Dosen Pengampu :
Risky Indra Utama, S. T, M. T, M. Pd
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan arus lalu lintas.
Hasil dari perhitungan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan barang per
satuan waktu. Besarnya pergerakan yang ditimbulkan tersebut sangat berkaitan erat dengan jenis dan
intensitas kegiatan yang dilakukan. Interaksi antara Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan ini akan
menghasilkan suatu pergerakan manusia dan barang dalam bentuk pergerakan kendaraan dan Sistem
Kegiatan mempunyai tipe kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan (trip generation) dan
akan menarik pergerakan (trip attraction).
Sistem tersebut merupakan suatu sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola
kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini
membutuhkan adanya pergerakan sebagai alat pemenuh kebutuhan yang perlu dilakukan setiap harinya
yang tidak dapat dipenuhi oleh tata guna tanah tersebut. Besarnya pergerakan yang ditimbulkan
tersebut sangat berkaitan erat dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan. Interaksi antara
Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan ini akan menghasilkan suatu pergerakan manusia dan barang dalam
bentuk pergerakan kendaraan dan
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pergerakan lalu lintas
2. Pengertian ruas jalan
3. Jenis – Jenis persimpangan jalan (diverging, marging, dan crossing)
4. Jenis pengaturan persimpangan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pergerakan lalu linta
2. Untuk mengetahui pengertian dari ruas jalan
3. Untuk mengetahui jenis jenis dari persimpangan jalan
4. Untuk mengetahui apa jenis pengaturan persimpangan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya atau daerah milik Jalan
(right of way). Pengertian Jalan meliputi badan Jalan, trotoar, drainase dan seluruh perlengkapan Jalan
yang terkait, seperti rambu lalu lintas, lampu penerangan, marka Jalan, median, dan lain lain.
Didalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tentang Jalan Tahun 2006, yang dimaksud dengan jalan
adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori dan jalan kabel.
Selain itu MKJI (MKJI, Bina Marga, 1997) juga mendefinisikan ruas jalan perkotaan/semi
perkotaan dan ruas jalan luar kota sebagai berikut :
Ruas jalan yang memiliki pengembangan permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir
seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan. Jalan di dekat atau didekat pusat perkotaan dengan
penduduk lebih dari 100.000 jika mempunyai perkembangan samping jalan juga digolongkan sebagai
jalan perkotaan.
Tidak ada perkembangan yang menerus pada setiap sisi jalan, walaupun mungkin terdapat beberapa
perkembangan permanen seperti rumah makan, pabrik atau perkampungan (cat : kios kecil dan kedai di
sisi jalan bukan merupakan perkembangan permanen)
1. Diverging (berpencar)
Diverging adalah peristiwa memisahnya kendaraan dari suatu arus yang sama ke jalur yang lain.
Menurut Bina Marga (1992) diverging yaitu penyebaran arus kendaraan dari satu jalur lalu-lintas ke
beberapa arah.
2. Merging (bergabung)
Merging adalah peristiwa menggabungkan kendaraan dari suatu jalur ke jalur yang sama. Menurut Bina
Marga merging yaitu menyatukan arus kendaraan dari beberapa jalur lalu-lintas ke satu arah.
1. Crossing (berpotongan)
Crossing adalah peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari satu jalur ke jalur yang lain pada
persimpangan dimana keadaan yang demikian akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan
tersebut. Menurut Bina Marga (1992) berpotongan (crossing), yaitu berpotongannya dua buah jalur lalu-
lintas secara tegak lurus.
I.Kesimpulan
Dalam kesimpulan, area parkir memiliki peran penting dalam mobilitas perkotaan dan
pengaturan lalu lintas. Fungsi utamanya adalah menyediakan tempat parkir yang aman dan
nyaman bagi kendaraan, meningkatkan aksesibilitas ke berbagai tujuan, dan berpotensi
mendukung aktivitas ekonomi. Karakteristik seperti kapasitas, desain geometris, keamanan, dan
ketersediaan tempat parkir difabel sangat penting dalam perancangan dan pengelolaan area parkir.
Selain itu, area parkir juga dapat memiliki dampak pada keamanan, lingkungan, dan pendapatan
untuk pemerintah dan pemilik bisnis. Oleh karena itu, perencanaan dan manajemen yang baik dari
area parkir sangat diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan ini dengan efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEKNIK/article/download/8390/8059#:~:text=Kebutuhan
%20ruang%20parkir%20adalah%20jumlah,berdasarkan%20perhitungan%20akumulasi
%20parkir%20maksimum.
http://www.ocw.upj.ac.id/files/Handout-ARS-205-Week-10.pdf
https://www.andalalindkijakarta.com/file/12_272_PEDOMAN_TEKNIS_FASILITAS_PARKIR.pdf
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEKNIK/article/download/8390/8059