Anda di halaman 1dari 65

KARAKTERISTIK SISTEM

LALU LINTAS
KARAKTERITIK SISTEM LALU LINTAS
KOMPONEN SISTEM LALU LINTAS
1. Uraian
2. Karakteristik Sarana
3. Karakteristik Pemakai Jalan
4. Karakteristik Prasarana

KARAKTERISTIK UTAMA ARUS LALU LINTAS


1. Uraian
2. Komponen Utama Arus lalu lintas
3. Karakteristik Volume Lalu Lintas
4. Hubungan antara komponen arus lalu lintas
5. Karakteristik Kecepatan Dan Volume Lalu Lintas
6. faktor Unit Kendaraan Ringan (UKR)

TINGKAT PELAYANAN JALAN


1. Uraian
2. Kecepatan-Volume-Kepadatan
3. Klasifikasi tingkat pelayanan jalan

KARAKTERISTIK SEKUNDER ARUS LALU LINTAS


1. Uraian
2. Jarak dan waktu antara kendaraan
3. Jarak pandang
SARANA
- dimensi
- berat
KOMPONEN SISTEM - kapasitas angkut
LALU LINTAS - tenaga gerak
- karakteristik pengendalian

Pengaruh Luar
- TGL dan Aktivitas
SDM/Orang
- Cuaca (kondisi jalan,. Jarak Pemakai Jalan : orang yang
pandang, kinerja kendaraan) menggunakan sistem jalan,
- Desain kendaraan mengendalikan gerak kendaraan dan
- Desain prasaraan jalan diri sendiri.
- Kondisi arus lalu lintas - Pengemudi
- Pejalan Kaki

Karakteritik Pemakai Jalan :


Rekayasa lalu lintas - Karakterstik Mental
- Karakteristik Fisik, kekuatan,
penglihatan, pendengaran,
umur dan resksi

PRASARANA
SISTEM LALU LINTAS
Komponen Sistem Lalu lintas
 Pemakai jalan (Pengemudi dan Pejalan Kaki)
 Sarana Angkutan (kendaraan) Interaksi dann
 Prasarana jalan dan lingkungan kombinasi

Karakteristik Pergerakkan lalu lintas penumpang dan barang

Hukum
Sasaran Pengaturan Lalu lintas
Pengaturan lalu lintas merupakan upaya
pemecahan permasalahan mobilitas yang berusaha
untuk mengkombinasikan unsur permintaan
(volume) dan penawaran (kapasitas) dengan
sasaran :
 Efisiensi perjalanan
 Keselamatan
 Kwalitas lingkungan
 Efisiensi energi
Faktor-faktor utama dalam
kecelakaan jalan
Kecelakaan di jalan terjadi karena :
 Kehilangan kendali atas kendaraan di
belokan
 Tabrakan sewaktu mendahului

 Mengemudi terlalu cepat untuk jarak


pandang dan koefisien gesekan jalan
tersebut.
Unsur-unsur yang mempengaruhi kecelakaan:
 Kecepatan

 Keputusan pengemudi

 Radius lengkung (horizontal&vertikal)

 Pemeliharaan permukaan jalan, dan koefisien


gesekan
 Jarak pandang

 kanalisasi
Jenis Lokasi Terjadinya Kecelakaan

 Lokasi dengan fasilitas yang sudah buruk


dimana peningkatan kecepatan dan
volume telah melampaui standar desain ;
 Lokasi dengan situasi berbahaya yang
disebabkan oleh :
- Dilakukannya kompromi-kompromi disain
- Dilakukannya modifikasi
- Timbulnya keadaan yang tak terduga
Kecelakaan di persimpangan terutama terjadi karena
kegagalan peraturan prioritas yang seharusnya mengatur
konflik antara kendaraan –kendaraan dan juga dengan
pejalan kaki.

Alasan utama kegagalan :


 Pengemudi berjalan terlalu cepat, dan tidak mampu
bereaksi secara aman terhadap situasi yang berbahaya,
biasanya dengan berhenti atau menggerakkan
kendaraan memutari rintangan.
 Pengemudi menyalahgunakan atau tidak mengerti
peraturan prioritas dan menciptakan situasi yang
berbahaya dan situasi yang tidak diharapkan
Akibat pergerakkan lalu lintas kendaraan adalah
munculnya ketidaknyamanan lingkungan, yakni
seperti terjadinya polusi udara,air, suara, vibrasi
dan sebagainya.
* Polusi udara, mengakibatkan timbulnya :
- Perpindahan oksigen
- Pencemaran racun kimia (Pb, CO,-CO2)
- Persoalan debu dan bau

* Polusi udara/tanah dapat meracuni


penyediaan air minum, makanan dan
tanaman.
* Kebisingan  pendengran mejadi rusak
* Getaran  kerusakan struktur konstruksi
bangunan
* Gangguan penglihatan
KARAKTERISTIK SARANA
Dalam berlalu lintas terdapat banyak jenis kendaraan
yang masing-masing mempunyai ciri tersendiri, dengan
berbagai perbedaan seperti :
 Dimensi,
 Berat,
kapasitas angkut,
 tenaga penggerak,
 karakteristik pengendalian

yang sangat berpengaruh dalam operasi lalu lintas


sehari-hari serta dalam perencanaan dan pengendalian
lalu lintas
Karakteristik kendaraan
 karakteristik fisik ( dimensi dan berat ),
Maksud digunakannya suatu kendaraan sudah barang
tentu akan mempengaruhi karakteristik fisik kendaraan.
 Unjuk kerja,
 Fungsi,
 Kecepatan dan kapasitas angkut merupakan hal yang
penting,
 Keamanan, kenyamanan, kecocokan, sifat dan
nilai dari muatan, perlindungan terhadap muatan,
satuan ukuran, jarak perjalanan, dan sebagainya.
1. KLASIFIKASI
KENDARAAN BERMOTOR
Kendaraan pada dasarnya dibuat untuk memenuhi
salah satu dari 3 kegunaan dasar angkutan, yaitu :

 Angkutan Pribadi
 Angkutan Umum
 Angkutan Barang
Klasifikasi Kendaraan
Menurut Jenisnya
Macam-macam Kendaraan yang ada
•Kereta dorong
•Kereta hewan seperti sado,delman,dokar
•Sepeda becak
•Bajaj, bemo, kendaraan mini,
•Sepeda motor, ojek
•Mobil, jeep, Kendaraan dengan daya gerak 4 roda, taxi, station
wangon, kombi
•Pick Up, kendaraan barang ringan ( 2 as, 4 roda)
•Mikrolet, oplet, mikrobis
•Bis metromini,minibis, kopaja
•Bis kota, bis kota bertingkat
•Kendaraan barang sedang ( 2 as, 6 roda)
•Kendaraan barang berat ( lebih dari 2 as)
•Mobil barang gandengan
•Mobil tempelan
Klasifikasi Menurut Jenis
 Sepeda Motor
 Mobil Penumpang (seat<=8)  sedan, minibus,
St.wagon, jeep, KB roda 3.
 Mobil Bus (Seat > 8)
 Kendaraan Barang (MB Ringan, Sedang (truk sumbu
tunggal&tandem), MB berat (truk sumbu triple, truk
gandengan sumbu tunggal, tandem& triple)
 Mobil Kendaraan Khusus (Mobil Tangki BBM, Truk
Semen Molen, Kend. Pengangkut barang berbahaya,
Mobil derek)
Klasifikasi Kendaraan
Menurut Berat dan Dimensi
 Panjang Maksimum (Bus =12 m, Mbl Barang dengan/tanpa
gandengan=16,5/9m, MBl barang dengan tempelan 15,5 m, mbl
penumpang = 6 m, panjang kereta gandengan bersumbu satu =
5m)
 Ketentuan panjang muatan menjorok, lebar dan tinggi yang
diijinkan (ke belakang<=2m dari sisi belakang; kedepan <kaca
depan)
 Panjang rangkaian kend.penarik (tractor head) dan kereta tempelan
maks 17,5 m, lbr maks 2,5 m, tinggi maks 4 m
 Mobil kend khusus mengikuti berat dan dimensi mobil barang
 Berdasarkan Berat/MST
a. KB dengan muatan sumbu = 10 ton
b. KB dengan muatan sumbu = 8 ton
c. KB dengan muatan sumbu =<8 ton, atau 5 ton
Klasifikasi Kendaraan Menurut Jenis
dan MST (no tempelan/gandengan)
 Mbl Pnp sumbu tunggal (1.1) : MST< 3,5 ton
 Mbl Bus
a. Bus Sdg sumbu tunggal (1.2) : MST 8 ton
b. Bus Bsr sumbu tunggal (1.2) : MST 10 ton
 Mbl Barang
a. Mbl Brng ringan sumbu tunggal (1.1) : MST<3,5 t
b. Mbl Brng sedang sumbu tunggal (1.2) : MST 5 - 8 t
c. Mbl Brng berat sumbu tunggal (1.2) : MST =10 t
d. Mbl Brng berat sumbu tandem (1.22) : MST > 10 t
 Kendaraan Khusus
a. Mbl KK ringan sumbu tunggal (1.1) : MST<3,5 t
b. Mbl KK sedang sumbu tunggal (1.2) : MST 5 - 8 t
c. Mbl KK berat sumbu tunggal (1.2) : MST =10 t
d. Mbl KK berat sumbu tandem (1.22) : MST > 10 t
Klasifikasi Kendaraan
Menurut Kelas Jaringan Jalan
Penentuan muatan sumbu setiap kendaraan yang diijinkan sesuai
muatan terberat kendaraan berdasarkan atas:
 Damage Faktor setiap sumbu kendaraan

 Nilai maks DF yang diijinkan untuk setiap sb kend sesuai muatan


sumbu terberat kendaraan
 Bts ijin maks sumbu kend sesuai dengan sb kend dan muatan
sumbu terberat kend.
Jenis dan tipe kend yang diijinkan sesuai dengan daya
dukung jalan (MST) dengan ketentuan
 Kend dgn MST 10 t : hanya pada kelas jalan MST 10 t
 Kend dgn MST 8 t : pada kelas jalan MST 8 & 10 t
 Kend dgn MST <8 t : semua kelas jalan MST <8 t, MST 8 t dan
MST 10 t
2. Karakteristik Fisik Kendaraan
1. Dimensi : disamping ukuran yang umum, seperti
lebar, panjang dan tinggi, maka ukuran lainnya yang
menentukan radius putar dan tapak kendaraan (
swepth path ) juga diperlukan.
2. Berat : termasuk berat total, berat sumbu dan
kapasitas muat.
3. Unjuk kerja : termasuk jenis tenaga penggerak,
karakteristik gaya dorong dan karakteristik gaya rem
( percepatan dan perlambatan).
Dimensi
Elemen–elemen utama dari dimensi kendaraan, yaitu
lebar, panjang, tonjolan depan dan belakang , panjang alas roda dan tinggi.

Dimensi kendaraan tersebut mempengaruhi :


•lebar lajur lalu lintas,
•lebar bahu jalan yang di perkeras,
•panjang dan lebar ruang parkir,
•jarak pandangan henti dan menyiap,
•kelengkungan horizontal dan vertikal.
•Panjang alas roda mempengaruhi besarnya radius membelok kendaraan.

Panjang alas roda ini bersama–sama dengan anjuran depan dan belakang akan
mempengaruhi kemampuan alih gerak kendaraan dan tapak ( lintasan )
kendaraan di tikungan.
Tinggi kendaraan menentukan ruang bebas vertikal
terhadap seluruh penghalang yang berada diatas
kendaraan, seperti jembatan, terowongan, kabel listrik
dan telepon, lampu penerangan jalan, dan sebagainya.

Tinggi mata pengemudi dari muka jalan akan


mempengaruhi jarak pandangan henti dan menyiap,
yang kemudian menentukan panjang lengkung vertikal
jalan.
Jenis kendaraan Unit Mobil Tempelan
Mopen Bus Tempelan
tunggal barang
Jarak sumbu m 12 15 18
Radius belok 7 ,6 12,6 12,6 12 13,5 13,5
minimum dalam
Radius belok 4 ,7 8 ,5 6 ,1 6 6 6 ,8
dalam m
Berat Kendaraan
 Berat kendaraan dan berat sumbu kendaraan tidak
hanya mempengaruhi desain struktur perkerasan dan
jembatan, tetapi juga konsumsi bahan bakar,
karakteristik pengereman
 Kapasitas muat kendaraan adl berat maks yang dpt
dipikul kend dikurangi berat kendnya sendiri.
 Berat maksimun  desain struktur kendaraan
 Kend yang overloading kerusakan kend & Jalan
 Konstruksi jalan dibuat atas dasar kapasitas muat
resmi/standar
Unjuk Kerja

 Pengereman
 Percepatan
 Kecepatan maximum
Pengereman/Perlambatan

 Jarak pengereman dibatasi oleh koefisien


gesekan antara ban dengan permukaan jalan,
dimana hal ini dapat bervariasi sesuai dengan
kondisi permukaan jalannya.
 Perlambatan yang normal adalah antara 1-3 m
/det². Nilai perlambatan yang lebih besar dari 3
m/det² dapat menyebabkan kondisi yang tidak
nyaman.
 Penghentian kendaraan dalam keadaan darurat
dapat menyebabkan perlambatan antara 6-10
m/det².
Percepatan
Percepatan kendaraan diatur oleh hukum newton.
Mesin memberikan gaya percepatan pada roda
kendaraan, dimana gaya ini ditahan oleh tahanan udara,
gesekan mesin, inertia, tumbukan, tahanan gelinding
dan tahanan pada tanjakan.
Percepatan dipengaruhi oleh massa, dimana tingkat
percepatan tipikal adalah :

 Mobil sedan : 0,85 – 2,20m/det²


 Mobil balap : 3,32 – 4,50 m/det²
 Angkutan umum : 0,21 – 0,56m/det²
Mercedes Seri E  100 km/jam dalam 4 detik  a = 100*1000/(4*3600) = 6.94
m/dt2
Percepatan berbagai Jenis Kendaraan
Kecepatan maximum

 kecepatan maximum terjadi pada saat


besarnya kombinasi gaya-gaya penahan
adalah sama dengan besarnya tenaga
pendorong, sehingga tidak ada gaya
percepatan lagi yang terjadi
3. Kendaraan Desain
Untuk mengkoordinasikan desain prasarana jalan terhadap
desain kendaraan, maka konsep kendaraan desain
digunakan.
Suatu kendaraan desain memiliki dimensi tertentu dan
karakteristik pengoperasian yang tipikal. Kendaraan desain
tipikal yang digunakan adalah :
 Kendaraan penumpang
 Unit tunggal truk/bus
 Semi trailer

Dimensi kendaraan didesain untuk kendaraan penumpang


unit tunggal mobil barang/bus dan semi trailer dilihat dalam
tabel dan gambar berikut :
Dimensi kendaraan desain untuk kendaraan penumpang unit tunggal mobil barang/bus
dan semi trailer

Jenis kendaraan Panjang Lebar Tinggi Depan Jarak Balakang Radius putar
total total tergantung gandar tergantung min
Kendaraan penumpang 4,7 1,7 2,0 0,8 2,7 1,2 6
Truk/bus tanpa gandengan 12,0 2,5 4,5 1,5 6,5 4,0 12
Kombinasi 16,5 2,5 4,0 1,3 4 depan 2,2 12
9 belakang
Dimensi kendaraan desain untuk kendaraan penumpang unit tunggal mobil barang/bus
dan semi trailer
4. Karakteristik Kendaraan
Lainnya
Karakteristik kendaraan lainnya yang utama adalah yang berkaitan dengan
ekonomi yaitu biaya operasi kendaraan dan keamanan.

Biaya operasi kendaraan

Komponen utama dari biaya operasi kendaraan adalah :


 Konsumsi bahan bakar: dipengaruhi oleh kelandaian
jalan, kecepatan, hambatan dan tekanan ban,
 Biaya perawatan: termasuk pengantian komponen–
komponen kendaraan dan perbaikan
 Konsumsi oli,
 Depresiasi/penyusutan kendaraan
Kecepatan kendaraan dan jumlah perubahan kecepatan
ditentukan oleh karakteristik jalan, khususnya tanjakan
dan tikungan, standard desain geometrik dan kondisi arus
lalu lintas ( kemacetan)
Keamanan

Aspek keamanan penumpang maupun muatan barang yang


di angkut :

•Usaha untuk menghindari terjadinya kecelakaan


•Perlindungan terhadap kendaraan dan isinya pada saat
terjadinya kecelakaan.

Hal ini semata–mata merupakan pertimbangan dari desain


kendaraan.
Penglihatan
Aspek keamanan dan keselamatan lalu lintas jalan
beroperasi berdasarkan prinsip melihat dan terlihat.
Para pengemudi harus dapat melihat daerah didepan
kendaraannya dengan jelas untuk menghindari penghalang
yang terdapat pada lintasannya.
Penyapu kaca depan (wiper) dan posisi mata pengemudi
merupakan suatu peralatan yang penting terhadap
penglihatan terdepan.
Pandangan kesamping diperlukan pada persimpangan,
dalam proses penglihatan dan proses pemparkir
kendaraan (kaca spion).
Pandangan kebelakang dapat dicapai dengan
menggunakan kaca spion dalam dan luar yang diperlukan
dalam proses penyiapan.
Gambar diatas menunjukkan daerah yang bisa dilihat
dari ruang kemudi mobil barang.
Penerangan
 Pengunaan lampu kendaraan mempunyai
2 maksud yaitu melihat dan terlihat.
 Kedua maksud ini dapat dicapai dengan
digunakannya lampu depan, lampu pinggir
dan lampu belakang.
 Kendaraan juga dilengkapi dengan lampu-
lampu tanda peringgatan untuk
mengerem (lampu rem) dan untuk
membelok (lampu sein depan dan
belakang).
fungsi melihat dan terlihat pada malam hari.
KARAKTERISTIK
PEMAKAI JALAN
Pengantar
 Orang yang menggunakan sistem jalan Pemakai jalan
 Dua kelas pemakai jalan : Pengemudi dan Pejalan Kaki.
 Penumpang tidak termasuk pemakai jalan  bentuk
khusus “muatan” yang harus diangkut dari suatu tempat
ke temnpat lainnya.
 Pemakai jalan harus mengerti pengoperasian sistem
jalan karena mereka harus mengendalikan pergerakkan
kendaraannya atau pergerakkan dirinya sendiri.
 Para penumpang  dinaikan dan diturunkan dari kend.
 Saat sudah turun dari kend, penumpang mejadi pemakai
jalan (pejalan kaki)
Pendahuluan
 Unsur manusia merupakan unsur yang paling
kompleks dan tidak bisa diramalkan
 Tingkah laku pemakai jalan secara individu 
faktor terpenting dalam menentukan
karakteristik arus lalu lintas. Cth 90 %
kecelakaan disebabkan faktor “kesalahan
manusia”, seperti :
1. Salah memperkirakan jarak, waktu & kecp
2. Salah pengertian terhadap alat pengendali lalu lintas
3. Tidak dapat melihat/mematuhi sistem pengendali lalu
lintas
Terdapat beragam pengaruh terhadap pemakai
jalan, antara lain :
 TGL dan aktivitasnya (rumah, jantor, industri, dll)
 Cuaca  kondisi jalan,jarak pandangan, kinerja kend.
 Desain kend  dimensi dan peruntukkannya
 Desain prasarana  jalan, persimpangan, terminal +
kelengkapan perambuan&marka dan sistem
pengendaliannya
 Kondisi arus lalu lintas  padat, sedang dan sepi

Karakteristik Pemakai Jalan


 Mental/Jiwa (Intelegensia, motivasi dna emosi)
 Fisik (pandangan,pendengaran,perasaan terhadap kestabilan)
 Waktu Reaksi
1. Karakteristik Mental

 Intelegensia, kemampuan pemakai jalan untuk menginterprestasikan


apa yang dilihat dan menyesuaiakan tingkah lakunya sesuai dengan
motivasinya sendiri. Orang yang cerdas belum tentu merupakan
penggemudi atau pejalan kaki yang baik.
 Motivasi, orang yang melakukan perjalanan untuk berbagai
alasan.seperti bekerja, bersenang-senang, bisnis pribadi, dan lain-lain.
Pertimbangan mengenai motivasi untuk melakukan perjalanan merupakan
bagian dasar dari perencanan transportasi (maksud perjalanan). Banyak
faktor dapat mempengaruhi motivasi, khususnya kelelahan dan kejenuhan.
Dalam dua hal ini, perhatian pengemudi kurang hati-hati, sehingga lebih
beresiko dengan terhadap kecelakaan.
 Emosi, kemarahan, ketakutan, kebencian dan kekawatiran semuanya
akan mempengaruhi motivasi dan pertimbangan dan oleh karena itu akan
mempengaruhi keputusan yang diambil sewaktu mengemudi. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pengalaman dan intelegensia dapat dipengaruhi
emosi.
 Belajar, Para pengemudi belajar dari pengalaman untuk mengatasi
situasi lalu lintas tertentu (atau belajar dengan berbagai cara)
2. Karakteristik Fisik

Pada sistem lalu lintas, kendaraan dikendalikan oleh


masing-masing individu. Tabrakan dapat dihindarkan
berdasarkan kondisi melihat dan terlihat.

Jadi penglihatan merupakan karakteristik fisik yang


penting bagi seorang pengendara.
Karakteristik fisik penting lainnya adalah pendengaran
dan perasaan terhadap kestabilan.
Pejalan kaki sering terlupakan pada saat
mempertimbangkan karakteristik pemakai jalan yang
diinginkan. Berjalan merupakan moda angkutan yang sama
pentingnya dengan mengemudi. Setiap orang pada suatu
waktu akan menjadi pejalan kaki.
Karaktertistik Fisik berikut dapat berlaku baik bagi pejalan
kaki maupun pengemudi.
 Penglihatan
Cahaya merambat dalam suatu garis yang lurus.
Penglihatan akan dihasilkan apabila cahaya menyentuh
retina mata, kemudian membentuk suatu bayangan
yang dikirim ke otak dan diinterprestasikan sebagai
cahaya, warna dan bentuk.
Karakteristik dari penglihatan yaitu :
 Ketajaman penglihatan: kemampuan atau untuk
menangkap obyek dan memfokuskannya secara
cepat.
 Kedalaman penglihatan : perkiraan terhadap jarak
dan khususnya perubahan jarak sewaktu kendaraan
berjalan.
 Bidang penglihatan manusia : manusia mempunyai
dua jenis penglihatan, yaitu penglihatan tajam dan
sekeliling (peripheral vision).
 Ketajaman penglihatan manusia pada sudut kerucut
10o-20o, dan penglihatan sekeliling pada sudut 120o-
180o
 Penglihatan tajam terjadi dalam sudut kerucut 3-5°
untuk paling sensitif,dan 5°–20° untuk penglihatan
yang masih memuaskan.
 Sebagian pengemudi memiliki penglihatan
terowongan (tunnel vision) yang hanya dapat
menlihat sedikit atau tidak dapat sama sekali pada
sudut kerucut yang lebih besar dari 20°.
 Penglihatan sekeliling terjadi pada zona dimana
pergerakan dan objek dapat dilihat, tetapi tidak
terlalu jelas dan tidak berwarna.
Sudut pandang mata
 Penglihatan samar-samar (glare vision): kemampuan
untuk melihat dalam cahaya yang remang-remang,
untuk melihat sorotan lampu jauh, untuk meyesuaikan
penglihatan secara cepat dari terang ke gelap, dan untuk
membedakan warna pada malam hari.
 Warna: pengenalan terhadap warna (misalnya pada
signal lalu lintas)
 Tinggi mata pengemudi: tinggi rata-rata mata
pengemudi dapat mempengaruhi banyak aspek dari
desain kendaraan dan prasarana jalan, khususnya jarak
pandangan henti dan menyiap pada lengkung vertikal.
•Pendengaran
Telinga manusia dapat memperkirakan jarak dan arah.
Meskipun demikian, diluar dugaan pendengaran
merupakan faktor yang tidak terlalu penting sewaktu
mengemudi dan pada saat terjadinya kecelakaan.
Penelitian di Amerika menunjukan bahwa seseorang
dengan pendengaran yang kurang baik cederung untuk
mengemudikan kendaraan secara lebih hati-hati sebagai
kompensasinya, dan bahkan lebih sedikit mengalami
kecelakaan dibandingkan dengan pengemudi yang
memiliki pendengaran yang normal. Sesuai dengan hal itu,
di Amerika Serikat atau Eropa, ketulian tidak menghalangi
seorang untuk mendapatkan surat izin mengemudi.
•Perasaan terhadap kestabilan

Pengemudi memiliki perasaan terhadap gaya gravitasi dan


ketidak rataan permukaan (perasaan terhadap kondisi yang
tegak digunakan untuk menentukan kemiringan melintang
jalan dan superelevasi). Ketidak rataan permukaan jalan
tidak hanya menyebabkan terjadinya kerusakan pada
kendaraan saja tetapi juga akan mempengaruhi
kenyamanan dan kontrol pengemudi sehingga dapat
menyebapkan mereka untuk berjalan lebih lambat.
3. Waktu Reaksi
Pengemudi bereaksi terhadap rangsangan . kecepatan
reaksi dipengaruhi oleh baik karakteristik fisik maupun
karakteristik mental, dan prosesnya diringkas seperti
berikut ini :

 Persepsi: informasi diterima oleh mata dan dikirim ke otak.


 Identifikasi: otak menerima dan menginterprestasikan pesan-pesan
tersebut.
 Evaluasi: otak mengevaluasi informasi dan memutuskan untuk
melakukan suatu aksi. Jika aksi reflek diperintahkan, maka aksi
tersebut tidak diputuskan secara sadar dan evaluasi tidak dilakukan.
 Volition: otak mengirimkan keputusannya dan tubuh bereaksi
(kemauan) secara fisik.
 Waktu yang diperlukan dari saat informasi diterima sampai reaksi
seringkali di sebut waktu PIEV, atau waktu reaksi.Hal ini tidak boleh
dikacaukan waktu PIEP tidak termasuk waktu waktu yang
diperlukan bagi kendaraan untuk bereaksi terhadab operasi alat
pengendalian.
 Waktu PIEV meningkat sesuai dengan meningkatnya jumlah pilihan
dan kerumitan keputusan yang harus dilakukan, atau dengan
meningkatnya umur. Seorang perekayasa lalu lintas yang baik selalu
mencoba untuk mengurangi jumlah dan kerumitan keputusan yang
harus dilakukan oleh waktu PIEV digunakan untuk menghitung
hubungan antara kecepatan dan jarak tempuh, khususnya jarak
pandangan henti, jarak pandangan menyiap, kecepatan yang aman
pada persimpangan, waktu kuning pada signal lalu lintas, dan lain-
lain.Waktu PIEV dapat bervareasi dari 0,5 sampai 4 detik, tetapi
asumsi rata-rata yang biasanya diambil adalah sebesar 2,5 detik.
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Reaksi

Terdapat beragam faktor yang dapat mengubah tingkah


laku pengemudi (khususnya yang mempengaruhi
kecepatan reaksi) tetapi juga proses mental (jiwa).
Faktor yang paling penting adalah :
 Umur
 Kelelahan
 Alkohol dan Obat
 Penyakit dan cacat tubuh
 Cuaca, altitude dan ventilasi
 Latihan, pendidikan dan penindakan
b. Orang yang mudah mendapat
kecelakaan
 Ada sebagian pengemudi yang dapat
mengalami kecelakaan lebih sering
dari pada yang diperkirakan, tanpa
ada lalasan-alasan yang nyata.
c. Pejalan Kaki
Pejalan kaki juga mengunakan sistem jalan.
Karakteristik fisik dan mental pejalan kaki
secara alamiah adalah sama dengan
pengemudi. Akan tetapi :
 Pejalan kaki kurang mendapatkan latihan
mengenai peraturan jalan
 Secara fisik pejalan kaki mungkin cacat, buta
atau pincang
 Pejalan kaki mungkin buta huruf
 Kecepatan berjalan kaki biasanya antara
1-1,5 m/detik, tetapi orang tua mungkin
lebih lambat. Waktu reaksi dari pejalan
kaki lebih panjang dari pada pengemudi,
yaitu rata-rata 4-5 detik, khususnya
karena tingkat kewaspadaan yang
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai