Anda di halaman 1dari 50

TEKNIK LALU LINTAS – PERTEMUAN 2 & 3

KARAKTERISTIK
TRANSPORTASI JALAN RAYA
KARAKTERISTIK KENDARAAN & JALAN

OLEH : WIRDATUN NAFIAH PUTRI, S.T.,M.T


TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi kendaraan


2. Mahasiswa mampu menyebutkan karakteristik kendaraan
3. Mahasiswa mampu menyebutkan karakteristik jalan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menggambarkan
bagian-bagian jalan
5. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi jalan
KLASIFIKASI KENDARAAN (MKJI,1997)
FUNGSI KENDARAAN

• Angkutan Pribadi
• Angkutan Umum
• Angkutan Barang
• KARAKTERISTIK
STATIK
KARAKTERISTIK • KARAKTERISTIK
KENDARAAN KINEMATIK
• KARAKTERISTIK
DINAMIK
KARAKTERISTIK STATIK • Dimensi
KENDARAAN • panjang,
lebar, tinggi
• Radius
Putar
Input dalam penentuan standar • Tapak
rancangan komponen fisik jalan Kendaraan
• Berat
seperti:
• Berat total
• Lebar lajur, tinggi bebas dan
dan berat
ruang untuk gerakan sumbu
belok/berbalik arah/berputar • Kapasitas
• Lebar bahu muat
• Panjang dan lebar tempat
parkir
• Panjang lengkung vertical, dll
DIMENSI KENDARAAN

• Dimensi berpengaruh terhadap lebar lajur, lebar bahu yang


diperkeras, ruang parkir, jarak pandang henti dan jarak
pandang menyiap
• Panjang alas roda mempengaruhi radius belok kanan serta alih
gerak serta lintasan kendaraan ditikungan
• Tinggi kendaraan mempengaruhi JPH, JPM dan panjang
lengkung vertikal
JARAK PANDANG
1) Jarak Pandangan Henti ; jarak yang diperlukan
kendaraan untuk berhenti, ditentukan oleh:
• Jarak PIEV

• Jarak rem/mengerem
JARAK PANDANG

• Jarak pandang menyiap


a) Jarak PIEV
JARAK PANDANG

b) Jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama berada


di jalur lawan

c) Jarak bebas yang harus ada antara kendaraan menyiap


dan kendaraan yang datang
d3=30-100 m
JARAK PANDANG
d) Jarak yang ditempuh kendaraan yang datang selama
gerakan menyiap
JARAK PANDANG DAN
DAERAH PANDANGAN
BERAT KENDARAAN

• Berat kendaraan dan sumbu berat mempengaruhi


struktur perkerasan, konsumsi bahan bakar,
karakteristik percepatan dan karakteristik
pengereman
• Kapasitas muat adalah berat maksimum yang dapat
dipikul oleh kendaraan dikurangi berat sendiri
• Kapasitas maksimum digunakan untuk desain
struktur kendaraan
UKURAN KENDARAAN MAKSIMUM TIAP KELAS
JALAN (PASAL 19 PP NO.79/2013 TENTANG
JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
MUATAN SUMBU TERBERAT UNTUK TIAP
KELAS JALAN (PASAL 19 PP NO.79/2013
TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN
KARAKTERISTIK KINEMATIK
KENDARAAN
• Karakteristik kinematik melibatkan pergerakan kendaraan
tanpa mempertimbangkan gaya-gaya yang menyebabkan
terjadinya pergerakan
• Unsur Utamanya adalah Kemampuan percepatan kendaraan
• Percepatan Kendaraan mempengaruhi:
• Gerakan menyiap
• Penerimaan celah (gap)
• Ukuran jalur penghubung bebas hambatan (freeway ramp)
• Ukuran lajur menyiap, dll
KARAKTERISTIK DINAMIK
KENDARAAN
• Karakteristik dinamik mempertimbangkan gaya-gaya yang
menyebabkan pergerakan
• Yang berkaitan dengan karakteristik dinamik kendaraan adalah:
• Tahanan udara
• Tahanan kemiringan
• Tahanan gelinding
• Tahanan lengkung dari system roda
• Kebutuhan daya
• Jarak pengereman
• Jari-jari lengkung
• Biaya Operasi Kendaraan
• Konsumsi bahan bakar yang
dipengaruhi oleh kelandaian
jalan, tekanan ban dan
hambatan
KARAKTERISTIK • Biaya konsumsi oli dan
LAINNYA depresiasi
• Keamanan ; untuk menghindari
kecelakaan dan perlindungan
terhadap kendaraan dan isinya
• Penglihatan
• Penerangan
Pandangan Kedepan
Kondisi berbahaya pada pesimpangan
saat pengemudi memusatkan
perhatian pada kendaraan lain yang
KEMAMPUAN bergerak
PANDANGAN
Pandangan kesamping dan
kebelakang

• Penting untuk gerakan memutar


• Pandangan kebelakang harus dapat
dilakukan dengan cermin internal
dan eksternal kecuali untuk
memarkir
KARAKTERISTIK JALAN
• GEOMETRIK
JALAN
• Tipe jalan
KARAKTERISTIK • Lebar jalur
JALAN MENURUT
MKJI, 1997 • Kereb/bahu jalan
• KARAKTERISTIK
ARUS
• AKTIVITAS
SAMPING JALAN
GEOMETRIK JALAN
TIPE JALAN, MKJI 1997

• Jalan dua lajur dua arah (2/2 UD)


• Jalan empat lajur dua arah
➢Tak terbagi (tanpa median) (4/2 UD)
➢Terbagi (dengan median) (4/2 UD)
• Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D)
• Jalan satu arah (1-3/1)
GAMBAR TIPE JALAN
DEFINISI JALAN (UU 38/2004)

Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,


termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel
BAGIAN-BAGIAN JALAN
(PP 34/2006)
Ruang
Ruang manfaat Ruang milik
pengawasan
jalan (Rumaja) jalan (Rumija)
jalan (Ruwasja)

Meliputi badan jalan Merupakan ruang tertentu di


termasuk perkerasan jalan, luar ruang milik jalan yang
median,jalur pemisah dan Meliputi ruang manfaat jalan ada di bawah pengawasan
bahu jalan, saluran tepi jalan, dan sejalur tanah tertentu di penyelenggara jalan agar
trotoar, gorong-gorong, luar ruang manfaat jalan tidak mengganggu pandangan
ambang pengaman dan pengemudi dan untuk
bangunan pelengkap jalan pengamanan konstruksi jalan

untuk memenuhi
persyaratan keluasan
Ruang sepanjang jalan yang keamanan, keperluan
dibatasi lebar, tinggi dan pelebaran ruang manfaat
kedalaman tertentu jalan pada masa yang akan
datang, dan untuk ruang
terbuka hijau
GAMBAR BAGIAN-BAGIAN JALAN
(PENJELASAN PP 34/2006)
• Jalur (travelled/carriage way) adalah bagian jalan yang dipergunakan
untuk lalu lintas kendaraan
• Lajur adalah bagian dari jalur yang memanjang, dengan atau tanpa
marka jalan yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan
bermotor sedang berjalan selain sepeda motor
• Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan jalur lalu lintas
dengan ataupun tanpa diperkeras
• Trotoar (side walk) adalah jalur yang terletak bersisian dengan jalur
lalu lintas yang khusus diperuntukkan bagi pejalan kaki (pedestrian)
• Bangunan pelengkap berfungsi sebagai pendukung fungsi dan
pengamanan meliputi jembatan, terowongan, lintas atas (fly over,
elevated road), lintas bawah (underpass), tempat parkir, gorong-
gorong, tembok penahan, dan saluran tepi jalan
KRITERIA DAN DIMENSI RUANG-RUANG JALAN
(PP 34/2006)
UKURAN BAGIAN-BAGIAN
RUANG MILIK JALAN
LEBAR MINIMUM BADAN JALAN

Jenis Lebar badan


Fungsi Jarak Persimpangan Jumlah
AngkutanYang Jalan
Jalan Perjalanan Sebidang Akses
Dilayani Minimum (m)

Arteri Angkutan Utama Jauh 11.00


Diatur Dibatasi
Pengumpul atau
Kolektor Sedang 9.00
Pembagi
Angkutan
Lokal 7.50
Setempat Tidak
Dekat Tidak Diatur
Angkutan Dibatasi
Lingkungan 3.5 - 6.5
Lingkungan
JALAN MENURUT
PERUNTUKANNYA (UU 38/2004)

Jalan umum
• Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum

Jalan khusus
• Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk
kepentingan sendiri
Jalan tol
• Jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan
dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan
membayar tol
Sistem jaringan jalan
adalah satu kesatuan
SISTEM JARINGAN
ruas jalan yang saling
JALAN
menghubungkan dan
mengikat pusat-
pusat pertumbuhan
dengan wilayah yang
berada dalam
pengaruh
pelayanannya dalam
satu hubungan
hirarkis
SISTEM JARINGAN JALAN

Sistem jaringan jalan primer


• Berperan dalam pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan

Sistem jaringan jalan sekunder


• Berperan dalam pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat di dalam kawasan perkotaan
JALAN Jalan arteri,
UMUM Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak
MENURUT jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna
FUNGSINYA
Angkutan utama adalah angkutan bernilai ekonomis tinggi dan volume besar

Jalan kolektor
Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan
ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi
Angkutan pengumpul adalah angkutan antara yang bersifat mengumpulkan
angkutan setempat untuk diteruskan ke angkutan utama dan sebaliknya ,serta
bersifat membagi dari angkutan utama untuk diteruskan ke angkutan setempat

Jalan lokal
Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
Angkutan setempat adalah angkutan yang melayani kebutuhan masyarakat
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rendah, dan frekuensi
ulang-alik yang tinggi

Jalan lingkungan
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah
JALAN ARTERI-1
(PP 34/2006)

➢Jalan arteri primer


• Kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam
• Lebar badan jalan paling sedikit 11m
• Kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata
• Jumlah jalan masuk dibatasi
• Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan
dan/atau kawasan pengembangan perkotaan tidak
boleh terputus.
JALAN ARTERI-2
(PP 34/2006)

 Jalan arteri sekunder


❖ Kecepatan rencana minimal 30 km/jam dengan
lebar badan jalan minimal 11 m
❖ Kapasitas jalan lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata
❖ Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu
lintas lambat
JALAN KOLEKTOR-
1 (PP 34/2006)

➢ Jalan kolektor primer


 Kecepatan rencana minimal 40 km/jam
 Lebar badan jalan minimal 9 m
 Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata
 Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan
 Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan
dan/atau kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh
terputus.
JALAN
KOLEKTOR-2

Jalan kolektor sekunder


 Kecepatan rencana minimal 20 km/ jam
dengan lebar badan jalan minimal 9 m
 Kapasitas jalan lebih besar daripada
volume lalu lintas rata-rata
 Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas lambat
JALAN LOKAL
(PP 34/2006)

• Jalan lokal primer


 Kecepatan rencana minimal 20 km/ jam dengan lebar
badan jalan minimal 7,5 m
 Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan
tidak boleh terputus.

• Jalan lokal sekunder


 Kecepatan rencana minimal 10 km/ jam
dengan badan jalan minimal 7,5 m
JALAN LINGKUNGAN
(PP 34/2006)
• Jalan lingkungan primer
 Kecepatan rencana min 15 km/ jam dengan lebar badan jalan min
6,5 m
 Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan
bermotor beroda tiga atau lebih harusmempunyai lebar badan
jalan minimal 3,5 m

• Jalan lingkungan sekunder


 Kecepatan rencana minimal 10 km/ jam dengan lebar badan jalan
minimal 6,5 m
 Jalan lingkungan sekunder yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan
bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih harus mempunyai lebar badan
jalan min 3,5 m
JALAN UMUM MENURUT STATUSNYA
(PP 34/2006)
Jalan Jalan
Jalan Provinsi Jalan Kota Jalan Desa
Nasional Kabupaten
• Jalan arteri primer • Jalan kolektor • Jalan umum dalam • Jalan kolektor • Jalan lingkungan
• Jalan kolektor primer yang sistem jaringan primer yang tidak primer dan lokal
primer yang menghubungkan jalan sekunder termasuk jalan primer yang tidak
menghubungkan ibukota provinsi yang berada di nasional termasuk jalan
antaribukota dengan ibukota dalam kota • Jalan lokal primer kabupaten di
provinsi kabupaten/kota yang kawasan pedesaan
• Jalan strategis dan antaribukota menghubungkan • Jalan umum yang
nasional kabupaten/kota ibukota kabupaten menghubungkan
• Jalan tol • Jalan strategis dengan ibukota kawasan dan/atau
provinsi kecamatan, anyat pemukiman
antaribukota di desa
kecamatan, ibukota
kabupaten dengan
pusat desa, ibukota
kecamatan dengan
desa, dan antar
desa
• Jalan sekunder
yang tidak
termasuk jalan
propinsi
• Jalan strategis
kabupaten.
KELAS JALAN MENURUT PENGGUNAAN JALAN
(PermenPU No 19/2011)

a. Jalan kelas I yaitu jalan arteri dan kolektor, dapat dilalui kendaraan bermotor dengan
lebar paling besar 2,5 (dua koma lima) meter, panjang paling besar 18 (delapan belas ) m,
tinggi paling besar 4,2 (empat koma dua)meter dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh)
ton

b. Jalan kelas II yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan , dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan lebar paling besar 2,5 (dua koma lima) meter, panjang paling besar 12
(delapan belas ) m, tinggi paling besar 4,2 (empat koma dua) meter dan muatan sumbu
terberat 8 (delapan) ton
c. Jalan kelas III yaitu jalan arteri, kolektor, local dan lingkungan , dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan lebar paling besar 2,1 (dua koma satu) meter, panjang paling besar 9
(sembilan ) m, tinggi paling besar 3,5 (tiga koma lima) meter dan muatan sumbu terberat
8 (delapan) ton
d. Jalan khusus yaitu jalan arteri, dapat dilalui kendaraan bermotor dengan lebar paling
besar 2,5 (dua koma lima) meter, panjang paling besar 18 (delapan belas ) m, tinggi paling
besar 4,2 (empat koma dua)meter dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh)
ton
KELAS JALAN MENURUT
PENYEDIAAN PRASARANA
JALAN (PP 34/2006)
Jalan bebas
Jalan raya Jalan sedang Jalan kecil
hambatan
• Pengendalian • Jalan umum • Jalan umum • Jalan umum
jalan masuk untuk lalu dengan lalu untuk lalu
secara penuh lintas menerus lintas jarak lintas
• Tidak ada • Pengendalian sedang setempat
persimpangan jalan masuk • Jalan masuk • Min 2 lajur 2
sebidang terbatas tidak dibatasi arah
• Dilengkapi • Dilengkapi • Min 2 lajur 2 • Lebar jalur
pagar ruang dengan arah min 5,5 m
milik jalan median • Lebar jalur
• Dilengkapi • Minimal 2 lajur min 7 m
dengan tiap arah
median dengan lebar
• Minimal 2 lajur jalur min 7 m
tiap arah
dengan lebar
min 3,5 m
KESIMPULAN

1. KLASIFIKASI KENDARAAN (MKJI,1997)


2. KARAKTERISTIK KENDARAAN
3. KARAKTERISTIK JALAN MENURUT MKJI, 1997
4. BAGIAN-BAGIAN JALAN
5. KLASIFIKASI JALAN MENURUT PERUNTUKAN,
SISTEM JARINGAN, FUNGSI, STATUS, KELAS,
PENYEDIAAN PRASARANA

Anda mungkin juga menyukai