, Bogor, Jawa Barat
tanggal 18-19 Maret 2019
2) Forum Koordinasi di Provinsi NTB tanggal 30 April 2019
3) Focus Group Discussion per bidang usaha pariwisata yang dilaksanakan
selama bulan Agustus-September 2019
2. Penyusunan Profil Industri Pariwisata
Kegiatan ini merupakan kerjasama lanjutan (yang ke-2) dari tahun sebelumnya
antara Kementerian Pariwisata dan BPS. Pelaksanakan Kegiatan Penyusunan
Profil Industri Pariwisata ini meliputi pengumpulan, pengolahan, dan penyajian
data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk penyusunan kebijakan
pengembangan industri pariwisata.
3. Menyusun Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 tahun 2018 tentang
Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Pariwisata.
4. Sosialisasi Perijinan Berusaha Sektor Pariwisata, dalam upaya mendorong pelaku
usaha untuk mendaftarkan usahanya, serta mendorong Pemerintah daerah
menerapkan Online Single Submission.
5. Melakukan penataan KBLI untuk sektor pariwisata bersama dengan BPS, dan
stakeholder terkait lainnya, sehingga didapatkan kode KBLI yang sesuai dengan
Jenis Usaha Pariwisata sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Pariwisata Nomor 10 Tahun 2018 tentang Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik untuk Sektor Pariwisata.
6. Monitoring dan koordinasi dengan BKPM untuk mengetahui perkembangan
industri pariwisata baru.
7. Fasilitasi dan koordinasi industri pariwisata lintas sektor dan daerah.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 75


Peningkatan Pertumbuhan industri pariwisata akan diharapkan signifikan dengan
upaya yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain sebagai
berikut:
1. Penciptaan bentuk kemitraan dan kolaborasi yang tepat antara industri
pariwisata dengan skala menengah besar (UMB) dan pemerintah.
2. Membuat formulasi dalam bentuk forum kemitraan untuk mensosialisasikan
kebijakan misalnya melalui bimtek kepada pelaku usaha pariwisata mengenai
pentingnya penerapan standar usaha pariwisata (misalnya membangun usaha
pariwisata yang ramah lingkungan/berkelanjutan) dalam rangka peningkatan
kualitas layanan untuk wisatawan.
3. Menyusun profil industri pariwisata yang uptodate guna pengambilan kebijakan
dalam pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 76


RASIO USAHA PARIWISATA YANG TERSERTIFIKASI
8 TERHADAP TOTAL USAHA PARIWISATA NASIONAL

Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional
merupakan indikator IKSS untuk membandingkan jumlah usaha pariwisata yang
tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata di Indonesia. Sertifikasi yang dimaksud
sebagai prasyarat usaha sektor pariwisata yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana usaha pariwisata dapat memenuhi standar usaha yang telah ditetapkan sesuai
dengan Undang-Undang 10 Tahun 2009 yang menyatakan setiap pengusaha pariwisata
wajib menerapkan standar usaha pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi
terhadap total usaha pariwisata nasional di formulasikan sebagai berikut:

Jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi


X 100 %
Jumlah usaha pariwisata yang terdaftar di OSS

Jumlah usaha pariwisata yang terdaftar di aplikasi Online Single Submission (OSS) pada
TA 2019 adalah sebanyak 101.094 usaha pariwisata dari 13 bidang usaha pariwisata.
Jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi TA 2019 adalah sebanyak 1.870 usaha
pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata
nasional TA 2019 adalah 1,85% dengan formulasi (1.870/101.094) x 100%.

Tabel 3.26 Target dan Realisasi Rasio Usaha Pariwisata yang tersertifikasi terhadap
total usaha pariwisata nasional TA 2019

Indikator Kinerja
Target Realisasi Capaian
Sasaran Strategis (IKSS)

Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi 3 1,85 61,67


terhadap total usaha pariwisata nasional (%)

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 77


Capaian IKSS rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha
pariwisata nasional adalah 1,85 dari target 3% dengan realisasi adalah 1.870 usaha
pariwisata yang tersertifikasi. Perbandingan realisasi pertumbuhan industri
pariwisata dapat diliat pada tabel 3.27 di bawah ini.

Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional

Indikator 2018 (%) 2019 (%)

Rasio usaha pariwisata yang


tersertifikasi terhadap usaha 1,82 1,85
pariwisata yang terdaftar

Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap usaha pariwisata yang terdaftar TA
2019 meningkat 1,65% dari TA 2018 (dengan formulasi: ((1,85-1,82)/1,82)*100%).
Dalam upaya meningkatkan realisasi indikator ini, Kementerian Pariwisata telah
melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Koordinasi Penyusunan NSPK


Sinergitas antara Pemerintah, Industri dan masyarakat untuk mengelola 13 jenis
usaha pariwisata telah dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
wisatawan selama di destinasi dengan mengimplementasikan Standar Usaha
Pariwisata. Metode yang dilaksanakan juga dilakukan dengan melalui Focus
Group Discussion dengan melibatkan stakeholder terkait.

2. Tata Kelola Industri Pariwisata


Sebagai media komunikasi antara LSUP, dengan Regulator untuk membahas isu-
isu dalam pengembangan Sertifikasi Usaha Pariwisata, serta sosialisasi kebijakan-
kebijakan terkait Sertifikasi Usaha diselenggarakan Forum Lembaga Sertifikasi
Usaha Pariwisata, serta pengembangan Sistem Informasi Sertifikasi Usaha
Pariwisata (SISUPAR). Rekapitulasi pelaksanaan Program Tata Kelola Industri
Pariwisata dapat dilihat pada Tabel 3.28

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 78


Tabel 3.28 Rekapitulasi Pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata
No. Kegiatan Keterangan
1 Forum LSUP I • Membahas mengenai Regulasi
Komite Akreditasi Nasional terbaru
• Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Lembaga Sertifikasi Usaha
Pariwisata pada tahun 2018
• Pembahasan Isu-isu terkait
Sertifikasi Usaha Pariwisata
2 Forum LSUP II • Sosialisasi Regulasi KAN U-01 dan KAN U-02
• Konsultasi untuk pengembangan
Sistem Informasi Sertifikasi Usaha
Pariwisata
• Pembahasan Isu-isu terkait
Sertifikasi Usaha Pariwisata
3 Forum LSUP III • Sosialisasi Regulasi Kebijakan
Industri Terbari (Standar Usaha
SPA, dan Perubahan Standar Usaha Hotel)
• Sosialisasi Sistem Informasi
Sertifikasi Usaha Pariwisata
• Pembahasan Isu-isu terkait
Sertifikasi Usaha Pariwisata
4 Penyusunan Sistem Informasi Menyusun database terkait Sertifikasi
Sertifikasi Usaha Pariwisata Usaha Pariwisata, meliputi Data
LSUP, Data Usaha yang memiliki
sertifikat, serta data auditor

3. Reviu standar usaha pariwisata TA 2014


Reviu ulang atas standar usaha pariwisata dilakukan untuk mengetahui apakah
standar usaha masih relevan dengan kondisi usaha pariwisata saat ini. Daftar
usaha pariwisata yang telah direviu antara lain sebagai berikut :

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 79


Tabel 3.29 Bidang dan Jenis Usaha Pariwisata TA 2014
yang direviu TA 2019

No. Bidang Usaha Jenis Usaha


1 Jasa Makanan dan - Restoran
Minuman - Rumah Makan
- Jasa Boga
- Bar/Pub
- Pusat Penjualan Makanan
- Cafe
2 Penyediaan - Hotel
Akomodasi - Pondok Wisata
- Bumi Perkemahan
- Villa
3 Wisata Tirta - Wisata Arum Jeram
- Wisata Selam
- Wisata Memancing

4. Penyusunan JUKNIS Pengembangan Skema Sertifikasi Usaha


Penyusunan Juknis Pengembangan Skema Sertifikasi Usaha Pariwisata yang
digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan sertifikasi usaha pariwisata yang
dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata yang mencakup aspek
produk, pelayanan dan pengelolaan. Pada Tahun 2019, telah melakukan
pembahasan rancangan Petunjuk Teknis pengembangan Skema Sertifikasi Usaha
Pariwisata meliputi Usaha SPA. Kegiatan ini dilakukan dengan aktivitas sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan Pelatihan Calon Auditor Usaha Pariwisata untuk usaha Arena
Permainan, Kawasan Pariwisata, Pusat Penjualan Makanan, dan Angkutan
Jalan Wisata.
b. Optimalisasi Pengawasan dan Pembinaan terhadap Lembaga Sertifikasi Usaha
Pariwisata Bersama dengan Komite Akreditasi Nasional, serta implementasi
Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata (SISUPAR).
c. Sosialisasi Kebijakan Industri Pariwisata (Standar dan Sertifikasi Usaha
Pariwisata) terhadap Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha di daerah, serta
Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata).

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 80


5. Sosialisasi Online Single Submission (OSS)
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dalam rangka sosialisasi Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik yang dikenal pula sebagai onlinesingle submission (OSS). Kegiatan
Sosialisasi Online Single Submission (OSS) diselenggarakan di 5 (lima) kota, yaitu di
Jawa Barat (15 Maret 2019), Serang Banten (22 April 2019), Sumatera Selatan (27
Maret 2019), Jawa Tengah (1 April 2019) dan di Mataram (29 April 2019).
Kegiatan Sosialisasi OSS di masing-masing daerah dihadiri oleh 100 peserta yang
terdiri dari Dinas Pariwisata, DPMPTSP dan pelaku usaha pariwisata.

6. Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha


Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata dilaksanakan di
Makassar ( 11 April 2019), Tanjung Pinang (18 April 2019), dan di Labuan Bajo
(25-27 September 2019). Peserta kegiatan: 1) Perwakilan Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), 2) Kab/Kota, 3) Dinas
Pariwisata Kab/Kota, 4) Pelaku usaha hotel dan restoran di Provinsi, 5)
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi.
Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pelaku usaha dapat lebih
mempersiapkan diri untuk menerapkan standar usaha dan melakukan sertifikasi
terhadap usahanya sehingga dapat meningkatkan daya saing usaha pariwisata.

Gambar 3.29 Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata

Untuk meningkatkan jumlah usaha pariwisa yang tersertifikasi pada tahun 2020,
kedepannya Kementerian Pariwisata akan melakukan berbagai macam inisiatif
rekomendasi guna memaksimalkan standar usaha pariwisata melalui sertifikasi
usaha. Rekomendasi tersebut antara lain:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 81


1. Diseminasi kebijakan industri pariwisata yang merata di seluruh wilayah
Indonesia.
2. Mendorong Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSUP) untuk membuka
ruang lingkup usaha pariwisata yang belum tersedia, melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata serta
melakukan sertifikasi terhadap usaha pariwisata selain hotel, restoran dan
SPA.
3. Meningkatkan jumlah auditor usaha pariwisata pada ruang lingkup yang
kurang diminati LSUP dengan cara melakukan pelatihan Calon Auditor,
dimana diharapkan melalui pelatihan tersebut, LSUP dapat melakukan
perluasan ruang lingkup serta menambah jumlah auditornya.
4. Mendorong Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha untuk memenuhi
kewajiban Sertifikasi Usaha Pariwisata.
5. Melakukan perubahan beberapa kebijakan terkait Sertifikasi Usaha
Pariwisata khususnya untuk usaha hotel dan usaha SPA.
6. Menyusun Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 82


RASIO SDM PARIWISATA NASIONAL YANG
9 TERSERTIFIKASI TERHADAP TOTAL SDM
PARIWISATA NASIONAL

Peningkatan produk pariwisata dalam rangka memenangkan persaingan global, harus


diimbangi oleh ketersediaan SDM yang kompeten, yang tidak hanya berada pada
tataran operasional atau tenaga teknis saja tetapi juga pada tatanan akademis,
teknorat, dan profesional. Penambahan jumlah lembaga pendidikan tinggi
kepariwisataan sebagai Unit Pelaksanaan Teknis yang berada di bawah Kementerian
Pariwisata diharapkan akan mampu menjawab kebutuhan SDM yang kompeten
disetiap tatanan dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan dari SDM
Kepariwisataan.

Selain itu, pelaksanaan pelatihan, penyiapan piranti pelaksanaan sertifikasi


kompetensi, pembekalan, workshop, sosialisasi, beserta penyerapan kurikulum dalam
modul pelatihan merupakan bagian dari pengembangan SDM Kepariwisataan.
Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil
sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan. Kebutuhan SDM dapat dilakukan melalui jalur formal dan jalur informal.

Dalam rangka menyiapkan SDM yang kompeten tersebut, telah disiapkan sertifikasi
kompetensi SDM bidang Pariwisata. Sertifikasi kompetensi sebagai bukti nyata bahwa
SDM tersebut telah memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata dan siap bersaing.
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas dari SDM Pariwisata Nasional, sehingga akan
dihitung rasio SDM Pariwisata Nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM
Pariwisata Nasional.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 83


Tabel 3.30 Jumlah SDM Kepariwisataan yang tersertifikasi TA 2019
berdasarkan Bidang Sertifikasi

No Bidang Sertifikasi Jumlah


A. Sertifikasi Industri 70.000
1 Bidang Hotel dan Restoran 53.490
2 Bidang Kepemanduan Wisata 6.558
3 Bidang Spa 6.059
4 Bidang Biro Perjalanan Wisata (Bpw) 3.393
5 Bidang Mice 500
B. Sertifikasi Pendidikan 2.136
C. Sertifikasi Mandiri LSP P1/P3 35.455
Total Jumlah SDM kepariwisataan tersertifikasi 107.591

Realisasi SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi adalah 107.591 orang, yang
terdiri dari 70.000 orang dari Industri, 2.136 orang dari Pendidikan dan 35.455 orang
dari Mandiri (sertifikasi mandiri tidak dibiayai oleh Kementerian Pariwisata). Jumlah
SDM pariwisata Nasional yang dimaksud adalah tenaga kerja pariwisata langsung
sebanyak 3.900.000 orang.

Tabel 3.31 Perbandingan Tenaga Kerja Pariwisata dan Total SDM Tersertifikasi

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 84


Jumlah SDM Pariwisata Nasional yang terdaftar 3.900.000 orang, dengan jumlah
SDM Pariwisata yang tersertifikasi sebanyak 107.591 orang, akan diformulasikan
Rasio SDM Pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata
nasional sebagai berikut:

Jumlah SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi


X 100 %
Total SDM pariwisata nasional yang terdaftar

Dari formulasi diatas, diperoleh Rasio SDM pariwisata yang tersertifikasi


terhadap total SDM pariwisata nasional TA 2019 adalah 2,8% (formulasi =
(107.591/3.900.000) x 100%).

Tabel 3.32 Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi


terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019

CAPAIAN
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) TARGET REALISASI
(%)
Rasio SDM Pariwisata Nasional yang
Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata 2.5 2.8 112
T Nasional (%)
a
bel 3.33 Perbandingan Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi
terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 - 2019

Indikator 2018 2019

Jumlah SDM pada sektor pariwisata yang 75.000 107.591


disertifikasi (orang)

Jumlah SDM pariwisata nasional (orang) 3.780.000 3.900.000

Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi 1.98 2.8


terhadap Total SDM Pariwisata Nasional (%)

Realisasi rasio SDM Pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM
Pariwista Nasional TA 2019 telah melebihi target dan meningkat 41.41% dari capaian
TA 2018, untuk meningkatkan capaian tersebut pada tahun 2019, Kementerian
Pariwisata telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 85


1. Melakukan Reviu Dokumen Standar Kompetensi (SKKNI) yang masa berlakunya
telah melebihi 5 tahun bersama dengan industri dan pihak terkait.
2. Melakukan Penyusunan Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional (KKNI) sektor
pariwisata bersama dengan industiy dan pihak terkait.
3. Melakukan Diseminasi SKKNI dan KKNI kepada para stakeholder dalam hal ini
para pihak industri pariwisata.
4. Berkoordinasi dengan intensif dengan pihak Kementerian Tenaga Kerja dan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga terjalin
hubungan mitra kerja yang harmonis dalam mengahasilkan SDM Pariwisata yang
kompeten dan unggul.
5. Menyusun kurikulum pelatihan kepariwisataan berbasis kompetensi
6. Melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi sesuai
dengan kebutuhan industri di lapangan.
7. Menyusun mekanisme pengelolaan data dan informasi terkait sertifikasi SDM
Pariwisata.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 86


INDEKS PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN
10 PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL

Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Pariwisata Nasional


bertujuan untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan
pariwisata nasional. Hasil penelitian dan pengembangan yang dimaksud adalah
penelitian dan pengembangan yang dilakukan Kementerian Pariwisata maupun
perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pariwisata berupa penelitian
kelompok dan institusi. Pemanfaatan hasil penelitian digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan/kebijakan pengembangan pariwisata di lingkungan
Kementerian Pariwisata secara umum dan sebagai referensi bagi mahasiswa
pariwisata secara khusus. Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan
pariwisata nasional diformulasikan sebagai berikut:

Jumlah penelitian tahun 2019 yang telah dilakukan di lingkungan Kementerian


Pariwisata terdiri dari 75 penelitian (67 penelitian kelompok dan 8 penelitian
institusi), adapun yang termanfaatkan sebanyak 39 penelitian (38 penelitian
kelompok dan 1 penelitian institusi) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.34 Judul Penelitian Yang Termanfaatkan Tahun 2019

NO INSTANSI JUDUL PENELITIAN


PENELITIAN INSTITUSI

1. World Happiness Index On Tourism In Indonesia : Perspective


1. Poltekpar Bali
On World Heritage Site In Bali, Labuan Bajo And Borobudur

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 87


PENELITIAN KELOMPOK

2. Penelitian Pengembangan Jalur Wisata Kapal Tradisional


(Tradisional Cruise)

Penelitian 3. Kajian Pengembangan Pariwisata Perbatasan di Indonesia


1.
Litbang Penelitian Wisata

4. Petualangan: “Pemetaan (Mapping) dan Penilaian


(Assesment) Potensi Produk Wisata Terpadu di Daerah”

NO INSTANSI JUDUL PENELITIAN

5. Poltekpar Bali 5. Analisis Manajemen Pengunjung Di Destinasi Pariwisata


Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung

6. Model Pengembangan Desa Wisata Di Bali

7. Kajian Empiris Penentu Niat Pemuda Untuk Berwirausaha


Di Desa Wisata Jatiluwih

8. Sikap Dan Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Usaha


Pemulihan Pariwisata Pasca Erupsi Gunung Agung Di
Kawasan Amed Dan Jemeluk Kabupaten Karangasem

9. Event Berkelanjutan Di Ubud Bali

10. Sikap Dan Partisipasi Masyarakat Desa Wisata Undisan


Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli Dalam Menerima
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Pasca Letusan Gunung
Agung Tahun 2017

11. Ekspektasi Dan Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi


Pariwisata Mandalika

12. Analisis Kebutuhan Pelatihan Bahasa Asing Untuk


Menunjang Kegiatan Pariwisata Di Nusa Penida

13. Model Pengelolaan Keuangan Desa Wisata Jatiluwih


Kabupaten Tabanan

14. Strategi Penetapan Harga Jual Produk Desa Wisata (Studi


Kasus Pada Desa Wisata Di Provinsi Bali)

6. STP Bandung 15. 10 As Of Successful Tourism Destination Model: Kajian

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 88


Dalam Rangka Mengembangkan Alat Ukur Keberhasilan
Destinasi Pariwisata

16. Analisis Dimensi Pelayanan Homestay Di Destinasi Wisata


Kepulauan Seribu DKI Jakarta

17. Kajian Tenaga Kerja Milenial Bidang Hospitality

18. Pengaruh Kualitas Makanan, Harga Dan Lokasi Restoran


Terhadap Kepuasan Konsumen Dalam Membangun
Pariwisata Berkelanjutan Dikawasan Candi Borobudur

19. Persepsi Wisatawan Terhadap Kualitas Produk Kuliner


Tradisional di Destinasi Pariwisata Prioritas Kawasan
Borobudur Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

20. Kajian Ekosistim Bisnis Pariwisata Di Kawasan Candi


Borobudur

21. Optimalisasi Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi dalam


Menarik Wisman dan Wisnus ke Labuan Bajo

22. Pengaruh Unggahan Foto Di Media Sosial Terhadap


Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Labuan Bajo Nusa
Tenggara Timur

23. Penerapan Mitigasi Bencana Tsunami Dan Gempa Bumi


Pada The Jayakarta Resort & Spa Lombok, Provinsi Nusa
Tenggara Barat

24. Kemitraan Strategis Antar Pemangku Kepentingan Dalam


Pengembangan Desa Wisata Yang Berkelanjutan: Studi
Fenomenologis di Desa Gubugklakah Kawasan Wisata
Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur

25. Kesadaran Masyarakat Dalam Penanganan Sampah Di


Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kab.
Malang - Jawa Timur

26. Pengembangan Plat Form Webqual 4.0 Sebagai Media


Promosi Penjualan Produk Wisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru Di Jawa Timur

27. Potensi Dark Tourism Pasca Bencana : di Kawasan Ekonomi

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 89


Khusus Tanjung Lesung

28. Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Metode Quality


Function Deployment Bagi Pramusaji Restoran di Daerah
Candi Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah

29. Push and Pull Motivation Factor: Studi Kasus Drama Korea
di Mata Calon WIsatawan di Indonesia

30. Pengaruh Kualitas Makanan Dan Dinescape Terhadap


Kepuasan Tamu Restoran Pada Kawasan Tanjung Kelayang

31. Menentukan Preferensi dan Faktor- Faktor Yang


Menyebabkan Wisatawan Berkunjung di Objek Wisata
Tanjung Kelayang Kabupaten Belitung

32. Pengaruh Atraksi Wisata Di Tanjung Kelayang Terhadap


Room Revenue Hotel Bintang 3

33. Pengembangan Wisata Halal Pada Kawasan Tanjung


Kelayang

34. Profil Sensori Chilled Cheese Cake yang Terbuat dari Keju
Tradisional Dali Ni Horbo Dalam Persepsi Konsumen

35. Perencanaan Gastronomy Tourism di Destinasi Pariwisata


Kab. Samosir, Sumatera Utara

36. Pengembangan Aktivitas Wisata Sungai Asahan Dalam


Mendukung KSPN Danau Toba

37. Pemasaran Wisata Kuliner Solo

38. Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap


Loyalitas Pelanggangan pada Hotel Bintang Empat di
Yogyakarta

39. Respon Masyarakat Terhadap Perkembangan Desa Wisata


Kaki langit Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta

Capaian IKSS Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan Pengembangan


Pariwisata Nasional 52% diperoleh dari formulasi berikut: (39/75) x 100%.
Penelitian tersebut merupakan penelitian dilakukan dan dimanfaatkan berasal
dari tahun anggaran yang sama.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 90
Tabel 3.35 Target dan Realisasi Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan
Pengembangan Pariwisata Nasional Tahun 2019

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

Indeks Pemanfaatan Hasil


1 Penelitian dan Pengembangan 30 52 173,33
Pariwisata Nasional (%)

Capaian yang signifikan dari indikator Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan
Pengembangan Pariwisata Nasional disebabkan tingginya antusiasme khususnya para
dosen di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata untuk dapat melakukan penelitian dan
mempublikasikan hasil penelitianya. Hal ini sesuai dengan kebijakan Kementerian
Pariwisata bahwa seluruh penelitian yang dihasilkan harus di publikasikan agar
penelitian tersebut dapat langsung dimanfaatkan. Publikasi dapat berupa
desiminasi/sosialisasi/jurnal/buku dsb. Hasil penelitian tersebut juga berguna untuk
meningkatkan kinerja dosen, referensi bahan ajar, status perguruan tinggi dan hilirnya
performa kepariwisataan nasional akan terus meningkat.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 91


11 NILAI RB KEMENTERIAN PARIWISATA

Nilai RB Kementerian Pariwisata bertujuan untuk mengukur implementasi reformasi


birokrasi di Kementerian Pariwisata. Reformasi Birokrasi merupakan program
nasional yang bertujuan untuk mengubah birokrasi di Indonesia menuju birokrasi yang
profesional. Nilai RB dikeluarkan oleh KemenPAN RB setiap tahun untuk setiap K/L/P
dalam rangka evaluasi performa birokrasi

Tabel 3.36 Target dan Realisasi Nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

Nilai RB Kementerian
1 80 80* 100
Pariwisata
*) Data Proyeksi

Realisasi nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019, akan dikeluarkan oleh


KemenPAN RB dan pada saat laporan ini disusun, sedang dalam proses penilaian RB
oleh KemenPAN RB.

Tabel 3.37 Komponen Peniliaian Reformasi Birokrasi


2018 2019
No Komponen Penilai
Bobot Nilai Nilai
A Komponen Pengungkit
1 Manajemen Perubahan 5 4,06 -
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 3,44 -
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6 4,68 -
4 Penataan Tatalaksana 5 3,82 -
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15 11,55 -
6 Penguatan Akuntabilitas 6 4,92 -
7 Penguatan Pengawasan 12 8,03 -
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 4,63 -
Total Komponen Pengungkit (A) 60 45,13 -

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 92


2018 2019
No Komponen Penilai
Bobot Nilai Nilai
B Komponen Hasil
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 10,62 -
2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 4,37 -
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 5,88 -
4 Opini BPK 3,00 3,00 -
5 Survei Sekternal Pelayanan Publi 10,00 7,90 -
Sub Total Komponen Hasil 40,00 31,77 -

Indeks Reformasi Birokrasi 100 -


76,90

Secara detail hasil capaian dan realisasi target beberapa indikator terkait pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata akan disajikan setelah data
resmi dikeluarkan oleh KemenpanRB.

Sebagai implementasi strategi meningkatkan nilai RB, Kementerian Pariwisata telah


melaksanakan:
1. Kegiatan Pelaksanaan Sosialisasi Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai reformasi birokrasi di Kementerian
Pariwisata adalah dengan adanya zona integritas. Pada tahun 2019 yang diusulkan
untuk menjadi zona integritas di Kementerian Pariwisata adalah Biro Komunikasi
Publik. Setelah melakukan serangkaian proses pembangunan zona integritas
akhirnya Biro Komunikasi Publik berhasil lolos menjadi zona integritas di
Kementerian Pariwisata dan ini merupakan zona integritas pertama yang dimiliki
oleh Kementerian Pariwisata.
2. Pembekalan Agen Perubahan sebanyak 40 orang.
3. Sosialisasi Peningkatan Manajemen Perubahan sebanyak 300 orang;
4. Diklat WinWayChampion sebanyak 174 orang.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 93


Gambar 3.30 Pelaksanaan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM

3.1. Realisasi Anggaran


Anggaran Kementerian Pariwisata yang dialokasikan untuk Kementerian Pariwisata
sebesar Rp 3,832,672,805,000 (tiga triliun delapan ratus tiga puluh dua miliar enam
ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima ribu rupiah) dan pada akhir tahun 2019
sebanyak 3,632,840,841,308 (tiga triliun enam ratus tiga puluh dua miliar delapan
ratus empat puluh juta delapan ratus empat puluh satu ribu tiga ratus delapan rupiah)
sudah direalisasikan, atau sebesar 94,79% dari total anggaran yang diberikan kepada
Kementerian Pariwisata.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 94


BAB IV
PENUTUP

Kementerian Pariwisata telah berupaya memberikan kontribusi yang signifikan bagi


perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan peningkatan jumlah devisa dari Rp
175,71 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 229,50 triliun pada tahun 2018 dan
diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019. Peningkatan jumlah devisa
tersebut seiring dengan Capaian Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2019, yaitu: (1)
kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional diproyeksi sebesar 5.5%, (2) jumlah
wisatawan mancanegara (wisman) diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, (3) jumlah
wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksi sebanyak 312,5 juta perjalanan, dan (4)
daya saing, pariwisata Indonesia menurut WEF (World Economic Forum) berada di
ranking 40 dunia.

Untuk meningkatkan devisa, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional, jumlah


wisman, jumlah wisnus dan daya saing pariwisata Indonesia pada tahun 2020,
Kementerian Pariwisata mempunyai stategi strategis sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 95


1. Menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010 –
2025.
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional RIPPARNAS yang tertuang
sebagai Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2011 akan diperkuat oleh Rencana
Induk Pariwisata Nasional Terpadu RIPANDU agar bisa menjadi panduan bagi
seluruh stakeholders kepariwisataan nasional supaya lebih sesuai dengan
perkembangan waktu dan zaman.
2. Pengembangan 11 Destinasi Pariwisata Prioritas ( 5 Destinasi Super
Prioritas), yaitu: Danau Toba, Tanjung Lesung, Kep. Seribu dan Kota Tua, Tanjung
Kelayang, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo,
Wakatobi, Likupang, dan Morotai.
3. Meningkatkan Devisa dengan stategi Peningkatan ASPA/ Length of Stay, yaitu:
1) Keselamatan dan Keamanan
Keselamatan & Keamanan merupakan faktor krusial yang menentukan
pertimbangan kunjungan Wisman ke negara tujuan. Safety and security menjadi
salah satu TOP OF MIND ketika memilih tujuan wisata. Sehingga Kementerian
Pariwisata berkomitmen untuk kerja sama keamanan dengan K/L terkait agar
wisatawan dapat berlibur dengan nyaman.
2) Peningkatan Kualitas dan Diversifikasi Produk
Pariwisata Destinasi Wisata Produk Kreatif dan Layanan kepada wisman.
3) Peningkatan kualitas SDM dan Partisipasi Masyarakat
Pilot Project dengan pengembangan Creative Hub untuk Industri Kreatif,
Pelatihan Vokasi, Inkubasi/Pendampingan Masyarakat, Pelestarian lingkungan,
Pengelolaan Limbah, Pengelolaan Air, Energi dan Gender.
4) Pengembangan Pemasaran
Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan dioptimalkan melalui kanal
kanal digital.
5) Pengembangan Ekonomi Kreatif di lokasi Pariwisata : Contoh, lokasi Nusa Dua,
Wedding Photographer & Videographer dikembangkan agar pengembangan
destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif berlangsung paralel.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 96


6) Stategi pemasaran yang menyesuaikan target pasar dan perkembangan zaman
& teknologi.
a. Digital Micro Targeting untuk menyasar quality tourism
b. Optimalkan pengaruh content Creator dan Influencer
c. Kerjasama dengan pembuat film internasional dan lokasi sebagai sarana
promosi secara tidak langsung

4. Kerja sama dengan Perwakilan RI di Luar Negeri


1) Memperbaiki Persepsi Keselamatan & Keamanan Indonesia di Mata
Dunia
2) Mendukung Nation Branding
3) Mendukung Promosi Produk Kreatif dan Brand Indonesia Go
Internasional
4) Mengoptimalkan Visit Indonesia Tourism Officers (VITO)
5) Standar Tampilan Booth Indonesia di Pameran Internasional

Dengan strategi strategis Kementerian Pariwisata TA 2020, diharapkan dapat


meningkatan capaian kinerja Kementerian Pariwisata yang akan berdampak positif
dalam pembangunan perekonomian nasional, pengembangan wilayah maupun
peningkatan kesejahteraan masyrakat.

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 97


Lampiran 1 Publikasi Branding melalui Media Ruang

NO NEGARA JENIS WILAYAH UNIT PENAYANGAN


1 China a Digital Screen Beijing 1 unit 5 - 11 Februari 2019 7 Hari
b Digital Screen Shanghai 1 unit 5 - 11 Februari 2019 7 Hari
c Digital Screen Beijing 1 unit 7 - 20 Juni 2019 2 minggu
d Digital Screen Shanghai 1 unit 7 - 20 Juni 2019 2 minggu
e Digital Screen Beijing 1 unit 14 - 20 Juni 2019 7 hari
f Lightbox Beijing 9 unit 7 - 21 Juni 2019 14 hari
g LED Beijing 1 unit 24 – 30 Nov 2019 7 hari
h LED Beijing 2 unit 12 – 18 Nov 2019 7 hari
i Subway Charter Beijing 6 unit 26 Nov – 24 Des 2019 minggu
Advertising
j Elevator Beijing 63 unit 23 Nov – 7 Des 2019 2 minggu
Advertising
k Airport Screen Beijing 363 unit 28 Nov – 12 Des 2019 2 minggu
Brusher
l Airport Shenzhen; N
҅ anjing҅ ; 410 unit 26 Nov – 24 Des 2019 4 minggu
Convenience Ningbo; Hangzhou;
Screen Brusher Qingdao; Changchun҅ ;
Nanning; ҅Lanzhou҅ ;
Xiame; ҅Xian҅ ; Changsha҅ ;
Fuzho
m LED Screen Shanghai 1 unit 7 - 13 Desember 2019 7 hari
n LED Screen Shanghai 1 unit 7 - 13 Desember 2019 7 hari
o LED Screen Shanghai 1 unit 7 - 13 Desember 2019 7 hari
2 Jerman a Hotel Shuttle Berlin 4 unit 6 – 10 Maret 2019 5 hari
Bus
b Open Great Bus Berlin 4 unit 1 – 31 Maret 2019 1 bulan
(full wrapping)
c Open Great Bus Berlin 2 unit 1 – 31 Maret 2019 bulan
(mega rear)
3 Inggris a Open Great Bus London 2 unit 1 - 31 Maret 2019 1 bulan
(full wrapping)
b Open Great Bus London 4 unit 1 - 30 November 2019 1 bulan

c Taxi London 250 unit 28 Okt - 24 Nov 2019 1 bulan

d LED London 1 unit 4 – 10 Nov 2019 7 hari


4 Timur Tengah a Digital LED Dubai Mall 1 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Board / Ice Rink
Display
b Digital LED Dubai Mall 15 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Board / Linked
Bridges
c Digital LED Dubai Mall 130 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Board / Lift

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 99


NO NEGARA JENIS WILAYAH UNIT PENAYANGAN
Lobby
d Digital LED Dubai Mall 80 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Board / Store
Directory
Display
e LCD Screen / Dubai Mall 14 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Internal Metro
Link
f LED Banner / Dubai Mall 5 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Grand Dive
Banners
g LCD Screen / Dubai Mall 29 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Food Court
Screens
h LED Screen / Dubai Mall 1 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Lower Ground
Waterfront
Display
i Digital Screen / Burjuman Mall - Dubai 6 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Dupi
j Digital Screen / Burjuman Mall - Dubai 2 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
LED Link
Bridges
k Digital Screen / Burjuman Mall - Dubai 4 unit 18 April – 1 Mei 2019 2 minggu
Food Court
Pillarscreens
l Digital Screen / Arabian Centre Mall - 8 unit
Dupi Dubai
m Digital Screen / Al Ghurair Centre - 6 unit
Dupi Dubai
n LED Banner Al Ghurair Centre - 2 unit
Dubai
o Digital Screen / Al Ghurair Centre - 24 unit
Pillarscreens Dubai
5 India a Hoarding Mumbai 1 unit 26 Mei - 23 Juni 2019 4 minggu
b Hoarding Mumbai 1 unit 26 Mei - 23 Juni 2019 4 minggu
c Hoarding Mumbai 1 unit 26 Mei - 23 Juni 2019 4 minggu
d Hoarding Mumbai 1 unit 26 Mei - 23 Juni 2019 4 minggu
e Hoarding Mumbai 1 unit 26 Mei - 23 Juni 2019 4 minggu
f Hoarding Mumbai 1 unit 26 Mei - 23 Juni 2019 4 minggu
6 Perancis a Open Great Bus Paris 4 unit 1 Juni – 31 Juli 2019 2 bulan
b Taxi Paris 20 unit 1 – 30 September 2019 1 bulan
7 Rusia a Open Great Bus Moscow 2 unit 15 Juni - 14 Juli 2019 4 minggu
b Open Great Bus Saint Petersburg 2 unit 15 Juni - 31 Juli 2019 6 minggu
c Digital Screen Moscow 1 unit 1 - 31 Agustus 2019 31 hari
d Digital Screen Moscow 3 unit 27 Juli - 4 Agustus 2019 9 hari

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 100


NO NEGARA JENIS WILAYAH UNIT PENAYANGAN
e Digital Screen Moscow 9 unit 27 Juli - 4 Agustus 2019 9 hari
f Digital Screen Moscow 726 unit 27 Juli - 4 Agustus 2019 9 hari
g Digital Screen Moscow 452 unit 27 Juli - 4 Agustus 2019 9 hari
8 Korea a Digital Billboard Gangnam - Seoul 1 unit 1 Juli – 31 Sep 2019 3 bulan
b Digital Billboard Yeongdeungpo - Seoul 1 unit 1 Juli – 31 Sep 2019 3 bulan
c Digital Billboard Gwangju 1 unit 1 Juli – 31 Sep 2019 3 bulan
d Digital Billboard Yeosu-si 1 unit 1 Juli – 31 Sep 2019 3 bulan
e Digital Billboard Dongdaemun - Seoul 1 unit 1 Juli – 31 Agustus 2 bulan
2019
f Digital Billboard Jongno - Seoul 1 unit 1 Juli – 31 Sep 2019 3 bulan
g Billboard Buk-gu - Busan 1 unit 1 Juni – 31 Des 2019 7 bulan
h One Way Vision Buk-gu - Busan 1 unit 1 Juni – 31 Des 2019 7 bulan
9 Amerika a LED Billboard New York 1 unit 1 – 31 Juli 2019 1 bulan
b Open Great Bus New York 1 unit 1 – 31 Juli 2019 1 bulan
c Open Great Bus Los Angeles 2 unit 1 – 31 Juli 2019 1 bulan
10 Belanda a Classic Banner Amsterdam 1 unit 1 – 29 Sep 2019 4 minggu
b Digital Screen Amsterdam 1 unit 1 – 29 Sep 2019 4 minggu
c Digital Screen Amsterdam 4 unit 1 – 29 Sep 2019 4 minggu
d Digital Screen Amsterdam 1 unit 1 – 29 Sep 2019 4 minggu
e Digital Screen Amsterdam 1 unit 24 Sep – 3 Okt 2019 10 hari
f Digital Screen Amsterdam 1 unit 24 Sep – 3 Okt 2019 10 hari
g Digital Screen Amsterdam 2 unit 24 Sep – 8 Okt 2019 15 hari
11 Singapura a Coach Tour Bus Changi Airport 8 unit Mei – Agustus 2019 4 bulan
(Pendukungan
Tourism Hub)
b Mini Bus (van) Changi Airport 4 unit Mei – Agustus 2019 4 bulan
12 Jepang c Digital Banner Tokyo 4 unit 29 Nov - 12 Des 2019 2 minggu

Lampiran 2. Rekapitulasi Kegiatan Publikasi Media Cetak Tahun 2019

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 101


NO PASAR NAMA MEDIA KATEGORI UKURAN FREKUENSI JADWAL KONTEN
TAYANG TAYANG
1 CHINA China Travel Travel and Full Page Full Color 2 kali April Batu Kelayang
Agent Tourism Mei Island, Belitung
Magazine Islands
Bunaken
National Park
2 INDIA Travel + Leisure Travel and Full Page Full Color 3 kali April Kanto Lampo
India Lifestyle Mei Waterfall, Bali
Magazine Juni Pink Beach,
Labuan Bajo
Bintan
3 Lonely Planet Magazine Full Page Full Color 1 kali Mei Kelingking
India Beach, Bali
4 JEPANG Wing Travel Tabloid Pure Advertisment 1 kali 22 Maret Legong Dancer
Weekly (Bali) / Promo
Garuda
Narita - Jakarta
5 City Living Tabloid Pure Advertisment 1 kali 22 Maret Legong Dancer
Nagoya Editon (Bali) / Promo
Garuda
Narita - Jakarta
6 Shukan Asahi General- Full Page Full Color 3 kali 24 Mei Borobudur
interest 14 Juni Komodo
Magazine 5 Juli Bali
7 Tokyo Jin Magazine Full Page Full Color 1 kali Juni Borobudur
8 CREA Traveler Magazine Full Page Full Color 1 kali Juni Bintan

9 TIMUR TravTalk Middle Magazine Full Page Full Color 2 kali April Gili Kedis Island,
TENGAH East Mei Lombok
Raja Ampat,
Papua
10 JERMAN FVW Dailies The trade Title Page Foot 3 kali 6 Maret Jawa Tengah
show daily at 7 Maret (Borobudur)
ITB Berlin 8 Maret Bali (Legong)
NTT (Waerebo)
11 BELANDA De Telegraaf Newspaper 1/2 Page Full Color 4 kali 13 Juli Borobudur Ulun
20 Juli Danu Beratan
27 Juli 3 Padar Lombok
Agustus
12 VRIJ Magazine Full Page Full Color 6 kali 13 Juli Wayag – Raja
20 Juli Ampat Lovina
27 Juli 17 Beach – Bali
Agustus Belitung Legong
24 Dancer
Agustus Borobudur Lake
31 Toba
Agustus
13 INGGRIS WTM Guide Official Event Full Page 1 kali 4 – 6 Likupang
Book Guide Advertisement November
Guaranteed Right
Hand
14 INFLIGHT KLM Travel and Full Page Full Color 1 kali Mei Pulau Padar,
MAGAZINE (Holland Herald) Tourism NTT
Magazine Komodo, Pink
Beach, Waerebo,
NTT
15 Cathay Pacific Full Page Full Colo 1 kali Mei Lake Toba
(Discovery)
16 Cathay Dragon Full Page Full Colo 2 kali Mei Batu Berlayar
(Silkroad Juni Island, Belitung
Islands NTT,

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 102


NO PASAR NAMA MEDIA KATEGORI UKURAN FREKUENSI JADWAL KONTEN
TAYANG TAYANG
Pulau Padar
17 Air China Full Page Full Colo 1 kali April Tanjung
(Wings of China) Kelayang,
Belitung Islands
18 China Eastern Full Page Full Colo 1 kali April Komodo
(Connection)
19 China Southern Full Page Full Colo 1 kali April Lake Toba
(Gateway
20 China Southern Full Page Full Colo 1 kali April Kelor Island,
(Nihao) Komodo
National Park
21 Emirates Full Page Full Colo 2 kali April Pink Beach,
(Openskies) Mei Komodo
National Park
Raja Ampat,
Papua
22 Qatar (Oryx) Full Page Full Colo 2 kali April Bali
Mei Kelor

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019 103

Anda mungkin juga menyukai