Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISA DATA dan PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


(Terlampir)
4.2 Flowchart Perhitungan

Start

Data : Qrotameter,h1, h2, h3, h4, h5,


h6, h7, h8, h9, h10, h11, h12, d1,
d4

Menghitung Qact (m3/s)

Menghitung V1 (m/s)

Menghitung V4 (m/s)

A B
A B

Menghitung Red1

Menghitung Red4

Menghitung Red4

Menghitung hv1

Menghitung hv4

Menghitung hLS

Menghitung hLC

A B
A B

Menghitung hLE

Menghitung KLS

Menghitung KLC

Menghitung KLE

K L >0

Menghitung Cdv

A
A

Menghitung Cdo

Hasil
Perhitungan

END

Gambar 4.1 Flowchart perhitungan

4.3 Contoh Perhitungan


Berikut ini merupakan contoh perhitungan yang menggunakan data
eksperimen pertama.
A. Laju aliran aktual, Qact (m3/s).

1
Q act =Q rotameter ×
3600× 1000

1
Q act =200 ×
3600× 1000

Q act =5,55 ×10−5 m 3 /s

B. Kecepatan aliran pada sistem perpipaan, V (m/s).


a. Kecepatan aliran pada pipa dengan diameter d1
Qact
V 1=
π 2
d
4 1
5,55 ×10−5 m3 /s
V 1=
π( 2
0.026 m )
4

V 1=0,104 m/s

b. Kecepatan aliran pada pipa dengan diameter d4


Qact
V 4=
π 2
d
4 4
5,55 × 10−5 m3 / s
V 4=
π( 2
0.05 m )
4

V 4 =0,028 m/s

C. Bilangan Reynolds aliran melalui sistem perpipaan, Re.


a. Bilangan Reynolds aliran berdasarkan V1.
V 1d1
ℜd 1=
υ
m
0,104×0,026 m
s
ℜd 1=
8,59 ×10−7 m2 /s

ℜd 1=3148

b. Bilangan Reynolds aliran berdasarkan V4.


V 4 d4
ℜd 4 =
υ

m
0.028 ×0,05 m
s
ℜd 4 =
8,59 ×10−7 m2 / s

ℜd 4 =1630

D. Head kecepatan (velocity head), hv (meter).


a. Head kecepatan berdasarkan V1.
V 21
h v1 =
2g

( 0,104 m/ s )2
h v1 =
2 ×9,81 m/s 2
h v1 =5,52×10−4 m

b. Head kecepatan berdasarkan V4.


V 24
h v 4=
2g
( 0,028 m/s )2
h v 4=
2× 9,81 m/s 2
h v 4=3,99 ×10−5 m
E. Kerugian head (headloss) aliran melalui fitting perpipaan, hLminor
(meter).
a. Headloss aliran melalui sudden enlargement.

V 23−V 24
h LS =( h3 −h4 ) +( 2g )
( 501−500 ) ( 0,104 2−0,0282 ) m2 /s
h LS =
1000
m+ ( 2 ×9,81 m/s 2 )
h LS =1,51× 10−3 m
b. Headloss aliran melalui sudden contraction.

V 25−V 26
h Lc=( h5−h 6 ) + ( 2g )
( 501−499 ) ( 0,0282 −0,1052 ) m2 / s
h Lc=
1000
m+ ( 2 ×9,81 m/s 2 )
h Lc=1,48 ×10−3 m

c. Headloss aliran melalui elbow 90˚.


h¿ =( h9−h10 )
492−491
h¿ = m
1000
h¿ =10−3 m
F. Coefficient of losses aliran melalui fitting perpipaan yang dihubungkan
dengan kerugian head aliran, kL (ξ).
a. Coeff. of losses aliran melalui sudden enlargement.
h LS
K LS=
V 2upstream
2g
1,51 ×10−3 m
K LS=
( 0,104 m/s )2
2
2× 9,81 m/s
K LS=2,717
b. Coeff. of losses aliran melalui sudden contraction.
h
LC
K LC= 2
V downstream
2g
6,82× 10−4 m
K LC=
( 0,104 m/s )2
2× 9,81 m/ s2
K LC=2,653
c. Coeff. of losses aliran melalui elbow 90˚.
h
K ¿= 2
¿

V upstream
2g
10−3 m
K ¿=
( 0,104 m/s )2
2 ×9,81 m/s 2

K ¿ =1,79

G. Coefficient of discharge aliran melalui venturimeter dan orificemeter :


a. Coefficient of discharge aliran melalui venturimeter
Q act √ 1−β 4
Cd v =
A 1 √ 2 g ( h1−h2 )

( 5,55 ×10−5 m 3 /s ) √1−0,6154


Cd v =
( 5,3× 10−4 m2 ) (2 ×9,81 m2 ) ( 0,504 m−0,5 m)
√ s

Cd v =0,346

b. Coefficient of discharge aliran melalui orifice


Qact √ 1−β 4
Cd o=
A 1 √ 2 g ( h7−h8 )

( 5,55× 10−5 m3 /s ) √ 1−0,615 4


Cd o=
( 5,3× 10− 4 ) (2× 9,81 m2 ) ( 0,496 m−0,490 m )
√ s
Cd o=0,282

4.4 Analisa Grafik


4.4.1 Pembahasan Grafik KLC terhadap Red1

Gambar 4.2 Grafik KLC terhadap Red1


Berdasarkan grafik diatas mula mula KLC bernilai 2,653
kemudian turun sangat jauh ke nilai 0,664, selanjutnya nilai K LC
berfluktuasi dengan perbedaan nilai yang tidak terlalu besar. Pada
saat nilai Red1 yang paling besar, nilai KLC berada pada nilai
terendah dengan besar nilai 0,332.
Data praktikum dan data teori secara umum hampir sama.
Trendline grafik antara data praktikum dengan data teori tidak
begitu berbeda jauh. Namun ada beberapa yang berbeda karena
tidak konstan. Pada percobaan ini menggunakan persamaan
sebagai berikut.

Perbedaan data yang terjadi diakibatkan oleh beberapa


faktor antara lain : kesalahan dalam pembacaan oleh praktikan dan
juga alat yang perlu dikalibrasi kembali untuk mendapatkan nilai
yang akurat.
4.4.2 Pembahasan Grafik KLS terhadap Red1

Gambar 4.3 Grafik KLS terhadap Red1


Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa dari data yang
diambil, grafik mengalami penurunan nilai dari 2,717 menuju
1,722. Kemudian nilai kembali naik ke 2,717 dan setelah itu turun
dengan penurunan nilai yang sangat signifikan menjadi 0,64.
Setelah itu, nilai berfluktuasi dengan besar penurunan atau
kenaikan nilai yang cukup stabil dan tidak signifikan.
Berdasarkan teori dengan rumus fitting perpipaan berupa
sudden enlargement, bahwa nilai dari hasil teoritis dan praktik
menunjukan hasil yang cukup sesuai. Rumus yang dipakai adalah
sebagai berikut :

Perbedaan data yang terjadi diakibatkan oleh beberapa


faktor antara lain : kesalahan dalam pembacaan oleh praktikan dan
juga alat yang perlu dikalibrasi kembali untuk mendapatkan nilai
yang akurat.
4.4.3 Pembahasan Grafik KLE terhadap Red1

Gambar 4.4 Grafik KLE terhadap Red1


Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa nilai KLE
berfluktuasi dengan nilai penurunan atau kenaikan yang cukup
seragam. Grafik mengalami penurunan nilai dari 1,790 menuju
1,591. Kemudian nilai kembali turun menjadi 1,343 dan setelah itu
naik dengan nilai 1,432. Setelah itu, nilai berfluktuasi dengan besar
penurunan atau kenaikan nilai yang cukup stabil dan tidak
signifikan. Nilai terendah KLE ada pada data kesebelas dengan nilai
0,895.
Berdasarkan teori dengan rumus fitting perpipaan berupa
elbow 90˚, bahwa nilai dari hasil teoritis dan praktik menunjukan
hasil yang cukup sesuai. Rumus yang dipakai adalah sebagai
berikut.

Perbedaan data yang terjadi diakibatkan oleh beberapa


faktor antara lain : kesalahan dalam pembacaan oleh praktikan dan
juga alat yang perlu dikalibrasi kembali untuk mendapatkan nilai
yang akurat.
4.4.4 Pembahasan Grafik KLC, KLS, KLE terhadap Red1

Gambar 4.5 Perbandingan KL terhadap Red1


Berdasarkan grafik 4.3 diatas terlihat bahwa nilai K LE lebih
besar daripada nilai KLC maupun KLS. Nilai KLS dan KLC awalnya
jauh lebih besar daripada KLE, namun setelah itu nilai keduanya
berada dibawah KLE. Nilai KLS secara keseluruhan lebih besar
daripada KLC.
Data dari praktikum dan data teori secara garis besar sudah
hampir sama. Namun masih ada beberapa yang berbeda karena
tidak konstan dan factor lainnya.
Perbedaan yang terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor
yaitu kesalahan dalam pembacaan dan juga alat yang perlu
dikalibrasi Kembali untuk mendapatkan nilai yang akurat.
4.4.5 Pembahasan Grafik Cdv terhadap Red2

Gambar 4.6 Grafik Cdv terhadap Red2


Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa mulai dari data
pertama dengan nilai Cdv 0,346 sampai dengan data kesebelas
dengan nilai Cdv 0,368 nilai dari Cdv berfluktuasi dengan nilai
penurunan atau kenaikan yang tidak signifikan dan relatif sama.
Kemudian, pada data keduabelas nilai Cdv naik secara signifikan
menjadi 0,642. Setelah itu nilai Cdv turun menjadi 0,369 dan
berfluktuasi dengan perbedaan yang sangat kecil.
Data praktikum dan data di teori secara garis besar hampir
sama. Namun ada beberapa yang berbeda karena tidak konstan.
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut.
Perbedaan yang terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor
yaitu kesalahan dalam pembacaan dan juga alat yang perlu
dikalibrasi Kembali untuk mendapatkan nilai yang akurat.
4.4.6 Pembahasan Grafik Cd0 terhadap Red0

Gambar 4.7 Grafik Cd0 terhadap Red0


Berdasarkan data grafik diatas terlihat bahwa nilai awal Cd 0
relatif lebih tinggi dibandingkan data kedua, dan berada pada nilai
minimum pada data ketiga dengan nilai Cd0 sekitar 0,245.
Kemudian nilai Cd0 mengalami kenaikan dan penurunan dengan
nilai yang sebenarnya sangat kecil relatif satu sama lain.
Data praktikum dan data di teori secara garis besar hampir
sama. Namun ada beberapa yang berbeda karena tidak konstan.
Rumus yang dipakai untuk menentukan nilai pada grafik tersebut
adalah.
Perbedaan yang terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor
yaitu kesalahan dalam pembacaan dan juga alat yang perlu
dikalibrasi Kembali untuk mendapatkan nilai yang akurat.
4.4.7 Pembahasan Grafik Cdv dan Cd0 terhadap Red2

Gambar 4.8 Grafik Cdv dan Cd0 terhadap Red2


Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa data yang diinput kedalam
grafik untuk venturimeter memilik nilai yang fluktuatif, bahkan pada
data keduabelas terjadi kenaikan yang sangat signifikan. Sedangkan
untuk orificemeter mempunyai nilai yang cukup konstan dari awal
input data hingga data terakhir yang dimasukan.
Data hasil praktikum dan data berdasarkan teori secara garis besar
hampir sama. Namun ada beberapa yang berbeda karena tidak konstan
dan faktor-faktor lain yang menyebabkan tidak konsistennya nilai
pada grafik tersebut.
Perbedaan yang terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu
kesalahan dalam pembacaan dan juga alat yang perlu dikalibrasi
Kembali untuk mendapatkan nilai yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai