Anda di halaman 1dari 263

DASAR REKAYASA

TRANSPORTASI

2019 VERDY ANANDA UPA’


Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

 Pendahuluan, Sistem, Jaringan dan Masalah Transportasi


Pengertian sistem transportasi
Pengertian dan arah pengembangan jaringan transportasi
Permasalahan transportasi perkotaan
Kebijakan transportasi dan manajemen lalu lintas perkotaan
 Angkutan Umum
Pengertian angkutan umum
Wilayah pelayanan angkutan penumpang umum
Jaringan pelayanan angkutan umum
Penentuan jumlah armada angkutan penumpang umum
 Perkembangan Kota dan Transportasi
Besaran kota dan kebutuhan transportasi
Layanan transportasi dan titik simpul pergantian moda
 Perencanaan/Pemodelan Transportasi
Konsep perencanaan dan pemodelan transportasi
Model 4 langkah (four step models)
Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
 Bangkitan Perjalanan
Parameter bangkitan perjalanan
Trip production dan trip attraction
Contoh soal bangkitan
 Distribusi Perjalanan
Pengertian zona
Asal dan tujuan perjalanan
Pelaksanaan survei pengambilan data
 Matriks Distribusi Perjalanan
Kalibrasi data berdasarkan model gravitasi
Konversi data lapangan ke data aktual
Penggambaran “desire line”, “cordon line” dalam distribusi perjalanan
 UTS
Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
 Contoh Soal Distribusi Perjalanan
Model gravitasi
Faktor ekspansi dari data lapangan ke matriks perjalanan
 Moda Split (Pemilihan Moda)
Pengertian moda transportasi dan penggunaan ruang jalan
Dasar pemilihan moda transportasi
Contoh soal pemilihan moda
 Trip Assignment 1 (Pembebanan Perjalanan)
Alternatif ruas jalan dalam pemilihan rute
Rute terpendek
Kapasitas ruas jalan
 Trip Assignment 2
Pemilihan rute dengan menggunakan “metode all or nothing”
Pemilihan rute berdasarkan kapasitas jalan, biaya perjalanan, serta waktu minimal
Contoh soal pembebanan perjalanan
SISTEM TRANSPORTASI

“Bentuk keterkaitan atau


keterikatan antara berbagai
variabel dalam suatu kegiatan
pemindahan penumpang dan
barang dari satu tempat ke
tempat lainnya.”
JARINGAN TRANSPORTASI
 JARINGAN JALAN
 PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
JARINGAN TRANSPORTASI

JARINGAN
TRANSPORTASI

SIMPUL RUAS (LINK)


(NODE)
Jaringan Jalan
 Berdasarkan Kewenangan Pembinaan
 Berdasarkan Peranan
 Berdasarkan Muatan Sumbu Terberat (MST)
 Berdasarkan Fungsi
Jaringan Jalan
• Jalan Nasional
Wewenang • Jalan Propinsi
Pembinaan •

Jalan Kabupaten
Jalan Desa

• Jalan Arteri
Peranannya • Jalan Kolektor
• Jalan Lokal

Muatan Sumbu •

Jalan Kelas I
Jalan Kelas II
Terberat •

Jalan Kelas IIIA
Jalan Kelas IIIB
• Jalan Kelas IIIC

• Sistem Jaringan Jalan Primer


Fungsi • Sistem Jaringan Jalan Sekunder
ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN
TRANSPORTASI
 Pelayanan yang berkesinambungan (seamless
services)
 Tepat waktu (just in time)
 Pelayanan pintu ke pintu (door to door services)
 Kesesuaian (compability)
 Kesetaraan tingkat pelayanan (level of service)
 Efektif dan efisien
Outcome Pengembangan Jaringan
Jalan
 Keselamatan
 Aksesibilitas yang tinggi
 Terpadu
 Kapasitas yang mencukupi
 Teratur
 Lancar dan Cepat
 Tepat Waktu
 Nyaman
Assignment
 Sebutkan contoh beberapa ruas jalan di daerah
JABODETABEK berdasarkan klasifikasi jaringan
jalan!
 Berikan penjelasan secara lengkap data teknis
terkait jalan tersebut!
 Berikan contoh penerapan jaringan transportasi
perkotaan berbentuk sentrifugal (grid) serta
sentripetal (radial) beserta penjelasannya!
 Hitungan optimalisasi jaringan transportasi.
TRANSPORTASI PERKOTAAN
 PERMASALAHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
 KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI
PERKOTAAN
 PERKEMBANGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
PERMASALAHAN TRANSPORTASI
PERKOTAAN

Kemacetan Parkir

Angkutan Umum Pencemaran Udara


KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN
TRANSPORTASI PERKOTAAN
 Sistem Pengontrolan Lalu Lintas
 Informasi Kepada Pemakai Jalan
 Tarif (Pricing)
 Modifikasi Angkutan Umum
 Modifikasi Pemakai Jalan
PERKEMBANGAN TRANSPORTASI
PERKOTAAN
Transportasi  Sistem MRT yang menghubungkan sub
perkotaan urban dan rural ke kawasan urban dan
dikembangka
n dalam CBD, dan integrasi dengan angkutan
koridor lain seperti bus
pelayanan
 Bus hanya berhenti pada halte
yang cepat,
andal, efisien,  Terminal angkutan umum direncanakan
efektif,
nyaman,
dengan baik dari sisi jadwal
ekonomis dan  Tersedianya fasilitas pedestrian yang
aman baik
Assignment 2
 Identifikasikan serta berikan penjelasan terkait
fenomena permasalahan transportasi di kawasan
JABODETABEK serta bagaimana bentuk
penanganan yang telah dilakukan!
ANGKUTAN UMUM
 Definisi Angkutan Umum
 Wilayah Pelayanan Angkutan Umum

 Analisis Kinerja Operasional Angkutan Umum


Angkutan Umum
o Angkutan yang disediakan untuk umum dengan
menggunakan sistem sewa/bayar
o Jenis angkutan umum dapat berupa angkutan kota,
kereta api, kapal, maupun pesawat terbang
o Tujuan : menyelenggarakan pelayanan angkutan
umum yang baik dan layak bagi masyarakat
o Pelayanan yang baik dan layak : pelayanan yang
aman, cepat, murah dan nyaman
o Keberadaan angkutan umum mengandung arti
pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi
Angkutan Umum (Operasi
Pelayanannya)
 Angkutan Umum Paratransit, merupakan jasa
pelayanan angkutan umum yang dapat
dimanfaatkan berdasarkan satu ketentuan tertentu
(tarif, rute), namun dapat disesuaikan dengan
keinginan pengguna, misalnya taksi, bajaj
 Angkutan Umum Massal, merupakan jasa pelayanan
yang dapat dimanfaatkan berdasarkan ketentuan
yang berlaku (tarif, trayek serta jadwal yang tetap),
misalnya bus (AKAP, AKDP)
Angkutan Umum Massal (Trayek)

 Trayek Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) merupakan


angkutan umum dengan trayek yang wilayah
pelayanannya lebih dari satu propinsi,
 Trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) merupakan
angkutan umum dengan trayek yang wilayah
pelayanannya melebihi satu wilayah kabupaten/kota
namun masih dalam satu propinsi,
 Trayek perkotaan dan pedesaan, merupakan
angkutan umum dengan trayek hanya dalam satu
kota/desa.
Wilayah Pelayanan Angkutan
Penumpang Umum
 Perencanaan Jaringan Trayek
 Klasifikasi Trayek dan Jenis Angkutan Umum

 Tahapan Perencanaan Wilayah Pelayanan


Angkutan Umum
Parameter Perencanaan Jaringan
Trayek
 Pola Tata Guna Lahan
 Pola Pergerakan Penumpang Angkutan Umum
 Kepadatan Penduduk
 Daerah Pelayanan
 Karakteristik Jaringan Jalan
Klasifikasi Trayek
Jenis Angkutan (Ukuran Kota dan
Trayek)
Tahapan Perencanaan Wilayah
Pelayanan Angkutan Umum
 Analisis Permintaan
 Analisis Kinerja Rute dan Operasi
 Analisis Kinerja Prasarana
 Penyusunan Rencana
Bagan Alir Perencanaan
Analisis Kinerja Operasional
Angkutan Umum
 Analisis Load Factor
 Analisis Waktu Sirkulasi (Rit)

 Analisis Headway

 Analisis Jumlah Armada Angkutan Umum


CTABA = (TAB +TBA) + (σAB2 + σBA2) + (TTA + TTB)

CTABA = Waktu Sirkulasi dari A ke B, kembali ke A


TAB = Waktu Perjalanan rata-rata dari A ke B
TBA = Waktu Perjalanan rata-rata dari B ke A
σAB = devisiasi waktu perjalanan dari A ke B = 5% dari TAB
σBA = devisiasi waktu perjalanan dari B ke A = 5% dari TBA
TTA = waktu henti kendaraan di A = 10% dari TAB
TTB = waktu henti kendaraan di B = 10% dari TBA
Analisis Jumlah Armada Angkutan
Umum

K = Jumlah Armada per waktu sirkulasi yang diperlukan


CT = Waktu Sirkulasi (menit)
H = Waktu Antara (menit)
fA = Faktor Ketersediaan Kendaraan, digunakan 100%
(dalam kondisi ideal)

K’ = Kebutuhan Jumlah Armada pada periode sibuk


K = Jumlah Armada per waktu sirkulasi yang diperlukan
CT = Waktu Sirkulasi (menit)
Assignment IV

 Periode tersibuk antara pukul 06.00 s/d 09.00


 Jumlah penumpang terbanyak (P) = 150
penumpang/jam
 Jenis alat angkutan adalah bus besar lantai
tunggal dan bus besar lantai ganda
 Waktu perjalanan dari asal ke tujuan atau
sebaliknya, TAB = 41,58 menit, TBA = 38,35 menit
 Hitunglah Kebutuhan Armada pada periode
tersibuk?
Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi
 Konsep Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi
 Model 4 Langkah (Four Step Models)
Perencanaan Transportasi
 Perencanaan adalah suatu aktivitas atau proses yang
mengkaji potensi tindakan-tindakan dimasa mendatang
untuk mengarahkan situasi atau sistem menuju arah yang
diinginkan,
 Alasan perlunya melakukan perencanaan transportasi :
 Mempengaruhi jumlah penduduk yang luas

 Membutuhkan dana yang besar

 Proyek yang besar dan waktu konstruksi yang lama

 Perencanaan jangka panjang

 Koordinasi antar departemen (instansi) sangat


diperlukan
Masalah-Masalah Transportasi
Perkotaan
 Multi dimensi
 Solusi permasalahan sangat luas
 Solusi mendesak dan jangka panjang sering tidak
konsistensi
 Perencanaan sektor umum
 Kompetisi dalam kebutuhan dana
 Pengaruh hasil yang menjadi penyebab
Siklus Permasalahan Transportasi
Perkotaan
Siklus Permasalahan Penggunaan
Kendaraan Pribadi dan Angkutan Umum
Peran Pemerintah dalam Transportasi

 Promosi , pemerintah menganjurkan atau melarang


sesuatu hal tanpa diperlukannya UU/Peraturan,
misalnya penggunaan sabuk pengaman, pembatasan
kecepatan
 Regulasi, pemerintah menetapkan tindakan-tindakan
berdasarkan peraturan pada setiap orang untuk
keperluan masyarakat, misalnya standarisasi bemper
 Investasi, meliputi bantuan keuangan, pelayanan,
pembangunan, misalnya subsidi angkutan umum
Konsep Model

 Model merupakan sesuatu yang dapat


menggambarkan keadaan yang ada di lapangan
 Jenis model antara lain :

 Model Verbal

 Model Fisik

 Model Matematis
Model Verbal

 Model yang menggambarkan keadaan di lapangan


dalam bentuk kalimat-kalimat.
 Contoh : Suatu kota yang dipenuhi dengan
pepohonan yang rindang dengan sungai yang
mengalir dan taman-taman yang indah
Model Fisik
 Menggambarkan keadaan yang ada dengan sesuatu
yang mempunyai ukuran yang lebih kecil
 Contoh : model bendungan, model saluran, model
jembatan, maket bangunan
Model Matematis
 Menggambarkan keadaan yang ada dalam bentuk
persaman-persamaan matematis
 Digunakan pada saat melakukan perencanaan
transportasi
 Contoh : jumlah lalu lintas sebanding dengan jumlah
penduduk
Model Matematis Transportasi

 Deskriptif : menjelaskan keadaan yang ada, atau


keadaan yang dilakukan suatu perubahan
terhadap keadaan yang ada,
 Prediktif : meramalkan keadaan yang akan datang
 Planning : meramalkan keadaan yang akan datang
dengan rencana-rencana perubahannya
Model 4 Langkah (Four Step Models)

 Model Bangkitan Perjalanan (Trip Generation Model)


 Model Distribusi Perjalanan (Trip Distribution Model)
 Model Pemilihan Jenis Kendaraan/Moda (Modal
Split)
 Model Pemilihan Rute Perjalanan/Pembebanan
Perjalanan (Traffic Assignment)
Model Bangkitan Perjalanan (Trip
Generation Model)
 Model ini berkaitan dengan asal atau tujuan perjalanan
yang berarti menghitung yang masuk/keluar dari/ke
suatu kawasan/zona, tanpa perlu mengetahui asal
ataupun tujuannya
 Pembangkit Perjalanan (Trip Production) : kawasan
perumahan (Residential)
 Penarik Perjalanan (Trip Attraction) : Kawasan pertokoan,
sekolah, kantor (Kawasan CBD)
 Untuk mengetahui bangkitan perjalanan dapat dilakukan
dengan wawancara dari rumah ke rumah (Home
Interview), atau melakukan survei asal tujuan (OD Survey)
jika bangkitan berasal dari luar daerah studi
Model Bangkitan Perjalanan (Trip
Generation Model)
 Daya Tarik Zona Asal : jumlah penduduk, jumlah
pekerja, kepemilikan kendaraan
 Daya Tarik Zona Tujuan :
 Perkantoran : jumlah karyawan, jenis perkantoran

 Universitas/Sekolah : jumlah
mahasiswa/dosen/guru/karyawan
 Perkantoran : jumlah pekerja, jenis perkantoran

 Rumah Sakit : jumlah tempat tidur, fasilitas


TRIP GENERATION
 Konsep Bangkitan Perjalanan
 Analisis Bangkitan Perjalanan dengan
Menggunakan Metode Regresi dan Metode
Kategori
 Analisis Trip Production dan Trip Attraction
Trip Production dan Trip Attraction
Tahapan Analisis
 Menghitung Trip Production (Bangkitan Perjalanan),
didasarkan pada persamaan regresi (tingkat
kepemilikan kendaraan/besarnya populasi dengan
jumlah perjalanan) dari masing-masing zona,
 Menghitung Trip Attraction (Tarikan Perjalanan),
didasarkan pada nilai kuat tarik dari setiap zona
dan besarnya bangkitan perjalanan total untuk
masing-masing moda transportasi.
Contoh Soal Bangkitan Perjalanan

1 2
 Kuat Tarik : 10  Kuat Tarik : 7
 Jumlah Populasi : 20 orang  Jumlah Populasi : 50 orang
 Tingkat Kepemilikan Mobil : 12 mobil  Tingkat Kepemilikan Mobil : 35 mobil
 Tingkat Kepemilikan Motor : 14 Motor  Tingkat Kepemilikan Motor : 40 Motor

Hitunglah trip production dan trip attraction dari setiap zona

3 4
 Kuat Tarik : 1  Kuat Tarik : 2
 Jumlah Populasi : 100 orang  Jumlah Populasi : 200 orang
 Tingkat Kepemilikan Mobil : 80 mobil  Tingkat Kepemilikan Mobil : 120 mobil
 Tingkat Kepemilikan Motor : 60 Motor  Tingkat Kepemilikan Motor : 160 Motor
Analisis Trip Production
Analisis Trip Attraction
TRIP DISTRIBUTION
 Konsep Distribusi Perjalanan
 Konsep Matriks Asal Tujuan (MAT)

 Analisis Distribusi Perjalanan : Metode Analog


TRIP DISTRIBUTION
 Konsep Model Sintesis : Trip Distribution
 Konsep dan Aplikasi Model Gravitasi
Latar Belakang Model Sintetis

 Beberapa kelemahan model analogi mendorong


dikembangkannya model alternatif sintetis.
 Model sintetis yang dikembangkan hingga saat
ini adalah model intervening –opportunity, model
competing opportunity, model gravity, dll.
Konsep Model Sintetis
 Sebelum pergerakan masa yang akan datang
diramalkan, terlebih dahulu memahami alasan
terjadinya pergerakan saat ini.
 Alasan pergerakan dimodelkan dengan
menggunakan analogi hukum alam yang sering
terjadi, misalnya gravitasi, dll.
MODEL GRAVITY

 Model gravitasi (gravity model) atau GR diturunkan


dari prinsip dasar fisika hukum gravitasi (Newton,
1686) yang pertama kali dikembangkan oleh Carey
(1850).
 Model gravitasi untuk keperluan perencanaan
transportasi mulai digunakan pada tahun 1955.
Hukum Gravitasi sebagai Landasan
Pemodelan
Konsep Hukum Newton Gravitasi :

Gaya Tarik atau Tolak antara dua kutub massa


berbanding lurus dengan massanya dan berbanding
terbalik kuadratis dengan jarak antara kedua massa
tersebut.
Konsep Model Gravity

 Prinsip metode ini adalah pergerakan dari zona asal


ke zona tujuan berbanding lurus dengan besarnya
bangkitan lalu lintas di zona asal dan tarikan lalu
lintas di zona tujuan serta berbanding terbalik dengan
jarak (kemudahan).
 Pergerakan dari zona asal ke tujuan juga
dipengaruhi oleh potensi dan interaksi yang ada pada
kedua zona tersebut.
Skematik Penjelasan
Konsep Model Gravity

mi md

ASAL TUJUAN

did
Penurunan Rumus

mi  md
Fid  G 2
Keterangan :
Oi = potensi zona asal
did
Od = potensi zona tujuan
Oi  Od
Tid  K
K = konstanta
2 did = jarak antar zona
did
f(Cid) = fungsi kemudahan
Tid  OiOd f Cid 
Kalibrasi Rumus untuk Perencanaan Transportasi
(Tamin, 2000)

Tid  Ai  Oi  Bd  Dd  f Cid 
1
Ai 
 Bd  Dd   f id 
N

d 1
1
Bd 
  Ai  Oi   f id 
N

d 1
Potensi Zona Asal (Oi)
 Jumlah Penduduk
 Jumlah Kendaraan
 Tingkat Ekonomi
 Tingkat Sosial
 Bangkitan Lalu Lintas
Potensi Zona Tujuan (Od)
 Pusat Perkantoran
 Sekolah/Universitas
 CBD
 Tempat Hiburan
 Tarikan Lalu Lintas
Fungsi Kemudahan, f(Cid)
Faktor-faktor pertimbangan perjalanan :
1. Waktu Tempuh (Travel Time)
2. Jarak antar Zona (Distance)
3. Kenyamanan (Comfortable Trips)
4. Biaya (Cost)

Faktor ini merupakan pembatasan pergerakan yang


selanjutanya disebut sebagai faktor hambatan dan
dinyatakan dalam f(Cid)
Faktor Hambatan
Hyman (1969) menyarankan fungsi hambatan dalam
model GR :

f Cid   C 
id
( fungsi pangkat)
f Cid   eCid ( fungsi eksponensial negatif )
f Cid   C  eCid
id
( fungsi Tanner)
Tipe Model Gravity
 Unconstrained
 Production Constrained
 Attraction Constrained
 Fully Constrained

Model production dan attraction constrained


merupakan model singly constrained
sedangkan model fully constrained dikenal
sebagai model double constrained.
Model Unconstrained

Tid  Ai  Oi  Bd  Dd  f Cid 
1
Ai  1
 Bd  Dd   f id 
N

d 1
1
Bd  1
  Ai  Oi   f id 
N

d 1
Contoh 3
Contoh 3 (Asumsi αmobil = 0,8, αSM = 0,6
dan αAU = 0,4)
MATRIKS JARAK
Modal Split (Pemilihan Moda)
 Konsep Pemilihan Moda
 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

 Analisis Modal Split dengan Teori Logit Binomial


Tujuan Model Pemilihan Moda
 Untuk mengetahui proporsi pengalokasian perjalanan
ke berbagai moda transportasi.
 Moda yang dianalisis adalah moda yang
diperkirakan mempunyai peran yang dominan dalam
perangkutan di lokasi (kendaraan pribadi dan
angkutan umum).
Teknik Peramalan Pemilihan Moda

Dalam meramalkan model ini terdapat beberapa


pertimbangan penting :
 Model bergantung pada ketersediaan data dan
kecenderungan pelaku perjalanan dalam
penggunaan moda.
 Model yang teliti dapat mengelompokkan pemilihan
moda berdasarkan maksud perjalanan, pendapatan,
atau efek kecenderungan pertumbuhan bisnis
angkutan, dan berbagai aspek pertimbangan
lainnya.
Skenario Peramalan untuk Perilaku Pengguna
Moda dan Pangsa Moda

 Moda yang ditinjau telah beroperasi (moda yang


telah ada). Dalam tinjauan ini, survei perilaku pasar
dapat dipelajari atas dasar zona asal/tujuan dan
menghubungkannya dengan atribut nyata sebagai
variabel penentu keputusan.
 Moda belum diperkenalkan atau moda akan
dioperasikan (moda baru). Atribut dalam skenario ini
merupakan hipotesis atau andaian sebagai variabel
penentu keputusan.
Survei untuk Pemilihan Moda
 Revealed Preference (RP) : Survei dengan informasi
pada pilihan-pilihan yang nyata (atribut-atribut
yang telah ada).
 Stated Preference (SP) : Survei dengan pertanyaan
andaian-andaian (hipotesis) yang menghubungkan
atribut baru.
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

1. Karakteristik pengendara
dan/atau karakteristik
zona pembangkit, misalnya
: pemilikan kendaraan,
pemilikan SIM, struktur
rumah tangga,
pendapatan, kerapatan
pemukiman dan jarak ke
pusat kota.
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

2. Karakteristik
Perjalanan, misal :
panjang perjalanan,
tujuan perjalanan
dan waktu saat
dilakukannya
perjalanan.
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

3. Karakteristik sistem
transportasi,
 Kuantitatif : waktu
tempuh, biaya
perjalanan, tempat
parkir dan tarif parkir,
 Kualitatif :
kenyamanan,
keamanan dan
reliability, dll.
TRIP ASSIGNMENT
METODE ALL OR NOTHING (RUTE TERPENDEK)
METODE USER’S EQUILIBRIUM
METODE SISTEM OPTIMAL
METODE INCREMENTAL ASSIGNMENT
METODE ALL OR NOTHING

 Suatu metode pemilihan rute perjalanan yang


didasarkan pada rute perjalanan yang terpendek
dan tercepat (shortest path)
 Didalam metode ini, semua beban lalu lintas akan
dibebankan ke rute terpendeknya tanpa
mempertimbangkan kapasitas dari rute/jalan
METODE ALL OR NOTHING
METODE ALL OR NOTHING
METODE ALL OR NOTHING
METODE ALL OR NOTHING
METODE ALL OR NOTHING

1 2

4
3
METODE ALL OR NOTHING
MATRIKS TRIP DISTRIBUSI
METODE ALL OR NOTHING
MATRIKS TRIP ASSIGNMENT
METODE ALL OR NOTHING

MATRIKS TRIP DISTRIBUSI MOBIL


METODE USER’S EQUILIBRIUM
METODE USER’S EQUILIBRIUM

 Dalam kondisi keseimbangan, tidak ada pengguna


jalan yang dapat mengubah rute perjalanan untuk
mendapatkan biaya perjalanan yang lebih murah,
karena semua rute yang ada menghasilkan biaya
perjalanan yang sama,
 Dalam kondisi optimum, total biaya suatu sistem
pemilihan rute yang terjadi adalah minimum.
METODE USER’S EQUILIBRIUM
METODE USER’S EQUILIBRIUM
METODE USER’S EQUILIBRIUM
METODE SISTEM OPTIMAL
METODE SISTEM OPTIMAL
METODE SISTEM OPTIMAL
METODE INCREMENTAL ASSIGNMENT

 Metode ini menggunakan prinsip penambahan


volume lalu lintas secara bertahap,
 Dalam setiap langkah, jumlah tetap dari demand
total dianalisis, berdasarkan hasil meteode AON,
 Setelah setiap langkah, waktu perjalanan rute
dihitung ulang berdasarkan volume rute.
METODE INCREMENTAL ASSIGNMENT
METODE INCREMENTAL ASSIGNMENT
METODE INCREMENTAL ASSIGNMENT
SOAL
 Dengan menggunakan contoh no. 3, hitunglah arus
dan waktu tempuh (cost) dengan menggunakan
metode UE?
 Dengan menggunkan contoh no. 3, jika digunakan
fraksi pembebanan seragam 5%, berapa jumlah
arus lalu lintas di setiap rutenya?

Anda mungkin juga menyukai