BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Sistem
Kegiatan Jaringan
Sistem
Pergerakan
Sistem Kelembagaan
Kebutuhan
Trip
Distribution
Matrik Asal
Tujuan Total
BAB II
2. Kendaraan
Ukuran kendaraan rencana yang berlaku ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan lalu lintas yang baik
sedapat mungkin dihindari adanya komposisi lalu lintas yang
kompleks (mix traffic) sehingga akan diperoleh manuver yang
seragam dalam hal kecepatan kendaraan. Namun kenyataannya lalu
lintas pada jalan raya terdiri dari campuran kendaraan cepat, lambat,
berat dan ringan serta kendaraan tak bermotor.
Diktat Rekayasa Lalu Lintas (TKS 7226)
Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T.
V2
Sistem British : R =
15(e f )
V2
Sistem Metrik : R =
127(e f )
2. Percepatan
3. Sistem Pengereman atau Perlambatan (Braking)
Dilakukan dengan dua cara yaitu : Tahanan mesin dan
pengereman.
Dirumuskan : R = 10 W g
4. Tahanan Akibat Tikungan
5. Tahanan Kelembaman
Dirumuskan : R = 28 W a
Dimana :
A = luas bidang muka (m2)
V = kecepatan (km/jam)
Diktat Rekayasa Lalu Lintas (TKS 7226)
Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T.
3. Jalan
Hal-hal yang diperhitungkan dalam perencanaan jalan :
a. Lokasi daerah.
b. Desain alinement horizontal dan vertikal.
c. Cross Section.
d. Klasifikasi fungsi jalan volume & sifat lalu lintas.
e. Akses jalan
Terdapat hubungan yang berkebalikan antara pergerakan
(movement) dan Aksesibilitas. Jalan arteri mempunyai mobilitas
yang tinggi tetapi aksesibilitasnya rendah sebab jalan yang masuk
ke jalan utama dibatasi.
Sebaliknya jalan kolektor memiliki mobilitas rendah karena
kendaraan tidak bisa bergerak dengan kecepatan tinggi sebab
banyak terdapat pertemuan ruas-ruas jalan.
4. Lingkungan