Anda di halaman 1dari 46

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA


Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Usaha Penyewaan Cold
Storage Ikan di PT Lautan Mutiara Jaya, Pelabuhan Perikanan Muara Angke
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2018

Nurani Khoerunnisa
C44140091
ABSTRAK

NURANI KHOERUNNISA. Usaha Penyewaan Cold Storage Ikan di PT Lautan


Mutiara Jaya, Pelabuhan Perikanan Muara Angke. Dibimbing oleh JULIA EKA
ASTARINI dan WAWAN OKTARIZA.

Produksi ikan yang semakin meningkat membuat pengusaha perikanan perlu


melakukan upaya agar mutu produknya tetap baik dengan pengadaan tempat
penyimpanan ikan (cold storage). Salah satu pelabuhan perikanan yang
didalamnya terdapat sarana cold storage yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara
Muara Angke. Banyaknya permintaan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Muara Angke membuat pihak pengelola pelabuhan menambah kapasitas cold
storage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas, utilitas, komposisi
jenis dan besaran ikan yang disimpan di cold storage, dan menganalisis kelayakan
usaha cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Muara Angke. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan analisis
kualitatif untuk mengetahui kapasitas, utilitas, serta jenis dan besaran ikan yang
disimpan di cold storage dan analisis kuantitatif untuk mengitung nilai usaha cold
storage. Berdasarkan hasil penelitian, total kapasitas cold storage PT Lautan
Mutiara Jaya sebesar 900 ton. Utilitas cold storage PT Lautan Mutiara Jaya yaitu
750 ton atau 83% dari total kapasitas yang tersedia. Jenis ikan yang disimpan
dalam cold storage yaitu cumi-cumi, udang, layang dan tenggiri. Berdasarkan
perhitungan Net Present Value (6 021 942 437), Net Benefit and Cost Ratio
(4.64), internal rate of return (53%) dan payback period (2.54) yang diperoleh,
hasil perhitungan telah memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan kriteria
investasi. Dengan demikian, usaha cold storage PT Lautan Mutiara Jaya layak
untuk dilaksanakan.

Kata kunci: Analisis usaha, cold storage, Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara
Angke
ABSTRACT

NURANI KHOERUNNISA. Fish Cold Storage Rental Business in PT Lautan


Mutiara Jaya, Muara Angke Fishing Port. Supervised by JULIA EKA ASTARINI
and WAWAN OKTARIZA.

The increase of fish production made fishery entrepreneurs need efforts to keep
the product quality stay on standard with the provision of fish storage (cold
storage). One of the fishing ports where cold storage facility that still actively
operated is Muara Angke Fishing Port. The number of fish demand in Muara
Angke Fishing Port makes the port management to increase the cold storage
capacity. This study aims are determine the capacity, utility, species composition
and the size of fish stored in cold storage, and to analyze the feasibility of cold
storage business that holds in PT Lautan Mutiara Jaya in Muara Angke Fishing
Port. Case study method was applied in this research through qualitative analysis
to determine the capacity, utility, species composition and the size of fish that
stored in cold storage and quantitative analysis to determine the business value of
cold storage. The result shows that the total capacity of cold storage of PT Lautan
Mutiara Jaya was 900 tons with only 750 tons or 83% of the total available
capacity been utilized. Types of fish stored in cold storage were squid, shrimp,
kite, and mackerel. Based on Net Present Value calculations (6 021 942 437), Net
Benefit and Cost Ratio (4.64), internal rate of return (53%) and payback periods
(2.54) obtained, the calculation results have met the feasibility criteria based on
the investment criteria. Thus, cold storage business PT Lautan Mutiara Jaya
feasible to be implemented.

Keywords: Business analysis, cold storage, Muara Angke Fishing Port


USAHA PENYEWAAN COLD STORAGE IKAN
DI PT LAUTAN MUTIARA JAYA, PELABUHAN
PERIKANAN MUARA ANGKE

NURANI KHOERUNNISA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah dengan judul “Usaha Penyewaan Cold Storage Ikan di PT
Lautan Mutiara Jaya, Pelabuhan Perikanan Muara Angke” ini dapat diselesaikan.
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2018 sampai dengan April 2018 dan
membahas mengenai kapasitas, utilitas, komposisi jenis dan besaran ikan yang
disimpan, serta menganalisis kelayakan usaha cold storage PT Lautan Mutiara
Jaya di Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke Jakarta.
Selanjutnya penulis ingin berterimakasih kepada:
1. Keluarga penulis, Bapak Tata Suntana dan Ibu Nurholisusana sebagai
orangtua beserta Hanif Dzulfikah Darojat dan Roihana Syakira Attaqiyyah
sebagai adik atas semangat dan dukungan yang diberikan.
2. Ibu Julia Eka Astarini, SPi MSi dan Bapak Dr Ir Wawan Oktariza, MSi
sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberi arahan dan masukan
dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Pihak UPT PPN Muara Angke Jakarta, Bapak Anton Wijaya, Mbak Rina,
Mbak Siska, Bapak Siswoyo, Bapak Mukhsin dan seluruh karyawan cold
storage PT Lautan Mutiara Jaya yang telah bersedia diwawancarai.
4. Bapak Dr Ir Wazir Mawardi, MSi sebagai Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk skripsi ini.
5. Bapak Dr Mochammad Riyanto, SPi MSi sebagai Komisi Pendidikan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan yang telah memberikan
saran dan masukan untuk skripsi ini.
6. Tata Usaha di Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap,
FPIK IPB atas bantuannya dalam kelancaraan administrasi selama pendidikan.
7. Teman-teman PSP angkatan 51 dan kelompok bimbingan skripsi atas
dukungan serta kerjasamanya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2018

Nurani Khoerunnisa
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Penelitian Terdahulu 3
METODE 4
Waktu dan Tempat 4
Alat dan Bahan 4
Metode Pengumpulan Data 4
Analisis Data 5
KONDISI UMUM PT. LAUTAN MUTIARA JAYA 8
Lokasi Perusahaan 8
Sejarah dan Perkembangan Usaha 9
Visi dan Misi Perusahaan 10
Struktur Organisasi 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
Kapasitas Cold Storage PT Lautan Mutiara Jaya 12
Utilitas Cold Storage PT Lautan Mutiara Jaya 13
Komposisi Jenis dan Besaran Ikan di Cold Storage PT Lautan Mutiara Jaya 13
Analisis Kelayakan Usaha 16
SIMPULAN DAN SARAN 22
Simpulan 22
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 26
RIWAYAT HIDUP 37
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan metode pengumpulan data 5
2 Ukuran ruangan cold storage dan ABF 12
3 Kapasitas ruangan cold storage 12
4 Jenis, ukuran dan volume rata-rata ikan per hari yang disimpan dalam
cold storage 15
5 Jumlah ikan yang disimpan dalam satu tahun 16
6 Biaya investasi 17
7 Biaya tetap per tahun 18
8 Biaya variabel per bulan 20
9 Hasil analisis kelayakan PT LMJ 22

DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian 4
2 Struktur organisasi PT Lautan Mutiara Jaya tahun 2018 10
3 Alur penyimpanan dan pengambilan ikan dalam cold storage 14

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kapasitas cold storage di PPN Muara Angke Jakarta 27
2 Perhitungan persentase utilitas cold storage 27
3 Penerimaan cold storage 28
4 Contoh perhitungan biaya penyusutan 29
5 Biaya retribusi dalam satu tahun 30
6 Perhitungan laba rugi 31
7 Cashflow PT LMJ 32
8 Dokumentasi 34
9 Layout PT LMJ 36
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Usaha perikanan tangkap di Indonesia yang semakin berkembang


berpengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan. Produksi ikan yang
semakin meningkat membuat pengusaha perikanan perlu melakukan upaya agar
mutu produknya tetap baik. Salah satu cara mempertahankan mutu ikan yaitu
dengan pengadaan tempat penyimpanan ikan (cold storage). Cold storage
diharapkan dapat meningkatkan nilai jual hasil tangkapan nelayan dan pedagang
(Juanda dan Martunis 2014).
Cold storage merupakan suatu alat penyimpan bahan baku ikan yang segar
sehingga dapat digunakan waktu dibutuhkan (Darmadi dan Sulistyowati 2015).
Cold storage dalam pelabuhan perikanan merupakan fasilitas fungsional untuk
meningkatkan nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas
di pelabuhan. Cold storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
produk-produk perikanan yang tidak langsung dipasarkan karena berbagai alasan
diantaranya adalah menunggu harga yang baik, kelebihan produksi, atau tempat
transit (Lubis 2012). Ruangan dalam cold storage mempunyai temperatur sekitar -
30o, -45o sampai -60oC, sehingga ikan menjadi beku.
Salah satu pelabuhan perikanan yang didalamnya terdapat sarana cold
storage yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke. Secara geografis,
kawasan Muara Angke terletak di Kelurahan Pluit Penjaringan, Kecamatan
Jakarta Utara yang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kali Asin dan
Green Bay di sebelah timur, Kali Adem di sebelah barat dan Muara karang di
sebelah selatan. Pelabuhan ini dibangun sejak 1978 yang dipersiapkan untuk
menampung kegiatan perikanan yang tersebar di beberapa lokasi di pesisir Jakarta
dan dipusatkan ke dalam kawasan Muara Angke (UPPP Muara Angke 2016).
Produksi ikan di PPN Muara Angke berasal dari aktivitas bongkar muat
kapal ikan, tempat pelelangan ikan (TPI) dan pasar ikan yang tersedia. Jumlah
kapal ikan yang melakukan aktivitas bongkar muat di PPN Muara Angke dari
tahun 2013 hingga 2017 mengalami fluktuasi. Kunjungan kapal terbanyak ke PPN
Muara Angke terjadi pada tahun 2014 yaitu 6089 unit kapal, sedangkan kujungan
kapal paling sedikit yaitu 5058 unit kapal pada tahun 2017 (UPT PPN Muara
Angke 2013-2017). Produksi ikan di PPN Muara Angke dari TPI sejak tahun
2013 sampai 2017 selalu meningkat. Hal tersebut berpengaruh terhadap
peningkatan nilai produksi dari tahun ke tahun. Jumlah produksi terbanyak di TPI
yaitu 41 586 164 kilogram pada tahun 2017, sedangkan produksi ikan paling
sedikit yaitu pada tahun 2013 dengan jumlah 20 520 363 kilogram (PPN Muara
Angke 2013-2017). Penjualan ikan terbanyak di pasar ikan Muara Angke yaitu
pada tahun 2017 dengan jumlah 57 701 284 kilogram ikan, sedangkan penjualan
ikan paling sedikit pada tahun 2014 yaitu 2428 063 kilogram. Selain dari TPI
Muara Angke, komoditas pasar ikan Muara Angke diperoleh dari luar daerah
Provinsi DKI Jakarta seperti Indramayu, Tuban, Tegal, Pekalongan, Lampung,
Bogor dan sekitarnya (UPPP Muara Angke 2017).
Banyaknya permintaan ikan di PPN Muara Angke membuat pihak pengelola
pelabuhan menambah kapasitas gudang berpendingin (cold storage). Pada tahun
2015, kapasitas cold storage di PPN Muara Angke sebesar 6000 ton (Laoli 2015).
2

Pada 2017, kapasitas cold storage di PPN Muara Angke bertambah hingga
menjadi 7360 ton. Pemilik cold storage terdiri dari berbagai badan usaha yaitu
UD, CV, dan PT dengan jumlah 26 perusahaan (UPT PPN Muara Angke 2017).
Pembangunan cold storage tersebut terus bertambah agar dapat menyerap ikan
lokal dalam jumlah banyak.
Salah satu perusahaan cold storage di PPN Muara Angke yaitu PT. Lautan
Mutiara Jaya. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2014 ini berlokasi di Jl.
Dermaga Ujung Blok B No. 1, Muara Angke Jakarta Utara. Perusahaan ini
merupakan gedung tempat penyimpanan ikan milik Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, satu-satunya cold storage pemerintah yang dibangun di kawasan PPN
Muara Angke di antara 25 perusahaan cold storage swasta lainnya. Perusahaan ini
menjadi percontohan tempat penyimpanan ikan di DKI Jakarta. Tujuan dari
pembangunan cold storage ini untuk menyimpan stok ikan agar ikan tetap tersedia
walaupun dalam keadaan musim paceklik. Keberadaan cold storage juga dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pelabuhan dan sebagai
sarana pendidikan perikanan.
PT. Lautan Mutiara Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang penyewaan cold storage ikan untuk nelayan dan perusahaan perikanan di
Muara Angke Jakarta. Cold storage tersebut dapat memuat 900 ton ikan.
Berdasarkan laporan UPT Muara Angke tahun 2017, volume ikan yang disimpan
di cold storage PT Lautan Mutiara Jaya rata-rata 600 ton per minggu dari total
rata-rata volume keseluruhan cold storage sebanyak 4380 ton ikan per minggu.
Maka, PT Lautan Mutiara Jaya dapat menyerap 16% ikan yang disimpan dalam
seluruh cold storage di PPN Muara Angke Jakarta.

Perumusan Masalah

Permintaan ikan yang tinggi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara


Angke Jakarta dari berbagai daerah perlu memperhitungkan kapasitas tempat
penyimpanan ikan (cold storage) untuk menjaga mutunya. Pada tahun 2016
produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke dari tempat
pelelangan ikan yaitu 40 822 874 kilogram, kemudian meningkat menjadi 41 586
164 kilogram di tahun 2017. Penjualan dari pasar ikan mencapai 56 997 390
kilogram pada tahun 2016 selanjutnya meningkat hingga 57 701 284 kilogram di
tahun 2017. Ikan yang belum laku terjual perlu disimpan beberapa waktu untuk
menjaga mutunya. Maka kapasitas cold storage terus meningkat seiring
bertambahnya permintaan ikan dari tahun ke tahun. Saat ini terdapat 26
perusahaan cold storage dengan berbagai kapasitas. Salah satu perusahaan cold
storage yang dapat menampung ikan dalam jumlah banyak yaitu PT Lautan
Mutiara Jaya. PT Lautan Mutiara Jaya dapat menyerap 16% ikan yang disimpan
dalam seluruh cold storage di PPN Muara Angke Jakarta. Oleh karena hal
tersebut, menjadi menarik untuk mengetahui secara terperinci mengenai kondisi
dan kelayakan usaha cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di PPN Muara Angke
Jakarta, sehingga rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian yaitu
1. Bagaimana kapasitas cold storage PT Lautan Mutiara Jayan di PPN Muara
Angke?
2. Bagaimana utilitas cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di PPN Muara
Angke?
3

3. Bagaimana komposisi jenis dan besaran ikan yang disimpan cold storage PT
Lautan Mutiara Jaya di PPN Muara Angke?
4. Bagaimana kelayakan usaha cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di PPN
Muara Angke?
Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dipaparkan,


maka tujuan dari penelitian yaitu
1. Mengetahui kapasitas cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di PPN Muara
Angke.
2. Mengetahui utilitas cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di PPN Muara
Angke.
3. Mengetahui komposisi jenis dan besaran ikan yang disimpan di cold storage
PT Lautan Mutiara Jaya di PPN Muara Angke.
4. Menganalisis kelayakan usaha cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di PPN
Muara Angke.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi


berbagai pihak yang berkepentingan. Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi pemilik usaha cold storage, analisis ini dapat digunakan sebagai
masukan dan bahan informasi untuk bahan pertimbangan dalam menjalankan
operasional usaha dan dalam membuat kebijakan pengembangan usaha lebih
lanjut.
2. Bagi UPT PPN Muara Angke Jakarta, analisis ini dapat digunakan sebagai
acuan pengembangan usaha cold storage di PPN Muara Angke Jakarta.
3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan.
4. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan informasi
mengenai kelayakan usaha dari cold storage.

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis usaha cold storage untuk perikanan telah


dilakukan oleh Muhammad Syafril pada tahun 2009 dengan judul kelayakan
finansial pembangunan cold storage di Desa Senaken Kabupaten Paser.
Berdasarkan uji kelayakan finansial, pembangunan cold storage layak dan
prospektif dilaksanakan selama proyek berlangsung hingga akhir umur dari
operasionalisasi. Adanya cold storage di Kabupaten Paser pun dapat memberikan
dampak sosial secara positif kepada masyarakat (nelayan, pedagang,
pembudidaya, agen perikanan dan masyarakat lokal). Penelitian yang serupa juga
dilakukan oleh Juanda dan Martunis pada tahun 2014 dengan judul analisa
finansial pengembangan cold storage plant di Pelabuhan Perikanan (PP) Lampulo
Baru Banda Aceh dengan hasil bahwa pembangunan cold storage di PP Lampulo
Baru Banda Aceh layak untuk dilaksanakan selama proyek berlangsung (5 tahun)
hingga akhir umur dari operasionalisasi. Adanya cold storage di PP Lampulo
Baru Banda Aceh dapat memberikan multiplier impact bagi kondisi sosial
ekonomi masyarakat Aceh, terutama masyarakat sekitar lokasi cold storage
4

(nelayan tangkap dan tambak, pedagang pengecer, toke bangku dan masyarakat
lokal).

METODE
Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2018. Lokasi


penelitian yaitu PT Lautan Mutiara Jaya di PPN Muara Angke, Jakarta. Peta
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari kamera untuk
dokumentasi, kertas dan alat tulis untuk mencatat informasi yang diperoleh, serta
laptop untuk penyimpanan dan pengolahan data dengan software Microsoft Excel.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus. Studi kasus adalah kajian
yang rinci atas suatu latar atau peristiwa (Idrus 2009). Kasus yang diteliti yaitu
kegiatan usaha salah satu perusahaan cold storage (PT Lautan Mutiara Jaya) di
PPN Muara Angke Jakarta. Pengumpulan data difokuskan untuk mengetahui
kapasitas, utilitas, komposisi jenis dan besaran ikan yang disimpan di cold storage
5

serta kelayakan usaha cold storage sebagai usaha sekunder di PPN Muara Angke
Jakarta.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu
purposive sampling, responden dipilih dengan sengaja dan dapat mewakili tujuan
penelitian. Data yang digunakan diperoleh dari perusahaan cold storage dan Unit
Pelaksana Teknis PPN Muara Angke, berupa laporan perusahaan dan hasil
wawancara (Tabel 4). Adapun responden yang diwawancarai berjumlah 8 orang,
yaitu 2 orang pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT), 1 orang pemimpin
perusahaan, 3 orang karyawan perusahaan bagian produksi, 1 orang kepala
mekanik perusahaan, dan 1 orang karyawan perusahaan bagian keuangan.
Penentuan responden tersebut berdasarkan pengetahuan mengenai kondisi cold
storage di PPN Muara Angke dan PT Lautan Mutiara Jaya.

Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data


No Data Metode Sumber data
1 Produksi perikanan Studi literatur Statistik produksi perikanan
dari UPT PPN Muara Angke
2 Kapasitas cold storage Studi literatur Data kapasitas dari UPT PPN
Muara Angke
3 Biaya investasi dan biaya Wawancara Pemilik dan karyawan
operasional dan kuesioner perusahaan
4 Jumlah dan jenis ikan yang Wawancara Pemilik dan karyawan
disimpan di cold storage perusahaan
5 Pendapatan perusahaan Wawancara Pemilik dan karyawan
perusahaan
6 Kondisi umum perusahaan Wawancara Pemilik dan karyawan
(lokasi, sejarah, visi dan perusahaan
misi, struktur organisasi)
.
Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data


tersebut meliputi tahap pengolahan data dengan aplikasi Microsoft Excel dan
interpretasi data secara deskriptif.

Kapasitas cold storage


Analisis kapasitas cold storage dilakukan secara deskriptif melalui
informasi dari karyawan perusahaan cold storage bagian produksi. Data kapasitas
cold storage PT Lautan Mutiara Jaya yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk
tabel. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui ukuran ruangan serta total
kapasitas cold storage PT Lautan Mutiara Jaya.

Utilitas cold storage


Utilitas cold storage dianalisis secara deskriptif setelah diketahui banyaknya
penggunaan ruangan cold storage. Penggunaan ruangan cold storage diketahui
melalui wawancara dengan karyawan bagian produksi. Data yang telah diperoleh
kemudian dihitung berdasarkan perbandingan antara kapasitas yang terpakai
6

dengan kapasitas yang tersedia. Hasil dari perbandingan tersebut dijadikan bentuk
persen sehingga dapat diketahui berapa persen pemanfaatannya.

Komposisi jenis dan besaraan ikan yang disimpan di cold storage


Komposisi jenis ikan dan besaran ikan yang disimpan di cold storage dapat
diketahui dengan analisis kualitatif. Penjelasan secara deskriptif dilakukan untuk
mengetahui jenis ikan apa saja yang disimpan dalam cold storage serta berapa
besaran ikan yang disimpan di dalamnya. Semua jenis dan besaran ikan yang
disimpan dalam cold storage ditabulasikan, kemudian dideskripsikan jenis ikan
yang terbanyak disimpan dalam cold storage.

Kelayakan usaha cold storage


Analisis kelayakan usaha dilakukan secara kuantitatif untuk menghitung
kelayakan usaha cold storage. Analisis kelayakan usaha digunakan untuk
mengetahui apakah suatu usaha perikanan layak atau tidak
(menguntungkan/merugikan) (Indradi et al. 2013).

1. Keuntungan
Keuntungan adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya
yang dikeluarkan untuk proses produksi baik tetap maupun tidak tetap. Rumus
untuk menghitung keuntungan menurut Primyastanto (2011) sebagai berikut.

Keterangan:
: keuntungan (Rp/tahun)
TR : Total revenue (pendapatan total)
TC : Total cost (biaya total)

Kriteria:
 Jika total penerimaan > total biaya, maka usaha dikatakan untung dan
layak untuk dilanjutkan.
 Jika total penerimaan = total biaya, maka usaha dikatakan tidak untung
dan tidak rugi (impas).
 Jika total penerimaan < total biaya, maka usaha dikatakan rugi dan tidak
layak untuk dilanjutkan.

2. Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) yaitu selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya
(cost) yang telah dijadikan nilai sekarang (Kadariah 1999). Rumus NPV
sebagai berikut:

Keterangan:
Bt= manfaat yang diperoleh tiap tahun
Ct= biaya yang dikeluarkan tiap tahun
n= jumlah tahun
8

5. Payback Period (PP)


Payback Period (PP) atau tingkat pengembalian investasi menunjukkan
jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali,
semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat
dipakai untuk membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Rumus
untuk payback period (Brigham dan Houston 2011):
-
PP = n + x 1 tahun
-
Keterangan:
n : tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi
mula-mula
a : jumlah investasi mula-mula
b : jumlah arus kas pada tahun ke-n
c : jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1

6. Break Even Point (BEP)


Break Even Point atau titik impas merupakan keadaan suatu usaha berada
pada posisi tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Analisis
BEP merupakan profit planning approach yang mendasarkan pada hubungan
antara biaya dan penghasilan penjualan (Primyastanto 2011). Cara perhitungan
BEP sebagai berikut:

BEP penjualan =
-

BEP unit =
-
Keterangan:
FC : biaya tetap
VC : biaya variabel
S : jumlah penerimaan
p : harga per unit
v : biaya variabel per unit

KONDISI UMUM PT. LAUTAN MUTIARA JAYA


Lokasi Perusahaan

PT. Lautan Mutiara Jaya berlokasi di kawasan Pelabuhan Perikanan


Nusantara Muara Angke Jakarta Jl. Dermaga Ujung Blok B No. 1, Muara Angke
Jakarta Utara. Lokasi perusahaan tersebut cukup strategis karena dekat dengan
dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kapal yang melakukan bongkar muat
hasil tangkapan biasanya langsung menyimpan ikan dalam cold storage. Lokasi
tersebut akan memudahkan transportasi ikan yang akan disimpan ke dalam cold
storage.
9

Sejarah dan Perkembangan Usaha

PT Lautan Mutiara Jaya (LMJ) merupakan perusahaan cold storage ikan di


Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke Jakarta yang dikelola oleh Bapak
H. Anton Wijaya. PT LMJ mengelola perusahaan cold storage sejak tahun 2014
dengan meyewa lahan, bangunan, beserta mesin dari Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta (Pemda DKI). Cold storage dibangun pada tahun 2007 dan
dikelola oleh Pemda DKI hingga tahun 2008 dengan nama cold storage DKI.
Pengelolaan cold storage DKI selanjutnya diserahkan kepada Unit Pelaksana
Teknis PPN Muara Angke hingga tahun 2009. Akhirnya pada tahun 2010, Bapak
Anton dipercaya mengelola cold storage DKI, hingga di tahun 2014 beliau
mendirikan PT LMJ dan menyewa aset milik Pemda DKI tersebut.
PT LMJ merupakan satu-satunya cold storage milik pemerintah di kawasan
PPN Muara Angke di antara 25 perusahaan swasta lainnya. Pemda DKI
membangun cold storage di kawasan PPN Muara Angke sebagai percontohan
tempat penyimpanan ikan di DKI Jakarta. Cold storage ini dikatakan layak
menjadi contoh karena lahan, bangunan, dan mesin yang memadai untuk
menjalankan kegiatan penyimpanan ikan. Banyak pengusaha dan pelajar yang
berkunjung ke cold storage ini untuk melihat kondisi dan kegiatan usaha yang
dilakukan. Pengusaha yang tertarik pada usaha cold storage tidak hanya
berkunjung dari daerah DKI Jakarta, namun juga dari luar pulau Jawa seperti
Jambi dan Bangka Belitung hingga luar negeri seperti Cina dan Thailand. Pelajar
SMA dan mahasiswa juga dapat melakukan praktik lapang ataupun kegiatan
penelitian di cold storage ini.
Cold storage dibangun di atas lahan seluas 2500 m2, dengan luas bangunan
1800 m2. Perusahaan memiliki tiga ruang cold storage untuk pendinginan ikan
serta dua mesin air blast freezer (ABF) untuk pembekuan ikan yang merupakan
aset milik Pemda DKI Jakarta. Aset yang dimiliki oleh Bapak Anton hanya satu
buah mesin contact plat freezer (CPF) untuk pembekuan ikan. Oleh karena itu, PT
LMJ memiliki kewajiban membayar sewa kepada Pemda DKI dan membayar
retribusi kepada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) setiap tahunnya.
Kegiatan usaha yang dilakukan PT LMJ berupa jasa penyewaan cold
storage dan ABF kepada perusahaan perikanan, nelayan atau perorangan yang
membutuhkan. Berbeda dengan perusahaan cold storage lainnya di PPN Muara
Angke yang hanya menyimpan ikan milik pribadi. Penyewaan cold storage
biasanya dilakukan dalam jangka waktu dua hari hingga tiga bulan, lain halnya
dengan penyewaan ABF yang cukup singkat. Ikan dapat membeku dalam ABF
hanya dengan waktu 8-12 jam, sehingga pelanggan memiliki kesempatan
menyimpan ikan secara gratis di cold storage sampai satu hari setelah dibekukan.
Ikan yang didinginkan dalam cold storage dan dibekukan dalam ABF berasal dari
kapal nelayan yang langsung disimpan setelah kegiatan bongkar muat ikan.
Permintaan ikan yang semakin bertambah membuat PT LMJ
mengembangkan usahanya dalam kegiatan jasa pengepakan ikan dan ekspor
perikanan. Ikan yang diekspor merupakan ikan milik Bapak Anton dari PT Prima
Indo Bahari. Kegiatan ekspor dilakukan satu kali dalam seminggu dengan jumlah
sesuai permintaan pembeli (buyer). Ikan diekspor ke berbagai negara seperti
Singapura, Vietnam, Malaysia, Thailand dan China. Pemeriksaan Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) rutin dilakukan setiap dua bulan sekali oleh
10

Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Perikanan Kementerian Kelautan


dan Perikanan (BKIPM KKP) untuk menilai kualitas produk perikanan yang
disimpan dalam cold storage maupun komoditi ekspor.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT LMJ yaitu menjadi perusahaan terbaik yang bergerak di bidang


perikanan di Indonesia. PT LMJ memiliki tiga misi untuk mencapai visi
perusahaan sebagai berikut:
1) Memberikan dan menjaga kualitas produk yang segar dan baik
2) Memberikan kepuasan terhadap ekspektasi pelanggan
3) Menetapkan strategi bisnis dalam memperluas segmentasi pasar.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi ditetapkan untuk menunjang pelaksanaan usaha maupun


operasional perusahaan. Struktur organisasi Cold Storage PT Lautan Mutiara Jaya
dapat dilihat pada Gambar 2. Struktur tersebut tersusun atas beberapa bagian,
yaitu pimpinan perusahaan, bagian perpajakan, bagian administrasi dan keuangan,
bagian ekspor, bagian produksi dan bagian mekanik.

Pimpinan
H. Anton
Wijaya

Bagian Bagian Administrasi


dan Keuangan Bagian Ekspor
Perpajakan

Kepala Produksi Kepala Mekanik


Mukhsin Siswoyo

Gambar 2 Struktur organisasi PT Lautan Mutiara Jaya tahun 2018

Fungsi dan tugas setiap bagian struktur organisasi PT Lautan Mutiara Jaya yaitu:
1) Pimpinan
Fungsi: Memimpin, mengkoordinir, mengawasi keberlangsungan kegiatan
perusahaan
Tugas dan tanggung jawab
a) Menentukan kebijakan umum perusahaan
b) Memimpin, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan karyawan
c) Memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan kepada karyawan
d) Menetapkan sasaran jangka pendek dan jangka panjang serta rencana
kegiatan perusahaan
2) Bagian Perpajakan
Fungsi: Mengelola pajak perusahaan
11

Tugas dan tanggung jawab


a) Mengelola pajak perusahaan yang dikeluarkan setiap tahun
b) Menyetor pajak perusahaan
c) Membuat laporan pajak perusahaan
3) Bagian Administrasi dan Keuangan
Fungsi: Mengelola keuangan, administrasi dan mendukung operasional usaha
Tugas dan tanggungjawab
a) Meneliti dan mencermati kebenaran data-data keuangan
b) Membuat laporan perkembangan usaha
c) Membantu pimpinan dalam menyelenggarakan perencanaan
pembelanjaan serta bertanggung jawab atas keuangan perusahaan dalam
hal pengeluaran dan pemasukan
4) Bagian Ekspor
Fungsi: Mengelola kegiatan ekspor
Tugas dan tanggung jawab
a) Menyiapkan dokumen ekspor
b) Membuat laporan ekspor perusahaan
c) Mengurus perizinan ekspor
d) Mencatat jumlah dan jenis ikan yang di ekspor
5) Kepala Produksi
Fungsi: Mengelola produksi cold storage dan ABF
Tugas dan tanggung jawab
a) Bertanggung jawab atas proses produksi secara keseluruhan
b) Mengawasi pelaksanaan produksi
c) Melakukan penerimaan ikan dari penyewa cold storage
d) Mencatat jenis dan jumlah ikan yang disimpan di cold storage setiap
transaksi
e) Mencatat jenis dan jumlah ikan yang dibekukan di ABF setiap transaksi
6) Kepala Mekanik
Fungsi: Melakukan perawatan mesin cold storage dan ABF
Tugas dan tanggung jawab
a) Mengoperasikan mesin cold storage dan ABF
b) Melakukan pengecekan berkala pada pemaikaian mesin cold storage dan
ABF
c) Melakukan perbaikan jika terdapat kerusakan pada mesin cold storage
dan ABF
d) Melakukan perawatan rutin berupa pemberian oli ataupun pembersihan
pada mesin cold storage dan ABF
e) Memeriksa penempatan ikan dan suhu dalam ruang pendingin ataupun
ruang pembekuan.
12

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kapasitas Cold Storage PT Lautan Mutiara Jaya

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Muara Angke Jakarta menyediakan


penyewaan lahan untuk usaha perikanan, salah satunya untuk usaha cold storage.
Saat ini terdapat 26 perusahaan cold storage yang terdiri dari usaha dagang (UD),
perseroan komanditer (CV) dan perseroan terbatas (PT) dengan kapasitas 40 ton
hingga 1500 ton (UPT PPN Muara Angke 2017). Kapasitas cold storage di PPN
Muara Angke Jakarta dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan tabel yang
disajikan dapat diketahui bahwa cold storage PT Lautan Mutiara Jaya memiliki
kapasitas 900 ton, urutan terbesar kedua setelah PT AGB ICE dengan kapasitas
1500 ton. Perusahaan cold storage lainnya memiliki kapasitas lebih sedikit
dibandingkan dua perusahaan tersebut.
PT LMJ memiliki tiga ruang penyimpanan (cold storage) dengan luas 675
m dan dua ruang pembekuan (ABF) dengan luas 225 m2. Ruangan cold storage
2

tersebut diberi nama CS1, CS2 dan CS3 sedangkan ruang ABF diberi nama ABF1
dan ABF2. Rincian ukuran ruangan cold storage dan ABF disajikan pada Tabel 2
berikut.

Tabel 2 Ukuran ruangan cold storage dan ABF


Ruangan Ukuran (m)
Cold storage CS1 15 x 20
CS2 15 x 10
CS3 15 x 15
Air Blast Freezer ABF1 dan ABF 2 15 x 15

Tabel 2 memperlihatkan bahwa ruangan cold storage terbesar yaitu CS1 dengan
ukuran 15 meter x 20 meter sedangkan ruangan terkecil yaitu CS2 dengan ukuran
15 meter x 20 meter. Ruangan ABF1 dan ABF2 memiliki ukuran yang sama yaitu
15 meter x 15 meter.
Total kapasitas ketiga cold storage adalah 900 ton dengan rincian kapasitas
setiap ruangan sebagai berikut (Tabel 3).

Tabel 3 Kapasitas ruangan cold storage


Ruangan Kapasitas (ton)
CS1 400
CS2 200
CS3 300
Total 900

CS1 memiliki kapasitas terbesar yaitu 400 ton, sedangkan CS2 memiliki kapasitas
terkecil yaitu 200 ton. Cold storage yang disewakan hanya CS1 dan CS3 karena
CS2 digunakan untuk menyimpan ikan milik Bapak Anton Wijaya (owner)
sehingga kapasitas ruangan yang disewakan sebanyak 700 ton. Ruang pembekuan
yang disewakan berupa ABF1 dengan kapasitas 2.5 ton dan ABF2 sebesar 3.5 ton.
13

Perusahaan menyewakan alat pembeku jenis lain kepada pelanggan berupa mesin
contact plat freezer (CPF) dengan kapasitas 1.1 ton.

Utilitas Cold Storage PT Lautan Mutiara Jaya

Utilitas menunjukkan pemanfaatan ruang yang digunakan dari total


kapasitas yang tersedia. Tiga ruang cold storage selalu terisi oleh ikan setiap
harinya. Walaupun demikian, ruangan dengan kapasitas 900 ton tidak dapat terisi
ikan seluruhnya. Pada penggunaannya, hanya 750 ton volume ruangan yang dapat
terisi. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan media lain untuk mengemas ikan
yang dapat mengurangi volume isi ruangan, seperti lapisan karung dan box
styrofoam. Oleh karena itu, ruangan cold storage yang digunakan hanya 83% dari
total kapasitasnya. Perhitungan persentase utilitas cold storage dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Ruang cold storage telah dimanfaatkan berdasarkan kapasitas yang tersedia.
Berdasarkan penelitian Faruza et al. (2015), tingkat pemanfaatan cold storage
dapat dihitung berdasarkan perbandingan antara kapasitas yang terpakai dengan
kapasitas yang tersedia. Hasil dari perbandingan tersebut dijadikan bentuk persen
sehingga dapat diketahui berapa persen pemanfaatannya. Pemanfaatan ruang di
PT Lautan Mutiara Jaya sebesar 83% telah dimanfaatkan dengan baik sesuai
peruntukkannya.
Utilitas cold storage PT LMJ yaitu 750 ton yang terbagi pada tiga ruangan.
Ruangan CS1 memiliki utilitas 350 ton khusus diisi oleh cumi-cumi dengan
penggunaan box styrofoam. Ruangan CS2 sebanyak 150 ton biasa digunakan
untuk menyimpan udang milik Bapak Anton Wijaya (owner) dengan kemasan box
styrofoam. Ruangan CS3 sebanyak 250 ton, diisi oleh ikan tenggiri, layang, atau
ikan lainnya yang disimpan oleh penyewa dengan kemasa karung berlapis.
Ruang pembekuan (ABF) dapat digunakan sesuai dengan kapasitasnya,
yaitu 2.5 ton untuk ABF1 dan 3.5 ton untuk ABF2. Ikan hanya dibungkus dengan
satu lapis karung sehingga tidak mengurangi volume ruangan secara signifikan.
Mesin CPF dapat digunakan untuk 1 ton ikan karena mesin ini berupa lempengan
yang hanya memuat ikan dalam jumlah sedikit.

Komposisi Jenis dan Besaran Ikan di Cold Storage PT Lautan Mutiara Jaya

Ikan yang disimpan dalam cold storage berasal dari kapal nelayan ataupun
perusahaan perikanan di Muara Angke. Kapal di Muara Angke biasanya
beroperasi 3 bulan sekali. Kapal melakukan kegiatan penangkapan dengan
memerhatikan kondisi cuaca, ombak, dan angin. Berdasarkan kondisi tersebut,
banyaknya ikan yang disimpan dalam cold storage dipengaruhi oleh musim
penangkapan dan hasil tangkapan nelayan selama kurun waktu tersebut. Nelayan
dan perusahaan biasanya menyimpan ikan mereka selama dua hari sampai tiga
bulan. Ikan yang telah disimpan dapat diambil kembali oleh pemilik dan
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan pemilik. Alur penyimpanan dan
pengambilan ikan dalam cold storage disajikan dalam gambar 3 berikut.
14

Ruang
Truk Ruang material proses
Kapal
Pendingin penerimaan ikan (sortir ikan)

Masuk ke dalam Ruang


cold storage pengepakan
ikan
Gambar 3a Alur penyimpanan ikan di cold storage

Ikan di dalam cold


Pemilik ikan Pembeli
storage

Gambar 3b Alur pengambilan ikan dari cold storage


Perusahaan yang biasa menyimpan ikannya dalam cold storage PT Lautan
Mutiara Jaya yaitu PT Marcelindo dan PT GSI (Gabungan Samudra Internasional).
Kedua perusahaan tersebut memiliki armada penangkapan sendiri, dan biasa
memasarkan ikannya ke pasar luar negeri (ekspor). Dalam satu bulan, PT
Marcelindo menyimpan ikannya ke PT LMJ hingga mencapai 15000 kilogram,
sedangkan PT GSI dapat menyimpan ikannya hingga 9000 kilogram.
Ikan hasil tangkapan yang telah dibongkar dari kapal ikan akan disimpan
dalam cold storage dalam beberapa waktu. Tujuan ikan disimpan yaitu untuk
mempertahankan mutu dan menjaga stok ikan. Ketika hasil tangkapan banyak
(musim ikan), maka ikan disimpan agar saat hasil tangkapan sedikit (musim
paceklik) ikan tetap tersedia. Hasil tangkapan dari bongkar muat kapal selanjutnya
diantarkan ke cold storage dengan truk pendingin. Ikan yang akan masuk ke
tempat penyimpanan diterima dahulu di ruang material penerimaan ikan untuk
dibersihkan, selanjutnya ikan disortir berdasarkan jenis dan ukuran di ruang
proses. Ikan yang telah disortir akan ditimbang dan dikemas dalam karung, kardus
atau box styrofoam di ruang pengepakan. Jika ikan sudah dikemas dengan rapi,
selanjutnya dimasukkan ke dalam cold storage, disimpan berdasarkan jenisnya,
serta diberi label untuk mempermudah pengambilan ikan.
Penyewa cold storage akan mengambil ikannya ketika dibutuhkan atau
sudah siap untuk dipasarkan. Cara pengambilan ikan dari cold storage prosesnya
cukup mudah. Pemilik ikan dapat menghubungi karyawan perusahaan PT LMJ
untuk mengambil ikannya, selanjutnya akan dicatat jumlah ikan yang diambil dan
dilakukan pembayaran sewa sesuai dengan jumlah ikan yang disimpan dan harga
sewa per harinya. Ikan yang telah diambil dapat dipasarkan sesuai dengan
kebutuhan pemilik. PT Marcelindo dan PT GSI yang biasa menyewa cold storage
PT LMJ mendistribusikan ikannya ke pasar luar negeri. Banyak permintaan ikan
dari negara China, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Ikan yang disimpan dalam cold storage dan ABF bermacam-macam
jenisnya seperti kakap, cucut, udang, layang, dan tenggiri namun komoditas ikan
terbanyak yang disimpan adalah cumi-cumi. Cumi-cumi yang disimpan dalam
cold storage bervariasi ukurannya mulai dari cumi cendol (8-10 cm), cumi kasar
(10-12 cm), cumi susun 5 (12-14 cm), cumi susun 4 (15-16 cm), cumi susun 3
15

(16-20 cm), cumi susun 2 (21-30 cm) dan cumi besar berukuran diatas 31cm.
Udang yang disimpan berupa kelompok king berukuran 13-17cm dan jumbo 18-
21cm. Ikan layang yang disimpan berukuran 8-10 ekor/kg, 10-12 ekor/kg, dan 12-
15 ekor/kg. Tenggiri yang disimpan memiliki size 1-2 kg/ekor, 3-5 kg/ekor, dan
5-7 kg/ekor. Ikan-ikan tersebut dikelompokkan ukurannya berdasarkan
permintaan pasar. Ikan kakap dan cucut biasanya hanya dibekukan dalam ABF
dan dalam sehari diambil kembali oleh pemiliknya. Ikan kakap utuh langsung
dimasukkan dalam karung dan ditimbang bobotnya, sedangkan ikan cucut
dipisahkan dahulu bagian sirip serta badannya, dimasukkan ke dalam karung dan
selanjutnya ditimbang.
Penyimpanan ikan dalam cold storage berdasarkan jenis dan ukuran dalam
satu pallet. Penempatan ikan di PT Lautan Mutiara Jaya ini, sama metodenya
dengan penempatan ikan di PT Kemilau Bintang Timur Cirebon yang diobservasi
oleh Akhmad (2017). Ikan disimpan dalam cold storage berada pada suhu -20oC
± 2oC. Cold storage harus selalu tertutup untuk menghindari fluktuasi temperatur
yang tinggi. Penyimpanan ikan berdasarkan jenis dan ukuran ikan dalam satu
pallet. Tiap pallet diberi label yang mencantumkan jenis produk, ukuran, dan
jumlahnya. Penempatan produk diberi jarak 30-50 cm dinding sehingga mudah
dilakukan pembersihan (cleaning) dan untuk menjaga sirkulasi udara terjaga
dengan baik.
Cold storage dapat menampung berbagai jenis ikan hingga 120 ton dalam
satu hari. Berikut adalah gambaran rata-rata penyimpanan ikan dalam satu hari
(Tabel 4)
.
Tabel 4 Jenis, ukuran dan volume rata-rata ikan per hari yang disimpan dalam
cold storage
Jenis ikan Nama dagang Ukuran Volume rata-rata (kg) /hari
cumi-
cumi cumi cendol 8-10 cm 80 000
cumi kasar 10-12 cm
cumi susun 5 12-14 cm
cumi susun 4 15-16 cm
cumi susun 3 16-20 cm
cumi susun 2 21-30 cm
cumi besar >31 cm
Udang udang king 13-17 cm 40
udang jumbo 18-21 cm
Layang 8-10 ekor/kg 19 000
10-12 ekor/kg
12-15 ekor/kg
Tenggiri 1-2 kg/ekor 20 000
3-5 kg/ekor
5-7 kg/ekor
Total 119 040
Sumber: Hasil wawancara dengan karyawan bagian produksi perusahaan
16

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa cumi-cumi merupakan


komoditas terbanyak yang disimpan dalam cold storage yaitu sebanyak 80 000
kg/hari. Cumi-cumi merupakan komoditas utama di PPN Muara Angke Jakarta
dengan produksi rata-rata per bulan sebanyak 2250 708 kg (UPT PPN Muara
Angke 2017). Ikan lainnya yaitu tenggiri, layang dan udang disimpan dalam cold
storage dengan besaran 20 000 kg, 19 000 kg, dan 40 kg per hari.

Analisis Kelayakan Usaha

Penerimaan
Penerimaan PT LMJ diperoleh dari jasa sewa penyimpanan, jasa sewa
pembekuan, dan jasa pengepakan ikan. Penerimaan perusahaan dihitung dengan
mengalikan jumlah produksi dengan harga setiap kilogram ikan selama umur
usaha. Produksi ikan tergantung pada musim penangkapan ikan. Hasil tangkapan
pada saat musim ikan (musim timur) akan lebih banyak dibandingkan pada musim
paceklik (musim barat) (Yustiarani 2008). Saat ikan berlimpah maka penerimaan
tinggi, sebaliknya jika ikan sedikit maka penerimaan rendah. Jumlah ikan yang
disimpan dalam satu tahun disajikan dalam Tabel 5 berikut.

Tabel 5 Jumlah ikan yang disimpan dalam satu tahun

No Bulan Cold Storage ABF


Jumlah (kg) Jumlah (kg)
1 Januari 447 455 -
2 Februari 413 278 -
3 Maret 445 502 4 665
4 April 554 646 8 242
5 Mei 498 900 4 100
6 Juni 703 137 3 658
7 Juli 483 100 -
8 Agustus 363 200 -
9 September 970 200 40 052
10 Oktober 1 227 000 28 802
11 Nopember 1 417 200 36 180
12 Desember 1 405 000 35 550
Jumlah 8 928 618 161 249

Harga sewa dihitung berdasarkan jumlah ikan per kilogram per lama
penyimpanan. Harga sewa penyimpanan ikan dalam cold storage yaitu Rp25,- per
kg/hari, untuk pembekuan ikan dalam ABF per kg/penyimpanan sebesar Rp1500,-
. Penyewa cold storage dapat menyimpan ikannya selama tiga hari sampai dua
bulan, sedangkan ikan dalam ABF dapat membeku dalam waktu 8-12 jam.
Selanjutnya ikan dapat disimpan dalam cold storage selama satu hari setelah
dibekukan tanpa dikenakan biaya tambahan.
Jumlah penerimaan dari jasa sewa penyimpanan dalam cold storage
diasumsikan dengan jumlah hari kerja yaitu 28 hari per bulan sehingga diperoleh
Rp6250 032 600,- dalam satu tahun. Penerimaan dari jasa pembekuan dalam ABF
yaitu Rp241 873 500,- dalam satu tahun dengan perhitungan sewa per hari.
17

Penerimaan dari jasa pengepakan yaitu Rp2400 000,- per tahun dengan harga
pengepakan 1 kg ikan sebesar Rp100,- dan banyaknya pengepakan 24000
kilogram dalam satu tahun. Total penerimaan PT LMJ dalam setahun sebesar
Rp6494 306 100,- (Lampiran 3).

Biaya Investasi
Biaya investasi yaitu biaya yang dikeluarkan saat usaha mulai dilakukan
pada tahun pertama. Biaya investasi perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan
penyewaan tempat penyimpanan ikan dan pembekuan ikan meliputi mesin,
bangunan serta peralatan. Pada kasus ini, biaya investasi dihitung berdasarkan aset
gabungan milik Pemda DKI Jakarta dan Bapak H. Anton Wijaya sebagai
pengelola perusahaan. Pemda DKI memiliki aset berupa bangunan, mesin cold
storage dan air blast freezer (ABF), sedangkan aset milik Bapak H. Anton yaitu
mesin contact plat freezer (CPF), forklift, meja besi, timbangan dan trolley. Total
biaya investasi gabungan tersebut sebesar Rp8209 200 000,- (Tabel 6).

Tabel 6 Biaya investasi


No Uraian Unit Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1. Mesin
Cold storage 3 Unit 800 000 000 2 400 000 000
Air blast freezer 2 Unit 500 000 000 1 000 000 000
(ABF)
Contact plat freezer 1 Unit 60 000 000 60 000 000
(CPF)
2. Gedung pembekuan 450 m2 3 000 000 1 350 000 000
3. Gedung penyimpanan 675 m2 3 000 000 2 025 000 000
4. Gedung kantor 7.5 m2 3 000 000 22 500 000
5. Gedung operator 142.5 m2 3 000 000 427 500 000
6. Gedung pengepakan 300 m2 3 000 000 900 000 000
7. Forklift 1 unit 15 000 000 15 000 000
8. Meja besi 3 unit 900 000 2 700 000
9. Timbangan manual 1 unit 2 000 000 2 000 000
kap 100 kg
10. Timbangan digital 1 unit 1 500 000 1 500 000
kap 30 kg
11. Trolley 3 unit 3 000 000 3 000 000
Total investasi 8 209 200 000

Biaya Operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan PT LMJ meliputi biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
yang penggunaannya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi (Primyastanto
2011). Biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahun berupa biaya penyusutan dan
biaya pemeliharaan. Biaya tetap pada PT LMJ dapat dilihat dalam Tabel 7. Total
biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp774 728 000,- meliputi:
18

1. Biaya penyusutan terdapat dalam perhitungan laba rugi yang terbagi menjadi
biaya penyusutan mesin-mesin, banguna, dan peralatan. Penyusutan dihitung
berdasarkan nilai investasi dibagi umur ekonomis dengan nilai sisa 10%.
Rincian biaya penyusutan terdapat dalam tabel 7 dengan contoh perhitungan
pada Lampiran 4.
2. Biaya pemeliharaan mesin berupa penggantian oli dan biaya servis. Total
biaya oli untuk tiga mesin cold storage, dua mesin ABF dan satu mesin CPF
sebesar Rp18 900 000,- selama setahun. Penggantian oli dilakukan tiga kali
dalam setahun dengan kebutuhan oli untuk satu buah mesin sebanyak tiga
kaleng, dengan harga Rp350 000,- per kaleng. Turun mesin (overhaul)
dilakukan perusahaan satu kali untuk kurun waktu 5 tahun dengan biaya Rp60
000 000,-. Pada perhitungan laba rugi, biaya turun mesin dihitung dengan
metode garis lurus sehingga biaya per tahunnya yaitu Rp12 000 000,-.
3. Biaya pemeliharaan gedung dikeluarkan dalam kurun waktu 5 tahun sekali
sebesar Rp25 000 000,- sehingga jika dihitung secara linear, biaya dalam satu
tahunnya Rp5000 000,-.

Tabel 7 Biaya tetap per tahun

No Uraian Unit Satuan Harga (Rp)


1. Biaya Penyusutan mesin
Cold storage 1 tahun 216 000 000
Air blast freezer (ABF) 1 tahun 90 000 000
Contact plat freezer (CPF) 1 tahun 5 400 000
2. Biaya penyusutan gedung
Gedung pembekuan 1 121 500 000
Gedung penyimpanan 1 182 250 000
Gedung kantor 1 2 025 000
Gedung operator 38 475 000
Gedung pengepakan 81 000 000
3. Biaya penyusutan peralatan
Forklift 1 tahun 1 350 000
Meja besi 1 tahun 243 000
Timbangan manual kap 100 kg 1 tahun 180 000
Timbangan digital kap 30 kg 1 tahun 135 000
Trolley 1 tahun 270 000
4. Biaya Pemeliharaan
Mesin (oli) 1 tahun 18 900 000
Overhaul 1 tahun 12 000 000
5. Biaya pemeliharaan gedung 1 tahun 5000 000
Total biaya tetap 774 728 000
19

Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung


dengan jumlah produksi (Primyastanto 2011), biayanya dapat berubah-ubah
tergantung dari perubahan jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel yang
dibayarkan PT LMJ terdiri dari upah pegawai, listrik, bahan baku untuk
pengepakan tujuan ekspor, biaya cargo, biaya retribusi dan pajak. PT LMJ tidak
mengeluarkan biaya air pam karena perusahaan memiliki serapan air tanah
sendiri. Total biaya variabel yang dikeluarkan dalam satu bulan yaitu Rp108 066
750,- (Tabel 8), sehingga satu tahunnya mengeluarkan biaya sebesar Rp3 242 002
503,-. Rincian biaya variabel PT LMJ sebagai berikut:
1. Upah pegawai perusahaan diberikan kepada 27 orang karyawan serta
pimpinan perusahaan. Selama satu bulan, pimpinan diberi upah sebesar Rp10
000 000,-. Bagian produksi yaitu mandor dan asisten mandor diberi upah
Rp5000 000,- dan karyawan lainnya bervariasi sebesar Rp1400 000,-,
Rp1850 000,-. Mandor bagian mekanik diberi upah sebesar Rp4000 000,-,
bagian mekanik lainnya sebesar Rp3500 000,- dan Rp2500 000,-. Karyawan
di bagian keuangan, ekspor dan perpajakan diberikan upah masing-masing
Rp3350 000,-. Maka total upah tenaga kerja yang dikeluarkan setiap bulannya
sebanyak Rp95 650 000,- sehingga dalam satu tahun jumlahnya Rp1147 800
000,-.
2. Biaya listrik perusahaan setiap bulan sekitar Rp70 000 000,- sehingga dalam
satu tahun, perusahaan membayar listrik sebanyak Rp840 000 000,-. Listrik
digunakan untuk operasional mesin-mesin setiap harinya. Maka dari itu listrik
sangat penting untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
3. Perusahaan menyediakan jasa pengepakan untuk tujuan ekspor dengan bahan
baku yang terdiri dari box styrofoam, lakban bening, lakban lapis merah dan
biru, plastik ukuran 62 cm x 65 cm, es batu dan cutter. Selama satu bulan
biayanya Rp3153 000 sehingga dalam satu tahun menghabiskan biaya
sebanyak Rp37 836 000,-.
4. Ekspor ikan setiap satu bulan sebanyak 2000 kg sehingga dalam satu tahun
dapat mencapai 24000 kg dengan biaya cargo per kilogram sebesar Rp16
000,- maka biaya yang dikeluarkan per tahun yaitu Rp384 000 000,-.
5. Perusahaan membayar retribusi kepada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
setiap tahun sebanyak Rp370 298 190,-. Menurut Pasal 1 Undang Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi
daerah adalah pemungutan di daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
perizinan tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan tertentu. Retribusi daerah nantinya akan menjadi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang termasuk ke dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Retribusi yang
dibayarkan PT LMJ merupakan jenis retribusi jasa usaha atas pengunaan aset
berupa mesin cold storage dan ABF milik pemerintah daerah DKI Jakarta.
Penetapan besarnya tarif retribusi jasa usaha didasarkan pada tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang layak. Keuntungan yang layak artinya
20

keuntungan yang diperoleh dari pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan


secara efisien dan beorientasi pada pasar (ilmudasar 2017). Pemerintah DKI
menetapkan tarif retribusi kepada PT LMJ di atas biaya yang secara estimasi
akan dikeluarkan, yaitu sebesar 6%. Rincian retribusi yang dikeluarkan
perusahaan setiap bulan terdapat pada Lampiran 5.
6. Pajak yang dibayarkan PT Lautan Mutiara Jaya setiap tahun dapat mencapai
Rp462 068 313,-. Pajak tersebut merupakan pajak penghasilan badan pasal 25
yang dibayarkan setiap bulan oleh perusahaan sebesar Rp38 505 693,-.
Perhitungan pajak penghasilan sesuai dengan tarif yang ditetapkan menteri
keuangan dan direktorat jenderal pajak. PT LMJ dalam satu tahun menerima
pendapatan sebesar Rp6494 306 100,-, nilai tersebut lebih dari 4,8 milyar
tetapi kurang dari 50 milyar sehingga dikenakan dua perhitungan, yaitu
12.5% untuk penerimaan fasilitas dan 25% untuk badan usaha yang tidak
menerima fasilitas.
Tarif pajak penghasilan badan (PPh) 25 pasal 4 ayat 2 dikenakan dua tarif,
yaitu 12,5% dikalikan dengan penghasilan kena pajak. Perhitungan lainnya
yaitu laba bersih perusahaan dikurangi dengan penghasilan kena pajak,
kemudian dikalikan dengan 25%. Kedua perhitungan tersebut selanjutnya
dijumlahkan untuk mendapatkan nilai pajak yang harus dibayarkan
(Direktorat Jenderal Pajak 2018).

Tabel 8 Biaya variabel per bulan


No Uraian Unit Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Upah tenaga Kerja
Pimpinan 1 orang 10 000 000 10 000 000
Bagian Produksi
Mandor 1 orang 5 000 000 5 000 000
Asisten mandor 1 orang 5 000 000 5 000 000
Staf 1 1 orang 1 850 000 1 850 000
Staf 2 3 orang 1 400 000 4 200 000
Bagian Mekanik
Mandor 1 orang 4 000 000 4 000 000
Staf 1 2 orang 3 500 000 7 000 000
Staf 2 2 orang 2 500 000 5 000 000
Bagian Keuangan, 16 orang 3 350 000 53 600 000
Ekspor dan
Perpajakan
2 Listrik 1 bulan 70 000 000 70 000 000
3 Bahan baku (pengepakan
tujuan ekspor)
Box Styrofoam 200 Buah 8 000 1 600 000
Plastik ukuran 62 cm x 100 kg 28 000 28 000
65 cm
21

No Uraian Unit Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)


Es batu 60 kg 15 000 900 000
Lakban bening 40 pack 7 000 280 000
Lakban lapis merah dan 32 pack 10 000 320 000
biru
Cutter 5 buah 5 000 25 000
4. Biaya cargo 2000 kg 16 000 32 000 000
5. Biaya retribusi 1 bulan 30 858 183 30 858 183
6. Pajak 1 bulan 38 505 693 38 505 693
Total biaya variabel 108 066 750

Analisis Laba Rugi


Proyeksi laba rugi disusun oleh data-data pendapatan dan biaya. Dalam
analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan jasa sewa
pendinginan ikan, pembekuan ikan, serta jasa pengepakan ikan, sedangkan
komponen biaya disusun oleh biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan laba
rugi usaha dimulai dengan mengurangi seluruh penerimaan dengan total biaya
tetap dan varibel. Hasil perhitungan laba rugi usaha menunjukkan bahwa
perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp2477 575 597,- dalam setahun.
Perhitungan laba rugi tersedia pada Lampiran 6.

Analisis Kelayakan Usaha


Pada perhitungan kelayakan usaha, terdapat beberapa asumsi yang
digunakan yaitu:
1. Umur usaha sesuai dengan umur teknis cold storage yaitu 10 tahun.
Penentuan umur teknis cold storage dalam analisis kelayakan usaha
berdasarkan masa pakai teknis dari aset vital yaitu mesin cold storage.
Fasilitas utama ini diperkirakan memiliki masa pakai teknis selama 10 tahun,
sehingga masa analisis yang digunakan juga selama 10 tahun (Syafril 2009).
2. Harga input tetap selama umur usaha.
3. Penerimaan dari jasa sewa penyimpanan, pembekuan ikan, dan jasa
pengepakan tetap selama umur usaha.
4. Terdapat nilai sisa sebesar 10% dari investasi pada akhir umur usaha.
5. Discount rate 5.3% berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank Rakyat
Indonesia (BRI) per Mei 2018. Hal ini dikarenakan modal perusahaan yang
digunakan berasal dari modal pemilik sendiri.
Penggunaan suku bunga deposito Bank BRI, karena pemilik menabung uang
pada bank tersebut. Nilai net benefit yang diperoleh dijadikan dasar
perhitungan kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi yaitu Net
Present Value (NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C), Internal Rate of Return
(IRR), dan Payback Period (PP).
6. Perhitungan analisis kelayakan usaha ini menggunakan nilai investasi
gabungan yang dikeluarkan oleh Pemda DKI dan PT Lautan Mutiara Jaya.
Perhitungan analisis kelayakan usaha dapat dilihat pada lampiran 7. Hasil analisis
kelayakan usaha dapat dilihat dalam Tabel 9.
22

Tabel 9 Hasil analisis kelayakan PT LMJ


NPV 6 021 942 437
Net B/C 4.64
IRR 53%
PP 2.54

Berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi di atas, PT LMJ


menghasilkan Net Present Value yang lebih besar dari nol yaitu sebesar 6 021 942
437. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha ini menguntungkan dan layak
untuk dilaksanakan (Kadariah 1999). Nilai Net B/C yang diperoleh dari analisis
sebesar 4.64. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan investasi dalam usaha
memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan kriteria Net B/C lebih dari 1, maka
usaha menguntungkan (Kadariah et al. 1999). Nilai Net B/C sebesar 4.64
menunjukkan bahwa setiap biaya sebesar Rp1,- akan menghasilkan manfaat
bersih sebesar Rp4.64,-.
Ukuran kriteria investasi lainnya yaitu IRR diperoleh hasil sebesar 42.08
persen. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penggunaan investasi pada usaha ini
lebih baik memberikan keuntungan interen sebesar 53 persen per tahun. Nilai
tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan yaitu 5.3 persen
sehingga dapat dikatakan bahwa usaha layak untuk dilaksanakan. Gittinger (1986)
menyebutkan bahwa suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang diberlakukan, dan sebaliknya jika nilai IRR lebih
kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk
dilaksanakan.
Jangka waktu pengembalian investasi dari usaha ditunjukkan dari nilai
payback period yang diperoleh yaitu 2.54 atau 2 tahun 6 bulan 14 hari. Jangka
waktu tersebut kurang dari umur usaha selama 10 tahun sehingga dapat dikatakan
bahwa usaha baik untuk dijalankan. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000),
semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk
diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk kegiatan lain.
Berdasarkan perhitungan NPV, Net B/C, IRR dan payback period yang diperoleh,
hasil perhitungan telah memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan kriteria
investasi. Dengan demikian, usaha cold storage PT Lautan Mutiara Jaya layak
untuk dilaksanakan.

Break Even Point (BEP)


Break Even Point (BEP) atau titik impas merupakan keadaan dimana suatu
usaha berada pada posisi tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami
kerugian (Primyastanto 2011). Hasil perhitungan (Lampiran 6) menunjukkan BEP
harga Rp1547 002 187 per tahun dan BEP unit sebesar 2 291 400.57 kg. Jadi PT
Lautan Mutiara Jaya dapat menutupi segala biaya yang dikeluarkan pada total
nilai penerimaan sebesar Rp1547 002 187,- dan total unit 1246 086.49 kg.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
23

1. Cold storage PT Lautan Mutiara Jaya di Pelabuhan Perikanan Nusantara


Muara Angke Jakarta memiliki tiga ruang pendingin dengan total kapasitas
sebesar 900 ton, dua ruang pembekuan sebesar 6 ton dan satu ruang contact
plat freezer dengan kapasitas 1.1 ton.
2. Utilitas cold storage PT Lautan Mutiara Jaya dari tiga ruang pendingin yaitu
750 ton atau 83% dari total kapasitas yang tersedia.
3. Ikan yang disimpan dalam cold storage PT Lautan Mutiara Jaya yaitu cumi-
cumi (8 - >31 cm), udang ( 13-21 cm), layang (8-15 ekor/kg) dan tenggiri
(1-7 kg/ekor) dengan rata-rata volume ikan per hari sebanyak 120 ton.
4. Berdasarkan perhitungan NPV, Net B/C, IRR dan payback period yang
diperoleh, hasil perhitungan telah memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan
kriteria investasi. Dengan demikian, usaha cold storage PT Lautan Mutiara
Jaya layak untuk dilaksanakan.

Saran
1. Perusahaan dapat memperluas kerjasama dengan nelayan ataupun perusahaan
lain untuk kegiatan penyewaan cold storage agar kapasitas ruangan dapat
terisi lebih optimal.
2. Perusahaan dapat menambah tenaga kerja terampil, khususnya pada bagian
produksi agar kegiatan di cold storage seperti pencatatan ikan yang masuk ke
dalam cold storage ataupun kegiatan ekspor dapat berjalan dengan rapi dan
teratur.
3. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan pengambilan sampel lebih dari satu
perusahaan dan menambah analisis aspek lainnya seperti aspek pemasaran
dan aspek teknis sehingga hasil yang didapatkan lebih variatif dan dapat
dijadikan perbandingan.

DAFTAR PUSTAKA
Akhmad AA. 2017. Proses Pembekuan Fillet Kerapu Macan di PT Kemilau
Bintang Timur Cirebon. [Laporan Kerja Lapang]. Yogyakarta (ID): Universitas
Gadjah Mada.
Brigham EF, Houston JF. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11.
Jakarta (ID): Salemba Empat.
Darmadi D, Sulistyowati W. 2015. Rancang Bangun Mini Cold Storage untuk
Menunjang UKM di Paciran Kabupaten Lamongan. Neptunus Jurnal Kelautan.
20(1): 81-95.
Direktorat Jenderal Pajak. 2018. Perhitungan PPh Pasal 25. [internet]. [diunduh
2018 Jun 4]. Tersedia pada: http://www.pajak.go.id/content/11219-contoh-
perhitungan -pph-pasal-25-masa.
Faruza F, Zain J, Ronald MH. 2015. Efficiency of utilization of facility cold
storage PT Golden Cup Seafood in Ocean Fishing Port of Belawan North
Sumatra. Jurnal Perikanan dan Kelautan 16(1): 1-9.
24

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua.


Slamet Sutomo dan Komet Mangiri. Penerjemah. Jakarta (ID): Universitas
Indonesia.
Husnan S, Suwarsono M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat.
Yogyakarta (ID): UPP AMP YKPN.
Idrus M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif Edisi Kedua. Yogakarta (ID): Erlangga.
Ilmudasar. 2017. Retribusi Daerah: Pengertian, jenis, fungsi, perhitungan.
[internet]. [diunduh 2018 Sep 10]. Tersedia pada: www.ilmudasar.com.
Indradi I, Wijayanto D, Yulianto T, Suroto. Analisis Kelayakan Usaha Perikanan
Laut Kabupaten Kendal. Jurnal Saintek Perikanan. 8(2): 52-56.
Juanda, Martunis. 2014. Analisa Kelayakan Finansial Pengembangan Cold
Storage Plant di Pelabuhan Perikanan Lampulo Baru Banda Aceh. Jurnal
Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 6(1): 18-21.
Kadariah. 1999. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Jakarta (ID): Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta (ID):
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Laoli N. 2015 Jun 30. Muara Angke tambah kapasitas cold storage ikan.
Kontan.co.id
Lubis E. 2012. Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): IPB Press.
PPN Muara Angke. 2015. Laporan Tahunan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Muara Angke. Jakarta (ID): PPN Muara Angke.
Primyastanto M. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai Aplikasi dari
Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan). Malang (ID): Universitas Brawijaya
Press.
Syafril M. 2009. Kelayakan Finansial Pembangunan Cold Storage di Desa
Senaken Kabupaten Paser. Jurnal EPP. 6(1): 1-8.
UU 28 Tahun 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. www.djpk.depkeu.go.id.
[UPPP Muara Angke] Unit Pengelola Pelabuhan Perukanan Muara Angke. 2016.
Profil Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Muara Angke. Jakarta (ID): UPPP
Muara Angke Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI
Jakarta.
[UPPP Muara Angke] Unit Pengelola Pelabuhan Perukanan Muara Angke. 2017.
Profil Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Muara Angke. Jakarta (ID): UPPP
Muara Angke Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI
Jakarta.
[UPT PPN Muara Angke] Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Nusantara
Muara Angke. 2017. Data Kapasitas Cold Storage Unit Pengelola Pelabuhan
Muara Angke. Jakarta (ID): UPT PPN Muara Angke.
25

[UPT PPN Muara Angke] Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Nusantara
Muara Angke. 2017. Laporan Produksi Perikanan Tahun 2017. Jakarta (ID):
UPT PPN Muara Angke.
Yustiarani A. 2008. Kajian Pendapatan Nelayan dari Usaha Penangkapan Ikan
dan Bagian Retribusi Pelelangan Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Muara Angke. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
26

LAMPIRAN
27

Lampiran 1 Kapasitas cold storage di PPN Muara Angke Jakarta

No Nama Perusahaan Pemilik/ pengelola Kapasitas


(ton)
1 PT. AGB ICE Yohanes 1500
2 Cold Storage DKI / PT. Lautan Anton Wijaya 900
Mutiara Jaya
3 PT. Multindo Pasifik Aseng 500
4 PT. Mitra Lautan Mina Sukses Sumarli 500
5 PT. Alam Segar Alam 400
6 AGB Tuna Mijiragus W. 400
7 United Ocean Darmalipin 350
8 PT. Samudera Sejahtera Sentosa Jonpaul 300
9 CV. Maju Jaya Sejahtera Tio Jakup 300
10 UD. Sumber Mina Rejeki Wanto Asnim 300
11 UD. Marcelindo Handy Kusuma/ 250
Okly
12 PT. Sari Ayu Cipta Pendi 200
13 PT. LMS Harnoto 200
14 CV. Semangat Karya Mandiri Roby J 150
15 PT. Prima Indo Bahari Anton Wijaya 150
16 PT. Mitranian Anugraha James 150
Samudera Indo
17 PD. Windi Jaya Abadi Warju 150
18 Nelayan Barokah H. Sanawing/ Rais 120
19 PT. Sun Rise Marine Product Tjitro 100
20 CV. Muara Jaya Aan 100
21 PT. SIF Niah 75
22 CV. Sarana Langgeng Golin 75
23 Sampurna Abadi Indraloka 50
24 UD. Usaha Nelayan Mansyur 50
25 UD. Mahkota Samudra Megah Ahu 50
26 UD. Sumber Jaya Abadi Lau Kok Beng 40
Sumber: UPT PPN Muara Angke 2017

Lampiran 2 Perhitungan persentase utilitas cold storage

Ruangan Kapasitas Utilitas Persentase


CS1 400 350 87.5%
CS2 200 150 75%
CS3 300 250 83%
Total 900 750 83%
Persentase = (Utilitas/Kapasitas) x 100%
28

Lampiran 3 Penerimaan PT LMJ

Cold storage ABF


Bulan Penerimaan Penerimaan
Jumlah (Kg) (Rp) Jumlah (kg) (Rp)
Januari 447 455 313 218 500 - -
Februari 413 278 289 294 600 - -
Maret 445 502 311 851 400 4 665 6 997 500
April 554 646 388 252 200 8 242 12 363 000
Mei 498 900 349 230 000 4 100 6 150 000
Juni 703 137 492 195 900 3 658 5.487.000
Juli 483 100 338 170 000 - -
Agustus 363 200 254 240 000 - -
September 970 200 679 140 000 40 052 60 078 000
Oktober 1 227 000 858 900 000 28 802 43 203 000
Nopember 1 417 200 992 040 000 36 180 54 270 000
Desember 1 405 000 983 500 000 35 550 53 325 000
Jumlah 8 928 618 6 250 032 600 161 249 241 873 500
Total penerimaan cold storage dan abf 6 491 906 100
Keterangan : Penerimaan cold storage = jumlah x harga (Rp25,-) x hari (28)
Penerimaan ABF = jumlah x harga (Rp1 500,-) x hari (1)
29

Lampiran 4 Contoh perhitungan biaya penyusutan


Biaya Penyusutan
Uraian Biaya Biaya Umur teknis
investasi (Rp)penyusutan (tahun)
(Rp)
Cold storage 2 400 000 000 216 000 000 10
Air blast freezer (ABF) 1 000 000 000 90 000 000 10
Contact plat freezer
(CPF) 60 000 000 5 400 000 10
Gedung pembekuan 1 350 000 000 121 500 000 10
Gedung penyimpanan 2 025 000 000 182 250 000 10
Gedung kantor 22 500 000 2 025 000 10
Gedung operator 427 500 000 38 475 000 10
Gedung pengepakan 900 000 000 81 000 000 10
Forklift 15 000 000 1 350 000 10
Meja besi 2 700 000 243 000 10
Timbangan manual kap
180 000 10
100 kg 2 000 000
Timbangan digital kap
135 000 10
30 kg 1 500 000
Trolley 15 000 000 270 000 10

Biaya penyusutan= (biaya investasi – (10% x biaya investasi)) / umur teknis


Perhitungan perhitungan biaya penyusutan cold storage:
= 2 400 000 000 – (0.1 x 2 400 000 000)) / 10
= 216 000 000
30

Lampiran 5 Biaya retribusi dalam satu tahun

No Bulan Cold storage ABF


Jumlah (kg) Nilai (Rp) Jumlah (kg) Nilai (Rp)
1 Januari 447 455 9 281 835 - -
2 Februari 413 278 6 332 070 - -
3 Maret 445 502 7 283 850 4665 3 265 500
4 April 6 181 500
554 646 9 637 425 8242
5 Mei 498 900 7 996 500 4100 3 075 000
6 Juni 703 137 11 451 510 3658 2 743 500
7 Juli 483 100 27 673 500 - -
8 Agustus 363 200 7 149 000 - -
9 September 970 200 22 998 000 40 052 30 039 000
10 Oktober 1 227 000 40 677 000 28 802 21 601 500
11 Nopember 1 417 200 50 731 500 36 180 27 135 000
12 Desember 1 405 000 48,382,500 35,550 26 662 500
Jumlah 8 928 618 249 594 690 161 249 120 703 500
Total cold storage dan ABF 370 298 190
31

Lampiran 6 Perhitungan laba rugi


No Uraian Unit Satuan Harga Jumlah
A INVESTASI
1 Mesin
Cold storage 3 unit 800 000 000 2 400 000 000
Air blast freezer (ABF) 2 unit 500 000 000 1 000 000 000
Contact plat freezer (CPF) 1 unit 60 000 000 60 000 000
2 Gedung pembekuan 450 m2 3 000 000 1 350 000 000
3 Gedung penyimpanan 675 m2 3 000 000 2 025 000 000
4 Gedung kantor 7.5 m2 3 000 000 22 500 000
5 Gedung operator 142.5 m2 3 000 000 427 500 000
6 Gedung pengepakan 300 m2 3 000 000 900 000 000
7 Forklift 1 unit 15 000 000 15 000 000
8 Meja besi 3 unit 900 000 2 700 000
9 Timbangan manual kap 100 kg 1 unit 2 000 000 2 000 000
10 Timbangan digital kap 30 kg 1 unit 1 500 000 1 500 000
11 Trolley 3 unit 3 000 000 3 000 000
TOTAL INVESTASI 8 209 200 000
B BIAYA TETAP
1 Biaya penyusutan mesin 1 tahun
Cold storage 1 tahun 216 000 000 216 000 000
Air blast freezer (ABF) 1 tahun 90 000 000 90 000 000
Contact plat freezer (CPF) 5 400 000 5 400 000
2 Biaya penyusutan gedung
Gedung pembekuan 1 tahun 121 500 000 121 500 000
Gedung penyimpanan 1 tahun 182 250 000 182 250 000
Gedung kantor 1 tahun 2 025 000 2 025 000
Gedung operator 1 tahun 38 475 000 38 475 000
Gedung pengepakan 1 tahun 81 000 000 81 000 000
3 Biaya penyusutan peralatan
Forklift 1 tahun 1 350 000 1 350 000
Meja besi 1 tahun 243 000 243 000
Timbangan manual kap 100 kg 1 tahun 180 000 180 000
Timbangan digital kapasitas 30 kg 1 tahun 135 000 135 000
Trolley 270 000 270 000
4 Biaya Pemeliharaan 1 tahun
Mesin (oli) 1 tahun 18 900 000 18 900 000
Overhaul 1 tahun 12 000 000 12 000 000
5 Biaya pemeliharaan gedung 5000 000 5000 000
TOTAL BIAYA TETAP 774 728 000
C BIAYA VARIABEL
1 Upah pegawai 1 tahun 1 147 800 000 1 147 800 000
2 Listrik 1 tahun 840 000 000 840 000 000
3 Bahan baku (pengepakan tujuan ekspor) 1 tahun 37 836 000 37 836 000
4 Biaya cargo 2400 kg 16 000 384 000
5 Biaya retribusi 1 tahun 370 298 190 370 298 190
6 Pajak 1 tahun 462 068 313 462 068 313
TOTAL BIAYA VARIABEL 3242 002 503
TOTAL BIAYA 4016 730 505
D PENERIMAAN
Jasa sewa penyimpanan 1 tahun 6250 032 600
Jasa sewa pembekuan 1 tahun 241 875 500
Jasa pengepakan 1 tahun 2 400 000
TOTAL PENERIMAAN 1 tahun 6494 306 100
KEUNTUNGAN 2477 575 597
R/C 1.62
BEP unit (kg) 2 291 400.57
BEP harga (Rp) 1547 002 187

Keterangan:
a Jumlah Ikan yang disimpan (kg)/ tahun 8928 618
b Biaya variabel rata-rata (Rp/ kg) 363
c Harga sewa (Rp/ kg) 25
32

Lampiran 7 Cashflow PT LMJ


Tahun
NO Uraian
1 2 3 4 5
A. Inflow
1. Jasa sewa penyimpanan 6250032600 6,250,032,600 6,250,032,600 6,250,032,600 6,250,032,600
2. Jasa sewa pembekuan ikan 241873500 241873500 241873500 241873500 241873500
3. Jasa pengepakan (ekspor) 2400000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000
Nilai sisa
Total Inflow 6,494,306,100 6,494,306,100 6,494,306,100 6,494,306,100 6,494,306,100
B. Outflow
B1. Investasi
1. Mesin 3,460,000,000
2. Gedung pembekuan 1,350,000,000
3. Gedung penyimpanan 2,025,000,000
4. Gedung kantor 22,500,000
5. Gedung operator 427,500,000
6. Gedung pengepakan 900,000,000
7. Forklift 15,000,000
8. Meja besi 2,700,000
9. Timbangan manual kap 100 kg 2,000,000
10. Timbangan digital kap 30 kg 1,500,000
11. Trolley 3,000,000
Total investasi 8,209,200,000
B2. Biaya Tetap
1. Biaya Pemeliharaan mesin
Mesin (oli) 18,900,000 18,900,000 18,900,000 18,900,000 18,900,000
Overhaul 60,000,000
2. Biaya pemeliharaan gedung 25,000,000
Total Biaya Tetap 18,900,000 18,900,000 18,900,000 18,900,000 103,900,000
B3. Biaya Variabel
1. Upah pegawai 1147800000 1,147,800,000 1,147,800,000 1,147,800,000 1,147,800,000
2. Listrik 840000000 840,000,000 840,000,000 840,000,000 840,000,000
3. Bahan baku (pengepakan tujuan ekspor) 37836000 37,836,000 37,836,000 37,836,000 37,836,000
4. Biaya cargo 384000000 384,000,000 384,000,000 384,000,000 384,000,000
5. Biaya retribusi 370298190 370,298,190 370,298,190 370,298,190 370,298,190
6. Pajak 462,068,313 462,068,313 462,068,313 462,068,313 462,068,313
Total Biaya Variabel 3,242,002,503 3,242,002,503 3,242,002,503 3,242,002,503 3,242,002,503
Total Outflow 11,470,102,503 3,260,902,503 3,260,902,503 3,260,902,503 3,345,902,503

C NET BENEFIT -4975796403 3,233,403,597 3,233,403,597 3,233,403,597 3,148,403,597 r =5.3%


D DISCOUNT RATE 0.950 0.902 0.856 0.813 0.772
E PRESENT VALUE -4725352710 2,916,105,115 2,769,330,594 2,629,943,584 2,431,915,854
F NPV 6,021,942,437
DISCOUNT FACTOR 1
53% 0.654 0.427 0.279 0.182 0.119
PV 1 -3252154512 1,381,265,153 902,787,682 590,057,308 375,520,150
NPV 1 (2,524,219)
DISCOUNT FACTOR 2
54% 0.649 0.422 0.274 0.178 0.115
PV 2 -3231036625 1,363,384,887 885,314,861 574,879,780 363,485,253
NPV 2 577,320,451
G. IRR 53%
H. NET B/C 4.64
I. PP 2.54
33

Lanjutan lampiran 7
Tahun
NO Uraian
6 7 8 9 10
A. Inflow
1. Jasa sewa penyimpanan 6,250,032,600 6,250,032,600 6,250,032,600 6,250,032,600 6,250,032,600
2. Jasa sewa pembekuan ikan 241873500 241873500 241873500 241873500 241873500
3. Jasa pengepakan (ekspor) 2,400,001 2,400,001 2,400,002 2,400,002 2,400,003
Nilai sisa 820,920,000.0
Total Inflow 6,494,306,101 6,494,306,101 6,494,306,102 6,494,306,102 7,315,226,103
B. Outflow
B1. Investasi
1. Mesin
2. Gedung pembekuan
3. Gedung penyimpanan
4. Gedung kantor
5. Gedung operator
6. Gedung pengepakan
7. Forklift
8. Meja besi
9. Timbangan manual kap 100 kg
10. Timbangan digital kap 30 kg
11. Trolley
Total investasi
B2. Biaya Tetap
1. Biaya Pemeliharaan mesin
Mesin (oli) 18,900,000 18,900,000 18,900,000 18,900,000 18,900,000
Overhaul 60,000,000
2. Biaya pemeliharaan gedung 25,000,000
Total Biaya Tetap 18,900,000 18,900,000 18,900,000 18,900,000 103,900,000
B3. Biaya Variabel
1. Upah pegawai 1,147,800,000 1,147,800,000 1,147,800,000 1,147,800,000 1,147,800,000
2. Listrik 840,000,000 840,000,000 840,000,000 840,000,000 840,000,000
3. Bahan baku (pengepakan tujuan ekspor) 37,836,000 37,836,000 37,836,000 37,836,000 37,836,000
4. Biaya cargo 384,000,000 384,000,000 384,000,000 384,000,000 384,000,000
5. Biaya retribusi 370,298,190 370,298,190 370,298,190 370,298,190 370,298,190
6. Pajak 462,068,313 462,068,313 462,068,313 462,068,313 462,068,313
Total Biaya Variabel 3,242,002,503 3,242,002,503 3,242,002,503 3,242,002,503 3,242,002,503
Total Outflow 3,260,902,503 3,260,902,503 3,260,902,503 3,260,902,503 3,345,902,503

C NET BENEFIT 3,233,403,598 3,233,403,598 3,233,403,599 3,233,403,599 3,969,323,600


D DISCOUNT RATE 0.734 0.697 0.662 0.628 0.597
E PRESENT VALUE 2,371,863,490 2,252,481,947 2,139,109,162 2,031,442,699 2,368,278,621
F NPV
DISCOUNT FACTOR 1
53% 0.078 0.051 0.033 0.022 0.014
PV 1 252,064,295 164,747,905 107,678,370 70,378,019 56,467,973
NPV 1
DISCOUNT FACTOR 2
54% 0.075 0.049 0.032 0.021 0.013
PV 2 242,401,661 157,403,676 102,210,179 66,370,246 52,906,532
NPV 2
G. IRR
H. NET B/C
I. PP
35

i. Forklift untuk pengangkutan ikan j. Ruang mesin

k. Aktivitas bongkar muat ikan l. Aktivitas pelelangan ikan

m. Foto bersama owner (H. Anton n. Foto bersama karyawan bagian


Wijaya) produksi
36
36

Lampiran 9 Layout PT LMJ

45 m 15 m
8m Ruang Mesin
Ruang Operator

9.5 m

20 m 10 m 15 m
15 m
15 m

CS 1 CS 2 CS 3 ABF 1 ABF 2
30 m

10 m

37.5 m 22.5 m Ruang Proses


Toilet
Ruang Pengepakan
9m 10 m
Ruang Material Penerimaan
Kantor
Tunggu

ikan
R.

Pos
Lahan Parkir Satpam

60 m
37

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 7 Juni 1996
dari ayah bernama Tata Suntana dan ibu bernama
Nurholisusana. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari RA Darul
Ihya (2001-2002), SD Negeri Panaragan 2 Bogor (2002-2008),
kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 11 Bogor (2008-2011)
dan SMA Negeri 5 Bogor (2011-2014). Penulis berkesempatan
melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Prestasi Internasional dan Nasional (PIN) dan diterima di
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan pada tahun 2014.
Selama masa perkuliahan penulis berkesempatan terlibat aktif dalam
berbagai organisasi di antaranya sebagai reporter Koran Kampus Institute pada
tahun 2014-2015, anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) tahun 2014-2015,
pengurus Departemen Penelitian dan Pengembangan Keprofesian Himpunan
Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (LITBANGPROF Himafarin)
tahun 2015-2016, dan menjadi sekretaris Biro Internal Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM FPIK) pada tahun 2016-
2017. Penulis berkesempatan menjadi perwakilan Duta Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada tahun
2016 dan 2017. Pada tahun 2018, penulis menjadi asisten praktikum Mata Kuliah
Alat Penangkapan Ikan, Perencanaan dan Optimasi Industri Perikanan Tangkap
serta Industri Perikanan Tangkap Berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai