Anda di halaman 1dari 47

SA 3203 Sistem dan Rekayasa

Transportasi Air:
Prasarana Transportasi Jalan
Prosedur Umum Perancangan
(Geometrik) Jalan
Jenis Jalan

Info Dasar Jalan Umum Jalan Tol Jalan Khusus

Peraturan Nasional

Data Koridor Hirarki, Kelas dan Jenis Medan

Kriteria Perancangan

Prediksi Arus Manual Kapasitas Jalan Nasional

Kebutuhan Lebar, Jumlah Lajur


Data Data Arus,
Kendaraan
Topografi, Topografi,
Standar Perancangan Nasional Rencana/Std.
Geoteknik, Geoteknik,
Perancangan
Hidrologi, dll Hidrologi, dll

Hasil Perancangan
Kriteria Perancangan (Design Criteria)
• Parameter perancangan beserta nilai-nilainya sebagai
batasan (batasan minimum atau maksimum) dalam
perancangan elemen-elemen yang detail

• Tujuan perancangan geometrik jalan adalah Life Cycle


Cost (LCC) atau Biaya Siklus Hidup (BSH) yang
minimum. LCC terdiri atas Biaya Konstruksi,
Operasional dan Pemeliharaan serta Biaya Pengguna
selama umur layan jalan tersebut (dalam perhitungan
biasanya sekitar 30 tahunan)
Standar Perancangan (Design Standard)
• American Association of State Highway and
Transportation Officials (AASHTO), Green Book,
7th Edition, 2018
• Ditjen Bina Marga (PUPR):
– Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.
038/TBM/1997.
– Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Perkotaan, 1992
– Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol, 2009
Perancangan Standar (Standard Design)
• Perancangan yang sesuai dengan Standar
• Umumnya mengacu kepada kondisi lapangan yang
tidak terlalu menantang, sehingga dapat
diterapkan perancangan yang ideal
Faktor Perancangan Jalan:

KLASIFIKASI JALAN, KENDARAAN


RENCANA DAN FAKTOR PENGEMUDI
Definisi Jalan (UU no. 38/2004)
• Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum;
– Jalan umum dikelompokkan dalam sistem jaringan jalan,
fungsi jalan, status jalan, dan kelas jalan (pasal 5 PP
No.34/2006)
• Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun oleh
instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri;
• Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian
sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang
penggunanya diwajibkan membayar tol (fee);
Klasifikasi Jalan Antarkota
Berdasarkan Spesifikasi Penyediaan Prasarana Jalan
Klasifikasi Jalan di Indonesia
Pasal 7 dan 8 UU No. 38/2004 tentang Jalan
Klasifikasi Jalan di Indonesia
Pasal 9 dan 10 UU No. 38/2004 tentang Jalan
Hirarki Fungsi Jalan
Pada Sistem Jaringan Jalan Primer
Pasal 10 PP No. 34/2006 tentang
Jalan

Keterangan:
PKN : Pusat Kegiatan Nasional
PKW : Pusat Kegiatan Wilayah
PKL : Pusat Kegiatan Lokal
PKLing : Pusat Kegiatan Lingkungan
Hirarki Fungsi Jalan
Pada Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Pasal 11 PP No. 34/2006
tentang Jalan
Kriteria Teknis Jalan Primer
Pasal 13 dan 16 UU No. 38/2004 tentang Jalan
Kriteria Teknis Jalan Sekunder
Pasal 17 dan 20 UU No. 38/2004 tentang Jalan
Kelas Jalan
• Kelas jalan dikelompokkan berdasarkan
penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan, serta spesifikasi penyediaan
prasarana jalan
• Kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan
prasarana jalan dikelompokkan atas
– jalan bebas hambatan (freeways)
– jalan raya (highways)
– jalan sedang (roads), dan
– jalan kecil (streets)
 Jalan bebas hambatan (freeways) yang
dioperasikan sebagai jalan tol
 sekurang-kurangnya mempunyai fungsi arteri atau
kolektor
 Jalan bebas hambatan mempunyai fungsi arteri primer
atau kolektor primer.
 Jalan raya (highways), yang harus dilengkapi
dengan median, melayani fungsi arteri primer dan
kolektor primer dengan pengendalian jalan masuk
secara terbatas.
 Jalan sedang (roads), yang tidak perlu dilengkapi
dengan median serta mempunyai pengendalian
jalan masuk yang tidak dibatasi.
Kendaraan Rencana
• Kendaraan terbesar yang akan sering masih harus
dapat menggunakan jalan yang direncanakan
– Kendaraan terbesar belum tentu yg terberat
• Sebagai timbangan manuver kendaraan khususnya
pada jalan berbukit, seperti jalur wisata di daerah
pengunungan
• Sebagai kontrol kapasitas
Karakteristik
• Static Characteristics
– Berat
– Ukuran (panjang, lebar, tinggi)
• Kinematic Characteristics
– Berhubungan dengan kemampuan dalam perlambatan
dan percepatan, khususnya pada tanjakan
• Dynamic Characteristics
– Gaya-gaya yang menyebabkan dan menghambat
pergerakan
Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga
• Standar Perancangan Geometrik Jalan Perkotaan,
kendaraan rencana:
– Kendaraan penumpang
– Truk/bus tanpa gandengan
– Kombinasi
• Standar Desain Geometrik Jalan Antar Kota,
kendaraan rencana:
– Kendaraan kecil (mobil penumpang)
– Kendaraan sedang (truk 3 as tandem atau bus besar 2
as)
– Kendaraan besar (truk semi trailer)
Dimensi Kendaraan Rencana (m)
Standar Bina Marga

Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Departemen PU, Ditjen Bina Marga, 1992

Tata Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen PU, Ditjen Bina Marga, 1997
Kendaraan Rencana Khusus
Logging Truck

Double Trailer
Hauling Truck
Kendaraan Rencana Khusus
Kapasitas
Panjang
No. Jenis Truk Angkut Jumlah As
(m)
(ton)
1. Single Trailer 19,8 50 6
2. Double Trailer (SST 74) 36,5 120 14
3. Double Trailer (SDT 60) 35,4 90 12
Karakteristik Pengemudi
• Kemampuan mengemudi yang bervariasi
• Persepsi yang berbeda untuk situasi yang sama
– Pendengaran
– Penglihatan (vision)
– Konsentrasi dan reaksi
– Perilaku menggunakan telepon genggam (contoh)
• Variasi lainnya
– Cacat
– Kelelahan
– Waktu mengemudi
Karakteristik Pengemudi
• Penggunan jalan:
– Pengemudi
– Penumpang
– Pejalan kaki
– Penggunan kendaraan tidak bermotor
• Karakteristik penting dari pengemudi
– Penglihatan
– Pendengaran
– Sense
• Ada pengaruh masalah familiarity
– Daya tahan dan koordinasi
Waktu Bereaksi (Reaction Time)
Hasil Kajian AASHTO
• Masalah pengambilan keputusan
• Waktu yg diperlukan untuk merespon sesuatu
tergantung pada kompleksitas kejadian dan jumlah
informasi yang dimiliki
• Waktu bereaksi (thd sesuatu) berkisar antara 0.6
to 2.0 detik
– Meningkat 35% untuk kejadian yang tidak diperkirakan
(sampai 2.7 detik)
• Diperhitungkan dalan perencanaan jalan
Perception-Reaction Time (PIEV)
• Ability to recognize and respond
– Perception: recognition of a stimulus
– Identification: interpretation of stimulus
– Emotion: determination of appropriate response (decision-
making)
– Volition: physical execution of a decision
• 95% of drivers → 2 seconds or less for most common
situations
• AASHTO → 2.5 secands for Stopping Sight Distance
– Slower responders, Complex situations, Unexpected situations
Road User Behavior
• Psychological
– Motivation, Intelligence, Attentiveness
• Attitudinal
– Risk, Regulation, Impatience, Anger
• Maturity and Experience
• Fatigue, Drugs, Alcohol
• Age and Physical Disability
• Weather and Light Conditions
Faktor Perancangan Jalan:

ARUS, KAPASITAS DAN KECEPATAN


LALU LINTAS
Arus Lalu Lintas
• Jumlah entitas lalu lintas (orang/barang/kendaraan) yang melintasi
suatu potongan melintang jalur dalam rentang waktu tertentu
• Untuk jalan, arus lalu lintas umumnya digunakan rentang waktu 1
jam (terkait kapasitas dan kinerja lalu lintas, sering disebut Volume
Lalu Lintas) dan 1 hari (untuk menggambarkan besaran demand)
• Dalam rentang waktu yang digunakan, dianggap arus pada kondisi
steady state (konstan). Terdapat arus demand dan arus aktual
– Bila arus demand semakin besar → kecepatan (rata-rata) akan berkurang
– Bila arus demand lebih besar dari kapasitas → arus aktual akan berkurang,
kecepatan juga berkurang secara signifikan
Arus-Kecepatan dan Kapasitas Lalu Lintas
Kecepatan
1.5
𝑉
Kecepatan 𝑆𝑣 = 𝑆𝑜 1 − 0.5
Arus Bebas 𝐶
(Free Flow Speed)

Kecepatan
Saat Kapasitas

Kapasitas
VCR = 1 Arus
Volume Lalu Lintas Rencana
• Lintas Harian Rata-rata, LHR, (Avarage Daily Traffic,
ADT) bervariasi menurut hari, minggu, bulan dan
tahun
• LHR tahunan (Annual Avarage Daily Traffic/AADT)
– rata-rata tahunan volume lalu lintas per hari
– jumlah lalu-lintas dalam satu tahun dibagi jumlah hari
dalam satu tahun
Volume Lalu Lintas Rencana
• Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR)
– prakiraan volume lalu lintas harian pada akhir tahun
rencana lalu lintas
– kendaraan/hari atau satuan mobil penumpang/hari
(smp/hari)
• Satuan LHR:
– kendaraan/hari (total 2 arah)
Volume Jam Perencanaan (VJP)
• Volume lalu lintas per jam yang dipakai sebagai dasar
perencanaan.
• Prakiraan volume rencana lalu lintas pada jam sibuk tahun
rencana lalu lintas [smp/jam]
• Volume lalu lintas untuk perencanaan geometrik umumnya
ditetapkan dalam Satuan Mobil Penumpang per satuan waktu
(smp/waktu)
– Konversi kendaraan ke smp dengan dikalikan oleh nilai ekivalensi
mobil penumpang (emp)
• VJP digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasillitas
lalu lintas lainnya yang diperlukan.
– VJP = VLHR x K,
– K adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk
Pertumbuhan Lalu Lintas

Linier

P(t ) = Po (1 + i) t Bunga-berbunga (compound rate)

K Po eit Logistik
P(t ) =
K + Po (eit − 1)
P(t) : Nilai tahun ke-t
Po : Nilai tahun ke-0
K : Carrying Capacity (Nilai jenuh)
t : tahun
i : tingkat pertumbuhan
Kapasitas Jalan (MKJI 1997)
• Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang
dapat dipertahankan pada suatu bagian (segmen)
jalan
• Kapasitas jalan yang dihitung adalah koreksi dari
kapasitas dasar dengan faktor penyesuaian
• Kapasitas dasar adalah kapasitas suatu segmen
jalan dalam kondisi dasar tertentu
Kapasitas Dasar Jalan Antar Kota

PP no. 34/2006 tentang Jalan


Highway Capacity

Kapasitas lalu lintas jalan didefinisikan sebagai arus


maksimum yang dapat melalui suatu garis tegak lurus
sumbu jalan yang kemungkinan dapat terjadi per satuan
jam pada kondisi tertentu.
Kapasitas Jalan MKJI
Kapasitas Jalan Perkotaan:

Kapasitas Jalan Antarkota:


Kapasitas Jalan MKJI

Kapasitas Jalan Bebas Hambatan:


Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai


kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang
akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan
bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor
lain di jalan
Kecepatan Arus Bebas MKJI
Kecepatan Arus Bebas Jalan Perkotaan:

Kecepatan Arus Bebas Jalan Antarkota:


Kecepatan Arus Bebas MKJI

Kecepatan Arus Bebas Jalan Bebas Hambatan:


Tingkat Pelayanan (LoS)
• Rasio volume terhadap kapasitas (v/c)
– v merupakan arus jam rencana dan c merupakan kapasitas jalan
– Dalam MKJI (1997) digunakan istilah derajat kejenuhan, DS
• DS diusahakan sebesar ≤ 0,75.
• Tingkat pelayanan atau Level of Service (LoS) merupakan
konsep pengukuran mutu arus lalu lintas
– Dipopulerkan di USHCM (US Highway Capacity Manual)
– Pengukuran mutu ini adalah menurut persepsi pengguna jalan
– LoS dalam enam kategori: A sampai F
• LoS A menyatakan mutu terbaik dan LoS F menyatakan mutu terburuk
PerMenHub No. 14/2006
Kecepatan Rencana
• Kecepatan menurut ketentuan perencanaan dapat
berupa :
– Kecepatan rencana (design speed),
– Kecepatan jalan (average running speed),
• Kecepatan rencana :
– kecepatan yang ditetapkan untuk perancangan dan
mengkorelasikan semua bentuk fisik jalan
• tikungan, kemiringan jalan, jarak pandangan, dll
Kecepatan Rencana
UU no. 38/2004 dan PP No. 34/2006

Anda mungkin juga menyukai